Anda di halaman 1dari 97

BAB 1

KONSEP DAN HUKUM


PERMINTAAN DAN PENAWARAN
1.1. PENDAHULUAN

A. Deskripsi singkat
Dalam ekonomi terdapat permintaan dan penawaran yang saling bermutu dan
membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang).
Setiap transaksi perdagangan pasti ada permintaan,penawaran,harga,dan kuantitas yang
saling memengaruhi satu sama lain. Dalam konsep permintaan,terdapat dua variabel
yang saling berhubungan yaitu jumlah permintaan dan tingkat harga. Harga
memengaruhi jumlah barang yang diminta,seangkan waktu dianggap konstan. Dalam
hukum permintaan ini,jumlah barang yang diminta akan berbanding terbalik dengan
tingkat harga barang. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan
sehingga terjadi pergeseran kurva permintaan.
Penawaran dapat diartikan sebagai keseluruhan jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan dalam berbagai kemungkinan harga yang berlaku di pasar dalam satu
periode. Hukum penawaran menyatakan bahwa semakin tinggi harga suatu
barang,semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Kurva
penawaran dapat bergeser karena berbagai faktor yang dimaksud diantaranya adalah
harga input,teknologi,harapan (ekspetasi),dan jumlah penjual.

1.2. KONSEP DAN HUKUM PERMINTAAN

A. Uraian
1. pengertian permintaan
Secara ekonomi,permintaan (demand) dapat difenisikan sebagai jumlah keseluruhan
dari barang dan jasa yang ingin dibeli atau diminta oleh konsumen,atau individu dalam
waktu tertentu pada berbagai macam tingkat harga. Permintaan muncul akibat adanya
kebutuhan seseorang terhadap barang tertentu dan barang yang diminta pada umumnya
berbeda-beda.
Dalam konsep permintaan,terdapat dua variabel yang saling berhubungan yaitu
jumlah permintaan dan tingkat harga. Harga memengaruhi jumlah barang yang
diminta,sedangkan waktu dianggap konstan. Jika harga naik jumlah permintaan barang
tersebut akan menurun,sedangkan jika harga turun maka jumlah permintaan barang
akan meningkat.

2. jenis-jenis permintaan
a. Permintaan efektif (effective demand) adalah permintaan terhadap suatu barang
yang disertai dengan kemampuan untuk membayar harga barang tersebut.
b. Permintaan absolut (absolute demand) adalah permintaan terhadap suatu barang
yang tidak disertai dengan kemampuan untuk membayar harga barang tersebut.
c. Permintaan potensial (potential demand) adalah permintaan yang memiliki
kemampuan membeli namun tidak dengan segera melaksanakan pembelian.
Keadaan ini disebut dengan potensi permintaan.
B. Relavansi
Konsep dan hukum permintaan dan penawaran berkaitan dengan harga dan elastisitas.
Mahasiswa harus memahami konsep dan hukum permintaan dan penawarandalam ilmu
ekonomi agar dapat memahami prisip ilmu ekonomi. Mahasiswa Program Studi Ilmu
Gizi wajib menguasai pokok bahasan ini karena merupakan landasan untuk
merencanakan program pangan dan gizi.

C. Kompetensi
C.1. Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami konsep dan prinsip ilmu ekonomi dalam merencanakan
program pangan dan gizi.

C.2. Kompetensi Dasar


Memahami konsep dan hukum permintaan dan penawaran dalam ilmu ekonomi.

D. Petunjuk Belajar
Mahasiswa diharapkan membaca sumber pustaka yang berkaitan dengan pokok
bahasan konsep dan hukum permintaan dan penawaran agar lebih mudah memahami
materi pada pokok bahasan ini. Selain itu mahasiswa juga mengerjakan soal latihan dan
menguji pemahaman dengan tes formatif untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
terhadap materi pada pokok bahasan ini. Jika nilai yang didapatkan belum sesuai dengan
yang ditetapkan maka mahasiswa harus mengulang mempelajari materi pada pokok
bahasan ini sebelum beralih ke pokok bahasan selanjutnya.
3. Faktor yang Memengaruhi Tingkat Permintaan
a. Harga barang itu sendiri
Harga barang akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika harga naik jumlah
permintaan barang tersebut akan menurun, sedangkan jika harga turun maka jumlah
permintaan barang akan meningkat.
b. Harga barang substitusi (pengganti)
Harga barang dan jasa pengganti (substitusi) memengaruhi jumlah barang dan jasa
yang diminta. Apabila harga dari barang substitusi lebih murah maka orang akan
beralih pada barang substitusi tersebut. Akan tetapi jika harga barang substitusi naik
maka orang akan tetap menggunakan barang yang semula. Contohnya ubi jalar adalah
pengganti singkong. Jika di pasar harga ubi jalar lebih murah dibandingkan dengan
singkong, maka permintaan akan ubi jalar akan lebih banyak bila dibandingkan
dengan permintaan singkong.
c. Harga barang komplementer (pelengkap)
Barang pelengkap juga dapat memengaruhi permintaan barang. Misalnya teh barang
komplementasinya gula. apabila harga gula naik, maka kecendrungan orang untuk
membeli teh akan turun, begitu juga sebaliknya.
d. Jumlah Pendapatan
Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut menentukan besarnya
permintaan akan barang dan jasa. Apabila pendapatan yang diperoleh tinggi maka
permintaan akan barang dan jasa juga semakin tinggi. Sebaliknya jika pendapatan
turun, maka kemampuan untuk membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah
barang akan semakin turun.
e. Selera konsumen
Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah barang yang
diminta. Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka permintaaan
terhadap barang tersebut akan meningkat pula. Misalnya, sekarang ini banyak orang
yang mencari makanan instan sehingga permintaan makanan instan akan meningkat.
f. Intensitas kebutuhan konsumen
Intensitas kebutuhan konsumen berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta.
Kebutuhan terhadap suatu barang yang tidak mendesak, akan menyebabkan
permintaan masyarakat terhadap barang tersebut rendah. Sebaliknya jika kebutuhan
terhadap barang mendesak maka permintaan masyarakat terhadap barang tersebut
menjadi meningkat. Musim kemarau menyebabkan intensitas kebutuhan es batu
meningkat.
g. Perkiraan harga di masa depan
Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka konsumen
cenderung menambah jumlah barang yang dibeli karena ada kekhawatiran harga akan
semakin mahal. Sebaliknya apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan
turun, maka konsumen cenderung mengurangi jumlah barang yang dibeli. Misalnya
ada dugaan kenaikan harga beras mengakibatkan banyak konsumen antre untuk
mendapatkan beras lebih banyak.
h. Jumlah penduduk
Pertambahan penduduk akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah
penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan
meningkat.
4. Hukum Permintaan
Hukum permintaan berbunyi: “apabila harga naik maka jumlah barang yang
diminta akan mengalami penurunan dan apabila harga turun maka jumlah barang yang
diminta akan mengalami kenaikan”.
Dalam hukum permintaan ini, jumlah barang yang diminta akan berbanding terbalik
dengan tingkat harga barang. Kenaikan harga barang akan menyebabkan berkurangnya
jumlah barang yang diminta. Hal ini dikarenakan naiknya harga menyebabkan turunnya daya
beli konsumen dan akan berakibat berkurangnya jumlah permintaan. Naiknya harga barang
akan menyebabkan konsumen mencari barang pengganti yang harganya jauh lebih murah
dari harga barang tersebut.
5. Fungsi Permintaan
Apabila permintaan digunakan dalam persamaan matematika maka persamaan
tersebut merupakan fungsi permintaan. Fungsi permintaan dapat didefinisikan sebagai fungsi
yang menunjukkan hubungan antara jumlah dari suatu barang yang akan terbeli per satuan
waktu dari berbagai nilai dari dua atau lebih variabel yang turut menentukan jumlah
pembelian.
Qx = f (Px, Py, M, E, N)

Fungsi permintaan dapat dituliskan sebagai berikut :


Keterangan :
Qx = Kuantitas barang tersebut
Px = Harga barang x
Py = Harga barang y
M = Pendapatan konsumsi yang tersedia untuk dibelanjakan
E = Selera dan faktor-faktor lain
N = Jumlah Penduduk

6. Kurva Permintaan
Kurva permintaan dapat didefinisikan sebagai: “Suatu kurva yang menggambarkan
sifat hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang
diminta para pembeli.”
Kurva permintaan digambarkan dengan asumsi bahwa setiap faktor, kecuali harga
komoditas itu sendiri, dipertahankan konstan. Perubahan pada setiap variabel yang
sebelumnya dipertahankan konstan akan menggeser kurva permintaan itu ke posisi yang baru.
Kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun dari kiri ke kanan bawah,
kurva yang demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan jumlah yang diminta
yang mempunyai sifat hubungan terbalik.

Gambar 1.4 Pengaruh perubahan harga barang terhadap jumlah barang

Harga digambarkan pada sumbu vertikal dan jumlah barang yang diminta konsumen
pada sumbu horizontal. Bila harga barang X naik dan P1 menjadi P2 maka jumlah barang
yang diminta akan turun dari Q1 menjadi Q2. Sebaliknya, jika harga barang X turun dari P2
menjadi P1, maka jumlah barang yang diminta akan naik dari Q2 menjadi Q1.

7. Pergeseran Kurva Permintaan


Jika terjadi perubahan pada faktor-faktor yang memengaruhi permintaan selain harga,
maka akan mengakibatkan kurva permintaan bergeser bahwa setiap perubahan yang
mengakibatkan pertambahan jumlah permintaan pada tingkat harga tertentu, maka akan
menggeserkan kurva permintaan ke kanan, begitu pula apabila setiap perubahan yang
menurunkan jumlah permintaan pada tingkat harga tertentu, maka akan menggeserkan
kurva permintaan ke kiri.
B. Latihan
Sebutkan faktor-faktor yang memengaruhi permintaan

C. Rangkuman
Permintaan (demand) dapat didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan dari barang dan
jasa yang ingin dibeli atau diminta oleh konsumen, atau individu dalam waktu tertentu pada
berbagai macam tingkat harga. Permintaaan dibagi menjadi 3 yaitu permintaan efektif,
absolut, potensial. Permintaan dipengaruhi oleh harga barang, harga barang substitusi,
komplementer, jumlah pendapatan, selera, intensitas kebutuhan, perkiraan harga masa
depan dan jumlah penduduk.
Hukum permintaan menyatakan bahwa apabila harga naik maka jumlah barang ya g
dimi ta akan mengalami penurunan, dan apabila harga turun maka jumlah barang yang
diminta akan mengalami kenaikan. Kurva permintaan dapat bergeser ke kiri dan ke kanan.

D. Tes Formatif
1. Apa yang dimaksud dengan permintaan?
2. mengapa harga barang substitusi mememngaruhi permintaan barang ?
3. apa yang terjadi dengan permintaan barang jika harga barang naik ?

E. Umpan Balik dan Tindakan Lanjut


Mahasiswa harus mencari sumber pustka untuk memperdalam materi. Untuk dapat
melanjutkan ke materi berikutnya, mahasiswa harus mampu menjawab dengan benar.
F. Kunci Jawaban Tes Formatif
1. Permintaan (demand) adalah jumlah keseluruhan dari barang dan jasa yang ingin dibeli
atau diminta oleh konsumen, atau individu dalam waktu tertentu pada berbagai macam
tingkat harga
2. Harga barang dan jasa pengganti (substitusi) memengaruhi jumlah barang dan jasa yang
diminta. Apabila harga dari barang substitusi lebih murah maka orang akan beralih pada
barang substitusi tersebut. Akan tetapi jika harga barang substitusi naik maka orang akan
tetap menggunakan barang yang semula
3. Berdasarkan hukum permintaan, jika harga naik maka jumlah barang yang diminta akan
mengalami penurunan.

1.3 KONSEP DAN HUKUM PENAWARAN


A. Uraian
1. Pengertian Penawaran
Penawaran dapat diartikan sebagai keseluruhan jumlah barang dan jasa yang
didasarkan dalam berbagai kemungkinan harga yang berlaku di pasar dalam satu
periode. Penawaran dapat diartikan pula sebagai banyaknya barang yang
ditawarkan oleh penjual pada suatu pasar tertentu. Pada periode tertentu, dan
pada tingkat harga tertentu. Penawaran merupakan keinginan para penjual dalam
menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga yang ditentukan oleh faktor
harga barang itu sendiri, harga lain, biaya produksi, tujuan operasi perusahaan
dan tingkat teknologi yang digunakan

2. Jenis-jenis penawaran
Penawaran dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Penawaran individu adalah penawaran dan penjual perseorangan untuk
suatu barang barang di pasar
b. Penawaran kolektif atau pasar adalah penawaran yang datangnya dari
semua penjual yang ada di pasar untuk suatu barang

3. Faktor yang memengaruhi tingkat penawaran


a. Harga barang itu sendiri
Apabila harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan, maka umlah
barang yang ditawarkan uga akan meningkat. Sebaliknya jika harga barang
yang ditawarkan turun jumlah barang yang ditawarkan penjual juga akan
turun. Misalnya jika harga gula meningkat, maka jumlah gula yang penjual
tawarkan akan meningkat pula.
b. Harga barang pengganti
Apabila harga barang pengganti meningkat maka penjual akan
meningkatkan jumlah barang yang ditawarkan. Penjual berharap, konsumen
akan beralih dari barang pengganti ke barang lain yang ditawarkan , karena
harganya lebih rendah. Contoh ya harga kopi meningkat menyebabkan harga
barang penggantinya yaitu teh lebih rendah, sehingga penjual lebih banyak
menjual teh.
c. Biaya produksi
Biaya produksi berkaitan degan biaya yang digunakan dalam proses
produksi, seperti biaya untuk membeli bahan baku biaya untuk gaji pegawai,
biaya untuk
bahan-bahan penolong, dan sebagainya. Apabila biaya- biaya produksi meningkat, maka
harga barang-barang diproduksi akan tinggi. Akibatnya produsen akan menawarkan
barang produksinya dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan karena produsen tidak
mau rugi. Sebaliknya jika biaya produksi turun, maka produsen akan meningkatkan
produksinya. Dengan demikian penawaran juga akan meningkat.

d. Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang
ditawarkan. Adanya teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen dalam
menghasilkan barang dan jasa. Selain itu dengan menggunakan mesin-mesin modern akan
menurunkan biaya produksi dan akan memudahkan produsen untuk menjual barang
dengan jumlah yang banyak.

e. Pajak
Jika pajak yang ditetapkan oleh pemerintah pada produk menjadi tinggi, akibatnya
permintaan akan berkurang, sehingga penawaran juga akan berkurang.

f. Perkiraan harga di masa depan


Jika perusahaan memperkirakan harga barang dan jasa naik, sedangkan penghasilan
masyarakat tetap, maka perusahaan akan menurunkan jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan karena takut tidak laku.

4. Hukum Penawaran
Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa: "Semakin tinggi harga suatu
barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual.
Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang tersebut yang
ditawarkan."

5. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah
barang yang ditawarkan oleh penjual dan semua faktor yang memengaruhinya. Fungsi
penawaran secara umum ditulis:
Qs = f (Pq, Pl.i, C, O,
T)
Keterangan:
Qs = Jumlah barang yang ditawarkan
Pq = Harga barang itu sendiri
Pl.i = Harga barang-barang lain (i = 1,2, ..,n)
O = Tujuan-tujuan perusahaan
T = Tingkat teknologi yang digunakan

6. Kurva Penawaran
Kurva penawaran dapat dilihat pada Gambar 2. Pergerakan kurva penawaran
merupakan pergerakan yang terjadi di sepanjang kurva penawaran yang diakibatkan oleh
berubahnya jumlah produk yang ditawarkan produsen sebagai akibat dari perubahan harga
produk tersebut.
Gambar 2. Kurva Penawaran

Jelas bahwa yang menyebabkan adanya pergerakan di sepanjang kurva penawaran


adalah karena perubahan harga produk yang bersangkutan. Pergerakan ini sejalan dengan
Hukum Penawaran, yaitu ketika harga barang naik, maka jumlah barang yang ditawarkan
akan bertambah, sehingga titik pada kurva penawaran akan bergerak ke kanan.

7. Pergeseran Kurva Penawaran


Selain pergerakan, kurva penawaran juga bisa mengalami pergeseran, baik ke kanan
maupun ke kiri. Pergeseran ini terjadi karena berubahnya jumlah produk yang ditawarkan
produsen sebagai akibat dari berbagai faktor kecuali faktor harga produk tersebut. Berbagai
faktor yarng dimaksud diantaranya adalah harga input, teknologi, harapan (ekspektasi), dan
jumlah penjual. Adanya teknologi dapat meningkatkan produktivitas produsen, sehingga
dengan jumlah faktor produksi tetap, produsen dapat memproduk- si lebih banyak barang
dibanding sebelum menggunakan teknologi. Akibatnya, jumlah barang yang ditawarkan
meningkat dan menyebabkan kurva penawaran bergeser ke kanan.

B. Latihan
Mengapa pajak dapat memengaruhi penawaran?

C. Rangkuman
Penawaran dapat diartikan sebagai keseluruhan jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan dalam berbagai kemungkinan harga yang berlaku di pasar dalam satu periode.
Faktor faktor yang memengaruhi penawaran adalah harga barang, harga barang substitusi,
barang komplementer, biaya produksi, teknologi, pajak, perkiraan biaya masa depan. hukum
penawaran menyatakan Semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang
tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang,
semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan. Kurva penawaran dapat bergeser ke
kiri dan ke kanan akibat pengaruh berbagai faktor diantaranya adalah harga input, teknologi,
harapan (ekspektasi), dan jumlah penjual.

D. Tes formatif
1. Apa yang terjadi dengan penawaran jika biaya produksi meningkat?
2. Mengapa kurva penawaran dapat bergeser?

E. Umpan balik dan Tindak Lanjut


Mahasiswa sumber pustaka untuk harus mencari memperdalam materi. Untuk dapat
melanjutkan berikutnya, mahasiswa harus mampu menjawab dengan benar.

F. Kunci Jawaban Tes Formatif


1. Jika biaya-biaya produksi meningkat, maka harga barang-barang diproduksi akan
tinggi. Akibatnya produsen akan menawarkan barang produksinya dalam jumlah yang
sedikit. Hal ini disebabkan karena produsen tidak mau rugi.
2. Kurva penawaran juga bisa mengalami pergeseran, baik ke kanan maupun ke kiri.
Pergeseran ini terjadi karena berubahnya jumlah produk yang ditawarkan produsen
sebagai akibat dari berbagai faktor kecuali faktor harga produk tersebut. Berbagai
faktor yang dimaksud diantaranya adalah harga input, teknologi, harapan (ekspektasi)
dan jumlah penjual.

DAFTAR PUSTAKA
Ahman, HE dan Y Rohmana. 2007. Ilmu Ekonomi dalam PIP edisi Kedua. Penerbit.
Universitas Terbuka. Jakarta.
Sukirno, S. 2011. Mikroekonomi Teori Pengantar edisi Ketiga. PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Sadono, S. 2003. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. PT. Salemba Empat. Jakarta.
Reksoprayitno, S. 1998. Ekonomi Makro Pengantar Analisa Pendapatan Nasional Edisi
Revisi. Liberty, Yogyakarta.
Lipsey, RG., PN Courant, DD Purvis dan PO Steiner. 1995. Pengantar Mikroekonomi edisi
Kesepuluh, Diterjemahkan oleh A. Jaka Wasana & Kirbrandoko, Binarupa Aksara.
Jakarta.

SENARAI
- Produsen : Orang yang memproduksi barang
- Konsumen : Orang yang membeli barang dari produsen

BAB II
KONSEP ELASTISITAS HARGA

2.1 PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Konsep elastisitas untuk mengukur perubahan variabel satu akibat adanya perubahan
variabel yang lain. Elastisitas dinyatakan dengan persentase. Elastisitas ada berbagai jenis :
elastisitas permintaan, elastisitas silang, elastisitas penawaran, elastisitas pendapatan.
Elastisitas permintaan ada beberapa jenis : inelastisitas sempurna, inelastisitas, elastis unitary,
elastis, elastisitas tak terhingga. Elastisitas permintaan dan penawaran dipengaruhi oleh
beberapa faktor.

B. Relevansi
Konsep elastisitas mempelajari pengaruh perubahan variabel yaitu harga terhadap
permintaan. Mahasiswa harus memahami konsep elastisitas baik elastisitas permintaan,
silang, pendapatan dan penawaran untuk memahami prinsip ilmu ekonomi. Mahasiswa
Program Studi Ilmu Gizi wajib menguasai pokok bahasan ini karena merupakan landasan
untuk merencanakan program pangan dan gizi, serta dapat menganalisa program pangan dan
gizi.

C. Kompetensi
C.1 Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami konsep dan prinsip ilmu ekonomi dalam merencanakan
program pangan dan gizi.
C.2 Kompetensi Dasar
Mahasiswa memahami konsep elastisitas permintaan, silang, pendapatan dan
elastisitas harga.

D. Petunjuk Belajar
Mahasiswa diharapkan membaca sumber pustaka yang berkaitan konsep elastisitas
harga agar lebih mudah materi pada pokok bahasan ini. Selain itu mahasiswa juga
mengerjakan soal latihan dan menguji pemahaman dengan tes formatif untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman terhadap materi pada pokok bahasan ini. Jika nilai yang didapatkan
belum sesuai dengan yang ditetapkan maka mahasiswa harus mengulang untuk mempelajari
materi pada pokok bahasan ini sebelum beralih ke pokok bahasan selanjutnya.

2.2 KONSEP ELASTISITAS HARGA


A. Uraian
1. Elastisitas Permintaan
Konsep elastisitas permintaan digunakan untuk mengukur perubahan
permintaan barang akibat adanya perubahan harga barang tersebut yang dinyatakan dengan
Ed. Elastisitas dinyatakan dengan persentase.

% 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 ∆𝑄/𝑄 ∆𝑄 𝑃


Ed = Atau Ed = = x
% 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡 ∆𝑃/𝑃 ∆𝑃 𝑄

Dimana :
∆ Q = Besarnya perubahan jumlah barang yang diminta
∆P = Besarnya perubahan jumlah harga
P = Harga
Q = Jumlah barang

Dengan mengacu pada hukum permintaan dimana hubungan antara tingkat harga dan
jumlah barang yang diminta adalah negatif, maka besarnya koefisien elastisitas permintaan
Ed adalah negatif. Untuk mengabaikan tanda negatif tersebut, elastisitas harga dianggap
positif dengan menambahkan nilai mutlak pada formula elastisitas tersebut atau dikalikan
dengan -1.
Contoh pada saat harga singkong Rp.4.500,- maka permintaan jumlah singkong 500
kg. Setelah mengalami kenaikan harga menjadi Rp.5.500,- maka permintaan singkong
menurun sebesar 460 kg. Hitung elastisitas permintaan singkong.
∆ Q (perubahan jumlah barang) = 40
∆ P (perubahan harga) = 1.000
P (harga awal) = 4.500
Q (kuantitas awal) = 500

Maka :
40 4.500
Ed = x
1.000 500

Suci

4. Jenis Elastisitas yang lain


1) Elastisitas harga silang
Elastisitas harga silang adalah persentase perubahan jumlah barang yang diminta
sebagai akibat adanya perubahan harga barang lain (substitusi maupun
komplementer).
Ec : % perubahan permintaan barang A
% perubahan harga barang B
Ec : QA/QA = QA X PB
PB/PB PB QA

Tabel 1.Hubungan antara Barang A dan Barang B


Besaran elastisitas Pengaruh kenaikan Pengaruh Hubungan
barang B penurunan antara barang
barang B
Ec > 0 (positif) Jumlah barang A Jumlah barang A Saling
yang diminta naik yang diminta turun
menggantikan
(substitusi)
Ec = 0 Jumlah barang A Jumlah barang A Tidak
yang diminta tidak yang diminta tidak berhubungan
berubah berubah (independen)
Ec < 0 (negatif) Jumlah barang A Jumlah barang A Saling melengkapi
yang diminta turun yang diminta naik (komplementer)

Contoh soal :
Diketahui bahwa perkembangan permintaan jagung dan singkong pada kurun waktu
2014-2015 adalah sebagai berikut :
Tahun Singkong Jagung
P (Rp) Q (kg) P (Rp) Q (kg)
2014 5.000 2.000 6.000 600
2015 4.000 3.000 10.000 400
Pertanyaan :
Tentukanlah elastisitas silang antara singkong dengan jagung dan bagaimanakah
hubungan antara kedua barang tersebut?
Ed : 1000 x 6000
4000 2000
Dengan Ec = 0,75 (>0), maka hubungan kedua barang adalah saling menggantikan
(substitusi).
2) Elastisitas Pendapatan
Perubahan pendapatan akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta (ceteris
paribus), yang dapat diukur dengan elastisitas pendapatan. Elastisitas pendapatan
adalah persentase perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat adanya
perubahan pendapatan (income) konsumen sebesar 1%.
El : % perubahan permintaan barang A
% perubahan pendapatan rill
Ec : QA/QA = QA X I
l/PI I QA

Tabel 2. Pengaruh Elastisitas Pendapatan Dengan Jenis Barang


Besaran elastisitas Pengaruh Pengaruh Jenis barang
kenaikan penurunan
pendapatan pendapatan
El < 0 Jumlah barang yang Jumlah barang yang Inferior
diminta turun diminta naik
0 < El < 1 Jumlah barang yang Jumlah barang yang Kebutuhan
diminta naik diminta turun pokok
dengan % yang dengan % yang
lebih rendah lebih rendah
Ec > 1 Jumlah barang yang Jumlah barang yang Mewah
diminta naik diminta turun
dengan % yang dengan % yang
lebih tinggi lebih tinggi

Dengan mengetahui besaran elastisitas pendapatan maka kita dapat mengelompokkan


barang-barang ke dalam barang kebutuhan pokok,barang mewah,atau barang inferior
(barang yang rendah mutunya).

Contoh soal :
Diketahui bahwa perkembangan permintaan beras seorang konsumen. Pada awalnya
permintaan beras konsumen 20kg per bulan pada saat pendapatan awal Rp.2.000.000,-
setelah terjadi kenaikan pendapatan konsumen sebesar Rp.200.000, maka permintaan
beras menjadi 21 kg. Pertanyaan: Tentukanlah elastisitas pendapatan dari beras dan
termasuk jenis barang apakah beras itu?
El : QA X I = 1 x 2.000.000 = 0,5
I QA 200.000 20
Dengan El = 0,5 (>0), maka telur ayam adalah termasuk jenis kebutuhan pokok.
Angka sebesar 0,5 menunjukkan bahwa apabila pendapatan seseorang konsumen naik
sebesar 1% maka akan meningkatkan permintaan beras sebesar 0,5%.

3) Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran adalah persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan
sebagai akibat adanya perubahan harga sebanyak 1%.

Tabel 3. Penafsiran terhadap elastisitas penawaran


Besaran elastisitas Kategori Pengaruh bila Pengaruh bila
elastisitas harga turun harga naik
Es > 1 Elastis Jumlah yang Jumlah yang
ditawarkan turun ditawarkan naik
dengan % yang dengan
lebih besar persentase yang
lebih besar
Es < 1 Inelastis Jumlah yang Jumlah yang
ditawarkan turun ditawarkan naik
dengan % yang dengan
lebih kecil persentase yang
lebih kecil
Es = 1 Unitary elastis Jumlah yang Jumlah yang
ditawarkan turun ditawarkan turun
dengan % yang dengan % yang
sama sama
Es = - Elastis sempurna Tidak menjual Menjual dengan
sama sekali segala
kemampuan
Es = 0 Inelastis Jumlah yang Jumlah yang
ditawarkan tidak ditawarkan tidak
berubah berubah

Es : % perubahan jumlah barang yang ditawarkan


% perubahan harga
Ec : Qs/Qs = Qs X P
P/ P P Qs

5. faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran


1. Sifat perubahan ongkos produksi
Bila perusahaan menghendaki untuk menambah jumlah produksi, maka secara
otomatis akan menambah biaya produksi tersebut. Maka kenaikan penawaran yang
disebabkan oleh kenaikan biaya produksi yang tinggi akan menyebabkan kurva penawaran menjadi
tidak elastis. Sebaliknya, jika biaya produksi yang dikeluarkan tidak terlalu besar maka penambahan
penawaran menyebabkan kurva penawaran menjadi elastis.

