A. Deskripsi singkat
Dalam ekonomi terdapat permintaan dan penawaran yang saling bermutu dan
membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang).
Setiap transaksi perdagangan pasti ada permintaan,penawaran,harga,dan kuantitas yang
saling memengaruhi satu sama lain. Dalam konsep permintaan,terdapat dua variabel
yang saling berhubungan yaitu jumlah permintaan dan tingkat harga. Harga
memengaruhi jumlah barang yang diminta,seangkan waktu dianggap konstan. Dalam
hukum permintaan ini,jumlah barang yang diminta akan berbanding terbalik dengan
tingkat harga barang. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan
sehingga terjadi pergeseran kurva permintaan.
Penawaran dapat diartikan sebagai keseluruhan jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan dalam berbagai kemungkinan harga yang berlaku di pasar dalam satu
periode. Hukum penawaran menyatakan bahwa semakin tinggi harga suatu
barang,semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Kurva
penawaran dapat bergeser karena berbagai faktor yang dimaksud diantaranya adalah
harga input,teknologi,harapan (ekspetasi),dan jumlah penjual.
A. Uraian
1. pengertian permintaan
Secara ekonomi,permintaan (demand) dapat difenisikan sebagai jumlah keseluruhan
dari barang dan jasa yang ingin dibeli atau diminta oleh konsumen,atau individu dalam
waktu tertentu pada berbagai macam tingkat harga. Permintaan muncul akibat adanya
kebutuhan seseorang terhadap barang tertentu dan barang yang diminta pada umumnya
berbeda-beda.
Dalam konsep permintaan,terdapat dua variabel yang saling berhubungan yaitu
jumlah permintaan dan tingkat harga. Harga memengaruhi jumlah barang yang
diminta,sedangkan waktu dianggap konstan. Jika harga naik jumlah permintaan barang
tersebut akan menurun,sedangkan jika harga turun maka jumlah permintaan barang
akan meningkat.
2. jenis-jenis permintaan
a. Permintaan efektif (effective demand) adalah permintaan terhadap suatu barang
yang disertai dengan kemampuan untuk membayar harga barang tersebut.
b. Permintaan absolut (absolute demand) adalah permintaan terhadap suatu barang
yang tidak disertai dengan kemampuan untuk membayar harga barang tersebut.
c. Permintaan potensial (potential demand) adalah permintaan yang memiliki
kemampuan membeli namun tidak dengan segera melaksanakan pembelian.
Keadaan ini disebut dengan potensi permintaan.
B. Relavansi
Konsep dan hukum permintaan dan penawaran berkaitan dengan harga dan elastisitas.
Mahasiswa harus memahami konsep dan hukum permintaan dan penawarandalam ilmu
ekonomi agar dapat memahami prisip ilmu ekonomi. Mahasiswa Program Studi Ilmu
Gizi wajib menguasai pokok bahasan ini karena merupakan landasan untuk
merencanakan program pangan dan gizi.
C. Kompetensi
C.1. Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami konsep dan prinsip ilmu ekonomi dalam merencanakan
program pangan dan gizi.
D. Petunjuk Belajar
Mahasiswa diharapkan membaca sumber pustaka yang berkaitan dengan pokok
bahasan konsep dan hukum permintaan dan penawaran agar lebih mudah memahami
materi pada pokok bahasan ini. Selain itu mahasiswa juga mengerjakan soal latihan dan
menguji pemahaman dengan tes formatif untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
terhadap materi pada pokok bahasan ini. Jika nilai yang didapatkan belum sesuai dengan
yang ditetapkan maka mahasiswa harus mengulang mempelajari materi pada pokok
bahasan ini sebelum beralih ke pokok bahasan selanjutnya.
3. Faktor yang Memengaruhi Tingkat Permintaan
a. Harga barang itu sendiri
Harga barang akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika harga naik jumlah
permintaan barang tersebut akan menurun, sedangkan jika harga turun maka jumlah
permintaan barang akan meningkat.
b. Harga barang substitusi (pengganti)
Harga barang dan jasa pengganti (substitusi) memengaruhi jumlah barang dan jasa
yang diminta. Apabila harga dari barang substitusi lebih murah maka orang akan
beralih pada barang substitusi tersebut. Akan tetapi jika harga barang substitusi naik
maka orang akan tetap menggunakan barang yang semula. Contohnya ubi jalar adalah
pengganti singkong. Jika di pasar harga ubi jalar lebih murah dibandingkan dengan
singkong, maka permintaan akan ubi jalar akan lebih banyak bila dibandingkan
dengan permintaan singkong.
c. Harga barang komplementer (pelengkap)
Barang pelengkap juga dapat memengaruhi permintaan barang. Misalnya teh barang
komplementasinya gula. apabila harga gula naik, maka kecendrungan orang untuk
membeli teh akan turun, begitu juga sebaliknya.
d. Jumlah Pendapatan
Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut menentukan besarnya
permintaan akan barang dan jasa. Apabila pendapatan yang diperoleh tinggi maka
permintaan akan barang dan jasa juga semakin tinggi. Sebaliknya jika pendapatan
turun, maka kemampuan untuk membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah
barang akan semakin turun.
e. Selera konsumen
Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah barang yang
diminta. Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka permintaaan
terhadap barang tersebut akan meningkat pula. Misalnya, sekarang ini banyak orang
yang mencari makanan instan sehingga permintaan makanan instan akan meningkat.
f. Intensitas kebutuhan konsumen
Intensitas kebutuhan konsumen berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta.
Kebutuhan terhadap suatu barang yang tidak mendesak, akan menyebabkan
permintaan masyarakat terhadap barang tersebut rendah. Sebaliknya jika kebutuhan
terhadap barang mendesak maka permintaan masyarakat terhadap barang tersebut
menjadi meningkat. Musim kemarau menyebabkan intensitas kebutuhan es batu
meningkat.
g. Perkiraan harga di masa depan
Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka konsumen
cenderung menambah jumlah barang yang dibeli karena ada kekhawatiran harga akan
semakin mahal. Sebaliknya apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan
turun, maka konsumen cenderung mengurangi jumlah barang yang dibeli. Misalnya
ada dugaan kenaikan harga beras mengakibatkan banyak konsumen antre untuk
mendapatkan beras lebih banyak.
h. Jumlah penduduk
Pertambahan penduduk akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah
penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan
meningkat.
4. Hukum Permintaan
Hukum permintaan berbunyi: “apabila harga naik maka jumlah barang yang
diminta akan mengalami penurunan dan apabila harga turun maka jumlah barang yang
diminta akan mengalami kenaikan”.
Dalam hukum permintaan ini, jumlah barang yang diminta akan berbanding terbalik
dengan tingkat harga barang. Kenaikan harga barang akan menyebabkan berkurangnya
jumlah barang yang diminta. Hal ini dikarenakan naiknya harga menyebabkan turunnya daya
beli konsumen dan akan berakibat berkurangnya jumlah permintaan. Naiknya harga barang
akan menyebabkan konsumen mencari barang pengganti yang harganya jauh lebih murah
dari harga barang tersebut.
5. Fungsi Permintaan
Apabila permintaan digunakan dalam persamaan matematika maka persamaan
tersebut merupakan fungsi permintaan. Fungsi permintaan dapat didefinisikan sebagai fungsi
yang menunjukkan hubungan antara jumlah dari suatu barang yang akan terbeli per satuan
waktu dari berbagai nilai dari dua atau lebih variabel yang turut menentukan jumlah
pembelian.
Qx = f (Px, Py, M, E, N)
6. Kurva Permintaan
Kurva permintaan dapat didefinisikan sebagai: “Suatu kurva yang menggambarkan
sifat hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang
diminta para pembeli.”
Kurva permintaan digambarkan dengan asumsi bahwa setiap faktor, kecuali harga
komoditas itu sendiri, dipertahankan konstan. Perubahan pada setiap variabel yang
sebelumnya dipertahankan konstan akan menggeser kurva permintaan itu ke posisi yang baru.
Kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun dari kiri ke kanan bawah,
kurva yang demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan jumlah yang diminta
yang mempunyai sifat hubungan terbalik.
Harga digambarkan pada sumbu vertikal dan jumlah barang yang diminta konsumen
pada sumbu horizontal. Bila harga barang X naik dan P1 menjadi P2 maka jumlah barang
yang diminta akan turun dari Q1 menjadi Q2. Sebaliknya, jika harga barang X turun dari P2
menjadi P1, maka jumlah barang yang diminta akan naik dari Q2 menjadi Q1.
C. Rangkuman
Permintaan (demand) dapat didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan dari barang dan
jasa yang ingin dibeli atau diminta oleh konsumen, atau individu dalam waktu tertentu pada
berbagai macam tingkat harga. Permintaaan dibagi menjadi 3 yaitu permintaan efektif,
absolut, potensial. Permintaan dipengaruhi oleh harga barang, harga barang substitusi,
komplementer, jumlah pendapatan, selera, intensitas kebutuhan, perkiraan harga masa
depan dan jumlah penduduk.
Hukum permintaan menyatakan bahwa apabila harga naik maka jumlah barang ya g
dimi ta akan mengalami penurunan, dan apabila harga turun maka jumlah barang yang
diminta akan mengalami kenaikan. Kurva permintaan dapat bergeser ke kiri dan ke kanan.
D. Tes Formatif
1. Apa yang dimaksud dengan permintaan?
2. mengapa harga barang substitusi mememngaruhi permintaan barang ?
3. apa yang terjadi dengan permintaan barang jika harga barang naik ?
2. Jenis-jenis penawaran
Penawaran dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Penawaran individu adalah penawaran dan penjual perseorangan untuk
suatu barang barang di pasar
b. Penawaran kolektif atau pasar adalah penawaran yang datangnya dari
semua penjual yang ada di pasar untuk suatu barang
d. Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang
ditawarkan. Adanya teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen dalam
menghasilkan barang dan jasa. Selain itu dengan menggunakan mesin-mesin modern akan
menurunkan biaya produksi dan akan memudahkan produsen untuk menjual barang
dengan jumlah yang banyak.
e. Pajak
Jika pajak yang ditetapkan oleh pemerintah pada produk menjadi tinggi, akibatnya
permintaan akan berkurang, sehingga penawaran juga akan berkurang.
4. Hukum Penawaran
Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa: "Semakin tinggi harga suatu
barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual.
Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang tersebut yang
ditawarkan."
5. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah
barang yang ditawarkan oleh penjual dan semua faktor yang memengaruhinya. Fungsi
penawaran secara umum ditulis:
Qs = f (Pq, Pl.i, C, O,
T)
Keterangan:
Qs = Jumlah barang yang ditawarkan
Pq = Harga barang itu sendiri
Pl.i = Harga barang-barang lain (i = 1,2, ..,n)
O = Tujuan-tujuan perusahaan
T = Tingkat teknologi yang digunakan
6. Kurva Penawaran
Kurva penawaran dapat dilihat pada Gambar 2. Pergerakan kurva penawaran
merupakan pergerakan yang terjadi di sepanjang kurva penawaran yang diakibatkan oleh
berubahnya jumlah produk yang ditawarkan produsen sebagai akibat dari perubahan harga
produk tersebut.
Gambar 2. Kurva Penawaran
B. Latihan
Mengapa pajak dapat memengaruhi penawaran?
C. Rangkuman
Penawaran dapat diartikan sebagai keseluruhan jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan dalam berbagai kemungkinan harga yang berlaku di pasar dalam satu periode.
Faktor faktor yang memengaruhi penawaran adalah harga barang, harga barang substitusi,
barang komplementer, biaya produksi, teknologi, pajak, perkiraan biaya masa depan. hukum
penawaran menyatakan Semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang
tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang,
semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan. Kurva penawaran dapat bergeser ke
kiri dan ke kanan akibat pengaruh berbagai faktor diantaranya adalah harga input, teknologi,
harapan (ekspektasi), dan jumlah penjual.
D. Tes formatif
1. Apa yang terjadi dengan penawaran jika biaya produksi meningkat?
2. Mengapa kurva penawaran dapat bergeser?
DAFTAR PUSTAKA
Ahman, HE dan Y Rohmana. 2007. Ilmu Ekonomi dalam PIP edisi Kedua. Penerbit.
Universitas Terbuka. Jakarta.
Sukirno, S. 2011. Mikroekonomi Teori Pengantar edisi Ketiga. PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Sadono, S. 2003. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. PT. Salemba Empat. Jakarta.
Reksoprayitno, S. 1998. Ekonomi Makro Pengantar Analisa Pendapatan Nasional Edisi
Revisi. Liberty, Yogyakarta.
Lipsey, RG., PN Courant, DD Purvis dan PO Steiner. 1995. Pengantar Mikroekonomi edisi
Kesepuluh, Diterjemahkan oleh A. Jaka Wasana & Kirbrandoko, Binarupa Aksara.
Jakarta.
SENARAI
- Produsen : Orang yang memproduksi barang
- Konsumen : Orang yang membeli barang dari produsen
BAB II
KONSEP ELASTISITAS HARGA
2.1 PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Konsep elastisitas untuk mengukur perubahan variabel satu akibat adanya perubahan
variabel yang lain. Elastisitas dinyatakan dengan persentase. Elastisitas ada berbagai jenis :
elastisitas permintaan, elastisitas silang, elastisitas penawaran, elastisitas pendapatan.
Elastisitas permintaan ada beberapa jenis : inelastisitas sempurna, inelastisitas, elastis unitary,
elastis, elastisitas tak terhingga. Elastisitas permintaan dan penawaran dipengaruhi oleh
beberapa faktor.
B. Relevansi
Konsep elastisitas mempelajari pengaruh perubahan variabel yaitu harga terhadap
permintaan. Mahasiswa harus memahami konsep elastisitas baik elastisitas permintaan,
silang, pendapatan dan penawaran untuk memahami prinsip ilmu ekonomi. Mahasiswa
Program Studi Ilmu Gizi wajib menguasai pokok bahasan ini karena merupakan landasan
untuk merencanakan program pangan dan gizi, serta dapat menganalisa program pangan dan
gizi.
C. Kompetensi
C.1 Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami konsep dan prinsip ilmu ekonomi dalam merencanakan
program pangan dan gizi.
C.2 Kompetensi Dasar
Mahasiswa memahami konsep elastisitas permintaan, silang, pendapatan dan
elastisitas harga.
D. Petunjuk Belajar
Mahasiswa diharapkan membaca sumber pustaka yang berkaitan konsep elastisitas
harga agar lebih mudah materi pada pokok bahasan ini. Selain itu mahasiswa juga
mengerjakan soal latihan dan menguji pemahaman dengan tes formatif untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman terhadap materi pada pokok bahasan ini. Jika nilai yang didapatkan
belum sesuai dengan yang ditetapkan maka mahasiswa harus mengulang untuk mempelajari
materi pada pokok bahasan ini sebelum beralih ke pokok bahasan selanjutnya.
Dimana :
∆ Q = Besarnya perubahan jumlah barang yang diminta
∆P = Besarnya perubahan jumlah harga
P = Harga
Q = Jumlah barang
Dengan mengacu pada hukum permintaan dimana hubungan antara tingkat harga dan
jumlah barang yang diminta adalah negatif, maka besarnya koefisien elastisitas permintaan
Ed adalah negatif. Untuk mengabaikan tanda negatif tersebut, elastisitas harga dianggap
positif dengan menambahkan nilai mutlak pada formula elastisitas tersebut atau dikalikan
dengan -1.
Contoh pada saat harga singkong Rp.4.500,- maka permintaan jumlah singkong 500
kg. Setelah mengalami kenaikan harga menjadi Rp.5.500,- maka permintaan singkong
menurun sebesar 460 kg. Hitung elastisitas permintaan singkong.
∆ Q (perubahan jumlah barang) = 40
∆ P (perubahan harga) = 1.000
P (harga awal) = 4.500
Q (kuantitas awal) = 500
Maka :
40 4.500
Ed = x
1.000 500
Suci
Contoh soal :
Diketahui bahwa perkembangan permintaan jagung dan singkong pada kurun waktu
2014-2015 adalah sebagai berikut :
Tahun Singkong Jagung
P (Rp) Q (kg) P (Rp) Q (kg)
2014 5.000 2.000 6.000 600
2015 4.000 3.000 10.000 400
Pertanyaan :
Tentukanlah elastisitas silang antara singkong dengan jagung dan bagaimanakah
hubungan antara kedua barang tersebut?
Ed : 1000 x 6000
4000 2000
Dengan Ec = 0,75 (>0), maka hubungan kedua barang adalah saling menggantikan
(substitusi).
2) Elastisitas Pendapatan
Perubahan pendapatan akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta (ceteris
paribus), yang dapat diukur dengan elastisitas pendapatan. Elastisitas pendapatan
adalah persentase perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat adanya
perubahan pendapatan (income) konsumen sebesar 1%.
El : % perubahan permintaan barang A
% perubahan pendapatan rill
Ec : QA/QA = QA X I
l/PI I QA
Contoh soal :
Diketahui bahwa perkembangan permintaan beras seorang konsumen. Pada awalnya
permintaan beras konsumen 20kg per bulan pada saat pendapatan awal Rp.2.000.000,-
setelah terjadi kenaikan pendapatan konsumen sebesar Rp.200.000, maka permintaan
beras menjadi 21 kg. Pertanyaan: Tentukanlah elastisitas pendapatan dari beras dan
termasuk jenis barang apakah beras itu?
