1. Konsep Elastisitas Permintaan : Elastisitas Harga, Elastisitas Silang dan
Elastisitas Pendapatan. 1.1 Pengertian Elastisitas Permintaan Elastisitas permintaan (price elasticity of demand) adalah sebuah konsep ekonomi yang di gunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh jumlah barang yang di minta terhadap harga suatu barang. Jika terjadi sebuah perubahan pada jumlah barang di pasaran maka akan mempengaruhi suatu permintaan terhadap barang tersebut. Jika harga suatu barang turun makan akan terjadi permintaan yang sangat banyak. Sebaliknya, jika harga barang naik maka permintaannya akan menjadi sedikit atau berkurang. Hukum permintaan, dimana jika suatu harga barang menjadi naik maka kualitas suatu barang akan menjadi turun dan apabila harga suatu barang turun, maka kualitas barang tersebut akan naik. 1.2 Pengelompokan Permintaan Permintaan jika ditinjau dari jumlah orang yang meminta maka permintaan ini dibedakan menjadi 2 : a) Permintaan Individu Permintaan individu adalah jumlah suatu komoditi yang bersedia dibeli individu selama periode waktu tertentu merupakan fungsi dari atau tergantung pada harga komoditi itu, pendapatan individu, harga komoditi lain, dan citarasa individu. b) Permintaan Pasar Permintaan pasar adalah suatu komoditi menunjukan jumlah alternatif dari komoditi yang diminta per periode waktu, pada berbagai harga alternatif oleh semua individu di dalam pasar. Jadi, permintaan pasar untuk suatu komoditi tergantung pada semua faktor yang menentukan permintaan individu dan selanjutnya pada jumlah pembeli komoditi tersebut di pasar. 1.3 Pergerakan Kurva Permintaan Kurva permintaan menyatakan berapa banyak konsumen bersedia membeli pada waktu per unit barang berubah. Kurva permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang diminta para pembeli. Kurva permintaan dapat dilihat pada gambar 1.1 :
Gambar 1.1. Pergerakan Kurva Permintaan
Kurva permintaan dapat terjadi perubahan yaitu apabila terjadi perubahan harga, maka hanya akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta, sehingga pergerakan akan selalu berada di sepanjang kurva permintaan. Tetapi apabila terjadi dalam perubahan determinan permintaan selain harga seperti pendapatan, harga barang lain maupun selera maka akan mengakibatkan terjadinya pergeseran kurva permintaan. Dari Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa perubahan faktor permintaan selain harga menyebabkan kurva permintaan bergeser. Misalkan jika pendapatan individu meningkat menyebabkan bertambahnya tingkat permintaan karena daya beli meningkat sehingga menggeser kurva permintaan ke kanan dari DD ke D’D’ dan sebaliknya jika pendapatan berkurang akan menyebabkan daya beli turun sehingga tingkat permintaan berkurang yang menyebabkan kurva bergeser ke kiri dari DD ke D”D”.
