Anda di halaman 1dari 49

TUGAS INDIVIDU

RESUME
MOHAMMAD KAMAL REZA S.E.,M.E

NAMA :
ADELIA RIZKI FEBRIYANTI (4202114118)

POLITEKNIK NEGERI
D4 AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

PONTIANAK
2021
1. PERMINTAAN
A. Pengertian
Secara umum, permintaan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk meminta sesuatu
atau meminta barang dalam jumlah tertentu, yang akan dibeli atau diminta dengan suatu
harga dan waktu tertentu. Permintaan, berhubungan erat dengan keinginan konsumen
terhadap suatu barang dan jasa yang akan dipenuhi. Permintaan konsumen akan suatu barang
dan jasa, jumlahnya tak terbatas.
Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu
dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.
Menurut Gilarso (2007), dalam ilmu ekonomi istilah permintaan (demand) mempunyai
artitertentu, yaitu selalu menunjuk pada suatu hubungan tertentu antara jumlah suatu barang
yang akan dibeli orang dan harga barang tersebut. Permintaan adalah jumlah dari suatu
barang yang mau dan mampu dibeli pada berbagai kemungkinan harga, selama jangka
waktutertentu, dengan anggapan hal-hal lain tetap sama (=ceteris paribus).

B. Jenis-jenis Permintaan
Jenis-jenis permintaan Ada tiga jenis dalam permintaan, berikut penjelasannya:
 Permintaan Absolut, merupakan permintaan yang tidak didukung oleh daya beli.
Permintaan ini lebih mengarah pada angan-angan saja. Setiap manusia bisa dipastikan
memiliki permintaan absolut.
 Permintaan Efektif, merupakan permintaan konsumen terhadap barang dan jasa yang
dilakukan sesuai dengan daya beli yang dimiliki.
 Permintaan Potensial, merupakan permintaan terhadap barang dan jasa yang disertai
dengan daya beli tetapi belum melakukan pembelian.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan


Permintaan konsumen terhadap suatu barang ternyata tidak hanya berhubungan erat
dengan harga barang tersebut,tetapi berhubungan erat pula dengan faktor lainnya.terdapat
banyak faktor yang mempengaruhi permintaan selain harga barang itu sendiri. Faktor-faktor
selain harga barang itu sendiri adalah selera atau preferensi konsumen,banyaknya konsumen
di pasar, pendapatan, harga barang lain yang berhubungan dengan barang tersebut baik
barang-barang subtitusi maupun komplementer dan ekspektasi atau prakiraan akan harga-
harga dan pendapatan dimasa depan.
1. Harga barang yang dimaksud
harga barang yang dimaksud adalah harga barang itu sendiri, jika harga suatu barang
turun atau semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu naik dan sebaliknya.
Hal ini membawa kita pada “Hukum Permintaan” yaitu:
“Jika harga suatu barang naik maka permintaan barang tersebut akan turun,
sebaliknya jika harga barang tersebut turun maka permintaan akan naik.”
Hukum permintaan berlaku bila asumsinya berlaku yaitu ceteris paribus atau faktor
yang berpengaruh lainnya (selain harga) dianggap tetap.
2. Harga barang lain
hubungan suatu barang dengan barang lain dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)
golongan:
a. Barang pengganti atau barang substitusi, yaitu apabila suatu barang yang
dapat menggantikan fungsi barang lain. Contoh: minyak tanah dan gas. Harga
barang substitusi dapat mempengaruhi permintaan terhadap barang yang
digantikannya.
b. Barang pelengkap atau komplementer, yaitu apabila suatu barang selalu
digunakan secara bersama. Contoh: mobil dan bensin.
c. Barang yang tidak saling berhubungan titik contoh: kapal terbang dengan
sandal jepit.
3. Tingkat pendapat
Berhubungan dengan pendapatan konsumen, pendapatan akan menimbulkan
perubahan permintaan terhadap berbagai jenis barang.
Jenis barang dapat dibedakan menjadi dua, macam yaitu:
a. normal, yaitu barang yang permintaannya akan meningkat apabila pendapatan
konsumen naik.
b. Barang interior atau barang bermutu rendah yaitu barang yang diminta konsumen
berpenghasilan rendah apabila pendapatan konsumen tersebut naik maka permintaan
terhadap barang inferior akan menurun.
Merupakan hal yang relatif sulit apabila kita menganalisis pengaruh berbagai faktor
tersebut terhadap permintaan suatu barang. Oleh karena itu, dalam menganalisis teori
permintaan perlu untuk dibuat analisis yang lebih sederhana. Yang perlu menjadi
pertimbangan penting adalah dalam analisis ekonomi dianggap bahwa permintaan suatu
barang terutama dipengaruhi oleh harganya, sehingga dengan kata lain dalam teori
permintaan yang utama dianalisis adalah hubungan antara jumlah permintaan suatu barang
terhadap harga barang tersebut.
Hal tersebut diasumsikan bahwa faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan atau
ceteris paribus. Tetapi asumsi ini tidak berarti bahwa kita dapat mengabaikan faktor-faktor
yang dianggap tetap tersebut. Setelah menganalisis hubungan antara jumlah permintaan
dengan tingkat harga maka selanjutnya boleh mengasumsikan bahwa harga adalah tetap dan
kemudian menganalisis mengenai permintaan suatu barang yang dipengaruhi oleh faktor-
faktor lainnya atau faktor selain harga. Dengan demikian dapat diketahui mengenai
bagaimana permintaan terhadap suatu barang akan berubah apabila harga barang lain yang
sejenis atau pendapatan masyarakat misalnya mengalami perubahan.
Secara rasional antara permintaan dan penawaran yang terjadi pada mekanisme pasar
selalu mengaitkan dua peristiwa tersebut menjadi satu peristiwa yang saling berhubungan.
Faktor mekanisme pasar telah mempertemukan dan berpengaruh seberapa besar antara
permintaan dan penawaran bekerja. Dari sudut permintaan secara dominan berarti lebih
banyak berbicara masalah pembeli (konsumen) terhadap produk baik berupa barang maupun
jasa. Seberapa besar permintaan konsumen terhadap produk dapat diketahui dari tingkat
harga dan jumlah produk yang diminta. Lalu apa yang disebut permintaan dalam hal ini?
Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu.
Dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.
Secara periode permintaan dari seorang individu atau masyarakat terhadap suatu barang
ditentukan oleh antara lain harga barang yang dimaksud, tingkat pendapatan, jumlah
penduduk, selera dan ramalan di masa yang akan datang, dan harga barang lain atau
substitusi.
Analisis teori permintaan memfokuskan hubungan antara permintaan dan perubahan harga,
sedangkan faktor lainnya dianggap tetap (ceteris paribus). Berdasarkan teori ini ditetapkan
suatu aturan yang berlaku secara teoritis mengenai permintaan yang disebut hukum
permintaan (Putong, 2000).

D. Kurva Permintaan
Kurva permintaan (demand curve) merupakan grafik yang menggambarkan hubungan
antara harga dengan jumlah komoditas yang ingin dan dapat dibeli konsumen.Kurva ini
digunakan untuk memperkirakan perilaku dalam pasar kompetitif dan seringkali digabung
dengan kurva penawaran untuk memperkirakan titik ekuilibrium (saat jumlah penawaran dan
permintaan sama).Kurva permintaan juga dapat diartikan sebagai suatu kurva/garis yang
memperlihatkan hubungan antara berbagaijumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat
harga (P) barang tersebut. Kurva permintaan selalu berlereng negatif, artinya menurun dari
kiri atas ke kanan bawah, hal ini disebabkan hubungan variabel Price dengan variabel
Quantity berlawanan arah, dimana bila P bertambah (positif), maka Qd berkurang (negatif)
atau sebaliknya. Dengan demikian kurva permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu kurva
yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan jumlah
barang tersebut yang diminta para pembeli.
Kurva permintaan ini memiliki gradient atau kemiringan atau slope negatif. Artinya
slope pada kurva ini menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Sehingga menunjukkan adanya
hubungan harga permintaan yang berbanding terbalik.Kurva yang menurun dari kiri atas ke
kanan bawah memperlihatkan kondisi naik turunnya suatu komoditas.
Ciri utama kurva permintaan pada hukum permintaan sebagai berikut:
1. Kurvanya berbentuk garis lurus
2. Pergerakan kurva permintaan dipengaruhi oleh jumlah permintaan barang atau jasa
Misalnya jika pendapatan naik, kurva akan bergeser ke kanan karena jumlah
permintaan naik. Sebaliknya, kurva akan bergeser ke kiri jika pendapat masyarakat
atau permintaan menurun.
3. Harga barang dengan jumlah barang berbanding terbalik
Artinya jika harga barang naik, permintaan akan menurun. Sebaliknya jika harga
barang turun, permintaannya akan meningkat.
4. Kurvanya ber-slope negatif
Karena kurva digambarkan dari kiri atas lalu turun ke bawah. Ini menunjukkan
adanya hubungan terbalik antara harga dan jumlah barang yang diminta.
5. Bentuk fungsi kurva permintaan
Bentuk fungsi kurva permintaan adalah Q = a-bP („Q‟ merupakan jumlah permintaan
barang, „a‟ adalah konstanta, „b‟ merupakan kemiringan atau gradient, dan „p‟ adalah
harga barang).
E. Hukum Permintaan
Hukum permintaan adalah ketika suatu harga barang atau jasa turun, maka jumlah
permintaan akan naik. Sebaliknya saat harga barang yang diminta naik, maka permintaan
akan turun.Hukum permintaan dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor. Faktor yang pertama
adalah selera konsumen. Selera konsumen yang sedang tinggi akan memicu kenaikan
permintaan. Sedangkan faktor lain yaitu harga barang pengganti.Saat harga barang sedang
mahal, maka hukum permintaan ini berlaku dengan cara orang akan mengalihkan belanjanya
dengan barang alternatif yang harganya lebih murah.Biasanya hukum permintaan ini
dipengaruhi oleh permintaan dengan beberapa faktor, di antaranya jumlah penduduk, besar
kecilnya pendapatan masyarakat, intensitas kebutuhan, dan harga barang atau jasa itu sendiri.
Bunyi hukum permintaan adalah “Saat permintaan meningkat. Jika harga suatu
produk rendah, maka jumlah produk yang diminta akan bertambah. Dan saat permintaan
menurun. harga suatu produk naik, maka jumlah produk yang diminta akan menurun”.
Contoh: harga cabai merah di pasar 3.000 maka permintaan masyarakat akan cabai merah
pun meningkat, harga bawang merah 19.000 maka permintaan masyarakat pun akan sedikit
karena harganya yang mahal.
F. Pengaruh Faktor Selain Harga Terhadap Permintaan
Hubungan antara suatu barang dengan barang yang lain dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)
jenis, yaitu:
- Barang Pengganti
Suatu barang dinamakan barang pengganti apabila barang tersebut dapat
menggantikan fungsi barang lain tersebut. Teh dan kopi adalah barang yang dapat saling
menggantikan fungsinya. Seseorang yang biasa minum teh sangat dimungkinkan dapat
menerima kopi apabila teh tidak ada, dan sebaliknya. Harga barang pengganti dapat
mempengaruhi permintaan barangyang dapat digantikannya. Apabila harga barang pengganti
semakin murah maka barang yang digantikannya akan mengalami pengurangan dalam
permintaan. Dengan demikian apabila harga kopi turun maka sangat dimungkinkan
permintaan akan teh akan berkurang. Sebaliknya, apabila harga kopi naik maka permintaan
akan teh akan meningkat.
- Barang Pelengkap
Suatu barang dikatakan barang pelengkap apabila suatu barang selalu digunakan
bersama-sama dengan barang lainnya. Gula adalah barang pelengkap dari kopi atau teh
karena pada umumnya kopi dan teh yang kita minum harus dibubuhi gula. Kenaikan atau
penurunan permintaan terhadap barang pelengkap cenderung sejalan dengan perubahan
permintaan barang yang dilengkapinya. Misal, jika permintaan terhadap teh atau kopi
meningkat maka permintaan terhadap gula cenderung meningkat pula. Sebaliknya, jika
teh dan kopi menurun permintaannya maka permintaan terhadap gula juga cenderung
mengalami penurunan.
- Barang Netral
Barang dikatakan barang netral apabila antara kedua jenis barang atau lebih tidak
mempunyai hubungan yang erat. Misal, permintaan terhadap gula dan sepatu. Perubahan
permintaan terhadap gula tidak akan mempengaruhi permintaan sepatu, demikian pula
sebaliknya. Sehingga apabila dua macam barang tidak mempunyai hubungan yang erat maka
perubahan terhadap permintaan salah satu barang cenderung tidak akan mempengaruhi
permintaan barang lainnya.
2. KEGAGALAN PASAR

Suatu sistem pasar bekerja baik apabila terjadi dua hal :


