RESUME
MOHAMMAD KAMAL REZA S.E.,M.E
NAMA :
ADELIA RIZKI FEBRIYANTI (4202114118)
POLITEKNIK NEGERI
D4 AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
PONTIANAK
2021
1. PERMINTAAN
A. Pengertian
Secara umum, permintaan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk meminta sesuatu
atau meminta barang dalam jumlah tertentu, yang akan dibeli atau diminta dengan suatu
harga dan waktu tertentu. Permintaan, berhubungan erat dengan keinginan konsumen
terhadap suatu barang dan jasa yang akan dipenuhi. Permintaan konsumen akan suatu barang
dan jasa, jumlahnya tak terbatas.
Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu
dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.
Menurut Gilarso (2007), dalam ilmu ekonomi istilah permintaan (demand) mempunyai
artitertentu, yaitu selalu menunjuk pada suatu hubungan tertentu antara jumlah suatu barang
yang akan dibeli orang dan harga barang tersebut. Permintaan adalah jumlah dari suatu
barang yang mau dan mampu dibeli pada berbagai kemungkinan harga, selama jangka
waktutertentu, dengan anggapan hal-hal lain tetap sama (=ceteris paribus).
B. Jenis-jenis Permintaan
Jenis-jenis permintaan Ada tiga jenis dalam permintaan, berikut penjelasannya:
Permintaan Absolut, merupakan permintaan yang tidak didukung oleh daya beli.
Permintaan ini lebih mengarah pada angan-angan saja. Setiap manusia bisa dipastikan
memiliki permintaan absolut.
Permintaan Efektif, merupakan permintaan konsumen terhadap barang dan jasa yang
dilakukan sesuai dengan daya beli yang dimiliki.
Permintaan Potensial, merupakan permintaan terhadap barang dan jasa yang disertai
dengan daya beli tetapi belum melakukan pembelian.
D. Kurva Permintaan
Kurva permintaan (demand curve) merupakan grafik yang menggambarkan hubungan
antara harga dengan jumlah komoditas yang ingin dan dapat dibeli konsumen.Kurva ini
digunakan untuk memperkirakan perilaku dalam pasar kompetitif dan seringkali digabung
dengan kurva penawaran untuk memperkirakan titik ekuilibrium (saat jumlah penawaran dan
permintaan sama).Kurva permintaan juga dapat diartikan sebagai suatu kurva/garis yang
memperlihatkan hubungan antara berbagaijumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat
harga (P) barang tersebut. Kurva permintaan selalu berlereng negatif, artinya menurun dari
kiri atas ke kanan bawah, hal ini disebabkan hubungan variabel Price dengan variabel
Quantity berlawanan arah, dimana bila P bertambah (positif), maka Qd berkurang (negatif)
atau sebaliknya. Dengan demikian kurva permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu kurva
yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan jumlah
barang tersebut yang diminta para pembeli.
Kurva permintaan ini memiliki gradient atau kemiringan atau slope negatif. Artinya
slope pada kurva ini menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Sehingga menunjukkan adanya
hubungan harga permintaan yang berbanding terbalik.Kurva yang menurun dari kiri atas ke
kanan bawah memperlihatkan kondisi naik turunnya suatu komoditas.
Ciri utama kurva permintaan pada hukum permintaan sebagai berikut:
1. Kurvanya berbentuk garis lurus
2. Pergerakan kurva permintaan dipengaruhi oleh jumlah permintaan barang atau jasa
Misalnya jika pendapatan naik, kurva akan bergeser ke kanan karena jumlah
permintaan naik. Sebaliknya, kurva akan bergeser ke kiri jika pendapat masyarakat
atau permintaan menurun.
3. Harga barang dengan jumlah barang berbanding terbalik
Artinya jika harga barang naik, permintaan akan menurun. Sebaliknya jika harga
barang turun, permintaannya akan meningkat.
4. Kurvanya ber-slope negatif
Karena kurva digambarkan dari kiri atas lalu turun ke bawah. Ini menunjukkan
adanya hubungan terbalik antara harga dan jumlah barang yang diminta.
5. Bentuk fungsi kurva permintaan
Bentuk fungsi kurva permintaan adalah Q = a-bP („Q‟ merupakan jumlah permintaan
barang, „a‟ adalah konstanta, „b‟ merupakan kemiringan atau gradient, dan „p‟ adalah
harga barang).
