Anda di halaman 1dari 15

03 .

DINDA T2 Elastisits 2023

1. Konsep Elastisitas Permintaan : Elastisitas Harga, Elastisitas Silang dan


Elastisitas Pendapatan.
1.1 Pengertian Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan (price elasticity of demand) adalah sebuah konsep
ekonomi yang di gunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh jumlah
barang yang di minta terhadap harga suatu barang. Jika terjadi sebuah perubahan
pada jumlah barang di pasaran maka akan mempengaruhi suatu permintaan
terhadap barang tersebut. Jika harga suatu barang turun makan akan terjadi
permintaan yang sangat banyak. Sebaliknya, jika harga barang naik maka
permintaannya akan menjadi sedikit atau berkurang. Hukum permintaan, dimana
jika suatu harga barang menjadi naik maka kualitas suatu barang akan menjadi
turun dan apabila harga suatu barang turun, maka kualitas barang tersebut akan
naik.
1.2 Pengelompokan Permintaan
Permintaan jika ditinjau dari jumlah orang yang meminta maka permintaan
ini dibedakan menjadi 2 :
a) Permintaan Individu
Permintaan individu adalah jumlah suatu komoditi yang bersedia dibeli
individu selama periode waktu tertentu merupakan fungsi dari atau tergantung
pada harga komoditi itu, pendapatan individu, harga komoditi lain, dan citarasa
individu.
b) Permintaan Pasar
Permintaan pasar adalah suatu komoditi menunjukan jumlah alternatif dari
komoditi yang diminta per periode waktu, pada berbagai harga alternatif oleh
semua individu di dalam pasar. Jadi, permintaan pasar untuk suatu komoditi
tergantung pada semua faktor yang menentukan permintaan individu dan
selanjutnya pada jumlah pembeli komoditi tersebut di pasar.
1.3 Pergerakan Kurva Permintaan
Kurva permintaan menyatakan berapa banyak konsumen bersedia membeli
pada waktu per unit barang berubah. Kurva permintaan dapat didefinisikan
sebagai suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu
barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang diminta para pembeli. Kurva
permintaan dapat dilihat pada gambar 1.1 :

Gambar 1.1. Pergerakan Kurva Permintaan


Kurva permintaan dapat terjadi perubahan yaitu apabila terjadi perubahan
harga, maka hanya akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta, sehingga
pergerakan akan selalu berada di sepanjang kurva permintaan. Tetapi apabila
terjadi dalam perubahan determinan permintaan selain harga seperti pendapatan,
harga barang lain maupun selera maka akan mengakibatkan terjadinya pergeseran
kurva permintaan. Dari Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa perubahan faktor
permintaan selain harga menyebabkan kurva permintaan bergeser. Misalkan jika
pendapatan individu meningkat menyebabkan bertambahnya tingkat permintaan
karena daya beli meningkat sehingga menggeser kurva permintaan ke kanan dari
DD ke D’D’ dan sebaliknya jika pendapatan berkurang akan menyebabkan daya
beli turun sehingga tingkat permintaan berkurang yang menyebabkan kurva
bergeser ke kiri dari DD ke D”D”.

Gambar 1.2. Pergeseran Kurva Permintaan


1.4 Jenis -Jenis Elastisitas Permintaan
Berikut ini jenis-jenis elastisitas permintaan, antara lain:
1.4.1 Elastisitas Permintaan Harga (price elasticity of demand)
1.4.1.1 Pengertian Elastisitas Permintaan Harga
a) Sasono Sukimo menyatakan bahwa elastisitas harga permintaan adalah suatu
pengukuran kuantitatif yang dapat menunjukan sejauh mana pengaruh
perubahan harga diatas perubahan suatu permintaan.
b) Salvatore menyatakan bahwa elasitas harga yaitu sebuah tingkat kepekaan
yang rekatif dari jumlah yang di minta oleg konsumen akibat terjadinya
perubahan suatu harga.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa elastisitas harga adalah sebuah perubahan
atau seberapa banyak jumlah permintaan pada suatu jenis barang terhadap
perubahan harga tertentu. Elastisitas harga permintaan adalah pengaruh perubahan
dari harga terhadap besar kecilnya jumlah permintaan barang atau tingkat
kepekaan dari perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan dari
harga barang.