1) Produsen bertanggung jawab untuk semua biaya dan biaya ini dibayar untuk
memproduksi barang dan jasa
2) Konsumen membayar untuk barang dan jasa ini untuk mendapatkan manfaat dari barang
dan jasa tersebut.
Apabila kedua kondisi tersebut tidak terjadi, hasilnya disebut kegagalan pasar. Kegagalan
pasar adalah ketidakmampuan pasar untuk mengalokasikan sumber daya terbaik sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Siapakah yang menanggung biaya apabila
terjadi kegagalan pasar?
•Biaya marjinal swasta : biaya yang dibayarkan oleh produsen untuk memproduksi
unit tambahan barang atau jasa.
•Biaya marjinal sosial : biaya yang dibayarkan oleh masyarakat untuk menghasilkan
unit tambahan barang atau jasa.
•Keuntungan marjinal swasta : manfaat atau utilitas konsumen untuk memiliki barang
atau jasa.
Suplai dan permintaan tergantung pada biaya dari konsumen dan biaya untuk
menyuplai . ketika produsen bertanggung jawab untuk semua biaya produksi dengan harga
barang dan jasa kurva suplai menunjukkan biaya marjinal dari produksi unit tambahan.
Sebaliknya ketika konsumen yang membeli barang dan jasa menjadi satu-satunya penerima
manfaat dari barang dan jasa, kurva permintaan menunjukkan manfaat merjinal dari
konsumen. Pada dasarnya, produsen bertanggung jawab atas apa yang diproduksi dan
konsumen mendapatkan menfaat dari barang dan jasa yang dibayar. Pada saat pasar berjalan
secara efisien dan keseimbangan produksi terjadi pada titik dimana manfaat marjinal sosial
sama dengan bay marjinal sosial.
A. Kegagalan Pasar dan Peran Pemerintahan dalam Pengalokasikan Sumber Daya
Penyebab Kegagalan Pasar sebagai berikut:
1.Persaingan Tidak Sempurna
Persaingan tidak sempurna adalah penyebab kegagalan pasar. Dibawah pasar ini
perusahaan menghadapi penurunan kemiringan kurva pemintaan untuk produknya.
Menyimpangnya pendapatan marjinal dari pendapatan rata-rata dan harga tidak lagi sama
dengan biaya marjinal. Dalam skenario ini, perusahaan monopoli menetapkan harga yang
melebihi biaya marjinal, untuk memaksimalkan keuntungan Hal ini menyebabkan output
yang jauh lebih rendah daripada yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersaing sempurna
dan beroperasi di bawah kondisi biaya yang sama. Konsumen tidak memiliki kedaulatan
dalam hal alokasi sumber daya di bawah monopoli. Pengoperasian perusahaan monopoli
dikatakan tidak efisien, karena dapa menyebabkan alokasi dari sumber daya yang kurang
optimal. Monopoli alami dan perusahaan lain yang mengalami penurunan biaya rata-rata atas
berbagai output adalah sumber kegagalan pasar. Sebuah monopoli alamiah tidak diatur
perbaikan outputnya dengan harga yang lebih besar daripada biaya marjinal. Tingkat output
tidak berada pada kondisi Pareto optimal. Jika perusahaan mencoba untuk harga produknya
di biaya marjinal, kerugian harus dibiayai oleh pajak atau diskriminasi harga. Contoh dari
persaingan tidak sempurna adalan sebagai berikut :
a. Monopoli
Monopoli adalah struktur pasar di mana hanya terdapat satu penjual, tidak ada substitusi
produk yang mirip (close stubstitute), dan terdapat hambatan masuk (barriers to entry) ke
pasar. Pada pasar monopoli, produsen mempunyai prinsip keuntungan yang maksimum yaitu
pada tingkat produksi dimana MC=MR.

b. Oligopoli
Pasar oligopoli sebuah keadaan dimana dalam pasar jumlah perusahaan yang menguasai
pasar lebih dari dua tetapi tidak banyak (2-10) sehingga tindakan dari pengusaha yang satu
akan mempengaruhi kebijakan dari pengusaha lainnya. Ketika pasar terdiri dari dua
perusahaan maka disebut dengan istilah duopoly. Apabila produk yang dihasilkan oleh
pengusaha oligopoli homogen, maka pasar dinamakan oligopoli murni (pure oligopoly) dan
apabila produk yang dihasilkan tidak homogen maka dinamakan oligopoli yang dibedakan
(differentiated oligopoly). Akibat dari bebasnya masing-masing pengusaha di dalam
menentukan kebijakan-kebijakannya, terutama kebijakan harga dan produksi, maka akan
menimbulkan perang harga diantara sesame pengusaha oligopoli tersebut.

c. Monopoli Alamiah
Ketika pemerintah berusaha untuk menghapus monopoli pada produksi suatu barang tetapi
hal tersebut akan menyebabkan diantara produsen terjadi persaingan yang menyebabkan
hanya ada satu produsen saja yang bertahan. Penyebab dari hal tersebut karena pasar akan
barang tersebut terlalu kecil atau investasi yang dibutuhkan sangat besar sehingga ekonomi
yang efisien akan terjadi ketika tingkat produksi besar. Keadaan diatas disebut dengan
monopoli alamiah.

2. Barang Publik
Barang publik telah menjadi subjek dari sebagian besar analisis ekonomi barang publik.
Dalam beberapa hal, barang publik murni adalah abstraksi yang diadopsi untuk memberikan
kasus benchmark terhadap yang lain, lebih realistis, kasus dapat dinilai. Sebuah barang publik
murni memiliki dua sifat berikut:
a. Non-excludability (tanpa dikecualikan) : jika kepentingan public diberikan konsumen
tidak dapat dikecualikan dari dikonsumsi.
b. Non-rivalry (tanpa persingan) : konsumsi barang publik oeh salah satu konsumen
tidak mengurangi jumlah yang tersedia untuk dikonsumsi oleh konsumen lainnya.
Kedua sifat yang menjadi ciri barang publik memiliki implikasi penting.
Pertimbangkan sebuah perusahaan yang memasok barang publik mumi. Karena perusahaan
pasokan salah satu konsumen itu telah efektif memasok barang publik bagi semua.
Perusahaan dapat mengisi pembeli awal tetapi tidak dapat membebankan konsumen
berikutnya. Ini mencegah dari mendapatkan pembayaran untuk total konsumsi publik.
Pajak dan utang publik dapat menurunkan nilai properti di suatu daerah jika
pendapatan tidak produktif dihabiskan. Namun, jika pendapatan digunakan secara produktif
pada barang yang manfaatnya berhubungan dengan penggunaan properti lokal, seperti taman,
jalan, dan sekolah, atau digunakan untuk menghasilkan perlindungan polisi dan api, maka
nilai dari barang dan jasa akan meningkat nilai properti di daerah tersebut. Nilai output sektor
publik yang dibiayai oleh pajak dapat dikapitalisasi ke dalam nilai properti dengan cara yang
sama sebagai beban pajak dan utang.
Dengan demikian, pajak meningkat di suatu daerah dapat dikaitkan dengan nilai
properti yang lebih tinggi ketika pendapatan pajak digunakan dengan cara yang
meningkatkan nilai yang berada di daerah itu. Tidak ada persaingan dalam konsumsi
menunjukkan bahwa satu orang yang mengkonsumsi barang tidak akan mengurangi
kegunaan barang tersebut kepada orang lain. Penyediaan anggaran barang publik itu
diperlukan karena adanya kegagalan pasar. Tiebout mengamati bahwa barang publik mumi
menyebabkan kegagalan pasar karena kesulitan terhubung dengan transmisi informasi.
Karena penilaian yang benar oleh konsumen dari barang publik tidak dapat diamati, dan
karena barang publik murni adalah tidak dikecualikan, maka penumpang gelap terjadi dan
penyediaan swasta tidak efisien.

3. Eksternalitas
Non-rivalry (tanpa persingan) : konsumsi barang publik oeh salah satu konsumen
tidak mengurangi jumlah yang tersedia untuk dikonsumsi oleh konsumen
lainnya.Eksternalitas terjadi bila aktivitas seorang pelaku ekonomi mempengaruhi
utilitas atau produksi lain tanpa harga. Efek eksternal bermanfaat dikenal sebagai
eksternalitas positif. Disekonomis eksternal atau eksternalitas negatif adalah biaya
yang dapat ditanggung oleh konsumen atau produsen. Barang public seperti penelitian
medis yang didanai publik dan pendidikan merupakan sumber eksternalitas positif.
a. Dampak eksternalitas negative
Konsep eksternalitas negatif dapat digambarkan secara grafis dalam kerangka
penawaran dan permintaan seperti pada gambar dibawah ini. Angka ini menunjukkan
kurva penawaran dan permintaan industri yang bersaing yang menghasilkan biaya
eksternal pada orang lain sebagai produk sampingan dari produksi. Tanpa
memperhitungkan biaya eksternalitas, industry akan menghasilkan output Qa pada
harga Pa, kurva penawaran S, mengukur biaya oportunitas dari input harga ke dalam
proses produksi, sedangkan kurva permintaan D mengukur nilai dari output bagi
mereka yang akan mengkonsumsi itu. Jadi, dengan tidak adanya eksternalitas, sumber
daya akan dialokasikan secara efisien jika kuantitas Qa diproduksi

Namun eksternalitas ini menghasilkan biaya peluang tambahan yang tidak termasuk
dalam kurva penawaran. Biaya ini dapat digambarkan sebagai E dalam diagram ini, yang
ditambahkan ke kurva penawaran S. kurva S+E termasuk biaya oportunitas seluruh produksi,
termasuk biaya eksternalitas. Seperti dalam gambar dijelaskan, jika biaya-biaya oportunitas
diperhitungkan, maka jumlah yang optimal bagi industri untuk menghasilkan adalah Q *, dan
output industri akan dijual P* jika biaya eksternalitas termasuk dalam harga produk. Karena
eksternalitas negatif, perusahaan dalam industri itu telah menggunakan salah satu input
mereka secara gratis. Oleh karena itu, mereka menggunakan terlalu banyak input tanpa harga
dan menghasilkan output terlalu banyak. Jika mereka memperhitungkan dengan biaya penuh
dari sumber daya yang mereka gunakan, maka mereka hanya akan menghasilkan Q*, tapi jika
sebaliknya mereka menghasilkan Qa.

b. Dampak eksternalitas positif


Konsep eksternalitas positif dapat digambarkan seperti contoh dibawah ini.
Contoh gambar dibawah ini menunjukkan kasus eksternalitas positif dalam konsumsi,
misalnya konsumsi pendidikan. Dalam kasus ini, nilai sosial lebih besar dari pada
nilai pribadi, dan kuantitas yang optimal secara sosial juga lebih besar dari pada
kuantitas yang diinginkan pasar secara pribadi (yang diinginkan oleh produsennya
saja). Dalam kasus tersebut, pemerintah dapat memperbaiki kegagalan pasar tersebut
melalui internalisasi eksternalitas. Langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah
dalam menangani kasus eksternalitas konsumsi ini mirip dengan penanganan dalam
kasus eksternalitas produksi positif. Untuk menggerakkan ekuilibrium pasar
mendekati titik optimum sosial, keberadaan eksternalitas negatif itu dapat ditekan
melalui penerapan pajak, sedangkan untuk eksternalitas positif dapat diimbangi
dengan pemberian subsidi.

4. Kegagalan Institusional
Gillis, Perkins dan Roemer telah mengidentifikasi kegagalan institusional sebagai
penyebab utama kegagalan pasar di negara berkembang. Hal ini didasarkan pada pandangan
bahwa lembaga terbelakang mengecualikan banyak orang dari pasar. Di banyak Negara uang
dan pasar modal yang kecil dan terbelakang, dan mobilisator tabungan tidak efisien.
Selanjutnya, pasar uang di negara-negara tidak merespon dengan cepat terhadap sinyal suku
bunga.
Gillis, Perkins dan Roemer juga menganggap kegagalan kelembagaan sebagai
penyebab kerusakan lingkungan di negara berkembang. Mereka berpendapat bahwa
meskipun pemerintah memiliki hak milik atas sebagian besar kawasan hutan di Negara
berkembang, tetapi pemerintah tidak mampu menegakkan peraturan di bidang ini. Hutan
merupakan sumber daya milik umum tetapi penyebab kerusakan hutan adalah kelembagaan
itu sendiri, sedangkan Mekanisme pasar tidak dapat mengatur penggunaan sumber daya milik
umum. Kegagalan pasar ini dikenal sebagai "tragedi milik bersama (tragedy of the
common)".

5. Kegalalan informasi
Persaingan sempurna yang menjamin Pareto optimal, dianggap berpengetahuan yang
sempurna tentang barang dan harga di pasar. Penurunan inefisiensi pasar dapat dicapai jika
campur tangan pemerintah dalam menyediakan fasilitas infrastruktur untuk memastikan
perkembangan uang dan pasar modal. Beberapa negara berkembang telah mengejar kebijakan
liberalisasi pasar tidak efisien. Stiglitz (1994) membahas masalah informasi yang tidak
sempurna atau pasar tidak lengkap dalam konteks uang dan pasar keuangan. Dia berpendapat
bahwa beberapa tingkat intervensi pemerintah dapat meningkatkan efisiensi pasar keuangan
di negara berkembang. Investor prihatin tentang solvabilitas dan pengelolaan lembaga
keuangan.
Dalam beberapa kasus informasi tentang variabel-variabel ini sulit diperoleh.
Pemantauan yang tepat dari kinerja manajemen perusahaan oleh Negara dapat meningkatkan
efisiensi pasar. Dua jenis akibat kegagalan informasi dari masalah Moral hazard dan Adverse
selection. Misalnya, untuk informasi asuransi di pasar, kegagalan dapat dihasilkan dari fakta
bahwa orang-orang untuk mengambil asuransi tidak memiliki informasinya. Hal ini
menyebabkan kurangnya dari alokasi sumber daya yang optimal.
Jenis pertama adalah masalah Moral hazard. Seseorang diasuransikan terhadap
penyakit mungkin terlalu sering menggunakan fasilitas medis karena biaya pribadi marjinal
nya mungkin kurang dari biaya sosial yang menyediakan fasilitas tersebut. Akibatnya,
perusahaan asuransi mungkin akan meningkatkan biaya untuk semua orang sehingga
menyebabkan kegagalan pasar. Kegagalan Informasi juga dapat terjadi di pasar saham mana
insider trading, yang merupakan strategi untuk meminimalkan resiko, dapat mencegah pasar
dari mencapai alokasi yang efisien di antara pedagang. Insider trading terjadi ketika
sekelompok istimewa individu Memiliki akses ke informasi saham pasar yang pedagang lain
tidak memiliki.
3. ELASTISITAS

Elastsitas merupakan suatu indeks yang menggambarkan hubungan kuantitatif antar


variabel dependen dengan variabel independen. Elastisitas (elasticity) berarti kepekaan
,kelenturan atau keluwesan. Elastisitas didefinisikan sebagai presentase perubahan variabel
dependen sebagai akibat perubahan variabel independen sebesar satu persen. Apabila definisi
ini diterapkan untuk kasus permintaan, maka definisi elastisitas permintaan akan berbunyi
presentase perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat antar variabel independen
dengan variabel dependen.
Elastisitas mempunyai manfaat untuk mengetahui tingkat kepekaan variable
dependen terhadap variabel independen. Misalnya elastisitas dapat menunjukkan tingkat
sensitivitas jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga sebesar satu persen. Atau
elastisitas menunjukkan berapa persen barang yang diminta akan berubah bila harga naik
sebesar satu persen. Dengan demikian seorang produsen akan dapat mengukur seberapa jauh
barang dagangannya akan berkurang apabila harganya dinaikkan dengan berapa persen.

A. Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang
dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (ceteris paribus).
Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga
(price elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain
disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut
elastisitas pendapatan (income elasticity).
1.Elastisitas Harga (Price Elasticity of Demand)
Elastisitas harga (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang
berubah bila harganya berubah sebesar satu persen.
Angka elastisitas harga bernilai negatif. Ep = 2 mempunyai arti bila harga barang naik
1%, permintaan terhadap barang itu turun 2%, ceteris paribus. Begitu juga sebaliknya.
Semakin besar nilai negatif nya, semakin elastis permintaan nya, sebab perubahan
permintaan jauh lebih besar dibanding perubahan harga. Angka Ep dapat disebut dalam nilai
Absolut. EP = 2, artinya sama dengan Ep = -2.

2. Elastisitas Silang (Cross Elasticity)


Elastisitas silang (Ec) mengukur persentase perubahan permintaan suatu barang sebagai
akibat perubahan harga barang lain sebesar satu persen.

3. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)


Elastisitas pendapatan (Ei) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang
berubah bila pendapatan berubah sebesar satu persen.
Umumnya nilai (Ei) positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan meningkatkan
permintaan. Makin besar nilai Ei, elastisitas pendapatannya makin besar. Barang dengan Ei >
0 merupakan barang normal (normal goods). Bila nilai Ei antara 0 sampai 1, barang tersebut
merupakan kebutuhan pokok (esensial goods). Barang dengan nilai Ei >1 merupakan barang
mewah (luxurious goods)
Ada barang dengan Ei < 0 permintaan terhadap barang tersebut justru menurun pada saat
pendapatan nyata meningkat. Barang ini disebut dengan barang inferior (inferior good).
B. Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran (Es) adalah tingkat atau derajat kepekaan perubahan jumlah
barang yang ditawarkan terhadap perubahan harga. Elastisitas harga dari penawaran
menunjukkan perbandingan antara perubahan relatif jumlah barang atau jasa yang ditawarkan
(Qs) dan perubahan relatif harga (Ps). Elastisitas penawaran digunakan untuk mengukur
respon kepekaan jumlah barang yang ditawarkan akibat perubahan harga. Secara grafik
Tingkat elastisitas penawaran terlihat dari slope kurva penawaran : makin datar, makin elastis
penawaran suatu barang.

Berdasarkan Koefisien elastisitas nya elastisitas penawaran dibedakan menjadi 5 (lima)


yaitu
a. Penawaran Elastis (Es > 1)
Penawaran elastis pada koefisien elastisitas penawaran lebih besar daripada satu. Makin
mendatar bentuk kurva penawaran suatu barang berarti makan elastis permintaan barang
tersebut.
b. Penawaran Inelastis (Es < 1)
Penawaran ini elastis adalah koefisien elastisitas penawaran lebih kecil dari pada satu.
Semakin curam bentuk kurva penawaran suatu barang, berarti makin inelastis permintaan
barang tersebut.
c. Penawaran elastis uniter (Es = 1)
Penawaran elastis uniter adalah koefisien elastisitas penawaran sama dengan satu. Keadaan
elastis uniter terjadi saat kurva penawaran membentuk sudut 45° baik dengan sembuh
vertikal maupun sumbu horizontal
d. Penawaran elastis sempurna (Es = ~)
Penawaran elastis sempurna adalah koefisien elastisitas penawaran sama dengan tidak
terhingga. Terjadi jika harga tetap, penawaran berubah dengan tidak terhingga. Pada harga
tetap, jumlah yang ditawarkan tidak terhingga. Jika terjadi penurunan harga yang sangat kecil
akan terjadi jumlah barang yang ditawarkan mencapai nilai nol atau sebaliknya.

e. Penawaran inelastis sempurna (Es = 0)


Penawaran inelastis sempurna adalah koefisien elastisitas penawaran sama dengan nol.
Terjadi jika jumlah yang ditawarkan tetap berapapun harganya.

1. Faktor-faktor yang menentukan elastisitas penawaran


a. Jenis produk. Kurva penawaran produk pertanian umumnya inelastis, sebab
produsen tidak mampu memberikan respon yang tepat terhadap perubahan harga.
Sementara kurva penawaran produk industri umumnya elastis, sebab mampu
merespon cepat terhadap perubahan harga.

b. Sifat perubahan biaya produksi. Penawaran akan bersifat inelastis bila kenaikan
penawaran hanya dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi.
Bila penawaran dapat ditambah dengan pengeluaran biaya tambahan yang tidak
terlalu besar, penawaran akan bersifat elastis.
Apabila biaya produksi akan meningkat dengan cepat atau lambat apabila ditambah,
tergantung pada beberapa faktor antara lain:
1) Tingkat penggunaan kapasitas perusahaan. Apabila kapasitasnya telah mencapai
tingkat yang tinggi, investasi baru harus dilakukan untuk menambah produksi. Dalam
keadaan ini kurva penawaran akan menjadi inelastis
2) Kemudahan memperoleh faktor-faktor produksi. Penawaran akan menjadi inelastis
apabila faktor-faktor produksi yang diperlukan untuk menaikkan produk sulit
diperoleh.
c. Jangka waktu. Jangka waktu juga dapat mempengaruhi besarnya elastisitas
penawaran yang akan diuraikan dalam sebab mengenai elastisitas yang kafein dek dan
jangka panjang.

C. Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang


Jika dimensi waktunya 1 tahun atau kurang maka Elastisitas Jangka Pendek. Bila
lebih dari 1 tahun maka Elastisitas Jangka Panjang.
1. Elastisitas Permintaan
a. Elastisitas harga
Untuk barang-barang yang habis dipakai dalam waktu kurang dari setahun
(barang tidak tahan lama atau non durable goods), elastisitas harga lebih besar
dalam jangka panjang dibanding dalam jangka pendek.
ada dua penyebabnya yaitu :
 Pertama, konsumen membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan mereka.
 Kedua, kadang-kadang permintaan terhadap suatu barang berkaitan dengan
barang lain, yang perubahannya terlihat dalam jangka panjang.Sebaliknya
untuk barang yang masa konsumsinya lebih dari setahun (barang tahan lama
atau durable goods) permintaannya lebih elastis dalam jangka pendek
dibandingkan jangka panjang.

b. Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan dalam jangka panjang bagi barang non durable lebih besar
dibandingkan jangka pendek. Sebaliknya barang durable elastisitas pendapatan dalam
jangka pendek lebih besar daripada jangka panjang.

2. Elastisitas Penawaran
Hampir semua barang memiliki penawaran yang lebih jelas di dalam jangka panjang,
dibanding jangka pendek. Sebab dalam jangka panjang perusahaan mampu mengatasi
kendala kendala yang muncul dalam jangka pendek. Misalnya, perusahaan mobil
tidak mungkin membangun pabrik baru dalam waktu kurang dari 1 tahun tetapi
mungkin dalam waktu 3 tahun atau 4 tahun. Dengan demikian kurva penawaran akan
mobil dalam jangka panjang lebih elastis dibanding dalam jangka pendek.
Untuk beberapa barang penawaran dalam jangka pendeknya inelastis sempurna(Es =
0). Output sektor seperti properti adalah salah satu contohnya.
Tetapi ada juga barang yang penawarannya justru lebih elastis dalam jangka pendek,
dibanding dalam jangka panjang. Barang itu umumnya yang dapat didaur ulang
(recycling ). Misalnya logam besi untuk kebutuhan industri dapat diperoleh dari hasil
primer pertambangan (primary metal) dan atau hasil dari ulang
Primary metal mempunyai elastisitas penawaran dalam jangka panjang yang lebih
besar dibanding dalam jangka pendek, baik karena kemajuan teknologi maupun cukup
nya waktu untuk meningkatkan kapasitas produksi. Sebaliknya dengan besi hasil daur
ulang. Karena dapat terus didaur ulang maka kurva penawaran dalam jangka
panjangnya lebih n elastis dibanding jangka pendek.

D. Aplikasi Konsep Elastisitas


1.Hubungan Elastisitas Harga Penerimaan Total dan Pendapatan Marjinal
Untuk barang yang permintaannya inelastis, kenaikan harga 10% akan
menyebabkan penurunan permintaan lebih kecil dari pada 10%, sehingga
penerimaan total atau total revenue (TR) meningkat. Atau dapat dikatakan
untuk barang yang permintaannya inelastis, pendapatan marjinal atau marginal
evenue (MR) negatif.Sedangkan apabila permintaannya elastis, jika harga
turun maka penerimaan total yang diterima perusahaan akan naik dan MR nya
positif.
2. Pergeseran Beban Pajak (Tax Incidence)
Jika pemerintah memutuskan mengenakan pajak untuk barang mie instan penggunaan pajak
dibebankan kepada produsen. Siapakah yang diuntungkan?. Di sisi penawaran sebagai
produk industri elastisitas nya relatif besar sementara di sisi permintaan sebagai alternatif
utama dari nasi permintaannya inelastis.
3. Teori Cobweb (Sarang Laba-laba)
Teori Cobweb menjelaskan mengenai harga produk pertanian yang menunjukkan fluktuasi
tertentu dari musim ke musim. Penyebab fluktuasi tersebut adalah reaksi yang terlambat
(time lag) dari produsen (Petani) terhadap harga.
4. PERSAINGAN SEMPURNA
A. PENGERTIAN
Menurut pengertian umum, pasar adalah tempat bertemunya penjual (penawaran) dan

pembeli (permintaan) dalam bertransaksi barang atau jasa. Pengertian tersebut adalah
pengertian pasar secara konkrit. Adapun pasar menurut kajian Ilmu Ekonomi memiliki
pengertian, pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan

penawaran (penjual) dari suatu barang / jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat menetapkan
harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang diperdagangkan. Jadi setiap proses yang
mempertemukan antara pembeli dan penjual, maka akan membentuk harga yang disepakati

antara pembeli dan penjual.

B. CIRI CIRI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA


1. Jumlah pembeli dan penjual sangat banyak, karenanya baik penjual (perusahaan) yang ada
di pasar maupun pembeli tidak dapat mempengaruhi harga. Perusahaan menerima harga
(price taken) dari pasar bukan menentukan harga pasar. Perusahaan menjual produknya
dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar (price taker).
2. Setiap perusahaan mudah keluar masuk pasar (free entry dan free exit). Terdapat
kebebasan keluar masuk pasar baik bagi pembeli maupun penjual.
3. Barang yang diperdagangkan bersifat homogen. Menghasilkan barang serupa
(identical/homogeneus). Maksudnya bahwa barang yang dihasilkan merupakan pengganti
yang sempurna terhadap barang yang dihasilkan oleh produsen lain..
4. Output sebuah perusahaan relative kecil dibanding output pasar (small relatively output).
Jumlah output setiap perusahaan secara inividu dianggap relative kecil dibanding jumlah

output seluruh perusahaan dalam industri.


5. Terdapat banyak perusahaan di pasar, kondisi ini berakibat pada setiap perusahaan yang
ada di pasar relatif kecil dibanding dengan pasar keseluruhan, dalam kata lain produk

perusahaan yang ada juga sangat kecil dibanding produk yang ada dipasar.
6. Pembeli dan penjual bebas mengadakan perjanjian, tanpa ada campur tangan pemerintah.
Pemerintah tidak ikut campur tangan tentang harga, baik langsung maupun tidak langsung.

7. Mobilitas sumber-sumber ekonomi yang cukup sempurna. Maksudnya bahwa faktor-faktor


produksi dapat dipindahkan ke lain tempat tanpa adanya hambatan apapun. Pada pasar tenaga
kerja terdapat tingkat upah yang dihadapi saingannya lebih rendah maka tenaga kerja tersebut

dapat ditransfer ke perusahaannya.


8. Konsumen, pemilik produksi dan perusahaan didalam pasar mempunyai pengetahuan atau
informasi yang sempurna ( perfect knowledge ) mengenai harga-harga dan biaya-biaya yang

berlaku sekarang dan yang akan datang.


Apabila ciri yg kedelapan ini ditiadakan, maka pasar masih dalam persaingan murni

( belum sempurna ). Dengan adanya penjual dan pembeli mengetahui sepenuhnya


informasi pasar itu,maka bentuk pasarnya menjadi pasar persaingan sempurna.
Semua model pasar tunduk kepada dua asumsi pokok, yakni :

- Perusahaan beroperasi dipasar bebas (free-market).


- Baik produsen ataupun konsumen berusaha untuk memaksimalkan keuntungan atau
meminimalkan kerugian.

Walaupun ciri / asumsi tersebut nampak unrealistik, akan tetapi model ini masih sangat
berguna karena adanya dua alasan :
1. Model perfect competition dapat digunakan sebgai petunjuk untuk perbandingan

dengan model-model yang lain.


2. Model tersebut sangat berguna untuk menerangkan serta memprediksi tingkah laku
pasar dan perusahaan

C. KELEBIHAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA


1. Mampu mendorong efisiensi dalam produksi. Dengan jumlah produsen atau penjual yang
banyak, maka produsen akan berlomba-lomba untuk meningkatkan mutu barang yang

dijualanya. Tidak memerlukan iklan. Dengan sifat homogen di pasar.


2. Pemasangan iklan sama sekali tidak dibutuhkan karena jenis barang yang di perjualbelikan
sama.

3. Pembeli dan penjual bebas bertindak. Produsen dan konsumen memiliki kebebasan dalam
keluar masuk pasar.
4. Harga tidak ditentukan oleh satu penjual atau oleh satu pembeli. Harga dipasar persaingan

sempurna ditentukan oleh hasil transaksi tawar menawar di pasar.

5. Pembeli sangat mengetahui harga pasar sehingga sangat kecil terjadi kerugian atau

kekecewaan.

D. KEKURANGAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA


1. Terbatsnya kebebasan memilih bagi pembeli. Dengan jenis barang yang dijual hanya satu,

membuat konsumen tidak bisa memilih barang sesuai selera dan tingkat pendapatan mereka
masing masing.

2. Pekerja menerima upah atau gaji rendah. Dengan laba secukupya, produsen tidak bisa
memberikan upah tinggi bagi pekerjanya.
3. Tidak ada dana untuk penelitian dan pengembangan produk dengan laba secukupnya,

membuat produsen kurang melakukan penelitian untuk ber-inovasi.