E. Hukum Permintaan
Hukum permintaan adalah ketika suatu harga barang atau jasa turun, maka jumlah
permintaan akan naik. Sebaliknya saat harga barang yang diminta naik, maka permintaan
akan turun.Hukum permintaan dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor. Faktor yang pertama
adalah selera konsumen. Selera konsumen yang sedang tinggi akan memicu kenaikan
permintaan. Sedangkan faktor lain yaitu harga barang pengganti.Saat harga barang sedang
mahal, maka hukum permintaan ini berlaku dengan cara orang akan mengalihkan belanjanya
dengan barang alternatif yang harganya lebih murah.Biasanya hukum permintaan ini
dipengaruhi oleh permintaan dengan beberapa faktor, di antaranya jumlah penduduk, besar
kecilnya pendapatan masyarakat, intensitas kebutuhan, dan harga barang atau jasa itu sendiri.
Bunyi hukum permintaan adalah “Saat permintaan meningkat. Jika harga suatu
produk rendah, maka jumlah produk yang diminta akan bertambah. Dan saat permintaan
menurun. harga suatu produk naik, maka jumlah produk yang diminta akan menurun”.
Contoh: harga cabai merah di pasar 3.000 maka permintaan masyarakat akan cabai merah
pun meningkat, harga bawang merah 19.000 maka permintaan masyarakat pun akan sedikit
karena harganya yang mahal.
F. Pengaruh Faktor Selain Harga Terhadap Permintaan
Hubungan antara suatu barang dengan barang yang lain dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)
jenis, yaitu:
- Barang Pengganti
Suatu barang dinamakan barang pengganti apabila barang tersebut dapat
menggantikan fungsi barang lain tersebut. Teh dan kopi adalah barang yang dapat saling
menggantikan fungsinya. Seseorang yang biasa minum teh sangat dimungkinkan dapat
menerima kopi apabila teh tidak ada, dan sebaliknya. Harga barang pengganti dapat
mempengaruhi permintaan barangyang dapat digantikannya. Apabila harga barang pengganti
semakin murah maka barang yang digantikannya akan mengalami pengurangan dalam
permintaan. Dengan demikian apabila harga kopi turun maka sangat dimungkinkan
permintaan akan teh akan berkurang. Sebaliknya, apabila harga kopi naik maka permintaan
akan teh akan meningkat.
- Barang Pelengkap
Suatu barang dikatakan barang pelengkap apabila suatu barang selalu digunakan
bersama-sama dengan barang lainnya. Gula adalah barang pelengkap dari kopi atau teh
karena pada umumnya kopi dan teh yang kita minum harus dibubuhi gula. Kenaikan atau
penurunan permintaan terhadap barang pelengkap cenderung sejalan dengan perubahan
permintaan barang yang dilengkapinya. Misal, jika permintaan terhadap teh atau kopi
meningkat maka permintaan terhadap gula cenderung meningkat pula. Sebaliknya, jika
teh dan kopi menurun permintaannya maka permintaan terhadap gula juga cenderung
mengalami penurunan.
- Barang Netral
Barang dikatakan barang netral apabila antara kedua jenis barang atau lebih tidak
mempunyai hubungan yang erat. Misal, permintaan terhadap gula dan sepatu. Perubahan
permintaan terhadap gula tidak akan mempengaruhi permintaan sepatu, demikian pula
sebaliknya. Sehingga apabila dua macam barang tidak mempunyai hubungan yang erat maka
perubahan terhadap permintaan salah satu barang cenderung tidak akan mempengaruhi
permintaan barang lainnya.