1.4.2 Elastisitas Permintaan Silang
1.4.2.1 Pengertian Elastisitas Permintaan Silang
a) Mankiw menyatakan bahwa elastisitas harga silang yaitu sebuah perhitungan
dari seberapa banyak kuantitas yang diminta dari suatu barang untuk
merespon sebuah perubahan harga barang lain, sebagai persentase perubahan
dalam kuantitas yang diminta dari suatu jenis barang Y dibagi dengan
persentase perubahan harga barang X.
b) Anthony menyatakan bahwa (cross elasticity of demand) yaitu sebuah proses
untuk mengukur respons dalam kuantitas yang diminta dari sebuah barang ke
perubahan harga barang lain yang berbeda.
c) McEachem menyatakan bahwa elastisitas silang yaitu sebuah presentase
berubahan permintaan suatu barang yang berakibat pada presentase
perubahan suatu harga barang lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa elastisitas permintaan silang yaitu elastisitas
permintaan yang hanya berhubungan dengan satu jenis barang saja. Perubahan
harga salah satu barang memiliki pengaruh pada jumlah barang yang di minta oleh
konsumen.
1.4.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Silang Permintaan
Ada tiga faktor yang mempengaruhi nilai elastisitas permintaan, antara lain:
a) Jika barang substitusi, nilainya disilangkan elastisitas permintaan positif.
b) Jika barang tersebut bersifat komplementer maka nilai elastisitas silangnya
sebesar tuntutan negatif.
c) Apabila barang tidak berhubungan maka nilai elastisitas silangnya sebesar
tuntutan sama dengan nol.
1.4.2.3 Jenis Elastisitas Silang Permintaan
Nilai elastisitas permintaan bergantung pada apakah kedua barang tersebut
merupakan barang substitusi, pelengkap, atau barang yang tidak memiliki
hubungan yang jelas.
1) Elastisitas Silang Antara Permintaan dan Barang Substitusi
Barang substitusi adalah barang yang konsumen anggap cukup identik atau
serupa untuk konsumsi yang dapat dipertukarkan. Jumlah yang diminta dari dua
barang substitusi berjalan berlawanan arah. Dengan kata lain, semakin sedikit
seseorang mengkonsumsi suatu barang, maka semakin banyak pula orang yang
mengkonsumsi barang penggantinya. Oleh karena itu, harga silang elastisitas
permintaan barang-barang ini akan bernilai positif. Contoh: pertimbangkan
tuntutan untuk penggantinya seperti ubi putih dan ubi jalar. Suatu hari, harga ubi
putih naik signifikan dan Anda memutuskan ingin mengganti konsumsi ubi putih
Anda dengan konsumsi ubi jalar. Kuantitas Anda tuntutan untuk ubi jalar putih
akan berkurang sehingga menyebabkan peningkatan jumlah permintaan ubi jalar.
2) Elastisitas Silang Antara Permintaan dan Komplemen
Barang komplementer adalah barang yang dikonsumsi bersama atau dalam
permintaan bersama. Jumlah yang diminta untuk dua barang komplementer
berjalan ke arah yang sama. Dengan kata lain, semakin banyak seseorang
mengkonsumsi suatu barang, maka semakin banyak pula yang mengkonsumsi
barang pelengkap tersebut. Oleh karena itu, elastisitas permintaan terhadap harga
silang terhadap barang-barang tersebut akan bernilai negatif. Contoh:
pertimbangkan tuntutan untuk pelengkap seperti ponsel dan kartu sim . Kemajuan
teknologi menyebabkan ponsel dapat diakses secara luas dengan harga lebih
murah. Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah permintaan telepon, yang
menyebabkan peningkatan jumlah permintaan kartu sim.