Gambar 1.2. Pergeseran Kurva Permintaan
1.4 Jenis -Jenis Elastisitas Permintaan Berikut ini jenis-jenis elastisitas permintaan, antara lain: 1.4.1 Elastisitas Permintaan Harga (price elasticity of demand) 1.4.1.1 Pengertian Elastisitas Permintaan Harga a) Sasono Sukimo menyatakan bahwa elastisitas harga permintaan adalah suatu pengukuran kuantitatif yang dapat menunjukan sejauh mana pengaruh perubahan harga diatas perubahan suatu permintaan. b) Salvatore menyatakan bahwa elasitas harga yaitu sebuah tingkat kepekaan yang rekatif dari jumlah yang di minta oleg konsumen akibat terjadinya perubahan suatu harga. Jadi, dapat disimpulkan bahwa elastisitas harga adalah sebuah perubahan atau seberapa banyak jumlah permintaan pada suatu jenis barang terhadap perubahan harga tertentu. Elastisitas harga permintaan adalah pengaruh perubahan dari harga terhadap besar kecilnya jumlah permintaan barang atau tingkat kepekaan dari perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan dari harga barang. 1.4.2 Elastisitas Permintaan Silang 1.4.2.1 Pengertian Elastisitas Permintaan Silang a) Mankiw menyatakan bahwa elastisitas harga silang yaitu sebuah perhitungan dari seberapa banyak kuantitas yang diminta dari suatu barang untuk merespon sebuah perubahan harga barang lain, sebagai persentase perubahan dalam kuantitas yang diminta dari suatu jenis barang Y dibagi dengan persentase perubahan harga barang X. b) Anthony menyatakan bahwa (cross elasticity of demand) yaitu sebuah proses untuk mengukur respons dalam kuantitas yang diminta dari sebuah barang ke perubahan harga barang lain yang berbeda. c) McEachem menyatakan bahwa elastisitas silang yaitu sebuah presentase berubahan permintaan suatu barang yang berakibat pada presentase perubahan suatu harga barang lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa elastisitas permintaan silang yaitu elastisitas permintaan yang hanya berhubungan dengan satu jenis barang saja. Perubahan harga salah satu barang memiliki pengaruh pada jumlah barang yang di minta oleh konsumen. 1.4.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Silang Permintaan Ada tiga faktor yang mempengaruhi nilai elastisitas permintaan, antara lain: a) Jika barang substitusi, nilainya disilangkan elastisitas permintaan positif. b) Jika barang tersebut bersifat komplementer maka nilai elastisitas silangnya sebesar tuntutan negatif. c) Apabila barang tidak berhubungan maka nilai elastisitas silangnya sebesar tuntutan sama dengan nol. 1.4.2.3 Jenis Elastisitas Silang Permintaan Nilai elastisitas permintaan bergantung pada apakah kedua barang tersebut merupakan barang substitusi, pelengkap, atau barang yang tidak memiliki hubungan yang jelas. 1) Elastisitas Silang Antara Permintaan dan Barang Substitusi Barang substitusi adalah barang yang konsumen anggap cukup identik atau serupa untuk konsumsi yang dapat dipertukarkan. Jumlah yang diminta dari dua barang substitusi berjalan berlawanan arah. Dengan kata lain, semakin sedikit seseorang mengkonsumsi suatu barang, maka semakin banyak pula orang yang mengkonsumsi barang penggantinya. Oleh karena itu, harga silang elastisitas permintaan barang-barang ini akan bernilai positif. Contoh: pertimbangkan tuntutan untuk penggantinya seperti ubi putih dan ubi jalar. Suatu hari, harga ubi putih naik signifikan dan Anda memutuskan ingin mengganti konsumsi ubi putih Anda dengan konsumsi ubi jalar. Kuantitas Anda tuntutan untuk ubi jalar putih akan berkurang sehingga menyebabkan peningkatan jumlah permintaan ubi jalar. 2) Elastisitas Silang Antara Permintaan dan Komplemen Barang komplementer adalah barang yang dikonsumsi bersama atau dalam permintaan bersama. Jumlah yang diminta untuk dua barang komplementer berjalan ke arah yang sama. Dengan kata lain, semakin banyak seseorang mengkonsumsi suatu barang, maka semakin banyak pula yang mengkonsumsi barang pelengkap tersebut. Oleh karena itu, elastisitas permintaan terhadap harga silang terhadap barang-barang tersebut akan bernilai negatif. Contoh: pertimbangkan tuntutan untuk pelengkap seperti ponsel dan kartu sim . Kemajuan teknologi menyebabkan ponsel dapat diakses secara luas dengan harga lebih murah. Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah permintaan telepon, yang menyebabkan peningkatan jumlah permintaan kartu sim. 3) Elastisitas Silang Antara Permintaan dan Barang yang Tidak Mempunyai Hubungan yang Jelas Barang yang bukan merupakan pengganti atau pelengkap dianggap tidak berhubungan. Dengan kata lain, tidak ada hubungan antara barang-barang tersebut karena barang-barang tersebut tidak bergantung satu sama lain. Nilai elastisitas silang permintaan antar barang tersebut sama dengan nol. 1.4.3 Elastisitas Pendapatan 1.4.3.1 Pengertian Elastisitas Pendapatan Menurut Salvatore, elastisitas pendapatan adalah perubahan proporsional dari jumlah barang yang diminta dibagi dengan perubahan proporsional penghasilan secara nominal. Jadi dalam ekonomi elastisitas pendapatan adalah ukuran berapa banyak perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan pendapatan konsumen. Berdasarkan sifat perubahan permintaan yang berlaku apabila pendapatan berubah maka barang dibagi menjadi 4 jenis barang yaitu : a) Barang Inferior Barang inferior adalah barang yang banyak diminta oleh orang-orang yang berpendapatan rendah. Jadi kalau pendapatan bertambah tinggi maka permintaan terhadap barang inferior akan berkurang. Contoh: ubi kayu akan diganti oleh beras jika pendapatan naik. b) Barang Esensial Barang esensial perubahan pendapatan tidak akan mengurangi atau menambah permintaan terhadap barang esensial. Contoh barang esensial yaitu barang kebutuhan pokok (sembako). c) Barang Normal Suatu barang dinamakan barang normal apabila dia mengalami kenaikan dalam permintaan sebagai akibat dari kenaikan pendapatan. Contoh: televisi, atau peralatan rumah tangga. d) Barang Mewah Barang mewah adalah barang yang perubahan jumlah barang yang diminta lebih besar dari pada perubahan pendapatan konsumen. Suatu barang dikatakan barang mewah apabila elastisitas pendapatannya lebih besar dari satu. Contoh: mobil, emas. 1.4.3.2 Jenis Pendapatan Elastisitas Permintaan Ada lima jenis elastisitas pendapatan dari permintaan: a) Tinggi: Peningkatan pendapatan disertai dengan peningkatan jumlah permintaan yang lebih besar. b) Kesatuan: Peningkatan pendapatan sebanding dengan peningkatan kuantitas yang diminta. c) Rendah: Lonjakan pendapatan kurang dari sebanding dengan peningkatan kuantitas yang diminta. d) Nol: Jumlah yang dibeli/diminta tetap sama meskipun pendapatannya berubah. e) Negatif: Peningkatan pendapatan disertai dengan penurunan kuantitas yang diminta. 1.4.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Elatisitas Pendapatan Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas pendapatan, diantaranya: a) Jumlah Kosumen Semakin banyak jumllah konsumen terhadap kebutuhan barang maupun jasa maka semakin tinggi permintaanya. b) Tingkat Kebutuhan Semakin sulit mencari suatu kebutuhan barang maupun jasa, semakin tinggi permintaanya. c) Ketersediaan Jumlah Barang Jumblah ketersedian barang di pasaran maka dapat juga mempengaruhi permintaan konsumen terhadap produsen. d) Perilaku Konsumen Biasanya barang yang sudah sering di beli atau menjadi kebiasaan konsumen, jika harganya naik, maka tidak ada pengaruh bagi konsumen untuk membelinya, dan jika harganya turun, maka konsumen akan di untungkan. 2. Faktor -Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Harga dari Permintaan Elastisitas harga permintaan merupakan tolok ukur terkait seberapa sensitif kuantitas yang diminta terhadap harganya. Contoh sederhananya, ketika harga naik maka kuantitas yang diminta turun untuk hampir semua barang dan ketika harga turun maka kuantitas permintaan akan meningkat pula. Dalam kasus ini, setidaknya ada 8 faktor yang mempengaruhi elastisitas harga permintaan, mulai dari ketersediaan barang pengganti, luasnya keberadaan produk, persentase pendapatan masyarakat, kebutuhan masyarakat, durasi perubahan harga, loyalitas terhadap suatu merek, siapa yang membeli barang dan terakhir, produk yang bisa membuat kecanduan. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan Berikut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas harga permintaan: 2.1.1 Ketersediaan Barang Pengganti Semakin banyak dan dekat barang pengganti yang tersedia, semakin tinggi kemungkinan elastisitasnya. Ini dikarenakan orang-orang dapat dengan mudah beralih dari satu barang ke barang lain jika terjadi perubahan harga yang kecil. Jika tidak ada barang pengganti, maka kemungkinan permintaannya menjadi tidak elastis. 2.2.2 Luasnya Keberadaan Produk Semakin luas keberadaan suatu produk, semakin rendah elastisitasnya. Sebagai contoh, perusahaan makanan barat akan cenderung memiliki elastisitas permintaan yang relatif tinggi jika ada pengganti tersedia. Sementara perusahaan makanan khas Indonesia bisa jadi akan memiliki elastisitas permintaan yang sangat rendah karena tidak ada pengganti. 2.2.3 Persentase Pendapatan Masyarakat Semakin tinggi persentas pendapatan konsumen yang diwakili oleh harga produk, semakin tinggi elastisitasnya karena orang akan lebih memperhatikan saat membeli barang karena biayanya. Umumnya, produk yang lebih mahal akan cenderung inelastis karena tidak bisa mewakili masyarakat luas. 2.2.4 Kebutuhan Masyarakat Semakin diperlukan suatu barang, semakin rendah elastisitasnya, karena orang akan berusaha membelinya berapapun harganya. Beberapa barang yang bisa mempengaruhi kehidupan seseorang seperti tabung oksigen atau hormon insulin masuk ke dalam kategori tersebut. 2.2.5 Durasi Perubahan Harga Untuk sebagian besar barang serta produk, seperti BBM atau sembako, semakin lama perubahan harga berlangsung, semakin tinggi kemungkinan elastisitasnya, karena semakin banyak konsumen menemukan bahwa mereka memiliki waktu dan kecenderungan untuk mencari pengganti. 2.2.6 Loyalitas Terhadap Suatu Merek Keterikatan pada merek tertentu, baik itu karena adanya tradisi atau karena adanya hambatan dalam kepemilikan, diketahui dapat menurunkan kepekaan seseorang terhadap perubahan harga, sehingga menghasilkan permintaan yang condong ke arah inelastis. 2.2.7 Siapa yang Membeli Barang Jika ada pembeli yang tidak secara langsung membayar barang yang mereka konsumsi, seperti dengan memakai rekening pengeluaran perusahaan, atau kartu kredit permintaan cenderung menjadi lebih tidak elastis. Barang-barang jenis ini umumnya berupa barang kategori tersier. 2.2.8 Produk yang Bisa Membuat Kecanduan Barang yang lebih bersifat adiktif cenderung memiliki yang inelastis. Contohnya termasuk rokok, heroin dan alkohol. Ini disebabkan karena konsumen memperlakukan barang-barang tersebut layaknya kebutuhan dan karenanya terpaksa membelinya, terlepas dari adanya perubahan harga yang signifikan. 2.2.9 Tingkat Substitusi Makin sulit mencari substitusi suatu barang, maka permintaan makin bersifat inelastis. Beras bagi masyarakat Indonesia sulit dicari substitusinya, karena permintaan beras bersifat inelastis. Garam tidak mempunyai barang substitusi juga, oleh karena itu permintaannya bersifat inelastis sempurna. 2.2.10 Jumlah Pemakai Makin banyak jumlah pemakai, maka permintaan akan suatu barang makin inleastis. Hampir semua suku bangsa di Indonesia mengkonsumsi beras sebagai bahan makanan pokok. Hal ini menjelaskan pula kepada kita bahwa elastisitas harga dipengaruhi oleh pokok tidaknya sifat suatu barang bagi kita. Namun, pokok tidaknya suatu barang adalah bersifat relatif. Peralatan elektronik (TV) bagi orang-orang yang tinggal di perkotaan mungkin menjadi barang kebutuhan pokok (selain sebagai media hiburan dan juga sebagai media informasi), tetapi lain halnya dengan orang-orang yang tinggal di pedesaan, dimana TV merupakan barang mewah dan mereka akan menunda pembelian jika harga barang tersebut mengalami kenaikan harga. 