2) Jangka Waktu Analisis

Pada jangka waktu analisis sangat singkat, maka produsen tidak dapat menambah penawarannya.
Oleh sebab itu penawaran bersifat tidak elastis sempurna.

3) Jangka pendek

Jika jangka waktu pendek, perusahaan mulai dapat menaikan biaya produksinya, meski kapasitas alat-
alat produksi yang ada tidak dapat ditambah. Cara yang dapat ditempuh adalah pemanfaatan faktor-
faktor produksi secara optimal dan lebih intensif.
4) Jangka panjang

Pada jangka panjang, sangat memungkinkan untuk menambah jumlah barang yang ditawarkan. Oleh
sebab itu penawarannya bersifat elastis.

B. Latihan

Hitung elastisitas silang antara mangga dan pisang berikut ini

Bulan Mangga Pisang

P (Rp) Q (kg) P (Rp) Q (kg)

Januari 15.000 2500 16.000 800

Febuari 14.000 3000 20.000 650

C. Rangkuman

Konsep elastisitas untuk mengukur perubahan variabel satu akibat adanya perubahan variabel yang
lain. Elastisitas dinyatakan dengan persentase. Elastisitas ada berbagai jenis: elastisitas permintaan,
elastisitas silang, elastisitas penawaran, elastisitas pendapatan. Elastisitas permintaan ada beberapa
jenis: inelastisitas sempurna, inelastisitas, elastis unitary, elastis, elastisitas tak terhingga. Elastisitas
permintaan dan penawaran dipengaruhi oleh beberapa faktor.

D. Tes formatif

Hitung elastisitas permintaan produk berikut

No Komoditi Satuan Harga Awal Harga Baru Kuantitas Kuantitas


Kuantitas (Rp) (Rp) awal baru

1 Beras Kg 9.500 10.500 750 kg 725 kg

2 Susu bayi Kaleng 62.000 73.000 10.000 9.700

E. Umpan balik dan tindak lanjut

Mahasiswa harus mencari sumber pustaka untuk memperdalam materi. Untuk dapat melanjutkan ke
materi berikutnya, mahasiswa harus mampu manjawab dengan benar.

F. Kunci jawaban tes formatif

1. 0,32
2. 0,21

DAFTAR PUSTAKA

Gunawwn,K. 2020, Ekonomi Mikro, Cetakan I Nora Media Enterprise, Kudus.

Sarnowo,H dan Danang, 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, Yogyakarta.

Soeratno, 2003. Ekonomi Mikro Pengantar, edisi 2, Cet I, Yogyakarta.

Sukirno, S. 2009. Mikro Ekonomi. Rajawali Press, Jakarta.


SENARAI

Elastisitas: pengaruh perubahan variabel satu terhadap perubahan variabel yang lain.

BAB III

PERILAKU KONSUMEN

3.1 PENDAHULUAN

A. Deskripsi singkat
Kepuasan konsumen adalah kondisi dimana harapan konsumen mampu dipenuhi oleh produk.
Kepuasan konsumen adalah sejauh mana manfaat sebuah produk dirasakan (perceived) sesuai
dengan apa yang diharapkan pelanggannya. Kepuasan konsumen merupakan tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan antara kinerja produk yang ia rasakan dengan harapannya.
Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen adalah respons terhadap evaluasi ketidaksesuaian
atau diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang
dirasakan sebelah pemakaian.
Kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan pada prinsipnya akan bermuara pada
penciptaan nilai superior akan menghasilkan tingkat kepuasan yang merupakan tingkat
perasaan dimana seorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk/jasa yang
diterima dan yang diharapkan. Untuk mengukur tingkat kepuasan sangatlah perlu dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan yang diberikan mampu menciptakan
kepuasan pelanggan.

B. Relevansi
Perilaku konsumen berkaitan erat dengan barang dan jasa yang dibuat produsen agar
sesuai dengan harapan konsumen. Mahasiswa harus memahami konsep perilaku konsumen
dalam ilmu ekonomi agar dapat memahami prinsip ilmu ekonomi. Mahasiwa Program Studi
Ilmu Gizi wajib menguasi pokok bahasan ini karena merupakan landasan untuk
merencanakan program pangan dan gizi, serta dapat menganalisis program pangan dan gizi.

C. Kompetensi
C.1. Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami konsep dan prinsip ilmu ekonomi dalam merencanakan
program pangan dan gizi.
C.2. Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat memahami kepuasan dan perilaku konsumen serta faktor-faktor
yang dapat memegaruhi kepuasan dan perilaku konsumen.

D. Petunujuk Belajar
Mahasiswa diharapkan membaca sumber pustaka yang berkaitan dengan pokok
bahasan konsep perilaku konsumen agar lebih mudah memahami materi pada pokok bahasan
ini. Selain itu mahasiswa juga mengerjakan soal latihan dan menguji pemahaman dengan tes
formatif untuk mengetahui sejauh mana pemahaman terhadap materi pada pokok bahasan ini.
Jika nilai yang didapatkan belum sesuai dengan yang ditetapkan maka mahasiswa harus
mengulang mempelajari materi pada pokok bahasan ini sebelum beralih ke pokok bahasan
selanjutnya.
3.2 PERILAKU KONSUMEN
A. Uraian
1. Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan
antara kinerja produk yang dirasakan dengan yang diharapkan (ekspektasi). Jika kinerja
berada di bawah harapan, konsumen tidak akan puas. Jika kinerja memenuhi harapan,
konsumen akan puas. Jika kinerja melebihi harapan, konsumen amat puas atau senang.
Konsumen yang puas cenderung akan memberikan referensi yang baik terhadap produk atau
jasa kepada orang lain. Kepuasan konsumen merupakan suatu tanggapan emosional pada
evaluasi terhadap pengalaan konsumsi suatu produk atau jasa.
Perusahaan menawarkan jasa sesuai untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen. Produk yang ditawarkan tersebut diharapkan sesuai harapan konsumen, sehingga
mereka merasa puas. Apabila pelanggan puas, makan tujuan perusahaan akan tercapai karena
produk yang ditawarkan perusahaan bernilai bagi konsumen.

2. Aspek-aspek Kepuasan Konsumen


Aspek kepuasan konsumen adalah:
a. Ketanggapan pelayanan (responsiveness of service)
b. Kecepatan transaksi (speed of transaction)
c. Keberadaan pelayanan (availability of service)
d. Profesionalisme ( professionalism)
e. Kepuasan menyeluruh dengan jasa atau pelayanan
(over all satisfaction with service).

3. Faktor-Faktor Kepuasan konsumen


Faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen, meliputi:
a. Kualitas produk. Pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka
menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.
b. Harga produk, merupakan nilai yang dapat dikenakan terhadap produk tersebut
. Produk yang memiliki kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang realtif
murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada konsumennya.
c. Kualitas pelayanan, yakni seberapa baik pelayanan yang diterima oleh konsumen.
Pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau
sesuai dengan yang diharapkan.
d. Sikap terhadap produk, yakni berupa sikap yang muncul dari emosi atau rasa dari
dalam diri konsumen. Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan
bahwa orang lain akan kagum terhadapnya bila menggunakan produk dengan merek
tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan
yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi nilai nilai sosial atau self
esteem yang membuat konsumen menjadi puas terhadap merek tertentu.
e. Biaya dan kemudahan mendapatkan produk, yaitu apakah dalam memperoleh suatu
produk dibutuhkan biaya yang cukup besar/kecil, termasuk juga konsumen mudah
mendapatkannya atau tidak. Konsumen akan merasa puas jika tidak perlu membuang
waktu untuk mendapatkan satu produk atau jasa.
4. Ciri-ciri konsumen yang puas
a. Loyal terhadap produk
Konsumen yang puas cenderung loyal dimana mereka akan membeli ulang dari
produsen yang sama
b. Adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif
Komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth communication) yang bersifat positif
yaitu rekomendasi kepada calon konsumen lain dan mengatakan hal-hal yang baik
mengenai produk dan perusahaan
c. Perusahaan menjadi pertimbangan utama ketika membeli merek lain
Ketika konsumen ingin membeli produk yang lain, maka perusahaan yang telah
memberikan kepuasaan kepadanya akan menjadi pertimbangan yang utama.

5. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara
langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis
termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mementukan
tindakan-tindakan tersebut. Studi perilaku konsumen merupakan proses ketika individu atau
kelompok menyeleksi, membeli, menggunakan atau membuang produk, pelayanan, ide dan
pengalaman untuk memuaskan kebutuhannya.
Masing-masing konsumen merupakan pribadi unik dimana antara konsumen satu
dengan yang lain memliki kebutuhan yang berbeda juga perilaku yang berbeda dalam
memenuhi kebutuhannya. Namun, dari perbedaan-perbedaan yang unik tersebut ada satu
persamaan yakni setiap saat konsumen akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya
pada saat mengkonsumsi suatu barang ataupun jasa. Konsumen membeli barang dan jasa
adalah untuk memuaskan berbagai keinginan dan kebutuhan. Barang dan jasa itu sendiri
tidaklah sepenting kebutuhan dan keinginan manusia yang terpenuhinya. Yang dibeli
konsumen bukanlah barangnya sendiri, tetapi kegunaan yang dapat diberikan barang tersebut,
atau dengan kata lain kemampuan barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginannya.
Antara kebutuhan dan keinginan terdapat suatu perbedaan kebutuhan bersifat
naluriah. Orang yang merasa lapar tidak perlu diberitahukan bahwa ia membutuhkan
makanan, secara naluriah ia akan mencari barang-barang yang dapat dimakan. Tetapi
keinginan merupakan kebutuhan buatan yakni kebutuhan yang dibentuk oleh lingkungan
hidupnya, seperti keluarga, tempat kerja, kelompok sosial, tetangga dan sebagainya sehingga
kalau dapat memenuhi kebutuhan, manajemen pemasaran harus menentukan “basic needs”
dari konsumen maka dalam memenuhi keinginan harus menentukan “basic wants” dari
konsumen.
Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang melibatkan
pembelian penggunaan barang dan jasa termasuk peroses pengambilan keputusan yang
mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut sebagai pengalaman dengan produk,
pelayanan dari sumber lainnya.
Tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dalam mengkonsumsi barang disebut
dengan utilitas. Dalam perekonomian, konsumen tidak hanya bertindak sebagain pengguna
barang dan jasa tetapi juga sebagai penyedia factor-faktor produksi. Dengan menggunakan
pokok-pokok dari teori mikro maka perilaku-perilaku konsumen di pasar menjadi lebih
mudah dipahami. Teori perilaku konsumen akan menjelaskan bagaimana seorang konsumen
memilih suatu produk yang diyakini akan memberikan kepuasan yang maksimum dengan
kendala pendapatan dan harga barang tersebut.

6. Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku konsumen


a. Faktor kebudayaan
Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap
perilaku konsumen.
1) Budaya
Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.
Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, prefensi, dan perilaku dari
keluarganya serta lembaga-lembaga penting lain.
2) Subbudaya
Masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang
memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisai khusus bagi anggota-
anggotanya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan
daerah geografis.
3) Kelas sosial
Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dan teratur dalam suatu
masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang
sama. Kelas sosial diukur sebagai kombinasi pekerjaan, pendapatan,
pendidikan, kekayaan, dan variabel lainnya. Kelas sosial memperlihatkan
prefensi produk dan merk yang berbeda.
b. Faktor sosial
Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok
kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen.
1) Kelompok
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang
berpengaruh langsung dan dimana seseorang menjadi anggotanya disebut
kelompok keanggotaan (kelompok referensi). Ada yang disebut dengan
kelompok primer, di mana anggotanya berinteraksi secara tidak formal seperti
keluarga, teman, dsb. Ada pula yang disebut kelompok sekunder, yaitu
seseorang berinteraksi secara formal tetapi tidak regular seperti organisasi.
Kelompok rujukan adalah kelompok yang memengaruhi secara tidak
langsung dalam pembentukan sikap seseorang. Orang sering dipengaruhi oleh
kelompok rujukan dimana ia tidak menjadi anggotanya. Kelompok referensi
menghadapkan seseorang pada perilaku dan gaya hidup baru. Mereka juga
memengaruhi sikap dan gambaran diri seseorang karena secara normal orang
menginginkan untuk “menyesuaikan diri”. Dan kelompok referensi tersebut
menciptakan suasana penyesuaian yang dapat memengaruhi pilihan orang
terhadap merk dan produk.
2) Keluarga
Keluarga (family) adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang
yang berhubungan melalui darah, perkawinan, atau adopsi dan tinggal
bersama. Keluarga inti (nuclear family) adalah kelompok langsung yang
terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tinggal bersama. Keluarga besar
(extended family) mencakupi keluarga inti, ditambah kerabat lain, seperti
kakek dan nenek, paman dan bibi, sepupu, dan kerabat karena perkawinan.
Keluarga dimana seseorang dilahirkan disebut keluarga orientasi (family of
orientation), sementara keluarga yang ditegakkan melalui perkawinan adalah
keluarga prokreasi (family of procreation).
Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling
berpengaruh. Bahkan jika pembeli sudah tidak berhubungan lagi dengan
orang tua, berpengaruh terhadap perilaku pembeli tetap ada.
3) Peran dan Status
Kedusukan seorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi peran dan
status. Tiiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan umum bagi
masyarakat. Dengan status yang dimilikinya masyarakat, dapat dipastikan ia dapat
memengaruhi pola atu sikap orang lain dalam hal terutama dalam hal perilaku
pembelian.
c. Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga di pengaruhi oleh karakteristik sepeti umur dan
tahap daur-hidup pembeli, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan
konsep diri pembeli yang bersangkutan.
1) Usia dan Tahap Siklus Hidup
Orang akan merubah barang atau jasa yang mereka beli sepanjang kehidupan
mereka. Kebutuhan dan selera orang akan berubah sesuai dengan usia. Selera orang
pun dalam pakaian, prabot dan rekreasi hubungan dengan usianya.
2) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
Pekerjjaan seseorang juga memengaruhi barang dan jasa yang di belinya. Dengan
demikian para pemasar dapat mengidentiifikasi kelompok yang berhubungan
dengan jabatan yang mempunyai minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa
mereka.
3) Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang menunjukan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang
tercermin dalam kegiatan minat dan pendapat (opini) yang bersangkutan.
4) Kepribadian dan konsep diri
Tiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan memengaruhi perilaku
yang khas dan ini akan mmengaruhi prilaku pembelinya. Kepribadian mengacu
pada karakteristik psikologi yang unik yang menimbulkan tanggapan relative
konstan terhadap lingkungan sendiri.

d. Factor Psikologi
Pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh factor psikologi yang utama, yaitu
factor motifasi, presepsi, proses belajar, serta kepercayaan dan sikap.
1) Motifasi
Kebanyakan dari kebutuhan-kebutuhan yang ada tidak cukup kuat untuk
memotivasi seseorang untuk bertindak pada seseuatu saat tertentu. Motifasi adalah
suatu konsep yang digunakan ketika dalam diri kita muncul keinginan dan
menggerakan serta mengerahkan tingkah laku. Semakin tinggi intensitas
perilakunya.
2) Presepsi
Presepsi diartikan sebagai proses dimana individu memilih, merumuskan, dan
menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berate
mengenai sesuatu.
3) Proses Belajar (Learning)
Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang
muncul dari pengalaman.
4) Kepercayaan dan Sikap
Melalui tindakan dan proses belajar, seseorang akan mendapatkan
kepercayaan dan sikap yang kemudian memengaruhi perilaku pembeli.
Kepercayaan dapat berupa pengetahuan, pendapat atau sekedar percaya.
Kepercayaan inilah yang akan membentuk citra produk dan merek, sedangkan
sikap menentukan orang untuk berperilaku serta sikap menentukan orang
untuk berperilak serrta relative konsisten terhadap objek yang sama.

7. Pendekatan Perilaku Konsumen Marginal Utility (Kardinal)


Pendekatan cardinal didasarkan pada asumsi bahwa tingkat kepuasan yang
diperrolehh konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan tertentu
seperti rupiah, jumlah, unit atau buah dan lain-lain. Semakin besar jumlah barang
yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya. Konsumen yang
rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendapatan
yan dimilikinya. Besarnya nilai kepusasan akan sangat bergantung pada individu
(konsumen) yang bersangkutan.
Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang
maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatanya mencapai kepuasan yang
sama pada berbagai barang. Tingakat kepuasan konsumen tediri dari dua konsep yaitu
kepuasan total (total untility) dan kepuasan tambahan (marginal untility). Kepuasan
total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima individu dari mengkonsumsi
sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total
perunit dengan adanya perubahan jumalah barang atau jasa yang dikonsumsi.
Berikut ini adalah perbedaan antara kepuasan total dan kepuasan tambahan yang
diperoleh konsumen saat mengkonsumsi barang yang disajukan lewat contoh numeric
dan gamabar:
QA TUA MUA
0 0 …
1 12 12
2 18 6
3 22 4
4 24 2
5 24 0
6 22 1

TU MU

MU

Q Q
Gambar 8. Kepuasan total (TU) dan Tambahan (MU)

8. Keseimbangan Konsumen
Semua konsumen akan berusaha mencapai kepuasan maksimum dari barang-barang
yang dikonsumsunya. Namun,
Permasalahantimbulbilakonsumenmengkonsumsibarangdalamjumlahbanyakdenganharga
yang berbeda-beda.
Kepuasanmaksimumterjadiapabilaalokasipengeluaranpadakomoditi-
komodititerjadipadasaatkepuasansetiap rupiah terakhir yang dikeluarkanadalahsama.
Secaramatematisdapatditunjukkansebagaiberikut :

MUx/Px = MUy/Py = … = MUn/Pn


PxQx+PyQY + ….+ PnQn = M
Keterangan :
MU : Marginal Utility
P : Price
M : PendapatanKonsumen
Contoh :

Q 1 2 3 4 5 6 7 8
Mux 26 14 12 10 8 6 4 2
Muy 11 10 9 8 7 6 5 4

Diketahui :
Px = 2Py = 1m = 12
Syarat Equilibrium
MUx/Px = MUy/Py
12/2 = 6/1
PxQx + PyQY =M
(2) (3) + (1) (6) = 12

Kondisi yang
diperlukanbagikonsuMenuntukmemksimalkankepuasannyapadaduamacambarangadalah
MUA = MUB atau MUA = PA PA M = PAQA = PBQB
PB MUB PB atau U = f (QA , QB)
MUA = MUB atau MUA = PA PA
PB MUB PB
atau M = PAQA + PBQB
U = f (QA,QB)

B. Latihan
Jelaskan 3 faktor yang memengaruhikepuasankonsumen

C. Rangkuman
Kepuasankonsumenmerupakantingkatperasaanseseorangsetelahmembandingkanantarakinerja
produk yang dirasakandengan yang diharapkan (ekspetasi) .factor – factor yang
memengaruhikepuasankonsumenadalahkualitasproduk,harga,pelayanan,
sikapterhadapprodukdanbiayasertakemudahanmendapatkanproduk.
Perilakukonsumendidefinisikansebagaitindakan – tindakanindividu yang
secaralangsungterlibatdalamusahamemperolehdanmenggunakanbarang – barangjasa. Factor
yang memengaruhiperilakukonsumenbudaya,socialpribadi, psikologi.
Semakinbesarjumlahbarang yang dapatdikonsumsimakasemakintinggitingkatkepuasannya.
Konsumen yang
rasionalakanberusahauntukmemaksimalkankepuasannyapadatingkatpendapatan yang
dimilikinya.

D. TesFormatif
1.Jelaskanbahwausiadantahapsiklushidupdapatmemngaruhikeputusanmembeli.
2. Apa yang dilakukanolehkonsumenrasionaluntukmendapatkankepuasanmaksimum?

E. UmpanbalikdanTindaklanjut
Mahasiswaharusmencarisumberpustakauntukmemperdalammateripadapokokbahasanini.
Untukdapatmelanjutkankepokokbahasanberikutnyamahasiswaharusmampumenjawabtesinfor
matifsecarabenar. Jikabelummemnuhi,
makamahasiswaharusmengulangimempelajaripokokbahasanini.

F. Kuncijawabantesinformative
1. Orang akanmengubahbarangdanjasa yang merekabelisepanjangkehidupanmereka.
Kebutuhandanseleraseseorangakanberubahsesuaidenganusia. Selera orang pun dalampakaian,
perabot, danrekreasiberhubungandenganusianya.
2. Konsumen yang
rasionalakanberusahauntukmemaksimalkankepuasannyapadatingkatpendapatan yang
dimilikinya.

DAFTAR PUSTAKA
Angel, JF, RD Blackwell, PW Miniard. 1995. Perilakukonsumen. Jakarta: BinarupaAksara
Assael, H.2001. Consumer Behavior. 6th Edition. Thomson –Learning, New York
Kotler, A. 1999. Principle of Marketing, 8th Edition, Prentice- Hall, New Jersey.
Kotler, P., KL Keller.2008. ManajemenPemasaran. Edisi Ke-12, Jilid1. PT.Incex, Jakarta.
Kotler, P. 2000. ManajemenPemasaran di Indonesia: Analisis,Perencanaan, Implementasi
Dan Pengendalian, AlihBahasa: A.B Susanto. EdisiPerama.SalembaEmpat, Jakarta.
Kotler. 2004. Prinsip-PrinsipPemasaran, Edisikedelapan, Erlangga,Jakarta.
Lupiyoadi.2001. ManajemenPemasaranJasaTeoridanPraktok, EdisiPertama
.PenerbitSalembaEmpat , Jakarta.
Sumarwan. 2003. PerilakuKonsumen: TeoridanPenerapannyadalampemasaran,
PenerbitGhalia Indonesia, Jakarta.
Supranto J & L Nandan. 2011. PerilakuKonsumendanStrategiPemasaranEdisiKedua.
MitraWacana Media, Jakarta.
Swasta, B. 2012. Azas-azas Marketing. Liberty, Yogyakarta.
Swawtha&Handoko. 2000. ManajemenPemasaranAnalisisPerilakuKonsumen.
BPFE,Yogyakarta.
Wiliam I.W.1994.Consumer Behavior.4th Edition. New York.

SENARAI
Total Utility : Kepuasanmenyeluruh yang
diterimaolehindividudarimengkonsumsisejumlahbarangataujasa
Marginal Utility : Perubahan total per unit denganadanyaperubahanjumlahbarangataujasa
yang dikonsumsi
BAB IV PASAR

4.1 PENDAHULUAN
A. Deskripsi singkat
Pasar adalah merupakan proses hubungan timbal balik antara penjual dan
pembeli untuk mencapai kesepakatan harga dan jumlah suatu barang/jasa yang
diperjualbelikan. Pasar mempunyai beberapa fungsi diantaranya tungsi distribusi,
pembentukan harga, promosi, mengorganisasi produksi dan menyediakan barang
dan jasa untuk keperluan masa depan.
Berdasarkan strukturnya pasar dibagi menjadi beberapa jenis: pasar
persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar persaingan monopolistic, pasar
oligopoly. Masing-masing mempunyai ciri-ciri khusus yang dapat dibedakan satu
dengan yang lain.
B. Relevansi
Pasar berkaitan erat dengan harga, permintaan dan penawaran. Mahasiswa
harus memahami konsep pasar dalam ilmu ekonomi agar dapat memahami prinsip
ilmu ekonomi. Mahasiswa Program Studi llmu Gizi wajib menguasai pokok
bahasan ini karena merupakan landasan unluk merencanakan program pangan dan
gizi, serta dapat menganalisis program pangan dan gizi
C. Kompetensi
C.1 Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami konsep dan prinsip ilmu ekonomi dalam
merencanakan program pangan dan gizi
C.2 Kompetensi Dasar
Mahasiswa mengetahui konsep tentang pasar, syarat pasar dan jenis-
jenis pasar berdasarkan strukturnya dan keseimbangan pasar.
C.3 Petunjuk Belajar
Mahasiswa diharapkan membaca sumber pustaka ynng berkaitan
dengan pokok bahasan konsep pasar, syarat pasar dan jenis-jenis pasar
berdasarkan strukturnya agar lebi mudah memahami materi pada pokok
bahasan ini. Selain itu mahasiswa juga mengerjakan soal latihan dan menguji
pemahaman dengan tes formatif untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
terhadap materi pada pokok bahasan ini. Jika nilai yang didapatkan belum
sesuai dengan yang ditetapkan maka mahasiswa harus mengulang mempelajari
materi pada pokok bahasan ini sebelum beralih ke pokok bahasan selanjutnya
4.2 PASAR
A. Uraian
1. Pasar
Pasar adalah merupakan proses hubungan timbal balik antara penjual
dan pembeli untuk mencapai kesepakatan harga dan jumlah suatu barang/jasa
yang diperjaalbelikan. Alasannya tempat bertemunya penjual dan permbeli
tersebut bisa dimana saja. Hal ini
Hardono G.S, Rachman Handewi P.S, Suhartini Sri.H. 2004
Liberalisasi Perdagangan: Sisi Teori, Dampak Empiris dan Perspektif Ketahanan Pangan.
Forum Penelitian Agro Ekonomi. Vol.22 (2)
Hariyadi, P. 2009. Menuju Kemandirian Pangan Ketahanan Pangan
Berbasis Sumber Daya Lokal. Prosiding Seminar: Menuju Ketahanan Pangan yang Kokoh
sebagai Buffer Krisis dan Fondasi Ketahan Nasional. Bogor: SEAFAST Center
Yustiawan, Dewa G.P. 2011. Perlindungan Industri dalam Negeri dari Praktik Dumping.
Tesis. Universitas Udayana; Denpasar

SENARAI
Harga normal : Harga normal produk yang bersangkutan didasarkan pada harga jual
sebenarnya atau biaya produksi
Berarti yang membedakanpasardanbukanpasaradalahkegiatan yang
dilakukanyaitutransaksijualbeli.

2. Syarat-SyaratPasar
a. Adanyapenjual
b. Adanyapembeli
c. Adanyabarangataujasa yang diperjualbelikan
d. Terjadinyakesepakatanantarapenjualdanpembeli

3. Faktor-Faktor yang MenentukanStrukturPasar


a. JumlahPenjual/Produsen
Jumlahprodusenakanmenentukanjumlahpenjualdalamsuatu industry/pasar.
semakinbanyakprodusenmemproduksibarang yang
samaakansemakinkeraspersaingandalampasar

b. Jenis/SifatBarang
Sifatataujenisbarang juga mempengaruhistrukturpasar.Misalnyabarang yang
dihasilkansamaataumalahberbedadantidakdapatdigantidenganproduk yang
dihasilkanolehprodusen lain.

4. FungsiPasar
a. FungsiDistribusi
Dalamkegiatandistribusi,
pasarberfungsimendekatkanjarakantarakonsumendenganprodusendalammelaksanakantransak
si.Dalamfungsidistribusi,
pasarberperanmemperlancarpenyaluranbarangdanjasadariprodusenkepadakonsumen.
b. FungsiPembentukanHarga
Pasarberfungsisebagaipembentukanhargapasar,
yaitukesepakatanharagaantarapenjualdanpembeli.
c. FungsiPromosi
Pasarmerupakansarana paling
tepatuntukajangpromosi.Pelaksanaanpromosidapatdilakukandengancaramemasangspanduk,
membagikanbrosur, membagikansampeldll.
d. MengorganisasikanProduksi
Barangdanjasadipasarakanterjadijikaharganyadianggapmuraholehkonsumen. Olehkarenaitu,
produsenselalumenerapkanmetodeproduksi yang
dapatmenekankanbiayaproduksiuntukmenghasilkanproduk yang harganyamurah.
e. MenyediakanBarangdanJasaunntukKeperluan Masa Depan
Pasarmenjadisalahsatutempatmenyimpanstokbaranguntukkeperluan di kemudianhari.