3) Elastisitas Silang Antara Permintaan dan Barang yang Tidak Mempunyai
Hubungan yang Jelas
Barang yang bukan merupakan pengganti atau pelengkap dianggap tidak
berhubungan. Dengan kata lain, tidak ada hubungan antara barang-barang tersebut
karena barang-barang tersebut tidak bergantung satu sama lain. Nilai elastisitas
silang permintaan antar barang tersebut sama dengan nol.
1.4.3 Elastisitas Pendapatan
1.4.3.1 Pengertian Elastisitas Pendapatan
Menurut Salvatore, elastisitas pendapatan adalah perubahan proporsional
dari jumlah barang yang diminta dibagi dengan perubahan proporsional
penghasilan secara nominal. Jadi dalam ekonomi elastisitas pendapatan adalah
ukuran berapa banyak perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan
pendapatan konsumen.
Berdasarkan sifat perubahan permintaan yang berlaku apabila pendapatan
berubah maka barang dibagi menjadi 4 jenis barang yaitu :
a) Barang Inferior
Barang inferior adalah barang yang banyak diminta oleh orang-orang yang
berpendapatan rendah. Jadi kalau pendapatan bertambah tinggi maka permintaan
terhadap barang inferior akan berkurang. Contoh: ubi kayu akan diganti oleh beras
jika pendapatan naik.
b) Barang Esensial
Barang esensial perubahan pendapatan tidak akan mengurangi atau
menambah permintaan terhadap barang esensial. Contoh barang esensial yaitu
barang kebutuhan pokok (sembako).
c) Barang Normal
Suatu barang dinamakan barang normal apabila dia mengalami kenaikan
dalam permintaan sebagai akibat dari kenaikan pendapatan. Contoh: televisi, atau
peralatan rumah tangga.
d) Barang Mewah
Barang mewah adalah barang yang perubahan jumlah barang yang diminta
lebih besar dari pada perubahan pendapatan konsumen. Suatu barang dikatakan
barang mewah apabila elastisitas pendapatannya lebih besar dari satu. Contoh:
mobil, emas.
1.4.3.2 Jenis Pendapatan Elastisitas Permintaan
Ada lima jenis elastisitas pendapatan dari permintaan:
a) Tinggi: Peningkatan pendapatan disertai dengan peningkatan jumlah
permintaan yang lebih besar.
b) Kesatuan: Peningkatan pendapatan sebanding dengan peningkatan kuantitas
yang diminta.
c) Rendah: Lonjakan pendapatan kurang dari sebanding dengan peningkatan
kuantitas yang diminta.
d) Nol: Jumlah yang dibeli/diminta tetap sama meskipun pendapatannya
berubah.
e) Negatif: Peningkatan pendapatan disertai dengan penurunan kuantitas yang
diminta.
1.4.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Elatisitas Pendapatan
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas pendapatan,
diantaranya:
a) Jumlah Kosumen
Semakin banyak jumllah konsumen terhadap kebutuhan barang maupun jasa
maka semakin tinggi permintaanya.
b) Tingkat Kebutuhan
Semakin sulit mencari suatu kebutuhan barang maupun jasa, semakin tinggi
permintaanya.
c) Ketersediaan Jumlah Barang
Jumblah ketersedian barang di pasaran maka dapat juga mempengaruhi
permintaan konsumen terhadap produsen.
d) Perilaku Konsumen
Biasanya barang yang sudah sering di beli atau menjadi kebiasaan
konsumen, jika harganya naik, maka tidak ada pengaruh bagi konsumen untuk
membelinya, dan jika harganya turun, maka konsumen akan di untungkan.
2. Faktor -Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Harga dari Permintaan
Elastisitas harga permintaan merupakan tolok ukur terkait seberapa sensitif
kuantitas yang diminta terhadap harganya. Contoh sederhananya, ketika harga
naik maka kuantitas yang diminta turun untuk hampir semua barang dan ketika
harga turun maka kuantitas permintaan akan meningkat pula. Dalam kasus ini,
setidaknya ada 8 faktor yang mempengaruhi elastisitas harga permintaan, mulai
dari ketersediaan barang pengganti, luasnya keberadaan produk, persentase
pendapatan masyarakat, kebutuhan masyarakat, durasi perubahan harga, loyalitas
terhadap suatu merek, siapa yang membeli barang dan terakhir, produk yang bisa
membuat kecanduan.