2. KEGAGALAN PASAR
b. Oligopoli
Pasar oligopoli sebuah keadaan dimana dalam pasar jumlah perusahaan yang menguasai
pasar lebih dari dua tetapi tidak banyak (2-10) sehingga tindakan dari pengusaha yang satu
akan mempengaruhi kebijakan dari pengusaha lainnya. Ketika pasar terdiri dari dua
perusahaan maka disebut dengan istilah duopoly. Apabila produk yang dihasilkan oleh
pengusaha oligopoli homogen, maka pasar dinamakan oligopoli murni (pure oligopoly) dan
apabila produk yang dihasilkan tidak homogen maka dinamakan oligopoli yang dibedakan
(differentiated oligopoly). Akibat dari bebasnya masing-masing pengusaha di dalam
menentukan kebijakan-kebijakannya, terutama kebijakan harga dan produksi, maka akan
menimbulkan perang harga diantara sesame pengusaha oligopoli tersebut.
c. Monopoli Alamiah
Ketika pemerintah berusaha untuk menghapus monopoli pada produksi suatu barang tetapi
hal tersebut akan menyebabkan diantara produsen terjadi persaingan yang menyebabkan
hanya ada satu produsen saja yang bertahan. Penyebab dari hal tersebut karena pasar akan
barang tersebut terlalu kecil atau investasi yang dibutuhkan sangat besar sehingga ekonomi
yang efisien akan terjadi ketika tingkat produksi besar. Keadaan diatas disebut dengan
monopoli alamiah.
2. Barang Publik
Barang publik telah menjadi subjek dari sebagian besar analisis ekonomi barang publik.
Dalam beberapa hal, barang publik murni adalah abstraksi yang diadopsi untuk memberikan
kasus benchmark terhadap yang lain, lebih realistis, kasus dapat dinilai. Sebuah barang publik
murni memiliki dua sifat berikut:
a. Non-excludability (tanpa dikecualikan) : jika kepentingan public diberikan konsumen
tidak dapat dikecualikan dari dikonsumsi.
b. Non-rivalry (tanpa persingan) : konsumsi barang publik oeh salah satu konsumen
tidak mengurangi jumlah yang tersedia untuk dikonsumsi oleh konsumen lainnya.
Kedua sifat yang menjadi ciri barang publik memiliki implikasi penting.
Pertimbangkan sebuah perusahaan yang memasok barang publik mumi. Karena perusahaan
pasokan salah satu konsumen itu telah efektif memasok barang publik bagi semua.
Perusahaan dapat mengisi pembeli awal tetapi tidak dapat membebankan konsumen
berikutnya. Ini mencegah dari mendapatkan pembayaran untuk total konsumsi publik.
Pajak dan utang publik dapat menurunkan nilai properti di suatu daerah jika
pendapatan tidak produktif dihabiskan. Namun, jika pendapatan digunakan secara produktif
pada barang yang manfaatnya berhubungan dengan penggunaan properti lokal, seperti taman,
jalan, dan sekolah, atau digunakan untuk menghasilkan perlindungan polisi dan api, maka
nilai dari barang dan jasa akan meningkat nilai properti di daerah tersebut. Nilai output sektor
publik yang dibiayai oleh pajak dapat dikapitalisasi ke dalam nilai properti dengan cara yang
sama sebagai beban pajak dan utang.
Dengan demikian, pajak meningkat di suatu daerah dapat dikaitkan dengan nilai
properti yang lebih tinggi ketika pendapatan pajak digunakan dengan cara yang
meningkatkan nilai yang berada di daerah itu. Tidak ada persaingan dalam konsumsi
menunjukkan bahwa satu orang yang mengkonsumsi barang tidak akan mengurangi
kegunaan barang tersebut kepada orang lain. Penyediaan anggaran barang publik itu
diperlukan karena adanya kegagalan pasar. Tiebout mengamati bahwa barang publik mumi
menyebabkan kegagalan pasar karena kesulitan terhubung dengan transmisi informasi.
Karena penilaian yang benar oleh konsumen dari barang publik tidak dapat diamati, dan
karena barang publik murni adalah tidak dikecualikan, maka penumpang gelap terjadi dan
penyediaan swasta tidak efisien.