5. BentukPasarBerdasarkanStrukturnya
a. PasarPersainganSempurna
Pasarpersaingansempurnamerupakanstrukturpasaratauindustri di mana
terdapatbanyakpenjualdanpembeli,
dansetiappenjualataupunpembelitidakdapatmemengaruhikeadaan di pasar.Ciri-
ciripasarpersaingansempurna:
1) Banyakdalampenjualan/produsen
2) Barang yang dijual homogeny
3) Setiapperusahaanbebasmasukdalampasar
4) Penjualdanpembelisecaraindividutidakdapatmemengaruhiharga.
5) Hargaditentukanmelaluipasar (permintaandanpenawaran)
6) Penjual/pembelimengetahuisepenuhnyainformasipasar

Di dalampasar yang bebastidakseorang pun mempunyaikekuasandalammenentukanharga,


jumlahproduksidanjenis-jenisbarang yang diproduksikan.Begitu pula
dalammenentukanbagaimanafaktor-faktorproduksidigunakan di dalammasyarakat,
efisiensilah yang menjadifaktor yang menentukanpengalokasiannya.
Selanjutnyadengankebebasanuntukmemproduksiberbagaijenisbarangmakamasyarakatdapatm
empunyaipilihanlebihbanyakterhadapbarang-barangdanjasa-jasa yang
diperlukanuntukmemenuhikebutuhannya.

b. PasarMonopoli
Monopoliadalahsuatubentukpasardimanahanyaterdapatsatuperusahaansaja.Dan
perusahaaninimenghasilkanbarang yang tidakmempunyaibarangpengganti yang mirip.Ciri-
ciripasarmonopoli:
1) Pasarmonopoliadalah industry satuperusahaan
2) Tidakmempunyaibarangpengganti yang
mirip’tidakterdapatkemungkinanuntukmasukkedalam industry
3) Tidakterdapatkemungkinanuntukmasukkedalamindustri
4) Dapatmemengaruhipenentuanharga
5) Promosiiklankurangdiperlukan

Faktor-faktor yang menimbulkanmonopoli:


1) Mempunyaisuatusumberdayatertentu yang unikdantidakdimilikiolehperusahaan yang
lain
2) Padaumumnyadapatmenikmatiskalaekonomihinggaketingkatproduksi yang
sangattinggi
3) Monopoliterwujuddanberkembangmelaluiundang-
undangyaitupemerintahmemberihakmonopolikepadaperusahaantersebut.

c. PasarPersainganMonopolistik

Pasar monopolistic adalahpasar yang beradadiantaraduajenispasar yang ekstrem,


yaitupersaingansempurnadanmonopoli.Dapatdidefinisikansuatupasardimanaterdapatbanyakpr
odusen yang menghasilkanbarang yang berbedacorak.Ciri-ciripersaingan monopolistic:
1) Terdapatbanyakpenjual
2) Barangnyaberbedacorak
3) Perusahaan mempunyaisedikitkekuasaanmemengaruhiharga
4) Masuknyakedalam industry relative mudah
5) Persainganpromosipenjualansangataktif

d. PasarOligopoli

Pasar oligopoly adalahpasar yang terdiridarihanyabeberapaprodusensaja.Adakalanyapasar


oligopoly terdiridariduaperusahaansaja yang dinamakanpasar duopoly.Pasar oligopoly
hanyaterdiridarisekelompokkecilperusahaan.Biasanyaterdapatperusahaan raksasa
yang menguasai sebagian besar pasar oligopoli katakanlah 70-80 persen dari seluruh produksi
atau nilai penjualan dan di samping itu terdapat pula beberapa dapat kecil Beberapa
perusahaan perusahaan memengaruhi perusahaan- perusahan lain. Sifat saling memengaruhi
(mutual interdependence) ini merupakan sifat yang khusus dari perusahaan dalam pasar
oligopoli yang tidak didapati dalam bentuk pasar lainnya. Ciri-ciri pasar oligopoli:

3. Menghasilkan barang standar maupun barang berbeda corak


4. Kekuasaan menentukan harga adakalanya lemah dan adakalanya sangat tangguh
5. Pada umumnya perusahaan oligopoli perlu melakukan promosi secara iklan

6. Keseimbangan pasar
Keseimbangan Pasar adalah kesepakatan antara permintaan dan penawaran. Apabila
terjadi ketidakstabilan harga maupun jumlah/keseimbangan yaitu kelebihan permintaan atau
penawaran menurut mekanisme pasar akan mendorong kembali harga keseimbangan (bisa
keseimbangan baru atau keseimbangan semula).

Oleh karena itu proses terbentuknya harga pasar terjadi karena interaksi antara kekuatan
permintaan dan penawaran. Pasar di definisikan sebagai pertemuan permintaan (Demand)
dan penawaran (Supply). Interaksi permintaan dan penawaran (QD=Qs) pada titik
keseimbangan (Equilibrium) akan menciptakan harga keseimbangan (Pe) dan kuantitas
keseimbangan (Qe).

Contoh :
Diketahui Harga,QD,Qs dan keseimbangan pasar
Harga per unit Jumlah yang Jumlah yang Excess
diminta ditawarkan
D S

Rp 1.000,- 0 unit 1.750 unit 1.750

Rp 9.00,- 0 unit 1.550 unit 1.550

Rp. 8.00,- 0 unit 1.350 unit 1.350

Rp. 7.00,- 150 unit 1.150 unit 1.000

Rp. 6.00,- 450 unit 950 unit 5.000

Rp. 5.00,- 750 unit 750 unit Equilibrium

Rp. 4.00,- 1.050 unit 550 unit 5.00


Rp. 3.00,- 1.350 unit 350 unit 1.000

Rp. 2.00,- 1.650 unit 150 unit 1.500

Rp. 1.00,- 1.950 unit 0 unit 1.950

Rp. 0,- 2.250 unit 0 unit 2.250

Bila harga yang berlaku (P) > Pe terjadi Excess supplay


Bila harga yang berlaku (P) < Pe terjadi Excess Demand

B. Latihan
Sebutkan ciri-ciri pasar monopolistik.

C. Rangkuman
Pasar adalah merupakan proses hubungan timbal balik antara penjual dan pembeli untuk
mencapai kesepakatan harga dan jumlah suatu barang / jasa yang diperjualbelikan. Pasar
mempunyai beberapa fungsi diantaranya fungsi distribusi, pembentukan harga, promosi,
mengorganisasi produksi dan menyediakan barang dan jasa untuk keperluan masa depan.
Berdasarkan strukturnya pasar dibagi menjadi beberapa jenis pasar persaingan sempurna,
pasar monopoli, pasar persaingan monopolistik, pasar oligopoli. Masing-masing mempunyai
ciri-ciri khusus yang dapat dibedakan satu dengan yang lain. Keseimbangan pasar adalah
kesepakatan antara permintaan dan penawaran

D. Tes formatif
B. Jelaskan mengapa jumlah penjual menentukan struktur pasar
C. Mengapa pasar dapat berfungsi sebagai ajang untuk mengorganisasi produksi?
E. Umpan balik dan tindak lanjut
Mahasiswa harus mencari sumber pustaka untuk memperdalam materi pada pokok bahasan
ini. Untuk dapat melanjutkan ke pokok bahasan berikutnya, mahasiswa harus mampu
menjawab tes formatif benar. Jika belum memenuhi, maka mahasiswa harus mengulangi
mempelajari pokok bahasan ini.

F. Kunci jawaban tes formatif


1. Semakin banyak produsen memproduksi barang yang sama maka akan semakin keras
persaingan dalam pasar.
2. Dalam kegiatan distribusi,pasar berfungsi mendekatkan jarak antara konseumen
dengan produsen dalam melaksanakan transaksi. Dalam fungsi distribusi,pasar
berperan memperlancar penyaluran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.

DAFTAR PUSTAKA
Soeharno. 2009 . Teori Mikro Ekonomi. Andi Offset, Yogjakarta

Sukirno, S. 2005. Mikro Ekonomi Teori pengantar ed. 3. PT raja


Grafindo Persada, Jakarta

SENARAI
Monopoli:situasi yang pengadaan barang dagangannya tertentu (di pasar lokal atau nasional)
sekurang-kurangnya sepertiganya dikuasai oleh satu orang atau satu kelompok sehingga
harganya dapat dikendalikan.
Excess supply : Kelebihan penawaran.
Excess demand : Kelebihan permintaan.

BAB V
TEORI BIAYA
5.1 pendahuluan
A. Deskripsi singkat
biaya merupakan jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam rangka
kepemilikan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan. Biaya diperlukan untuk
menghitung harga per unit barang yang akan ditawarkan oleh perusahaan. Biaya
dikelompokkan menjadi beberapa jenis untuk membedakan penggunaannya. Semua jenis
biaya ini digunakan untuk membuat keputusan operasional dalam proses produksi barang dan
jasa.
B. Relavansi
Teori biaya berkaitan erat dengan harga barang dan jasa yang diproduksi produsen.
Mahasiswa harus memahami teori biaya untuk dapat memahami pembuatan keputusan
operasional yang dibuat produsen dalam ilmu ekonomi. Mahasiswa program studi ilmu gizi
wajib menguasai pokok bahasan ini karena merupakan landasan untuk merencanakan
program pangan dan gizi, serta dapat menganalisis program pangan dan gizi.
C. Kompetensi
C.1. Standar kompetensi mahasiswa dapat memahami konsep dan prinsip ilmu
Mahasiswa dapat memahami konsep dan prinsip ilmu ekonomi dalam merencanakan program
pangan dan gizi.
C.2 kompetensi dasar
Mahasiswa dapat memahami teori biaya dan jenis-jenis biaya dalam produksi barang dan
jasa.

D. Petunjuk belajar
Mahasiswa diharapkan membaca sumber pustaka yang berkaitan dengan pokok
bahasan teori biaya dan jenis-jenis biaya dalam produksi barang jasa agar lebih mudah
memahami materi dan pokok bahasan ini. Selain itu mahasiswa juga mengerjakan soal
latihan dan menguji pemahaman dengan tes formatif untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman terhadap materi pada pokok bahasan ini. Jika nilai yang didapatkan belum sesuai
dengan yang ditetapkan maka mahasiswa harus mengulang mempelajari materi dan pokok
bahasan ini sebelum beralih ke pokok bahasan selanjutnya.
5.2. Teori biaya

A. Uraian
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi atau mungkin terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya dalam arti cost (harga
pokok) .adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam rangka pemilikan barang
dan jasa yang diperlukan perusahaan, baik pada masa lalu (harga perolehan yang telah
terjadi) maupun pada masa yang akan datang (harga perolehan yang akan terjadi). Ienis-jenis
biaya produksi antara iain:
1. Fixed cost (biaya tetap ) adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran
perubahan volume kegiatan tertentu. Besar kecilnya biaya tetap dipengaruhi oleh
kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi manajemen.
Contoh: pajak bumi dan bangunan, gaji karyawan dan asuransi
2. Variable cost (biaya variabel) adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit konstan (tetap) dengan
adanya perubahan volume kegiatan. Contoh: biaya bahan baku, biaya iklan dan
komisi untuk seorang selesman sesuai dengan levelnya.
3. Direct cost (biaya langsung) adalah biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya
adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Contoh: biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja dan pengacara
4. Indirect cost (biaya tak langsung) adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan
oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan pfoduk, biaya tidak langsung
dikenal dengan biaya overhead pabrik. Contoh: biaya asuransi gedung yang dibayar
oleh perusahaan dan biaya sewa motor.
5. operation cost (biaya operasi) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
mengoperasikan suatu sistem atau menjalankan sebuah sistem. Contoh: biaya gaji
operator.
6. Maintenance cost (biaya perawatan) adalah biaya yang dikeluarkan untuk merawat
sistem dalam masa operasinya. Contoh: biaya perawatan peralatan dan fasilitas
pabrik
7. First or investment cost (biaya investasi) adalah biaya awal yang sebelum sebuah
kegiatan opomsimml dilakukan. Contoh: biaya investasi lahan, bahan dan mesin
dalam operasional perusahaan.
8. Opportunity cost (biaya peluang) yaitu biaya akibat kesempatan yang hilang. Banyak
digunakan untuk menghitung biaya yang tidak dapat ditentukan besarnya dan
biasanya diperhitungkan dengan rate (bunga)
9. Incremental cost adalah biaya yang timbul akibat adanya pertambahan atau
pengurangan output (biasanya merupakan hasil dari kegiatan produksi/operasi).
Incremental cost juga merupakan biaya yang terjadi sebagai akibat dari suatu
keputusan. Contoh: penambahan biaya total produksi karena keputusan manajemen
untuk penambahan tenaga kerja dan bahan baku.
10. Marginal cost adalah kenaikan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan sebagai
akibat kenaikan satu output. Perbedaanya dengan incremental cost adalah terletak
pada aspek yang memberi perubahan pada total cost. Jika pada incremental cost
perubahan total cost dipengaruhi oleh perubahan kcputusan, pada marginal cost
perubahan total cost dipcngaruhi oleh penambahan satu unit produk atau sclanjutnya.
Contoh: perusahaan harus menambah anggaran biaya produksi dikarcnakan adanya
penambahan permintaan dari order yang sebelumnya.
11. Unit cost adalah biaya per unit produk. Secara matematis unit cost didefinisakan
sebagai nilai dari hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan jumlah
unit produk (barang atau jasa) yang dihasilkan. Contoh perusahaan dapat
mengetahui informasi mengenai harga biaya per unit piece dari produk yang diproduksi
melalui perhitungan unit cost.
12. Total cost (biaya total) adalah keseluruhan biaya produksiyang digunakan untuk
menghasilkan sejumlah output tertentu baik yang bersifat tetap maupun variabel. Contoh:
perusahaan melakukan pengkalkulasian total biaya produksi yang dikeluarkan
13. Recurring cost (biaya terulang) adalah biaya yang besarnya sama yang harus dibayarkan
lagi dengan adanya tambahan suatu aktivitas yang menghasilkan produk (output) yang sama.
Setiap penambahan 1 unit output, biaya yang ditanggung berulang atau bertambah sebesar
biaya per unitnya. Contoh, apakah alat analisis digunakan atau tidak, perusahaan akan
membayar uang sewa peralatan analisis perbulannya.
14. Unrecurring cost (biaya tak berulang) adalah biaya yang hanya muncul satu kali. Artinya,
tidak ada sesuatu yang ditambahkan setelah biaya ini dikeluarkan. Contoh, biaya yang
dikeluarkan untuk membeli tanah.
15. Sunk cost adalah biaya yang sudah terlanjur keluar, dan tidak relevan lagi untuk
memperhitungkan biaya maupun imbalan yang didapat. Logika dari definisi biaya ini adalah
segala sesuatu yang dianggap sebagai alternatif keputusan yang dibuat untuk melapisi
pengeluaran yang ada, pengeluaran tersebut akan tefap ada (keluar). Contoh, ketika
perusahaan tertarikuntuk tanah seharga Rp.500 juta dan sudah membayar uang muka atau
down payment sebesar 20 juta kepada si penjual. Suatu ketika perusaan tersebut tertarik
untuk membeli tanah di lokasi lain sebesar Rp 450 juta dan harus membayar lunas. Pilihan
dari kedua opsi tersebut, itu tidak akan berpengaruh kepada uang tanda scbesar Rp. 20 juta
tadi
16. Past cost memiliki makna sama dengan Sunk cost dimana nilainya tidak dapat dihindari
dan tidak dapat diubah melalui keputusan apapun, tidak peduli akan tindakan apapun yang
diambil.

biaya tetap maupun biaya akan mempengaruhi biaya jangka pendek sebuah perusahaan.
Biaya total atau total cost (TC) pada setiap tingkat output adalah jumlah dari biaya lelap total
atau fixed cost (TFC) dan biaya variabel total atau variabel (TVC). Karena biaya-biaya,
apakah biaya rata-rala atau biaya marjinal, digunakan hampir untuk semua tujuan-tujuan
pembuatan keputusan operasional, maka akan sangat bermanfaat bagi kita untak menelaah
biaya-biaya ini.
Average Fixed Cost = AFC = TFC
Q

Average Variabel Cost =AVC = TVC


Q

Average (Total) Cost = AVC + TFC


Q
= AFC + AVC

Marginal Cost = ΔTC = dTC


ΔQ dQ

Contoh Soal:
Sebuah perusahaan katering mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp. 5.000.000, Kemudian
memproduksi suatu paket menudengan biaya Rp. 15.000, Apabila jumlah paket menu yang
diproduksi 500 buah, berapa biaya tolal per paket?
Diketahui :
TFC = Rp. 5.000.000,
AVC = Rp. 15.000,
ATC = AVC + TFC
Q
= 15.000 + 5.000.000
500
= 25.000

B. Latihan
Sebutkan contoh-contoh biaya peluang.

C. Rangkuman
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi atau mungkin terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya digolongkan menjadi
beberapa jenis: biaya tetap, biaya variabel, biaya langsung, biaya tak biaya perawatan, biaya
investasi, incremental cost, marginal cost, unit cust, biaya total, biaya terulang, biaya tak
terulang, sunk cost, past cost, opportunity cost .

D. Tes formatif
1. .Apa yang dimaksud dengan biaya marginal?
2. Jika sebuah perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp. 1.200.000,-. Kemudian
memproduksi roti denganbiaya Rp. 8.000,- per unit roti. Apabila jumlah roti yang diproduksi
600 buah, berapa biaya total per unit roti?

E. Umpan balik dan Tindak lanjut


Mahasiswa harus untuk mencari sumber pustakauntuk memperdalam materi pada pokok
bahasan ini. Untuk dapat melanjutkan ke pokok bahasan berikutnya, mahasiswa harus
menjawab tes formatif benar. Jika belum memenuhi, maka mempelajari pokok bahasan ini

F. Kunci jawaban tes formatif


1. kenaikan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan sebagai akibat kenaikan satu output
2. Rp 10.000/unit roti

DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, K. 2010. Ekonomi Mikro, Nora Media Enterprise, Kudus.
Soeratno.2003. Ekonomi Mikro Pengantar, edisi 2, Cet. I Yogyakarta.
Sukirno, S. 2009. Mikro Ekonomi. Rajawali Pers, Jakarta
Mulyadi, 1998. Total Quality Management. Aditya Media, Yogyakarta.
Salvatore, D. 2002. Managerial Economic: Dalam Perekonomian Global, Edisi
keempat, terjemahan M.Th.Anitawati dan Santoso, Jakarta

SENARAI
Rate : Bunga bank yang berlaku pada saat ini

BAB VI
HARGA PANGAN DAN ZAT GIZI

6.1. PENDAHULUAN
A. DeskripsiSingkat
Berdasarkanprinsipekonomi, konsumenberkeinginanmendapatkanpangan yang
baikkualitasnyadenganharga yang
semurahmungkin.Tetapikenyataannyahargaberkaitandengankualitaspangan.Dalamekonomipa
ngan, dalammembelijanganhanyaterpakudenganhargapangan,
tetapiperlumemperhatikanhargazatgizi.Denganmengetahuihargazatgizidapatmemberi
alternative pangandarihargatermahalsampaitermurahdilihatdarihargapangandanhargazatgizi.

B. Relevansi
Hargapangandanzatgiziberkaitaneratdenganperencanaanbiayaproduk yang
mempertimbangkannilaigizidanpangannya.Mahasiswaharusmengetahuikonsephargapanganda
nzatgizidalamilmuekonomi agar dapatmemahamiprinsipilmuekonomi.Mahasiswa Program
StudiIlmuGiziwajibmenguasaipokokbahasaninikarenamerupakanlandasanuntukmerencanaka
n program pangandangizi, sertadapatmenganalisis program pangandangizi.

C. Kompetensi
C.1. StandarKompetensi
Mahasiswadapatmemahamikonsepdanprinsipilmuekonomidalammerencanakan
program pangandangizi.

C.2. KompetensiDasar
Mahasiswamemahamikonsep, perhitungandankegunaanhargapangandanhargazatgizi.

D. PetunjukBelajar
Mahasiswadiharapkanmembacasumberpustaka yang
berkaitandenganpokokbahasankonsep, perhitungandankegunaan agar
lebihmudahmemahamimateripadapokokbahasanini.Selainitumahasiswajugamengerjakansoall
atihandanmengujipemahamandengantesformatifuntukmengetahuisejauhmanapemahamanterh
adapmateripadapokokbahasanini.Jikanilai yang didapatkanbelumsesuaidengan yang
ditetapkanmakamahasiswaharusmengulangmempelajarimateripadapokokbahasaninisebelumb
eralihkepokokbahasanselanjutnya.

6.2. HARGA PANGAN DAN ZAT GIZI


A. Uraian
Berdasarkanprinsipekonomi, konsumenberkeinginanmenddapatkanpangan yang
baikkualitasnyadenganharga yang semurahmungkin.
Tetapikenyataannyahargasesuaidengankualitaspangan.Kualitaspangan yang
baikbiasanyaharganyamahaldanpangandengankualitasburukbiasanyaharganyamurah.Salah
satuukurankualitaspanganadalahkandunganzatgizi.Padakenyataannya, tidakselalu: Pangan
yang mempunyaihargamahalmempunyaikualitasgizibaikataupangan yang
mempunyaihargamurahmempunyaikualitasgizi yang jelek.
Dalamekonomipangan, dalammembelijanganhanyaterpakupadahargapangan,
tetapiperlumemperhatikanhargazatgizi.Hargapangan (padaumumnyadiartikan): jumlahuang
yang harusdibayarolehkonsumenuntukmendapatkansuatupangandenganukurantertentu.
Contohnya: Hargaberas Rp12.000/kg atau Rp12/g, Harga durian Rp20.000/kg atau Rp20/g.
hargapanganakanmenentukanhargazatgizi. Hargazatgiziyaituharga yang
harusdibayarkanuntukmendapatkansatusatuanzatgizitertentu (Rp/satuanzatgizi).
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
HargaZatGizi =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑍𝑎𝑡 𝐺𝑖𝑧𝑖

Contoh :
Harga protein = Rp/gram protein
Hargaenergi = Rp/kkal energy, dll.
Faktorberat yang dapatdimakan (bdd) harusdiperhitungkan,
sehinggabddtinggimakahargazatgizijadilebihmurah.

Contoh 1
Hargajagung 1 kg adalah Rp7.000, kandunganenergijagung 350 kkal/100 g, danbdd =
90%. Berapaharga 1 kkaldarijagung?
Jawab :
Harga = Rp7.000,-
Jumlahenergi = Beratpangan x Energi di DKBM/100 x Bdd
= 1.000 g x 350 kkal/100 g x 90%
= 3.150 kkal
𝑅𝑝7.000
HargaEnergiJagung = 3.150𝑘𝑘𝑎𝑙 = Rp2,22/kkal

Contoh 2
Hargaberas Rp11.500/kg, kandungan energy 360 kkal/100g, bdd = 100%.
Berapaharga per 1 kkaldariberas?
Jawab:
Harga = Rp11.500,-
JumlahEnergi = 1.000 g x 360 kkal/100g x 100 %
= 3.600 kkal
𝑅𝑝11.500
HargaEnergizberas = 3.600𝑘𝑘𝑎𝑙 = Rp3,19/kkal

KegunaanHargaGizi
a. Dapatmemberi alternative
pangandarihargatermahalsampaitermurahdilihatdarihargapangandanhargazatgizi
(energi, protein, zatbesi, dll.).
b. Untukmenghitungbiayasebuah menu yang
dibuatuntukmemenuhikebutuhansejumlahzatgizi yang berasaldarisejumlahpangan
yang diketahuihargapangandanzatgizinya.
c. Bergunauntukperencanaan menu yang
mensyaratkanfaktorkandunganzatgizidanbiayatertentu.

D. Latihan

BahanPangan Harga Bdd Energi Protein


(Rp/kg) (Kal/100 g) (g/100 g)
Beras 10.000 100 360 8,0
Jagung 15.000 75 100 2,0

1. Berapa kue yang beratnya 100 gram dengan komposisi bahan baku beras 30 % dan
pisang 70% ?
2. Bagaimana komposisi sebuah kue/kudapan yang mengandung 300 kkal dan harga Rp.
2.500 yang berasal dari beras dan pisang?
3. Bagaimana komposisi sebuah kue.kudapan untuk PMT-AS dari beras dan pisang agar
bisa menyumbang energi minimal 300 kkal, protein minimal 5 g dan harga tidak lebih
dari Rp.3000,-
C. Rangkuman
Dalam ekonomi pangan, tidak hanya memperhatikan harga pangan, tetapi juga zat
gizi. Harga pangan adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk
mendapatkan suatu pangan dengan ukuran tertentu. Harga zat gizi yaitu harga yang harus
dibayarkan untuk mendapatkan satu satuan zat gizi tertentu (Rp/Satuan zat gizi)
D. Tes Formatif
Hitung Harga pangan dan harga zat gizi dari tabel berikut.

Bahan Pangan Harga Bdd Energi Protein


(Rp/kg) (Kal/100g) (g/100g)
Jagung 8.500 90 350 6,0
Ketela 5.000 80 140 2,0
Ubi merah 6.000 95 120 4,0

1. Hitunglah harga pangan per gram dan harga zat gizi (energi dan protein) sesuai data
ditabel
2. Berapa harga sebuah kue/kudapan yang mengandung 300 kkal yang berasal dari 65%
jagung dan 35% dari ubi merah?
E. Umpan balik dan tindak lanjut
Mahasiswa harus mencari sumber pustaka untuk memperdalam materi pada pokok
bahasan ini. Untuk dapat melanjutkan ke pokok bahasan berikutnya, mahasiswa harus
mampu menjawab tes formatif benar. Jika belum memenuhi, maka mahasiswa harus
mengulangi mempelajari pokok bahasan ini.
F. Kunci Jawaban tes Formatif

1. Tabel Harga pangan dan gizi


Bahan Pangan Harga Pangan Harga energi Harga protein
(Rp/g) (Rp/Kkal) (Rp/g)
Jagung 8,5 2,69 157,4
Ketela 5 4,5 312,5
Ubi Merah 6 5,3 157,9
2. Rp 1081,05

Daftar Pustaka
Hardinsyah, 1985. Ekonomi Gizi. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga.
Fakultas Pertanian IPB
Persagi, 2005. Tabel Komposisi Pangan Indoneisa. Elex Media Komputindo, Jakarta
Retnaningsih, F. Analisis harga pangan dan zat gizi pada tingkat produsen sampai konsumen
di desa Cihideung Ilir Kecamatan Ciampea kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen Gizi
Masyarakat FEMA IPB.
Suyatno, 2008. Harga Pangan dan Zat Gizi. Jurusan FKM Universitas Diponegoro.

SENARAI
Menu : Daftar atau rangkaian jenis makanan dan minuman yang tersedia dan dapat
dihidangkan
BAB VII
ANALISIS PROGRAM PANGAN DAN GIZI
7.1. PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Program pangan atau program gizi adalah salah satu bentuk investasi (human
investation), dalam suatu program investasi maka uang dan waktu harus diperhitungkan. Hal
ini dikarenakan investor (pemerintah, penyandang dana) tentu tidak ingin programnya merugi
atau keuntungan sedikit. Oleh karena itu diperlukan analisis ekonomi (economic analysis).
Beberapa cara yang digunakan untuk analisis program pangan dan gizi antara lain : NPV,
B/C Ratio, Cost Effectiveness dan BEP.
B. Relevansi
Analisis program pangan dan gizi harus dipahami oleh mahasiswa karena berkaitan
dengan analisis kelayakan program pangan dan gizi berdasarkan beberapa metode.
Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi wajib menguasai pokok bahasan ini karena merupakan
landasan untuk merencanakan program pangan dan gizi, serta dapat menganalisis program
pangan dan gizi.
C. Kompetensi
C.1. Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami konsep dan prinsip ilmu ekonomi dalam merencanakan
program pangan dan gizi

C.2. Kompetensi Dasar


Mahasiswa dapat memahami berbagai cara analisis program pangan dan gizi serta
cara perhitungannya.