2.1 Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan
Berikut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas harga
permintaan:
2.1.1 Ketersediaan Barang Pengganti
Semakin banyak dan dekat barang pengganti yang tersedia, semakin tinggi
kemungkinan elastisitasnya. Ini dikarenakan orang-orang dapat dengan mudah
beralih dari satu barang ke barang lain jika terjadi perubahan harga yang kecil.
Jika tidak ada barang pengganti, maka kemungkinan permintaannya menjadi tidak
elastis.
2.2.2 Luasnya Keberadaan Produk
Semakin luas keberadaan suatu produk, semakin rendah elastisitasnya.
Sebagai contoh, perusahaan makanan barat akan cenderung memiliki elastisitas
permintaan yang relatif tinggi jika ada pengganti tersedia. Sementara perusahaan
makanan khas Indonesia bisa jadi akan memiliki elastisitas permintaan yang
sangat rendah karena tidak ada pengganti.
2.2.3 Persentase Pendapatan Masyarakat
Semakin tinggi persentas pendapatan konsumen yang diwakili oleh harga
produk, semakin tinggi elastisitasnya karena orang akan lebih memperhatikan saat
membeli barang karena biayanya. Umumnya, produk yang lebih mahal akan
cenderung inelastis karena tidak bisa mewakili masyarakat luas.
2.2.4 Kebutuhan Masyarakat
Semakin diperlukan suatu barang, semakin rendah elastisitasnya, karena
orang akan berusaha membelinya berapapun harganya. Beberapa barang yang bisa
mempengaruhi kehidupan seseorang seperti tabung oksigen atau hormon insulin
masuk ke dalam kategori tersebut.
2.2.5 Durasi Perubahan Harga
Untuk sebagian besar barang serta produk, seperti BBM atau sembako,
semakin lama perubahan harga berlangsung, semakin tinggi kemungkinan
elastisitasnya, karena semakin banyak konsumen menemukan bahwa mereka
memiliki waktu dan kecenderungan untuk mencari pengganti.
2.2.6 Loyalitas Terhadap Suatu Merek
Keterikatan pada merek tertentu, baik itu karena adanya tradisi atau karena
adanya hambatan dalam kepemilikan, diketahui dapat menurunkan kepekaan
seseorang terhadap perubahan harga, sehingga menghasilkan permintaan yang
condong ke arah inelastis.
2.2.7 Siapa yang Membeli Barang
Jika ada pembeli yang tidak secara langsung membayar barang yang mereka
konsumsi, seperti dengan memakai rekening pengeluaran perusahaan, atau kartu
kredit permintaan cenderung menjadi lebih tidak elastis. Barang-barang jenis ini
umumnya berupa barang kategori tersier.
2.2.8 Produk yang Bisa Membuat Kecanduan
Barang yang lebih bersifat adiktif cenderung memiliki yang inelastis.
Contohnya termasuk rokok, heroin dan alkohol. Ini disebabkan karena konsumen
memperlakukan barang-barang tersebut layaknya kebutuhan dan karenanya
terpaksa membelinya, terlepas dari adanya perubahan harga yang signifikan.
2.2.9 Tingkat Substitusi
Makin sulit mencari substitusi suatu barang, maka permintaan makin
bersifat inelastis. Beras bagi masyarakat Indonesia sulit dicari substitusinya,
karena permintaan beras bersifat inelastis. Garam tidak mempunyai barang
substitusi juga, oleh karena itu permintaannya bersifat inelastis sempurna.
