Anda di halaman 1dari 3

HUKUM PERMINTAAN

Definisi hukum permintaan

Dalam konteks ekonomi, permintaan merupakan sejumlah barang atau jasa yang dibeli atau
diminta pada suatu tingkat harga dan waktu tertentu. Permintaan merepresentasikan kebutuhan
atau keinginan konsumen akan barang dan jasa yang ingin dipenuhi.

Lantas, apa yang dimaksudkan dengan hukum permintaan? Hukum permintaan adalah suatu
kaidah yang menjelaskan tentang hubungan negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang
atau jasa yang diminta. Jika harga naik, maka jumlah barang atau jasa yang diminta akan turun.
Demikian pula sebaliknya, jika harga turun, maka permintaan terhadap jumlah barang atau jasa
akan meningkat. Itulah bunyi dari hukum permintaan yang berlaku asumsi cateris paribus, yang
artinya hukum tersebut berlaku apabila faktor-faktor selain harga tidak mengalami perubahan
atau dalam keadaan tetap. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya cateris paribus,
yaitu:

1. Jumlah produsen atau penjual tetap.


2. Penjual tidak memerlukan harga tunai.
3. Penjual tidak khawatir jika suatu saat harga mengalami kenaikan.
4. Teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa tetap.

Sebagaimana telah menjadi ketetapan dalam hukum permintaan, tingkat harga suatu barang atau
jasa akan mempengaruhi tingkat permintaan konsumen terhadap barang atau jasa tersebut.
Ketika harga naik, maka konsumen enggan untuk melakukan pembelian, sehingga permintaan
terhadap barang atau jasa turun. Konsumen cenderung lebih memilih untuk mencari barang atau
jasa substitusi atau pengganti yang harganya lebih murah.

Hukum permintaan tidak akan berlaku apabila faktor selain harga mengalami perubahan. Sebagai
contoh ketika menjelang hari raya keagamaan, harga barang-barang komoditas dan harga baju
cenderung meningkat. Meski demikian, permintaan akan barang-barang komoditas dan baju
tetap saja tinggi. Hal ini memang barang-barang tersebut dibutuhkan oleh konsumen. Demikian
pula untuk paket data internet, meski harganya cenderung naik, tetapi permintaannya tetap tinggi
sebab dibutuhkan oleh konsumen.
Jenis-jenis permintaan

Secara garis besar, permintaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni permintaan berdasarkan
daya beli dan jumlah pelaku transaksi.

1. Permintaan berdasarkan daya beli

Jenis permintaan berdasarkan daya beli terdiri dari tiga, yaitu:

 Permintaan efektif adalah jenis permintaan atas barang atau jasa yang disertai dengan
daya beli konsumen. Situasi yang timbul dalam jenis permintaan ini, konsumen
membutuhkan barang atau jasa dan memiliki daya beli atau kemampuan finansial untuk
membayar harga barang atau jasa tersebut. Contohnya, Si A ingin membeli sebuah baju
baru dan pada saat itu pula Si A memiliki uang untuk membeli barang yang
diinginkannya tersebut.
 Permintaan absolut adalah jenis permintaan atas barang atau jasa yang tidak disertai
dengan daya beli konsumen. Artinya, meskipun butuh tetapi konsumen tidak memiliki
kemampuan finansial untuk membeli atau membayar harga dari barang yang dibutuhkan
atau diinginkan. Contohnya, Si B ingin membeli sebuah gelang emas, tetapi uang yang
dimilikinya tak cukup, sehingga keinginan Si B untuk membeli gelas emas belum bisa
dipenuhi.
 Permintaan potensial adalah jenis permintaan atas barang atau jasa yang disertai dengan
daya beli konsumen, tetapi di sisi lain konsumen masih mempertimbangkan untuk
membeli barang atau jasa tersebut atau tidak. Contohnya, Si C memiliki uang yang cukup
untuk membeli sebuah laptop seri terbaru, namun Si C belum berkeinginan untuk
membeli laptop tersebut.