3. Eksternalitas
Non-rivalry (tanpa persingan) : konsumsi barang publik oeh salah satu konsumen
tidak mengurangi jumlah yang tersedia untuk dikonsumsi oleh konsumen
lainnya.Eksternalitas terjadi bila aktivitas seorang pelaku ekonomi mempengaruhi
utilitas atau produksi lain tanpa harga. Efek eksternal bermanfaat dikenal sebagai
eksternalitas positif. Disekonomis eksternal atau eksternalitas negatif adalah biaya
yang dapat ditanggung oleh konsumen atau produsen. Barang public seperti penelitian
medis yang didanai publik dan pendidikan merupakan sumber eksternalitas positif.
a. Dampak eksternalitas negative
Konsep eksternalitas negatif dapat digambarkan secara grafis dalam kerangka
penawaran dan permintaan seperti pada gambar dibawah ini. Angka ini menunjukkan
kurva penawaran dan permintaan industri yang bersaing yang menghasilkan biaya
eksternal pada orang lain sebagai produk sampingan dari produksi. Tanpa
memperhitungkan biaya eksternalitas, industry akan menghasilkan output Qa pada
harga Pa, kurva penawaran S, mengukur biaya oportunitas dari input harga ke dalam
proses produksi, sedangkan kurva permintaan D mengukur nilai dari output bagi
mereka yang akan mengkonsumsi itu. Jadi, dengan tidak adanya eksternalitas, sumber
daya akan dialokasikan secara efisien jika kuantitas Qa diproduksi
Namun eksternalitas ini menghasilkan biaya peluang tambahan yang tidak termasuk
dalam kurva penawaran. Biaya ini dapat digambarkan sebagai E dalam diagram ini, yang
ditambahkan ke kurva penawaran S. kurva S+E termasuk biaya oportunitas seluruh produksi,
termasuk biaya eksternalitas. Seperti dalam gambar dijelaskan, jika biaya-biaya oportunitas
diperhitungkan, maka jumlah yang optimal bagi industri untuk menghasilkan adalah Q *, dan
output industri akan dijual P* jika biaya eksternalitas termasuk dalam harga produk. Karena
eksternalitas negatif, perusahaan dalam industri itu telah menggunakan salah satu input
mereka secara gratis. Oleh karena itu, mereka menggunakan terlalu banyak input tanpa harga
dan menghasilkan output terlalu banyak. Jika mereka memperhitungkan dengan biaya penuh
dari sumber daya yang mereka gunakan, maka mereka hanya akan menghasilkan Q*, tapi jika
sebaliknya mereka menghasilkan Qa.
4. Kegagalan Institusional
Gillis, Perkins dan Roemer telah mengidentifikasi kegagalan institusional sebagai
penyebab utama kegagalan pasar di negara berkembang. Hal ini didasarkan pada pandangan
bahwa lembaga terbelakang mengecualikan banyak orang dari pasar. Di banyak Negara uang
dan pasar modal yang kecil dan terbelakang, dan mobilisator tabungan tidak efisien.
Selanjutnya, pasar uang di negara-negara tidak merespon dengan cepat terhadap sinyal suku
bunga.
Gillis, Perkins dan Roemer juga menganggap kegagalan kelembagaan sebagai
penyebab kerusakan lingkungan di negara berkembang. Mereka berpendapat bahwa
meskipun pemerintah memiliki hak milik atas sebagian besar kawasan hutan di Negara
berkembang, tetapi pemerintah tidak mampu menegakkan peraturan di bidang ini. Hutan
merupakan sumber daya milik umum tetapi penyebab kerusakan hutan adalah kelembagaan
itu sendiri, sedangkan Mekanisme pasar tidak dapat mengatur penggunaan sumber daya milik
umum. Kegagalan pasar ini dikenal sebagai "tragedi milik bersama (tragedy of the
common)".
5. Kegalalan informasi
Persaingan sempurna yang menjamin Pareto optimal, dianggap berpengetahuan yang
sempurna tentang barang dan harga di pasar. Penurunan inefisiensi pasar dapat dicapai jika
campur tangan pemerintah dalam menyediakan fasilitas infrastruktur untuk memastikan
perkembangan uang dan pasar modal. Beberapa negara berkembang telah mengejar kebijakan
liberalisasi pasar tidak efisien. Stiglitz (1994) membahas masalah informasi yang tidak
sempurna atau pasar tidak lengkap dalam konteks uang dan pasar keuangan. Dia berpendapat
bahwa beberapa tingkat intervensi pemerintah dapat meningkatkan efisiensi pasar keuangan
di negara berkembang. Investor prihatin tentang solvabilitas dan pengelolaan lembaga
keuangan.
Dalam beberapa kasus informasi tentang variabel-variabel ini sulit diperoleh.
