Anda di halaman 1dari 4

NAMA : WENNY

NIM : 045269909

PRODI : AKUNTANSI

UPBJJ : MAKASSAR

1. Kepemilikan Bisnis
a. Perusahaan perseorangan
Perusahaan perseorangan pada umumnya didirikan dan dimiliki oleh perseorangan. Karena
dimiliki oleh perseorangan atau secara individu maka tanggung jawab pemilik tidak terbatas
dan keberlanjutannya juga hanya ditentukan oleh seorang pemilik tersebut. Pemilik
perusahaan perseorangan juga harus menyediakan dana yang cukup besar untuk
menjalankan bisnisnya. Perusahaan perseorangan memiliki beberapa keunggulan,
diantaranya:
1. Membutuhkan investasi dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Dengan kata lain,
perusahaan perseorangan mudah dimulai dan mudah diakhiri. Memulai bisnis dapat
dilakukan dengan membeli atau menyewa peralatan sederhana dan akan menjual atau
mengembalikan peralatan tersebut ketika perusahaan ditutup. Dalam perusahaan
perseorangan, pemilik mengambil keputusan sendiri tanpa ada konsultan dalam
membuat keputusan.
2. Bisa menjadi bos di perusahaan milik sendiri. Bekerja di perusahaan milik sendiri dapat
menentukan semua aturan sendiri. Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan sendiri, dan
kesuksesan yang diterima adalah kesuksesan yang diraihnya sendiri.
3. Bangga terhadap karya sendiri, Seorang pebisnis yang memiliki dan mengelola
perusahaannya sendiri akan merasa bangga pada hal yang telah dikerjakannya dan
mendorong untuk bersemangat mencapai yang terbaik.
4. Prosedur dan aturan hukumnya sederhana. Perusahaan perseorangan tidak mengalami
kesulitan dalam memperoleh izin usaha.
5. Tidak perlu membayarkan keuntungan yang diperoleh kepada orang lain atau
pemerintah.
6. Pajak perusahaan perseorangan rendah. Semua pajak perusahaan perseoranga n
merupakan pajak perseorangan pemilik sehingga pembayaran pajak merupakan pajak
penghasilan pemilik yang merupakan tarip normal.

Di sisi lain, ada beberapa kelemahan perusahaan perseorangan,


diantaranya:
1. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas dan lemahnya keberlanjutan bisnis tersebut.
Tanggung jawab pemilik yang tidak terbatas ini menyebabkan harta pribadi dan harta
perusahaan tercampur, serhingga hutang pribadi pun tidak dapat dipisahkan dari hutang
perusahaan. Sumber daya keuangan sangat terbatas. Hal ini disebabkan tidak adapemilik
modal lain selain pemilik itu sendiri, maka bila tidak ada lagi modal pemilik, maka
perusahaan juga akan berhenti beroperasi. Apabila perusahaan perseorangan ini akan
mengambil, kredit dari bank untuk memperbesar modalnya, maka biasanya perusahaan
perseorangan akan mengalami kesulitan karena pihak bank juga menganggap perusahaan
perseorangan sebagai perusahaan yang penuh resiko.
3. Kesulitan dalam pengelolaan. Semua bisnis memerlukan manajemen atau pengelolaan
yang memerlukan laporan persediaan, akuntansi, pajak, dan sebagainya. Hal ini disebabkan
tidak ada seorang pun yang ahli dalam semua bidang dan sulitnya mendapatkan karyawan
yang ahli dalam semua bidang tersebut dengan upah yang rendah. Pada umumnya,
karyawan yang ahli dalam semua bidang tersebut telah bekerja di perusahaan besar dengan
gaji tinggi. Komitmen terhadap waktu sangat besar. Pemilik perusahaan perseorangan harus
selalu mengatur jadwal dengan ketat untuk mengelola bisnis, melatih karyawannya, dan
berbagai kegiatan lain dalam hidupnya. Hal ini disebabkan tidak ada orang lain dalam
perusahaan perseorangan yang dapat berbagi pengelolaan dengannya.
5. Keuntungan pribadi sedikit. Jika Anda menjadi bos di perusahaan sendiri, Anda akan
kehilangan keuntungan yang diperoleh bila bekerja pada orang lain, seperti asuransi,
rekreasi perusahaan, biaya pengobatan, dan sebagainya.
6. Pertumbuhan atau ekspansi dalam perusahaan perseorangan pada umumnya tidak terlalu
besar. Hal ini disebabkan perusahaan perseorangan hanya mengandalkan kreativitas,
pengetahuan, dan dana milik sendiri.
7. Jika pemilik perusahaan perseorangan meninggal, maka besar kemungkinan perusahaan
tersebut ikut mati.