2. Permintaan berdasarkan jumlah pelaku transaksi

Ditinjau dari jumlah pelaku transaksi, jenis permintaan dibedakan menjadi dua, yaitu:

 Permintaan individu adalah jenis permintaan terhadap barang atau jasa yang dibutuhkan
seseorang guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Contohnya, pembelian
barang-barang sembako oleh seorang ibu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
 Permintaan kelompok disebut juga permintaan kolektif atau permintaan pasar adalah
jenis permintaan terhadap barang atau jasa yang dibutuhkan oleh sekelompok orang atau
masyarakat secara bersamaan. Contohnya, Si A dan Si B dalam waktu bersamaan
membutuhkan daging sapi untuk acara keluarga besarnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan

Permintaan konsumen akan barang atau jasa tak serta-merta muncul dengan sendirinya, tetapi
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut.

 Harga barang kebutuhan. Faktor ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
tingkat permintaan suatu barang atau jasa. Masyarakat umumnya cenderung memilih
barang atau jasa yang harganya murah. Jika harga barang kebutuhan mengalami
kenaikan, maka tingkat permintaan konsumen terhadap barang tersebut akan turun. Harga
barang demikian penting bagi konsumen, bahkan tak jarang konsumen cenderung
memilih harga murah dibandingkan kualitas barang.
 Harga barang substitusi. Jika harga barang substitusi atau pengganti turun, maka
konsumen akan beralih ke barang substitusi sehingga permintaan terhadap barang atau
jasa kebutuhan akan turun. Sebaliknya, apabila harga barang substitusi naik, maka
konsumen akan tetap memilih untuk membeli barang kebutuhan semula. Contohnya, jika
harga daging sapi naik, maka konsumen akan beralih ke daging ayam yang harganya
lebih murah.
 Harga barang komplementer. Faktor ini juga mempengaruhi permintaan suatu barang
atau jasa. Apabila harga barang komplementer (pelengkap) mahal, maka tingkat
permintaan terhadap barang utama menurun. Contohnya, jika harga bensin naik, maka
permintaan konsumen akan sepeda motor atau mobil menurun.
 Tingkat pendapatan atau daya beli konsumen. Tingkat pendapatan mencerminkan daya
beli konsumen. Sebab itu, faktor ini mempengaruhi tingkat permintaan terhadap suatu
barang atau jasa. Jika tingkat pendapatan konsumen tinggi, artinya daya beli konsumen
juga tinggi sehingga permintaan terhadap barang atau jasa akan semakin tinggi. Demikian
pula sebaliknya.
 Selera konsumen. Faktor ini berkaitan dengan keinginan yang timbul dalam diri
konsumen. Apabila selera konsumen terhadap suatu barang atau jasa meningkat, maka
permintaan akan barang atau jasa tersebut juga akan mengalami peningkatan.
 Intensitas kebutuhan konsumen. Semakin tinggi intensitas kebutuhan konsumen, maka
semakin tinggi pula permintaan terhadap barang atau jasa yang dibutuhkan. Sebaliknya,
jika kebutuhan akan barang atau jasa tidak mendesak artinya intensitasnya rendah, maka
permintaan terhadap barang atau jasa tersebut juga rendah.
 Jumlah penduduk. Faktor ini jelas berpengaruh terhadap permintaan. Jumlah penduduk
yang bertambah akan mempengaruhi jumlah barang atau jasa yang diminta semakin
bertambah pula. Sementara, apabila jumlah penduduk mengalami penurunan, maka
permintaan terhadap jumlah barang atau jasa juga akan menurun.
 Prediksi harga barang di masa depan. Faktor ini muncul sebab adanya kekhawatiran akan
adanya perubahan harga di masa mendatang. Ketika konsumen memprediksi harga suatu
barang atau jasa akan mengalami kenaikan, maka mereka akan melakukan pembelian
dalam jumlah barang, sehingga tingkat permintaan terhadap barang tersebut naik.
Sebaliknya, apabila konsumen memprediksi harga barang kebutuhan akan turun, maka
mereka melakukan sedikit pembelian. Akibatnya tingkat permintaan terhadap barang
tersebut menurun.

Anda mungkin juga menyukai