Anda di halaman 1dari 8

Nama : Catur Agung Budiadi

NIM : 050747864
Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

TUGAS 2

1. Dunia ekonomi tidak akan pernah lepas dari bisnis. Karena bisnis membuat kesejahteraan
masyarakat dan nasional meningkat. Dengan bisnis, banyak tercipta lapangan pekerjaan
sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi. Bisnis pun mampu mengubah seseorang (pelaku
bisnis) menjadi mandiri, kreatif dan inovatif. Di Indonesia, bisnis berkembang dengan cepat.
Tidak sedikit masyarakat yang menggeluti dunia bisnis dengan berbagai macam jenis
kepemilikan. Berdasarkan pernyataan tersebut uraikan bentuk-bentuk kepemilikan bisnis,
bagaimana keunggulan dan kelemahannya, serta berikan contohnya.
Jawab:
Setiap bisnis dimiliki oleh satu atau beberapa orang dengan satu atau beberapa jenis
kepemilikan. Semua wirausahawan harus mampu memutuskan bentuk legal kepemilikan
bisnisnya. Ada tiga jenis kepemilikan bisnis yang bersifat tradisional, yaitu perusahaan
perseorangan, kemitraan, dan korporasi (Fry et al., 2000; Ebert & Griffin, 2009; Ferrell et al.,
2011), berikut penjelasannya:
a. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan pada umumnya didirikan dan dimiliki oleh perseorangan.
Karena dimiliki oleh perseorangan atau secara individu maka tanggung jawab pemilik
tidak terbatas dan keberlanjutannya juga hanya ditentukan oleh seorang pemilik
tersebut. Pemilik perusahaan perseorangan juga harus menyediakan dana yang cukup
besar untuk menjalankan bisnisnya.
Keunggulan dari perusahaan perorangan yaitu:
1) Membutuhkan investasi dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Dengan kata lain,
perusahaan perseorangan mudah dimulai dan mudah diakhiri. Memulai bisnis dapat
dilakukan dengan membeli atau menyewa peralatan sederhana dan akan menjual
atau mengembalikan peralatan tersebut ketika perusahaan ditutup.
2) Bisa menjadi bos di perusahaan milik sendiri. Bekerja di perusahaan milik sendiri
dapat menentukan semua aturan sendiri. Kesalahan yang dilakukan adalah
kesalahan sendiri, dan kesuksesan yang diterima adalah kesuksesan yang diraihnya
sendiri.
3) Bangga terhadap karya sendiri, Seorang pebisnis yang memiliki dan mengelola
perusahaannya sendiri akan merasa bangga pada hal yang telah dikerjakannya dan
mendorong untuk bersemangat mencapai yang terbaik.
4) Prosedur dan aturan hukumnya sederhana. Perusahaan perseorangan tidak
mengalami kesulitan dalam memperoleh izin usaha.
5) Tidak perlu membayarkan keuntungan yang diperoleh kepada orang lain atau
pemerintah.
6) Pajak perusahaan perseorangan rendah. Semua pajak perusahaan perseorangan
merupakan pajak perseorangan pemilik sehingga pembayaran pajak merupakan
pajak penghasilan pemilik yang merupakan tarif normal.
Sedangkan kelemahan dari perusahaan perseorangan yaitu:
1) Tanggung jawab pemilik tidak terbatas dan lemahnya keberlanjutan bisnis tersebut.
Tanggung jawab pemilik yang tidak terbatas ini menyebabkan harta pribadi dan harta
perusahaan tercampur, serhingga hutang pribadi pun tidak dapat dipisahkan dari
hutang perusahaan.
2) Sumber daya keuangan sangat terbatas. Hal ini disebabkan tidak ada pemilik modal
lain selain pemilik itu sendiri, maka bila tidak ada lagi modal pemilik, maka
perusahaan juga akan berhenti beroperasi.