4. Tidak ada barang substitusi karena bersifat homogen.
5. Persaingan sempurna adakalanya menimbulkan biaya sosial

6. Biaya produksi dalam persaingan sempurna mungkin lebih tinggi


7. Distribusi pendapatan tidak selalu merata.
8.Efisiensi penggunaan sumber-sumber daya tidak selalu meratakan distribusi pendapatan,

artinya perekonomian pasar permintaan ditentukan oleh corak produk perusahaan, dan akan
berpengaruh penggunaan sumber daya. Kalau distribusi pendaptan tidak merata maka
penggunaan sumber daya akan lebih banyak digunakan untuk kepentingan golongan kelas

menengah

E. PERMINTAAN DAN HASIL PENJUALAN


Sebagai reaksi dari ciri-ciri persaingan pasar yang sempurna bahwa, perusahaan
(produsen) tidak dapat mengubah harga pasar yang berlaku. Seorang produsen hanya sebagai
penerima harga (price taker), artinya perusahaan tidak mungkin mempengaruhi harga,
produsen / perusahaan menerima harga yang terjadi di pasar dan harga tidak tergantung
berapapun produksi yang dihasilkan. Dengan demikian masing-masing pembeli dan penjual
telah menerima tingkat harga yang terbentuk di pasar sebagai suatu fakta yang tidak dapat
diubah. Bagi pembeli, barang atau jasa yang ia beli, merupakan bagian kecil saja dari total
pembelian masyarakat. Bagi penjual pun, berlaku hal yang sama sedangkan bila menaikan
harga, maka pembeli akan lari kepada penjual lainnya.Bentuk pasar persaingan murni
terdapat terutama dalam bidang perdagangan hasil-hasil pertanian, seperti beras, tepung
terigu, danminyak goreng, perdagangan kecil dan penyelenggaraan jasa-jasa istimewa yang
tidak memerlukan keahlian, seperti pertukangan, kerajinan. Dan dalam jangka pendek hal
penting yang harus diperhatikan oleh produsen yang berada pada persaingan pasar yang
sempurna adalah menentukan jumlah produksi yang dapat menghasilkan keuntungan
maksimum. Hal tersebut dapat dicapai jika pendapatan marjinal (MR) sama dengan biaya
marjinal (MC) dan juga sama dengan harga output-nya. Dalam jangka panjang, perusahaan-
perusahaan akan menambah skala produksinya dan tidak menutup kemungkinan adanya
perusahaanperusahaan baru yang masuk dalam industri üka ada keuntungan lebih (harga jual
atau P di atas biaya ratarata atau AC).
Keadaan tersebut mengakibatkan ekuilibrium jangka panjang (harga jual atau P sama
dengan biaya rata-rata atau AC minimum). Kondisi perusahaan yang relatif kecil di pasar
juga menjadikan seluruh produksi yang membuat semuanya dapat diterima di pasar. Dengan
demikian pada persaingan pasar yang sempurna harga pasar cenderung stabil, sehingga
bentuk kurva permintaan dan penawaran pada pasar yang sempurna berupa garis urus
mendatar sejajar dengan sumbu jumlah barang (OQ). Berapa jumlah barang yang dibeli atau
yang ditawarkan tidak akan ditentukan atau menurunkan harga barang. Dan kurva tersebut
merupakan kurva pendapatan rata-rata atau AR (Average revenue).

Dalam menganalisis usaha sesuatu perusahaan untuk memaksimumkan keuntungan, dua hal
harus diperhatikan:
- Biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan
- Hasil penjualan dari barang yang dihasilkan perusahaan itu

Sifat biaya produksi yang dikelurkan oleh perusahaan adalah bersamaan, walau dalam
struktur pasar manapun ia digolongkan. Sesuatu perusahaan itu berada dalam pasar
persaingan sempurna, atau monopoli, atau oligopoli, atau persaingan monopolistis. Sifat dan
hasil penjualan adalah berbeda di antara pasar persaingan sempurna dengan struktur pasar
lainnya. Perbedaan ini disebabkan karena ditinjau dari sudut seorang produsen, bentuk
permintaan yang dihadapi oleh seorang produsen di pasar persaingan sempurna berbeda
sifatnya dengan yang dihadapi seorang produsen di pasar lainnya.

F. PERMINTAAN PASAR DAN PERUSAHAAN


Setiap perusahaan adalah pengambil harga, yaitu sesuatu perusahaan tidak mempunyai
kekuasaan untuk menentukan harga. Interaksi seluruh produsen dan seluruh pembeli di pasar

yang akan menentukan harga pasar, dan seorang produsen hanya "menerima" saja harga yang
sudah ditentukan tersebut. Ini berarti berapa banyakpun barang yang diproduksikan dan dijual
oleh produsen, ia adak akan dapat mengubah harga yang hanya sebagian kecil saja dari

jumlah yang diperjual belikan di pasar.

G. PERMINTAAN PASAR DAN PERUSAHAAN


Setiap perusahaan adalah pengambil harga, yaitu sesuatu perusahaan tidak mempunyai
kekuasaan untuk menentukan harga. Interaksi seluruh produsen dan seluruh pembeli di pasar

yang akan menentukan harga pasar, dan seorang produsen hanya "menerima" saja harga yang
sudah ditentukan tersebut. Ini berarti berapa banyakpun barang yang diproduksikan dan dijual

oleh produsen, ia adak akan dapat mengubah harga yang hanya sebagian kecil saja dari
jumlah yang diperjual belikan di pasar.

H. KURVA PERMINTAAN PERUSAHAAN PERSAINGAN


Untuk memaksimumkan keuntungan suatu perusahaan, ada dua hal yang harus diperhatikan:

 Ongkos produksi yang dikeluarkan usaha dan


 Hasil penjualan dan barang yang dihasilkan perusahaan tersebut.
Sifat hasil penjualan berbeda di antara pasar persaingan sempurna dengan struktur pasar

lainnya (monopoli, oligopoli, atau persaingan monopolistis). Perbedaan ini disebabkan sudut
pandang dari seorang produsen, karena bentuk permintaan yang dihadapi oleh konsumen
dalam persaingan pasar berbeda dengan yang dihadapi oleh produsen di pasar lainnya.

I. PERMINTAAN PASAR DAN PERUSAHAAN


Pada pasar persaingan sempurna semua perusahaan adalah penerima harga (price
taker), yaitu perusahaan tidak memiliki kekuatan untuk menentukan harga, yang berarti
bahwa harga jual per unit yang diterima produsen tetap berapapun volume output yang dijual.
Hubungan antara TR, MR dan AR menunjukkan bahwa MR berupa garis lurus tanpa adanya
posisi maksimum, yang diperok dari harga kali jumlah output (TR = PxQ). Hasil berdasarkan
perhitungan matematis MR ternyata sama dengan AR, sedangkan AR = P (fungsi demand).
Dan gambar kurva permintaan horizontal yang menunjukkan bahwa jumlah output yang
ditawarkan (dijual) dipasar sesuai harga yang dibentuk pasar.

5. MAKSIMUM LABA
A. PENGERTIAN
Secara teoritis laba adalah kompensasi atas resiko yang ditanggung oleh perusahaan,
semakin besar resiko maka akan semakin besar pula laba yang bisa diperoleh.Di dalam teori
ekonomi juga dikenal dengan istilah laba, akan tetapi pengertian laba pada teori ekonomi
berbeda dengan pengertian laba menurut akuntansi. Dalam teori ekonomi, para ekonom
mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam
akuntansi, laba ialah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada
waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan saat periode tertentu (Harahap,
1997).
Laba ialah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau
transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian
lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari hasil
pendapatan (revenue) atau investasi pemilik (Baridwan, 1992: 55). Pengertian laba secara
umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (perioda)
tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan
deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto,
2003: 444).
Keuntungan merupakan selisih antara hasil penjualan dengan biaya produksi. Jika
penjualan lebih tinggi dari biaya produksi yang dihasilkan maka perusahaan mendapatkan
keuntungan, dan sebaliknya, Kuntungan memaksimumkan dicapai jika selisih antara hasil
penjualan dengan biaya produksi cukup besar.Keuntungan (laba) atau kerugian adalah
perbedaan antara hasil penjualan dan biaya produksi. Keuntungan (laba) diperoleh apabila
hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan kerugian akan terjadi apabila hasil dari
penjualan kurang dari biaya produksi. Keuntungan (laba) yang maksimum diperoleh apabila
terjadi perbedaan diantara hasil penjualan dengan biaya produksi mencapai tingkat yang
paling besar.

B. Alasan Maksimumkan laba


1.prinsip keselamatan (George stigler) mengatakan bahwa perusahaan yang selamat
sepanjang masa ialah yang mencari laba tertinggi. Unit usaha yang tidak berorientasi laba
akan dapat Tergilas oleh perusahaan yang efisien.
2.Laba yang rendah akan dapat mengundang pengambil Alihan perusahaan. Harga saham
akan rendah (jatuh) apabila Menejemen gagal menjalankan usahanya dengan efisien
(mendapatkan laba yang tinggi).

C. Tujuan memaksimumkan laba


Salah satu asumsi yang penting didalam perekonomian adalah semua perusahaan
dalam berproduksi akan berusaha mencari keuntungan yang paling maksimum. Dengan
adanya asumsi ini maka pihak perusahaan akan dapat menentukan pada tingkatan mana
perusahaan tersebut dapat berproduksi. Namun demikian, dalam kenyataan memaksimumkan
keuntungan bukan merupakan tujuan utama perusahaan, masih banyak tujuan lain seperti
tujuan untuk kesejahteraan sosial, menyejahterakan karyawan, dan lain lain.
D. Konsep maksimumkan laba
Keuntungan maksimum= total penerimaan (TR) – total biaya (TC)
TR > TC : Laba TR: (Penerimaan total/Total Revenue)
TR < TC : Rugi TC: (biaya total/Total Cost) .
TR = TC : BEP (Impas) BEP: (Break Event Point)

E. Kondisi perusahaan mengalami laba maksimum


-Laba maksimum yaitu kondisi pada saat perusahaan memperoleh laba hingga mencapai
tingkatan maksimum tertinggi.
 Laba maksimum akan tercapai apabila selisih positif antara TR dan TC mencapai
angka terbesar.
 Laba maksimum tercapai pada kondisi biaya marjinal sama dengan penerimaan
Marginal.

F.Syarat memaksimumkan laba


Ada dua cara yang dapat digunakan untuk memaksimumkan keuntungan yaitu:
 Dengan memproduksi kan barang pada tingkat di mana perbedaan diantara hasil
penjualan total dengan ongkos total adalah yang paling maksimum.
 Dengan memproduksikan barang pada tingkat di mana hasil penjualan Marginal sama
dengan ongkos marjinal.

G. Pendekatan memaksimumkan laba


Pendekatan totalitas menganggap untuk mendapatkan laba maksimum yaitu dengan
melakukan penjualan maksimum. Dengan penjualan maksimum maka laba yang diperoleh
akan semakin besar. Namun keputusan perusahaan sebelum melakukan strategi penjualan
maksimum, harus memperhatikan juga titik impas atau break event point. Laba akan
diperoleh ketika kuantitas penjualan melebihi titik impas. Titik impas ini akan menjadi acuan
penjualan minimal.
Disini perusahaan tidak mendapatkan keuntungan namun tidak juga rugi. Penjualan
yang terjadi melebihi titik impas akan mendapatkan laba. Bila perusahaan mengetahui
penjualan maksimal yang dapat dilakukan, dan penjualan tersebut diatas titik impas, maka
perusahaan akan menjual pada kuantitas maksimum agar keuntungan yang diperoleh
maksimal.
Menurut Domonick Salvatore, keuntungan merupakan penerimaan total (TR / Total
Revenue) dikurangi dengan biaya total (TC / Total Cost) . Keuntungan maksimum akan
tercapai apabila selisih positif antara TR dan TC mencapai angka terbesar. Perusahaaan
dikatakan memperoleh laba apabila nilai laba positif (π > 0) dimana penerimaan total lebih
besar dari pada biaya total (TR > TC) akan tetapi jika total penerimaan lebih kecil dari pada
biaya total (TR < TC) maka akan dinyatakan sebagai rugi. Secara sistematis laba dapat
dirumuskan: Laba maksimum: π = TR – TC (Total Revenue – Total Cost).

Di dalam memaksimumkan laba (keuntungan), terdapat tiga pendekatan yaitu :


1. Pendekatan Totalitas (totality approach)
2. Pendekatan Marginal (marginal approach)
3. Pendekatan Rata-rata (average approach)

Berikut penjelasan dari ketiga pendekatan dalam memaksimumkan laba :


1.Pendekatan Totalitas (totality approach)
Pendekatan totalitas merupakan pendekatan dengan cara membandingkan pendapatan
total (TR) dan biaya total (TC). Pendapatan total diperoleh dari jumlah unit output yang
terjual (Q) dikalikan dengan harga per unit output (P) atau bisa di rumuskan TR=P.Q.
Sedangkan biaya total merupakan biaya tetap (FC) dijumlahkan dengan biaya variable (VC)
atau bisa dirumuskan TC=FC+VC. Dalam pendekatan totalitas, biaya variable per unit output
dianggap konstan, sehingga biaya variable adalah jumlah unit output (Q) dikalikan dengan
biaya variabel per unit (v), maka VC=v.Q. Implikasi dari pendekatan totalitas dimana
perusahaan menempuh strategi penjualan maksimum, karena makin besar penjualan maka
semakin besar laba yang akan diperoleh.
Pendekatan totalitas sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari, karena memang mudah dan
sederhana. Namun cara ini memiliki beberapa kelemahan yaitu :
 Dalam praktik sulit membedakan antara biaya tetap dengan biaya variabel. Misalnya
listrik yang digunakan perusahaan ada yang untuk pabrik (dapat menjadi biaya
variabel); ada yang untuk kantor (dapat menjadi biaya tetap). Atau seorang pegawai
dalam perusahaan, terutama perusahaan keluarga, sering bekerja rangkap untuk
kegiatan administratif (biaya tetap) dan produksi (biaya variabel).
 Pendekatan ini mengabaikan gejala penurunan pertambahan hasil (LDR) yang
menyebabkan baik kurva biaya maupun kurva pendapatan tidak berbentuk garis lurus
(lihat kembali Bab 5 dan Bab 6. Karena itu pendekatan totalitas hanya dapat dipakai
bila usaha yang dianalisis relatif sederhana, dengan skala produksi tidak besar
(massal).

Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan menempuh strategi penjualan


maksimum (maximum selling) :
 Sebab makin besar penjualan makin besar laba yang diperoleh. Hanya saja sebelum
mengambil keputusan, perusahaan harus menghitung berapa unit output harus
diproduksi (Q*) untuk mencapai titik impas. Kemudian besarnya Q* dibandingkan
dengan potensi permintaan efektif.
 Jika persentasenya 80%, maka untuk mencapai BEP perusahaan harus menjangkau
80% potensi permintaan efektif.
 Makin kecil Q* dan atau makin kecil persentase Q* terhadap potensi permintaan
efektif dianggap makin baik, sebab risiko yang ditanggung perusahaan makin kecil.

Untuk mengetahui jumlah produk yang menyentuh BEP (titik impas), maka diperoleh rumus
sebagai berikut:
𝑸 = 𝑭𝑪 (𝑷−𝑽𝑪) ......................... (persamaan 2)
unit output yang terjual = biaya tetap (harga per unit output-biaya variable)

2. Pendekatan Marginal (marginal approach)


Dalam pendekatan marginal, perhitungan laba dilakukan dengan membandingkan
Biaya Marginal (MC) dan Pendapatan Marginal (MR). Laba maksimum akan tercapai pada
saat MR=MC. Suatu perusahaan akan menambah keuntungannya apabila menambah
produksinya pada saat MR > MC, yaitu hasil penjualan marginal (MR) melebihi biaya
marginal (MC). Dalam keadaan ini pertambahan produksi dan penjualan akan menambah
keuntungannya. Dalam keadaan sebaliknya, yaitu apabila MR < MC, mengurangi produksi
dan penjualan akan menambah untung. Maka keuntungan maksimum di capai dengan
keadaan di mana MR = MC berlaku sehingga laba maksimum, π = TR-TC.
a. Penjelasan secara verbal
Apakah benar perusahaan akan mencapai laba maksimum bila memproduksi di Q3? Untuk
menjawab pertanyaan di atas, kita mengonsentrasikan diri pada pergerakan kurva π (laba)
sepanjang interval Q1 - Q5. Pergerakan tersebut kita bagi menjadi tiga sub-interval:
Q1 - Q3, Q3, dan Q3 - Q5.
Dengan demikian, tingkat output yang membuat perusahaan mencapai laba maksimum
adalah Q3. Penjelasan di atas dapat diringkas dengan menyatakan:
 Pada interval Q1 - Q3, MR > MC. Karenanya penambahan output akan meningkatkan
laba.
 Pada interval Q3 - Q5, MR < MC. Karenanya penambahan output akan menurunkan
laba.
 Pada saat output adalah Q3, MR = MC. Perusahaan mencapai laba maksimum.

3. Pendekatan Rata-rata (average approach)


Dalam pendekatan rata-rata, perhitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan
antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P). Laba total adalah laba per
unit di kalikan dengan jumlah output yang terjual. Secara matematis dapat di rumuskan:
 laba maksimum= π = (P-AC)Q
Dari persamaan ini, perusahaan akan mencapai laba bila bila harga jual per unit output (P)
lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC) dan perusahaan hanya mencapai titik impas apabila
P=AC. Keputusan utuk memproduksi didasarkan pada perbandingan antara P dan AC, jika P
lebih kecil atau sama dengan AC maka perusahaan tidak mau memproduksi.
6. TENAGA KERJA
KESEIMBANGAN perusahaan dapat dilihat dari dua sisi,yaitu sisi produksi dan sisi
penggunaan faktor produksi.Dalam upaya mencapai laba maksimum atau kerugian
maksimum,jumlah output yang diproduksi dan tingkat harga yang ditetapkan tergantung pada
posisi perusahaan dalam pasar. Tetapi perusahaan hanya akan mencapai kondisi optimum bila
alokasi penggunaan faktor produksi (input) juga efisien. Untuk memproduksi barang dan jasa
perusahaan membutuhkan beberapa faktor produksi pokok, yaitu;
 Tenaga kerja, dengan balas jasa berupa upah atau gaji (wage/salary).
 Barang modal (mesin dan tanah), dengan balas jasa berupa sewa (ren).
 Uang, dengan balas jasa berupa bunga (interest).

1. Konsep-konsep Dasar
Beberapa konsep dasar yang harus diketahui untuk analisis faktor produksi adalah:
 Faktor produksi sebagai permintaan turunan (derived derand)
 Hubungan antar faktor produksi (substitusi atau komplemen)
 Hukum pertambahan hasil yang makin menurun (the law of diminishing return)
 Efek substitusi dan efek output (substitution and output effect)

a. Faktor Produksi Sebagai Permintaan Turunan (Derived Demand)


Permintaan terhadap suatu barang dikatakan sebagai permintaan turunan (derived
demand) apabila permintaan terhadap barang tersebut sangat tergantung pada permintaan
terhadap mobil.secara umum,permintaan terhadap BBM meningkat bila permintaan terhadap
mobil meningkat.permintaan terhadap gedung perkantoran dikatakan permintaan
turunan,karena permintaannya sangat tergantung pada kegiatan dunia usaha.Makin besar
permintaan terhadap barang dan jasa, makin besar permintaan terhadap tenaga kerja yang
digunakan dalam proses produksi.
b. Faktor Produksi Substitusi dan Komplemen (Substitutable and Complement Input)
Hubungan antar faktor produksi dikatakan bersifat substitusi bila penambahan
penggunaan faktor produksi yang satu mengurangi penggunaan faktor produksi yang lain.
Mesin merupakan substitusi tenaga kerja bila penambahan penggunaan mesin mengurangi
penggunaan tenaga kerja (manusia). Sebaliknya mesin dan tenaga kerja dapat memiliki
hubungan yangbersifat komplemen, bila penambahan penggunaan mesin menambah
penggunaan tenaga kerja.
c. Hukum Pertambahan Hasil Yang Makin Menurun (Law of Diminishing Return)
Dalam proses pengolahan lahan untuk penanaman palawija,Untuk satu hektar lahan,
umumnya diselesaikan dalam 150 hari kerja orang (HKO). Jika lahan satu hektar dikerjakan
seorang diri, waktu yang dibutuhkan adalah 150 hari kerja. Bila dua orang 75 hari kerja. Tiga
orang 50 hari kerja dan seterusnya.
d. Efek Substitusi dan Efek Output (Substitution and Output Effect)
Analisis efek substitusi (substitution effect) dalam pasar faktor produksi, analogis
dengan efek substitusi pada teori perilaku konsumen. Jika terjadi kenaikan harga sebuah
faktor produksi, maka penggunaan input tersebut dikurangi. Untuk menjaga tingkat output
(pada isokuan yang sama),perusahaan menggunakan lebih banyak faktor produksi lain yang
harganya relatif lebih murah.Analisis efek output atau efek skala produksi (output effect),
analogis dengan efek pendapatan (income effect). Suatu faktor produksi dikatakan normal
(normal input), jika penambahan skala produksi menambah peng-gunaan faktor produksi
tersebut. Sebaliknya faktor produksi dikatakan inferior,bila penambahan skala produksi justru
mengurangi penggunaan faktor produksi (negative output effect analogis dengan negative
income effect).
2. Faktor-faktor Penentu Permintaan Terhadap Faktor Produksi (Input Demand
Factors)
Faktor yang memengaruhi permintaan terhadap faktor produksi, yaitu sebagai berikut :
a. Harga Faktor Produksi
b. Permintaan Terhadap Output
c. Permintaan Terhadap Faktor Produksi Lain
d. Harga Faktor Produksi Yang Lain
e. Kemajuan Teknologi
3. Penawaran Faktor
Ada perbedaan yang mencolok antara penawaran tenaga kerja dan penawaran tanah.
Penawaran tanah bersifat inelastis sempurna, karena jumlah tanah terbatas. Apalagi bila
dikaitkan dengan kriteria kesuburan dan lokasi tanah. Karena itu kurva penawaran tanah
tegak lurus sejajar sumbu harga.
4. Pasar Tenaga Kerja Berstruktur Persaingan Sempurna (Perfect Competition Labour
Market)
Dalam pasar tenaga kerja persaingan sempurna, pembeli (perusahaan) maupun penjual
(pemilik faktor produksi atau tenaga kerja) tidak dapat memengaruhi harga pasar.
a. Permintaan Tenaga Kerja Dalam Model Satu Faktor Produksi
Variabel (One Variable Input Model)
Model permintaan tenaga kerja dalam satu faktor produksi variabel (one variable input mode)
mengasumsikan hanya tenaga kerja yang dapat diubah-ubah jumlah penggunaannya.
Keputusan penggunaan tenaga kerja oleh perusahaan ditentukan dengan membandingkan
biaya marjinal dan penerimaan marjinal dari penambahan satu tenaga kerja. Biaya marjinal
dari penambahan penggunaan satu tenaga kerja adalah upah tenaga kerja (W) karena posisi
perusahaan adalah penerima harga. Penerimaan marjinal tenaga kerja (marginal revenue
product of labour atau MRP ) adalah produksi marjinal dikalikan harga jual output (MP x P).

5. Pasar Tenaga Kerja Berstruktur Monopoli (Monopolistic)


Tenaga kerja dapat memiliki daya monopoli faktor produksi, misalign serikat pekerja
dapat menentukan beberapa tingkat upah sesuai dengan membentuk serikat pekerja (labour
union). Dengan daya monopoli serikat pekerja dapat menentukan beberapa tingkat upah
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.Serikat pekerja juga dapat upah tertinggi yang dapat
dipaksakan adalah Wm, dengan konsekuensi kesempatan kerja hanya Lm (jumlah minimum
diantara beberapa kemungkinan). Tetapi jika tujuan serikat pekerja adalah memaksimumkan
penerimaan, tingkat upah ditetapkan setingkat Wk, dengan kesempatan kerja Lk, pada saat
MR = 0.
6. Monoposoni (Monopsony)
Monopsoni (monopsony) adalah suatu keadaan di mana dalam pasar faktor produksi
(tenaga kerja) hanya ada satu pembeli (single buyer). Karena posisinya sebagai pembeli
tunggal,monopsonis (pemilik daya monopsoni) mempunyai kemampuan menentukan upah.
Bila perusahaan bergerak dalam pasar faktor produksi persaingan sempurna, keseimbangan
perusahaan tercapai pada saat MRPL De = Setiap penambahan penggunaan satu tenaga kerja
akan menambah biaya sebesar upah (W) yang kita sebut pengeluaran marjinal (marginal
expenditure atau ME).
Karena posisi perusahaan adalah penerima harga, pengeluaran marjinal adalah sama
dengan pengeluaran rata-rata (average expenditure atau AE). Singkatnya, keseimbangan
perusahaan yang bergerak dalam pasar persaingan sempurna tercapai bila MRPL = W = ME
= AE.Tetapi jika perusahaan mempunyai daya monopsoni, untuk mencapai kondisi
keseimbangan, upah yang ditetapkan lebih kecil dari ME.
7. Monopoli Bilateral (Bilateral Monopoly)
Kondisi memiliki daya monopoli, misalnya melalui serikat pekerja, sementara
monopoli bilateral (bilateral monopoly) terjadi bila pekerja perusahaan memiliki daya
monopsoni. Dalam keadaan demikian tingkat upah ditentukan melalui perundingan antara
serikat pekerja dan perusahaan Diagram 12.8 berikut menunjukkan bahwa interval tingkat
harga adalah antara Ws (tingkat harga yang diinginkan monopsonis) dengan Wm (tingkat
harga yang diinginkan monopolis). Tingkat harga yang ditetapkan sangat tergantung posisi
tawar menawar (bargaining position) kedua pihak.

8. Pasar Tanah (Land Market)


David Richardo (ekonom Inggris abad 19) adalah ekonom pertama yang membahas
mekanisme penentuan harga sewa tanah untuk pertanian. Menurutnya, harga sewa tanah
sangat ditentukan oleh tingkat produktivitas tanah. Makin produktif (subur), harga sewa tanah
makin mahal. Selanjutnya dia juga mengatakan bahwa tanah yang pertama kali digunakan
adalah tanah yang paling subur. Tetapi karena jumlah tanah subur relatif terbatas (fixed
supplied), maka jika kebutuhan pangan makin besar, permintaan tanah makin besar pula
sehingga tanah yang kurang subur pun disewa. Apa yang diungkapkan oleh Richardo dapat
digambarkan dalam model penentuan sewa tanah berikut ini.
a. Model Sewa Tanah Richardo (Richardian Model)
Untuk dapat membuat model grafis dari pemikiran Richardo, kita membuat beberapa asumsi:
 Berdasarkan tingkat kesuburannya, tanah dibagi menjadi tiga kelas, yaitu
kelas subur, sedang dan tidak subur tanah.
 Jumlah tanah yang subur lebih sedikit dari tanah yang sedang, dan jumlah

yang paling banyak adalah tanah yang tidak subur.Diagram 12.9 menunjukkan bahwa
tanah yang paling subur mempunyai struktur biaya yang paling murah (Diagram 12.9.a),
sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi penyewanya. Tanah yang tidak subur akan
menurunkan laba, bahkan merugikan penyewa (Diagram 12.9.b dan 12.9.c). Karena
penawaran tanah terbatas (inelastis sempurna), maka penentuan tingkat sewa tanah
berdasarkan tingkat kesuburan tanah. Secara matematis dapat dikatakan S = MRP tanah.
Diagram 12.10 menunjukkan secara grafis.
Produktivitas tanah ditunjukkan dengan kurva MPR tanah, yang paling subur
MRPnya lebih baik dari yang kurang subur (MRP1> MRP2>MPR3) Karena tanah yang
paling subur jumlahnya paling sedikit dibanding yang kurang subur, maka pena-waran tanah
yang paling subur relatif paling sedikit (S1<S2<S3), menyebabkan harga sewa tanah yang
paling subur lebih mahal dari yang lainnya (R1>R2>R3).

b. Kontekstualisasi Model Richardo


Apa yang disampaikan Richardo lebih dari seratus tahun yang lalu memberikan
peralatan analisis kepada generasi kita untuk memahami gejala membubungnya tingkat harga
jual atau sewa tanah di era modern ini.
Apa yang diungkapkan Richardo mengajarkan bahwa karena penawaran tanah
inelastis sempurna, maka penentuan harga jual atau sewa semata-mata ditentukan oleh sisi
permintaan (demand determined prices). Sama halnya dengan faktor produksi lainnya,
permintaan tanah ditentukan oleh produktivitasnya (MRP1). Diagram 12.11 menunjukkan
bila produktivitas Tanah meningkat (MRP1 → MRP2), harga sewa meningkat dari R1 ke R2.