D. Petunjuk Belajar
Mahasiswa diharapkan membaca sumber pustaka yang berkaitan dengan pokok
bahasan analisis program pangan dan gizi agar lebih mudah memahami materi pada pokok
bahasan ini. Selain itu mahasiswa juga mengerjakan soal latihan dan menguji pemahaman
dengan tes formatif untuk mengetahui sejauh mana pemahaman terhadap materi pada pokok
bahasan ini. Jika nilai yang didapatkan belum sesuai dengan yang ditetapkan maka
mahasiswa harus mengulang mempelajari materi pada pokok bahasan ini sebelum beralih ke
pokok bahasan selanjutnya.

7.2 ANALISIS PROGRAM PANGAN DAN GIZI


A. Uraian
Program gizi atau program gizi adalah salah satu bentuk investasi (human
investation), dalam suatu program investasi maka uang dan waktu harus diperhitungkan
karena seorang investor (pemerintah, penyandang dana) tentu tidak ingin programnya merugi
atau keuntungan sedikit. Oleh karena itu analisis ekonomi (economic analysis). Waktu
dilakukan analisis program pangan dan gizi :
1. Tahap perencanaan yaitu melakukan prioritas program (project alternative priority)
pada waktu pre-evaluasi dan pada saat menguji kelayakan program (feasibility).
2. Tahap evaluasi perencanaan program yaitu pasca program dijalankan (post-
evaluation). Untuk mengevaluasi apakah program layak untuk dilanjutkan.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
a. Konsep biaya dan keuntungan
- Konsep uang, bunga, dan wakil nilai sekarang (Presebt Value) dan nilai akan
datang (Future Value).
- Kelaikan program (project feasibility): BEP, B/C ratio, cost effectiveness.

1. Biaya (Cost)
Biaya terdiri dari:
a. Investment (capital) cost/initial investment : sebelum program beroperasi, yaitu
1) Engineering & feasibility studies
2) Tanah
3) Biaya konstruksi dan pengadaan peralatan
4) Bunga selama masa konstruksi
5) Modal kerja

b. Operational production & maintenance cost yaitu


1) Bahan baku
2) Bahan penolong
3) Air, listrik dan telepon
4) Bahan bakar
5) Peralatan kantor
6) Pemeliharaan gedung dan mesin
7) Gaji dan upah

c. Opportunity cost
1) Biaya akibat kesempatan yang hilang
2) Banyak digunakan untuk menghitung biaya yang tidak dapat ditentukan
besarnya
3) Biasanya diperhitungkan dengan rate (bunga)

2. Keuntungan (Benefit)
Keuntungan dibag menjadi beberapa jenis yaitu
a. Direct Benefit yaitu keuntungan yang langsung diperoleh dari program.
1) Kenaikan dalam nilai produk fisik
2) Perbaikan kualitas produk
3) Perubahan lokasi dan waktu penjualan yang mengakibatkan permintaan
meningkat
4) Perubahan bentuk (grading processing) sehingga produk lebih efesien.

b. Inderect Benefit yaiu keuntungan yang muncul di luar program


1) Keuntungan yang muncul karena adanya program jalan raya.
2) Keuntungan karena mutu tenaga kerja meningkat.
3) Keuntungan yang timbul karena dibangunnya rumah sakit disuatu tempat.

c. Intangible Benefit yaitu keuntungan yang sulit diukur dengan uang yaitu
1) Perbaikan lingkungan
2) Perbaikan distribusi pendapatan
3) Perbaikan keamanan pangan
4) Perbaikan status gizi

3. Analisis Kelayakan Program


Faktor yang harus diperhatikan dalam analisis kelayakan program adalah
a. Economic Life: Umur Program
b. Present Value: nilai uang sekarang, yang diperoleh dengan cara mendiskonto
(discounting).
Aliran cost dan benefit yang telah didiskonto akan menghasilkan: present value
dari cost dan present value dari benefit. Analisis dilakukan setelah dihitung
present value dan cost benefit
c. Compounding: dapat dilakukan dengan memakai rumus F = P x (1+i)t
Contoh soal
Anda mendipositokan uang Rp. 10.000.000,- dengan bunga 18% per tahun, maka
berapa jumlah uang pada tahun ke 3?
Jawab
F = 10.000.000 (1 + 18%)3 = Rp.16.430.000,-
d. Discounting: dapat dilakukan dengan memakai rumus
P = F x 1/(1+i)t
Nilai Present value dapat diketahui dengan menggunakan tabel diskonto dengan
nilai bunga tertentu.

Tabel 4. Contoh tabel diskonto dengan I = 10%

To find F To find P To find F To find P To find A To find A


Given P Given F Given A Given A Given F Given P

N F/P P/F F/A P/A A/F A/P N


1 1.1000 0.9091 1.0000 0.9091 1.0000 1.1000 1
2 1.2100 0.8264 2.1000 1.7355 0.4762 0.5762 2

To find F To find P To find F To find P To find A To find A


Given P Given F Given A Given A Given F Given P
3 1.3310 0.7513 3.3100 2.4869 0.3021 0.4021 3
4 1.4641 0.6830 4.6410 3.1699 0.2155 0.3155 4
5 1.6105 0.6209 6.1051 3.7908 0.1638 0.2638 5

Contoh 2.
Seseorang mendepositokan uang pada tahun kedua nilainya Rp. 100.000.000 dengan
bunga 10% per tahun, maka berapa jumlah uang pada saat ini?
Jawab :
P = 100.000.000 x 1/(1+10%)2
P = 100.000.000 x 0,8264
= 82.640.000
Atau menggunakan nilai tabel diskonto I = 10% pada kolom to find P given F dengan
N = 2 yaitu 0,8264.
P = F x nilai tabel
= 100.000.000 x 0,8264 = 82.640.000

Jenis Analisis Ekonomi


1. Rangking by Inspection yaitu melakukan pemeringkatan berdasarkan cepat tidaknya
net benefit dihasilkan dan umur program berdasarkan benefit yang diperoleh.
a. Jika program A dan B mempunyai investasi sama dan mempunyai net benefit sama
dalam periode yang sama. Jika pada tahun berikutnya program A masih
menghasilkan net benefit maka dipilih program A.
b. Program C dan D mempunyai biaya investasi dan net benefit sama, namun
program C dalam waktu yang lebih awal menghasilkan net benefit yang lebih besar
maka dipilih program C.
2. Payback Period yaitu jangka waktu tercapainya net benefit menyamai biaya investasi.
Program yang dipilih adalah program yang lebih cepat mencapai payback period.
3. Net Present Value (NPV)
Hasil pengurangan present value dari total gross benefit dengan present value dari
total cost. Jika NPV negatif, maka program ditolak dan jika NPV positif, maka
program dilaksanakan.
4. B/C Ratio (Benefit Cost Ratio)
Membandingkan total present value dari benefit selama umur ekonomi program
dengan total present value dari cost selama umur ekonomi program.
Apabila :
B/C > 1  program diterima
B/C < 1  program ditolak
B/C = 1 tercapai BEP
Apabila terdapat sejumlah program dengan B/C > 1, maka dipilih program dengan
B/C terbesar.
5. Cost effectiveness
Cost effectiveness yaitu bagaimana tujuan dapat dicapai dengan memilih alternatif
dengan Unit Cost terkecil. Berbeda dengan B/C yang menekankan alternatif dengan
benefit maksimum, cost effectiveness lebih menekankan pada pencapaian tujuan
dengan biaya termurah.

Umunya keuntungan program gizi sulit diukur secara kuantitatif. Jika diukur secara
kuantitatif memerlukan pendekatan, misalnya : holangnya kecerdasan, berkurangnya
hari sakit yang memengaruhi produktivitas. Jika tidak bisa diukur maka analisis
ekonomi dikaitkan dengan effectivities.

Tabel 5. Peredaan B/C dan Cost effectiveness

Benefit Cost Ratio Cost Effectiveness


Benefit dan cost diketahui dan Benefit dan cost diketahui, benefit dan
quantifiable unquantifiable dan cost quantifiable
Dipilih alternatif program yang memebri Dipilih alternatif program dengan biaya
manfaat semaksimal mungkin paling minimum
Sebagai teknik menentukan benefit Sebagai teknik menentukan biaya
maksimum yaitu B/C paling besar seminimum mungkin yaitu biaya paling
sedikit
Sebagai evaluasi : alternatif dengan B/C Sebagai evaluasi : alternatif dengan unit
> 1 dirangking dari yang tertinggi sampai cost terendah sebagai rangking pertama
terendah

Contoh :
Hitung cost effectiveness program gisi berikut ini dan mana program gizi yang
dipilih?

Type of Change Effectiveness Cost Cost/unit


Intervention (%) (Rp/person)
Iodized Salt 52,3 = Change – kontrol 585,3 = cost/effectiveness
= 52,3 – 4,7 = 47,6 = 585,3/47,6
= 12,30
Iodized water 41,6 = Change – kontrol 928,0 = 928,36,9
= 41,6 – 4,7 = 36,9 = 25,15
Oral iodized 64,5 = Change – kontrol 936,9 = 936,9/59,8
oil = 64,5 – 4,7 = 59,8 = 15,67
Control 4,7

Kesimpulan : program yang dipilih adalah iodized salt karena mempunyai cost/unit
minimum yaitu Rp. 12,30,-/unit

4. Analisi Titik Impas (Break Even Points/BEP) adalah suatu keadaan dimana jumlah
produk yang dijual menghasilkan keuntungan bersih nol. Jika penjualan meningkat diatas
keadaan BEP akan memberikan laba usaha, sebaliknya jika dibawah BEP berarti rugi.
a. Komponen Biaya (Cost)
1) Biaya tetap (fixed cost) : biaya yang diperhitungkan diawal kegiatan, dimana
biaya tersebut tetap meski jumlah produksi atau omset penjualan meningkat
atau menurun.
2) Biaya variabel (total variable cost) : biaya-biaya yang berubah mengikuti naik
– turunnya jumlah produk yang dihasilkan atau omset penjualan.
b. Total Biaya
Total biaya = Total biaya variabel + Biaya tetap
TC = TVC + FC

Dimana : TVC = Q x VC
Q = quantity/jumlah barang
VC = biaya variabel per unit produk
c. Komponen Pendapatan (Revinue)
Adalah perkalian antara jumlah barang yang dijual dengan harga jualnya
TR = Q x P
Gambar 10. Berbagai Model Sistem Pangan dan Gizi

c. Jaringan Pangan
Model jarungan pangan adalah model jaringan yang fokus pada hubungan
timbal balik antara beragam titik dalma kegiatan dan kontrol pada sistem
pangan dan gizi. Jaringan pangan umumnya digunakan untuk
menunjukkan hubungan setiap poin sistem pangan dan gizi, dan hubungan
penting antara sistem dari dalam dan luar sistem. Ciri khas pada model
jaringan pangan adalah sambungan yang banyak, beragam dan mengubah
hubungan yang membentuk dan mengubah sistem. Keterbatasan tipe ini
termasuk kurangnya representasi pola dan struktur yang konsisten antara
titik yang berhubungan, kecenderungan untuk tidak memiliki flow yang
spesifik dalam sistem pangan dan gizi serta penekanan lingkunga dalam
kegiatan jaringan pangan.

d. Konteks pangan
Model konteks pangan memiliki pandangan ekologikal yang fokus
terhadap hubungan pangan dan gizi dengan lingkungan yang dibuat dari
berbagai sistem lainnya. Konteks dari sistem pangan dan gizi yang
mencakup lingkungan fisik dan sosila serta sistem lain yang ada di
lingkungan. Ciri khas dari model konteks pangan termasuk pertimbangan
pengaruh dari luar dan kendala serta penggambaran input dan output yang
ditukarkan oleh sistem dengan lingkungan. Keterbatasan untamanya yaitu
kurang spesifik mengenai struktur sistem makanan dan gizi.

3. Komponen Sistem Pangan dan Gizi


Sistem pangan dan gizi beroperasi dengan konteks yang terdiri dari sistem
lain yang dapat dibedakan ke dalam lingkungan biofisik dan sosial (Gambar 10).
Loop dan jaringan umpan balik dari hubungan beroperasi dalam sistem pangan
dan gizi yang membentuk lingkunga tersebut.
Gambar 11. Sistem pangan dan gizi dengan model konteks pangan

Sumber dari lingkungan mengenai sistem pangan dan gizi memberikan


input dasar pada sistem. Termasuk faktor biofisik seperti energi, udara, tanah, dan
air dan faktor sosial seperti sumber daya manusia, faktor ekonomi seperti pasar
dan model, nilai-nilai budaya dan tradisi, kepuasan individu, pengetahuan dan
keterampilan, dan kebijakan dengan kesehatan sebagai hasil utama dari seluruh
yang sistem. Kelangkaan input dapat membatasi kemampuan sistem untuk
berfungsi.

Gambar 12. Bagan Sistem Pangan dan Gizi

Bagan sistem pangan dan gizi di atas menggunakan model rantai pangan.
Presentasi lancar dari rantai pangan (dari pertanian ke dikonsumsi) dapat
menyesatkan jika mengakibatkan proses interaksi, hubungan sebab dan akibat, dan
umpan balik. Bagi konsumen, konsep berurutan dari rantai pangan kadang-kadang
bisa lebih mudah dipahami tetapi juga dapat mengaburkan dinamika nyata yang
mendorong sistem pangan.
Komponen di dalam sistem pangan dan gizi, yaitu :
a. Penyediaan pangan
1) Produksi bahan pangan
Adalah penyediaan pangan pertama ke arah konsumsi pangan. Seperti
pemakaian bibit unggul,

sering dibeli melalui pasar. Pemilihan makanan dipengaruhi oleh kebiasaan, sosial,
kesukaan.
2. Preparasi/penyiapan
Pada tahap ini makanan mentah disiapkan untuk menjadi makanan yang siap
dikonsumsi. Dapat dilakukan dengan melibatkan perubahan fisik, kimia dan kadar air.
3. Konsumsi
Tahap konsumsi berfokus pada makanan, melibatkan tahap seleksi, penyajian dan
mencerna makanan. Konsumsi makanan dalam medis juga termasuk nutrisi enteral
dan parenteral selain konsumsi oral. Makanan adalah penghubung transformasi antara
subsistem konsumsi dan subsistem gizi.
c. Subsistem Gizi
Subsistem gizi terdiri dari komponen makanan termasuk makro dan mikro, serat, air, dan
faktor-faktor non-nutrisi. Status subsistem gizi bergantung pada keadaan kesehatan
individu, yang ditentukan oleh pencernaan makanan, bersama dengan penyerapan dan
pemanfaatan nutrisi dalam tubuh. Tubuh seseorang harus dalam kondisi yang baik untuk
menggunakan (utilisasi) makanan dan mikronutrien secara efisien untuk kesehatan yang
optimal. Pemanfaatan membutuhkan tidak hanya makanan yang memadai, tetapi juga
lingkungan fisik yang sehat, termasuk air minum yang aman, pengetahuan yang lebih
baik tentang kebutuhan gizi bagi perempuan dan anak-anak, meningkatkan praktik
pemberian makan pada bayi, distribusi pangan intra-rumah tangga yang merata, sanitasi
dan kebersihan yang memadai, penurunan penyakit menular, dan pengetahuan dan
pemahaman tentang mengurus diri sendiri yang benar, untuk persiapan makanan dan
keamanan.
Subsistem gizi meliputi tahapan pencernaan yang melibatkan konsumsi dan pemecahan
makanan, transportasi yang mendistribusikan komponen makanan ke berbagai bagian
tubuh dan dapat melibatkan transformasi biokimia dan metabolisme yang menggunakan
komponen makanan dalam proses fisiologis. Komponen makanan bisa positif, negatif,
atau netral dalam efek fisiologis mereka dan termasuk nutrisi, racun dan mikro-organisme
dan zat lainnya.
1. Pencernaan
Pencernaan adalah tahap pertama dalam subsistem gizi, di mana makanan masuk ke
jalur pencernaan untuk dipecah menjadi zat gizi. Makanan memulai mengalami
konfersi karena secara fisik dikurangi ukurannya dengan pengunyahan di mulut dan
kimia dipecah oleh asam lambung dalam perut. Pengolahan menjadi unit yang lebih
kecil memungkinkan penyerapan zat gizi ke dalam tubuh melalui dinding usus kecil.
Zat yang tidak diserap selama transit melalui usus kecil pindah ke usus besar untuk
kemudian dikeluarkan sebagai produk limbah.
2. Transportasi
Setelah diserap, komponen makanan diangkut ke tempat tertentu dalam tubuh di mana
mereka digunakan atau disimpan. Mekanisme fisiologis aktif dan pasif mengangkut
zat gizi melintas membran sel untuk mencapai tempat untuk dimanfaatkan.
3. Metabolisme
Tahap akhir dalam sistem pangan dan gizi melibatkan metabolisme zat gizi tertentu
untuk digunakan dalam tubuh, dimana komponen makanan yang terlibat dalam proses
metabolisme dan mekanisme homeostatis. Proses metabolisme terjadi akibat ada,
tidak adanya, jumlah dan jenis komponen makanan dan dipengaruhi oleh kesehatan
dan penyakit.

4. Peran dan Hubungan dalam Pangan dan Gizi


Deskripsi sistem pangan dan gizi sejauh ini menekankan hubungan yang linear,
berurutan, dimana sumber daya memasuki sistem dan dilanjutkan melalui berbagai tahap.
Subsistem dan tahap dalam sistem pangan dan gizi memiliki orientasi yang berbeda dan
bervariasi. Mereka beroperasi dengan tujuan yang berbeda (profit, kesenangan,
kesehatan), unit analisis (komoditas, bahan makanan, makanan, zat gizi, penyakit), satuan
pengukuran (utitilitas, kalori) dan audien (pengguna, konsumen, pelanggan, klien,
pasien). Namun walaupun memiliki tujuan yang berbeda dapat berkaitan satu dengan
yang lainnya. Contohnya, ketersediaan makanan pada tingkat produsen dapat
memengaruhi distribusi bahan makanan pada konsumen dan pemilihan bahan makanan
pada konsumen dapat dipengaruhi berbagai faktor yang dapat memengaruhi ketersediaan
makanan dalam suatu rumah tangga. Pengolahan makanan, pendistribusian makanan, dan
kebiasaan makanan dalam keluarga dapat memengaruhi asupan dan berdampak pada
status gizi dan kesehatan orang tersebut.
Konsumen sistem pangan dan gizi diperiksa dengan meninjau kerja sama melalui,
menerapkan teori sistem dan mengembangkan sebuah model yang terintegrasi. Sistem
berpikir sengaja menghindari pendekatan reduksionis yang berfokus pada hanya satu
bagian dari sistem atau melihatnya dari sudut pandang khusus. Model terpadu dari sistem
pangan dan gizi adalah alat yang dapat digunakan untuk penelitian, pengajaran dan
praktik dengan menggambarkan ruang lingkup sistem, membuat koneksi antara bagian
dari sistem dan menunjukkan hubungan dengan daerah-daerah diluar sistem.

B. Latihan
Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen dalam sistem pangan dan gizi.

C. Rangkuman
Sistem pangan dan gizi adalah suatu rangkaian masukan, proses, dan keluaran sejak
pangan masih dalam tahap produksi sampai dengan tahap akhir, yaitu pemanfaatannya
dalam tubuh manusia yang diwujudkan oleh status gizi. Sistem pangan dan gizi terdiri
dari beberapa komponen atau subsistem yang saling
Berkaitan yaitu subsistem ketersediaan pangan, subsistem distribusi, subsistem konsumsi dan
subsistem utilisasi makanan. Pemerintah memiliki peraan yang penting dalam sistem pangan
dan gizi yang bertujuan untuk meningakatkan dan mempertahankan status gizi masyarakat
dalam keadaan optimal.

D. Tes Formatif
1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi input dasar pada sistem pangan dan gizi?
2. Jelaskan apa yang mempengaruhi sub sistem gizi?

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Mahasiswa harus mencari sumber pustaka untuk memperdalam materi pada pokok bahasan
ini. Untuk dapat melanjutkan ke pokok bahasan berikutnya, mahasiswa harus mampu
menjawab tes formatif benar. Jika belum memenuhi, maka mahasiswa harus mengulangi
mempelajari pokok bahasan ini.

F. Kunci Jawaban Tes Formatif


1. Faktor yang mempengaruhi input dasar pada sistem pangan dan gizi adalah sumber dari
lingkungan yaitu faktor biofisiki seperti energi, udara, tanah dan air dan faktor sosial seperti
sumber daya manusia, faktor ekonomi sepertinya pasar dan modal, nilai-nilai budaya dan
tradisi, kepuasan individu, pengetahuan dan keterampilan, dan kebijakan dengan kesehatan
sebagai hasil utama dari seluruh yang sistem.
2. Status subsistem gizi bergantung pada keadaan kesehatan individu, yang ditentukan oleh
pencernaan makanan, bersama dengan penyerapan dan pemanfaatan nutrisi dalam tubuh.
DAFTRA PUSTAKA

Achmadi, UF. 2005. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah Jakarta. Gramedia, Jakarta.

Fanzo, J. Et all. A 3 year cohort study to assess an integrated food and livelihood-based
approach to better nutrition in rural western Kenya. In Combating Micronutrient Deficiency:
Food-based Approaches; Thompson, B., Amoroso, L., Eds.; FAO and CABI: Rome, Italy,
2011; Chapter 4.

Farida, I. 2010. Sistem Pangan dan Gizi. Kesehatan Masyarakat Kudus: Cendekia Utama;
2010.

Burchi, F.; Fanzo, J.; Frison, E.; Emile Frison. 2011. The Role of Food and Nutrition System
Approaches in Tackling Hidden Hunger. Int. J.Environ. Res. Publik Health 8, 358-373.

Sobal, J.; Khan, L.K.; Bisogni, C. 1998. A conceptualmodel of the food and nutrition system.
Soc. Sci. Med. (47): 853-863

SENARI
Status gizi : Keadaan gizi seseorang
BAB VIII
SISTEM PANGAN DAN GIZI

8.1 PENDAHULUAN
A. DeskripsiSingkat
Sistempangandangizisangatmemengaruhi status
gizimasyarakatkarenamenyangkutserangkaianaspeksejaktahapproduksisampaitahappemanfaat
anolehtubuh.Pendekatansistemdiperlukankarenabanyaknyafaktor yang berpengaruhdanpelaku
yang terlibatdalampembangunanpangandangizi.
Hal iniberartidalamsistemtersebutterdapatserangkaiankomponenatausubsistem,
yaituproduksi, ketersediaanpangan, distribusi,
konsumsidangizi.Sebuahsistempangandangizitangguhmelibatkankonsumensebagaifokusutam
a.Sistemini juga memastikanbahwaintegritaslingkungan,
kemandirianekonomidansosialkesejahteraandipertahankandanditekankan.

B. Relevansi
Sistempangandangizimemengaruhi status gizimasyarakat yang
melibatkanserangkaiankomponen sub sistemyaituproduksi, ketersediaanpangan, distribusi,
konsumsi, dangizi. Mahasiswa Program
StudiIlmuGiziwajibmenguasaipokokbahasaninikarenamerupakanlandasanuntukmerencanaka
n program pangandangizi, sertadapatmenganalisis program pangandangizi.

C. Kompetensi
C.1 StandarKompetensi
Mahasiswadapatmemahamikonsepdanprinsipilmuekonomidalammerencanakan
program pangandangizi.
C.2 KompetensiDasar
Mahasiswamemahamisistempangandangizisertakomponen-komponennya.

D. PetunjukBelajar
Mahasiswadiharapkanmembacasumberpustaka yang
berkaitandenganpokokbahasansistempangandangizi agar
lebihmudahmemahamimateripadapokokbahasanini.Selainitumahasiswa juga
mengerjakansoallatihandanmengujipemahamandengantesformatifuntukmengetahuisejauh
mana pemahamanterhadapmateripadapokokbahasanini.Jikanilai yang
didapatkanbelumsesuaidengan yang
ditetapkanmakamahasiswaharusmengulangmempelajarimateripadapokokbahasaninisebelumb
eralihkepokokbahasanselanjutnya.

8.2 SISTEM PANGAN DAN GIZI

A. Uraian
1. PengertianSistemPangandanGizi
Sistempangandangiziadalahrangkaiankegiatan input dan proses
dalamtahapmengubahbahanbakumenjadimakanandanmentransformasikanzat-zatgizimenjadi
outcome kesehatanberupa status gizi, yang
semuanyaberfungsisebagaisistemdengankonteksbiofisikdansosiokultural. Hal
iniberartidalamsistemtersebutterdapatserangkaiankomponenatausubsistem, yaituproduksi,
ketersediaanpangan, distribusi, konsumsi,
dangizi.Sebuahsistempangandangizitangguhmelibatkankonsumensebagaifokusutama.Sistemi
ni juga memastikanbahwaintegritaslingkungan,
kemandirianekonomidansosialkesejahteraandipertahankandanditekankan.
Sistempangandangizisangatmemengaruhi status
gizimasyarakatkarenamenyangkutserangkaianaspeksejaktahapproduksisampaitahappemanfaat
anolehtubuh.Pendekatansistemdiperlukankarenabanyaknyafaktor yang
berpengaruhdalampelaku yang terlibatdalampembangunanpangandangizi.

2. Macam-macamTipe Model padaSistemPangandanGizi


Beberapatipe model padasistempangandangizi, yaiturantaipangan, sikluspangan,
jaringpangandankontekspangan.Setiaptipememilikiaspek yang
berbedadalamsistempangandangizi
a. RantaiPangan
Model rantaipangandifokuskanpada flow objekmelaluiurutanlangkah-langkah,
menekankanpergerakandantransformasimelaluiserangkaiantahapan yang
berurutandan linear.Cirikhasdari model rantaipanganpadacommon units,
digunakanuntukmengikutiobjekmelaluiseluruhsistemdanmengikutilangkah-
langkah yang digambarkan.
Keterbatasandaritipeiniyaitukurangnyapertimbanganterhadappengaruhdarilurarran
tai, bias terhadapisu-
isudalamsistemdancenderungfokusdibatasibagianrantaidengankelalaiansebelumata
ufaktorberikutnya.

b. SiklusPangan
Model sikluspanganfokuspadaumpanbalikdalamsistempangandangizi,
mengenaibagaimanahubunganobjekdaninformasikembaliketahapatautingkat yang
berbeda. Model sikluspangandigunkanuntukmengatasimengenai output
padamasing-masingtingkatsistem. Cirikhas model
sikluspanganadalahmekanismehubunganbagian yang berbeda di
dalamsistemdanefektindakantahaplainterhadapsetiapspesifikpoinpadasistem.
Model sikluspanganmembantusecarakonseptualseluruh “siklushidup”
makanandangizi, menelitibagaimanatahapan link
kembaliketahapsebelumnya.Keterbatasandaritipeinimeliputikelakuandari loop
umpanbaliksebagaipenghubungantarbagian-bagian yang
berbedapadasistemdanpengaruh minimal yang
terjadipadaalirankeluarmelaluisistem.

BAB IX
KETAHANAN PANGAN DAN GIZI

9.1. PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Ketahananpanganmerupakan salah satu isu utama upaya peningkatan status gizi masyarakat
yang paling erat kaitannya dengan pembangun pertanian. Situasi produksi pangan dalam
negeri serta ekspor dan nimpor pangan akan menentukan ketersediaan pangan yang
selanjutnya akan memengaruhi kondisi ketahanan pangan di tingkat wilayah. Sementara
ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga, akan ditentukan pula oleh daya beli masyarakat
terhadap pangan.