3) Kesulitan dalam pengelolaan. Semua bisnis memerlukan manajemen atau
pengelolaan yang memerlukan laporan persediaan, akuntansi, pajak, dan
sebagainya. Hal ini disebabkan tidak ada seorang pun yang ahli dalam semua bidang
dan sulitnya mendapatkan karyawan yang ahli dalam semua bidang tersebut dengan
upah yang rendah. Pada umumnya, karyawan yang ahli dalam semua bidang
tersebut telah bekerja di perusahaan besar dengan gaji tinggi.
4) Komitmen terhadap waktu sangat besar. Pemilik perusahaan perseorangan harus
selalu mengatur jadwal dengan ketat untuk mengelola bisnis, melatih karyawannya,
dan berbagai kegiatan lain dalam hidupnya. Hal ini disebabkan tidak ada orang lain
dalam perusahaan perseorangan yang dapat berbagi pengelolaan dengannya.
5) Keuntungan pribadi sedikit. Jika Anda menjadi bos di perusahaan sendiri, Anda akan
kehilangan keuntungan yang diperoleh bila bekerja pada orang lain, seperti asuransi,
rekreasi perusahaan, biaya pengobatan, dan sebagainya.
6) Pertumbuhan atau ekspansi dalam perusahaan perseorangan pada umumnya tidak
terlalu besar. Hal ini disebabkan perusahaan perseorangan hanya mengandalkan
kreativitas, pengetahuan, dan dana milik sendiri.
7) Jika pemilik perusahaan perseorangan meninggal, maka besar kemungkinan
perusahaan tersebut ikut mati.
Contoh dari perusahaan perseorangan adalah toko kelontong, warung madura, warung
kopi, dan lain-lain
b. Persekutuan atau partnership
Persekutuan atau partnership merupakan bentuk legal kepemilikan bisnis kedua, yang
sering disebut dengan persekutuan. Berikut beberapa jenis persekutuan, antara lain:
1) Persekutuan umum (general partnership) merupakan persekutuan di mana semua
pemilik berbagi dalam kegiatan operasional bisnis dan dalam mengasumsikan
tanggung jawab atas hutang perusahaan. Persekutuan umum (general partner)
merupakan pemilik (sekutu) yang memiliki tanggung jawab terbatas dan aktif
mengelola perusahaan.
2) Persekutuan terbatas (limited partner) merupakan pemilik yang menginvestasikan
dana atau uang nya ke dalam bisnis tetapi tidak memiliki tanggung jawab mengelola
hutangnya atau kerugiannya dalam investasi. Tanggung jawabnya terbatas, dalam
arti sekutu terbatas tidak bertanggung jawab atas hutang perusahaan di luar apa
yang telah diinvestasikan ke dalam perusahaan tersebut. Dengan kata lain,
tanggung jawabnya hanya sebatas jumlah dana yang ditanamkan dalam
perusahaan.
3) Persekutuan yang terbatas kepemilikannya (master limited partnership). Bentuk
persekutuan ini mirip dengan korporasi yang kegiatannya juga mirip korporasi,
namun pajaknya merupakan pajak partnership dan bertujuan menghindari tarif pajak
korporasi.
Bentuk kepemilikan persekutuan merupakan perusahaan perseorangan, namun dimiliki
oleh lebih dari satu orang, yang bertindak sebagai pemilik dan sekutu. Rekan
persekutuan atau sekutu tersebut akan menginvestasikan dananya baik dalam jumlah
yang sama ataupun berbeda dari pemilik dan mendapatkan keuntungan. Jumlah
keuntungan yang diperoleh tidak dipengaruhi oleh investasi dana yang ditanamkan oleh
rekan kerjasama. Namun demikian, tanggung jawab pihak-pihak yang melakukan
persekutuan umum ini masih tidak terbatas sehingga keputusan mengenai keberlanjutan
bisnis ini juga ditentukan bersama rekan persekutuannya. Pengelolaan bisnis ini dapat
dibatasi berdasarkan kesepakatan antara pemilik dan rekan Persekutuan.