2.2.10 Jumlah Pemakai
Makin banyak jumlah pemakai, maka permintaan akan suatu barang makin
inleastis. Hampir semua suku bangsa di Indonesia mengkonsumsi beras sebagai
bahan makanan pokok. Hal ini menjelaskan pula kepada kita bahwa elastisitas
harga dipengaruhi oleh pokok tidaknya sifat suatu barang bagi kita. Namun,
pokok tidaknya suatu barang adalah bersifat relatif. Peralatan elektronik (TV) bagi
orang-orang yang tinggal di perkotaan mungkin menjadi barang kebutuhan pokok
(selain sebagai media hiburan dan juga sebagai media informasi), tetapi lain
halnya dengan orang-orang yang tinggal di pedesaan, dimana TV merupakan
barang mewah dan mereka akan menunda pembelian jika harga barang tersebut
mengalami kenaikan harga.
2.2.11 Proporsi Kenaikan Harga Terhadap Pendapatan Konsumen
Bila proporsi itu besar, maka permintaan cenderung akan bersifat lebih
elastis. Contohnya adalah barang-barang elektronik.
2.2.12 Jangka Waktu
Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai pengaruh
terhadap elastisitas harga.
3. Menjelaskan Konsep Elastisitas Penawaran
3.1 Pengertian Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran (Elasticity of Supply) merupakan ukuran yang
menggambarkan sampai dimana kuantitas yang ditawarkan akan mengalami
perubahan sebagai akibat perubahan harga. Elastisitas penawaran menunjukkan
persentase perubahan kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat perubahan harga
sebesar satu persen.
Berikut beberapa pengertian elastisitas penawaran dari para ahli
diantaranya:
c) Menurut Ralona, elastisitas penawaran adalah tingkat tanggapan terhadap
perubahan harga. Jika harga bergerak naik, biasanya penawaran akan
meningkat. Jika tidak meningkat, penawaran itu tidak elastis. Penawaran
dikatakan elastis jika kenaikan harga juga diikuti kenaikan produksi.
d) Nicholson menyatakan bahwa elastisitas penawaran adalah mengukur
ketanggapan jumlah yang ditawarkan terhadap perubahan harga komoditi itu
sendiri sebagai faktor yang mempengaruhi penawaran.
Dapat disimpulkan bahwa elastisitas penawaran adalah tingkat perubahan
penawaran atas barang dan jasa yang diakibatkan karena adanya perubahan harga
barang dan jasa tersebut.
3.2 Jenis Elastisitas Penawaran (Supply)
Seperti dalam permintaan, elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 5
macam, yaitu:
3.2.1 Penawaran Elastisitas Sempurna
Penawaran elastisitas sempurna terjadi jika harga suatu barang tidak
berubah, akan tetapi penyediaan dari barang berubah, atau dengan kata lain,
penawaran elastis sempurna terjadi jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi
sama sekali oleh perubahan harga, sehingga nilai kooefisiennya = ~ (tidak
terhingga).
3.2.2 Penawaran Elastis
Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah
penawaran yang lebih besar. Atau dengan kata lain, penawaran elastis terjadi jika
persentase perubahan penawaran barang lebih besar dari persentase perubahan
harga atau apabila nilai koofisiennya >1. Contoh barang yang memiliki sifat
penawaran elastis adalah barang-barang produksi pabrik yang tidak bergantung
pada masa panen dan musim, seperti mie instan.
3.2.3 Penawaran Dengan Elastisitas Uniter
Penawaran elastis uniter terjadi jika perubahan harga sebanding dengan
perubahan jumlah penawaran. Atau bisa dikatakan elastisitas uniter jika persentase
perubahan harga sama dengan persentase perubahan penawaran atau jika nilai
koofisiennya =1. Penawaran bisa terjadi pada berbagai macam barang yang terjadi
pada saat tertentu saja. Contoh: cabe, tomat, dan barang sejenisnya yang bisa
dipanen atau dijual meski belum siap panen dan disimpan dalam waktu tertentu.
3.2.4 Penawaran Tidak Elastis (Inelastic)
Penawaran inelastic terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada
perubahan penawaran. Atau dengan kata lain penawaran tidak elastis terjadi jika
persentase perubahan penawaran barang lebih kecil dari persentase perubahan
harga atau jika nilai koofisiennya <1. Barang-barang hasil pertanian memiliki sifat
penawaran inelastis karena produk pertanian dibatasi oleh masa panen dan
musim. Contohnya buah durian dimana penawaran untuk produk tersebut sangat
bergantung musim panennya.