El : QA X I = 1 x 2.000.000 = 0,5
I QA 200.000 20
Dengan El = 0,5 (>0), maka telur ayam adalah termasuk jenis kebutuhan pokok.
Angka sebesar 0,5 menunjukkan bahwa apabila pendapatan seseorang konsumen naik
sebesar 1% maka akan meningkatkan permintaan beras sebesar 0,5%.
3) Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran adalah persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan
sebagai akibat adanya perubahan harga sebanyak 1%.
Pada jangka waktu analisis sangat singkat, maka produsen tidak dapat menambah penawarannya.
Oleh sebab itu penawaran bersifat tidak elastis sempurna.
3) Jangka pendek
Jika jangka waktu pendek, perusahaan mulai dapat menaikan biaya produksinya, meski kapasitas alat-
alat produksi yang ada tidak dapat ditambah. Cara yang dapat ditempuh adalah pemanfaatan faktor-
faktor produksi secara optimal dan lebih intensif.
4) Jangka panjang
Pada jangka panjang, sangat memungkinkan untuk menambah jumlah barang yang ditawarkan. Oleh
sebab itu penawarannya bersifat elastis.
B. Latihan
C. Rangkuman
Konsep elastisitas untuk mengukur perubahan variabel satu akibat adanya perubahan variabel yang
lain. Elastisitas dinyatakan dengan persentase. Elastisitas ada berbagai jenis: elastisitas permintaan,
elastisitas silang, elastisitas penawaran, elastisitas pendapatan. Elastisitas permintaan ada beberapa
jenis: inelastisitas sempurna, inelastisitas, elastis unitary, elastis, elastisitas tak terhingga. Elastisitas
permintaan dan penawaran dipengaruhi oleh beberapa faktor.
D. Tes formatif
Mahasiswa harus mencari sumber pustaka untuk memperdalam materi. Untuk dapat melanjutkan ke
materi berikutnya, mahasiswa harus mampu manjawab dengan benar.
1. 0,32
2. 0,21
DAFTAR PUSTAKA
Elastisitas: pengaruh perubahan variabel satu terhadap perubahan variabel yang lain.
BAB III
PERILAKU KONSUMEN
3.1 PENDAHULUAN
A. Deskripsi singkat
Kepuasan konsumen adalah kondisi dimana harapan konsumen mampu dipenuhi oleh produk.
Kepuasan konsumen adalah sejauh mana manfaat sebuah produk dirasakan (perceived) sesuai
dengan apa yang diharapkan pelanggannya. Kepuasan konsumen merupakan tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan antara kinerja produk yang ia rasakan dengan harapannya.
Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen adalah respons terhadap evaluasi ketidaksesuaian
atau diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang
dirasakan sebelah pemakaian.
Kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan pada prinsipnya akan bermuara pada
penciptaan nilai superior akan menghasilkan tingkat kepuasan yang merupakan tingkat
perasaan dimana seorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk/jasa yang
diterima dan yang diharapkan. Untuk mengukur tingkat kepuasan sangatlah perlu dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan yang diberikan mampu menciptakan
kepuasan pelanggan.
B. Relevansi
Perilaku konsumen berkaitan erat dengan barang dan jasa yang dibuat produsen agar
sesuai dengan harapan konsumen. Mahasiswa harus memahami konsep perilaku konsumen
dalam ilmu ekonomi agar dapat memahami prinsip ilmu ekonomi. Mahasiwa Program Studi
Ilmu Gizi wajib menguasi pokok bahasan ini karena merupakan landasan untuk
merencanakan program pangan dan gizi, serta dapat menganalisis program pangan dan gizi.
C. Kompetensi
C.1. Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami konsep dan prinsip ilmu ekonomi dalam merencanakan
program pangan dan gizi.
C.2. Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat memahami kepuasan dan perilaku konsumen serta faktor-faktor
yang dapat memegaruhi kepuasan dan perilaku konsumen.
D. Petunujuk Belajar
Mahasiswa diharapkan membaca sumber pustaka yang berkaitan dengan pokok
bahasan konsep perilaku konsumen agar lebih mudah memahami materi pada pokok bahasan
ini. Selain itu mahasiswa juga mengerjakan soal latihan dan menguji pemahaman dengan tes
formatif untuk mengetahui sejauh mana pemahaman terhadap materi pada pokok bahasan ini.
Jika nilai yang didapatkan belum sesuai dengan yang ditetapkan maka mahasiswa harus
mengulang mempelajari materi pada pokok bahasan ini sebelum beralih ke pokok bahasan
selanjutnya.
3.2 PERILAKU KONSUMEN
A. Uraian
1. Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan
antara kinerja produk yang dirasakan dengan yang diharapkan (ekspektasi). Jika kinerja
berada di bawah harapan, konsumen tidak akan puas. Jika kinerja memenuhi harapan,
konsumen akan puas. Jika kinerja melebihi harapan, konsumen amat puas atau senang.
Konsumen yang puas cenderung akan memberikan referensi yang baik terhadap produk atau
jasa kepada orang lain. Kepuasan konsumen merupakan suatu tanggapan emosional pada
evaluasi terhadap pengalaan konsumsi suatu produk atau jasa.
Perusahaan menawarkan jasa sesuai untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen. Produk yang ditawarkan tersebut diharapkan sesuai harapan konsumen, sehingga
mereka merasa puas. Apabila pelanggan puas, makan tujuan perusahaan akan tercapai karena
produk yang ditawarkan perusahaan bernilai bagi konsumen.
5. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara
langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis
termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mementukan
tindakan-tindakan tersebut. Studi perilaku konsumen merupakan proses ketika individu atau
kelompok menyeleksi, membeli, menggunakan atau membuang produk, pelayanan, ide dan
pengalaman untuk memuaskan kebutuhannya.
Masing-masing konsumen merupakan pribadi unik dimana antara konsumen satu
dengan yang lain memliki kebutuhan yang berbeda juga perilaku yang berbeda dalam
memenuhi kebutuhannya. Namun, dari perbedaan-perbedaan yang unik tersebut ada satu
persamaan yakni setiap saat konsumen akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya
pada saat mengkonsumsi suatu barang ataupun jasa. Konsumen membeli barang dan jasa
adalah untuk memuaskan berbagai keinginan dan kebutuhan. Barang dan jasa itu sendiri
tidaklah sepenting kebutuhan dan keinginan manusia yang terpenuhinya. Yang dibeli
konsumen bukanlah barangnya sendiri, tetapi kegunaan yang dapat diberikan barang tersebut,
atau dengan kata lain kemampuan barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginannya.
Antara kebutuhan dan keinginan terdapat suatu perbedaan kebutuhan bersifat
naluriah. Orang yang merasa lapar tidak perlu diberitahukan bahwa ia membutuhkan
makanan, secara naluriah ia akan mencari barang-barang yang dapat dimakan. Tetapi
keinginan merupakan kebutuhan buatan yakni kebutuhan yang dibentuk oleh lingkungan
hidupnya, seperti keluarga, tempat kerja, kelompok sosial, tetangga dan sebagainya sehingga
kalau dapat memenuhi kebutuhan, manajemen pemasaran harus menentukan “basic needs”
dari konsumen maka dalam memenuhi keinginan harus menentukan “basic wants” dari
konsumen.
Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang melibatkan
pembelian penggunaan barang dan jasa termasuk peroses pengambilan keputusan yang
mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut sebagai pengalaman dengan produk,
pelayanan dari sumber lainnya.
Tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dalam mengkonsumsi barang disebut
dengan utilitas. Dalam perekonomian, konsumen tidak hanya bertindak sebagain pengguna
barang dan jasa tetapi juga sebagai penyedia factor-faktor produksi. Dengan menggunakan
pokok-pokok dari teori mikro maka perilaku-perilaku konsumen di pasar menjadi lebih
mudah dipahami. Teori perilaku konsumen akan menjelaskan bagaimana seorang konsumen
memilih suatu produk yang diyakini akan memberikan kepuasan yang maksimum dengan
kendala pendapatan dan harga barang tersebut.
d. Factor Psikologi
Pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh factor psikologi yang utama, yaitu
factor motifasi, presepsi, proses belajar, serta kepercayaan dan sikap.
1) Motifasi
Kebanyakan dari kebutuhan-kebutuhan yang ada tidak cukup kuat untuk
memotivasi seseorang untuk bertindak pada seseuatu saat tertentu. Motifasi adalah
suatu konsep yang digunakan ketika dalam diri kita muncul keinginan dan
menggerakan serta mengerahkan tingkah laku. Semakin tinggi intensitas
perilakunya.
2) Presepsi
Presepsi diartikan sebagai proses dimana individu memilih, merumuskan, dan
menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berate
mengenai sesuatu.
3) Proses Belajar (Learning)
Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang
muncul dari pengalaman.
4) Kepercayaan dan Sikap
Melalui tindakan dan proses belajar, seseorang akan mendapatkan
kepercayaan dan sikap yang kemudian memengaruhi perilaku pembeli.
Kepercayaan dapat berupa pengetahuan, pendapat atau sekedar percaya.
Kepercayaan inilah yang akan membentuk citra produk dan merek, sedangkan
sikap menentukan orang untuk berperilaku serta sikap menentukan orang
untuk berperilak serrta relative konsisten terhadap objek yang sama.
TU MU
MU
Q Q
Gambar 8. Kepuasan total (TU) dan Tambahan (MU)
8. Keseimbangan Konsumen
Semua konsumen akan berusaha mencapai kepuasan maksimum dari barang-barang
yang dikonsumsunya. Namun,
Permasalahantimbulbilakonsumenmengkonsumsibarangdalamjumlahbanyakdenganharga
yang berbeda-beda.
Kepuasanmaksimumterjadiapabilaalokasipengeluaranpadakomoditi-
komodititerjadipadasaatkepuasansetiap rupiah terakhir yang dikeluarkanadalahsama.
Secaramatematisdapatditunjukkansebagaiberikut :
Q 1 2 3 4 5 6 7 8
Mux 26 14 12 10 8 6 4 2
Muy 11 10 9 8 7 6 5 4
Diketahui :
Px = 2Py = 1m = 12
Syarat Equilibrium
MUx/Px = MUy/Py
12/2 = 6/1
PxQx + PyQY =M
(2) (3) + (1) (6) = 12
Kondisi yang
diperlukanbagikonsuMenuntukmemksimalkankepuasannyapadaduamacambarangadalah
MUA = MUB atau MUA = PA PA M = PAQA = PBQB
PB MUB PB atau U = f (QA , QB)
MUA = MUB atau MUA = PA PA
PB MUB PB
atau M = PAQA + PBQB
U = f (QA,QB)
B. Latihan
Jelaskan 3 faktor yang memengaruhikepuasankonsumen
C. Rangkuman
Kepuasankonsumenmerupakantingkatperasaanseseorangsetelahmembandingkanantarakinerja
produk yang dirasakandengan yang diharapkan (ekspetasi) .factor – factor yang
memengaruhikepuasankonsumenadalahkualitasproduk,harga,pelayanan,
sikapterhadapprodukdanbiayasertakemudahanmendapatkanproduk.
Perilakukonsumendidefinisikansebagaitindakan – tindakanindividu yang
secaralangsungterlibatdalamusahamemperolehdanmenggunakanbarang – barangjasa. Factor
yang memengaruhiperilakukonsumenbudaya,socialpribadi, psikologi.
Semakinbesarjumlahbarang yang dapatdikonsumsimakasemakintinggitingkatkepuasannya.
Konsumen yang
rasionalakanberusahauntukmemaksimalkankepuasannyapadatingkatpendapatan yang
dimilikinya.
D. TesFormatif
1.Jelaskanbahwausiadantahapsiklushidupdapatmemngaruhikeputusanmembeli.
2. Apa yang dilakukanolehkonsumenrasionaluntukmendapatkankepuasanmaksimum?
E. UmpanbalikdanTindaklanjut
Mahasiswaharusmencarisumberpustakauntukmemperdalammateripadapokokbahasanini.
Untukdapatmelanjutkankepokokbahasanberikutnyamahasiswaharusmampumenjawabtesinfor
matifsecarabenar. Jikabelummemnuhi,
makamahasiswaharusmengulangimempelajaripokokbahasanini.
F. Kuncijawabantesinformative
1. Orang akanmengubahbarangdanjasa yang merekabelisepanjangkehidupanmereka.
Kebutuhandanseleraseseorangakanberubahsesuaidenganusia. Selera orang pun dalampakaian,
perabot, danrekreasiberhubungandenganusianya.
2. Konsumen yang
rasionalakanberusahauntukmemaksimalkankepuasannyapadatingkatpendapatan yang
dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA
Angel, JF, RD Blackwell, PW Miniard. 1995. Perilakukonsumen. Jakarta: BinarupaAksara
Assael, H.2001. Consumer Behavior. 6th Edition. Thomson –Learning, New York
Kotler, A. 1999. Principle of Marketing, 8th Edition, Prentice- Hall, New Jersey.
Kotler, P., KL Keller.2008. ManajemenPemasaran. Edisi Ke-12, Jilid1. PT.Incex, Jakarta.
Kotler, P. 2000. ManajemenPemasaran di Indonesia: Analisis,Perencanaan, Implementasi
Dan Pengendalian, AlihBahasa: A.B Susanto. EdisiPerama.SalembaEmpat, Jakarta.
Kotler. 2004. Prinsip-PrinsipPemasaran, Edisikedelapan, Erlangga,Jakarta.
Lupiyoadi.2001. ManajemenPemasaranJasaTeoridanPraktok, EdisiPertama
.PenerbitSalembaEmpat , Jakarta.
Sumarwan. 2003. PerilakuKonsumen: TeoridanPenerapannyadalampemasaran,
PenerbitGhalia Indonesia, Jakarta.
Supranto J & L Nandan. 2011. PerilakuKonsumendanStrategiPemasaranEdisiKedua.
MitraWacana Media, Jakarta.
Swasta, B. 2012. Azas-azas Marketing. Liberty, Yogyakarta.
Swawtha&Handoko. 2000. ManajemenPemasaranAnalisisPerilakuKonsumen.
BPFE,Yogyakarta.
Wiliam I.W.1994.Consumer Behavior.4th Edition. New York.
SENARAI
Total Utility : Kepuasanmenyeluruh yang
diterimaolehindividudarimengkonsumsisejumlahbarangataujasa
Marginal Utility : Perubahan total per unit denganadanyaperubahanjumlahbarangataujasa
yang dikonsumsi
BAB IV PASAR
4.1 PENDAHULUAN
A. Deskripsi singkat
Pasar adalah merupakan proses hubungan timbal balik antara penjual dan
pembeli untuk mencapai kesepakatan harga dan jumlah suatu barang/jasa yang
diperjualbelikan. Pasar mempunyai beberapa fungsi diantaranya tungsi distribusi,
pembentukan harga, promosi, mengorganisasi produksi dan menyediakan barang
dan jasa untuk keperluan masa depan.
Berdasarkan strukturnya pasar dibagi menjadi beberapa jenis: pasar
persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar persaingan monopolistic, pasar
oligopoly. Masing-masing mempunyai ciri-ciri khusus yang dapat dibedakan satu
dengan yang lain.
B. Relevansi
Pasar berkaitan erat dengan harga, permintaan dan penawaran. Mahasiswa
harus memahami konsep pasar dalam ilmu ekonomi agar dapat memahami prinsip
ilmu ekonomi. Mahasiswa Program Studi llmu Gizi wajib menguasai pokok
bahasan ini karena merupakan landasan unluk merencanakan program pangan dan
gizi, serta dapat menganalisis program pangan dan gizi
C. Kompetensi
C.1 Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami konsep dan prinsip ilmu ekonomi dalam
merencanakan program pangan dan gizi
C.2 Kompetensi Dasar
Mahasiswa mengetahui konsep tentang pasar, syarat pasar dan jenis-
jenis pasar berdasarkan strukturnya dan keseimbangan pasar.
C.3 Petunjuk Belajar
Mahasiswa diharapkan membaca sumber pustaka ynng berkaitan
dengan pokok bahasan konsep pasar, syarat pasar dan jenis-jenis pasar
berdasarkan strukturnya agar lebi mudah memahami materi pada pokok
bahasan ini. Selain itu mahasiswa juga mengerjakan soal latihan dan menguji
pemahaman dengan tes formatif untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
terhadap materi pada pokok bahasan ini. Jika nilai yang didapatkan belum
sesuai dengan yang ditetapkan maka mahasiswa harus mengulang mempelajari
materi pada pokok bahasan ini sebelum beralih ke pokok bahasan selanjutnya
4.2 PASAR
A. Uraian
1. Pasar
Pasar adalah merupakan proses hubungan timbal balik antara penjual
dan pembeli untuk mencapai kesepakatan harga dan jumlah suatu barang/jasa
yang diperjaalbelikan. Alasannya tempat bertemunya penjual dan permbeli
tersebut bisa dimana saja. Hal ini
Hardono G.S, Rachman Handewi P.S, Suhartini Sri.H. 2004
Liberalisasi Perdagangan: Sisi Teori, Dampak Empiris dan Perspektif Ketahanan Pangan.
Forum Penelitian Agro Ekonomi. Vol.22 (2)
Hariyadi, P. 2009. Menuju Kemandirian Pangan Ketahanan Pangan
Berbasis Sumber Daya Lokal. Prosiding Seminar: Menuju Ketahanan Pangan yang Kokoh
sebagai Buffer Krisis dan Fondasi Ketahan Nasional. Bogor: SEAFAST Center
Yustiawan, Dewa G.P. 2011. Perlindungan Industri dalam Negeri dari Praktik Dumping.
Tesis. Universitas Udayana; Denpasar
SENARAI
Harga normal : Harga normal produk yang bersangkutan didasarkan pada harga jual
sebenarnya atau biaya produksi
Berarti yang membedakanpasardanbukanpasaradalahkegiatan yang
dilakukanyaitutransaksijualbeli.
2. Syarat-SyaratPasar
a. Adanyapenjual
b. Adanyapembeli
c. Adanyabarangataujasa yang diperjualbelikan
d. Terjadinyakesepakatanantarapenjualdanpembeli
b. Jenis/SifatBarang
Sifatataujenisbarang juga mempengaruhistrukturpasar.Misalnyabarang yang
dihasilkansamaataumalahberbedadantidakdapatdigantidenganproduk yang
dihasilkanolehprodusen lain.
4. FungsiPasar
a. FungsiDistribusi
Dalamkegiatandistribusi,
pasarberfungsimendekatkanjarakantarakonsumendenganprodusendalammelaksanakantransak
si.Dalamfungsidistribusi,
pasarberperanmemperlancarpenyaluranbarangdanjasadariprodusenkepadakonsumen.
b. FungsiPembentukanHarga
Pasarberfungsisebagaipembentukanhargapasar,
yaitukesepakatanharagaantarapenjualdanpembeli.
c. FungsiPromosi
Pasarmerupakansarana paling
tepatuntukajangpromosi.Pelaksanaanpromosidapatdilakukandengancaramemasangspanduk,
membagikanbrosur, membagikansampeldll.
d. MengorganisasikanProduksi
Barangdanjasadipasarakanterjadijikaharganyadianggapmuraholehkonsumen. Olehkarenaitu,
produsenselalumenerapkanmetodeproduksi yang
dapatmenekankanbiayaproduksiuntukmenghasilkanproduk yang harganyamurah.
e. MenyediakanBarangdanJasaunntukKeperluan Masa Depan
Pasarmenjadisalahsatutempatmenyimpanstokbaranguntukkeperluan di kemudianhari.
5. BentukPasarBerdasarkanStrukturnya
a. PasarPersainganSempurna
Pasarpersaingansempurnamerupakanstrukturpasaratauindustri di mana
terdapatbanyakpenjualdanpembeli,
dansetiappenjualataupunpembelitidakdapatmemengaruhikeadaan di pasar.Ciri-
ciripasarpersaingansempurna:
1) Banyakdalampenjualan/produsen
2) Barang yang dijual homogeny
3) Setiapperusahaanbebasmasukdalampasar
4) Penjualdanpembelisecaraindividutidakdapatmemengaruhiharga.
5) Hargaditentukanmelaluipasar (permintaandanpenawaran)
6) Penjual/pembelimengetahuisepenuhnyainformasipasar
b. PasarMonopoli
Monopoliadalahsuatubentukpasardimanahanyaterdapatsatuperusahaansaja.Dan
perusahaaninimenghasilkanbarang yang tidakmempunyaibarangpengganti yang mirip.Ciri-
ciripasarmonopoli:
1) Pasarmonopoliadalah industry satuperusahaan
2) Tidakmempunyaibarangpengganti yang
mirip’tidakterdapatkemungkinanuntukmasukkedalam industry
3) Tidakterdapatkemungkinanuntukmasukkedalamindustri
4) Dapatmemengaruhipenentuanharga
5) Promosiiklankurangdiperlukan
c. PasarPersainganMonopolistik
d. PasarOligopoli
6. Keseimbangan pasar
Keseimbangan Pasar adalah kesepakatan antara permintaan dan penawaran. Apabila
terjadi ketidakstabilan harga maupun jumlah/keseimbangan yaitu kelebihan permintaan atau
penawaran menurut mekanisme pasar akan mendorong kembali harga keseimbangan (bisa
keseimbangan baru atau keseimbangan semula).
Oleh karena itu proses terbentuknya harga pasar terjadi karena interaksi antara kekuatan
permintaan dan penawaran. Pasar di definisikan sebagai pertemuan permintaan (Demand)
dan penawaran (Supply). Interaksi permintaan dan penawaran (QD=Qs) pada titik
keseimbangan (Equilibrium) akan menciptakan harga keseimbangan (Pe) dan kuantitas
keseimbangan (Qe).
Contoh :
Diketahui Harga,QD,Qs dan keseimbangan pasar
Harga per unit Jumlah yang Jumlah yang Excess
diminta ditawarkan
D S
B. Latihan
Sebutkan ciri-ciri pasar monopolistik.
C. Rangkuman
Pasar adalah merupakan proses hubungan timbal balik antara penjual dan pembeli untuk
mencapai kesepakatan harga dan jumlah suatu barang / jasa yang diperjualbelikan. Pasar
mempunyai beberapa fungsi diantaranya fungsi distribusi, pembentukan harga, promosi,
mengorganisasi produksi dan menyediakan barang dan jasa untuk keperluan masa depan.
Berdasarkan strukturnya pasar dibagi menjadi beberapa jenis pasar persaingan sempurna,
pasar monopoli, pasar persaingan monopolistik, pasar oligopoli. Masing-masing mempunyai
ciri-ciri khusus yang dapat dibedakan satu dengan yang lain. Keseimbangan pasar adalah
kesepakatan antara permintaan dan penawaran
D. Tes formatif
B. Jelaskan mengapa jumlah penjual menentukan struktur pasar
C. Mengapa pasar dapat berfungsi sebagai ajang untuk mengorganisasi produksi?
E. Umpan balik dan tindak lanjut
Mahasiswa harus mencari sumber pustaka untuk memperdalam materi pada pokok bahasan
ini. Untuk dapat melanjutkan ke pokok bahasan berikutnya, mahasiswa harus mampu
menjawab tes formatif benar. Jika belum memenuhi, maka mahasiswa harus mengulangi
mempelajari pokok bahasan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Soeharno. 2009 . Teori Mikro Ekonomi. Andi Offset, Yogjakarta
SENARAI
Monopoli:situasi yang pengadaan barang dagangannya tertentu (di pasar lokal atau nasional)
sekurang-kurangnya sepertiganya dikuasai oleh satu orang atau satu kelompok sehingga
harganya dapat dikendalikan.
Excess supply : Kelebihan penawaran.
Excess demand : Kelebihan permintaan.
BAB V
TEORI BIAYA
5.1 pendahuluan
A. Deskripsi singkat
biaya merupakan jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam rangka
kepemilikan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan. Biaya diperlukan untuk
menghitung harga per unit barang yang akan ditawarkan oleh perusahaan. Biaya
dikelompokkan menjadi beberapa jenis untuk membedakan penggunaannya. Semua jenis
biaya ini digunakan untuk membuat keputusan operasional dalam proses produksi barang dan
jasa.
B. Relavansi
Teori biaya berkaitan erat dengan harga barang dan jasa yang diproduksi produsen.
Mahasiswa harus memahami teori biaya untuk dapat memahami pembuatan keputusan
operasional yang dibuat produsen dalam ilmu ekonomi. Mahasiswa program studi ilmu gizi
wajib menguasai pokok bahasan ini karena merupakan landasan untuk merencanakan
program pangan dan gizi, serta dapat menganalisis program pangan dan gizi.
C. Kompetensi
C.1. Standar kompetensi mahasiswa dapat memahami konsep dan prinsip ilmu
Mahasiswa dapat memahami konsep dan prinsip ilmu ekonomi dalam merencanakan program
pangan dan gizi.
C.2 kompetensi dasar
Mahasiswa dapat memahami teori biaya dan jenis-jenis biaya dalam produksi barang dan
jasa.
D. Petunjuk belajar
Mahasiswa diharapkan membaca sumber pustaka yang berkaitan dengan pokok
bahasan teori biaya dan jenis-jenis biaya dalam produksi barang jasa agar lebih mudah
memahami materi dan pokok bahasan ini. Selain itu mahasiswa juga mengerjakan soal
latihan dan menguji pemahaman dengan tes formatif untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman terhadap materi pada pokok bahasan ini. Jika nilai yang didapatkan belum sesuai
dengan yang ditetapkan maka mahasiswa harus mengulang mempelajari materi dan pokok
bahasan ini sebelum beralih ke pokok bahasan selanjutnya.
5.2. Teori biaya
A. Uraian
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi atau mungkin terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya dalam arti cost (harga
pokok) .adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam rangka pemilikan barang
dan jasa yang diperlukan perusahaan, baik pada masa lalu (harga perolehan yang telah
terjadi) maupun pada masa yang akan datang (harga perolehan yang akan terjadi). Ienis-jenis
biaya produksi antara iain:
1. Fixed cost (biaya tetap ) adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran
perubahan volume kegiatan tertentu. Besar kecilnya biaya tetap dipengaruhi oleh
kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi manajemen.
Contoh: pajak bumi dan bangunan, gaji karyawan dan asuransi
2. Variable cost (biaya variabel) adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit konstan (tetap) dengan
adanya perubahan volume kegiatan. Contoh: biaya bahan baku, biaya iklan dan
komisi untuk seorang selesman sesuai dengan levelnya.
3. Direct cost (biaya langsung) adalah biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya
adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Contoh: biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja dan pengacara
4. Indirect cost (biaya tak langsung) adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan
oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan pfoduk, biaya tidak langsung
dikenal dengan biaya overhead pabrik. Contoh: biaya asuransi gedung yang dibayar
oleh perusahaan dan biaya sewa motor.
5. operation cost (biaya operasi) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
mengoperasikan suatu sistem atau menjalankan sebuah sistem. Contoh: biaya gaji
operator.
6. Maintenance cost (biaya perawatan) adalah biaya yang dikeluarkan untuk merawat
sistem dalam masa operasinya. Contoh: biaya perawatan peralatan dan fasilitas
pabrik
7. First or investment cost (biaya investasi) adalah biaya awal yang sebelum sebuah
kegiatan opomsimml dilakukan. Contoh: biaya investasi lahan, bahan dan mesin
dalam operasional perusahaan.
8. Opportunity cost (biaya peluang) yaitu biaya akibat kesempatan yang hilang. Banyak
digunakan untuk menghitung biaya yang tidak dapat ditentukan besarnya dan
biasanya diperhitungkan dengan rate (bunga)
9. Incremental cost adalah biaya yang timbul akibat adanya pertambahan atau
pengurangan output (biasanya merupakan hasil dari kegiatan produksi/operasi).
Incremental cost juga merupakan biaya yang terjadi sebagai akibat dari suatu
keputusan. Contoh: penambahan biaya total produksi karena keputusan manajemen
untuk penambahan tenaga kerja dan bahan baku.
10. Marginal cost adalah kenaikan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan sebagai
akibat kenaikan satu output. Perbedaanya dengan incremental cost adalah terletak
pada aspek yang memberi perubahan pada total cost. Jika pada incremental cost
perubahan total cost dipengaruhi oleh perubahan kcputusan, pada marginal cost
perubahan total cost dipcngaruhi oleh penambahan satu unit produk atau sclanjutnya.
Contoh: perusahaan harus menambah anggaran biaya produksi dikarcnakan adanya
penambahan permintaan dari order yang sebelumnya.
11. Unit cost adalah biaya per unit produk. Secara matematis unit cost didefinisakan
sebagai nilai dari hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan jumlah
unit produk (barang atau jasa) yang dihasilkan. Contoh perusahaan dapat
mengetahui informasi mengenai harga biaya per unit piece dari produk yang diproduksi
melalui perhitungan unit cost.
12. Total cost (biaya total) adalah keseluruhan biaya produksiyang digunakan untuk
menghasilkan sejumlah output tertentu baik yang bersifat tetap maupun variabel. Contoh:
perusahaan melakukan pengkalkulasian total biaya produksi yang dikeluarkan
13. Recurring cost (biaya terulang) adalah biaya yang besarnya sama yang harus dibayarkan
lagi dengan adanya tambahan suatu aktivitas yang menghasilkan produk (output) yang sama.
Setiap penambahan 1 unit output, biaya yang ditanggung berulang atau bertambah sebesar
biaya per unitnya. Contoh, apakah alat analisis digunakan atau tidak, perusahaan akan
membayar uang sewa peralatan analisis perbulannya.
14. Unrecurring cost (biaya tak berulang) adalah biaya yang hanya muncul satu kali. Artinya,
tidak ada sesuatu yang ditambahkan setelah biaya ini dikeluarkan. Contoh, biaya yang
dikeluarkan untuk membeli tanah.
15. Sunk cost adalah biaya yang sudah terlanjur keluar, dan tidak relevan lagi untuk
memperhitungkan biaya maupun imbalan yang didapat. Logika dari definisi biaya ini adalah
segala sesuatu yang dianggap sebagai alternatif keputusan yang dibuat untuk melapisi
pengeluaran yang ada, pengeluaran tersebut akan tefap ada (keluar). Contoh, ketika
perusahaan tertarikuntuk tanah seharga Rp.500 juta dan sudah membayar uang muka atau
down payment sebesar 20 juta kepada si penjual. Suatu ketika perusaan tersebut tertarik
untuk membeli tanah di lokasi lain sebesar Rp 450 juta dan harus membayar lunas. Pilihan
dari kedua opsi tersebut, itu tidak akan berpengaruh kepada uang tanda scbesar Rp. 20 juta
tadi
16. Past cost memiliki makna sama dengan Sunk cost dimana nilainya tidak dapat dihindari
dan tidak dapat diubah melalui keputusan apapun, tidak peduli akan tindakan apapun yang
diambil.
biaya tetap maupun biaya akan mempengaruhi biaya jangka pendek sebuah perusahaan.
Biaya total atau total cost (TC) pada setiap tingkat output adalah jumlah dari biaya lelap total
atau fixed cost (TFC) dan biaya variabel total atau variabel (TVC). Karena biaya-biaya,
apakah biaya rata-rala atau biaya marjinal, digunakan hampir untuk semua tujuan-tujuan
pembuatan keputusan operasional, maka akan sangat bermanfaat bagi kita untak menelaah
biaya-biaya ini.
Average Fixed Cost = AFC = TFC
Q
Contoh Soal:
Sebuah perusahaan katering mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp. 5.000.000, Kemudian
memproduksi suatu paket menudengan biaya Rp. 15.000, Apabila jumlah paket menu yang
diproduksi 500 buah, berapa biaya tolal per paket?
Diketahui :
TFC = Rp. 5.000.000,
AVC = Rp. 15.000,
ATC = AVC + TFC
Q
= 15.000 + 5.000.000
500
= 25.000
B. Latihan
Sebutkan contoh-contoh biaya peluang.
C. Rangkuman
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi atau mungkin terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya digolongkan menjadi
beberapa jenis: biaya tetap, biaya variabel, biaya langsung, biaya tak biaya perawatan, biaya
investasi, incremental cost, marginal cost, unit cust, biaya total, biaya terulang, biaya tak
terulang, sunk cost, past cost, opportunity cost .
D. Tes formatif
1. .Apa yang dimaksud dengan biaya marginal?
2. Jika sebuah perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp. 1.200.000,-. Kemudian
memproduksi roti denganbiaya Rp. 8.000,- per unit roti. Apabila jumlah roti yang diproduksi
600 buah, berapa biaya total per unit roti?
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, K. 2010. Ekonomi Mikro, Nora Media Enterprise, Kudus.
Soeratno.2003. Ekonomi Mikro Pengantar, edisi 2, Cet. I Yogyakarta.
Sukirno, S. 2009. Mikro Ekonomi. Rajawali Pers, Jakarta
Mulyadi, 1998. Total Quality Management. Aditya Media, Yogyakarta.
Salvatore, D. 2002. Managerial Economic: Dalam Perekonomian Global, Edisi
keempat, terjemahan M.Th.Anitawati dan Santoso, Jakarta
SENARAI
Rate : Bunga bank yang berlaku pada saat ini
BAB VI
HARGA PANGAN DAN ZAT GIZI
6.1. PENDAHULUAN
A. DeskripsiSingkat
Berdasarkanprinsipekonomi, konsumenberkeinginanmendapatkanpangan yang
baikkualitasnyadenganharga yang
semurahmungkin.Tetapikenyataannyahargaberkaitandengankualitaspangan.Dalamekonomipa
ngan, dalammembelijanganhanyaterpakudenganhargapangan,
tetapiperlumemperhatikanhargazatgizi.Denganmengetahuihargazatgizidapatmemberi
alternative pangandarihargatermahalsampaitermurahdilihatdarihargapangandanhargazatgizi.
B. Relevansi
Hargapangandanzatgiziberkaitaneratdenganperencanaanbiayaproduk yang
mempertimbangkannilaigizidanpangannya.Mahasiswaharusmengetahuikonsephargapanganda
nzatgizidalamilmuekonomi agar dapatmemahamiprinsipilmuekonomi.Mahasiswa Program
StudiIlmuGiziwajibmenguasaipokokbahasaninikarenamerupakanlandasanuntukmerencanaka
n program pangandangizi, sertadapatmenganalisis program pangandangizi.
C. Kompetensi
C.1. StandarKompetensi
Mahasiswadapatmemahamikonsepdanprinsipilmuekonomidalammerencanakan
program pangandangizi.
C.2. KompetensiDasar
Mahasiswamemahamikonsep, perhitungandankegunaanhargapangandanhargazatgizi.
D. PetunjukBelajar
Mahasiswadiharapkanmembacasumberpustaka yang
berkaitandenganpokokbahasankonsep, perhitungandankegunaan agar
lebihmudahmemahamimateripadapokokbahasanini.Selainitumahasiswajugamengerjakansoall
atihandanmengujipemahamandengantesformatifuntukmengetahuisejauhmanapemahamanterh
adapmateripadapokokbahasanini.Jikanilai yang didapatkanbelumsesuaidengan yang
ditetapkanmakamahasiswaharusmengulangmempelajarimateripadapokokbahasaninisebelumb
eralihkepokokbahasanselanjutnya.
Contoh :
Harga protein = Rp/gram protein
Hargaenergi = Rp/kkal energy, dll.
Faktorberat yang dapatdimakan (bdd) harusdiperhitungkan,
sehinggabddtinggimakahargazatgizijadilebihmurah.
Contoh 1
Hargajagung 1 kg adalah Rp7.000, kandunganenergijagung 350 kkal/100 g, danbdd =
90%. Berapaharga 1 kkaldarijagung?
Jawab :
Harga = Rp7.000,-
Jumlahenergi = Beratpangan x Energi di DKBM/100 x Bdd
= 1.000 g x 350 kkal/100 g x 90%
= 3.150 kkal
𝑅𝑝7.000
HargaEnergiJagung = 3.150𝑘𝑘𝑎𝑙 = Rp2,22/kkal
Contoh 2
Hargaberas Rp11.500/kg, kandungan energy 360 kkal/100g, bdd = 100%.
Berapaharga per 1 kkaldariberas?
Jawab:
Harga = Rp11.500,-
JumlahEnergi = 1.000 g x 360 kkal/100g x 100 %
= 3.600 kkal
𝑅𝑝11.500
HargaEnergizberas = 3.600𝑘𝑘𝑎𝑙 = Rp3,19/kkal
KegunaanHargaGizi
a. Dapatmemberi alternative
pangandarihargatermahalsampaitermurahdilihatdarihargapangandanhargazatgizi
(energi, protein, zatbesi, dll.).
b. Untukmenghitungbiayasebuah menu yang
dibuatuntukmemenuhikebutuhansejumlahzatgizi yang berasaldarisejumlahpangan
yang diketahuihargapangandanzatgizinya.
c. Bergunauntukperencanaan menu yang
mensyaratkanfaktorkandunganzatgizidanbiayatertentu.
D. Latihan
1. Berapa kue yang beratnya 100 gram dengan komposisi bahan baku beras 30 % dan
pisang 70% ?
2. Bagaimana komposisi sebuah kue/kudapan yang mengandung 300 kkal dan harga Rp.
2.500 yang berasal dari beras dan pisang?
3. Bagaimana komposisi sebuah kue.kudapan untuk PMT-AS dari beras dan pisang agar
bisa menyumbang energi minimal 300 kkal, protein minimal 5 g dan harga tidak lebih
dari Rp.3000,-
C. Rangkuman
Dalam ekonomi pangan, tidak hanya memperhatikan harga pangan, tetapi juga zat
gizi. Harga pangan adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk
mendapatkan suatu pangan dengan ukuran tertentu. Harga zat gizi yaitu harga yang harus
dibayarkan untuk mendapatkan satu satuan zat gizi tertentu (Rp/Satuan zat gizi)
D. Tes Formatif
Hitung Harga pangan dan harga zat gizi dari tabel berikut.
1. Hitunglah harga pangan per gram dan harga zat gizi (energi dan protein) sesuai data
ditabel
2. Berapa harga sebuah kue/kudapan yang mengandung 300 kkal yang berasal dari 65%
jagung dan 35% dari ubi merah?
E. Umpan balik dan tindak lanjut
Mahasiswa harus mencari sumber pustaka untuk memperdalam materi pada pokok
bahasan ini. Untuk dapat melanjutkan ke pokok bahasan berikutnya, mahasiswa harus
mampu menjawab tes formatif benar. Jika belum memenuhi, maka mahasiswa harus
mengulangi mempelajari pokok bahasan ini.
F. Kunci Jawaban tes Formatif
Daftar Pustaka
Hardinsyah, 1985. Ekonomi Gizi. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga.
Fakultas Pertanian IPB
Persagi, 2005. Tabel Komposisi Pangan Indoneisa. Elex Media Komputindo, Jakarta
Retnaningsih, F. Analisis harga pangan dan zat gizi pada tingkat produsen sampai konsumen
di desa Cihideung Ilir Kecamatan Ciampea kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen Gizi
Masyarakat FEMA IPB.
Suyatno, 2008. Harga Pangan dan Zat Gizi. Jurusan FKM Universitas Diponegoro.
SENARAI
Menu : Daftar atau rangkaian jenis makanan dan minuman yang tersedia dan dapat
dihidangkan
BAB VII
ANALISIS PROGRAM PANGAN DAN GIZI
7.1. PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Program pangan atau program gizi adalah salah satu bentuk investasi (human
investation), dalam suatu program investasi maka uang dan waktu harus diperhitungkan. Hal
ini dikarenakan investor (pemerintah, penyandang dana) tentu tidak ingin programnya merugi
atau keuntungan sedikit. Oleh karena itu diperlukan analisis ekonomi (economic analysis).
Beberapa cara yang digunakan untuk analisis program pangan dan gizi antara lain : NPV,
B/C Ratio, Cost Effectiveness dan BEP.
B. Relevansi
Analisis program pangan dan gizi harus dipahami oleh mahasiswa karena berkaitan
dengan analisis kelayakan program pangan dan gizi berdasarkan beberapa metode.
Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi wajib menguasai pokok bahasan ini karena merupakan
landasan untuk merencanakan program pangan dan gizi, serta dapat menganalisis program
pangan dan gizi.
C. Kompetensi
C.1. Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami konsep dan prinsip ilmu ekonomi dalam merencanakan
program pangan dan gizi
D. Petunjuk Belajar
Mahasiswa diharapkan membaca sumber pustaka yang berkaitan dengan pokok
bahasan analisis program pangan dan gizi agar lebih mudah memahami materi pada pokok
bahasan ini. Selain itu mahasiswa juga mengerjakan soal latihan dan menguji pemahaman
dengan tes formatif untuk mengetahui sejauh mana pemahaman terhadap materi pada pokok
bahasan ini. Jika nilai yang didapatkan belum sesuai dengan yang ditetapkan maka
mahasiswa harus mengulang mempelajari materi pada pokok bahasan ini sebelum beralih ke
pokok bahasan selanjutnya.
1. Biaya (Cost)
Biaya terdiri dari:
a. Investment (capital) cost/initial investment : sebelum program beroperasi, yaitu
1) Engineering & feasibility studies
2) Tanah
3) Biaya konstruksi dan pengadaan peralatan
4) Bunga selama masa konstruksi
5) Modal kerja
c. Opportunity cost
1) Biaya akibat kesempatan yang hilang
2) Banyak digunakan untuk menghitung biaya yang tidak dapat ditentukan
besarnya
3) Biasanya diperhitungkan dengan rate (bunga)
2. Keuntungan (Benefit)
Keuntungan dibag menjadi beberapa jenis yaitu
a. Direct Benefit yaitu keuntungan yang langsung diperoleh dari program.
1) Kenaikan dalam nilai produk fisik
2) Perbaikan kualitas produk
3) Perubahan lokasi dan waktu penjualan yang mengakibatkan permintaan
meningkat
4) Perubahan bentuk (grading processing) sehingga produk lebih efesien.
c. Intangible Benefit yaitu keuntungan yang sulit diukur dengan uang yaitu
1) Perbaikan lingkungan
2) Perbaikan distribusi pendapatan
3) Perbaikan keamanan pangan
4) Perbaikan status gizi
Contoh 2.
Seseorang mendepositokan uang pada tahun kedua nilainya Rp. 100.000.000 dengan
bunga 10% per tahun, maka berapa jumlah uang pada saat ini?
Jawab :
P = 100.000.000 x 1/(1+10%)2
P = 100.000.000 x 0,8264
= 82.640.000
Atau menggunakan nilai tabel diskonto I = 10% pada kolom to find P given F dengan
N = 2 yaitu 0,8264.
P = F x nilai tabel
= 100.000.000 x 0,8264 = 82.640.000
Umunya keuntungan program gizi sulit diukur secara kuantitatif. Jika diukur secara
kuantitatif memerlukan pendekatan, misalnya : holangnya kecerdasan, berkurangnya
hari sakit yang memengaruhi produktivitas. Jika tidak bisa diukur maka analisis
ekonomi dikaitkan dengan effectivities.
Contoh :
Hitung cost effectiveness program gisi berikut ini dan mana program gizi yang
dipilih?
Kesimpulan : program yang dipilih adalah iodized salt karena mempunyai cost/unit
minimum yaitu Rp. 12,30,-/unit
4. Analisi Titik Impas (Break Even Points/BEP) adalah suatu keadaan dimana jumlah
produk yang dijual menghasilkan keuntungan bersih nol. Jika penjualan meningkat diatas
keadaan BEP akan memberikan laba usaha, sebaliknya jika dibawah BEP berarti rugi.
a. Komponen Biaya (Cost)
1) Biaya tetap (fixed cost) : biaya yang diperhitungkan diawal kegiatan, dimana
biaya tersebut tetap meski jumlah produksi atau omset penjualan meningkat
atau menurun.
2) Biaya variabel (total variable cost) : biaya-biaya yang berubah mengikuti naik
– turunnya jumlah produk yang dihasilkan atau omset penjualan.
b. Total Biaya
Total biaya = Total biaya variabel + Biaya tetap
TC = TVC + FC
Dimana : TVC = Q x VC
Q = quantity/jumlah barang
VC = biaya variabel per unit produk
c. Komponen Pendapatan (Revinue)
Adalah perkalian antara jumlah barang yang dijual dengan harga jualnya
TR = Q x P
Gambar 10. Berbagai Model Sistem Pangan dan Gizi
c. Jaringan Pangan
Model jarungan pangan adalah model jaringan yang fokus pada hubungan
timbal balik antara beragam titik dalma kegiatan dan kontrol pada sistem
pangan dan gizi. Jaringan pangan umumnya digunakan untuk
menunjukkan hubungan setiap poin sistem pangan dan gizi, dan hubungan
penting antara sistem dari dalam dan luar sistem. Ciri khas pada model
jaringan pangan adalah sambungan yang banyak, beragam dan mengubah
hubungan yang membentuk dan mengubah sistem. Keterbatasan tipe ini
termasuk kurangnya representasi pola dan struktur yang konsisten antara
titik yang berhubungan, kecenderungan untuk tidak memiliki flow yang
spesifik dalam sistem pangan dan gizi serta penekanan lingkunga dalam
kegiatan jaringan pangan.
d. Konteks pangan
Model konteks pangan memiliki pandangan ekologikal yang fokus
terhadap hubungan pangan dan gizi dengan lingkungan yang dibuat dari
berbagai sistem lainnya. Konteks dari sistem pangan dan gizi yang
mencakup lingkungan fisik dan sosila serta sistem lain yang ada di
lingkungan. Ciri khas dari model konteks pangan termasuk pertimbangan
pengaruh dari luar dan kendala serta penggambaran input dan output yang
ditukarkan oleh sistem dengan lingkungan. Keterbatasan untamanya yaitu
kurang spesifik mengenai struktur sistem makanan dan gizi.
Bagan sistem pangan dan gizi di atas menggunakan model rantai pangan.
Presentasi lancar dari rantai pangan (dari pertanian ke dikonsumsi) dapat
menyesatkan jika mengakibatkan proses interaksi, hubungan sebab dan akibat, dan
umpan balik. Bagi konsumen, konsep berurutan dari rantai pangan kadang-kadang
bisa lebih mudah dipahami tetapi juga dapat mengaburkan dinamika nyata yang
mendorong sistem pangan.
Komponen di dalam sistem pangan dan gizi, yaitu :
a. Penyediaan pangan
1) Produksi bahan pangan
Adalah penyediaan pangan pertama ke arah konsumsi pangan. Seperti
pemakaian bibit unggul,
sering dibeli melalui pasar. Pemilihan makanan dipengaruhi oleh kebiasaan, sosial,
kesukaan.
2. Preparasi/penyiapan
Pada tahap ini makanan mentah disiapkan untuk menjadi makanan yang siap
dikonsumsi. Dapat dilakukan dengan melibatkan perubahan fisik, kimia dan kadar air.
3. Konsumsi
Tahap konsumsi berfokus pada makanan, melibatkan tahap seleksi, penyajian dan
mencerna makanan. Konsumsi makanan dalam medis juga termasuk nutrisi enteral
dan parenteral selain konsumsi oral. Makanan adalah penghubung transformasi antara
subsistem konsumsi dan subsistem gizi.
c. Subsistem Gizi
Subsistem gizi terdiri dari komponen makanan termasuk makro dan mikro, serat, air, dan
faktor-faktor non-nutrisi. Status subsistem gizi bergantung pada keadaan kesehatan
individu, yang ditentukan oleh pencernaan makanan, bersama dengan penyerapan dan
pemanfaatan nutrisi dalam tubuh. Tubuh seseorang harus dalam kondisi yang baik untuk
menggunakan (utilisasi) makanan dan mikronutrien secara efisien untuk kesehatan yang
optimal. Pemanfaatan membutuhkan tidak hanya makanan yang memadai, tetapi juga
lingkungan fisik yang sehat, termasuk air minum yang aman, pengetahuan yang lebih
baik tentang kebutuhan gizi bagi perempuan dan anak-anak, meningkatkan praktik
pemberian makan pada bayi, distribusi pangan intra-rumah tangga yang merata, sanitasi
dan kebersihan yang memadai, penurunan penyakit menular, dan pengetahuan dan
pemahaman tentang mengurus diri sendiri yang benar, untuk persiapan makanan dan
keamanan.
Subsistem gizi meliputi tahapan pencernaan yang melibatkan konsumsi dan pemecahan
makanan, transportasi yang mendistribusikan komponen makanan ke berbagai bagian
tubuh dan dapat melibatkan transformasi biokimia dan metabolisme yang menggunakan
komponen makanan dalam proses fisiologis. Komponen makanan bisa positif, negatif,
atau netral dalam efek fisiologis mereka dan termasuk nutrisi, racun dan mikro-organisme
dan zat lainnya.
1. Pencernaan
Pencernaan adalah tahap pertama dalam subsistem gizi, di mana makanan masuk ke
jalur pencernaan untuk dipecah menjadi zat gizi. Makanan memulai mengalami
konfersi karena secara fisik dikurangi ukurannya dengan pengunyahan di mulut dan
kimia dipecah oleh asam lambung dalam perut. Pengolahan menjadi unit yang lebih
kecil memungkinkan penyerapan zat gizi ke dalam tubuh melalui dinding usus kecil.
Zat yang tidak diserap selama transit melalui usus kecil pindah ke usus besar untuk
kemudian dikeluarkan sebagai produk limbah.
2. Transportasi
Setelah diserap, komponen makanan diangkut ke tempat tertentu dalam tubuh di mana
mereka digunakan atau disimpan. Mekanisme fisiologis aktif dan pasif mengangkut
zat gizi melintas membran sel untuk mencapai tempat untuk dimanfaatkan.
3. Metabolisme
Tahap akhir dalam sistem pangan dan gizi melibatkan metabolisme zat gizi tertentu
untuk digunakan dalam tubuh, dimana komponen makanan yang terlibat dalam proses
metabolisme dan mekanisme homeostatis. Proses metabolisme terjadi akibat ada,
tidak adanya, jumlah dan jenis komponen makanan dan dipengaruhi oleh kesehatan
dan penyakit.
B. Latihan
Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen dalam sistem pangan dan gizi.
C. Rangkuman
Sistem pangan dan gizi adalah suatu rangkaian masukan, proses, dan keluaran sejak
pangan masih dalam tahap produksi sampai dengan tahap akhir, yaitu pemanfaatannya
dalam tubuh manusia yang diwujudkan oleh status gizi. Sistem pangan dan gizi terdiri
dari beberapa komponen atau subsistem yang saling
Berkaitan yaitu subsistem ketersediaan pangan, subsistem distribusi, subsistem konsumsi dan
subsistem utilisasi makanan. Pemerintah memiliki peraan yang penting dalam sistem pangan
dan gizi yang bertujuan untuk meningakatkan dan mempertahankan status gizi masyarakat
dalam keadaan optimal.
D. Tes Formatif
1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi input dasar pada sistem pangan dan gizi?
2. Jelaskan apa yang mempengaruhi sub sistem gizi?
Achmadi, UF. 2005. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah Jakarta. Gramedia, Jakarta.
Fanzo, J. Et all. A 3 year cohort study to assess an integrated food and livelihood-based
approach to better nutrition in rural western Kenya. In Combating Micronutrient Deficiency:
Food-based Approaches; Thompson, B., Amoroso, L., Eds.; FAO and CABI: Rome, Italy,
2011; Chapter 4.
Farida, I. 2010. Sistem Pangan dan Gizi. Kesehatan Masyarakat Kudus: Cendekia Utama;
2010.
Burchi, F.; Fanzo, J.; Frison, E.; Emile Frison. 2011. The Role of Food and Nutrition System
Approaches in Tackling Hidden Hunger. Int. J.Environ. Res. Publik Health 8, 358-373.
Sobal, J.; Khan, L.K.; Bisogni, C. 1998. A conceptualmodel of the food and nutrition system.
Soc. Sci. Med. (47): 853-863
SENARI
Status gizi : Keadaan gizi seseorang
BAB VIII
SISTEM PANGAN DAN GIZI
8.1 PENDAHULUAN
A. DeskripsiSingkat
Sistempangandangizisangatmemengaruhi status
gizimasyarakatkarenamenyangkutserangkaianaspeksejaktahapproduksisampaitahappemanfaat
anolehtubuh.Pendekatansistemdiperlukankarenabanyaknyafaktor yang berpengaruhdanpelaku
yang terlibatdalampembangunanpangandangizi.
Hal iniberartidalamsistemtersebutterdapatserangkaiankomponenatausubsistem,
yaituproduksi, ketersediaanpangan, distribusi,
konsumsidangizi.Sebuahsistempangandangizitangguhmelibatkankonsumensebagaifokusutam
a.Sistemini juga memastikanbahwaintegritaslingkungan,
kemandirianekonomidansosialkesejahteraandipertahankandanditekankan.
B. Relevansi
Sistempangandangizimemengaruhi status gizimasyarakat yang
melibatkanserangkaiankomponen sub sistemyaituproduksi, ketersediaanpangan, distribusi,
konsumsi, dangizi. Mahasiswa Program
StudiIlmuGiziwajibmenguasaipokokbahasaninikarenamerupakanlandasanuntukmerencanaka
n program pangandangizi, sertadapatmenganalisis program pangandangizi.
C. Kompetensi
C.1 StandarKompetensi
Mahasiswadapatmemahamikonsepdanprinsipilmuekonomidalammerencanakan
program pangandangizi.
C.2 KompetensiDasar
Mahasiswamemahamisistempangandangizisertakomponen-komponennya.
D. PetunjukBelajar
Mahasiswadiharapkanmembacasumberpustaka yang
berkaitandenganpokokbahasansistempangandangizi agar
lebihmudahmemahamimateripadapokokbahasanini.Selainitumahasiswa juga
mengerjakansoallatihandanmengujipemahamandengantesformatifuntukmengetahuisejauh
mana pemahamanterhadapmateripadapokokbahasanini.Jikanilai yang
didapatkanbelumsesuaidengan yang
ditetapkanmakamahasiswaharusmengulangmempelajarimateripadapokokbahasaninisebelumb
eralihkepokokbahasanselanjutnya.
A. Uraian
1. PengertianSistemPangandanGizi
Sistempangandangiziadalahrangkaiankegiatan input dan proses
dalamtahapmengubahbahanbakumenjadimakanandanmentransformasikanzat-zatgizimenjadi
outcome kesehatanberupa status gizi, yang
semuanyaberfungsisebagaisistemdengankonteksbiofisikdansosiokultural. Hal
iniberartidalamsistemtersebutterdapatserangkaiankomponenatausubsistem, yaituproduksi,
ketersediaanpangan, distribusi, konsumsi,
dangizi.Sebuahsistempangandangizitangguhmelibatkankonsumensebagaifokusutama.Sistemi
ni juga memastikanbahwaintegritaslingkungan,
kemandirianekonomidansosialkesejahteraandipertahankandanditekankan.
Sistempangandangizisangatmemengaruhi status
gizimasyarakatkarenamenyangkutserangkaianaspeksejaktahapproduksisampaitahappemanfaat
anolehtubuh.Pendekatansistemdiperlukankarenabanyaknyafaktor yang
berpengaruhdalampelaku yang terlibatdalampembangunanpangandangizi.
b. SiklusPangan
Model sikluspanganfokuspadaumpanbalikdalamsistempangandangizi,
mengenaibagaimanahubunganobjekdaninformasikembaliketahapatautingkat yang
berbeda. Model sikluspangandigunkanuntukmengatasimengenai output
padamasing-masingtingkatsistem. Cirikhas model
sikluspanganadalahmekanismehubunganbagian yang berbeda di
dalamsistemdanefektindakantahaplainterhadapsetiapspesifikpoinpadasistem.
Model sikluspanganmembantusecarakonseptualseluruh “siklushidup”
makanandangizi, menelitibagaimanatahapan link
kembaliketahapsebelumnya.Keterbatasandaritipeinimeliputikelakuandari loop
umpanbaliksebagaipenghubungantarbagian-bagian yang
berbedapadasistemdanpengaruh minimal yang
terjadipadaalirankeluarmelaluisistem.
BAB IX
KETAHANAN PANGAN DAN GIZI
9.1. PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Ketahananpanganmerupakan salah satu isu utama upaya peningkatan status gizi masyarakat
yang paling erat kaitannya dengan pembangun pertanian. Situasi produksi pangan dalam
negeri serta ekspor dan nimpor pangan akan menentukan ketersediaan pangan yang
selanjutnya akan memengaruhi kondisi ketahanan pangan di tingkat wilayah. Sementara
ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga, akan ditentukan pula oleh daya beli masyarakat
terhadap pangan.
Ketahanan pangan pada dasarnya terdiri dari: ketersediaan pangan (food availability),
stabilitas harga pangan (food price stability), dan keterjangkauan pangan (food accessibility).
Tujuan ketahanan pangan adalah pemenuhan hak atas pangan, peningkatan kualitas sumber
daya manusia, dan ketahanan pangan nasional. Berjalannya sistem ketahanan pangan tersebut
sangat bergantung pada dari adanya kebijakan dan kinerja sektor ekonomi, sosial politik.
B. Relevansi
Ketahanan pangan berkaitan dengan kebijakan pemerintah dalam aspek ekonomi, sosial
maupun politik. Mahasiswa program studi ilmu gizi wajib menguasai pokok bahasan ini
karena merupakan landasan untuk merencanakan program pangan dan gizi, serta dapat
menganalisis progrgam pangan dan gizi.
C. Kompetensi
C.1. StandarKompetensi
Mahasiswadapatmemahamikonsepdanprinsipilmuekonomidalammerencanakan program
pangandangizi.
C.2. KompetensiDasar
Mahasiswadapatmemahamikonsepketahananpangansertakomponendariketahananpangan.
D. PetunjukBelajar
Mahasiswadiharapkanmembacasumberpustaka yang
berkaitandenganpokokbahasankonsepketahananpangan agar
lebihmudahmemahamimateripadapokokbahasanini.
Selainitumahasiswajugamengerjakansoallatihandanmengujipemahamandengantesformatifunt
ukmengetahuisejauhmanapemahamanterhadapmateripadapokokbahasanini. Jikanilai yang
didapatbelumsesuaidengan yang
ditetapkanmakamahasiswaharusmengulangmempelajarimateripadapokokbahasaninisebelumb
eralihkepokokbahasanselanjutnya.
Baik jumlah maupun mutunya, aman, bergizi merata dan terjangkau serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat,
aktif dan produktif secara berkelanjutan.
Menurut USAID (1992), ketahanan pangan adalah kondisi ketika semua orang pada
setiap saat mempunyai akses secara fisik dan ekonomi untuk memperoleh kebutuhan
konsumsinya untuk hidup sehat dan produktif. Adapun ketahanan pangan menurut FAO
(1997) adalah situasi dimana semua rumah tangga mempunyai akses baik fisik, maupun
ekonomi untuk memperoleh pangan bagi seluruh anggota keluarganya, dimana rumah tangga
tidak berisiko mengalami kehilangan kedua akses tersebut.
Berdasarkan definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ketahanan pangan memiliki
5 unsur yang harus dipenuhi:
a. Berorientasi pada rumah tangga dan individu
b. Dimensi waktu setiap saat pangan tersedia dan dapat diakses
c. Menekankan pada akses pangan rumah tangga dan individu, baik fisik, ekonomi, dan
sosial
d. Ditunjukan untuk hidup sehat dan produktif
d. Stabilitas (stability)
Merupakandimensiwaktudariketahananpangan yang
terbagidalamkerawananpangankronis (chronic food insecurity)
dankerawananpangansementara (transitory food
insecurity).Kerawananpangankronisadalahketidakmampuanuntukmemperolehkebutha
npangansetiapsaat, sedangkankerawananpangansementaraadalahkerawananpangan
yang terjadisecarasementara yang diakibatkankarenamasalahkekeringanbanjir,
bencana, maupunkonflik social.
C. Latihan
Sebutkanunsur-unsur yang harusdipenuhiolehketahananpangan \.
D. Rangkuman
KetahananPanganyaitukondisiterpenuhinyapanganbaginegarasampaiperseorangan yang
tercermindaritersedianyapangan yang cukupbaikjumlahmaupunmulutnya, aman, beragam,
bergizi, meratadnaterjangakausertatidakbertentangandengan agama, keyakinan,
danbudayamasyarakatuntukdapathidupsehat, aktifdanproduktifsecaraberkelanjutan.
Ketahananpanganpadadasarnyaterdiridari: ketersediaanpangan (food avaibility), aksespangan
(food access), penyerapanpangan (food utilization).
E. TesFormatif
1. Apa yang dimaksuddenganaksespangan, sebutkan pula jenis-jenisaksespangan?
2. Apa yang
dimaksuddengansistemketahananpangantidakhanyamenyangkutaspekmakrotetapi juga
aspekmikro?
F. UmpanBalikdanTindakLanjut
Mahasiswaharusmencarisumberpustakauntukmemperdalammateripadapokokbahasanini.Untu
kdapatmelanjutkankepokokbahasanberikutnya,
mahasiswaharusmampumenjawabtesformatifbenar.Jikabelummemenuhi,
makamahasiswaharusmengulangimempelajaripokokbahasanini.
G. KunciJawabanTesFormatif
1. Aksespanganyaitukemampuansemuarumahtanggadanindividudengansumberdaya yang
dimilikinyauntukmemperolehpangan yang cukupuntukkebutuhangizinya yang
dapatdiperolehdariproduksipangannyasendiri, pembelianataupunmelaluibantuanpangan.
Aksesrumahtnggadanindividuterdiridariaksesekonomi,
fisikdansosial.Aksesekonomitergantungpadapendapatan,
kesempatankerjadanharga.Aksesfisikmenyangkuttingkatisolasidaerah
(saranadanprasaranadistribusi), sedangkanaksessosialmenyangkuttentangpreferensipangan.
2. Sistemketahananpangandangizitidakhanyamenyangkutsoalproduksi,
distribusidanpenyediaanpangan di tingkatmakro (nasionaldan regional), tetapi juga
menyangkutaspekmikro, yaituaksespangantingkatrumahtangga,
terutamaanakdanibuhamildarirumahtanggamiskin.
DAFTAR PUSTAKA
Wiesmann, D., L Weingartner, Schoninger. 2000. The challenge of hunger. Global Hunger
Index: Facts, determinants, and trends. Washington DC: Deutsche Welthungerlife.
Maxwell, S., and T Frankenberger. 1992. Houshold Food Security: Concepts, Indicators, and
Measurements. UNICHEF-IFAD.
Frankenberger, TR and M.K. McCaston. 1991. The Household Livelihood Seurity Concept.
Fao Corporate Document Respository.
10.1. PENDAHULUAN
A. DeskripsiSingkat
B. Relevansi
NeracaBahanMakananmemuatinformasitentangsituasipengadaan/penyediaanpangan (food
supply) danpenggunaanpangan (food utilization).Hal
iniberkaitaneratdenganketahananpangan.Mahasiswa program studiilmugizi wajib
Mengusai pokok bahasan ini karena merupakan landasan untuk merencanakan program
pangan dan gizi, serta dapat menganalisis program pangan dan gizi.
C. Kompetensi
C.1. Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami konsep dan prinsip ilmu ekonomi dalam merencanakan program
pangan dan gizi.
C.2. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mengetahui konsep dan tujuan Neraca Bahan Makanan serta cara perhitungannya.
D. Petunjuk Belajar
Mahasiswa diharapkan membaca sumber pustaka yang berkaitan dengan pokok bahasan
Neraca Bahan Makanan agar lebih mudah memahami materi pada pokok bahasan ini. Selain
itu mahasiswa juga mengerjakan soal latihan dan menguji pemahaman dengan tes formatif
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman terhadap materi pada pokok bahasan ini. Jika
nilai yang didapatkan belum sesuai dengan yang ditetapkan maka mahasiswa harus
mengulang mempelajari materi pada pokok bahasan ini sebelum beralih ke pokok bahasan
selanjutnya.
10.2. NERACA BAHAN MAKANAN
A. Uraian
1. Pengertian neraca bahan makanan
Neraca Bahan Makanan ( NBM ) merupakan tabel yang memuat informasi tentang situasi
pengadaan/penyediaan pangan (food suply), dan penggunaan pangan (food utilization),
sehingga ketersediaan pangan untuk dikonsumsi penduduk pada suatu wilayah
(Negara/Provinsi/Kabupaten/Kota) dalam suatu kurun waktu tertentu.
Di dalam Neraca Bahan Makanan ( NBM ) disajikan angka rata-rata jumlah jenis bahan
makanan yang tersedia untuk dikonsumsi penduduk per kapita per tahun dalam kilogram
serta per kapita per hari dalam satuan gram, pada kurun waktu tertentu. Selanjutnya untuk
mengetahui nilai gizi bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi tersebut, maka angka
ketersediaan pangan untuk konsumsi per kapita per hari dalam satuan gram, pada kurun
waktu tertentu. Selanjutnya untuk mengetahui nilai gizi bahan makanan yang tersedia untuk
dikonsumsi tersebut, maka angka ketersediaan pangan untuk dikonsumsi per kapita per hari
di terjemahkan ke dalam satuan energi, protein, dan lemak per kapita per hari.
Tabel NBM dapat digunakan untuk:
a. Melakukan evaluasi terhadap pengadaan dan penggunaan pangan.
b. Memberikan informasi tentang produksi, pengadaan serta semua perubahan-perubahan
yang terjadi.
c. Alat perencaan di bidang produksi atau pengadaan pangan dan gizi.
d. Merumuskan kebijakan pangan dan gizi.
Beberapa keuntungan dalam pemakaian Neraca Bahan Makanan yaitu:
a. Dapat menggambarkan imbangan antara persediaan pangan dihubungkan dengan
kebutuhan yang seharusnya di penuhi. Dapat dibandingkan terhadap konsumsi pangan yang
nyata dan survei konsumsi pangan.
b. Bila persediaan total energi yang dibandingkan dengan perkiraan kebutuhan tidak banyak
berbeda, maka diduga tidak terdapat masalah kekurangan gizi serius bila distribusinya
merata. Namun demikian bila persediannya jauh lebih rendah dari perkiraan kebutuhan, maka
dapat menyebabkan masalah kekurangan gizi berat.
c. Secara mudah dapat menggambarkan perkiraan persediaan zat gizi dari berbagai kelompok
jenis pangan, seperti energi, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
d. Sangat berarti sebagai alat komunikasi diantara para ahli gizi, pertanian, dan ekonomi.
2. Elemen-elemen Penyusun Bahan Makanan
a. Jenis Bahan Makanan
Bahan makanan yang dicantumkan dalam kolom NBM adalah semua jenis bahan makanan
baik nabati maupun hewani yang umum tersedia untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan
Makanan tersebut dikelompokan menurut jenisnya yang diikuti prosesnya dari produksi
sampai dengan dapat dipasarkan/dikonsumsi dalam bentuk belum berubah atau bentuk lain
yang berbeda sama sekali setelah melalui proses pengolahan. Pengelompokan bahan
makanan tersebut adalah sebagai berikut: padi-padian, makanan berpati, gula, buah/biji
berminyak, buah-buahan, sayuran, daging, telur, susu, ikan serta kelompok minyak dan
lemak.
1) Padi-padian
Padi-padian adalah kelompok komoditas yang terdiri dari atas: gandum, padi, jagung dan
sorgum (cantel), serta produksi turunannya.
2) Makanan berpati
Makanan berpati adalah bahan makanan yang mengandung pati yang berasal dari akar/umbi
dan lain-lain bagian tanaman yang merupkan bahan makanan pokok lainnya. Yang termasuk
dalam komoditas ini adalah ubi kayu, ubi jalar dan sagu, serta produksi turunannya. Contoh
geplek/chips dan tapioka/pellet adalah turunan dari ubi kayu. Kelompok komoditi makanan
berpati ini merupakan jenis bahan makanan yang mudah rusak jika disimpan dalam waktu
yang cukup lama bila tidak melalui proses pengolahan.
3) Gula
Gula adalah kelompok komoditas yang terdiri atas gula pasir dan gula merah (gula mangkuk,
gula lempengan, gula semut dan lain-lain), baik dari hasil olahan pabrik maupun rumah
tangga yang merupakan produksi olahan dari tanamannkelapa deres, aren, siwalan, nipah dan
tebu.
4) Buah/biji nerminyak
Buah/biji berminyak adalah kelompok bahan makanan yang mengandung minyak, yang
berasal dari buah dan biji-bijian. Komoditas yang termasuk dalam kelompok ini adala kacang
hijau, kelapa,
Kacang tanah, kacang kedelai, kacang mete, kemiri, pala, wijen, kacang bogor dan lain-lain
yang sejenis, sebagian dari komoditas ini khususnya kelapa, diolah menjadi kopra yang
selanjutnya dijadikan minyak goreng, sehingga produk turunannya tercantum dalam
kelompok minyak dan lemak.
5) Buah-buahan
Buah-buahan adalah sumber vitamin dan mineral dari bagian tanaman yang berupa
buah. Umumnya merupakan produksi tanaman tahunan yang biasa dikonsumsi tanpa
dimasak.
6) Sayuran
Sayuran adalah sumber vitamin dan mineral yang dikonsumsi dari bagian tanaman
yang berupa daun, bunga, buah, batang atau umbi. Tanaman tersebut pada umumnya
berumur kurang dari 1 (satu) tahun
7) Daging
Daging adalah bagian dari hewan yang disembelih atau dibunuh dan ladzim dimakan
manusia, kecuali yang telah diawetkan dengan cara lain dari pada pendinginan.
8) Telur
Telur adalah telur unggas. Telur yang dimaksud yaitu telur ayam buras, telur ayam
ras, telur itik dan telur unggas lainnya.
9) Susu
Susu adalah cairan yang diperoleh dari ternak perah sehat, dengan cara pemerahan
yang benar, terus menerus dan tidak dikurangi sesuatu dan atau ditambahkan
kedalamnya sesuatu bahan lain.
10) Ikan
Ikan adalah komoditas yang berupa binatang air (ikan berkulit halus dan berkulit
keras) dan biota perairan lainnya. Yang dimaksud komoditas disini adalah yang
berasal dari kegiatan penangkapan di laut maupun di perairan umum (waduk, sungai
dan rawa) dan hasil dari kegiatan budidaya (tambak, kolam, keramba dan sawah) yang
dapat diolah menjadi bahan makanan yang lazim/umum dikonsumsi masyarakat.
Berdasarkan banyaknya jenis ikan darat/laut yang dikonsumsi penduduk di rinci
menjadi : tuna/ cakalang/ tongkol, kakap, cucut, bawal, teri, lemuru, kembung, tengiri,
bandeng, belanak, mujair, ikan mas, udang, rajungan, kerang darat, cumi-cumi, sotong
dan ikan lainnya.
11) Minyak dan lemak
Minyak dan lemak adalah kelompok bahan makanan yang berasal dari nabati seperti:
minyak kelapa, minyak sawit, minyak kacang tanah, minyak kacang kedelai, dan
minyak jagung serta yang berasal dari hewani yaitu minyak ikan. Sedangkan lemak
umumnya berasal dari hewani seperti: lemak sapi, lemak kerbau, lemak
kambing/domba, lemak babi dan lain-lain.
b. Produksi
Produksi adalah jumlah keseluruhan hasil masing – masing bahan makanan
yang dihasilkan dari sektor pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan
dan peternakan), baik yang belum mengalami proses pengolahan maupun yang
sudah mengalami proses pengolahan. Produksi dikategorikan menjadi 2
kategori sebagai berikut :
1) Masukan (input) adalah produksi yang masih dalam bentuk asli maupun
dalam bentuk hasil olahan yang akan mengalami proses pengolahan lebih
lanjut.
2) Keluaran (output) adalah produksi dari hasil keseluruhan atau sebagaian
hasil turunan yang diperoleh dari hasil kegiatan berproduksi yang belum
mengalami perubahan. Besarnya keluaran sebagai hasil masukan sangat
tergantung pada besarnya derajat ekstraksi dan faktor konversi.
d. Impor/masuk
Impor adalah sejumlah bahan makanan yang didatangkan ke wilayah tertentu,
baik yang berasal dari luar negri maupun dari kabupaten lain. Bahan makanan
ini termasuk bahan yang belum diolah maupun yang sudah mengalami
pengolahan.
e. Penyediaan sebelum ekspor
Penyediaan diwilayah sebelum ekspor adalah sejumlah bahan makanan yang
berasal dari produksi (keluaran) setelah dikurangi perubahan stok ditambah
impor.
f. Ekspor/keluaran kabupaten.
Ekspor adalah sejumlah bahan makanan yang dikeluarkan dari wilayah, baik
yang dikirim ke luar negeri maupun ke wilayah lain. Bahan makanan ini
termasuk bahan yang belum diolah maupun yang sudah mengalami perubahan.
g. Pemakaian.
Pemakaian di wilayah adalah sejumlah bahan makanan yang digunakan di
daerah tersebut dan di alokasikan misal untuk pakan ternak, bibit/benih, diolah
untuk industri makanan dan industri non makanan, yang tercecer dan yang
tersedia untuk dimakan.
1) Makanan ternak (pakan) adalah sejumlah bahan yang langsung diberikan
kepada ternak peliharaan, baik ternak besar, ternak kecil, unggas maupun
ikan.
B. Latihan
Diketahui beras di suatu wilayah mempunyai jumlah input 630 ton, jumlah output 870
ton, perubahan stok 120 ton dan impor 1.540 ton, berapa total penyediaan sebelum ekspor?
C. Rangkuman
Neraca Bahan Makanan (NBM) merupakan table yang memuat informasi tentang
situasi pengadaan/penyediaan angan (food supply), dan penggunaan pangan (food utilization)
sehingga diketahui ketersediaan pangan untuk dikonsumsi penduduk pada suatu wilayah
(Negara/Propinsi/Kabutapen/Kota) dalam suatu kurun waktu tertentu. Jenis bahan pangan
padi-padian, makanan berpati, gula, buah/biji berminyak, buah-buahan, sayuran, daging,
telur, susu, ikan, minyak dan lemak.
D. Tes formatif
Diketahui beras di suatu wilayah mempunyai jumlah input 950 ton, jumlah output 740
ton, perubahan stok 240 ton dan impor 18.540 ton, ekspor 230 ton. Pemakaian sebagai pakan
33 ton, bibit 24 ton, diolah untuk makanan 450 ton,, diolah untuk bahan makanan 530 ton,
tercecer 21 ton.
a. Berapa total penyediaan dalam negeri
b. Berapa pemakaian untuk bahan makanan?
c. Jika jumlah penduduk 199.618 orang berapa ketersediaan per kapita (kg/th)?
DAFTAR PUSTAKA
Suharjo. 1996. Perencanaan Pangan dan Gizi. Bumi Aksara, Jakarta
Badan Bimas Ketahanan Pangan Departemen Pertanian. 2005. Pedoman Penyusunan
Neraca Bahan Makanan, Jakarta
Karlina,E., NI Hanani, AW muhaimin 2013. Analisis Neraca Bahan Makanan Kabupaten
Sumbawa 2013-2017, Program Pascasarjana Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya,
AGRISE Volume XII No.2 Bulan Mei 2013 ISSN: 1412-1425.
SENARAI
Stok : Jumlah persediaan bahan pangan yang disimpan di wilayah tertentu.
BAB XI
POLA PANGAN HARAPAN
11.1 PENDAHULUAN
A. Deskripsi singkat
Pola Pangan Harapan (PPH) mencerminkan susunan konsumsi pangan anjuran untuk
hidup sehat, aktif dan produktif. Dengan pendekatan PPH dapat dinilai mutu pangan
berdasarkan skor pangan dari 9 bahan pangan. Ketersediaan pangan sepanjang waktu, dalam
jumlah yang cukup dan hanya terjangkau sangat menentukan tingkat konsumsi pangan
ditingkat rumah tangga. Selanjutnya pola konsumsi pangan rumah tangga akan berpengaruh
pada komposisi pangan. Pola pangan harapan mencerminkan susunan konsumsi pangan
anjuran untuk hidup sehat, aktif dan produktif . Dengan pendekatan PPH dapat dinilai mutu
pangan berdasarkan skor pangan dari 9 bahan pangan.
B. Relevansi
Pola pangan harapan mencerminkan beragamnya konsumsi pangan sehingga
mengetahui tingkat ketersediaan pangan, tingkat mutu gizi dan keseimbangan gizi.
Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi wajib menguasai pokok bahasan ini karena merupakan
landasan untuk merencanakan program pangan dan gizi, serta dapat menganalisis program
pangan gizi.
C. Kompetensi
C.1. Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami konsep dan prinsip ilmu ekonomi dalam merencanakan
program pangan dan gizi.
D. Petunjuk Belajar
Mahasiswa diharapkan membaca sumber pustaka yang berkaitan dengan pokok
bahasan pola pangan harapan agar lebih mudah memahami materi pada pokok bahasan ini.
Selain itu mahasiswa juga mengerjakan soal latihan dan menguji pemahaman dengan tes
formatif untuk mengetahui sejauh mana pemahaman terhadap materi pada pokok bahasan ini.
Jika nilai yang didapatkan belum sesuai dengan yang ditetapkan makan mahasiwa harus
mengulang mempelajari materi pada pokok bahasan ini sebelum beralih ke pokok bahasan
selanjutnya.
Konsumsi pangan dipengaruhi oleh ketersedian pangan, yang pada tingkat makro
ditunjukkan oleh tingkat produksi nasional dan cadangan pangan yang mencukupi dari pada
tingkat regional dan lokal ditunjukkan oleh tingkat produksi dan distribusi pangan.
Ketersediaan pangan sepanjang waktu, dalam jumlah yang cukup dan hanya terjangkau
sangat menentukan tingkat konsumsi pangan di tingkat rumah tangga. Selanjutnya pola
konsumsi pangan rumah tangga akan berpengaruh pada komposisi konsumsi pangan.
Secara umum tujuan pola pangan harapan adalah untuk menghasilkan suatu
komposisi normal atau standar pangan dalam memenuhi kebutuhan gizi penduduk. Sekaligus
juga mempertimbangkan keseimbangan gizi (nutricional balance), cita rasa (palability), daya
cerna (digestability), daya terima masyarakat (acceptability), kualitas dan kemampuan daya
beli (affeadebility).
Tujuan analisis Pola Pangan Harapan berdasarkan ketersediaan dan konsumsi pangan
adalah untuk :
a. Mengetahui secara mendetail tentang tingkat ketersediaan pangan dari produksi lokal.
b. Mengetahui kesenjangan tingkat mutu gizi dan keragaman konsumsi pangan pada
tingkat ketersediaan dengan memperhatikan keseimbangan gizi yang didukung oleh
citra rasa, daya terima masyarakat, kuantitas dan kemampuan daya beli.
Semakin tinggi skor PPH, konsumsi pangan semakin beragam dan bergizi seimbang.
Jika skor konsumsi pangan mencapai 100, maka wilayah tersebut dikatakan tahan
pangan. Berikut ini table mengenai jumlah, komposisi (% AKE) dan skor PPH (Badan
Ketahanan Pangan, 2011).
Makanan Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
Padi-padian 54,9 53,9 52,9 51,9 51,0
Umbi-umbian 5,0 5,2 5,4 5,6 5,8
Pangan Hewani 9,6 10,1 10,6 11,1 11,5
Minyak dan lemak 10,1 10,1 10,1 10,0 10,0
Buah/biji berminyak 2,8 2,9 2,9 2,9 3,0
Kacang-kacangan 4,3 4,4 4,6 4,7 4,9
Gula 4,9 4,9 5,0 5,0 5,0
Sayur dan Buah 5,2 5,4 5,5 5,7 5,8
Lain-lain 2,9 2,9 2,9 2,9 3,0
SKOR PPH 86,4 88,1 89,8 91,5 93,3
Dalam menentukan PPH ada beberapa komponen yang harus diketahui diantaranya
yaitu konsumsi energy dan zat gizi total, persentase energy dan gizi actual, dan kecukupan
energy dan zat gizi.
Menghitung skor actual energy setiap golongan bahan pangan yaitu dengan
mengalikan persentase actual golongan bahan pangan dengan bobot setiap golongan
bahan pangan.
Menghitung skor AKE setiap golongan bahan pangan yaitu dengan mengalihkan
persentase AKE setiap golongan pangan dengan bobot setiap golongan bahan pangan.
Sama dengan
Skor AKE atau
% terhadap AKE (2000 kkal/kap/hari gunakan Skor
Maks. Jika Skor
% AKE x Bobot AKE > Skor
% terhadap Total
Maks
Konsumsi aktual energi aktual Aktual Bobot
(kkal/hari
Undang- undang Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan memberi arahan bahwa untuk
memenuhi pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dang aman serta
mengembangkan usaha pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilakukan,
antara lain : melalui penetapan kaidah peanekaragaman pangan, pengoptimalan pangan lokal,
pengembangan teknologi dan sistem insentif bagi usaha pengolahan pangan lokal,
pengenalan jenis pangan baru termasul pangan lokal yang belum dimanfaatkan,
pengembangan diversifikasi usha tani dan perikanan, peningkatan ketersediaan dan akses
benih dan bibit tanaman, ternak, dan ikan; pengoptialan pemanfaatan lahan termasuklahan
pekarangan; penguatan usaha mikro, kecil dan menengah di bidang pangan serta
pengembanga industri pangan yang berbasis pangan lokal.
B. Latihan
Jelaskan kegunaan pola pangan harapan
C. Rangkuman
Pola Pangan Harapan atau Desireable Dietary Pattern adalah sususnan beragam pangan
yang didasarkan pada sumbangan atau kontribusi energi dan kelompok pangan utama (baik
secara absolut maupun relatif) dan suatu pola ketersedian atau pola konsumsi pangan.
Secara umum, tujuan pola pangan harapan adalah untuk menghasilkan suatu komposisi
normal atau standar pangan dalam memenuhi kebutuhan gizi penduduk. Sekaligus juga
mempertimbangkan keseimbangan gizi (nutricional balance), cita rasa (porlability), daya
cerna (digestability), daya terima masyarakat (acceptability), kualitas dan daya beli
(affeadebility).
D. Tes formatif
Jika diketahi keterseediaan kalori padi-padian di suatu wilayah adalah 699 kkal/hari,
total kalori per hari 1698,9 kkal, bobot PPH 0,5 dan skor maks 25. Hitung
1. persen aktual energi
2. persen AKE
3. Skor aktual
4. Skor AKE
5. Skor PPH untuk padi-padian
F. Kunci Jawaban
1. 41,22%
2. 34,97%
3. 20,61
4. 17,48
5. 17,48
Daftar Pustaka
Analia, D. 2009. Analisa Diversifikasi Konsumsi Pangan Rumah Tangga di Sumatra Barat
Menuju Pola Pangan Harapan (PPH) [Tesis]. Universitas Andalas
Arini, M. 2010. Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok Mendukung Swasembada Beras,
Prosiding Pekan Serelia Nasional
Billah,T. 2013. Buletin Konsumsi Pangan. Pusat Data Dan Sistem Informasi Pertanian.
Volume 4 No 1. Tahun 2013.
Hardiansyah, 2014. Konsumsi Pangan Dan Gizi Serta Skor Pola Pangan Harapan Pada
Dewasa Usia 19-29 Tahun Di Indonesia. Jurnal Gizi Dan Pangan, Maret 2014 9(1): 51-
58.
Lantarsih, R. 2011. Sistem Ketahanan Pangan Nasional: Kontribusi Ketersediaan dan
Konsumsi Energi Serta Optimalisasi Distribusi Beras. Analisa Kebijakan Pertanian,
Volume 9 No 1, Maret 2011: 33-51.
Mailoa, M. 2013. Diversifikasi Konsumsi Pangan Pada Masyarakat Negeri Hatusa Kabupaten
Seram Bagian Barat. Ekosains
Setiawan, B. 2012. Optimalisasi Diversifikasi Pangan Gina Mewujudkan Ketahanan Pangan
Nasional Yang Berkelajutan. Majalah Komnikasi Dan Informasi. Edisi 94-2012
Subiyanto, 2010. Situasi Konsumsi Dan Peluang Pasar Pangan Melalui Pendekatan Pola
Pangan Harapan (PPH) Di Kabupaten Ngawi [Tesis]. Universitas Pembangunan
Nasional.
Senarai
AKE: Angka Kecukupan Energi berdasarkan yang ditetapkan oleh pemeritah.
BAB XII
PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN
12.1. PENDAHULUAN
A. DeskripsiSingkat
Padadasarnyakonsepkemiskinandikaitkandenganperkiraantingkatpendapatandankebutuhan.
Perkiraankebutuhanhanyadibatasipadakebutuhanpokokataukebutuhandasar minimum
sehinggamemungkinkanseseorangdapathidupsecaralayak.
Bilasekiranyatingkatpendapatantidakdapatmencapaikebutuhan minimum, maka orang
ataukeluargatersebutdapatdikatakanmiskin.
B. Relevansi
C. Kompetensi
C.1. Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami konsep dan prinsip ilmu ekonomi dalam merencanakan program
pangan dan gizi.
D. Petujuk Belajar
Mahasiswa diharapkan membaca sumber pustaka yang berkaitan dengan pokok bahasan
pangan dan gizi sebagai indikator kemiskinan agar lebih mudah memahami materi pada
pokok bahasan ini. Selain itu mahasiswa juga mengerjakan soal latihan dan menguji
pemahaman dengan tes formatif untuk mengetahui
sejauhmanapemahamanterhadapmateripadapokokbahasanini. Jikanilai yang
didapatbelumsesuaidengan yang
ditetapkanmakamahasiswaharusmengulangmempelajarimateripadapokokbahasaninisebelumb
eralihkepokokbahasanselanjutnya.
12.2 PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIAKTOR KEMISKINAN
A. Uraian
1. Definisi dan Konsep Kemiskinan
Kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak
mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan
yang bermartabat. Definisi yang sangat luas ini menunjukkan bahwa kemiskinan merupakan
masalah multidimensional.
Pada dasarnya konsep kemiskinan dikaitkan dengan perkiraan tingkat pendapatan dan
kebutuhan. Perkiraan kebutuhan hanya dibatasi pada kebutuhan pokok atau
serta dalam pembangunan, mereka hanya mendapat imbalan pendapatan yang rendah.
b. Kemiskinan natural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor alamiah
seperti karena cacat, sakit, usia lanjut atau karena bencana alam. Kondisi kemiskinan
seperti ini disebut sebagai “Persistern Poverty” yaitu kemiskinan yang telah kronis atau
turun temurun. Daerah seperti ini pada umumnya merupakan daerah yang kritis sumber
daya alamnya atau daerah yang terisolisir.
Kemiskinan kultural merupakan suatu kondisi kemiskinan yang terjadi karena kultur,
budaya atau adat istiadat yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat. Kemiskinan
kultural mengacu pada sikap hidup seseorang atau kelompok masyarakat yang
disebabkan oleh gaya hidup berkecukupan dan tidak merasa kekurangan. Kelompok
masyarakat seperti ini tidak mudah untuk diajak berpartisipasi dalam pembangunan,
tidak mau berusaha untuk memperbaiki dan mengubah tingkat kehidupannya. Akibatnya
tingkat pendapatan mereka rendah menurut ukuran yang dipakai secara umum. Penyebab
kemiskinan ini karena faktor budaya seperti malas, tidak disiplin, boros, dan lain-lainnya.
c. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor buatan manusa
seperti kebijakan ekonomi yang tidak adil, distribusi aset produksi yang tidak merata,
dan kolusi serta tatanan ekonomi dunia yang cenderung menguntungkan kelompok
masyarakat tertentu. Munculnya kemiskinan struktural disebabkan karena berupaya
menanggulangi kemiskinan natural yaitu dengan direncanakan bermacam-macam
program dan kebijakan. Namun karena pelaksanaannya tidak seimbang, pemilikan
sumber daya tidak merata, kesempatan yang tida sama menyebabkan keikutsertaan
masyarakat menjadi tidak merata pula, sehingga menimbulkan sturktur masyarakat yang
timpang. Adapun faktor yang menjadi penyebab kemiskinan masyarakat adalah
pendapatan yang rendah. Jumlah tanggungan keluarga, pekerjaan lain, dan tingkat
pendidikan merupakan karakteristik dan keluarga miskin yang berhubungn dengan
kemiskinan masyarakat.
3. Indikator Kemiskinan
Untuk mewujudkan hak-hak dasar seseorang atau sekelompok orang miskin Bappenas
menggunakan beberapa pendekatan utama antara lain; pendekatan kebutuhan dasar (basic
needs approach), pendekatan pendapatan (income approach) dan pendekatan objective dan
subjective. Pendekatan kebutuhan dasar, melihat kemiskinan sebagai suatu ketidakmampuan
(lack of capabilities) seseorang, keluarga dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
minimum, antara lain pangan, sandang, papan, pelayanan kesehatab, pendidikan, penyedian
air bersih dan sanitasi.
Indikator-indikator tersebut dipertegas dengan rumusan yang konkrit yang dibuat oleh
BAPPENAS yaitu; terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, dilihat dari stok pangan yang
terbatas, rendahnya asupan kalori penduduk miskin dan buruknya status gizi bayi, anak balita
dan ibu. Sekitar 20 persen penduduk dengan tingkat pendapatan terendah hanya
mengkonsumsi 1.571 kkal per hari. Kekurangan asupan kalori, yaitu kurang dari 2.100 kkal
per hari, masih dialami oleh 60 persen penduduk berpenghasilan terendah. Dari uraian diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa salah satu indikator utama kemiskikan adalah terbatasnya
kecukupan dan mutu pangan.
Tabel 10. Kriteria Miskin Berdasarkan Konsumsi Beras Menurut Sayogyo
C. Rangkuman
Kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang
tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan
kehidupan yang bermartabat. Penyebab kemiskinan antara lain : kultural, natural, struktural.
Indikator kemiskinan menggunakan beberapa pendekatan diantaranya kecukupan pangan dan
gizi. Terdapat beberapa indikator pangan untuk menghitung angka kemiskinan.
D. Tes Formatif
Jika sebuah keluarga di wilayah perkotaan mempunyai 4 orang anggota keluarga
mengkonsumsi beras 2 kg per hari.
1. Berapa konsumsi beras keluarga tersebut per orang per tahun?
2. Terkategori apakah keluarga tersebut menurut Sayogya?
DAFTAR PUSTAKA
Santosa, E. 2005. Berbagai Urusan Kemiskinan. Dialogue. 2.3: 1-14.
Sumodiningrat, G. 1998. Membangun Perekonomian Rakyat, Pustaka Pealajar, Yogyakarta.
Cahyat, A. 2004. Bagaimana Kemiskinan Diukur? Beberapa Model Penghitungan
Kemiskinan Di Indonesia. Governance Brief, 2004, 2.
World Bank, 2006. Repositioning Nutrition As Central To Development: A Strategy For
Large-scale Action.
Bappenas. 2011. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015. BAPENAS
Indonesia, Jakarta.
SENARAI
Rawan Pangan : mempunyai akses yang rendah terhadap pangan.
BAB XIII
DISTRIBUSI PENDAPATAN
PANGAN DAN GIZI
13.1 PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Pendapatan dapat memengaruhi konsumen makanan dan gizi. Berdasarkan
pendapatan akan menentukan akses pangan secara ekonomi, data beli pangan serta jumlah
dan kualitas pangan. Distribusi pendapatan yang baik akan mengurangi kesenjangan ekonomi
antar keluarga sehingga akan mengurangi kesenjangan gizi.
Pendapatan terdiri dari pendapatan pribadi, pendapatan rumah tangga, dan pendapatan
disposibel. Pendapatan pribadi merupakan semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan
yang diperoleh tanpa melakukan sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh seseorang.
Pendapatan rumah tangga adalah semua jenis pendapatan yang diterima oleh seluruh anggota
rumah tangga. Dan pendapatan disposibel merupakan pendapatan yang dapat digunakan oleh
para penerima pendapatan untuk membeli barang atau jasa yang diinginkan, apabila
pendapatan pribadi dikurangi dengan pajak yang harus dibayarkan oleh penerima pendapatan.
Tingkat pendapatan kerap digunakan sebagai indikator tingkat keberhasilan
pembangunan ekonomi suatu negara. Namun, bila dilihat lebih jauh peningkatan pendapatan
tersebut belum menjamin perbaikan kesejahteraan anggota masyarakat luas karena tingkat
pendapatan yang bervariasi antar rumah tangga sesuai dengan tingkat penguasaan sumber
daya dan kemampuan mengelolanya. Tingkat pendapatan pun dapat mempengaruhi pola
konsumsi makan dan gizi.
B. Relevansi
Distribusi pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat
distribusi yang lebih luas cakupannya daripada mengukur kemiskinan. Mahasiswa Program
Studi Ilmu Gizi wajib menguasai pokok bahasan ini karena merupakan landasan untuk
merencanakan program pangan dan gizi, serta dapat menganalisis program pangan dan gizi.
C. kompetensi
C.1 Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami konsep dan prinsip ilmu ekonomi dalam merencanakan
program pangan dan gizi
C.2 Kompetensi Dasar
Mahasiswa memahami konsep dan perhitungan distribusi pendapatan.
D. Petunjuk Belajar
Mahasiswa diharapkan membaca sumber pustaka yang berkaitan dengan pokok
bahasan konsep dan hukum permintaan dan penawaran agar lebih mudah memahami materi
pada pokok bahasan ini. Selain itu mahasiswa juga mengerjakan soal latihan
Dan
mengujipemahamandengantesformatifuntukmengetahuisejauhmanapemahamanterhadapmater
ipadapokokbahasanini.Jikanilai yang didapatkanbelumselesaidengan yang
ditetapkanmakamahasiswaharusmengulangmempelajarimateripadapokokbahasaninisebelumb
eralihkepokokbahasanselanjutnya.
2. Hukum Bennett
Hukum Bennett: “starchy staple ratio”
menurunseiringdenganmeningkatnyapendapatanrumahtanggasebagaidiversifikasikonsumen
bundle konsumenpanganuntukmemasukkanhargakalori yang lebihtinggi.
Persentasebahnapanganpokokberpatidalamkonsumsipanganrumahtanggasemakinberk
urangdenganmeningkatnyapendapatanrumahtanggadancenderungberalihpaapangan yang
berenergimahal.
Timbul argument bahwa:
Karenapanganpokokberpatijumlahsubstitusinyasedikitdanjumlahkonsumsinyaterbatasdisebab
kanolehkemampuanmanusiaterbatassecarafisiologis. Karenaadanyakeinginanmanusia yang
universal untukmemperolehbahanmakanan yang bervariasidanberproteintinggi,
sertapermintaangula.
Hukum Bennett
mengatakanbahwaakanadapenurunanpadasaatpendapatanrumahtanggasemakinnaik, seperti
Dan
mengujipemahamandengantesformatifuntukmengetahuisejauhmanapemahamanterhadapmater
ipadapokokbahasanini.Jikanilai yang didapatkanbelumselesaidengan yang
ditetapkanmakamahasiswaharusmengulangmempelajarimateripadapokokbahasaninisebelumb
eralihkepokokbahasanselanjutnya.
4. Hukum Bennett
Hukum Bennett: “starchy staple ratio”
menurunseiringdenganmeningkatnyapendapatanrumahtanggasebagaidiversifikasikonsumen
bundle konsumenpanganuntukmemasukkanhargakalori yang lebihtinggi.
Persentasebahnapanganpokokberpatidalamkonsumsipanganrumahtanggasemakinberk
urangdenganmeningkatnyapendapatanrumahtanggadancenderungberalihpaapangan yang
berenergimahal.
Timbul argument bahwa:
Karenapanganpokokberpatijumlahsubstitusinyasedikitdanjumlahkonsumsinyaterbatasdisebab
kanolehkemampuanmanusiaterbatassecarafisiologis. Karenaadanyakeinginanmanusia yang
universal untukmemperolehbahanmakanan yang bervariasidanberproteintinggi,
sertapermintaangula.
Hukum Bennett
mengatakanbahwaakanadapenurunanpadasaatpendapatanrumahtanggasemakinnaik, seperti
Contohnya,rumahtanggagolonganperpendapatantinggidiperkotaan Indonesia
bagiantimurmengeluarkan 46% dari total pengeluarannyauntukmakanan,
sedangkanrumahtanggagolonganberpendapatanrendahditempat yang samamenghabiskan
64%. Padatahun 1996 rumahtanggadiperdesaandanperkotaan Indonesia mengeluarkan 46%
dan 53% dari total pengeluaranuntukmakanan.
Persentasekaloridiperolehdaribahanpanganpokokturunbersamanaiknyapendapatan,
karenakonsumenmendiversifikasibundelpangan yang
dikonsumsinyadenganmemasukankalory yang memilikihargatinggi.
3. HukumHouthakker
Hukumhouthakkermenyatakanbahwa “kualitas rata-rata darikalorimakanan
(diukurolehharga) meningkatdenganpendapatan”.
Seiringdenganmeningkatnyapendapatanmakakualitasdankuantitasmakanan (kalori)
yanhdiasup pun meningkat, sehinggakalorimakanandapatdiukurolehharga.
Distribusidibedakanmenjadi 2 yaitudistribusi personal (distribusiukuran)
dandistribusifungsional.Distribusi personal
digunkanuntukmelihatpembagianpendapatperkapitadari total pendapatan,
biasanyadikelompokanmenurutkelaspendapatan, menurutwilayah, profesi,
pendidikandanwaktu.Distribusifungsionaldigunkansebagaialatanalisisuntukmelihanpembagia
npendapatansuatuwilayahberdasarkansumber-sumberpendapatanataufaktorproduksi, misal:
berapapersenandilsektorperdagangandalamGNP nasionaldll.
Distribusipendapatanpadarumahtangga yang
tidakmeratamenimbulkankesenjangandalampendapatandankonsumsipanganataugizi:
kesenjanganpendapatan yang tinggimenunjukanadamasyarakat yang berpendapatanrendah,
sehinggadapatmeninggkatkankesenjangan social dankonsumsi.
KesenjanganPendapatan
Kesenjangan Kesenjangan
Konsumsi Sosial
Menurut Pareto
semakintinggipendapatansemakinkecilpeluangkelompokmasyarakatuntukmencapainya.Menu
rutCorradoGinisemakinrendahpendapatan, semakinbanyakjumlahpenerimapendapatn.Conrad
Lorenz menggambarkandistribusisecara gratis, padasumbu horizontal
digambarkanpersentasekomulatifpendapatan yang
diterima.Dapatmembandingkanberbagaiwilayahdanwaktusertapengaruhberbagaivaribelterhad
apdistribusi.
Penyebabkesenjanganpendapatandangizimenurutprocovicthdisebabkanolehpertumbuh
anekonomi, pertumbuhanpendudukdanperkambangankotadandesa.
Adapunsebabutamakesenjangandistribusidisebabkanolehkonsentrasikekayaanpadakelompoka
tas, kurangefektifnyapajakprogresifdansubsidi, terjadinyaakumulasikepemilikan
modaldanaspekkualitassumberdayamanusia.
Pengukurandistribusipendapatandangiziuntukmengukurbesarnyankesenjanganpendap
atandankonsumsidapatdibagimenjaditiga, yaitu:
4. MetodeStatistikMurni
Metode statistic murnimeliputisimpanganbaku, koefisienvariasi, ukuranselang (desil,
kuantil, kuartil, persentil, dll).
a. Simpangan Baku
Simpanganbakuadalahakarpangkat 2 darivarian,
SX = Sx/√n
Dimana:
Sx: simpangbaku
SX: simpangbaku rata-rata
n:jumlah sampel
Untukmengetahuadatidaknyakesenjangandigunakan t-test:
Th= Ii – I
Sx
Dimana:
Th: t hitung
Ii: Pendapatanatau intake individu
I: rata –rata pendapatanatau rata-rata intake
SX: simpangbaku rata-rata
Jika: t-hitung<t-tabelmakantidakterjadikesenjanganContoh 1.
Hasil survey konsumsidisebuahkeluargadengan 4
anggitakeluargadipeolehhasilsepertiditabelberikut.
Pertanyaannya:
apakahterdapatkesenjangankonsumsienergidiantaraanggotakeluarganya?
b. Koefisenvariasi
Pengukuranmenggunakankoefisienvariasiyaitudenganmenggunakanrasiosimpangbaku
rata-rata pendapatanatau intake gizipadakelompok yang ditelititerhadap rata-rata
pendapatanatau rata-rata intake gizi.
KV= Sx x 100 %
I
Dimana:
Sx = angka rata-rata
I= apatan/intake rata-rata
Distribusitidaksenjangjika KV < 10 %
Contohnya: Tingkat konsumsi energy 4
anggotadalamsebuahkeluargaadalahsebagaiberikut No TKE (%)
1. 95,1
2. 72,9
3. 96,4
4. 71,9
5. Metode Grafik
a. Kurva Laurenz
Merupakan kurva yang menggambarkan persen komulatif penerima pendapatan dan persen
komulatif pendapatan yang diterima. Kesenjangan diukur dari jarak kurva Laurenz dengan
garis kesamarataan. Kesenjangan tinggi jika jarak antara kurva Laurenz dengan garis
kesamarataan semakin jauh.
Gambar 15. Kesenjangan Diukur dari Kurva Laurenz
6. Metode Gabungan
Metode gabungan terdiri dari bilangan gini ratio dan kuznets indeks.
a. Koefisien Gini Ratio
Koefisien gini adalah ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan pendapatan secara agregat
(secara keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu
(ketimpangan/pemerataan tidak sempurna). Koefisien gini ratio berasar dari nama seorang
ahli statistik italia C.Gini, orang pertama yang memformulasikannya pada tahun 1912.
Angka ketimpangan untuk negara-negara.
Koefisien Gini Ratio tidak bisa lepas pembahasannya dengan kurva lorenz. Karena koefisien
Gini merupakan formulasi yang menghitung rasio luas bidang antara garis diagonal (perfect
equality) dan kurva lorenz.
Data yang diperlukan dalam perhitungan gini ratio :
Jumlah rumah tangga atau penduduk
Rata-rata pendapatan atau pengeluaran rumah tangga yang sudah dikelompokkan
menurut kelasnya.
Jika angka koefisien Gini mendekati 0, maka distribusi pendapatan semakin merata,
sebaliknya bila mendekati angka 1, maka distribusi pendapatan semaki tidak merata. Secara
lebih lengkap, kriteria penilaian koefisien Gini Ratio adalah sbb :
Nilai gini ratio tersebutlah yang akan menjadi salah satu dasar ukuran angka kemiskinan yang
terjadi. Sedangkan Koefisien Gini adalah ukuran yang biasanya digunakan untuk mengukur
kesenjangan pendapatan dan kekayaan. Masalah utama dalam distribusi pendapatan adalah
terjadinya ketimpangan ditribusi pendapatan. Hal ini bisa terjadi akibat perbedaan
produktivitas yang dimiliki oleh setiap individu dimana satu individu/kelompok mempunyai
produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu/kelompok lain.