b. PERSEKUTUAN ATAU PARTNERSHIP


Persekutuan atau partnership merupakan bentuk legal kepemilikan bisnis kedua, yang
sering disebut dengan persekutuan. Ada beberapa jenis persekutuan, yaitu persekutuan
umum (general partnership), persekutuan terbatas (limited partnership) dan persekutuan
yang terbatas kepemilikannya
(master limited partnership).
1. Persekutuan umum (general partnership) merupakan persekutuan di mana semua pemilik
berbagi dalam kegiatan operasional bisnis dan dalam mengasumsikan tanggung jawab atas
hutang perusahaan. Persekutuan umum (general partner) merupakan pemilik (sekutu) yang
memiliki tanggung jawab terbatas dan aktif mengelola perusahaan.
2. Persekutuan terbatas (limited partner) merupakan pemilik yang menginvestasikan dana
atau uang nya ke dalam bisnis tetapi tidakmemiliki tanggung jawab mengelola hutangnya
atau kerugiannya dalaminvestasi. Tanggung jawabnya terbatas, dalam arti sekutu terbatas
tidak bertanggung jawab atas hutang diinvestasikan ke dalam perusahaan tersebut. Dengan
kata lain, tanggung perusahaan di luar apa yang telah diinvestasikan ke dalam perusahaan
tersebut. Dengan kata lain, tanggung jawabnya sebatas jumlah dana yang ditanamkan
dalam perusahaan.
3. Persekutuan yang terbatas kepemilikannya ( master limited parnertship). Bentuk
persekutuan ini mirip dengan korporasi yan kegiatannya juga mirip korporasi, namun
pajaknya merupakan pajak parnertship da bertujuan menghindari tarif pajak korporasi.
Bentuk kepemilikan persekutuan merupakan perusahaan perseorangan, namun dimiliki
oleh lebih dari satu orang, yang bertindak sebagai pemilik dan sekutu. Bentuk kepemilikan
bisnis dengan persekutuan ini adalah bentuk yang unik. Pada umumnya, mereka
memutuskan untuk membentuk bisnis kerjasama bila keluarga atau teman memutuskan
bahwa mereka ingin mengumpulkan sumber daya dan dananya untuk bersama-sama
memulai bisnis. Bentuk bisnis persekutuan ini dibentuk karena rekan kerjanya mempunyai
bakat yang unik untuk dikembangkan, atau bisnis yang semula dilakukan dalam bentuk
perusahaan perseorangan memerlukan lebih banyak dana yang tidak dapat disediakan
sendiri, atau dua atau lebih orang tersebut memang menginginkan untuk bekerja sama
membangun bisnis.

c. D. KORPORASI
Korporasi juga merupakan entitas legal berizin negara dengan otoritas untuk bertindak dan
mempunyai kewajiban terpisah dari pemiliknya. Korporasi sangat berbeda dari kedua jenis
kepemilikan bisnis sebelumnya, yaitu perusahaan perseorangan dan kerjasana. Istilah
korporasi menggambarkan ukuran dan kekuasaan yang besar. Dalam kenyataannya,
korporasi menunjukkan berbagai karakteristik seperti status hukum sebagai suatu entitas,
hak dan kewajiban, serta jangkauan. Sebagai suatu entitas, korporasi dapat dikelola, dijual,
dan dapat membuat dan menjual produk. Tanggung jawab yang dimiliki adalah sebesar
modal yang diinvestasikan ke dalamnya. Dalam pengelolaannya, korporasi dikendalikan oleh
dewan direktur (board of directors) yang dipilih dari para pemegang saham.
Ada beberapa keuntungan korporasi, yaitu:
1. Adanya keterbatasan tanggung jawab yang hanya sebesar modal yang ditanamkan dalam
korporasi tersebut. Aset personal para pelaku bisnis dalam korporasi mendapat
perlindungan atau tidak dicampuradukkan dengan aset korporasi.
2. Mudah dalam mendapatkan tambahan modal atau dana. Apabila korporasi
membutuhkan tambahan dana maka saham atau kepemilikan korporasi dapat dijual kepada
para investor. Korporasi juga lebih dipercaya dalam mendapatkan dana dengan meminjam
dari pihak lain.
3. Mempunyai kesempatan untuk meningkatkan jumlah dananya maka korporasi dapat
dikembangkan lebih besar menggunakan peralatan dan fasilitas yang terbaru. Korporasi juga
dapat mendatangkan orang ahli untuk mengelola dan mengembangkan bisnisnya.
4. Keberlanjutan korporasi dapat terjamin karena dengan menjual sahamnya maka
korporasi akan dapat menyediakan dana yang lebih besar. Kelangsungan hidup korporasi ini
disebut tidak terbatas. Apabila salah pemilik saham meninggal dunia maka keberlanjutan
bisnis tetap dapat dipertahankan.
5. Mengalami perubahan kepemilikan dengan cara menjual lembar saham yang dimilikinya.
6. Pemisahan antara pemilik dan pengelola. Korporasi dapat meningkatkan jumlah dananya
dari para pemilik atau investor tanpa melibatkan pemilik dana tersebut dalam pengelolaan
bisnis. Bentuk kepemilikan bisnis korporasi ini lebih baik daripada bentuk kepemilikan
sebelumnya, baik perusahaan perseorangan maupun kerja sama.

Selain keunggulan, korporasi juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:


1. Proses legal yang digunakan, peraturan yang sangat ketat, biaya untuk memulai bisnis
awal besar, dan berbagai persyaratan lain yang sangat kompleks.
2. Penghitungan pajak ganda. Pajak pertama merupakan pembayaran pajak yang diperoleh
dari keuntungan perusahaan. Kemudian, para pemegang saham juga akan membayar pajak
atas keuntungan yang telah diterimanya (devidend). Oleh karena itu, ada dua pajak yang
harus dibayarkan, pajak korporasi dan pajak kepemilikan.
3. Ukuran korporasi yang besar menyebabkan perusahaan tidak fleksibel dalam menanggapi
perubahan pasar yang cepat dan sulit dihentikan.
4. Memungkinkan terjadinya konflik antara pemegang saham dan dewan direktur.
5. Biaya awal mengelola korporasi sangat besar. Keunggulan dan kelemahan korporasi ini
telah mendorong para ahli menyusun berbagai jenis korporasi untuk mengantisipasi
kelemahan dan meningkatkan keuntungan bentuk kepemilikan bisnis korporasi tersebut.

2. Microsoft dikenal sebagai contoh learning oganization yang murni. Microsoft berpegang pada
lima learning diciplines yang diidentifikasikan oleh peter senge- seorang profesor
di massachusetts institude of technology dan pengarang buku fifth dicipline(1990). Kelima
disiplin ini digambarkan sebagai dasar dari “pekerjaan learning organization” yaitu:

1. Personal Mastery (Kemampuan Pribadi). Para karyawan diharapkan mengembangkan


kapasitas pribadi mereka untuk mencapai tujuan mereka sendiri, dan tujuan
perusahaan, yang pada gilirannya diatur untuk mendukung usaha pribadi tersebut.
2. Mental Models (Model Mental). Mengembangkan “cara berpikir” yang benar untuk
mengendalikan tindakan dan keputusan.
3. Shared Vision (Visi Bersama) Komitmen dari semua anggota terhadap tujuan organisasi
dan cara untuk mencapai tujuan tersebut
4. Team Learning (Pembelajaran Kelompok). Mengeksploitasi kenyataan bahwa hasil
pemikiran keelompok lebih besar ketimbang jumlah total dari pemikiran perorangan
5. System Thinking (Pemikiran Sistem) .Bertindak dengan dasar pemahaman bahwa
tindakan dan keputasan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi mempunyai implikasi dalam
perusahaan secara keseluruhan.

Referensi : ekma4111

Anda mungkin juga menyukai