3.2.5 Penawaran Inelastic Sempurna
Penawaran inelastic sempurna dapat terjadi jika perubahan harga tidak
dapat mempengaruhi jumlah penawaran atau jika nilai kofisiennya adalah 0.
Barang yang sifat penawarannya inelastis sempurna adalah barang yang
jumlahnya tidak bisa ditambah walau harga mengalami kenaikan, contohnya
tanah. Ini terjadi pada barang yang kapasitas produksinya sudah optimum .

4. Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran (Supply)


Ada dua faktor yang dianggap sebagai faktor yang penting di dalam
menentukan elastisitas penawaran, yaitu: sifat dari perubahan biaya produksi dan
jangka waktu dimana penawaran tersebut dianalisis.
4.1 Sifat Perubahan Biaya Produksi
Bagaimana biaya produksi akan berubah sekiranya harus dilakukan
pertambahan produksi, sangat besar pengaruhnya kepada elastisitas penawaran.
Penawaran akan bersifat tidak elastis apabila kenaikan penawaran hanya dapat
dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Tetapi jika penawaran
dapat ditambah dengan mengeluarkan biaya tambahan yang tidak terlalu besar,
penawaran akan bersifat elastis. Apakah biaya produksi akan meningkat dengan
cepat atau akan mengalami pertambahan yang sedikit saja, apabila produksi
ditambah, tergantung kepada banyak faktor. Salah satu faktornya yang penting
adalah sampai dimana tingkat penggunaan kapasitas alat produksi yang dimiliki
perusahaan. Apabila kapasitasnya telah mencapai tingkat yang tinggi, investasi
baru haruslah dilakukan untuk menambah produksi. Dalam keadaan ini kurva
penawaran akan menjadi tidak elastis, terutama apabila faktor produksi yang
diperlukan untuk menaikkan produksi sangat sukar
diperoleh.
4.2 Jangka Waktu Analisis
Jangka waktu yang dimaksud disini adalah lamanya waktu produksi yang
juga dipengaruhi oleh faktor penyediaan sumber daya. Di dalam menganalisis
pengaruh waktu kepada elastisitas penawaran, biasanya dibedakan tiga jenis
jangka waktu, yaitu:
4.2.1 Masa Amat Singkat
Yang dimaksudkan dengan masa amat singkat adalah jangka waktu di mana
para penjual tidak dapat menambah penawarannya. Dalam waktu satu/beberapa
hari saja semua input tetap; oleh karena itu, para produsen/penjual tidak dapat
segera menambah jumlah yang ditawarkan, meskipun konsumen bersedia
membayar harga yang tinggi. Jumlah barang yang ditawarkan tergantung dari
banyaknya persediaan yang ada pada saat itu. Dengan demikian penawarannya
bersifat tidak elastis sempurna.
4.2.2 Jangka Pendek
Di dalam jangka pendek kapasitas alat-alat produksi yang ada tidak dapat
ditambah. Tetapi setiap perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan
kapasitas yang tersedia itu dengan cara menggunakan faktor produksi, termasuk
barang modal, secara lebih intensif.
4.2.3 Jangka Panjang
Diartikan jangka waktu yang cukup lama hingga para produsen dapat
menambah kapasitas produksi dengan menambah modal tetap (pabrik baru,
mesin, perluasan areal pertanian, dan sebagainya) untuk menyesuaikan produksi
dengan permintaan masyarakat. Makin lama jangka waktu, makin elastis
penawaran. Dalam jangka panjang, perkembangan teknik produksi di sektor
industri dan produksi secara besar malah dapat menyebabkan harga turun,
sehingga barang yang dulu dipandang barang mewah dan mahal menjadi barang
kebutuhan biaya yang terbeli juga oleh orang banyak. Produksi dan jumlah barang
yang ditawarkan dapat dengan mudah ditambah dalam jangka panjang, oleh
karena itu, penawaran bersifat elastis.