Ketahanan pangan pada dasarnya terdiri dari: ketersediaan pangan (food availability),
stabilitas harga pangan (food price stability), dan keterjangkauan pangan (food accessibility).
Tujuan ketahanan pangan adalah pemenuhan hak atas pangan, peningkatan kualitas sumber
daya manusia, dan ketahanan pangan nasional. Berjalannya sistem ketahanan pangan tersebut
sangat bergantung pada dari adanya kebijakan dan kinerja sektor ekonomi, sosial politik.

B. Relevansi
Ketahanan pangan berkaitan dengan kebijakan pemerintah dalam aspek ekonomi, sosial
maupun politik. Mahasiswa program studi ilmu gizi wajib menguasai pokok bahasan ini
karena merupakan landasan untuk merencanakan program pangan dan gizi, serta dapat
menganalisis progrgam pangan dan gizi.
C. Kompetensi
C.1. StandarKompetensi
Mahasiswadapatmemahamikonsepdanprinsipilmuekonomidalammerencanakan program
pangandangizi.

C.2. KompetensiDasar
Mahasiswadapatmemahamikonsepketahananpangansertakomponendariketahananpangan.

D. PetunjukBelajar
Mahasiswadiharapkanmembacasumberpustaka yang
berkaitandenganpokokbahasankonsepketahananpangan agar
lebihmudahmemahamimateripadapokokbahasanini.
Selainitumahasiswajugamengerjakansoallatihandanmengujipemahamandengantesformatifunt
ukmengetahuisejauhmanapemahamanterhadapmateripadapokokbahasanini. Jikanilai yang
didapatbelumsesuaidengan yang
ditetapkanmakamahasiswaharusmengulangmempelajarimateripadapokokbahasaninisebelumb
eralihkepokokbahasanselanjutnya.

9.2. KETAHANAN PANGAN DAN GIZI


A. Uraian
1. PengertianKetahananPangan
KetahananpanganmenurutUndang-UndangPangan No. 18 Tahun 2012
yaitukondisiterpenuhinyapanganbaginegarasampaiperseorangan yang
tercermindantersedianyapangan yang cukup

Baik jumlah maupun mutunya, aman, bergizi merata dan terjangkau serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat,
aktif dan produktif secara berkelanjutan.
Menurut USAID (1992), ketahanan pangan adalah kondisi ketika semua orang pada
setiap saat mempunyai akses secara fisik dan ekonomi untuk memperoleh kebutuhan
konsumsinya untuk hidup sehat dan produktif. Adapun ketahanan pangan menurut FAO
(1997) adalah situasi dimana semua rumah tangga mempunyai akses baik fisik, maupun
ekonomi untuk memperoleh pangan bagi seluruh anggota keluarganya, dimana rumah tangga
tidak berisiko mengalami kehilangan kedua akses tersebut.
Berdasarkan definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ketahanan pangan memiliki
5 unsur yang harus dipenuhi:
a. Berorientasi pada rumah tangga dan individu
b. Dimensi waktu setiap saat pangan tersedia dan dapat diakses
c. Menekankan pada akses pangan rumah tangga dan individu, baik fisik, ekonomi, dan
sosial
d. Ditunjukan untuk hidup sehat dan produktif

B. Sub Sistem Ketahanan Pangan


Sub system ketahanan pangan terdiri dari tiga sub system utama yaitu ketersediaan
akses dan penyerapan pangan sedangkan status gizi merupakan outcome dari ketahanan
pangan, ketersediaan, akses, dan penyerapan pangan merupakan sub sistem
yangharusdipenuhisecarautuh. Salah satu sub system
tersebuttidakdipenuhimakasuatunegarabelumdapatdikatakanmempunyaiketahanpangan yang
baik. Walaupunpangantersediacukup di tingkatnasionaldan regional,
tetapijikaaksesindividuuntukmemenuhikebutuhanpangannyatidakmerata,
makaketahananpanganmasihdikatakanrapuh.

a. Sub system ketersediaan (food availability)


Yaituketersediaanpangandalamjumlah yang cukipamandanbergiziuntuksemua
orang dalamsuatunegarabaik yang berasaldariproduksisendiri, import,
cadanganpanganmaupunbantuanpangan.Ketersediaanpanganiniharusmampumencuku
pipangan yang didefinisikansebagaijumlahkalori yang dibutuhkanuntukkehidupan
yang aktifdansehat.

b. Aksespangan (food access)


Yaitukemampuansemuarumahtanggadanindividudengansumberdaya yang
dimilikinyauntukmemperolehpangan yang cukupuntukkebutuhangizinya yang
dapatdiperolehdanproduksipangannyasendirimpembeliataupunmelaluibantuanpangan.
Aksesrumahtanggadanindivisuterdiridariaksesekonomi, fisik, dan
social.Aksesekonomitergantungpadapendapatan,
kesempatankerjadanharga.Aksesfisikmenyangkuttingkatisolasidaerah
(saranadanprasaranadistribusi) sedangkanakses social
menyangkuttentangpreferensipangan.

c. Penyerapanpangan (food utilization)


Yaitupenggunaanpanganuntukkebutuhanhidupsehat yang meliputikebutuhan
energy dangizi, air,
dankesehatanlingkungan.Efektifitasdaripenyerapanpangantergantungpadapengetahuan
rumahtangga/individu, sanitasidanketersediaan air,
fasilitasdanlayanankesehtansertapenyuluhangizidanpemeliharaanbalita.

d. Stabilitas (stability)
Merupakandimensiwaktudariketahananpangan yang
terbagidalamkerawananpangankronis (chronic food insecurity)
dankerawananpangansementara (transitory food
insecurity).Kerawananpangankronisadalahketidakmampuanuntukmemperolehkebutha
npangansetiapsaat, sedangkankerawananpangansementaraadalahkerawananpangan
yang terjadisecarasementara yang diakibatkankarenamasalahkekeringanbanjir,
bencana, maupunkonflik social.

e. Status gizi ( Nutritional status)


Adalah outcome ketahananpangan yang
merupakancerminandarikualitashidupseseorang.Umumnya status
giziinidiukurdenganangkaharapanhidup, tingkatgizibalita, dankematianbayi.
Sistemketahananpangan di Indonesia secarakomprehensifmeliputiempat sub-
sistemyaitu (i) ketersediaanpangandalamjumlahdanjenis yang cukupuntukseluruhpendidik,
(ii) distribusipangan yang lancardanmerata. (iii) konsumsipangansetiapindividu yang
memenuhikecukupangiziseimbang, yang berdampakpada, (iv) status gizimasyarakat.
Dengandemikian, system ketahananpangandangizitidakmenyangkutsoalproduksi, distribusi,
danpenyediaanpangan di tingkatmakro (nasional) dan regional,
tetapijugamenyangkutaspekmikro, yaituaksespangan di tingkatrumahtanggadanindividuserta
status gizianggotarumahtanggaterutamaanakdanibuhamildarorumahtanggamiskin.
Konsepketahananpangan yang sempitmeninjau system
ketahananpangandariaspekmasukanyaituproduksidanpenyediaanpangan.Sepertibanyakdiketa
hui, baiksecaranasionalmaupun global, ketersediaanpangan yang
melimpahmelebihikebutuhanpanganpenduduktidakmenjaminbahwaseluruhpendudukterbebas
darikelaparandangizikurang.Konsepketahananpangan yang
luasbertolakpadatujuanakhirdariketahananpanganyaitutingkatkesejahteraanmanusia.Olehkare
naitu, sasaranpertamaMillenium Development Goals (MGDs)
bukanlahtercapainyaproduksiataupenyediaanpangantetapimenurunkankemiskinandarikelapar
ansebagai indicator kesejahteraanmasyarakat.MDGs
menggunakanpendekatandampakbukanmasukan.
United Nation Development Programmer (UNDP) sebagailembaga PBB yang
berkompetenmemantaupelaksanaan MDGs telahmenetapkanduaukurankelaparan,
yaitujumlahkonsumsi energy (kalori) rata-rata anggotarumahtangga di
bawahkebutuhanhidupsehatdanproporsianakbalita yang
menderitagizikurang.Ukurantersebutmenunjukanbahwa MDGs
lebihmenekankandampakdaripadamasukan.
Olehkarenaitu, analysis situasiketahananpanganharusdimulaidarievaluasi status
gizimasyarakatdiikutidengantingkatkonsumsi, persediaan, danproduksipangan,
bukansebaliknya.Status gizimasyarakat yang
baikditunjukkanolehkeadaantidakadanyamasyarakat yang
menderitakelaparandangizikurang.Keadaaninisecaratidaklangsungmenggambarkanaksespang
andanpelayanan social yang meratadancukupbaik.Sebaliknyaproduksidanpersediaanpangan
yang melebihikebutuhannya.
Tidakmenjaminmasyarakatterbebasdarikelaparandangizikurang.

Tujuandariketahananpanganharusdiorientasikanuntukpencapaianpemenuhan ha katas pangan,


peningkatankualitassumberdayamanusia,
danketahananpangannasional.Berjalannyasistemketahananpangantersebutsangattergantungdar
iadanaykebijakandankinerjasektorekonomi, sosialdanpolitik,
kebijakanpemerintahdalamaspekekonomi,
sosialmaaupunpolitiksangatberpengaruhterhadapketahananpangan.

C. Latihan
Sebutkanunsur-unsur yang harusdipenuhiolehketahananpangan \.

D. Rangkuman
KetahananPanganyaitukondisiterpenuhinyapanganbaginegarasampaiperseorangan yang
tercermindaritersedianyapangan yang cukupbaikjumlahmaupunmulutnya, aman, beragam,
bergizi, meratadnaterjangakausertatidakbertentangandengan agama, keyakinan,
danbudayamasyarakatuntukdapathidupsehat, aktifdanproduktifsecaraberkelanjutan.
Ketahananpanganpadadasarnyaterdiridari: ketersediaanpangan (food avaibility), aksespangan
(food access), penyerapanpangan (food utilization).
E. TesFormatif
1. Apa yang dimaksuddenganaksespangan, sebutkan pula jenis-jenisaksespangan?
2. Apa yang
dimaksuddengansistemketahananpangantidakhanyamenyangkutaspekmakrotetapi juga
aspekmikro?

F. UmpanBalikdanTindakLanjut
Mahasiswaharusmencarisumberpustakauntukmemperdalammateripadapokokbahasanini.Untu
kdapatmelanjutkankepokokbahasanberikutnya,
mahasiswaharusmampumenjawabtesformatifbenar.Jikabelummemenuhi,
makamahasiswaharusmengulangimempelajaripokokbahasanini.

G. KunciJawabanTesFormatif
1. Aksespanganyaitukemampuansemuarumahtanggadanindividudengansumberdaya yang
dimilikinyauntukmemperolehpangan yang cukupuntukkebutuhangizinya yang
dapatdiperolehdariproduksipangannyasendiri, pembelianataupunmelaluibantuanpangan.
Aksesrumahtnggadanindividuterdiridariaksesekonomi,
fisikdansosial.Aksesekonomitergantungpadapendapatan,
kesempatankerjadanharga.Aksesfisikmenyangkuttingkatisolasidaerah
(saranadanprasaranadistribusi), sedangkanaksessosialmenyangkuttentangpreferensipangan.
2. Sistemketahananpangandangizitidakhanyamenyangkutsoalproduksi,
distribusidanpenyediaanpangan di tingkatmakro (nasionaldan regional), tetapi juga
menyangkutaspekmikro, yaituaksespangantingkatrumahtangga,
terutamaanakdanibuhamildarirumahtanggamiskin.

DAFTAR PUSTAKA
Wiesmann, D., L Weingartner, Schoninger. 2000. The challenge of hunger. Global Hunger
Index: Facts, determinants, and trends. Washington DC: Deutsche Welthungerlife.

Maxwell, S., and T Frankenberger. 1992. Houshold Food Security: Concepts, Indicators, and
Measurements. UNICHEF-IFAD.

Frankenberger, TR and M.K. McCaston. 1991. The Household Livelihood Seurity Concept.
Fao Corporate Document Respository.

Thompson, S. dan Cowan. 2000. Globalization Agro-Food System in Asia: Introduction.


World Development, 28(3): 401-408.

Hariyadi, P. 2009. MenujuKemandirianPanganKetahananPanganBerbasisSumberDayaLokal.


Prosiding Seminar: MenujuKetahananPangan yang Kokohsebagai Buffer
KrisisdanFondasiKetahanan Nasional. Bogor: SEAFAST Center

Dewan KetahananPangan. 2009. Indonesia TahanPangandanGizi 2015. Kementrian


BAB X
NERACA BAHAN MAKANAN

10.1. PENDAHULUAN
A. DeskripsiSingkat

NeracaBahanMakanan (NBM) merupakan table yang


memuatinformasitentangsituasipengadaan/penyediaanpangan (food supply),
danpenggunaanpangan (food utilization),
sehinggaketersediaanpanganuntukdikonsumsipendudukpadasuatuwilayah
(negara/provinsi/kabupaten/kota) dalamsuatukurunwaktutertentu.

Di dalamneracabahanmakanan (NBM) disajikanangkarata-rata jumlahjenisbhanmakanan


yang tersediauntukdikonsumsipenduduk per kapita per tahundalam kilogram serta per kapita
per haridalamsatuan gram,
padakurunwaktutertentu.Selanjutnyauntukmengetahuinilaigizibahanmakanan yang
tersediauntukdikonsumsitersebut, makaangkaketersediaanpanganuntukkonsumsi per kapita
per hariditerjemahkankedalamsatuan energy, protein, danlemak per kapita per hari.

B. Relevansi

NeracaBahanMakananmemuatinformasitentangsituasipengadaan/penyediaanpangan (food
supply) danpenggunaanpangan (food utilization).Hal
iniberkaitaneratdenganketahananpangan.Mahasiswa program studiilmugizi wajib

Mengusai pokok bahasan ini karena merupakan landasan untuk merencanakan program
pangan dan gizi, serta dapat menganalisis program pangan dan gizi.
C. Kompetensi
C.1. Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami konsep dan prinsip ilmu ekonomi dalam merencanakan program
pangan dan gizi.
C.2. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mengetahui konsep dan tujuan Neraca Bahan Makanan serta cara perhitungannya.
D. Petunjuk Belajar
Mahasiswa diharapkan membaca sumber pustaka yang berkaitan dengan pokok bahasan
Neraca Bahan Makanan agar lebih mudah memahami materi pada pokok bahasan ini. Selain
itu mahasiswa juga mengerjakan soal latihan dan menguji pemahaman dengan tes formatif
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman terhadap materi pada pokok bahasan ini. Jika
nilai yang didapatkan belum sesuai dengan yang ditetapkan maka mahasiswa harus
mengulang mempelajari materi pada pokok bahasan ini sebelum beralih ke pokok bahasan
selanjutnya.
10.2. NERACA BAHAN MAKANAN
A. Uraian
1. Pengertian neraca bahan makanan
Neraca Bahan Makanan ( NBM ) merupakan tabel yang memuat informasi tentang situasi
pengadaan/penyediaan pangan (food suply), dan penggunaan pangan (food utilization),
sehingga ketersediaan pangan untuk dikonsumsi penduduk pada suatu wilayah
(Negara/Provinsi/Kabupaten/Kota) dalam suatu kurun waktu tertentu.
Di dalam Neraca Bahan Makanan ( NBM ) disajikan angka rata-rata jumlah jenis bahan
makanan yang tersedia untuk dikonsumsi penduduk per kapita per tahun dalam kilogram
serta per kapita per hari dalam satuan gram, pada kurun waktu tertentu. Selanjutnya untuk
mengetahui nilai gizi bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi tersebut, maka angka
ketersediaan pangan untuk konsumsi per kapita per hari dalam satuan gram, pada kurun
waktu tertentu. Selanjutnya untuk mengetahui nilai gizi bahan makanan yang tersedia untuk
dikonsumsi tersebut, maka angka ketersediaan pangan untuk dikonsumsi per kapita per hari
di terjemahkan ke dalam satuan energi, protein, dan lemak per kapita per hari.
Tabel NBM dapat digunakan untuk:
a. Melakukan evaluasi terhadap pengadaan dan penggunaan pangan.
b. Memberikan informasi tentang produksi, pengadaan serta semua perubahan-perubahan
yang terjadi.
c. Alat perencaan di bidang produksi atau pengadaan pangan dan gizi.
d. Merumuskan kebijakan pangan dan gizi.
Beberapa keuntungan dalam pemakaian Neraca Bahan Makanan yaitu:
a. Dapat menggambarkan imbangan antara persediaan pangan dihubungkan dengan
kebutuhan yang seharusnya di penuhi. Dapat dibandingkan terhadap konsumsi pangan yang
nyata dan survei konsumsi pangan.
b. Bila persediaan total energi yang dibandingkan dengan perkiraan kebutuhan tidak banyak
berbeda, maka diduga tidak terdapat masalah kekurangan gizi serius bila distribusinya
merata. Namun demikian bila persediannya jauh lebih rendah dari perkiraan kebutuhan, maka
dapat menyebabkan masalah kekurangan gizi berat.
c. Secara mudah dapat menggambarkan perkiraan persediaan zat gizi dari berbagai kelompok
jenis pangan, seperti energi, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
d. Sangat berarti sebagai alat komunikasi diantara para ahli gizi, pertanian, dan ekonomi.
2. Elemen-elemen Penyusun Bahan Makanan
a. Jenis Bahan Makanan
Bahan makanan yang dicantumkan dalam kolom NBM adalah semua jenis bahan makanan
baik nabati maupun hewani yang umum tersedia untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan
Makanan tersebut dikelompokan menurut jenisnya yang diikuti prosesnya dari produksi
sampai dengan dapat dipasarkan/dikonsumsi dalam bentuk belum berubah atau bentuk lain
yang berbeda sama sekali setelah melalui proses pengolahan. Pengelompokan bahan
makanan tersebut adalah sebagai berikut: padi-padian, makanan berpati, gula, buah/biji
berminyak, buah-buahan, sayuran, daging, telur, susu, ikan serta kelompok minyak dan
lemak.
1) Padi-padian
Padi-padian adalah kelompok komoditas yang terdiri dari atas: gandum, padi, jagung dan
sorgum (cantel), serta produksi turunannya.
2) Makanan berpati
Makanan berpati adalah bahan makanan yang mengandung pati yang berasal dari akar/umbi
dan lain-lain bagian tanaman yang merupkan bahan makanan pokok lainnya. Yang termasuk
dalam komoditas ini adalah ubi kayu, ubi jalar dan sagu, serta produksi turunannya. Contoh
geplek/chips dan tapioka/pellet adalah turunan dari ubi kayu. Kelompok komoditi makanan
berpati ini merupakan jenis bahan makanan yang mudah rusak jika disimpan dalam waktu
yang cukup lama bila tidak melalui proses pengolahan.
3) Gula
Gula adalah kelompok komoditas yang terdiri atas gula pasir dan gula merah (gula mangkuk,
gula lempengan, gula semut dan lain-lain), baik dari hasil olahan pabrik maupun rumah
tangga yang merupakan produksi olahan dari tanamannkelapa deres, aren, siwalan, nipah dan
tebu.
4) Buah/biji nerminyak
Buah/biji berminyak adalah kelompok bahan makanan yang mengandung minyak, yang
berasal dari buah dan biji-bijian. Komoditas yang termasuk dalam kelompok ini adala kacang
hijau, kelapa,

Kacang tanah, kacang kedelai, kacang mete, kemiri, pala, wijen, kacang bogor dan lain-lain
yang sejenis, sebagian dari komoditas ini khususnya kelapa, diolah menjadi kopra yang
selanjutnya dijadikan minyak goreng, sehingga produk turunannya tercantum dalam
kelompok minyak dan lemak.
5) Buah-buahan
Buah-buahan adalah sumber vitamin dan mineral dari bagian tanaman yang berupa
buah. Umumnya merupakan produksi tanaman tahunan yang biasa dikonsumsi tanpa
dimasak.
6) Sayuran
Sayuran adalah sumber vitamin dan mineral yang dikonsumsi dari bagian tanaman
yang berupa daun, bunga, buah, batang atau umbi. Tanaman tersebut pada umumnya
berumur kurang dari 1 (satu) tahun
7) Daging
Daging adalah bagian dari hewan yang disembelih atau dibunuh dan ladzim dimakan
manusia, kecuali yang telah diawetkan dengan cara lain dari pada pendinginan.
8) Telur
Telur adalah telur unggas. Telur yang dimaksud yaitu telur ayam buras, telur ayam
ras, telur itik dan telur unggas lainnya.
9) Susu
Susu adalah cairan yang diperoleh dari ternak perah sehat, dengan cara pemerahan
yang benar, terus menerus dan tidak dikurangi sesuatu dan atau ditambahkan
kedalamnya sesuatu bahan lain.
10) Ikan
Ikan adalah komoditas yang berupa binatang air (ikan berkulit halus dan berkulit
keras) dan biota perairan lainnya. Yang dimaksud komoditas disini adalah yang
berasal dari kegiatan penangkapan di laut maupun di perairan umum (waduk, sungai
dan rawa) dan hasil dari kegiatan budidaya (tambak, kolam, keramba dan sawah) yang
dapat diolah menjadi bahan makanan yang lazim/umum dikonsumsi masyarakat.
Berdasarkan banyaknya jenis ikan darat/laut yang dikonsumsi penduduk di rinci
menjadi : tuna/ cakalang/ tongkol, kakap, cucut, bawal, teri, lemuru, kembung, tengiri,
bandeng, belanak, mujair, ikan mas, udang, rajungan, kerang darat, cumi-cumi, sotong
dan ikan lainnya.
11) Minyak dan lemak
Minyak dan lemak adalah kelompok bahan makanan yang berasal dari nabati seperti:
minyak kelapa, minyak sawit, minyak kacang tanah, minyak kacang kedelai, dan
minyak jagung serta yang berasal dari hewani yaitu minyak ikan. Sedangkan lemak
umumnya berasal dari hewani seperti: lemak sapi, lemak kerbau, lemak
kambing/domba, lemak babi dan lain-lain.

b. Produksi
Produksi adalah jumlah keseluruhan hasil masing – masing bahan makanan
yang dihasilkan dari sektor pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan
dan peternakan), baik yang belum mengalami proses pengolahan maupun yang
sudah mengalami proses pengolahan. Produksi dikategorikan menjadi 2
kategori sebagai berikut :
1) Masukan (input) adalah produksi yang masih dalam bentuk asli maupun
dalam bentuk hasil olahan yang akan mengalami proses pengolahan lebih
lanjut.
2) Keluaran (output) adalah produksi dari hasil keseluruhan atau sebagaian
hasil turunan yang diperoleh dari hasil kegiatan berproduksi yang belum
mengalami perubahan. Besarnya keluaran sebagai hasil masukan sangat
tergantung pada besarnya derajat ekstraksi dan faktor konversi.

c. Stok dan perubahan stok


Stok dan perubahan stok adalah perubahan jumlah bahan makanan yang
berada di lumbung atau digudang yang dikuasai oleh pemerintah, yang
merupakan selisih antara stok akhir tahun dengan stok awal tahun. Perubahan
stok ini hasilnya bisa negatif (-) dan bisa positif (+). Negatif berarti ada
penurunan stok akibat pelepasan stok ke pasar, dengan demikian komoditas
yang beredar di pasar untuk dikonsumsi bertambah jumlahnya. Positif berarti
ada peningkatan stok di gudang yang beraasal dari komoditas yang beredar di
pasar, dengan demikian komoditas yang beredar di pasar menjadi menurun
jumlahnya.

d. Impor/masuk
Impor adalah sejumlah bahan makanan yang didatangkan ke wilayah tertentu,
baik yang berasal dari luar negri maupun dari kabupaten lain. Bahan makanan
ini termasuk bahan yang belum diolah maupun yang sudah mengalami
pengolahan.
e. Penyediaan sebelum ekspor
Penyediaan diwilayah sebelum ekspor adalah sejumlah bahan makanan yang
berasal dari produksi (keluaran) setelah dikurangi perubahan stok ditambah
impor.

f. Ekspor/keluaran kabupaten.
Ekspor adalah sejumlah bahan makanan yang dikeluarkan dari wilayah, baik
yang dikirim ke luar negeri maupun ke wilayah lain. Bahan makanan ini
termasuk bahan yang belum diolah maupun yang sudah mengalami perubahan.

g. Pemakaian.
Pemakaian di wilayah adalah sejumlah bahan makanan yang digunakan di
daerah tersebut dan di alokasikan misal untuk pakan ternak, bibit/benih, diolah
untuk industri makanan dan industri non makanan, yang tercecer dan yang
tersedia untuk dimakan.
1) Makanan ternak (pakan) adalah sejumlah bahan yang langsung diberikan
kepada ternak peliharaan, baik ternak besar, ternak kecil, unggas maupun
ikan.