2.2.11 Proporsi Kenaikan Harga Terhadap Pendapatan Konsumen Bila proporsi itu besar, maka permintaan cenderung akan bersifat lebih elastis. Contohnya adalah barang-barang elektronik. 2.2.12 Jangka Waktu Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai pengaruh terhadap elastisitas harga. 3. Menjelaskan Konsep Elastisitas Penawaran 3.1 Pengertian Elastisitas Penawaran Elastisitas penawaran (Elasticity of Supply) merupakan ukuran yang menggambarkan sampai dimana kuantitas yang ditawarkan akan mengalami perubahan sebagai akibat perubahan harga. Elastisitas penawaran menunjukkan persentase perubahan kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat perubahan harga sebesar satu persen. Berikut beberapa pengertian elastisitas penawaran dari para ahli diantaranya: c) Menurut Ralona, elastisitas penawaran adalah tingkat tanggapan terhadap perubahan harga. Jika harga bergerak naik, biasanya penawaran akan meningkat. Jika tidak meningkat, penawaran itu tidak elastis. Penawaran dikatakan elastis jika kenaikan harga juga diikuti kenaikan produksi. d) Nicholson menyatakan bahwa elastisitas penawaran adalah mengukur ketanggapan jumlah yang ditawarkan terhadap perubahan harga komoditi itu sendiri sebagai faktor yang mempengaruhi penawaran. Dapat disimpulkan bahwa elastisitas penawaran adalah tingkat perubahan penawaran atas barang dan jasa yang diakibatkan karena adanya perubahan harga barang dan jasa tersebut. 3.2 Jenis Elastisitas Penawaran (Supply) Seperti dalam permintaan, elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu: 3.2.1 Penawaran Elastisitas Sempurna Penawaran elastisitas sempurna terjadi jika harga suatu barang tidak berubah, akan tetapi penyediaan dari barang berubah, atau dengan kata lain, penawaran elastis sempurna terjadi jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga, sehingga nilai kooefisiennya = ~ (tidak terhingga). 3.2.2 Penawaran Elastis Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran yang lebih besar. Atau dengan kata lain, penawaran elastis terjadi jika persentase perubahan penawaran barang lebih besar dari persentase perubahan harga atau apabila nilai koofisiennya >1. Contoh barang yang memiliki sifat penawaran elastis adalah barang-barang produksi pabrik yang tidak bergantung pada masa panen dan musim, seperti mie instan. 3.2.3 Penawaran Dengan Elastisitas Uniter Penawaran elastis uniter terjadi jika perubahan harga sebanding dengan perubahan jumlah penawaran. Atau bisa dikatakan elastisitas uniter jika persentase perubahan harga sama dengan persentase perubahan penawaran atau jika nilai koofisiennya =1. Penawaran bisa terjadi pada berbagai macam barang yang terjadi pada saat tertentu saja. Contoh: cabe, tomat, dan barang sejenisnya yang bisa dipanen atau dijual meski belum siap panen dan disimpan dalam waktu tertentu. 3.2.4 Penawaran Tidak Elastis (Inelastic) Penawaran inelastic terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan penawaran. Atau dengan kata lain penawaran tidak elastis terjadi jika persentase perubahan penawaran barang lebih kecil dari persentase perubahan harga atau jika nilai koofisiennya <1. Barang-barang hasil pertanian memiliki sifat penawaran inelastis karena produk pertanian dibatasi oleh masa panen dan musim. Contohnya buah durian dimana penawaran untuk produk tersebut sangat bergantung musim panennya. 3.2.5 Penawaran Inelastic Sempurna Penawaran inelastic sempurna dapat terjadi jika perubahan harga tidak dapat mempengaruhi jumlah penawaran atau jika nilai kofisiennya adalah 0. Barang yang sifat penawarannya inelastis sempurna adalah barang yang jumlahnya tidak bisa ditambah walau harga mengalami kenaikan, contohnya tanah. Ini terjadi pada barang yang kapasitas produksinya sudah optimum .
4. Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran (Supply)
Ada dua faktor yang dianggap sebagai faktor yang penting di dalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu: sifat dari perubahan biaya produksi dan jangka waktu dimana penawaran tersebut dianalisis. 4.1 Sifat Perubahan Biaya Produksi Bagaimana biaya produksi akan berubah sekiranya harus dilakukan pertambahan produksi, sangat besar pengaruhnya kepada elastisitas penawaran. Penawaran akan bersifat tidak elastis apabila kenaikan penawaran hanya dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Tetapi jika penawaran dapat ditambah dengan mengeluarkan biaya tambahan yang tidak terlalu besar, penawaran akan bersifat elastis. Apakah biaya produksi akan meningkat dengan cepat atau akan mengalami pertambahan yang sedikit saja, apabila produksi ditambah, tergantung kepada banyak faktor. Salah satu faktornya yang penting adalah sampai dimana tingkat penggunaan kapasitas alat produksi yang dimiliki perusahaan. Apabila kapasitasnya telah mencapai tingkat yang tinggi, investasi baru haruslah dilakukan untuk menambah produksi. Dalam keadaan ini kurva penawaran akan menjadi tidak elastis, terutama apabila faktor produksi yang diperlukan untuk menaikkan produksi sangat sukar diperoleh. 4.2 Jangka Waktu Analisis Jangka waktu yang dimaksud disini adalah lamanya waktu produksi yang juga dipengaruhi oleh faktor penyediaan sumber daya. Di dalam menganalisis pengaruh waktu kepada elastisitas penawaran, biasanya dibedakan tiga jenis jangka waktu, yaitu: 4.2.1 Masa Amat Singkat Yang dimaksudkan dengan masa amat singkat adalah jangka waktu di mana para penjual tidak dapat menambah penawarannya. Dalam waktu satu/beberapa hari saja semua input tetap; oleh karena itu, para produsen/penjual tidak dapat segera menambah jumlah yang ditawarkan, meskipun konsumen bersedia membayar harga yang tinggi. Jumlah barang yang ditawarkan tergantung dari banyaknya persediaan yang ada pada saat itu. Dengan demikian penawarannya bersifat tidak elastis sempurna. 4.2.2 Jangka Pendek Di dalam jangka pendek kapasitas alat-alat produksi yang ada tidak dapat ditambah. Tetapi setiap perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia itu dengan cara menggunakan faktor produksi, termasuk barang modal, secara lebih intensif. 4.2.3 Jangka Panjang Diartikan jangka waktu yang cukup lama hingga para produsen dapat menambah kapasitas produksi dengan menambah modal tetap (pabrik baru, mesin, perluasan areal pertanian, dan sebagainya) untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan masyarakat. Makin lama jangka waktu, makin elastis penawaran. Dalam jangka panjang, perkembangan teknik produksi di sektor industri dan produksi secara besar malah dapat menyebabkan harga turun, sehingga barang yang dulu dipandang barang mewah dan mahal menjadi barang kebutuhan biaya yang terbeli juga oleh orang banyak. Produksi dan jumlah barang yang ditawarkan dapat dengan mudah ditambah dalam jangka panjang, oleh karena itu, penawaran bersifat elastis. 