Berikut beberapa keunggulan dari jenis kepemilikan Persekutuan atau rekanan, yaitu:
1) Lebih banyak mendapatkan dana karena melibatkan lebih dari satu orang. Mereka
dapat mengumpulkan uang untuk memulai bisnisnya, terutana persekutuan terbatas,
Bentuk usaha ini lebih memudahkan pemilik dan rekan Kerjasama mencari pinjaman
modal di bank.
2) Pengelolan bisnis dilakukan secara bersama-sama dengan keahlian dan
pengetahuan yang saling melengkapi dalam mengelola bisnis sehari-hari. Para
anggota sekutu tersebut akan saling bebas mengatur waktunya dalam mengelola
bisnis.
3) Kepemilikan bisnis ini adalah kemampuannya untuk tumbuh lebih besar daripada
perusahaan perseorangan karena ada tambahan talenta dan modal dari rekan
kerjasama.
4) Tidak ada tarif pajak khusus untuk bentuk persekutuan. Tarif pajak yang diberlakukan
adalah pajak perseorangan, yaitu pemiliknya saja.
Sedangkan kelemahan dari bentuk Persekutuan, yaitu:
1) Tidak terbatasnya tanggung jawab yang akan membuat bisnis semakin sulit dikelola.
Satu sekutu juga dilibatkan menanggung kesalahan anggota sekutu lainnya. Ada
kalanya, anggota sekutu menanggung kerugian perusahaan karena tidak ada
pemisahan tanggung jawab.
2) Apabila salah satu pihak yang berkerjasama tersebut meninggal maka
keberlanjutannya sulit dipertahankan.
3) Transfer kepemilikan sulit dilakukan bila tidak ada konsensus dari kedua belah
pihak. Keuntungan sulit dibagi apabila tidak ada sistem pembagian keuntungan
yang jelas.
4) Rekan kerja dapat menjalin komitmen dengan berbagai pihak lain tanpa diketahui
oleh rekan kerja lainnya sehingga mereka menjadi tidak berkonsentrasi dalam
menjalankan bisnisnya. Selain itu, pihak pemberi dana atau kreditur dapat menilai
atau menyatakan bahwa kepemilikan tersebut sama dengan perusahaan
perseorangan yang dianggap sebagai aset personal sehingga masing-masing pihak
harus bertanggung jawab atas hutangnya secara personal.
Contoh dari jenis kepemilikan Persekutuan adalah Firma Hukum, Firma Akuntansi,
Konsultan Bisnis, CV. Tunas Muda, dan lain-lain.
c. Korporasi
Korporasi merupakan pemisahan entitas bisnis yang dimiliki oleh para pemegang
saham. Korporasi juga merupakan entitas legal berizin negara dengan otoritas untuk
bertindak dan mempunyai kewajiban terpisah dari para pemiliknya. Korporasi sangat
berbeda dari kedua jenis kepemilikan bisnis sebelumnya, yaitu perusahaan
perseorangan dan kerjasana. Istilah korporasi menggambarkan ukuran dan kekuasaan
yang besar. Dalam kenyataannya, korporasi menunjukkan berbagai karakteristik seperti
status hukum sebagai suatu entitas, hak dan kewajiban, serta jangkauan. Sebagai suatu
entitas. korporasi dapat dikelola, dijual, dan dapat membuat dan menjual produk.
Tanggung jawab yang dimiliki adalah sebesar modal yang diinvestasikan ke dalamnya.
Dalam pengelolaannya, korporasi dikendalikan oleh dewan direktur (board of directors)
yang dipilih dari para pemegang saham.
Berikut keunggulan dari korporasi:
1) Adanya keterbatasan tanggung jawab yang hanya sebesar modal yang ditanamkan
dalam korporasi tersebut. Aset personal para pelaku bisnis dalam korporasi
mendapat perlindungan atau tidak dicampuradukkan dengan aset korporasi.