1) Bibit/benih adalah sejumlah bahan makanan yang digunakan untuk keperluan


berproduksi selanjutnya.
2) Diolah untuk makanan adalah sejumlah bahan makanan yang masih mengalami
proses pengolahan lebih lanjut melalui industri makanan dan hasilnya dimanfaatkan
untuk makanan manusia dalam bentuk lain.
3) Diolah untuk bukan makanan adalah sejumlah bahan makanan yang masih mengalami
proses pengolahan lebih lanjut du manfaatkan dan dimanfaatkan untuk kebutuhan
industri , bukan untuk manusia , termasuk untuk industri pakan ternak/ikan.
4) Tercecer adalah sejumlah bahan makanan yang hilang atau rusak, sehingga tidak
dapat dimakan manusia, yang terjadi secara tidak sengaja sejak pasca panen hingga
tersedia untuk konsumen.
5) Tersedia untuk dikonsumsi adalah sejumlah bahan makanan yang tersedia untuk
dikonsumsi oleh penduduk pada tingkat pedagang pengecer dan pada tingkat rumah
tangga, dalam kurun waktu tertentu.
h. Ketersediaan per Kapita.
Ketersediaan per Kapita adalah sejumlah bahan makanan yang tersedia untuk
dikonsumsi setiap penduduk di wilayah tertentu dalam suatu kurun waktu tertentu,
baik dalam bentuk natural maupun dalam bentuk unsusr gizinya. Unsur gizi utama
tersebut adalah:
1. Energi adalah sejumlah kalori pembakaran karbohidrat yang berasal dari berbagai
jenis bahan makanan. Energi ini sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk kegiatan
tubuh seluruhnya.
2. Protein adalah suatu persenyawaan yang mengandung unsur “N”, sangat
dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan serta penggantian jaringan-jaringan yang
rusak/aus.
3. Lemak adalah salah unsur zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai
tempat penyimpanan energi,protein dan vitamin.
4. Vitamin merupakan adalah salah satu unsur zat makanan yang sangat diperlukan
tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan normal.
5. Mineral merupakan zat makanan yang diperlukan manusia agar memiliki
kebutuhan dan pertumbuhan yang baik.
3. Syarat-syarat Penyusun NBM
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu : jenis bahan makanan. Data
penduduk, besaran dan angka konversi, komposisi gizi bahan makanan secara
pengisian tabel NBM.
a. Jenis Bahan Makanan
Jenis bahan makanan yang dimaksud di sini adalah jenis bahan makanan yang
lazim atau umum dikonsumsi oleh masyarakat suatu negara/daerah yang data
produksinya tersedia secara kontinyu dan resmi. Namun, bila data produksi jenis
bahan makanan tersebut tidak tersedia maka bisa didekati dengan data lain yang
tersedua misalnya data konsumsi.
b. Data Penduduk
Data penduduk yang digunakan adalah data penduduk tahun yang bersangkutan
yang bersumber dari BPS yang diperoleh dari programsi penduduk berdasarkan
sensus penduduk. Survey Penduduk Antar Sensus dan Pendaftaran Pemilih dan
Pendapatan Penduduk Berkelanjutan (P4B). Data penduduk tersebut termaksut
penduduk asing yang bermukim di Indonesia minimal selama enam bulan.
c. Besaran dan Angka Konversi
Besaran dan Angka Konversi yang digunakan adalah besaran dan angka konversi
ysng ditetapkan oleh Tim NBM Nasional yang didasarkan pada hasil kajian dan
pendekatan ilmiah.
d. Komposisi Gizi Bahan Makanan
Komposisi gizi bahan makanan yang digunakan adalah komposisi gizi bahan
makanan yang bersumber dari buku. Daftar Komposisi Bahan Makana (DKBM),
Publikasi Publisbang Gizi Departemen Kesehatan dan dari sumber lain yang resmi
yaitu. “Food Composition Table For Use In East Asia”, dan “Food Composition
Table For International Use”. Publikasi FAO. Komposisi gizi tersebut adalah
besarnya nilai kandungan gizi dari bagian yang dapat dimakan.
e. Cara pengisian Tabel NBM
Dalam pengisian kolom-kolom tabel NBM, perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Penulisan angka mulai dari kolom (2) sampai dengan kolom (14), dan kolom
(17) adalah dalam bilangan bulat, sedangkan untuk kolom (13),(16),(18) dan
kolom (19) dalam bilangan pecahan dua desimal.
2. Apabila data tidak tersedia, hendaknya diisi dengan notasi strip (-).
3. Bila besarnya datang kurang dari 500 kg, hendaknya diisi dengan notasi nol
(0).
Tabel NBM dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Jenis Bahan Makanan (Kolom 1)
b. Prouksi, teridiri atas: input dan output (Kolom 2 & 3)
c. Perubahan stok (Kolom 4)
d. Impor (Kolom 5)
e. Persediaan dalam negeri sebelum ekspor (Kolom 6)
f. Ekspor (Kolom 7)
g. Penyediaan dalam negeri ( Kolom 8)
h. Pemakaian/penggunaan dalam negeri ( Kolom 9 s/d 14)
i. Ketersediaan untuk konsumsi per Kapita. (Kolom 15s/d 19).
Tabel 6. Tabel NBM

Pen Pemakaian dalam negeri Ketersediaan per kapita


yedi Diolah
aan untuk
Jen Pen
Per dala
is yedi
ub I m E Ba
bah aan K K
Prod aha m neg ks Pa Ba Te han Gra Pr Le
an dala Bibi g/ al
uksi n po eri po ka Ma han rce ma m/h ote m
ma m t T or
sto r seb r n kan ma cr kan ari in ak
kan neg h i
k elu an kan an
an eri
m an
eks
por
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

4. Cara Menghitung Neraca Bahan Makanan


Menganalisis tingkat ketersediaan energi, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Untuk menganalisis tingkat ketersediaan energi, protein, lemak, vitamin dan mineral
dilakukan dengan Analisis NBM yang mencakup: (1) jumlah energi, protein dan
lemak yang tersedia untuk konsumsi pangan per kapita penduduk; (2) jumlah vitamin
A, B1 dan C yang tersedia untuk konsumsi pangan per kapita penduduk, (3) jumah
kalsium, fosfor dan zat besi yang tersedia untuk konsumsi pangan per kapita
pendusuk per tahun.
a. Penyediaan terdiri dari komponen-komponen produksi. Perubahan stok,
impor dan ekspor.
Bentuk persamaan penyediaan adalah sebagai berikut:
TS = O - ∆ St + M – X
Dimana
TS = Total penyediaan dalam negeri
M = Impor
O = Produksi
X = Ekspor
∆St= Stok akhir – stok awal
b. Penggunaan, untuk keperluan pakan, bibit, industri makanan, tercecer,
serta bahan makanan yang tersedia pada tingkat pedagang pengecer.
Dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
TG = F + S + I + W + Fd
Dimana:
TG = Total penggunaan
F = Pakan
S = Bibit
I = Industri
W = Tercecer
Fd = Ketersediaan bahan makanan
(Satuan perhitungan ini ton per tahun)
c. Menghitung ketersediaan pangan per kapita, diperoleh ketersediaan
masing-masing bahan makanan dan kandungan nilai gizinya dalam satuan
kalori energi, gram protein, gram lemak, vitamin dan mineral.
Peramalan situasi pangan dilakukan untuk menghitung perkiraan
ketersediaan beras, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu,
ubi jalar, ikan, daging dan telur.
1) Peramalan konsumsi menggunakan
Cit+1 = Popt (1+rct) x (Cicap)
Dimana
Cit+1 = konsumsi total pangan ke i pada tahun t + 1 (ton/th)
Popt = Jumlah penduduk pada tahun ke t
Rct = Laju pertumbuhan penduduk (%/tahun)
Cicap = Konsumsi jenis pangan per kapita ke pada tahun t (ton/th)
2) Peramalan produksi menggunakan:
Qit+1 = Qt (1+rqit)
Dimana
Qit+1 = Produksi total pangan ke i pada tahunn t + 1 (ton/th)
Qt = Produksi total jenis pangan ke – i tahun t (ton/th)
Rqit = Laju pertumbuhan produksi ke – i yang diestimasi dengan
fungsi eksponensia

B. Latihan
Diketahui beras di suatu wilayah mempunyai jumlah input 630 ton, jumlah output 870
ton, perubahan stok 120 ton dan impor 1.540 ton, berapa total penyediaan sebelum ekspor?

C. Rangkuman
Neraca Bahan Makanan (NBM) merupakan table yang memuat informasi tentang
situasi pengadaan/penyediaan angan (food supply), dan penggunaan pangan (food utilization)
sehingga diketahui ketersediaan pangan untuk dikonsumsi penduduk pada suatu wilayah
(Negara/Propinsi/Kabutapen/Kota) dalam suatu kurun waktu tertentu. Jenis bahan pangan
padi-padian, makanan berpati, gula, buah/biji berminyak, buah-buahan, sayuran, daging,
telur, susu, ikan, minyak dan lemak.

D. Tes formatif
Diketahui beras di suatu wilayah mempunyai jumlah input 950 ton, jumlah output 740
ton, perubahan stok 240 ton dan impor 18.540 ton, ekspor 230 ton. Pemakaian sebagai pakan
33 ton, bibit 24 ton, diolah untuk makanan 450 ton,, diolah untuk bahan makanan 530 ton,
tercecer 21 ton.
a. Berapa total penyediaan dalam negeri
b. Berapa pemakaian untuk bahan makanan?
c. Jika jumlah penduduk 199.618 orang berapa ketersediaan per kapita (kg/th)?

F. Umpan balik dan Tindak lanjut


Mahasiswa harus mencari sumber pustaka untuk memperdalam materi pada pokok
bahasan ini. Utnuk dapat melanjutkan ke pokok bahasan berikutnya, mahasiswa harus
mampu menjawab tes formatif 80% benar. Jika belum memenuhi, maka mahasuswa harus
mengulangi mempelajari pokok bahasan ini.
G. Kunci jawaban tes formatif
1. 19.760 ton
2. 18.702 ton
3. 93,69 kg/th/org

DAFTAR PUSTAKA
Suharjo. 1996. Perencanaan Pangan dan Gizi. Bumi Aksara, Jakarta
Badan Bimas Ketahanan Pangan Departemen Pertanian. 2005. Pedoman Penyusunan
Neraca Bahan Makanan, Jakarta
Karlina,E., NI Hanani, AW muhaimin 2013. Analisis Neraca Bahan Makanan Kabupaten
Sumbawa 2013-2017, Program Pascasarjana Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya,
AGRISE Volume XII No.2 Bulan Mei 2013 ISSN: 1412-1425.

SENARAI
Stok : Jumlah persediaan bahan pangan yang disimpan di wilayah tertentu.
BAB XI
POLA PANGAN HARAPAN

11.1 PENDAHULUAN
A. Deskripsi singkat
Pola Pangan Harapan (PPH) mencerminkan susunan konsumsi pangan anjuran untuk
hidup sehat, aktif dan produktif. Dengan pendekatan PPH dapat dinilai mutu pangan
berdasarkan skor pangan dari 9 bahan pangan. Ketersediaan pangan sepanjang waktu, dalam
jumlah yang cukup dan hanya terjangkau sangat menentukan tingkat konsumsi pangan
ditingkat rumah tangga. Selanjutnya pola konsumsi pangan rumah tangga akan berpengaruh
pada komposisi pangan. Pola pangan harapan mencerminkan susunan konsumsi pangan
anjuran untuk hidup sehat, aktif dan produktif . Dengan pendekatan PPH dapat dinilai mutu
pangan berdasarkan skor pangan dari 9 bahan pangan.

B. Relevansi
Pola pangan harapan mencerminkan beragamnya konsumsi pangan sehingga
mengetahui tingkat ketersediaan pangan, tingkat mutu gizi dan keseimbangan gizi.
Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi wajib menguasai pokok bahasan ini karena merupakan
landasan untuk merencanakan program pangan dan gizi, serta dapat menganalisis program
pangan gizi.
C. Kompetensi
C.1. Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami konsep dan prinsip ilmu ekonomi dalam merencanakan
program pangan dan gizi.

C.2. Kompetensi Dasar


Mahasiswa memahami konsep dan perhitungan pola pangan harapan di wilayah
tertentu.

D. Petunjuk Belajar
Mahasiswa diharapkan membaca sumber pustaka yang berkaitan dengan pokok
bahasan pola pangan harapan agar lebih mudah memahami materi pada pokok bahasan ini.
Selain itu mahasiswa juga mengerjakan soal latihan dan menguji pemahaman dengan tes
formatif untuk mengetahui sejauh mana pemahaman terhadap materi pada pokok bahasan ini.
Jika nilai yang didapatkan belum sesuai dengan yang ditetapkan makan mahasiwa harus
mengulang mempelajari materi pada pokok bahasan ini sebelum beralih ke pokok bahasan
selanjutnya.

11.2. POLA PANGAN HARAPAN


A. Uraian
1. Pengertian Pola Pangan Harapan
Pola Pangan Harapan atau Desireable Dietary Pattern adalah susunan beragam
pangan yang didasarkan pada sumbangan atau kontribusi energi dan kelompok pangan utama
(baik secara absolute maupun relatif) dan suatu pola ketersediaan atau pola konsumsi pangan.
FAO-RAPA (1989) mendefinisikan Pola Pangan Harapan sebagai “ komposisi kelompok
pangan utama yang bila dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya”.
PPH mencerminkan susunan komposisi pangan anjuran untuk hidup sehat, aktif dan
produktif. Dengan pendekatan PPH dapat dinilai mutu pangan berdasarkan skor pangan dari
9 bahan pangan. Ketersediaan pangan sepanjang waktu, dalam jumlah yang cukup dan hanya
terjangkau sangat menentukan tingkat konsumis pangan ditingakat rumah tangga. Selanjutnya
pola konsumsi pangan rumah tangga akan berpengaruh pada komposisi konsumsi pangan.
Pola pangan harapan mencerminkan susunan konsumsi pangan anjuran untuk hidup sehat,
aktif dan produktif. Dengan pendekatan PPH dapat dinilai mutu pangan berdasarkan skor
pangan dari 9 bahan pangan.
Kelompok pangan terdiri dari 9 (Sembilan ) bahan makanan :
a. Umbi-umbian terdiri dari: ketela pohon, ubi jalar, sagu, kentang, talas, ubi
kayu.
b. Pangan hewani terdiri dari: daging ruminansia, daging unggas, telur, susu,
ikan.
c. Minyak dan lemak terdiri dari: minyak kelapa, minyak sawit, lemak, minyak
lain.
d. Buah/biji berminyak terdiri dari: kelapa, kemiri, biji jambu mete, melinjo.
e. Kacang-kacangan terdiri dari: kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau,
kacang merah.
f. Gula terdiri dari: gula aren, gula merah, gula kelapa.
g. Sayur dan buah terdiri dari : sayur-sayuran dan buah
h. Lain-lain terdiri dari: minuman, bumbu, dan lainnya.

Konsumsi pangan dipengaruhi oleh ketersedian pangan, yang pada tingkat makro
ditunjukkan oleh tingkat produksi nasional dan cadangan pangan yang mencukupi dari pada
tingkat regional dan lokal ditunjukkan oleh tingkat produksi dan distribusi pangan.
Ketersediaan pangan sepanjang waktu, dalam jumlah yang cukup dan hanya terjangkau
sangat menentukan tingkat konsumsi pangan di tingkat rumah tangga. Selanjutnya pola
konsumsi pangan rumah tangga akan berpengaruh pada komposisi konsumsi pangan.

2. Tujuan Pola Pangan Harapan

Secara umum tujuan pola pangan harapan adalah untuk menghasilkan suatu
komposisi normal atau standar pangan dalam memenuhi kebutuhan gizi penduduk. Sekaligus
juga mempertimbangkan keseimbangan gizi (nutricional balance), cita rasa (palability), daya
cerna (digestability), daya terima masyarakat (acceptability), kualitas dan kemampuan daya
beli (affeadebility).

Tujuan analisis Pola Pangan Harapan berdasarkan ketersediaan dan konsumsi pangan
adalah untuk :

a. Mengetahui secara mendetail tentang tingkat ketersediaan pangan dari produksi lokal.
b. Mengetahui kesenjangan tingkat mutu gizi dan keragaman konsumsi pangan pada
tingkat ketersediaan dengan memperhatikan keseimbangan gizi yang didukung oleh
citra rasa, daya terima masyarakat, kuantitas dan kemampuan daya beli.

3. Kegunaan Pola Pangan Harapan

Ada beberapa kegunaan dari pola pangan harapan yaitu :


a. Perencanaan, ketersediaan, dan produksi pangan.
b. Sebagai evaluasi tingkat pencapaian butir a.
c. Pengukuran diversifikasi dan ketahanan pangan.
d. Pedoman dalam merumuskan pesan-pesan gizi.

4. Skor Pola Pangan Harapan

Langkah-langkah perhitungan Skor Pola Pangan Harapan. Untuk menghitung PPH,


dapat mengikuti langkah-langkah di bawah ini

a. Mengelompokkan jenis pangan ke dalam delapan kelompok pangan.


b. Menghitung jumlah energy masing-masing kelompok pangan dalam DKBM (Daftar
Komposisi Bahan Makanan).
c. Menghitung persentase masing-masing kelompok pangan terhadap total energy per
hari.
d. Skor PPH dihitung dengan mengalihkan persen energy dari kelompok pangan dengan
bobot.
Kriteria Skor PPH sebagai berikut :
a. Skor PPH <78: Segitiga Perunggu
b. Skor PPH 78-88: Segitiga Perak
c. Skor PPH>88: Segitiga Emas

Semakin tinggi skor PPH, konsumsi pangan semakin beragam dan bergizi seimbang.
Jika skor konsumsi pangan mencapai 100, maka wilayah tersebut dikatakan tahan
pangan. Berikut ini table mengenai jumlah, komposisi (% AKE) dan skor PPH (Badan
Ketahanan Pangan, 2011).

Tabel 7. Jumlah, Komposisi (%AKE) dan skor PPH Nasional

No Kelompok Konsumsi Energi % Bobot Skor PPH


Pangan (g/Kap/hr) (kkal) AKE
1 Padi-padian 275 1000 50 0,5 25
2 Umbi-umbian 100 120 6 0,5 2,5
3 Pangan Hewani 150 240 12 2,0 24
4 Minyak dan 20 200 10 0,5 5,0
lemak
5 Buah/biji 10 60 3 0,5 1,0
berminyak
6 Kacang- 35 100 5 2,0 10,0
kacangan

7 Gula 30 100 5 0,5 2,5


8 Sayur dan 250 120 6 5,0 30,0
Buah
9 Lain-lain - 60 3 0,0 0,0
Jumlah 2000 100 100

Tabel 8. Sasaran Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Makanan Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
Padi-padian 54,9 53,9 52,9 51,9 51,0
Umbi-umbian 5,0 5,2 5,4 5,6 5,8
Pangan Hewani 9,6 10,1 10,6 11,1 11,5
Minyak dan lemak 10,1 10,1 10,1 10,0 10,0
Buah/biji berminyak 2,8 2,9 2,9 2,9 3,0
Kacang-kacangan 4,3 4,4 4,6 4,7 4,9
Gula 4,9 4,9 5,0 5,0 5,0
Sayur dan Buah 5,2 5,4 5,5 5,7 5,8
Lain-lain 2,9 2,9 2,9 2,9 3,0
SKOR PPH 86,4 88,1 89,8 91,5 93,3

Dalam menentukan PPH ada beberapa komponen yang harus diketahui diantaranya
yaitu konsumsi energy dan zat gizi total, persentase energy dan gizi actual, dan kecukupan
energy dan zat gizi.

1) Menghitung energy dan zat gizi


Energy dihitung dari total energy yang dikonsumsi dari masing-masing bahan pangan.

2) Menghitung % energy dan zat gizi

Menghitung persentase energy adalah dengan membagi energy setiap golongan


dengan energy total untuk semua golongan.

3) Menghitung % angka kecukupan energy dan zat gizi

Untuk menghitung persentase Angka Kecukupan Energi adalah dengan


membandingkan energy masing-masing bahan dengan angka kecukupan energy (2000
kkal) dikali 100.

4) Menghitung skor actual

Menghitung skor actual energy setiap golongan bahan pangan yaitu dengan
mengalikan persentase actual golongan bahan pangan dengan bobot setiap golongan
bahan pangan.

5) Menghitung skor AKE

Menghitung skor AKE setiap golongan bahan pangan yaitu dengan mengalihkan
persentase AKE setiap golongan pangan dengan bobot setiap golongan bahan pangan.

Tabel 9. Contoh Perhitungan PPH

Sama dengan
Skor AKE atau
% terhadap AKE (2000 kkal/kap/hari gunakan Skor
Maks. Jika Skor
% AKE x Bobot AKE > Skor
% terhadap Total
Maks
Konsumsi aktual energi aktual Aktual Bobot
(kkal/hari

No Kelompok Energi % % Bobot Skor Skor Skor Skor


Pangan aktual aktual AKE Aktual AKE Maks PPH
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Padi - 1150 52.6 57.5 0.5 26.3 28.8 25.0 25.0
padian
2 Umbi- 75 3.4 3.8 0.5 1.7 1.9 2.5 19
umbian
3 Pangan 100 4.6 5.0 2.0 9.2 10.0 24.0 10.0
hewani
4 Minyak 600 27.5 30.0 0.5 13.7 15.0 5.0 5.0
dan lemak
5 Buah/biji 50 2.3 2.5 0.5 1.1 1.3 1.0 1.0
berminyak
6 Kacang- 65 3.0 3.3 2.0 6.0 6.5 10.0 6.5
kacangan
7 Gula 50 2.3 2.5 0.5 1.1 1.3 2.5 1.3
8 Sayur dan 85 3.9 4.3 5.0 19.4 21.3 30.0 21.3
buah
9 Lain-lain 10 0.5 0.5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Total 2185 100.0 109.3 73.2 132.7 100.0 71.9

Undang- undang Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan memberi arahan bahwa untuk
memenuhi pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dang aman serta
mengembangkan usaha pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilakukan,
antara lain : melalui penetapan kaidah peanekaragaman pangan, pengoptimalan pangan lokal,
pengembangan teknologi dan sistem insentif bagi usaha pengolahan pangan lokal,
pengenalan jenis pangan baru termasul pangan lokal yang belum dimanfaatkan,
pengembangan diversifikasi usha tani dan perikanan, peningkatan ketersediaan dan akses
benih dan bibit tanaman, ternak, dan ikan; pengoptialan pemanfaatan lahan termasuklahan
pekarangan; penguatan usaha mikro, kecil dan menengah di bidang pangan serta
pengembanga industri pangan yang berbasis pangan lokal.

B. Latihan
Jelaskan kegunaan pola pangan harapan

C. Rangkuman
Pola Pangan Harapan atau Desireable Dietary Pattern adalah sususnan beragam pangan
yang didasarkan pada sumbangan atau kontribusi energi dan kelompok pangan utama (baik
secara absolut maupun relatif) dan suatu pola ketersedian atau pola konsumsi pangan.
Secara umum, tujuan pola pangan harapan adalah untuk menghasilkan suatu komposisi
normal atau standar pangan dalam memenuhi kebutuhan gizi penduduk. Sekaligus juga
mempertimbangkan keseimbangan gizi (nutricional balance), cita rasa (porlability), daya
cerna (digestability), daya terima masyarakat (acceptability), kualitas dan daya beli
(affeadebility).

D. Tes formatif
Jika diketahi keterseediaan kalori padi-padian di suatu wilayah adalah 699 kkal/hari,
total kalori per hari 1698,9 kkal, bobot PPH 0,5 dan skor maks 25. Hitung
1. persen aktual energi
2. persen AKE
3. Skor aktual
4. Skor AKE
5. Skor PPH untuk padi-padian

E. Umpan balik dan Tindak Lanjut


Mahasiswa harus mencari sumber pustaka untukk memperdalam materi pada pokok
bahasan ini. Untuk dapat melanjutkan ke pokok bahasan berikutnya, mahaiswa harus mampu
menjawab tes formatif benar. Jika belum memenuhi, maka mahasiswa harus mengulangi
mempelajari pokok bahasan ini

F. Kunci Jawaban
1. 41,22%
2. 34,97%
3. 20,61
4. 17,48
5. 17,48

Daftar Pustaka
Analia, D. 2009. Analisa Diversifikasi Konsumsi Pangan Rumah Tangga di Sumatra Barat
Menuju Pola Pangan Harapan (PPH) [Tesis]. Universitas Andalas
Arini, M. 2010. Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok Mendukung Swasembada Beras,
Prosiding Pekan Serelia Nasional
Billah,T. 2013. Buletin Konsumsi Pangan. Pusat Data Dan Sistem Informasi Pertanian.
Volume 4 No 1. Tahun 2013.
Hardiansyah, 2014. Konsumsi Pangan Dan Gizi Serta Skor Pola Pangan Harapan Pada
Dewasa Usia 19-29 Tahun Di Indonesia. Jurnal Gizi Dan Pangan, Maret 2014 9(1): 51-
58.
Lantarsih, R. 2011. Sistem Ketahanan Pangan Nasional: Kontribusi Ketersediaan dan
Konsumsi Energi Serta Optimalisasi Distribusi Beras. Analisa Kebijakan Pertanian,
Volume 9 No 1, Maret 2011: 33-51.
Mailoa, M. 2013. Diversifikasi Konsumsi Pangan Pada Masyarakat Negeri Hatusa Kabupaten
Seram Bagian Barat. Ekosains
Setiawan, B. 2012. Optimalisasi Diversifikasi Pangan Gina Mewujudkan Ketahanan Pangan
Nasional Yang Berkelajutan. Majalah Komnikasi Dan Informasi. Edisi 94-2012
Subiyanto, 2010. Situasi Konsumsi Dan Peluang Pasar Pangan Melalui Pendekatan Pola
Pangan Harapan (PPH) Di Kabupaten Ngawi [Tesis]. Universitas Pembangunan
Nasional.

Senarai
AKE: Angka Kecukupan Energi berdasarkan yang ditetapkan oleh pemeritah.
BAB XII
PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN

12.1. PENDAHULUAN
A. DeskripsiSingkat
Padadasarnyakonsepkemiskinandikaitkandenganperkiraantingkatpendapatandankebutuhan.
Perkiraankebutuhanhanyadibatasipadakebutuhanpokokataukebutuhandasar minimum
sehinggamemungkinkanseseorangdapathidupsecaralayak.
Bilasekiranyatingkatpendapatantidakdapatmencapaikebutuhan minimum, maka orang
ataukeluargatersebutdapatdikatakanmiskin.

Iniberartidiperlukansuatutingkatpendapatan minimum sehinggamemungkinkan orang


ataukeluargatersebutmemperolehkebutuhandasarnya. Denganperkataan lain
kemiskinandpaatdiukurdenganmemperbandingkantingkatpendapatan orang
ataukeluargatersebutdengantingkatpendapatan yang
dibutuhkanuntukmemperolehkebutuhandasar minimum.

Pendekatankebutuhandasar, melihat kemiskinan sebagai suatu ketidakmampuan (lack of


capabilities) seseorang, keluarga dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan minimum,
antara lain pangan, sandang, papan, pelayanan kesehatan, pendidikan, penyediaan air bersih
dan sanitasi.

B. Relevansi

Kemiskinan terkait dengan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan minimu diantaranya


pangan sehingga pangan menjadi salah satu indikator kemiskinan. Mahasiswa program studi
ilmu gizi wajb menguasai pokok bahasan ini karena merupakan landasan untuk
merencanakan program pangan dan gizi, serta dapat menganalisa program pangan dan gizi.

C. Kompetensi
C.1. Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami konsep dan prinsip ilmu ekonomi dalam merencanakan program
pangan dan gizi.

C.2. Kompetensi Dasar


Mahasiswa memahami pangan dan gizi sebagai salah satu indikator kemiskinan.

D. Petujuk Belajar
Mahasiswa diharapkan membaca sumber pustaka yang berkaitan dengan pokok bahasan
pangan dan gizi sebagai indikator kemiskinan agar lebih mudah memahami materi pada
pokok bahasan ini. Selain itu mahasiswa juga mengerjakan soal latihan dan menguji
pemahaman dengan tes formatif untuk mengetahui
sejauhmanapemahamanterhadapmateripadapokokbahasanini. Jikanilai yang
didapatbelumsesuaidengan yang
ditetapkanmakamahasiswaharusmengulangmempelajarimateripadapokokbahasaninisebelumb
eralihkepokokbahasanselanjutnya.
12.2 PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIAKTOR KEMISKINAN
A. Uraian
1. Definisi dan Konsep Kemiskinan

Kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak
mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan
yang bermartabat. Definisi yang sangat luas ini menunjukkan bahwa kemiskinan merupakan
masalah multidimensional.

Bappenas (2004) mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi dimana seseorang atau


sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk
mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar tersebut
antara lain, terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan,
air bersih, pertahanan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan
atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosisal-politik.

Pada dasarnya konsep kemiskinan dikaitkan dengan perkiraan tingkat pendapatan dan
kebutuhan. Perkiraan kebutuhan hanya dibatasi pada kebutuhan pokok atau
serta dalam pembangunan, mereka hanya mendapat imbalan pendapatan yang rendah.
b. Kemiskinan natural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor alamiah
seperti karena cacat, sakit, usia lanjut atau karena bencana alam. Kondisi kemiskinan
seperti ini disebut sebagai “Persistern Poverty” yaitu kemiskinan yang telah kronis atau
turun temurun. Daerah seperti ini pada umumnya merupakan daerah yang kritis sumber
daya alamnya atau daerah yang terisolisir.
Kemiskinan kultural merupakan suatu kondisi kemiskinan yang terjadi karena kultur,
budaya atau adat istiadat yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat. Kemiskinan
kultural mengacu pada sikap hidup seseorang atau kelompok masyarakat yang
disebabkan oleh gaya hidup berkecukupan dan tidak merasa kekurangan. Kelompok
masyarakat seperti ini tidak mudah untuk diajak berpartisipasi dalam pembangunan,
tidak mau berusaha untuk memperbaiki dan mengubah tingkat kehidupannya. Akibatnya
tingkat pendapatan mereka rendah menurut ukuran yang dipakai secara umum. Penyebab
kemiskinan ini karena faktor budaya seperti malas, tidak disiplin, boros, dan lain-lainnya.
c. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor buatan manusa
seperti kebijakan ekonomi yang tidak adil, distribusi aset produksi yang tidak merata,
dan kolusi serta tatanan ekonomi dunia yang cenderung menguntungkan kelompok
masyarakat tertentu. Munculnya kemiskinan struktural disebabkan karena berupaya
menanggulangi kemiskinan natural yaitu dengan direncanakan bermacam-macam
program dan kebijakan. Namun karena pelaksanaannya tidak seimbang, pemilikan
sumber daya tidak merata, kesempatan yang tida sama menyebabkan keikutsertaan
masyarakat menjadi tidak merata pula, sehingga menimbulkan sturktur masyarakat yang
timpang. Adapun faktor yang menjadi penyebab kemiskinan masyarakat adalah
pendapatan yang rendah. Jumlah tanggungan keluarga, pekerjaan lain, dan tingkat
pendidikan merupakan karakteristik dan keluarga miskin yang berhubungn dengan
kemiskinan masyarakat.