Dalam era modern, produktivitas tanah diukur dari seberapa besar output yang dihasilkan
karena memproduksi di lokasi tersebut. Misalnya untuk usaha sewa rumah, tanah yang dekat
lokasi jalur transportasi utama akan menghasilkan uang lebih banyak daripada perumahan
yang berada di pedalaman, karena permintaannya lebih besar. Mengapa permintaannya lebih
besar? Sebab bagi para penghuni rumah yang berada dalam jalur transportasi utama akan
menghasilkan biaya yang lebih murah daripada yang tidak berada dalam jalur utama. Dengan
cara berpikir yang sama dapat dipahami mengapa perkantoran, hotel-hotel dan pusat-pusat
perdagangan yang berada di pusat kegiatan ekonomi dan bisnis harga, sewanya jauh lebih
mahal dibanding di tempat-tempat lainnya.
7. PENAWARAN
A. Pengertian Penawaran
Penawaran adalah sejumlah barang atau jasa yang ditawarkan atau ingin dijual oleh
penjual pada tingkat harga, tempat, dan waktu tertentu. Penawaran dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Antara lain harga barang, tingkat teknologi, jumlah produsen di pasar, harga bahan
baku, serta harapan, spekulasi, atau perkiraan.
Di antara faktor-faktor di atas, harga barang dianggap sebagai faktor terpenting dan
sering dijadikan acuan untuk melakukan analisis penawaran. Harga berbanding lurus dengan
jumlah penawaran. Jika harga tinggi, maka produsen akan berlomba-lomba menjajakan
barangnya sehingga penawaran meningkat. Sementara itu, jika harga turun, maka produsen
akan menunda penjualan atau menyimpan produknya di gudang sehingga jumlah penawaran
akan berkurang.Faktor teknologi akan memengaruhi output barang atau jasa yang akan
dihasilkan produsen. Semakin tinggi teknologi, semakin cepat barang dihasilkan, maka
semakin besar pula penawaran yang terjadi.
Harga-harga barang lain, termasuk di antaranya harga bahan baku, juga ikut
memengaruhi penawaran. Semakin mahal harga bahan baku, semakin mahal pula harga
produk yang dihasilkan. Namun biasanya, kenaikan harga bahan baku cenderung mengurangi
keuntungan yang diterima oleh produsen, sehingga produsen akan mengurangi tingkat
produksi dan mengurangi tingkat penawaran.
B. Jenis – Jenis Penawaran
1) Penawaran Individu
Penawaran individu adalah jumlah barang dan/atau jasa yang ditawarkan seorang penjual
atau produsen pada waktu, tempat dan satuan harga tertentu.
2) Penawaran Pasar
Penawaran pasar adalah jumlah barang dan/atau jasa yang ditawarkan sekelompok penjual
atau beberapa orang produsen pada waktu, tempat dan satuan harga tertentu.

C. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Penawaran


Besar kecilnya jumlah penawaran di pengaruhi oleh banyak faktor sebagai berikut :
1). Harga
Sama halnya dengan permintaan, harga adalah faktor yang paling dominan dalam
menentukan jumlah penawaran tersebut. Semakin harga naik, jumlah penawaran juga
akan semakin meningkat, sedangkan semakin harga turun, jumlah penawaran juga
akan semakin turun. Apabila harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan,
maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan meningkat. Sebaliknya jika harga
barang yang ditawarkan turun jumlah barang yang ditawarkan penjual juga akan
turun. Misalnya jika harga sabun mandi meningkat dari Rp1.500,00 menjadi
Rp2.000,00, maka jumlah sabun mandi yang penjual tawarkan akan meningkat pula.
2). Biaya produksi
Biaya produksi, yaitu biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu barang.
Apabila biaya produksi suatu barang naik, namun kondisi keuangan perusahaan tidak
mengalami peningkatan, maka akan terjadi pengurangan produksi. Akibatnya, jumlah
penawaran juga akan berkurang. Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang
digunakan dalam proses produksi, seperti biaya untuk membeli bahan baku, biaya
untuk gaji pegawai, biaya untuk bahan-bahan penolong, dan sebagainya. Apabila
biaya-biaya produksi meningkat, maka harga barang-barang diproduksi akan tinggi.
Akibatnya produsen akan menawarkan barang produksinya dalam jumlah yang
sedikit. Hal ini disebabkan karena produsen tidak mau rugi. Sebaliknya jika biaya
produksi turun, maka produsen akan meningkatkan produksinya. Dengan demikian
penawaran juga akan meningkat.
3). Teknologi yang digunakan
Semakin maju teknologi yang digunakan, akan mempermudah dan mengurangi biaya
produsrn dalam memproduksi barang. Dengan turunnya biaya produksi, produsen bisa
menawarkan barang yang lebih banyak dalam harga yang sama. Kemajuan teknologi
sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang ditawarkan. Adanya
teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen dalam menghasilkan
barang dan jasa. Selain itu dengan menggunakan mesin-mesin modern akan
menurunkan biaya produksi dan akan memudahkan produsen untuk menjual barang
dengan jumlah yang banyak. Misalnya untuk menghasilkan 1 kg gula pasir biaya yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan Manis sebesar Rp4.000,00. Harga jualnya sebesar
Rp7.500,00/kg. Namun dengan menggunakan mesin yang lebih modern, perusahaan
Manis mampu menekan biaya produksi menjadi Rp3.000,00. Harga jual untuk setiap
1 kilogramnya tetap yaitu Rp7.500,00/kg. Dengan demikian perusahaan Manis dapat
memproduksi gula pasir lebih banyak.
4). Perkiraan Harga di Masa yang akan Datang(Ekspektasi)
Apabila penjual memperkiranan harga akan naik, para penjual cenderung akan
menahan barang tersebut dan akan menjualnya apabila harga benar-benar naik.
Apabila penjual memperkirakan harga di masa akan datang naik, penawaran pada saat
ini akan turun. Perkiraan harga pada masa datang sangat memengaruhi besar kecilnya
jumlah penawaran. Jika perusahaan memperkirakan harga barang dan jasa naik,
sedangkan penghasilan masyarakat tetap, maka perusahaan akan menurunkan jumlah
barang dan jasa yang ditawarkan. Misalnya pada saat krisis ekonomi, harga-harga
barang dan jasa naik, sementara penghasilan relatif tetap. Akibatnya perusahaan akan
mengurangi jumlah produksi barang dan jasa, karena takut tidak laku.
5). Jumlah Penjual atau Produsen
Semakin banyak penjual atau produsen maka jumlah yang ditawarkan juga semakin
banyak dan sebaliknya.
6). Keuntungan yang diharapkan
ingin memperoleh keuntungan yang sudag ditetapkan sehingga harus menambah
jumlah produksinya. Hal ini berarti jumlah barang ditawarkan juga meningkat.
Namun, jika pada masa mendatang diperkiraman keuntungan menurun, produsen
akan mengurangi hasil produksinya.
7). Pajak dan subsidi
Pajak yang dibebankan kepada produsen akan dianggap sebagai tambahan biaya
produksi sehingga pajak dapat mengurangi penawaran. Sebaliknya, subsidi yang
diberikan kepada produsen akan mengurangi jumlah biaya produksi sehingga subsidi
dapat menambah penawaran.
8). Tujuan pemasaran
Jika perusahaan bertujuan ingin menguasai pasar, perusahaan harus mengingkatkan
jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Meskipun untuk dapat menguasai pasar,
produsen harus menekan harga barang agar dapat bersaing dengan orang lain.

D. Teori Penawaran pada pasar


Jika pada pasar terdapat penawaran produk yang relatif sangat banyak , sehingga:
a. Barang yang tersedia dipasar dapat memenuhi semua permintaan pasar, sehingga
untuk mempercepat penjualan , maka produsen akan menurunkan harga jual produk
tersebut
b. Penjual akan berusaha untuk meningkatkan dan memperbesar keuntungannya
dengan cara secepat mungkin memperbanyam jumlah penjualan produknya
(mengandalkan turn over yang tinggi) Sebaliknya , jika pada suatu pasar penawaran
suatu produk relatkf sedikit , maka yang terjadi adalah harga menjadi naik. Keadaan
ini dijelaskan sebagai berikut:
 Barang yang tersedia pada produsen relatif sedikit , sehingga jika jumlah permintaan
stabil maka produsen akan berusaha menjual produknya dengan menaikkan harga
jualnya
 Produsen hanya akan meningkatkan keuntungannya dari menaikkan harga

Pergeseran kurva penawaran disebabkan oleh dua hal yaitu :


1) Perubahan harga produk
Terdapat dua kondisi yang menyebabkan perubahan kurva permintaan yang
disebabkan karena adanya perubahan harga produk , yaitu :
a) Jika harga suatu produk mengalami peningkatan, maka kurva penawaran akan
bergeser kearah kanan dikarenakan jumlah penawaran produk tersebut bertambah
b) Jika harga suatu produk mengalami penurunan , maka kurva penawaran akan
bergeser kearah kiri dikarenakan jumlah penawaran produk tersebut berkurang
2) Perubahan biaya produksi
Terdapat dua kondisi yang menyebabkan perubahan kurva penawaran yang
disebabkan karena adanya perubahan biaya produksi , yaitu
a) Jika biaya produksi mengalami peningkatan , maka kurva penawaran akan bergeser
ke arah kiri dikarenakan jumlah penawaran produk tersebut berkurang.
b) Jika biaya produksi mengalami penurunan , maka kurva penawaran akan bergeser
ke arah kanan dikarenakan jumlah penawaran produk tersebut bertambah.
E. Hukum Penawaran
Hukum penawaran yaitu “jika harga suatu barang/jasa naik , jumlah barang atau jasa
yang ditawarkan akan ikut naik , dan sebaliknya jika harga suatu barang/jasa turun , maka
jumlah barang atau jasa yang ditawarkan juga ikut turun”. Dalam hukum penawaran , jumlah
barang yang ditawarkan berbanding lurus dengan tingkat harga barang (mempunyai
hubungan positif).
Dalam hukum penawaran berlaku anggapan , yaitu faktor faktor yang dapat
memengaruhi jumlah penawaran , selain harga dianggap tetap atau tidak berubah (citeris
paribus). Cateris paribus adalah ungkapan latin yang berarti semua variabel selain yang
sedang dipelajari diasumsikan konstan. Secara harfiah , cateris paribus berarti “hal hal lain
dianggap sama.”

F. Fungsi Penawaran
Bentuk umum fungsi penawaran adalah Qs = a+bP
Keterangan
Qs = Jumlah barang yang ditawarkan
a = Konstanta
b = Koofisien pengarah atau slope (pada fungsi penawaran nilai b selalu positif)
P = Harga
Fungsi penawaran adalah hubungan matematis yang menggambarkan hubungan antara harga
barang dan jumlah penawaran produk yang ditawarkan produsen. Untuk menentukan fungsi
penawaran terdapat dua metode , yakni :
1. Perhitungan matematis secara sederhana
Perhitungan fungsi penawaran dengan menggunakan metode perhitungan matematis secara
sederhana , pada umumnya digunakan pada saat kondisi :
a). Menghitung hubungan data penawaran antara barang dan harga barang dengan
data yang relatif sedikit
b). Faktor yang mempengaruhi penawaran hanya terbatas pada harga
2. Perhitungan matematis dengan menggunakan software statistika seperti SPSS , Minitab
Perhitungan matematis dengan menggunakan software statistika digunakan pada umumnya
pada saat kondisi :
a). Menghiting hubungan penawaran antara barang dan harga barang dengan data
yang relatif banyak
b). Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi penawaran
8. MONOPOLI

1. PENGERTIAN
Monopoli adalah suatu bentuk pasar dimana hanya terdapat satu perusahaan saja dan
perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang sangat
dekat.Analisis mengenai pemaksimuman keuntungan dipasar persaingan sempurna dalam
perusahaan monopoli menggunakan dua cara, yaitu: (i) dengan pendekatan biaya total dan
hasil penjualan total; (ii) dengan pendekatan biaya marjinal dan hasil penjualan marjinal.
2. CIRI CIRI PASAR MONOPOLI
a. Pasar Monopoli Adalah Indrustri Satu Perusahaan Barang atau jasa yang dihasilkan
oleh pasar monopoli tidak dapat dibeli dari tempat lain. Para pembeli tidak mempunyai
pilihan lain,kalau mereka menginginkan barang tersebut maka mereka harus membeli dari
perusahaan monopoli tersebut.
b. Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip Aliran listrik adalah contoh dari
barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang mirip. Yang ada hanyalah barang
pengganti yang sangat berbeda sifatnya, yaitu lampu minyak. Lampu minyak tidak dapat
menggantikan listik karena, ia tidak dapat digunakan untuk menghidupkan televisi atau
memanaskan setrika/gosokan.
c. Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk ke dalam Industri Sifat ini merupakan
sebab utama yang menimbulkan perusahaan yang mempunyai kekuasaan monopoli.
Keuntungan perusahaan monopoli tidak akan menyebabkan perusahaan-perusahaan lain
memasuki industri tersebut. Ada beberapa bentuk hambatan kemasukan ke dalam pasar
monopoli. Ada yang bersifat legal, yaitu dibatasi oleh undang-undang. Ada yang bersifat
teknologi, yaitu teknologi yang digunakan sanggat canggih dan tidak mudah dicontoh. Dan
ada pula yang bersifat keuangan, yaitu modal yang diperlukan sangat besar.
d. Dapat Mempengaruhi Penentuan HargaDengan mengadakan pengendalian ke atas
produksi dan jumlah barang yang ditawarkan perusahaan monopoli dapat menentukan harga
pada tingkat yang dikehendakinya. Oleh sebab itu perusahaan monopoli dipandang sebagai
penentu harga atau price setter.
e. Promosi Iklan Kurang Diperlukan Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-
satunya perusahaan di dalam industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan
menggunakan iklan. Tetapi perusahaan monopoli tetap sering membuat iklan. Iklan tersebut
bukanlah bertujuan untuk menarik pembeli, tetapi untuk memelihara hubungan baik dengan
masyarakat.

3. FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN PASAR PERSAINGAN


MONOPOLI
Monopoli bisa terjadi karena perusahaan–perusahaan lain menganggap tidak
menguntungkan untuk masuk pasar, atau memang terhalang (dihalang–halangi)
masuk pasar. Halangan masuk pasar disebut dengan istilah Barriers to Entry yang
dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1. Alasan teknis (technical barriers to entry)Ketidakmampuan bersaing secara
teknis menyebabkan perusahaan lain sulit bersaing dengan perusahaan yang
sudah ada (existing firm).Keunggulan secara teknis ini disebabkan oleh
beberapa hal seperti :
a) Perusahaan memiliki kemampuan dan pengetahuan khusus (specialknowledge)
yang memungkinkan berproduksi sangat efisien. Perusahaan monopoli mempunyai
suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki perusahaan lain. Salah satu
sumber penting dari adanya monopoli adalah pemilikan suatu sumber daya yang unik
(istimewa) yang tidak dimiliki oleh orang lain atau perusahaan lain. Satu contoh yang
jelas dalam hal ini adalah “suara emas” dari seorang penyanyi terkenal atau
kemampuan bermain yang sangat luar biasa oleh seorang pemain sepak bola.
b) Tingginya efisiensi memungkinkan perusahaan mempunyai biaya (MC dan AC)
yang menurun. Makin besar skala poduksi, biaya marjinal semakin menurun sehingga
biaya produksi per unit (AC) semakin rendah (decreasing MC and AC). Suatu
perusahaan hanya akan menikmati sakala ekonomi yang maksimum apabila tingkat
produksinya adalah sangat besar jumlahnya. Pada waktu perusahaan mencapai
keadaan dimana biaya produksi mencapai minimum, jumlah produksi adalah hampir
menyamaijumlah permintaan yang wujud dipasar.
c) Perusahaan memiliki kemampuan kontrol sumber faktor produksi (alam, manusia
maupun lokasi produksi). Perusahaan yang memiliki daya monopoli karena
kemampuan teknis disebut perusahaan monopoli alamiah (natural monopolist).
1. Karena alasan hukum atau undang – undang (legal barriers to entry)
a) Undang-undang dan Hak Khusus Kebanyakan monopoli murni tercipta karena
alasan hukum atau undang – undang, bukan karena alasan teknis atau ekonomis
sehingga mereka memiliki hak khusus untuk mengelola industri tersebut seperti
Badan-badan Usaha Milik Negara. Hak khusus juga tidak hanya diberikan oleh
pemerintah, tetapi juga oleh satu perusahaan kepada perusahaan lainnya seperti agen
tunggal, importir tunggal, lisensi, dan bisnis waralaba (franchise).
b) Hak Paten (paten right) atau Hak Cipta.Hak paten adalah monopoli berdasarkan
hukum karena pengetahuan-pengetahuan khusus yang menciptakan daya monopoli
secara teknik. Agar usaha mengembangkan teknologi dengan tujuan untuk
menciptakan barang baru akan memberikan keuntungan kepada perusahaan, haruslah
pemerintah melarang dan menghukum kegiatan menjiplak. Langkah ini dilakukan
dengan memberikan hak paten kepada perusahaan yang mengembangkan barang baru.
Hak Cipta/Copy Righs merupakan bentuk lain dari hak paten, yaitu merupakan suatu
jaminan hukum untuk menghindari penjiplakan.Tetapi hak cipta khusus diberikan
kepada penulis buku dan penggubah lagu. Dengan adanya hak cipta tersebut hanya
penulis atau penggubah lagu saja yang mempunyai hak ke atas penerbitan buku yang
ditulis dan lagu yang digubah.
4. Permintaan dan Penerimaan Perusahaan Monopoli
Dalam pasar monopoli permintaan terhadap output perusahaan (firm‟sdemand)
merupakan permintaan industri. Karena itu perusahaan mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi harga pasar dengan mengatur jumlah output. Posisi perusahaan
monopolis adalah penentu harga (price setter atauprice maker). Dengan demikian,
kurva permintaan yang dihadapi monopolis adalah juga kurva permintaan
pasar/industri.
4. KESEIMBANGAN Dan MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN JANKA
PANJANG PASAR MONOPOLI
Perusahaan monopoli tidak mempunyai masalah besar dengan keseimbangan jangka panjang,
selama dalam jangka pendek memperoleh laba maksimum. Dalam pasar persaingan
sempurna, laba supernormal akan menarik perusahaan lain untuk masuk ke dalam industri
sehingga dalam jangka panjang perusahaan hanya menikmati laba normal saja. Hal tersebut
tidak berlaku dalam pasar monopoli. Hambatan untuk masuk menyebabkan perusahaan
monopoli mampu menikmati laba supernormal baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Perusahaan monopoli akan kehilangan laba supernormal jangka panjang bila tidak
mampu memperthankan daya monopolinya.

Monopoli Dan Diskriminasi Harga


Sifat permintaan pasar dalam negeri dan luar negeriitusangat berbeda. Untuk
memaksimumkan keuntungannya perusahaan monopoli dapat menjalankan kebijakan
diskriminasi harga.
Beberapa keadaan yang memungkinkan perusahaan monopoli melakukan diskriminasi harga,
yaitu :
1. Barang tidak dapat dipindahkan dari satu pasar ke pasar lain
2. Sifat barang atau jasa itu memungkinkandilakukan diskriminasi harga
3. Sifat permintaan dan elastisitas permintaan dimasing-masing pasar haruslah sangat
berbeda. Kalau permintaan dan elastisitas permintaan adalah sangat bersamaan
dikedua pasar tersebut, keuntungan tidak akan diperoleh dari kebijakan tersebut.
4. Kebijakan diskriminasi harga tidak memerlukan biaya yang melebihi tambahan
keuntungan yang diperoleh tersebut.
5. Produsen dapat mengeksploiter beberapa sikap tidak rasional konsumen. Ini
misalnya dilakukan dengan menjual barang yang sama tetapi dengan pembungkusan,
merek/cap, dan kampanye iklan yang berbeda.

5 .MONOPOLI ALAMIAH
Perusahaan yang memiliki daya monopoli alamiah (natural monopoly) disebut
monopolis alamiah. Perusahaan ini mempunyai kurva biaya rata-rata (AC) jangka panjang
yang menurun (negative slope). Makin besar output yang dihasilkan makin rendah biaya rata-
rata. Ini dimungkinkan karena perusahaan memiliki kurva biaya marginal (MC) yang juga
menurun dan berbeda di bawah kurva AC.
Beberapa dampak kerugian dari adanya monopoli yang dialami masyarakat (biaya sosial)
antara lain :
 Hilang atau berkurangnya tingkat kesejahteraan konsumen (deadweight loss)
Sikap eksploitasi surplus konsumen yang menyebabkan daya monopoli disebut sikap
eksploitasi keuntungan (rent seeking).
 Memburuknya kondisi makroekonomi masional
Jika di setiap industri muncul gejala monopoli, maka secara makro jumlah output akan
lebih sedikit daripada kemampuan sebenarnya. Keseimbangan makro terjadi di bawah
keseimbangan ekonomi karena tidak seluruh faktor produksi terpakai sesuai dengan kapasitas
produksi sehingga menimbulkan pengangguran tenaga kerja maupun faktor-faktor produksi
yang lain. Sehingga akan melemahkan daya beli, menciutkan pasar, dan emmaksa perusahaan
memproduksi lebih sedikit lagi. Begiru seterusnya sehingga perekonomian secara makro
dapat mengalami keadaan stagflasi (stagnasi dan inflasi) dimana pertumbuhan ekonomi
terhambat, tingginya tingkat pengangguran dan inflasi.
 Memburuknya kondisi perekonomian internasional
Adanya perdaangan bebas dapat meningkatkan efisiensi. Namun faktanya perusahaan-
perusahaan yang besar terutama multinasional telah menjadi monopoli alamiah sehingga akan
berdampak kepada perusahaan-perusahaan yang ada di negara sedang berkembang.
6. MONOPOLI dan KESEJAHTERAAN RAKYAT
Dalam monopoli terdapat kemungkinan berlakunya keadaan berikut:
harga akan lebih tinggi, jumlah produksi lebih rendah, dan keuntungan lebih besar
dari pada di dalam pasar persaingan sempurna. Kebanyakan ahli ekononomi
berpendapat monopoli menimbulkan akibat yang yang buruk atas kesejahteraan
masyarakat dan distribusi pendapatan menjadi lebih tidak merata. Beberapa peran
monopoli dan kesejahteraan masyarakat terlihat dari :
1. Keuntungan monopoli ada kemungkinan tetap bisa dinikmati produsen monopoli
dalam jangka panjang. Keuntungan monopoli biasanya lebih dari normal, sehingga
menimbulkan ketidak adilan, karena berbeda dengan keuntungan perusahaan lain.
Bila ada monopoli yang hanya menerima keuntungan normal berarti tidak ada kasus
ketidakadilan, tetapi hal ini biasanya hanya kebetulan.

2. Volume produksi lebih kecil dari volume output yang optimum.


Berarti monopoli tidak efisien dan bagi masayarakat ada pemborosan.
3. Ada unsur eksploitasi terhadap :
- konsumen, dengan ditetapkannya harga jual (=P) diatas ongkos produksi dari unit
terakhir outputnya (=MC)
- pemilik faktor-faktor produksi yang digunakan (buruh diupah lebih rendah dari pada
sumbangannya dalam bentuk output).
Cara mengatasi Efek Negatif Monopoli sebagai berikut :
a. Mencegah timbulnya monopoli itu sendiri dengan Undang-undang
b. Pemerintah mendirikan perusahaan tandingan
c. Membuka "kran impor"
d. Membuat ketentuan khusus terhadap operasi perusahaan monopoli sehingga P =
MC'
Contoh pasar oligopoly
Operator telekomunikasi,Industri kendaraan bermotor,Industri semen,Maskapai
penerbangan, Perusahaan rokok, Transportasi online,Penyedia jaringan internet,Pabrikan
elektronik,Pabrikan handphone dan Produsen mi instan Namun demikian, meski ada
beberapa produsen, pasar oligopoli adalah juga bisa mengarah pada monopoli. Hal ini bisa
saja terjadi apabila beberapa perusahaan melakukan kesepakatan seperti penetapan harga.
Kondisi ini biasa disebut sebagai praktik kartel.
8. KEBIJAKAN PEMERINTAH
Kesejahteraan masyarakat dalam pasar yang kompetitif akan tercapai apabila asumsi
persaingannya terpenuhi. Dalam kondisi ini pemerintah hanya memastikan bahwa semua
pperaturan dan produk hukum dipatuhi oleh pelaku pasar, serta menjaga kestabilan mata
uang. Namun apabila pasar gagal dalam mengalokasikan sumber daya secara efisien,
sehingga menimbulkan inefisiensi dan pasar yang bersaing tidak sempurna, distribusi
pendapata/kesejahteraan tidak adil, dan kinerja perekonomian menurun, maka pemerintah
dapat melakukan intervensi menggunakan ragam kebijakan, baik kebijakan harga maupun
kebijakan di sektor riil. Kebijakan harga yang sering 90 Ekonomi Industri: Teori dan
Kebijakan dilakukan adalah pengaturan harga batas atas dan batas bawah.
Sejarah menunjukkan justru perusahaan monopolilah yang menunjukkan suatu
dinamika untuk berkembang lebih besar karena keuntungan monopoli bisa digunakan untuk
tujuan-tujuan penelitian dan pengembangan yang kemudian diikuti dengan inovasi-inovasi
dalam tehnologi.

9. OLIGOPOLI
1.Pengertian Oligopoli
Oligopoli merupakan keadaan pasar dengan suatu komoditas yang hanya dikuasai
dengan beberapa perusahaan. persaingan antar perusahaan sangat ketat dan taktik
pemasarannya dilandasi dengan daya cipta. Produk yang didapatkan sangat beragam dan
jenisnya dapat berbeda-beda pada masingmasing pembuat.
Tiap perusahaan pada pasar oligopoli memiliki pengaruh yang besar bagi perusahaan
lain, akibatnya terjadi adanya ketergantungan antar perusahaan. Pasar oligopoly dapat
dibedakan dengan keragaman produk, Arti dari pasar oligopoli adalah suatu bentuk hubungan
permintaan dan penawaran, yang di mana ada beberapa penjual atau Produsen yang
menguasai seluruh permintaan pasar.

2.Ciri ciri Oligopoli


Ciri utama dari pasar oligopoli ialah terbatasnya jumlah pembuat dengan jumlah
konsumen yang sangat banyak. Produk masing-masing Produsen dapat rata maupun tidak
sama. Tiap Produsen bisa memengaruhi harga produk. Jumlah Produsen dalam pasar
oligopoli cenderung tidak berubah. Para perusahaan akan menghindari perang harga serta
cenderung membuat kartel serta melakukan kerja sama yg saling menguntungkan.
Persaingan produk dipusatkan pada penggunaan reka baru teknologi yang bisa
menghemat biaya produksi secara aporisma dan memperluas pangsapasar.Pasar yang
menerapkan oligopoli akan sangat sulit menyertakan perusahaan baru dalam persaingan.
Selain itu,oligopoli umumnya memiliki perusahaan yg menjadi pemimpin perusahaan
lainnya. Ini membuat harga produk yang sejenis pada semua perusahaan relatif sama dan
mengikuti perubahan harga perusahaan yang memimpin pasar.

ciri ciri dari pasar oligopoly :


1. terdapat beberapa penjual atau produsen yang menguasai pasar.
2. Barang yang diperjual-belikan bisa rata serta bisa saja tidak sinkron corak
(differentiated product), seperti air minuman aqua.
3. terdapat kendala masuk yang relatif bertenaga bagi perusahaan di luar pasar buat
masuk ke pada pasar.
4. Satu pada antaranya para oligopolis ialah price leader yaitu penjual yang
memiliki/pangsa pasar yg terbesar. Penjual ini memiliki kekuatan yg besar buat
memutuskan harga serta para penjual lainnya wajib mengikuti harga tersebut.