2) Mudah dalam mendapatkan tambahan modal atau dana. Apabila korporasi
membutuhkan tambahan dana maka saham atau kepemilikan korporasi dapat dijual
kepada para investor. Korporasi juga lebih dipercaya dalam mendapatkan dana
dengan meminjam dari pihak lain.
3) Mempunyai kesempatan untuk meningkatkan jumlah dananya maka korporasi dapat
dikembangkan lebih besar menggunakan peralatan dan fasilitas yang terbaru.
Korporasi juga dapat mendatangkan orang ahli untuk mengelola dan
mengembangkan bisnisnya.
4) Keberlanjutan korporasi dapat terjamin karena dengan menjual sahamnya maka
korporasi akan dapat menyediakan dana yang lebih besar. Kelangsungan hidup
korporasi ini disebut tidak terbatas. Apabila salah pemilik saham meninggal dunia
maka keberlanjutan bisnis tetap dapat dipertahankan.
5) Mengalami perubahan kepemilikan dengan cara menjual lembar saham yang
dimilikinya.
6) Pemisahan antara pemilik dan pengelola. Korporasi dapat meningkatkan jumlah
dananya dari para pemilik atau investor tanpa melibatkan pemilik dana tersebut
dalam pengelolaan bisnis. Bentuk kepemilikan bisnis korporasi ini lebih baik daripada
bentuk kepemilikan sebelumnya, baik perusahaan perseorangan maupun kerja
sama.
Sementara itu, kelemahan dari korporasi, yaitu:
1) Proses legal yang digunakan, peraturan yang sangat ketat, biaya untuk memulai
bisnis awal besar, dan berbagai persyaratan lain yang sangat kompleks.
2) Penghitungan pajak ganda. Pajak pertama merupakan pembayaran pajak yang
diperoleh dari keuntungan perusahaan. Kemudian, para pemegang saham juga akan
membayar pajak atas keuntungan yang telah diterimanya (devidend). Oleh karena
itu, ada dua pajak yang harus dibayarkan, pajak korporasi dan pajak kepemilikan.
3) Ukuran korporasi yang besar menyebabkan perusahaan tidak fleksibel dalam
menanggapi perubahan pasar yang cepat dan sulit dihentikan.
4) Memungkinkan terjadinya konflik antara pemegang saham dan dewan direktur.
5) Biaya awal mengelola korporasi sangat besar. Keunggulan dan kelemahan korporasi
ini telah mendorong para ahli menyusun berbagai jenis korporasi untuk
mengantisipasi kelemahan dan meningkatkan keuntungan bentuk kepemilikan bisnis
korporasi tersebut.
Contoh dari jenis kepemilikan korporasi yaitu PT. Bank BCA, PT. Telekomunikasi
Indonesia (Persero) Tbk, PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, dan lain-lain
2. Perusahaan yang sukses pada umumnya berhasil menjaga budaya organisasi yang sehat
diantara karyawannya. Budaya organisasi yang sehat dapat dibuktikan melalui hubungan
yang kuat antara komitmen karyawan, kepuasan pelanggan, kepemimpinan dan inovasi.
Budaya organisasi bukanlah sesuatu yang ‘pasti’ dan tidak akan berubah, namun budaya
organisasi perlu menyesuaikan dengan perubahan strategi dan tujuan perusahaan sehingga
perusahaan perlu melakukan perubahan budaya organisasi. Perubahan budaya organisasi
akan mengubah cara hidup dan napas suatu perusahaan. Secara jangka panjang, hal ini
akan membentuk cara pengambilan keputusan, penyesaian pekerjaan, prioritas pekerjaan,
interaksi antara karyawan, pelanggan dan mitra kerja. Berdasarkan pernyataan tersebut,
uraikan mengenai budaya organisasi pada perusahaan di tempat Anda bekerja, atau budaya
organisasi perusahaan di Indonesia atau perusahaan asing yang diterapkan dalam rangka
mencapai tujuan organisasi.