3. Indikator Kemiskinan
Untuk mewujudkan hak-hak dasar seseorang atau sekelompok orang miskin Bappenas
menggunakan beberapa pendekatan utama antara lain; pendekatan kebutuhan dasar (basic
needs approach), pendekatan pendapatan (income approach) dan pendekatan objective dan
subjective. Pendekatan kebutuhan dasar, melihat kemiskinan sebagai suatu ketidakmampuan
(lack of capabilities) seseorang, keluarga dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
minimum, antara lain pangan, sandang, papan, pelayanan kesehatab, pendidikan, penyedian
air bersih dan sanitasi.
Indikator-indikator tersebut dipertegas dengan rumusan yang konkrit yang dibuat oleh
BAPPENAS yaitu; terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, dilihat dari stok pangan yang
terbatas, rendahnya asupan kalori penduduk miskin dan buruknya status gizi bayi, anak balita
dan ibu. Sekitar 20 persen penduduk dengan tingkat pendapatan terendah hanya
mengkonsumsi 1.571 kkal per hari. Kekurangan asupan kalori, yaitu kurang dari 2.100 kkal
per hari, masih dialami oleh 60 persen penduduk berpenghasilan terendah. Dari uraian diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa salah satu indikator utama kemiskikan adalah terbatasnya
kecukupan dan mutu pangan.
Tabel 10. Kriteria Miskin Berdasarkan Konsumsi Beras Menurut Sayogyo

Kriteria Pedesaan Perkotaan


(kg/org/th) (kg/org/th)

Melarat 180 270


Sangat Miskin 240 360
Miskin 320 480
Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung angka kemiskinan lewat tingkat konsumsi
penduduk atas kebutuhan dasar. Perbedaannya adalah bahwa BPS tidak menyertakan
kebutuhan-kebutuhan dasar dengan jumlah beras. Dari sisi makanan, BPS menggunakan
indikator yang direkomendasikan oleh Widyakarya Pangan dan Gizi tahun 1998 yaitu 2.100
kalori per orang per hari, sedangkan sisi kebutuhan non-makanan tidak hanya terbatas pada
sandang dan papan melainkan termasuk pendidikan dan kesehatan.

4. Hubungan Pangan, Gizi dan Kemiskinan


Maxwell dan Frankenberger (1992) menggabungkan pangsa pangan dan kecukupan energi
untuk mengklasifikasikan ketahan pangan rumah tangga menjadi empat kategori yaitu tahan
pangan, rentan pangan, kurang pangan dan rawan pangan.
a. Rumah tangga yang mempunyai pangsa pangan 60 persen ke bawah dan kecukupan
energi diatas 80 persen dikategorikan rumah tangga tahan pangan. Rumah tangga
tahan pangan memiliki kemampuan untuk mencukupi konsumsi energi selain karena
mempunyai akses yang tinggi secara ekonomi juga memiliki akses secara fisik.
b. Jika pangsa pangan di atas 60 persen dan konsumsi energi di atas 80 persen
dikategorikan rentan pangan. Rumah tangga yang rentan pangan mempunyai kondisi
di mana terpenuhi standar kecukupan energi dalam rumah tangga namun pendapatan
rumah tangga relatif rendah sehingga berpotensi menjadi kekurangan pangan (akses
ekonomi yang rendah).
c. Jika pangsa pangan 60 persen ke bawah dan kecukupan energi 80 persen ke bawah
dikategorikan kurang pangan. Rumah tangga dengan kondisi kurang pangan
mempunyai akses yang rendah secara fisik terhadap pangan.
d. Rumah tangga yang mempunyai pangsa pangan di atas 60 persen dan kecukupan
energi 80 persen ke bawah dikategorikan rawan pangan. Rumah tangga rawan
Pangan mempunyai akses yang mudah terhadap pangan baik secara fisik maupun
ekonomi.
B. Latihan
Sebutkan indikator kemiskinan menurut Sayoga di daerah pedesaan.

C. Rangkuman
Kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang
tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan
kehidupan yang bermartabat. Penyebab kemiskinan antara lain : kultural, natural, struktural.
Indikator kemiskinan menggunakan beberapa pendekatan diantaranya kecukupan pangan dan
gizi. Terdapat beberapa indikator pangan untuk menghitung angka kemiskinan.

D. Tes Formatif
Jika sebuah keluarga di wilayah perkotaan mempunyai 4 orang anggota keluarga
mengkonsumsi beras 2 kg per hari.
1. Berapa konsumsi beras keluarga tersebut per orang per tahun?
2. Terkategori apakah keluarga tersebut menurut Sayogya?

E. Umpan balik dan Tindak lanjut


Mahasiswa harus mencari sumber pustaka untuk memperdalam materi pada pokok
bahasan ini. Untuk dapat melanjutkan ke pokok bahasan berikutnya, mahasiswa harus
mampu menjawab tes formatif benar. Jika belum memenuhi, maka mahasiswa harus
mengulangi mempelajari pokok bahasan ini.

F. Kunci jawaban tes formatif


1. Konsumsi beras perorang dalam 1 tahun = 2 kg x 365/4 = 182,5 kg/orang/tahun.
2. Terkategori sangat miskin

DAFTAR PUSTAKA
Santosa, E. 2005. Berbagai Urusan Kemiskinan. Dialogue. 2.3: 1-14.
Sumodiningrat, G. 1998. Membangun Perekonomian Rakyat, Pustaka Pealajar, Yogyakarta.
Cahyat, A. 2004. Bagaimana Kemiskinan Diukur? Beberapa Model Penghitungan
Kemiskinan Di Indonesia. Governance Brief, 2004, 2.
World Bank, 2006. Repositioning Nutrition As Central To Development: A Strategy For
Large-scale Action.
Bappenas. 2011. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015. BAPENAS
Indonesia, Jakarta.

SENARAI
Rawan Pangan : mempunyai akses yang rendah terhadap pangan.

BAB XIII
DISTRIBUSI PENDAPATAN
PANGAN DAN GIZI
13.1 PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Pendapatan dapat memengaruhi konsumen makanan dan gizi. Berdasarkan
pendapatan akan menentukan akses pangan secara ekonomi, data beli pangan serta jumlah
dan kualitas pangan. Distribusi pendapatan yang baik akan mengurangi kesenjangan ekonomi
antar keluarga sehingga akan mengurangi kesenjangan gizi.
Pendapatan terdiri dari pendapatan pribadi, pendapatan rumah tangga, dan pendapatan
disposibel. Pendapatan pribadi merupakan semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan
yang diperoleh tanpa melakukan sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh seseorang.
Pendapatan rumah tangga adalah semua jenis pendapatan yang diterima oleh seluruh anggota
rumah tangga. Dan pendapatan disposibel merupakan pendapatan yang dapat digunakan oleh
para penerima pendapatan untuk membeli barang atau jasa yang diinginkan, apabila
pendapatan pribadi dikurangi dengan pajak yang harus dibayarkan oleh penerima pendapatan.
Tingkat pendapatan kerap digunakan sebagai indikator tingkat keberhasilan
pembangunan ekonomi suatu negara. Namun, bila dilihat lebih jauh peningkatan pendapatan
tersebut belum menjamin perbaikan kesejahteraan anggota masyarakat luas karena tingkat
pendapatan yang bervariasi antar rumah tangga sesuai dengan tingkat penguasaan sumber
daya dan kemampuan mengelolanya. Tingkat pendapatan pun dapat mempengaruhi pola
konsumsi makan dan gizi.

B. Relevansi
Distribusi pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat
distribusi yang lebih luas cakupannya daripada mengukur kemiskinan. Mahasiswa Program
Studi Ilmu Gizi wajib menguasai pokok bahasan ini karena merupakan landasan untuk
merencanakan program pangan dan gizi, serta dapat menganalisis program pangan dan gizi.

C. kompetensi
C.1 Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami konsep dan prinsip ilmu ekonomi dalam merencanakan
program pangan dan gizi
C.2 Kompetensi Dasar
Mahasiswa memahami konsep dan perhitungan distribusi pendapatan.

D. Petunjuk Belajar
Mahasiswa diharapkan membaca sumber pustaka yang berkaitan dengan pokok
bahasan konsep dan hukum permintaan dan penawaran agar lebih mudah memahami materi
pada pokok bahasan ini. Selain itu mahasiswa juga mengerjakan soal latihan
Dan
mengujipemahamandengantesformatifuntukmengetahuisejauhmanapemahamanterhadapmater
ipadapokokbahasanini.Jikanilai yang didapatkanbelumselesaidengan yang
ditetapkanmakamahasiswaharusmengulangmempelajarimateripadapokokbahasaninisebelumb
eralihkepokokbahasanselanjutnya.

13.2 DISTRIBUSI PENDAPATAN PANGAN DAN GIZI


A. Uraian
Distribusipendapatanadalahkonsep yang
lebihluasdibandingkankemiskinankarenacakupannyatidakhanyamenganalisapopulasi yang
beradadibawahgariskemiskinan.Kebanyakandariukurandan indicator yang
mengukurtingkatdistribusipendapatantidakbergantungpada rata-rata distribusi,
karenanyamembuatukurandistribusipendapatandipertimbangkanlemahdalammnggambarkanti
ngkatkesejahteraan.
Secaraalamiahkuantitaspangan yang
dibutuhkanseseorangakanmencapaititikmaksimumsementarakebutuhan non
pangantidakadabatasnya. Dengandemikian, besaranpendaoatan yang
dibelanjakanuntukpangandarisuaturumahtanggatersebut.Dengan kata
lainsemakintinggipengeluaranuntukpangan, berartisemakinkurangsejahterarumahtangga yang
bersangkutan. Sebaliknya,
semakinkecilpangsapengeluaranpanganmakarumahtanggatersebutsemakinsejahtera.
Dalambeberapapengamtanmenunjukkan di Negara-negara yang
perekonomiannyasudahsangatmajusepertiBelanda, Inggris, Jerman, dan USA
menghitungpendapatannasionalberdasarkanpengeluaran.Dalampenelitian,
jikaseseorangmemiliki income
tetapmakapertanyaantentangbesarpendapatandapatterjawabdenganbaik.Untukmereka yang
memilikipendapatantidaktetapbisadidekatidenganbesarnyapengeluaran.Dan untukmereka
yang berwirausahaharusdibedakanpendapatanbersihdenganpendapatankotor (omset).
Pengeluarandibedakanmenjadiduayaitupengeluarankonsumsidanpengeluaraninvestasi
dantabungan.Pengeluarankonsumsimerupakannilaipembelanjaan yang
dilakukanolehrumahtanggauntukmembeliberbagaijeniskebutuhandalamsatutahuntertentu,
sepertiuntuukmembelimakanan, pakaian, membayarsewarumahdanmembelikendaraan,
dll.Pengeluaraninvestasidantabunganmerupakanpembelanjaanuntuksesuatu yang dapat
member nilaitambahanataukeuntungan, misalnyauntukmembelirumah, tanah, dll.
1. Hokum Engel
Berhubungandenganpendapatan, Ernst Engel memberikan argument yang
kemudiandikenaldengan Engel’s Law.Hukum Engel:
“Proporsidarianggarankeluargadikhususkanuntukpenurunanmakanansebagaipeningkatanpeng
hasilankeluarga”
Hukum Engel
mengatakanbahwapolapengeluaransuatukeluargaterhadapmakananataubarang lain
akandipengaruhiolehtingkatpendapatan. Jikakonsumenmemilikipendapatan yang kecil,
makapersentasepengeluaran yang
digunakanuntukmembelimakanankebutuhansepertimakananakancenderungbesar,
ditinjaudaripendapatandansisasetelahdigunakan. Hal
inidiakibatkankarenapendapatannyaakanhabishanyauntukmembelikebutuhan-
kebutuhantersebut. Sedangkanpadatingkatpendapatan yang lebihtinggi,
persentasepengeluaranakancenderunglebihkecil, karenamasihbanyaksisapendapatan yang
dapatdisimpandiluarkebutuhannya. Hukum Engel merupakan hokum
dengankonsepteorimikro,
sehinggamemilikiefektifitastinggihanyajikadigunakanuntukmengkajidalamlingkupkecilatauke
lompokindividu.Suatu Negara
dikatakanmemilikitingkatkemakmurantinggiapabilawargaNegaranyamemilikipersentasepeng
eluarankebutuhanpangan yang kecil.
Elastisitaspermintaanpangan relative
besarpadakelompokrumahtanggaberpendapatanrendah,
kemudianelastisitaspermintaanmenurunsampaitingkat yang
rendahpadakelompokberpendapatantinggi.Penyebabberlakunya hokum Engekadalah:
“terbatasnyakapasitasdariperutmanusia”
MenuruthukumEngel
pangsapengeluaranpanganterhadappengeluaranrumahtanggakansemakinberkurangdenganmen
ingkatnyapendapatan. Penjelasandarikurva Engel dapatdilihatpadaGambar 11.

Gambar 13.Kurva Engel untukBarangKebutuhanPokok

2. Hukum Bennett
Hukum Bennett: “starchy staple ratio”
menurunseiringdenganmeningkatnyapendapatanrumahtanggasebagaidiversifikasikonsumen
bundle konsumenpanganuntukmemasukkanhargakalori yang lebihtinggi.
Persentasebahnapanganpokokberpatidalamkonsumsipanganrumahtanggasemakinberk
urangdenganmeningkatnyapendapatanrumahtanggadancenderungberalihpaapangan yang
berenergimahal.
Timbul argument bahwa:
Karenapanganpokokberpatijumlahsubstitusinyasedikitdanjumlahkonsumsinyaterbatasdisebab
kanolehkemampuanmanusiaterbatassecarafisiologis. Karenaadanyakeinginanmanusia yang
universal untukmemperolehbahanmakanan yang bervariasidanberproteintinggi,
sertapermintaangula.
Hukum Bennett
mengatakanbahwaakanadapenurunanpadasaatpendapatanrumahtanggasemakinnaik, seperti

Dan
mengujipemahamandengantesformatifuntukmengetahuisejauhmanapemahamanterhadapmater
ipadapokokbahasanini.Jikanilai yang didapatkanbelumselesaidengan yang
ditetapkanmakamahasiswaharusmengulangmempelajarimateripadapokokbahasaninisebelumb
eralihkepokokbahasanselanjutnya.

13.3 DISTRIBUSI PENDAPATAN PANGAN DAN GIZI


B. Uraian
Distribusipendapatanadalahkonsep yang
lebihluasdibandingkankemiskinankarenacakupannyatidakhanyamenganalisapopulasi yang
beradadibawahgariskemiskinan.Kebanyakandariukurandan indicator yang
mengukurtingkatdistribusipendapatantidakbergantungpada rata-rata distribusi,
karenanyamembuatukurandistribusipendapatandipertimbangkanlemahdalammnggambarkanti
ngkatkesejahteraan.
Secaraalamiahkuantitaspangan yang
dibutuhkanseseorangakanmencapaititikmaksimumsementarakebutuhan non
pangantidakadabatasnya. Dengandemikian, besaranpendaoatan yang
dibelanjakanuntukpangandarisuaturumahtanggatersebut.Dengan kata
lainsemakintinggipengeluaranuntukpangan, berartisemakinkurangsejahterarumahtangga yang
bersangkutan. Sebaliknya,
semakinkecilpangsapengeluaranpanganmakarumahtanggatersebutsemakinsejahtera.
Dalambeberapapengamtanmenunjukkan di Negara-negara yang
perekonomiannyasudahsangatmajusepertiBelanda, Inggris, Jerman, dan USA
menghitungpendapatannasionalberdasarkanpengeluaran.Dalampenelitian,
jikaseseorangmemiliki income
tetapmakapertanyaantentangbesarpendapatandapatterjawabdenganbaik.Untukmereka yang
memilikipendapatantidaktetapbisadidekatidenganbesarnyapengeluaran.Dan untukmereka
yang berwirausahaharusdibedakanpendapatanbersihdenganpendapatankotor (omset).
Pengeluarandibedakanmenjadiduayaitupengeluarankonsumsidanpengeluaraninvestasi
dantabungan.Pengeluarankonsumsimerupakannilaipembelanjaan yang
dilakukanolehrumahtanggauntukmembeliberbagaijeniskebutuhandalamsatutahuntertentu,
sepertiuntuukmembelimakanan, pakaian, membayarsewarumahdanmembelikendaraan,
dll.Pengeluaraninvestasidantabunganmerupakanpembelanjaanuntuksesuatu yang dapat
member nilaitambahanataukeuntungan, misalnyauntukmembelirumah, tanah, dll.
3. Hokum Engel
Berhubungandenganpendapatan, Ernst Engel memberikan argument yang
kemudiandikenaldengan Engel’s Law.Hukum Engel:
“Proporsidarianggarankeluargadikhususkanuntukpenurunanmakanansebagaipeningkatanpeng
hasilankeluarga”
Hukum Engel
mengatakanbahwapolapengeluaransuatukeluargaterhadapmakananataubarang lain
akandipengaruhiolehtingkatpendapatan. Jikakonsumenmemilikipendapatan yang kecil,
makapersentasepengeluaran yang
digunakanuntukmembelimakanankebutuhansepertimakananakancenderungbesar,
ditinjaudaripendapatandansisasetelahdigunakan. Hal
inidiakibatkankarenapendapatannyaakanhabishanyauntukmembelikebutuhan-
kebutuhantersebut. Sedangkanpadatingkatpendapatan yang lebihtinggi,
persentasepengeluaranakancenderunglebihkecil, karenamasihbanyaksisapendapatan yang
dapatdisimpandiluarkebutuhannya. Hukum Engel merupakan hokum
dengankonsepteorimikro,
sehinggamemilikiefektifitastinggihanyajikadigunakanuntukmengkajidalamlingkupkecilatauke
lompokindividu.Suatu Negara
dikatakanmemilikitingkatkemakmurantinggiapabilawargaNegaranyamemilikipersentasepeng
eluarankebutuhanpangan yang kecil.
Elastisitaspermintaanpangan relative
besarpadakelompokrumahtanggaberpendapatanrendah,
kemudianelastisitaspermintaanmenurunsampaitingkat yang
rendahpadakelompokberpendapatantinggi.Penyebabberlakunya hokum Engekadalah:
“terbatasnyakapasitasdariperutmanusia”
MenuruthukumEngel
pangsapengeluaranpanganterhadappengeluaranrumahtanggakansemakinberkurangdenganmen
ingkatnyapendapatan. Penjelasandarikurva Engel dapatdilihatpadaGambar 11.

Gambar 13.Kurva Engel untukBarangKebutuhanPokok

4. Hukum Bennett
Hukum Bennett: “starchy staple ratio”
menurunseiringdenganmeningkatnyapendapatanrumahtanggasebagaidiversifikasikonsumen
bundle konsumenpanganuntukmemasukkanhargakalori yang lebihtinggi.
Persentasebahnapanganpokokberpatidalamkonsumsipanganrumahtanggasemakinberk
urangdenganmeningkatnyapendapatanrumahtanggadancenderungberalihpaapangan yang
berenergimahal.
Timbul argument bahwa:
Karenapanganpokokberpatijumlahsubstitusinyasedikitdanjumlahkonsumsinyaterbatasdisebab
kanolehkemampuanmanusiaterbatassecarafisiologis. Karenaadanyakeinginanmanusia yang
universal untukmemperolehbahanmakanan yang bervariasidanberproteintinggi,
sertapermintaangula.
Hukum Bennett
mengatakanbahwaakanadapenurunanpadasaatpendapatanrumahtanggasemakinnaik, seperti
Contohnya,rumahtanggagolonganperpendapatantinggidiperkotaan Indonesia
bagiantimurmengeluarkan 46% dari total pengeluarannyauntukmakanan,
sedangkanrumahtanggagolonganberpendapatanrendahditempat yang samamenghabiskan
64%. Padatahun 1996 rumahtanggadiperdesaandanperkotaan Indonesia mengeluarkan 46%
dan 53% dari total pengeluaranuntukmakanan.
Persentasekaloridiperolehdaribahanpanganpokokturunbersamanaiknyapendapatan,
karenakonsumenmendiversifikasibundelpangan yang
dikonsumsinyadenganmemasukankalory yang memilikihargatinggi.
3. HukumHouthakker
Hukumhouthakkermenyatakanbahwa “kualitas rata-rata darikalorimakanan
(diukurolehharga) meningkatdenganpendapatan”.
Seiringdenganmeningkatnyapendapatanmakakualitasdankuantitasmakanan (kalori)
yanhdiasup pun meningkat, sehinggakalorimakanandapatdiukurolehharga.
Distribusidibedakanmenjadi 2 yaitudistribusi personal (distribusiukuran)
dandistribusifungsional.Distribusi personal
digunkanuntukmelihatpembagianpendapatperkapitadari total pendapatan,
biasanyadikelompokanmenurutkelaspendapatan, menurutwilayah, profesi,
pendidikandanwaktu.Distribusifungsionaldigunkansebagaialatanalisisuntukmelihanpembagia
npendapatansuatuwilayahberdasarkansumber-sumberpendapatanataufaktorproduksi, misal:
berapapersenandilsektorperdagangandalamGNP nasionaldll.
Distribusipendapatanpadarumahtangga yang
tidakmeratamenimbulkankesenjangandalampendapatandankonsumsipanganataugizi:
kesenjanganpendapatan yang tinggimenunjukanadamasyarakat yang berpendapatanrendah,
sehinggadapatmeninggkatkankesenjangan social dankonsumsi.

KesenjanganPendapatan

Kesenjangan Kesenjangan
Konsumsi Sosial
Menurut Pareto
semakintinggipendapatansemakinkecilpeluangkelompokmasyarakatuntukmencapainya.Menu
rutCorradoGinisemakinrendahpendapatan, semakinbanyakjumlahpenerimapendapatn.Conrad
Lorenz menggambarkandistribusisecara gratis, padasumbu horizontal
digambarkanpersentasekomulatifpendapatan yang
diterima.Dapatmembandingkanberbagaiwilayahdanwaktusertapengaruhberbagaivaribelterhad
apdistribusi.
Penyebabkesenjanganpendapatandangizimenurutprocovicthdisebabkanolehpertumbuh
anekonomi, pertumbuhanpendudukdanperkambangankotadandesa.
Adapunsebabutamakesenjangandistribusidisebabkanolehkonsentrasikekayaanpadakelompoka
tas, kurangefektifnyapajakprogresifdansubsidi, terjadinyaakumulasikepemilikan
modaldanaspekkualitassumberdayamanusia.
Pengukurandistribusipendapatandangiziuntukmengukurbesarnyankesenjanganpendap
atandankonsumsidapatdibagimenjaditiga, yaitu:
4. MetodeStatistikMurni
Metode statistic murnimeliputisimpanganbaku, koefisienvariasi, ukuranselang (desil,
kuantil, kuartil, persentil, dll).
a. Simpangan Baku
Simpanganbakuadalahakarpangkat 2 darivarian,
SX = Sx/√n
Dimana:
Sx: simpangbaku
SX: simpangbaku rata-rata
n:jumlah sampel
Untukmengetahuadatidaknyakesenjangandigunakan t-test:

Th= Ii – I
Sx
Dimana:
Th: t hitung
Ii: Pendapatanatau intake individu
I: rata –rata pendapatanatau rata-rata intake
SX: simpangbaku rata-rata
Jika: t-hitung<t-tabelmakantidakterjadikesenjanganContoh 1.
Hasil survey konsumsidisebuahkeluargadengan 4
anggitakeluargadipeolehhasilsepertiditabelberikut.
Pertanyaannya:
apakahterdapatkesenjangankonsumsienergidiantaraanggotakeluarganya?

No Konsumsi (kkal) Kebutuhan (kkal) TKE(%)


1 2119 228 95,1
2 1479 2038 72,9
3 874 879 96,4
4 712 990 71,9

Dari tabeldapatdihitung rata-rata tingkatkonsumsi:


84,1 % Sx = 13,5 danSx = 6,75% dan t-tabel = 3, 182 (lihat di tabel t untuk n-1)
No TKE(%) T-hitung Kesimpulan
1 95,1 1,65 t-hit < t- tabel
2 72,9 1,65 t-hit < t- tabel
3 96,4 1,81 t-hit < t- tabel
4 71,9 1,82 t-hit < t- tabel
Dengandemikiandalamkeluargatersebuttidakdijumpaiadanyakesenjangankonsumsi energy
diantaraanggotakeluarga.

b. Koefisenvariasi
Pengukuranmenggunakankoefisienvariasiyaitudenganmenggunakanrasiosimpangbaku
rata-rata pendapatanatau intake gizipadakelompok yang ditelititerhadap rata-rata
pendapatanatau rata-rata intake gizi.

KV= Sx x 100 %
I
Dimana:
Sx = angka rata-rata
I= apatan/intake rata-rata
Distribusitidaksenjangjika KV < 10 %
Contohnya: Tingkat konsumsi energy 4
anggotadalamsebuahkeluargaadalahsebagaiberikut No TKE (%)

1. 95,1
2. 72,9
3. 96,4
4. 71,9

Dari tabel dapat dihitung :

- Rata-rata tingkat konsumsi = 84,1%


- Sx = 13,5
- Sx rata-rata = 6,75
- KV = 6,75/84,1 x 100% = 8,03%

Kesimpulan : tidak senjang, karena KV < 10%

5. Metode Grafik

a. Kurva Laurenz
Merupakan kurva yang menggambarkan persen komulatif penerima pendapatan dan persen
komulatif pendapatan yang diterima. Kesenjangan diukur dari jarak kurva Laurenz dengan
garis kesamarataan. Kesenjangan tinggi jika jarak antara kurva Laurenz dengan garis
kesamarataan semakin jauh.
Gambar 15. Kesenjangan Diukur dari Kurva Laurenz

Kurva Laurenz memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara persentase jumlah


penduduk penerima pendapatan tertentu dari total penduduk dengan persentase pendapatan
yang benar-benar mereka peroleh dari total pendapatan selama jangka waktu tertentu. Kurva
Laurenz : kurva yang menunjukkan proporsi dari total pendapatan yang diterima oleh
persentase tertentu dari populasi.

Gambar 16. Kurva Laurenz


Garis diagonal merupakan garis yang menunjukkan keadaan pemerataan pendapatan yang
sempurna (perfect equality) dalam distribusi pendapatan. Di lain pihak, kurva Laurenz
menunjukkan deviasi dari suatu kondisi pemerataan sempurna kepada arah ketidakmerataan.
Semakin jauh jarak kurva lorenz dari garis diagonal, maka tingkat pemerataan pendapatan
semakin timpang (tidak merata distribusi pendapatannya). Kasus ekstrem dimana apabila
hanya ada satu orang saja yang menerima seluruh distribusi pendapatan, sementara orang-
orang lainnya sama sekali tidak menerima pendapatan tersebut akan memperlihatkan oleh
titik kurva Lorenz yang berhimpit dengan sumbu horizontal sebelah kiri bawah atau kanan
atas.

6. Metode Gabungan
Metode gabungan terdiri dari bilangan gini ratio dan kuznets indeks.
a. Koefisien Gini Ratio
Koefisien gini adalah ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan pendapatan secara agregat
(secara keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu
(ketimpangan/pemerataan tidak sempurna). Koefisien gini ratio berasar dari nama seorang
ahli statistik italia C.Gini, orang pertama yang memformulasikannya pada tahun 1912.
Angka ketimpangan untuk negara-negara.
Koefisien Gini Ratio tidak bisa lepas pembahasannya dengan kurva lorenz. Karena koefisien
Gini merupakan formulasi yang menghitung rasio luas bidang antara garis diagonal (perfect
equality) dan kurva lorenz.
Data yang diperlukan dalam perhitungan gini ratio :
 Jumlah rumah tangga atau penduduk
 Rata-rata pendapatan atau pengeluaran rumah tangga yang sudah dikelompokkan
menurut kelasnya.