4.2.4 Faktor Lain Adapun beberapa faktor lain yang bisa mempengaruhi elastisitas penawaran, yaitu: 4.2.4.1 Jenis Produk Contohnya, kurva penawaran produk pertanian umumnya inelastis, sebab produsen tidak mampu memberikan respons yang cepat terhadap perubahan harga karena sangat dibatasi masa panen dan musim. Jika harga beras naik 10%, petani harus menanam dahulu dan baru 3-4 bulan kemudian dapat memanen hasil. Yang perlu diketahui, khusus pada awal panen barang pertanian masih bersifat elastis karena hasil panen masih melimpah. Sifat elastis berangsur-angsur berubah menjadi inelastis berakhirnya masa panen. Sementara kurva penawaran produk industri umumnya elastis, sebab mampu merespon cepat terhadap perubahan harga, produsen dapat leluasa untuk menambah atau mengurangi produk. Bila harga tekstil meningkat, pabrik tekstil akan memperpanjang jam kerja mesin, menambah pekerja harianatau memberi kesempatan lembur. 4.2.4.2 Kemampuan Penjual/Produsen Merubah Jumlah Produksi Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan cenderung tidak elastis apabila salah satu dari berbagai hal berikut terjadi: a. Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika produksi saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal, maka penambahan satu unit produksi akan menambah biaya rata-rata dan mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak ekonomis. b. Kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akan memerlukan pabrik/mesin baru. Misalnya, yang membutuhkan investasi besar. Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah sebaliknya. 4.2.4.3 Sifat Ketahanan Barang Makin tahan sesuatu barang disimpan dalam gudang makin besar elastisitas penawarannya dibandingkan barang yang tidak tahan untuk disimpan lebih lama. Apabila suatu barang tidak tahan lama (mudah rusak/ membusuk) seperti halnya hasil pertanian, maka barang tersebut cenderung memiliki penawaran yang inelastis. Barang tersebut biasanya tidak terlalu sensitif terhadap perubahan harga. 4.2.4.4 Sifat Alamiah Suatu Barang Produk primer memiliki elastisitas yang rendah (inelastis) dibandingkan dengan produk manufaktur yang memiliki elastisitas penawaran yang tinggi (elastis) relatif terhadap perubahan harga. Contoh harga penawaran beras lebih rendah daripada meja. 4.2.4.5 Tingkat Teknologi Makin canggih teknologi yang digunakan maka semakin tinggi jumlah penawarannya. Patung Asmat dibuat dengan teknologi yang sederhana dan menggunakan keahlian tangan manusia. Patung Asmat tidak dibuat dengan menggunakan teknologi modern. Dengan demikian, penawaran patung Asmat bersifat inelastis. Walaupun harga naik sangat tinggi, jumlah yang ditawarkan masih terbatas karena tingkat teknologi yang sederhana. 4.2.4.6 Kapasitas Produksi Bila kapasitas produksi (kemampuan memproduksi) suatu barang belum digunakan sepenuhmya (belum optimal) maka sifat penawaran barang tersebut elastis karena produsen masih sanggup menambah jumlah produksi. Akan tetapi, bila kapasitas produksi sudah optimal maka sifat penawarannya inelastis bahkan bisa inelastis sempurna, karena jumlah produksi tidak dapat ditambah lagi. 4.2.4.7 Jumlah Produsen Semakin banyak jumlah produsen maka semakin tinggi penawaran suatu barang, demikian sebaliknya. Sebagai contoh adalah perusahaan mie instan, semakin banyak perusahaan yang memproduksi mie instan, maka semakin banyak jumlah mie instan yang ditawarkan di pasaran. 4.2.4.8 Kemudahan Substitusi Faktor Produksi/Input Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan tenaga kerja, semakin elastis penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital dan tenaga kerja, semakin mudah produsen memenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini karena kapital dan tenaga kerja lebih fleksibel, sehingga dapat ditambah atau dikurangi sewaktu waktu dibutuhkan.