4.2.4 Faktor Lain
Adapun beberapa faktor lain yang bisa mempengaruhi elastisitas penawaran,
yaitu:
4.2.4.1 Jenis Produk
Contohnya, kurva penawaran produk pertanian umumnya inelastis, sebab
produsen tidak mampu memberikan respons yang cepat terhadap perubahan harga
karena sangat dibatasi masa panen dan musim. Jika harga beras naik 10%, petani
harus menanam dahulu dan baru 3-4 bulan kemudian dapat memanen hasil. Yang
perlu diketahui, khusus pada awal panen barang pertanian masih bersifat elastis
karena hasil panen masih melimpah. Sifat elastis berangsur-angsur berubah
menjadi inelastis berakhirnya masa panen. Sementara kurva penawaran produk
industri umumnya elastis, sebab mampu merespon cepat terhadap perubahan
harga, produsen dapat leluasa untuk menambah atau mengurangi produk. Bila
harga tekstil meningkat, pabrik tekstil akan memperpanjang jam kerja mesin,
menambah pekerja harianatau memberi kesempatan lembur.
4.2.4.2 Kemampuan Penjual/Produsen Merubah Jumlah Produksi
Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan
cenderung tidak elastis apabila salah satu dari berbagai hal berikut terjadi:
a. Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika
produksi saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal,
maka penambahan satu unit produksi akan menambah biaya rata-rata dan
mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak ekonomis.
b. Kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akan
memerlukan pabrik/mesin baru. Misalnya, yang membutuhkan investasi besar.
Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah
sebaliknya.
4.2.4.3 Sifat Ketahanan Barang
Makin tahan sesuatu barang disimpan dalam gudang makin besar elastisitas
penawarannya dibandingkan barang yang tidak tahan untuk disimpan lebih lama.
Apabila suatu barang tidak tahan lama (mudah rusak/ membusuk) seperti halnya
hasil pertanian, maka barang tersebut cenderung memiliki penawaran yang
inelastis. Barang tersebut biasanya tidak terlalu sensitif terhadap perubahan harga.
4.2.4.4 Sifat Alamiah Suatu Barang
Produk primer memiliki elastisitas yang rendah (inelastis) dibandingkan
dengan produk manufaktur yang memiliki elastisitas penawaran yang tinggi
(elastis) relatif terhadap perubahan harga. Contoh harga penawaran beras lebih
rendah daripada meja.
4.2.4.5 Tingkat Teknologi
Makin canggih teknologi yang digunakan maka semakin tinggi jumlah
penawarannya. Patung Asmat dibuat dengan teknologi yang sederhana dan
menggunakan keahlian tangan manusia. Patung Asmat tidak dibuat dengan
menggunakan teknologi modern. Dengan demikian, penawaran patung Asmat
bersifat inelastis. Walaupun harga naik sangat tinggi, jumlah yang ditawarkan
masih terbatas karena tingkat teknologi yang sederhana.
4.2.4.6 Kapasitas Produksi
Bila kapasitas produksi (kemampuan memproduksi) suatu barang belum
digunakan sepenuhmya (belum optimal) maka sifat penawaran barang tersebut
elastis karena produsen masih sanggup menambah jumlah produksi. Akan tetapi,
bila kapasitas produksi sudah optimal maka sifat penawarannya inelastis bahkan
bisa inelastis sempurna, karena jumlah produksi tidak dapat ditambah lagi.
4.2.4.7 Jumlah Produsen
Semakin banyak jumlah produsen maka semakin tinggi penawaran suatu
barang, demikian sebaliknya. Sebagai contoh adalah perusahaan mie instan,
semakin banyak perusahaan yang memproduksi
mie instan, maka semakin banyak jumlah mie instan yang ditawarkan di pasaran.
4.2.4.8 Kemudahan Substitusi Faktor Produksi/Input
Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan tenaga kerja,
semakin elastis penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital dan tenaga kerja,
semakin mudah produsen memenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini
karena kapital dan tenaga kerja lebih fleksibel, sehingga dapat ditambah atau
dikurangi sewaktu waktu dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai