Anda di halaman 1dari 6

Teori Permintaan - 

Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan


mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu.

Pada setiap kegiatan transaksi dalam perekonomian pastinya akan terdapat dua aspek yang
saling berhubungan, yaitu permintaan (Demand) dan penawaran (Supply). Harga barang dan
kuantitas barang atau jasa yang saling mempengaruhi . Permintaan dan penawaran akan
saling bertemu dan akan membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas
(jumlah barang).

Teori Permintaan

A. Pengertian Permintaan

Menurut Gilarso (2007), dalam ilmu ekonomi istilah permintaan (demand) mempunyai arti
tertentu, yaitu selalu menunjuk pada suatu hubungan tertentu antara jumlah suatu barang
yang akan dibeli orang dan harga barang tersebut. Permintaan adalah jumlah dari suatu
barang yang mau dan mampu dibeli pada berbagai kemungkinan harga, selama jangka waktu
tertentu, dengan anggapan hal-hal lain tetap sama (=ceteris paribus).

Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu
tertentu. Permintaan berkaitan dengan keinginan konsumen akan suatu barang dan jasa yang
ingin dipenuhi. Dan kecenderungan permintaan konsumen akan barang dan jasa tak terbatas.

Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen,
pada berbagai tingkat harga.

B. Jenis-jenis Permintaan

1. Berdasarkan daya beli

 Permintaan efektif, yaitu permintaan terhadap barang atau jasa yang disertai daya beli
dan melakukan transaksi.
 Permintaan potensial, yaitu permintaan terhadap barang atua jasa yang disertai daya
beli tetapi konsumen masih mempertimbangkan transaksinya (belum dilakukan
transaksi).
 Permintaan absolute, yaitu permintaan terhadap barang/jasa yang tidak disertai daya
beli.

2. Berdasarkan jumlah yang melakukan permintaan

 Permintaan individu adalah permintaan seseorang terhadap barang/jasa untuk


memenuhi kebutuhan hidupnya.
 Permintaan kelompok adalah permintaan dari sekelompok orang atau masyarakat
pada saat yang bersamaan (penjumlahan permintaan individu).
C. Hukum Permintaan

Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat
negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah
barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta
meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi:
“Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta,
dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia
diminta.”

Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut
berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).

Hukum Permintaan pada hakikatnya merupakan hipotesis yang menyatakan bahwa : 


“ Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana hubungan
berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau naik, maka jumlah barang yang
diminta akan menurun dan sebaliknya apabila harga barang turun maka jumlah barang yang
diminta akan meningkat”.

Hukum permintaan menyatakan bahwa harga sebuah barang meningkat, kuantitas (jumlah)
uang diminta akan turun, sebaliknya jumlah (kuantitas) barang yang diminta naik. Jika harga
sebuah barang mengalami penurunan. Dalam hal ini kuantitas yang diminta berhubungan
negative dengan harga barang. Hukum yang berlaku dalam ilmu ekonomi tidaklah berlaku
mutlak tetapi bersifat ceteris paribus.

D. Fungsi Permintaan

Menurut Virgantari (2011), secara umum, fungsi permintaan menyatakan hubungan jumlah
yang diminta dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada tempat dan waktu tertentu.
Fungsi permintaan dapat diturunkan melalui dua cara, yang pertama adalah memaksimumkan
kepuasan dengan kendala jumlah anggaran dan harga barang. Fungsi permintaan yang
diturunkan dari prinsip ini disebut dengan fungsi permintaan Marshallian. Fungsi ini pertama
kali diperkenalkan oleh ekonom Inggris Alfred Marshal pada tahun 1980 dan menganggap
bahwa pendapatan konsumen konstan. Fungsi permintaan lain dapat diturunkan dengan
menerapkan teori dualitas, yaitu meminimumkan biaya dan memaksimumkan output pada
tingkat pengeluaran tetap.

Permintaan yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang


memengaruhinya disebut fungsi permintaan. Fungsi permintaan menghubungkan antara
variabel bebas dengan variabel tidak bebas. Persamaan fungsi permintaan dapat disusun
sebagai berikut.

Dx = f (Px, Py, Y, T, N) dimana :

Dx = permintaan akan barang x


Px = harga barang x
Py = harga barang y
Y = pendapatan per kapita
T = selera
N = jumlah penduduk

Dx adalah variabel tidak bebas, karena besarnya nilai ditentukan oleh variabel lain. Px, Py, Y,
T dan N adalah variabel bebas karena besar nilainya tidak tergantung besarnya variabel lain.
Tanda positif dan negatif menunjukkan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap
permintaan akan barang. Hukum permintaan pada hakikatnya menyatakan bahwa makin
rendah harga suatu barang, makin banyak permintaan atas barang tersebut; sebaliknya
semakin tinggi harga suatu barang semakin sedikit permintaan atas barang tersebut (Firdaus,
2008).

E. Faktor yang Memperngaruhi Permintaan (Demand)

Menurut Danniel (2004), permintaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang antara lain
adalah harga barang yang bersangkutan, harga barang substitusi atau komplemennya, selera,
jumlah penduduk, dan tingkat pendapatan.

Hal-hal yang mempengaruhi tingkat permintaan (Demand) individu terhadap barang dan jasa
antara lain sebagai berikut :

1. Harga barang itu sendiri

Hubungan harga dengan permintaan adalah hubungan yang negatif. Harga barang akan
memengaruhi jumlah barang yang diminta. Artinya bila yang satu naik maka yang lainnya
akan turun dan begitu juga sebaliknya jika harga turun maka jumlah permintaan barang akan
meningkat.. Semua ini berlaku dengan catatan faktor lain yang mempengaruhi jumlah
permintaan dianggap tetap.

2. Harga barang lain atau substitusi (pengganti)

Harga barang dan jasa pengganti (substitusi) ikut memengaruhi jumlah barang dan jasa yang
diminta. Apabila harga dari barang substitusi lebih murah maka orang akan beralih pada
barang substitusi tersebut. Akan tetapi jika harga barang substitusi naik maka orang akan
tetap menggunakan barang yang semula.

Terjadinya perubahan harga pada suatu barang akan berpengaruh pada permintaan barang
lain. Harga barang lain dapat meliputi harga barang substitusi, komplemen, dan independen.
Salah satu contoh barang substitusi, bila harga kopi naik, biasanya permintaan teh akan naik.
Barang komplementer contohnya roti dengan keju. Apabila keduanya dipakai secara
bersamaan sehingga dengan demikian bila salah satu dari harga barang tersebut naik, pada
ummumnya akan mempengaruhi banyaknya konsumsi barang komplemennya. Barang
independen adalah barang yang tidak dipengaruhi oleh harga barang yang lain.

3. Harga barang komplementer (pelengkap)

Barang pelengkap juga dapat memengaruhi permintaan barang/jasa. Misalnya sepeda motor,
barang komplementernya bensin. Apabila harga bensin naik, maka kecenderungan orang
untuk membeli sepeda motor akan turun, begitu juga sebaliknya.

4. Jumlah Pendapatan
Semakin banyaknya jumlah penduduk makin besar pula barang yang dikonsumsi dan makin
naik permintaan. Penambahan jumlah penduduk mengartikan adanya perubahan struktur
umur. Dengan demikian, bertambahnya jumlah penduduk adalah tidak proporsional dengan
pertambahan jumlah barang yang dikonsumsi.

Perubahan tingkat pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsi.


Secara teoretis, peningkatan pendapatan akan meningkatkan konsumsi. Bertambahnya
pendapatan, maka barang yang dikonsumsi tidak hanya bertambah kuantitasnya, tetapi
kualitasnya juga meningkat.

Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut menentukan besarnya permintaan
akan barang dan jasa. Apabila pendapatan yang diperoleh tinggi maka permintaan akan
barang dan jasa juga semakin tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya turun, maka kemampuan
untuk membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah barang akan semakin turun.
Misalnya pendapatan Ibu Tia dari hasil dagang minggu pertama Rp200.000,00 hanya dapat
untuk membeli kopi 20 kg. Tetapi ketika hasil dagang minggu kedua Rp400.000,00, Ibu Tia
dapat membeli kopi sebanyak 40 kg.

5. Selera konsumen

Selera merupakan variabel yang mempengaruhi besar kecilnya permintaan. Selera dan pilihan
konsumen terhadap suatu barang bukan saja dipengaruhi oleh struktur umum konsumen,
tetapi juga karena faktor adat dan kebiasaan setempat, tingkat pendidikan, atau lainnya.

Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah barang yang diminta.
Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka permintaan terhadap barang
tersebut akan meningkat pula. Misalnya, sekarang ini banyak orang yang mencari hand phone
yang dilengkapi fasilitas musik dan game, karena selera konsumen akan barang tersebut
tinggi maka permintaan akan hand phone yang dilengkapi musik dan game akan meningkat.

6. Intensitas kebutuhan konsumen

Intensitas kebutuhan konsumen berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta.


Kebutuhan terhadap suatu barang atau jasa yang tidak mendesak, akan menyebabkan
permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut rendah. Sebaliknya jika kebutuhan
terhadap barang atau jasa sangat mendesak maka permintaan masyarakat terhadap barang
atau jasa tersebut menjadi meningkat, misalnya dengan meningkatnya curah hujan maka
intensitas kebutuhan akan jas hujan semakin meningkat. Konsumen akan bersedia membeli
jas hujan hingga Rp25.000,00 walaupun kenyataannya harga jas hujan Rp15.000,00.

7. Perkiraan harga pada masa depan

Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka konsumen cenderung
menambah jumlah barang yang dibeli karena ada kekhawatiran harga akan semakin mahal.
Sebaliknya apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan turun, maka konsumen
cenderung mengurangi jumlah barang yang dibeli. Misalnya ada dugaan kenaikan harga
bahan bakar minyak mengakibatkan banyak konsumen antri di SPBU (Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum) untuk mendapatkan bensin atau solar yang lebih banyak.

8. Jumlah penduduk
Pertambahan penduduk akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah
penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan
meningkat.

Semakin banyaknya jumlah penduduk makin besar pula barang yang dikonsumsi dan makin
naik permintaan. Penambahan jumlah penduduk mengartikan adanya perubahan struktur
umur. Dengan demikian, bertambahnya jumlah penduduk adalah tidak proporsional dengan
pertambahan jumlah barang yang dikonsumsi.

F. Kurva Permintaan

Kurva permintaan merupakan grafik yang menggambarkan hubungan antara harga dengan
jumlah komoditas yang ingin dan dapat dibeli konsumen. Kurva ini digunakan untuk
memperkirakan perilaku dalam pasar kompetitif dan seringkali digabung dengan kurva
penawaran untuk memperkirakan titik ekuilibrium (saat jumlah penawaran dan permintaan
sama).

Menurut Haryati (2007), kurva permintaan adalah kurva yang menghubungkan antara harga
barang (ceteris paribus) dengan jumlah barang yang diminta. Kurva permintaan
menggambarkan tingkat maksimum pembelian pada harga tertentu, ceteri paribus (keadaan
lain tetap sama). Kurva permintaan menggambarkan harga maksimum yang konsumen
bersedia bayarkan untuk barang bermacam-macam jumlahnya per unit waktu. Konsumen
tidak besedia membayar pada harga yang lebih tinggu untuk sejumlah tertentu, tetapi pada
jumlah yang sama konsumen bersedia membayar dengan harga yang lebih rendah. Konsep ini
disebut dengan kesediaan maksimum konsumen mau bayar atau willingness to pay.

Harga (Pq)

Kenaikan harga produk (ceteris paribus) akan menyebabkan penurunan jumlah barang yang
diminta yang berarti terjadi perpindahan di sepanjang kurva permintaan. Perubahan variabel
non harga akan menyebabkan pergeseran kurva permintaan, atau menyebabkan perubahan
jumlah barang yang diminta pada tingkat harga tertentu. Faktor-faktor yang menyebabkan
pergeseran permintaan diantaranya adalah perubahan pendapatan, selera, harga barang lain
dan jumlah populasi.

G. Pergeseran Kurva Permintaan

Perubahan harga barang lain berpengaruh pada pergeseran kurva permintaan.


Kenaikan harga barang substitusi (yang bersifat saling menggantikan) menggeser kurva
permintaan komoditi ke kanan, lebih banyak yang dibeli pada setiap tingkat harga. Kenaikan
harga barang komplementernya (komoditi yang digunakan secara bersama-sama) akan
menggeser kurva permintaan ke kiri. Pertumbuhan jumlah populasi atau penduduk
menciptakan permintaan baru. Penduduk yang bertambah ini harus memiliki daya beli
sebelum permintaan berubah. Peningkatan orang berusia kerja, tentunya akan menciptakan
pendapatan baru. Jika ini terjadi, permintaak untuk semua komoditi yang dibeli oleh
penghasil pendapatan baru akan meningkat. Kenaikan jumlah penduduk akan menggeser
kurva permintaan untuk komoditi ke arah kanan, yang menunjukkan bahwa akan lebih
banyak komoditi yang dibeli pada setiap tingkat harga.

Pergeseran kurva permintaan disebabkan oleh berbagai faktor selain harga produk tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan pendapatan dapat mengubah
jumlah permintaan akan barang serta dapat menggeser kurva permintaan.

Referensi :

1. Sadono sukirno, Pengantar teori ekonomi makro, Edisi ke 3, PT. RajaGrafindo


Persada, Jakarta, 2002
2. http://myilmulintashukum.blogspot.co.id/2015/09/ilmu-ekonomi.html
3. Danniel, Moehar. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.
4. Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Kanisius.
5. Farid Wijaya, Pengantar ekonomi makro, BPFE. UGM, Yogyakarta 2000 
6. Hariyati, Yuli. 2007. Ekonomi Mikro. Jember: CSS.
7. Virgantari, dkk. 2011. Analisis Permintaan Ikan di Indonesia: Pendekatan Model
Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS). Jurnal Sosek KP. Vol. 6(2): 191
– 203.

Anda mungkin juga menyukai