Jawab:
Budaya organisasi merupakan nilai, keyakinan, tradisi. filosofi, dan model peran bersama
mengenai perilaku. Budaya organisasi dapat diekspresikan secara formal melalui misi, kode
etik, manual, upacara atau ritual, dan sebagainya. Adakalanya, budaya organisasi juga
diekspresikan secara informal, seperti pakaian kerja, kebiasaan kerja, kegiatan ekstra, dan
sebagainya. Budaya organisasi juga membantu karyawan atau semua anggota organisasi
menjamin bahwa semua peraturan mengenai cara organisasi dijalankan dan cara
permasalahan yang ada dapat diselesaikan.
Fungsi budaya organisasi adalah membedakan atau mencirikan satu organisasi yang
berbeda dari organisasi lainnya. Budaya organisasi juga mencerminkan identitas anggota
organisasi. Hal ini akan membuat individu merasa bangga terhadap organisasinya dan giat
bekerja dalam organisasi tersebut. Budaya organisasi juga dapat menyusun komitmen
anggota terhadap organisasinya sehingga mampu membangun loyalitas dan kesetiaannya
pada organisasi. Organisasi juga mendorong stabilitas sistem sosial.
Pada organisasi tempat saya bekerja yaitu Kementerian Keuangan memiliki lima budaya
organisasi yang wajib dijalankan oleh setiap pegawai Kementrian Keuangan. Lima budaya
tersebut ditetapkan melalui Keputusan Menteri Keuangan nomor 127/KMK.01/2013 tanggal
03 April 2013 tentang Program Budaya Lingkungan Kementrian Keuangan Tahun 2013, yang
terdiri dari:
1) Satu informasi setiap hari: Dalam rangka mendorong seluruh Pegawai Negeri Sipil dan
Calon Pegawai Negeri Sipil Kementrian Keuangan (Pegawai Kementrian Keuangan)
mencari informasi yang positif dan membaginya (sharing) dengan Pegawai Kementrian
Keuangan lain nya untuk pengetahuan bersama.
2) Dua menit sebelum jadwal: Melatih, membiasakan dan menumbuhkan kedisiplinan
seluruh Pegawai Kementrian Keuangan dengan hadir di ruang/tempat rapat 2 (dua) menit
sebelum rapat di mulai sesuai jadwal, guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi rapat.
3) Tiga dalam setiap hari: Mendorong seluruh Pegawai Kementrian Keuangan terbiasa
memberikan pelayanan terbiak dan bersikap sopan serta santun, dengan memberikan
salam sesuai dengan waktunya, yatu selamat pagi, selamat siang dan selamat sore
4) Rencanakan, kerjakan, monitoring dan tindaklanjuti (Plan-do-check-action): Agar seluruh
Pegawai Kementrian Keuangan dalam melaksanakan tugas sehari-hari menerapkan etos
kerja dan prinsip manajemen yang baik, dengan senantiasa membuat perencanaan
terlebih dahulu, mengerjakan hingga tuntas dan benar, memantau dan mengevaluasi
proses dan hasil terhadap sasaran dan spesifikasi dan melaporkan hasil nya dan
menindaklanjuti hasil untuk dilakukan perbaikan.
5) Ringkas, rapi, resik, rawat, rajin (5R): Mendorong tumbuh nya kesadaran, keyakinan dan
kepedulian Pegawai Kementrian Keuangan terkait penting nya penataan ruang kantor
dan dokumen kerja yang ringkas, rapi, resik/bersih melalui perawatan yang dilakukan
secara rutin, agar tercipta lingkungan kerja yang nyaman guna meningkatkan etos kerja
dan semangat berkarya.

Sumber:
- BMP EKMA4111 Pengantar Bisnis
- Materi Inisiasi
- KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/KMK.01/2013

Anda mungkin juga menyukai