Pemantauan yang tepat dari kinerja manajemen perusahaan oleh Negara dapat meningkatkan
efisiensi pasar. Dua jenis akibat kegagalan informasi dari masalah Moral hazard dan Adverse
selection. Misalnya, untuk informasi asuransi di pasar, kegagalan dapat dihasilkan dari fakta
bahwa orang-orang untuk mengambil asuransi tidak memiliki informasinya. Hal ini
menyebabkan kurangnya dari alokasi sumber daya yang optimal.
Jenis pertama adalah masalah Moral hazard. Seseorang diasuransikan terhadap
penyakit mungkin terlalu sering menggunakan fasilitas medis karena biaya pribadi marjinal
nya mungkin kurang dari biaya sosial yang menyediakan fasilitas tersebut. Akibatnya,
perusahaan asuransi mungkin akan meningkatkan biaya untuk semua orang sehingga
menyebabkan kegagalan pasar. Kegagalan Informasi juga dapat terjadi di pasar saham mana
insider trading, yang merupakan strategi untuk meminimalkan resiko, dapat mencegah pasar
dari mencapai alokasi yang efisien di antara pedagang. Insider trading terjadi ketika
sekelompok istimewa individu Memiliki akses ke informasi saham pasar yang pedagang lain
tidak memiliki.
3. ELASTISITAS
A. Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang
dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (ceteris paribus).
Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga
(price elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain
disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut
elastisitas pendapatan (income elasticity).
1.Elastisitas Harga (Price Elasticity of Demand)
Elastisitas harga (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang
berubah bila harganya berubah sebesar satu persen.
Angka elastisitas harga bernilai negatif. Ep = 2 mempunyai arti bila harga barang naik
1%, permintaan terhadap barang itu turun 2%, ceteris paribus. Begitu juga sebaliknya.
Semakin besar nilai negatif nya, semakin elastis permintaan nya, sebab perubahan
permintaan jauh lebih besar dibanding perubahan harga. Angka Ep dapat disebut dalam nilai
Absolut. EP = 2, artinya sama dengan Ep = -2.
b. Sifat perubahan biaya produksi. Penawaran akan bersifat inelastis bila kenaikan
penawaran hanya dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi.
Bila penawaran dapat ditambah dengan pengeluaran biaya tambahan yang tidak
terlalu besar, penawaran akan bersifat elastis.
Apabila biaya produksi akan meningkat dengan cepat atau lambat apabila ditambah,
tergantung pada beberapa faktor antara lain:
1) Tingkat penggunaan kapasitas perusahaan. Apabila kapasitasnya telah mencapai
tingkat yang tinggi, investasi baru harus dilakukan untuk menambah produksi. Dalam
keadaan ini kurva penawaran akan menjadi inelastis
2) Kemudahan memperoleh faktor-faktor produksi. Penawaran akan menjadi inelastis
apabila faktor-faktor produksi yang diperlukan untuk menaikkan produk sulit
diperoleh.
c. Jangka waktu. Jangka waktu juga dapat mempengaruhi besarnya elastisitas
penawaran yang akan diuraikan dalam sebab mengenai elastisitas yang kafein dek dan
jangka panjang.
b. Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan dalam jangka panjang bagi barang non durable lebih besar
dibandingkan jangka pendek. Sebaliknya barang durable elastisitas pendapatan dalam
jangka pendek lebih besar daripada jangka panjang.
2. Elastisitas Penawaran
Hampir semua barang memiliki penawaran yang lebih jelas di dalam jangka panjang,
dibanding jangka pendek. Sebab dalam jangka panjang perusahaan mampu mengatasi
kendala kendala yang muncul dalam jangka pendek. Misalnya, perusahaan mobil
tidak mungkin membangun pabrik baru dalam waktu kurang dari 1 tahun tetapi
mungkin dalam waktu 3 tahun atau 4 tahun. Dengan demikian kurva penawaran akan
mobil dalam jangka panjang lebih elastis dibanding dalam jangka pendek.
Untuk beberapa barang penawaran dalam jangka pendeknya inelastis sempurna(Es =
0). Output sektor seperti properti adalah salah satu contohnya.