Jika angka koefisien Gini mendekati 0, maka distribusi pendapatan semakin merata,
sebaliknya bila mendekati angka 1, maka distribusi pendapatan semaki tidak merata. Secara
lebih lengkap, kriteria penilaian koefisien Gini Ratio adalah sbb :

1) Gini ratio < 0,4 a tingkat ketimpangan rendah


2) 0,4 < Gini ratio < 0,5 a tingkat ketimpangan moderat
3) Gini ratio > 0,5 a tingkat ketimpangan tinggi

Nilai gini ratio tersebutlah yang akan menjadi salah satu dasar ukuran angka kemiskinan yang
terjadi. Sedangkan Koefisien Gini adalah ukuran yang biasanya digunakan untuk mengukur
kesenjangan pendapatan dan kekayaan. Masalah utama dalam distribusi pendapatan adalah
terjadinya ketimpangan ditribusi pendapatan. Hal ini bisa terjadi akibat perbedaan
produktivitas yang dimiliki oleh setiap individu dimana satu individu/kelompok mempunyai
produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu/kelompok lain.
B. Latihan

Sebutkan penyebab kesenjangan pangan dan gizi ?

C. Rangkuman

Dalam distribusi pangan dan gizi masih menjadi kebutuhan primer dari setiap anggota
dan golongan masyarakat. Hal ini jelas dibuktikan masih tinggi kebutuhan akan pangan dan
gizi. Namun masih ada masalah dalam distribusi pendapatan yaitu terjadinya ketimpangan.

Yang menjadi masalah distribusi pendapatan yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi
tidak diikuti oleh pemerataan atau hasil-hasil pembangunan, yang dengan hal ini dapat
menunjukkan pemerataan pendapatan.

Ada beberapa cara untuk mengukur dan melihat ketimpangan dan ketidakmerataan
distribusi pendapatan yaitu menggunakan koefisien gini dan kurva Laurenz. Dengan
menghitung menggunakan koefisien gini dapat melihat pemerataan pendapatan da nada
ketidaksenjangan distribusi, sehingga model tingkat konsumsi dalam distribusi pendapatan ini
erat kaitannya dengan indikator kemiskinan.

D. Tes formatif

1. Mengapa semakin tinggi pendapatan maka presentase pengeluaran semakin kecil?

2. Mengapa konsumsi bahan berpati cenderung menurun seiring dengan


meningkatnya pendapatan?

E. Umpan balik dan Tindak lanjut

Mahasiswa harus mencari sumber pustaka untuk memperdalam materi pada pokok
bahasan ini. Untuk dapat melanjutkan ke pokok bahasan berikutnya, mahasiswa harus
mampu menjawab tes formatif benar. Jika belum memenuhi, maka mahasiswa harus
mengulangi mempelajari pokok bahasan ini.

F. Kunci jawaban tes formatif

1. Karena pengeluaran untuk pangan cenderung tetap karena terbatasnya kapasitas dari
perut manusia.
2. Karena pangan pokok berpati jumlah subtitusinya sedikit dan jumlah konsumsinya
terbatas disebabkan oleh kemampuan manusia terbatas secara fisiologis. Karena
adanya keinginan manusia yang universeal untuk memperoleh bahan makanan yang
bervariasi dan berprotein tinggi, serta permintaan gula.

DAFTAR PUSTAKA

Suyatno, 2010. Gizi Dalam Pembangunan: Distribusi Pendapatan dan Gizi. Dept. of Public
Health Nutrition, Faculty of Public Health Diponegoro University, Semarang.
Suyatno, 2010. Distribusi Pendapatan dan Gizi. Dept. of Public Health Nutrition, Faculty of
Public Health Diponegoro University, Semarang.

Isma, Hasania. 2010. Distribusi Pendapatan dan Pola Konsumsi Masyarakat Desa Pesisir
Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai. USU Institutional Repository.

Chakrabarty, Manisha dan Hildenbrand, Werner, 2009. Engel’s Law Reconsidered. Jerman:
University of Bonn dan India: Indian Institute of Management Calcutta.

Gilarso, T., 2004. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta: Kanisius.

Suryana. 2003. Kewirausahaan. Salemba Empat, Jakarta.

Wenni, A., A Maria, Michael dan L Kristanti, 2013. Perekonomian Indonesia Ketimpangan
Pendapatan. Surabaya: Universitas Surabaya.

SENARAI

Kesenjangan : Perbedaan pendapatan pada masyarakat.


BAB XIV

KEBIJAKAN PANGAN DAN ASING

14.1 PENDAHULUAN

A. Deskripsi singkat

Kebijakan pangan telah dibuat untuk mengatur agar penyediaan, pendistribusian dan
akses pangan di Indonesia berjalan dengan lancer. Kebijakan pangan juga secara langsung
mengatur ketahanan pangan di Indonesia. Kebijakan pangan pada intinya berkaitan dengan
pengaturan dan fasilitas pemerintah atas segala aspek ekonomi pangan. Mulai dari cara
memproduksinya, mengolahnya, menyediakannya, memperolehnya, men-distribusikannya
hingga mengonsumsinya merupakan aspek yang menjadi perhatian utama pemerintah di
bidang pembangunan pangan yang diimplementasikan melalui berbagai regulasi, fasilitas,
dan intervensi.

Kebijakan dalam tatanan global tidak terlepas dari perdagangan bebas. Pembentukan
World Trade Organization (WTO) telah memberikan konsep liberalisasi perdagangan kepada
dunia, khususnya kepada negara-negara anggota, dimana konsep dasar dari liberalisasi
perdagangan adalah penghilangan hambatan dalam perdagangan internasional.

Sebagai negara anggota WTO, Indonesia harus mematuhi peratuuran organisasi


perdagangan dunia tersebut. Konsekuensi dari perdagangan bebas tersebut menyebabkan
persaingan dalam merebut pasar menjadi semakin ketat, dan kemungkinan praktik
Yang pendek dengan harga jual dibawah harga biasa sering dimaksudkan untuk
menghapuskan barang yang tidak diinginkan, dumping jenis itu biasanya mengganggu
pasar domestic negara pengekspor karena adanya ketidakpastian dikarenakan permintaab
diluar negeri berubah secara tiba-tiba. Dumping jenis tersebut merupakan diskriminasi
harga pada waktu tertentu yang dilakukan oleh produsen yang mempunyai keuntungan
karena terjadi over produksi (karena perubahan dalam pasar dalam negeri. Yang tidak
terantisipasi atau buruknya perencanaan produksi), untuk mencegah penumpukan barang
di pasar domestic produsen menjual kelebihan produksinya tadi kepada pembeli luar
negeri dengan harga yang telah direduksi sehingga harganya menjadi lebih rendah dari
harga di dalam negeri.
2. Persistent Dumping (Diskriminasi harga internasional)
Persistent Dumping (Diskriminasi harga internasional) yaitu penjualan barang pada pasar
luar negeri dengan harga di bawah harga domestic atau biaya produksi yang dilakukan
secara menetap dan terus menerus yang merupakan kelanjutan dari penjualan barang yang
dilakukan sebelumnya. Penjualan tersebut dilakukan oleh produsen barang yang
mempunyai pasar secara monopolistic di dalam negeri dengan maksud untuk
memaksimalkan total keuntungannya dengan menjual barang tersebut dengan harga yang
lebih tinggi dalam pasar domestiknya. Dumping dapat disebut sebagai diskriminasi harga
berarti menjual barang yang sama dengan harga berbeda pada pasar-pasar yang terpisah.
Hal ini biasanya sejalan dengan suatu posisi monopoli di pasar dalam negeri yang
bersangkutan, pembentukan kartel dan atau biaya yang melindungi terhadap import yang
lebih murah, dapat juga diartikan sebagai penawaran di luar negeri dengan harga di
bawah biaya produksi pada Negara yang mengeksport.
3. Predatory Dumping
Predatory dumping terjadi apabila, perusahaan untuk sementara waktu membuat
diskriminasi harga tertentu sehubungan dengan adanya para pembeli hasil, deskriminasi
itu untuk menghilangkan pesaing-pesaingnya dan kemudian menaikkan lagi harga
barangnya setelah persaingan tidak ada. predatory dumping adalah dumping yang paling
buruk karena dumping itu dipraktikan hanya untuk tujuan merebut keuntungan monopoli
dan membatasi perdagangan untuk jangka waktu yang lama meskipun hal itu
menyebabkan kerugian jangka pendek.
Di samping jenis dumping tersebut dalam perkembangannya muncul istilah Diversinary
Dumping dan Downstream Dumping. Diversinary Dumping adalah dumping yang
dilakukan oleh produsen luar negeri yang menjual barangnya ke dalam pasar negara
ketiga dengan harga di bawah yang adil dan barang tersebut nantinya diproses dan
dikapalkan untuk dijual ke pasar negara lain, sedangkan Downstream Dumping adalah
dumping yang dilakukan apabila produsen luar negeri menjual produknya dengan harga
di bawah harga normal kepada produsen yang lain di dalam pasar dalam negerinya dan
produk tersebut diproses lebih jauh dan dikapalkan untuk dijual kembali ke pasar negeri
lain.
Menurut Robert Willig ada 5 (lima) tipe dumping, yang dilihat dari tujuan eksportir
kekuatan pasar dan struktur pasar import, yaitu:
1. Market Expansion Dumping
Perusahaan pengeksport bisa meraih untung dengan menetapkan “mark-up” yang
lebih rendah di pasar import karena menghadapi elastisitas permintaan yang lebih
besar selama harga yang ditawarkan rendah.
2. Cylical Dumping
Motivasi dumping jenis ini muncul dari adanya biaya marginal yang luar biasa rendah
atau tidak jelas, kemungkinan biaya produksi yang menyertai kondisi dari kelebihan
kapasitas produksi yang terpisah dari pembuatan produk terkait.
3. State Trading Dumping
Latar belakang dan motivasinya mungkin sama dengan kategori dumping lainnya,
tetapi yang menonjol adalah akuisisi moneternya.
4. Strategic Dumping
Strategic Dumping istilah ini diadopsi untuk menggambarkan ekspor yang merugikan
perusahaan saingan di negara pengimpor melalui strategis keseluruhan Negara
pengekspor, baik dengan cara pemotongan harga ekspor maupun dengan pembatasan
masuknya produk yang sama ke pasar negara pengekspor. Jika bagian dari porsi pasar
domestic tiap eksportir independen cukup besar dalam tolok ukur skala ekonomi,
maka memperoleh keuntungan dari besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh
pesaing-pesaing asing.
5. Predatory Dumping
Istilah predatory dumping dipakai pada ekspor dengan harga rendah dngan tujuan
mendepak pesaing pasar, dalam rangka memperoleh kekuatan monopoli di pasar
Negara mengimpor. Akibat terburk dari dumping jenis ini adalah matinya perusahaan-
perusahaan yang memproduksi barang sejenis.

Barang Dumping
Untuk mengetahui apakah produsen melakukan praktik dumping atau tidak, maka perlu
diketahui apakah barang yang diproduksinya merupakan barang dumping atau tidak. Untuk
itu perlu diketahui terlebih dahulu apa yang dimaksudkan dengan barang dumping tersebut.
Untuk menentukan apakah ada barang dumping atau tidak tergantung dari harga normal
(normal value).
Dalam artikel 2(1), regulasi 384/96 (Peraturan Perundang-Undangan Masyarakat Eropa
Mengenal Masalah Antidumping dan Countervailing Duties) diatur: Harga Normal adalah
biasanya didasarkan pada alat pembayaran atau daya bayar dalam kegiatan perdagangan oleh
pelanggan indenpenden di negara pengekspor).
2. Kebijakan Ketahanan Pangan
Ketahanan pangn mempunyai 3 subsistem yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan
konsumsi pangan dan gizi. Sistem pangan nasional tergmbar pada Gambar 13.

SISTEM PANGAN NASIONAL

 Kebijakan Ekonomi dan Pangan


KETAHANAN  Kebijakan Otonomi dan Desentralisasi

Sumberdaya
KETAHANAN PANGAN
 Lahan SDM yang
 Air Ketersediaan
tangguh
 SDM (sehat,
Keterjangkauan
 Teknologi aktif,
 Kelembagaan Konsumsi produktif)
 Budaya Pangan & Gizi

Pasar Pangan
Lingstrat LN & DN: Penduduk, Perubahan
DN/LN
Iklim, Kinerja Ekonomi, Dinamika Pasar
Pangan, Shock/Bencana
Gambar 17. Sistem Pangan Nasional

Kebijakan untuk meningkatkan ketahanan pangan antara lain:

1) Ketersediaan Pangan
a. Penyediaan pangan diutamakan dari produksi dalam negeri dan cadangan
pangan
b. Swasembada untuk komoditas strategis (beras, jagung, kedelai)
c. Penyediaan beragam pangan berdasarkan potensi sumber daya dan budaya
lokal
d. Pemberian bantuan pangan (Jaring Pengaman Nasional) bagi masyarakat
rawan pangan kronis (miskin/rawan pangan)
e. Pemberian bantuan pangan untuk penanganan cepat/darurat bagi rawan
pangan transien (akibat bencana/darurat)

2) Distribusi (Keterjangkauan Pangan)


a. Menyediakan cadangan beras nasional yang cukup untuk mengatasi gejolak
pasokan harga
b. Mendorong pembentukan cadangan pangan pokok pemerintah (provinsi,
kabupaten/kota dan desa)
c. Mengembangkan dan merevitalisasi lembaga distribusi dan lumbung pangan
masyarakat
d. Menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok sepanjang tahun dan
pangan strategis pada periode khusus/tertentu.

3) Konsumsi Pangan
a. Sosialisasi, promosi dan edukasi budaya pangan yang beragam, bergizi
seimbang, dan aman (B25A) sekaligus mendorong penurunan konsumsi beras
per kapita
b. Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan: Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL)
c. Pengembangan produksi pangan lokal
d. Peningkatan penanganan dan pengawasan keamanan pangan segar

3. Perdagangan Bebas
Pembentukan world Trade Organization (WTO) telah memberikan konsep liberalisasi
perdagangan kepada dunia, khususnya kepada negara-negara anggota, dimana konsep
dasar dari liberalisasi perdagangan adalah penghilangan hambatan dalam perdagangan
internasional.
Definisi Pasar Bebas adalah sebuh konsep ekonomi yang mengacu kepada penjualan
produk antar Negara tanpa pajak ekspor impor atau hambatan perdagangan lainnya.
Perdagangan bebas juga dapat didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan
(hambatan yang dibuat pemerintah) dalam perdagangan antar individual-individual dan
perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda. Dimana seluruh keputusan
ekonomi dan aksi oleh individu yang berhubungan dengan uang, barang, dan jasa adalah
sukarela. Ekonomi pasar bebas adalah ekonomi dimana pasar relative bebas. Pasar bebas
diadvokasikan oleh pengusul ekonomi liberalism. Memperoleh barang yang tidak dapat
diproduksi di negeri sendiri.
Istilah perdagangan bebas identik dengan adanya hubungan dagang antar negara
anggota maupun negara non-anggota. Dalam implementasinya perdagangan bebas harus
memperhatikan beberapa aspek yang memengaruhi yaitu mulai dengan meneliti
mekanisme perdagangan, prinsip sentral dari keuntungan komparatif (comparative
advantage), serta pro dan kontra di bidang tarif dan kuota, serta melihat bagaimana
berbagai jenis mata uang atau valuta asing diperdagangkan berdasarkan kurs tukar valuta
asing.
Konsep perdagangan bebas (liberalisasi perdagangan) menurut Adam Smith, seorang
ahli ekonomi klasik, merupakan kegiatan perdagangan barang-barang yang diberikan
bebas berdasarkan hukum pasar, atau yang disebutkan oleh Hugo Grotius, di istilahkan
dengan Laissez Faire. Yang dapat di definisikan “bebas melakukan apa yang engkau
inginkan” atau bebas campur tangan pemerintah untuk membantu orang miskin,
pengontrolan upah buruh, bantuan atau subsidi pertanian.
Morris berkesimpulan bahwa ketidak seimbangan bukan hanya menjadi penyebab,
namun juga merupakan akibat dari globalisme. Globalisasi ekonomi dan perdagangan
bebas yang bebas dari hambatan-hambatan penyebab distorsi memiliki potensi untuk
meningkatkan kesejahteraan bangsa-bangsa. Namun penyalahgunaan potensi tersebut oleh
Negara yang diuntungkan berakibat semakin terpuruknya nasib Negara-negara
berkembang. Selain itu, dalam praktiknya, dalam perdagangan bebas persaingan akan
semakin ketat dan mungkin terjadi kecurangan-kecurangan, salah satunya adalah politik
dumping.
Ciri-ciri Pasar Bebas
a. Mengurangi biaya untuk fasilitas dan pembangunan umum seperti dana umum
pendidikan, kesehatan, penyediaan air bersih, dan pembangunan daerah secara umum
harus dikurangi.
b. Pasar yang berkuasa, bukan pemerintah atau negara yang membebaskan swasta dari
peraturan kebijakan pemerintah, walaupun kegiatan swasta tersebut membawa dampak
yang sangat buruk terhadap rakyat dan kehidupan kemasyarakatan.

Indah A
c. Privatisasi/swastanisasi dengan alasan untuk meningatkan efektivitas dan efisiensi
pelayanan kepad rakyat, maka perusahaan milik negara harus dijual, termasuk penjualan jeni-
jenis usaha yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
d. Mencabut peraturan yang mengganggu keuntungan ekonomi, harus dicabut atau sedikitnya
dikurangi jumlahnya.

e. Pencabutan bantuan sosial bantuan negara atau pemerintah untuk orang yang paling miskin
harus dicabut.

f. Monopoli teknologi penggunaan yang hanya dapat dikuasai dan dikelola oleh pemilik
modal untuk memproduksi produk-produknya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu negara menjalankan pasar bebas:

a. Keterbatasan konsumen yang memerlukan komoditi di dalam negeri. Untuk itu perlu
memasarkan keluar negeri.

b. Tidak semua masyarakat uatu negara bisa memenuhi kebutuhan komoditinya sehingga
harus dilakukan impor dari negara lain.

c. Sebagai sarana saling menjalin kerja sana dan persahabatan.

d.Secara ekonomis, perdagangan antara negara akan menmbah devisa.

e. agar dapat mempelajari teknologi bagaimana mempropduksi suatu barang ke negara-


negara maju.

4. Politik Dumping

Sebagaimana diketahui bahwa seua negara anggota WTO (World Trade Organization) telah
sepakat untuk menciptakan perdagangan baik yang bebas, dimana semua hambatan
perdagangan baik yang berbentuk tarif maupun non tarif dihapuskan. Dengan adanya
penghapusan habatan-hambatan perdagangan tersebut, maka arus barang dapat masuk ke
semua egara anggota dengan bebas. Indonesia merupkan salah satu negara anggota
Organisasi Perdagangan Dunia (The World Trade Organization), karena telah meratifikasi
Agreement Estabilishing the World trade Organization sebagaimana diwujudkan dalam
Undang-Undang No. 7 Tahun 1994 Tentang Pengesahan Establishing the World Tradae
Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia). Sebagai negara
anggota WTO, Indonesia harus mematmuhi peraturan organisasi perdagangan dunia tersebut.
Konsekuensi dari perdagangan bebas tersebut menyebabkan persaingan dalam merebut pasar
menjadi semakin ketat dan kemungkinan praktik perdagangan yang tidak sehat (unfair trade
practices) dapat terjadi. Dalam kaitannya dengan perdagangan internasional banyak praktik
perdangangan yang tidak sehat, dan yang paling banyak terjadi adalah masalah dumping,
karena praktik dumping dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi industri dalam
negeri , dan secara lebih luas lagi dapat memukul dunia usaha suatu negara tempat praktik
dumping itu terjadi.

Dumping merupakan strategi penetapan harga eksporp suatu barang lebih rendah dari harga
jual produk tersebut di dalam negerinya (nilai normal) yang dilakukan oleh perusaan dengan
tujuan untuk meningkatkan pangsa pasar, memperluas pasar, atau tujuan lainnya. Dumping
adalah menjual barang ke negeri sendiri. Dumping adalah politik ekonomi yang dilakukan
suatu negara untuk menjual hasil produksinya di luar negeri dengan harga lebih murah
daripada penjualan dalam negeri, dengan tujuan menguasai pasaran luar negeri.

Pengertian dumping dalam konteks hukum perdagangan internasional adalah suatu bentuk
diskriminasi harga internasional yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau negara
pengekspor, yang menjual barangnya dengan harga yang lebih rendah di pasar luar negeri
dibandingkan di pasar dalam negeri sendiri, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
atas produk ekspor tersebut.

Berdasarkan ketentuan dan pengertian tentang dumping tersebut di atas dapat disebutkan
bahwa unsur-unsur dumping adalah:

1. Adanya penjualan suatu jenis barang di luar negeri (ekspor).


2. Harga jenis barang yang dijual di luar negeri lebih rendah dari pada harga jenis barang di
dalam negeri (negara pengimpor).
3. Adanya kerugian (injury) bagi produsen dalam negeri yang memproduksi barang sejenis.
4. Adanya hubungan (causal link) antara dumping yang dilakukan dengan akibat injury yang
terjadi.

Jenis-Jenis Dumping

Suatu barang yang diekspor ke neger lain di mana harga ekspornya lebih rendah dari harga
normalnya, atau harga domestik egara pengekspor, maka barang tersebut dianggap sebagai
barang dumping. Tujuannya adalah agar pengusaha dapat merebut konsumen sebanyak
banyaknya, maka pengusaha menempuh strategi persaingan harga dengan menekan harga
serendah mungki untuk barang sejenis dengan perusahaan lain. Praktik dumping dalam
perdagangan internasional merupakan praktik dagang yang tidak fair yang dipandang sebagai
perbuatan curang, yaitu merupakan persaingan yang tidak jujur (unfair competition).

Praktik dumping merupakan praktik dagang yang tidak fair karena bagi negara pengimpor,
praktik dumping akan menimbulkan kerugian bagi dunia usaha, atau industri barang sejenis
dalam negeri, dengan terjadinya banjir barang-barang dari pengekspor yang harganya jauh
lebih murah dari pada barang dalam negeri akan mengakibatkan barang sejeniskalah
bersaing, sehingga pada akhirnya akan mematikan pasar barang sejenis dalam negeri, yang
diikuti menculnya dampak ikutannya, seperti pemutusan hubungan kerja massal,
pengangguran, dan bangkrutnya industri sejenis dalam negeri.

Dalam praktik perdagangan internasional dumping ada beberapa jenis, dan oleh para ahli
ekonomi pada umumnya dapat diklasifikasikan atas 3 (tiga) jenis, yaitu:

1. Sporadic Dumping (Dumping yang bersifat sporadis)


Sporadic Dumping (Dumping yang bersifat sporadis) yaitu; Dumping yang dilakukan dengan
menjual barang pada pasar luar negeri (Pasar Ekspor) pada jangka waktu yang pendek
dengan harga dibawah harga dalam negeri negara pengekspor atau biaya produksi barang
tersebut. Biasanya produsen menjual barang untuk jangka waktu

mengkonsumsi tetapi tidak mampu memproduksi, akan menjatuhkan ekonomi


Indonesia karena banyak bisnis dan perusahaan lokal yang bangkrut sehingga
menyebabkan banyak PHK dan pengangguran karena SDM lokal kalah
bersaing dengan SDM asing.
B. Latihan
Sebutkan akibat pasar bebas dengan kebijakan pangan dan gizi di Indonesia.

C. Rangkuman
Kebijakan untuk pangan mencakup kebijakan ketersediaan pangan, distribusi, dan
konsumsi. Perdagangan bebas merupakan sebuah konsep ekonomi yang mengacu kepada
penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor import atau hambatan perdagangan
lainnya. Dumping adalah politik ekonomi yang dilakukan suatu negara untuk menjual
hasil produksinya di luar negeri dengan harga yang lebih murah daripada penjualan dalam
negeri, dengan tujuan menguasai pasaran luar negeri.
D. Tes formatif
1. Sebutkan kebijakan pangan pemerintah yang berkaitan dengan konsumsi pangan
2. Sebutkan 2 faktor yang memengaruhi suatu negara menjalankan pasar bebas
3. Sebutkan kerugian dengan adanya praktik dumping

E. Umpan balik dan Tindak Lanjut


Mahasiswa harus mencari sumber pustaka untuk memperdalam materi pada pokok
bahasan ini. Untuk dapat melanjutkan ke pokok bahasan berikutnya, mahasiswa harus
mampu menjawab tes formatif benar. Jika belum memenuhi, maka mahasiswa harus
mengulangi mempelajari pokok bahasan ini.

F. Kunci jawaban tes formatif


1. Sosialisasi, promosi dan edukasi budaya pangan yang beragam, bergizi seimbang,
dan aman (B2SA) sekaligus mendorong penurunan konsumsi beras per kapita,
optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan: Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL), pengembangan produk pangan lokal, peningkatan penanganan dan
pengawasan keamanan pangan segar.
2. Karena keterbatasan konsumen yang memerlukan komoditi di dalam negeri.
Untuk itu perlu memasarkan keluar negeri dan tidak semua masyarakat suatu
negara bisa memenuhi kebutuhan komoditinya sehingga harus dilakukan import
dari negara lain.
3. Praktik dumping merupakan praktik dagang yang tidak fair karena bagi negara
pengimpor, praktik dumping akan menimbulkan kerugian bagi dunia usaha, atau
industri barang sejenis dalam negeri, dengan terjadinya banjir barang-barang dari
pengekspor yang harganya jauh lebih murah dari pada barang dalam negeri akan
mengakibatkan barang sejenis kalah bersaiing, sehingga pada akhirnya akan
mematikan pasar barang sejenis dalam negeri, yang diikuti munculnya dampak
ikutannya, seperti pemutusan hubungan kerja massal, pengangguran, dan
bangkrutnya industri sejenis dalam negeri

DAFTAR PUSTAKA
Amaliyah, Ridha. Dampak Penarapan Agreement on Agriculture terhadap Ketahanan Pangan
Indonesia: Kasus Kedelai Import. Universitas Airlangga ; Surabaya
Araujo et.al. 2001. Antidumping in the America: Analyse on trade and integration in the
American Organization of American States
Ariawan.2012. Perjanjian Perdagangan Bebas dalam Liberalisasi Perdagangan: Studi
mengenai ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) yang diikuti oleh
Indonesia. Disertasi. Fakultas Hukum Universitas Indonesia ; Depok
Badan Ketahanan Pangan. 2014. Ketahanan Pangan dan Gizi. Disampaikan dalam Temu
Ilmiah Internasional PERSAGI November 2014. Badan Ketahanan Pangan
Kementrian Pertanian.
Brotosusilo, A. 2004. WTO, Regional And Bilateral Trade Liberalization: It’s Implication
For Indonesia. Universitas Indonesia
Hardono G.S, Rachman Handewi P.S, Suhartini Sri.H. 2001. Korelasi harga dan derajat
Spasial Antara Pasar Dunia dan Pasar Domestik untuk Komoditas Pangan dalam
Era Liberalisasi Perdagangan. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian; Bogor
Hardono G.S, Rachman Handewi P.S, Suhartini Sri.H. 2004. Liberalisasi Perdagangan: Sisi
Teori, Dampak Empiris dan Perspektif Ketahanan Pangan. Forum Penelitian Agro
Ekonomi. Vol.22 (2)
Hariyadi, P. 2009. Menuju Kemandirian Pangan Ketahanan Pangan Berbasis Sumber Daya
Lokal. Prosiding Seminar: Menuju Ketahanan Pangan yang kokoh sebagai Buffer
Krisis dan Fondasi Ketahanan Nasional. Bogor: SEAFAST Center
Yustiawan, Dewa G.P. 2011. Perlindungan Industri dalam Negeri dari Praktik Dumping.
Tesis. Universitas Udayana; Denpasar

Anda mungkin juga menyukai