B. Latihan
C. Rangkuman
Dalam distribusi pangan dan gizi masih menjadi kebutuhan primer dari setiap anggota
dan golongan masyarakat. Hal ini jelas dibuktikan masih tinggi kebutuhan akan pangan dan
gizi. Namun masih ada masalah dalam distribusi pendapatan yaitu terjadinya ketimpangan.
Yang menjadi masalah distribusi pendapatan yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi
tidak diikuti oleh pemerataan atau hasil-hasil pembangunan, yang dengan hal ini dapat
menunjukkan pemerataan pendapatan.
Ada beberapa cara untuk mengukur dan melihat ketimpangan dan ketidakmerataan
distribusi pendapatan yaitu menggunakan koefisien gini dan kurva Laurenz. Dengan
menghitung menggunakan koefisien gini dapat melihat pemerataan pendapatan da nada
ketidaksenjangan distribusi, sehingga model tingkat konsumsi dalam distribusi pendapatan ini
erat kaitannya dengan indikator kemiskinan.
D. Tes formatif
Mahasiswa harus mencari sumber pustaka untuk memperdalam materi pada pokok
bahasan ini. Untuk dapat melanjutkan ke pokok bahasan berikutnya, mahasiswa harus
mampu menjawab tes formatif benar. Jika belum memenuhi, maka mahasiswa harus
mengulangi mempelajari pokok bahasan ini.
1. Karena pengeluaran untuk pangan cenderung tetap karena terbatasnya kapasitas dari
perut manusia.
2. Karena pangan pokok berpati jumlah subtitusinya sedikit dan jumlah konsumsinya
terbatas disebabkan oleh kemampuan manusia terbatas secara fisiologis. Karena
adanya keinginan manusia yang universeal untuk memperoleh bahan makanan yang
bervariasi dan berprotein tinggi, serta permintaan gula.
DAFTAR PUSTAKA
Suyatno, 2010. Gizi Dalam Pembangunan: Distribusi Pendapatan dan Gizi. Dept. of Public
Health Nutrition, Faculty of Public Health Diponegoro University, Semarang.
Suyatno, 2010. Distribusi Pendapatan dan Gizi. Dept. of Public Health Nutrition, Faculty of
Public Health Diponegoro University, Semarang.
Isma, Hasania. 2010. Distribusi Pendapatan dan Pola Konsumsi Masyarakat Desa Pesisir
Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai. USU Institutional Repository.
Chakrabarty, Manisha dan Hildenbrand, Werner, 2009. Engel’s Law Reconsidered. Jerman:
University of Bonn dan India: Indian Institute of Management Calcutta.
Wenni, A., A Maria, Michael dan L Kristanti, 2013. Perekonomian Indonesia Ketimpangan
Pendapatan. Surabaya: Universitas Surabaya.
SENARAI
14.1 PENDAHULUAN
A. Deskripsi singkat
Kebijakan pangan telah dibuat untuk mengatur agar penyediaan, pendistribusian dan
akses pangan di Indonesia berjalan dengan lancer. Kebijakan pangan juga secara langsung
mengatur ketahanan pangan di Indonesia. Kebijakan pangan pada intinya berkaitan dengan
pengaturan dan fasilitas pemerintah atas segala aspek ekonomi pangan. Mulai dari cara
memproduksinya, mengolahnya, menyediakannya, memperolehnya, men-distribusikannya
hingga mengonsumsinya merupakan aspek yang menjadi perhatian utama pemerintah di
bidang pembangunan pangan yang diimplementasikan melalui berbagai regulasi, fasilitas,
dan intervensi.
Kebijakan dalam tatanan global tidak terlepas dari perdagangan bebas. Pembentukan
World Trade Organization (WTO) telah memberikan konsep liberalisasi perdagangan kepada
dunia, khususnya kepada negara-negara anggota, dimana konsep dasar dari liberalisasi
perdagangan adalah penghilangan hambatan dalam perdagangan internasional.
Barang Dumping
Untuk mengetahui apakah produsen melakukan praktik dumping atau tidak, maka perlu
diketahui apakah barang yang diproduksinya merupakan barang dumping atau tidak. Untuk
itu perlu diketahui terlebih dahulu apa yang dimaksudkan dengan barang dumping tersebut.
Untuk menentukan apakah ada barang dumping atau tidak tergantung dari harga normal
(normal value).
Dalam artikel 2(1), regulasi 384/96 (Peraturan Perundang-Undangan Masyarakat Eropa
Mengenal Masalah Antidumping dan Countervailing Duties) diatur: Harga Normal adalah
biasanya didasarkan pada alat pembayaran atau daya bayar dalam kegiatan perdagangan oleh
pelanggan indenpenden di negara pengekspor).
2. Kebijakan Ketahanan Pangan
Ketahanan pangn mempunyai 3 subsistem yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan
konsumsi pangan dan gizi. Sistem pangan nasional tergmbar pada Gambar 13.
Sumberdaya
KETAHANAN PANGAN
Lahan SDM yang
Air Ketersediaan
tangguh
SDM (sehat,
Keterjangkauan
Teknologi aktif,
Kelembagaan Konsumsi produktif)
Budaya Pangan & Gizi
Pasar Pangan
Lingstrat LN & DN: Penduduk, Perubahan
DN/LN
Iklim, Kinerja Ekonomi, Dinamika Pasar
Pangan, Shock/Bencana
Gambar 17. Sistem Pangan Nasional
1) Ketersediaan Pangan
a. Penyediaan pangan diutamakan dari produksi dalam negeri dan cadangan
pangan
b. Swasembada untuk komoditas strategis (beras, jagung, kedelai)
c. Penyediaan beragam pangan berdasarkan potensi sumber daya dan budaya
lokal
d. Pemberian bantuan pangan (Jaring Pengaman Nasional) bagi masyarakat
rawan pangan kronis (miskin/rawan pangan)
e. Pemberian bantuan pangan untuk penanganan cepat/darurat bagi rawan
pangan transien (akibat bencana/darurat)
3) Konsumsi Pangan
a. Sosialisasi, promosi dan edukasi budaya pangan yang beragam, bergizi
seimbang, dan aman (B25A) sekaligus mendorong penurunan konsumsi beras
per kapita
b. Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan: Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL)
c. Pengembangan produksi pangan lokal
d. Peningkatan penanganan dan pengawasan keamanan pangan segar
3. Perdagangan Bebas
Pembentukan world Trade Organization (WTO) telah memberikan konsep liberalisasi
perdagangan kepada dunia, khususnya kepada negara-negara anggota, dimana konsep
dasar dari liberalisasi perdagangan adalah penghilangan hambatan dalam perdagangan
internasional.
Definisi Pasar Bebas adalah sebuh konsep ekonomi yang mengacu kepada penjualan
produk antar Negara tanpa pajak ekspor impor atau hambatan perdagangan lainnya.
Perdagangan bebas juga dapat didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan
(hambatan yang dibuat pemerintah) dalam perdagangan antar individual-individual dan
perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda. Dimana seluruh keputusan
ekonomi dan aksi oleh individu yang berhubungan dengan uang, barang, dan jasa adalah
sukarela. Ekonomi pasar bebas adalah ekonomi dimana pasar relative bebas. Pasar bebas
diadvokasikan oleh pengusul ekonomi liberalism. Memperoleh barang yang tidak dapat
diproduksi di negeri sendiri.
Istilah perdagangan bebas identik dengan adanya hubungan dagang antar negara
anggota maupun negara non-anggota. Dalam implementasinya perdagangan bebas harus
memperhatikan beberapa aspek yang memengaruhi yaitu mulai dengan meneliti
mekanisme perdagangan, prinsip sentral dari keuntungan komparatif (comparative
advantage), serta pro dan kontra di bidang tarif dan kuota, serta melihat bagaimana
berbagai jenis mata uang atau valuta asing diperdagangkan berdasarkan kurs tukar valuta
asing.
Konsep perdagangan bebas (liberalisasi perdagangan) menurut Adam Smith, seorang
ahli ekonomi klasik, merupakan kegiatan perdagangan barang-barang yang diberikan
bebas berdasarkan hukum pasar, atau yang disebutkan oleh Hugo Grotius, di istilahkan
dengan Laissez Faire. Yang dapat di definisikan “bebas melakukan apa yang engkau
inginkan” atau bebas campur tangan pemerintah untuk membantu orang miskin,
pengontrolan upah buruh, bantuan atau subsidi pertanian.
Morris berkesimpulan bahwa ketidak seimbangan bukan hanya menjadi penyebab,
namun juga merupakan akibat dari globalisme. Globalisasi ekonomi dan perdagangan
bebas yang bebas dari hambatan-hambatan penyebab distorsi memiliki potensi untuk
meningkatkan kesejahteraan bangsa-bangsa. Namun penyalahgunaan potensi tersebut oleh
Negara yang diuntungkan berakibat semakin terpuruknya nasib Negara-negara
berkembang. Selain itu, dalam praktiknya, dalam perdagangan bebas persaingan akan
semakin ketat dan mungkin terjadi kecurangan-kecurangan, salah satunya adalah politik
dumping.
Ciri-ciri Pasar Bebas
a. Mengurangi biaya untuk fasilitas dan pembangunan umum seperti dana umum
pendidikan, kesehatan, penyediaan air bersih, dan pembangunan daerah secara umum
harus dikurangi.
b. Pasar yang berkuasa, bukan pemerintah atau negara yang membebaskan swasta dari
peraturan kebijakan pemerintah, walaupun kegiatan swasta tersebut membawa dampak
yang sangat buruk terhadap rakyat dan kehidupan kemasyarakatan.
Indah A
c. Privatisasi/swastanisasi dengan alasan untuk meningatkan efektivitas dan efisiensi
pelayanan kepad rakyat, maka perusahaan milik negara harus dijual, termasuk penjualan jeni-
jenis usaha yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
d. Mencabut peraturan yang mengganggu keuntungan ekonomi, harus dicabut atau sedikitnya
dikurangi jumlahnya.
e. Pencabutan bantuan sosial bantuan negara atau pemerintah untuk orang yang paling miskin
harus dicabut.
f. Monopoli teknologi penggunaan yang hanya dapat dikuasai dan dikelola oleh pemilik
modal untuk memproduksi produk-produknya.
a. Keterbatasan konsumen yang memerlukan komoditi di dalam negeri. Untuk itu perlu
memasarkan keluar negeri.
b. Tidak semua masyarakat uatu negara bisa memenuhi kebutuhan komoditinya sehingga
harus dilakukan impor dari negara lain.
4. Politik Dumping
Sebagaimana diketahui bahwa seua negara anggota WTO (World Trade Organization) telah
sepakat untuk menciptakan perdagangan baik yang bebas, dimana semua hambatan
perdagangan baik yang berbentuk tarif maupun non tarif dihapuskan. Dengan adanya
penghapusan habatan-hambatan perdagangan tersebut, maka arus barang dapat masuk ke
semua egara anggota dengan bebas. Indonesia merupkan salah satu negara anggota
Organisasi Perdagangan Dunia (The World Trade Organization), karena telah meratifikasi
Agreement Estabilishing the World trade Organization sebagaimana diwujudkan dalam
Undang-Undang No. 7 Tahun 1994 Tentang Pengesahan Establishing the World Tradae
Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia). Sebagai negara
anggota WTO, Indonesia harus mematmuhi peraturan organisasi perdagangan dunia tersebut.
Konsekuensi dari perdagangan bebas tersebut menyebabkan persaingan dalam merebut pasar
menjadi semakin ketat dan kemungkinan praktik perdagangan yang tidak sehat (unfair trade
practices) dapat terjadi. Dalam kaitannya dengan perdagangan internasional banyak praktik
perdangangan yang tidak sehat, dan yang paling banyak terjadi adalah masalah dumping,
karena praktik dumping dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi industri dalam
negeri , dan secara lebih luas lagi dapat memukul dunia usaha suatu negara tempat praktik
dumping itu terjadi.
Dumping merupakan strategi penetapan harga eksporp suatu barang lebih rendah dari harga
jual produk tersebut di dalam negerinya (nilai normal) yang dilakukan oleh perusaan dengan
tujuan untuk meningkatkan pangsa pasar, memperluas pasar, atau tujuan lainnya. Dumping
adalah menjual barang ke negeri sendiri. Dumping adalah politik ekonomi yang dilakukan
suatu negara untuk menjual hasil produksinya di luar negeri dengan harga lebih murah
daripada penjualan dalam negeri, dengan tujuan menguasai pasaran luar negeri.
Pengertian dumping dalam konteks hukum perdagangan internasional adalah suatu bentuk
diskriminasi harga internasional yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau negara
pengekspor, yang menjual barangnya dengan harga yang lebih rendah di pasar luar negeri
dibandingkan di pasar dalam negeri sendiri, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
atas produk ekspor tersebut.
Berdasarkan ketentuan dan pengertian tentang dumping tersebut di atas dapat disebutkan
bahwa unsur-unsur dumping adalah:
Jenis-Jenis Dumping
Suatu barang yang diekspor ke neger lain di mana harga ekspornya lebih rendah dari harga
normalnya, atau harga domestik egara pengekspor, maka barang tersebut dianggap sebagai
barang dumping. Tujuannya adalah agar pengusaha dapat merebut konsumen sebanyak
banyaknya, maka pengusaha menempuh strategi persaingan harga dengan menekan harga
serendah mungki untuk barang sejenis dengan perusahaan lain. Praktik dumping dalam
perdagangan internasional merupakan praktik dagang yang tidak fair yang dipandang sebagai
perbuatan curang, yaitu merupakan persaingan yang tidak jujur (unfair competition).
Praktik dumping merupakan praktik dagang yang tidak fair karena bagi negara pengimpor,
praktik dumping akan menimbulkan kerugian bagi dunia usaha, atau industri barang sejenis
dalam negeri, dengan terjadinya banjir barang-barang dari pengekspor yang harganya jauh
lebih murah dari pada barang dalam negeri akan mengakibatkan barang sejeniskalah
bersaing, sehingga pada akhirnya akan mematikan pasar barang sejenis dalam negeri, yang
diikuti menculnya dampak ikutannya, seperti pemutusan hubungan kerja massal,
pengangguran, dan bangkrutnya industri sejenis dalam negeri.
Dalam praktik perdagangan internasional dumping ada beberapa jenis, dan oleh para ahli
ekonomi pada umumnya dapat diklasifikasikan atas 3 (tiga) jenis, yaitu:
C. Rangkuman
Kebijakan untuk pangan mencakup kebijakan ketersediaan pangan, distribusi, dan
konsumsi. Perdagangan bebas merupakan sebuah konsep ekonomi yang mengacu kepada
penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor import atau hambatan perdagangan
lainnya. Dumping adalah politik ekonomi yang dilakukan suatu negara untuk menjual
hasil produksinya di luar negeri dengan harga yang lebih murah daripada penjualan dalam
negeri, dengan tujuan menguasai pasaran luar negeri.
D. Tes formatif
1. Sebutkan kebijakan pangan pemerintah yang berkaitan dengan konsumsi pangan
2. Sebutkan 2 faktor yang memengaruhi suatu negara menjalankan pasar bebas
3. Sebutkan kerugian dengan adanya praktik dumping
DAFTAR PUSTAKA
Amaliyah, Ridha. Dampak Penarapan Agreement on Agriculture terhadap Ketahanan Pangan
Indonesia: Kasus Kedelai Import. Universitas Airlangga ; Surabaya
Araujo et.al. 2001. Antidumping in the America: Analyse on trade and integration in the
American Organization of American States
Ariawan.2012. Perjanjian Perdagangan Bebas dalam Liberalisasi Perdagangan: Studi
mengenai ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) yang diikuti oleh
Indonesia. Disertasi. Fakultas Hukum Universitas Indonesia ; Depok
Badan Ketahanan Pangan. 2014. Ketahanan Pangan dan Gizi. Disampaikan dalam Temu
Ilmiah Internasional PERSAGI November 2014. Badan Ketahanan Pangan
Kementrian Pertanian.
Brotosusilo, A. 2004. WTO, Regional And Bilateral Trade Liberalization: It’s Implication
For Indonesia. Universitas Indonesia
Hardono G.S, Rachman Handewi P.S, Suhartini Sri.H. 2001. Korelasi harga dan derajat
Spasial Antara Pasar Dunia dan Pasar Domestik untuk Komoditas Pangan dalam
Era Liberalisasi Perdagangan. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian; Bogor
Hardono G.S, Rachman Handewi P.S, Suhartini Sri.H. 2004. Liberalisasi Perdagangan: Sisi
Teori, Dampak Empiris dan Perspektif Ketahanan Pangan. Forum Penelitian Agro
Ekonomi. Vol.22 (2)
Hariyadi, P. 2009. Menuju Kemandirian Pangan Ketahanan Pangan Berbasis Sumber Daya
Lokal. Prosiding Seminar: Menuju Ketahanan Pangan yang kokoh sebagai Buffer
Krisis dan Fondasi Ketahanan Nasional. Bogor: SEAFAST Center
Yustiawan, Dewa G.P. 2011. Perlindungan Industri dalam Negeri dari Praktik Dumping.
Tesis. Universitas Udayana; Denpasar