3.jenis jenis oligopoly


Jenis oligopoly ada 2 :
1.Oligopoli murni (pure oligopoly) Adalah pasar dimana barang yang diperjual
belikan bersifat identik. Contohnya sepeti : semen dan air mineral.
2.Oligopoli terdiferensiasi (differentiated oligopoly) Adalah pasar dengan barang
yang homogen namun dapat dibedakan.contohnya seperti sabun, sepeda motor dan
laptop.
a. Jenis Oligopoli sempurna
Dalam oligopoli sempurna, produk yang diproduksi serta akan dijual diberi asumsi
menjadi produk yang merupakan produk turunan dari produk utama. Oligopoli sempuran juga
ditandai dengan terciptanya untung maksimum bersama dampak hubungan.
Oligopoli sempurna bisa memperkirakan jumlah permintaan serta menentukan daftar
biaya, serta menetapkan harga optimum dan ilustrasi mengenai laba yg didapatkan. Harga
dipengaruhi oleh satu perusahaan menjadi harga yang diterima pula oleh perusahaan lainnya.
pada oligopoli sempurna tanpa kolusi, tindakan perhitungan harga dengan didasari oleh
tujuan kelompok juga dapat laba maksimum. laba yang diperoleh dibagi pada masing-
masing perusahaan sinkron dengan biaya cukup serta penjualan dari masing-masing
perusahaan. laba yang banyak akan diperoleh oleh perusahaan yang beroperasi menggunakan
porto yang relatif rendah mengguna kan volume penjualan yg banyak.

4.Dampak oligopoly
Pasar oligopoli artinya jenis pasar yang pada dalamnya perusahaan tidak melakukan
persaingan usaha secara eksklusif. Perusahaan di dalam pasar oligopoly hanya terdapat
sedikit sehingga kolaborasi dapat dilakukan secara lebih simpel. Perusahaan yang terdapat
bisa bekerja sama pada menentukan harga produk dan jumlah produksi. Praktik kartel dapat
terjadi waktu semua perusahaan setuju buat mengurangi jumlah produksi sehingga harga
produk meningkat.
Kenaikan harga ini ditentukan sang jumlah permintaan yang permanen dan tak
sebanding dengan jumlah produk yg bisa dijual. Kerja sama yang menghasilkan kartel terjadi
pada kerja sama sebanding di masing-masing perusahaan. dalam hal ini, seluruh perusahaan
memutuskan kebijakan yang sama sehingga harga produk semakin tinggi menggunakan pesat
secara datang-datang. pada praktik nyatanya, kartel jarang terjadi karena perusahaan masing-
masing lebih mengutamakan untung secara mandiri.

5.Kelebihan serta kekurangan pasar oligopoly


Adapun kelebihan serta kekurangan pada pasar oligopoli yaitu sebagai berikut :
Kelebihan Pasar Oligopoli
1. terdapat sedikit pemjual sebab memerlukan investasi besar
2. Penjual sedikit sehingga dapat mengendalikan harga
3. Jika terjadi persaingan harga, konsumen diuntungkan
Kelemahan Pasar Oligopoli
1. terdapat rintangan yg bertenaga buat masuk kepasar oligopoli kerena investasi
tinggi
2. Akan terjadi perang harga
3. Produsen mampu kerjasama ( Kartel )
Kartel ialah suatu perjanjian resmi diantara beberapa perusahaan pada oligopoli.
Perjanjian tadi memutuskan harga yg akan dibebankan seluruh perusahaan dan seringkali
memutuskan kuota atau pangsa pasar dari berbagai perusahaan. Kartel ialah ilegal di sebagian
besar negara-negara global. OPEC merupakan model utama dari kartel.

Sifat- sifat pasar oligopoly yaitu :


Adapun Sifat-sifat pasar oligopoli :
• Harga produk yang dijual cukup sama
• Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
• Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yg besar
• Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain

Contoh pasar oligopoly adalah :


Operator telekomunikasi,Industri kendaraan bermotor,Industri semen,Maskapai
penerbangan, Perusahaan rokok, Transportasi online,Penyedia jaringan internet,Pabrikan
elektronik,Pabrikan handphone dan Produsen mi instan Namun demikian, meski ada
beberapa produsen, pasar oligopoli adalah juga bisa mengarah pada monopoli. Hal ini bisa
saja terjadi apabila beberapa perusahaan melakukan kesepakatan seperti penetapan harga.
Kondisi ini biasa disebut sebagai praktik kartel.
Upaya untuk Mengatasi Pasar Oligopoli
untuk mengatasi dampak negatif pasar oligopoli, maka pemerintah memberikan kebijakan
menjadi berikut :
1. memberikan aturan kemudahan bagi perusahaan baru buat masuk ke pada pasar
serta ikut menciptakan persaingan, seperti masuknya Petronas serta Shell.
2. Memberlakukan undang-undang anti kerjasama antar Produsen, yaitu dengan di
berlakukannya UU anti monopoli No. 5 Tahun 1999.
untuk mengawasi persaingan usaha di Indonesia, pemerintah telah membentuk satu
badan
independen yaitu Komisi Pengawas Persaingan perjuangan yang di singkat
menggunakan KPPU. dengan adanya
KPPU pada harapkan dampak negative oligopoly bisa di hindari.
Contoh pasar oligopoly
Operator telekomunikasi,Industri kendaraan bermotor,Industri semen,Maskapai
penerbangan, Perusahaan rokok, Transportasi online,Penyedia jaringan internet,Pabrikan
elektronik,Pabrikan handphone dan Produsen mi instan Namun demikian, meski ada
beberapa produsen, pasar oligopoli adalah juga bisa mengarah pada monopoli. Hal ini bisa
saja terjadi apabila beberapa perusahaan melakukan kesepakatan seperti penetapan
harga.Kondisi ini biasa disebut sebagai praktik kartel.
6. Faktor-faktor Penyebab Terbentuknya Pasar Oligopoli
ada 2 faktor penting yang mengakibatkan terbentuknya pasar oligopoli yaitu sebagai berikut:
a. Efisiensi Skala besar
dalam dunia nyata, perusahaan-perusahaan yg bergerak dalam industri mobil, semen, kertas,
pupuk serta peralatan mesin umumnya berstruktur oligopoli. Teknologi padat modal (capital
intensive) yang dibutuhkan dalam proses produksi mengakibatkan efisiensi (biaya ratarata
minimum) baru tercapai Jika hasil diproduksi dalam skala sangat besar. pada industri mobil,
untuk satu jenis, skala efisiensi baru tercapai Bila produksi mobil minimal 50.000 sampai
100.000 unit per tahun.
b. Kompleksitas Manajemen
berbeda dengan tiga struktur pasar lainnya (persaingan sempurna, monopoli, serta persaingan
monopolistik), struktur pasar oligopoli ditandai dengan kompetisi harga dan non harga.
Perusahaan juga harus cermat memperhitungkan setiap keputusan supaya tidak menyebabkan
reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing. sebab itu pada industri oligopoli,
kemampuan keuangan yang besar saja tidak relatif sebagai modal buat bertahan pada industri.
Perusahaan juga harus mempunyai kemampuan manajemen yang sangat baik supaya mampu
bertahan dalam struktur industri yang persaingannya begitu kompleks. tidak banyak
perusahaan yang memiliki kemampuan tersebut, sehingga dalam pasar oligopoli akhirnya
hanya ada sedikit pembuat.
7. Rintangan Memasuki Industri (Barrier to Entry) pada Pasar Oligopoli
Ada beberapa faktor yang dianggap paling penting sebagai rintangan suatu perusahaan baru
yang akan memasuki suatu industri, yakni:
1. Skala Ekonomis (economic of scale)
Skala ekonomis menggambarkan suatu kondisi bahwa semakin banyak produk yang
dihasilkan maka biaya produksi per unitnya semakin kecil. Oleh sebab itu, bila terjadi
permintaan yang sangat banyak maka perusahaan-perusahaan lama lebih mudah
dalam mengisi kesempatan tersebut karena perusahaan tersebut telah berproduksi
secara efisien. Keadaan seperti ini jelas menyulitkan pendatang baru untuk memasuki
pasar.
2. Biaya Absolut yang Dibutuhkan (absolute cost requirement)
Antara perusahaan yang satu dengan yang lain, kadang-kadang harus mengeluarkan biaya
produksi yang berbeda-beda meskipun untuk menghasilkan output yang sama. Hal ini
disebabkan karena:
a. Tingkat pengalaman yang sudah dimiliki oleh perusahaan lama lebih tinggi
daripada tingkat pengalaman perusahaan baru.
b. Tenaga kerja perusahaan lama yang mempunyai pengalaman atau kemampuan.
c. Karena perusahaan lama sudah dikenal oleh berbagai pihak dibandingkan dengan
perusahaan baru.
3. Keistimewaan Hasil Produksi dan Differensiasi Produk
Bentuk keistimewaan hasil produksi perusahaan lama, diantaranya:
a. Produk yang dihasilkan sudah sangat terkenal (product recognition).
b. Produk yang dihasilkan sangat rumit (product complexity).
c. Memproduksi barang-barang yang sejenis (product differentiation).
b. Ongkos Produksi yang berbeda
Perusahaan bisa menurunkan biaya produksi menggunakan membuka kapasitas produksi baru
daripada permanen menggunakan kapasitas yg lama serta seterusnya, sementara bagi
perusahaan baru hal itu dilakukan karena wajib mengeluarkan segala
macam biaya yang tidak disertai dengan produksi eksklusif (contohnya biaya pendidikan
karyawan agar menjadi terampil).

8. Upaya untuk Mengatasi Pasar Oligopoli


untuk mengatasi dampak negatif pasar oligopoli, maka pemerintah memberikan kebijakan
menjadi berikut :
1. memberikan aturan kemudahan bagi perusahaan baru buat masuk ke pada pasar
serta ikut menciptakan persaingan, seperti masuknya Petronas serta Shell.
2. Memberlakukan undang-undang anti kerjasama antar Produsen,
yaitu dengan di berlakukannya UU anti monopoli No. 5 Tahun 1999.
untuk mengawasi persaingan usaha di Indonesia, pemerintah telah membentuk satu
badan independen yaitu Komisi Pengawas
Persaingan perjuangan yang di singkat menggunakan KPPU. dengan adanya
KPPU pada harapkan dampak negative oligopoly bisa di hindari.

DAFTAR PUSTAKA
 Lela Nurlaela Wati, SE.MM (2008)
 Dr. H. Sugiyanto, SE., MM, CMA, CFRM, CT, CHt
 Anggun Putri Romadhina, S.E.,M.E
 Raharja, Manulung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi
(Mikroekonomi & Makroekonomi). Jakarta: Fakutas
Ekonomi Universitas indonesia
 Wahyuni. 2013. Ekonomi Peminatan untuk SMA/MA
Kelas X. Surakarta: PT Putra Nugraha Sentosa
 Safri. 2018. Pengantar Ilmu Ekonomi. Palopo: Kampus
IAIN Palopo
 Sugiyanto, Romadhina. 2020. Pengantar Ilmu Ekonomi
Mikro dan Makro. Banten: Yayasan Pendidikan dan
Sosial Indonesia Maju (YPSIM)
 Suhardi. 2016. Pengantar Ekonomi Mikro. Yogyakarta:
Gava Media
 Seputra, Yulius Eka Agung, dan Joko Sutrisno. 2016.
Pengantar Ekonomi Mikro.Yogyakarta: Ekuilibria
 Sumarsono, Sonny. 2007. Ekonomi Mikro Teori dan
Soal Latihan. Yogyakarta: Graha Ilmu
 Sukirno,Sadono.2002. Pengantar Teori Ekonomi Mikro.
PT Raja GafindoPersada. Jakarta.Agritekh (Jurnal
Agribisnis dan Teknologi Pangan) Vol. 1 No. 02, Januari
2021.
 HJ. Dwika lodia putri, S.E., M.AK., Aris Riyanto,S.E.,
M. M., Dan dede Andi, S.H., M. M.2021.Cetakan
pertama.Sumatra barat.
 Rahardja,Pratama.2008, Pengantar Ilmu Ekonomi
Mikro&Makro. Edisi ketiga. LembagaPenerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia:
 Busra, Yuli Annisa dan Zulkarnaini .2020.Pengantar
ilmu ekonomi mikro.Yogyakarta
 Maryani . 2015 . Modul Pengayaan Ekonomi Bisnis ;
Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen : Untuk SMK
dan MAK kelas X . Surakarta : Putra Nugraha
 Reksoprajitno , Soedijono . Pengantar Ekonomi Mikro ;
Perilaku Harga Pasar dan Konsumen . Depok :
Gunadarma
 Febianti , Yopinisa . 2015 . Penawaran Dalam Ekonomi
Mikro . Edunomic (Volume 3 No 1 Tahun 2015)
 Darmawan , Ari . 2012 . Fungsi Permintaan , Fungsi
Penawaran dan Ekuilibrium Pasar (Modul 3) . Malang :
Brawijaya
 MODUL TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN
 Revisi. Jakarta : LPFE UI.
 Rosyidi, Suherman. 2009. Pengantar Teori Ekonomi,
Edisi Revisi. Jakarta :
 Sukirno, Sadono. 1994. Mikro Ekonomi Teori Pengantar,
Edisi Ketiga.
 Fahmi, I., Daryanto, A., Siregar, H., dan Harianto (Juli
2012). "Prosedur Uji Kepatuhan terhadap Prinsip
Bersaing Islami pada Industri Perbankan Syariah: Sebuah
Proposal Berdasarkan Teori dan Kajian Empiris
Organisasi Industri". Jurnal Ekonomi dan Kebijakan
Pembangunan. 1 (1): 45.
 Aminursita, O., dan Abdullah, M.F. (2018). "Identifikasi
Struktur Pasar pada Industri Keramik di Kota Malang".
Jurnal Ilmu Ekonomi. 2 (3): 412. ISSN 2716-4799.
 Hidayatullah, Indra (April 2019). "Peran Pemerintah
dalam Stabilitas Ekonomi Pasar". Iqtishoduna. 8 (1): 197.
ISSN 2443-0056.
 Agustini, Maria Y. D. Hayu (2018). Ekonomi
Manajerial: Pembuatan Keputusan Berdasar Teori
Ekonomi (PDF). Semarang: Universitas Katolik
Soegijapranata. hlm. 211. ISBN 978- 602-6865-60-1.

Anda mungkin juga menyukai