Tetapi ada juga barang yang penawarannya justru lebih elastis dalam jangka pendek,
dibanding dalam jangka panjang. Barang itu umumnya yang dapat didaur ulang
(recycling ). Misalnya logam besi untuk kebutuhan industri dapat diperoleh dari hasil
primer pertambangan (primary metal) dan atau hasil dari ulang
Primary metal mempunyai elastisitas penawaran dalam jangka panjang yang lebih
besar dibanding dalam jangka pendek, baik karena kemajuan teknologi maupun cukup
nya waktu untuk meningkatkan kapasitas produksi. Sebaliknya dengan besi hasil daur
ulang. Karena dapat terus didaur ulang maka kurva penawaran dalam jangka
panjangnya lebih n elastis dibanding jangka pendek.
pembeli (permintaan) dalam bertransaksi barang atau jasa. Pengertian tersebut adalah
pengertian pasar secara konkrit. Adapun pasar menurut kajian Ilmu Ekonomi memiliki
pengertian, pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan
penawaran (penjual) dari suatu barang / jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat menetapkan
harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang diperdagangkan. Jadi setiap proses yang
mempertemukan antara pembeli dan penjual, maka akan membentuk harga yang disepakati
perusahaan yang ada juga sangat kecil dibanding produk yang ada dipasar.
6. Pembeli dan penjual bebas mengadakan perjanjian, tanpa ada campur tangan pemerintah.
Pemerintah tidak ikut campur tangan tentang harga, baik langsung maupun tidak langsung.
Walaupun ciri / asumsi tersebut nampak unrealistik, akan tetapi model ini masih sangat
berguna karena adanya dua alasan :
1. Model perfect competition dapat digunakan sebgai petunjuk untuk perbandingan
3. Pembeli dan penjual bebas bertindak. Produsen dan konsumen memiliki kebebasan dalam
keluar masuk pasar.
4. Harga tidak ditentukan oleh satu penjual atau oleh satu pembeli. Harga dipasar persaingan
5. Pembeli sangat mengetahui harga pasar sehingga sangat kecil terjadi kerugian atau
kekecewaan.
membuat konsumen tidak bisa memilih barang sesuai selera dan tingkat pendapatan mereka
masing masing.
2. Pekerja menerima upah atau gaji rendah. Dengan laba secukupya, produsen tidak bisa
memberikan upah tinggi bagi pekerjanya.
3. Tidak ada dana untuk penelitian dan pengembangan produk dengan laba secukupnya,
artinya perekonomian pasar permintaan ditentukan oleh corak produk perusahaan, dan akan
berpengaruh penggunaan sumber daya. Kalau distribusi pendaptan tidak merata maka
penggunaan sumber daya akan lebih banyak digunakan untuk kepentingan golongan kelas
menengah
Dalam menganalisis usaha sesuatu perusahaan untuk memaksimumkan keuntungan, dua hal
harus diperhatikan:
- Biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan
- Hasil penjualan dari barang yang dihasilkan perusahaan itu
Sifat biaya produksi yang dikelurkan oleh perusahaan adalah bersamaan, walau dalam
struktur pasar manapun ia digolongkan. Sesuatu perusahaan itu berada dalam pasar
persaingan sempurna, atau monopoli, atau oligopoli, atau persaingan monopolistis. Sifat dan
hasil penjualan adalah berbeda di antara pasar persaingan sempurna dengan struktur pasar
lainnya. Perbedaan ini disebabkan karena ditinjau dari sudut seorang produsen, bentuk
permintaan yang dihadapi oleh seorang produsen di pasar persaingan sempurna berbeda
sifatnya dengan yang dihadapi seorang produsen di pasar lainnya.
yang akan menentukan harga pasar, dan seorang produsen hanya "menerima" saja harga yang
sudah ditentukan tersebut. Ini berarti berapa banyakpun barang yang diproduksikan dan dijual
oleh produsen, ia adak akan dapat mengubah harga yang hanya sebagian kecil saja dari
yang akan menentukan harga pasar, dan seorang produsen hanya "menerima" saja harga yang
sudah ditentukan tersebut. Ini berarti berapa banyakpun barang yang diproduksikan dan dijual
oleh produsen, ia adak akan dapat mengubah harga yang hanya sebagian kecil saja dari
jumlah yang diperjual belikan di pasar.
lainnya (monopoli, oligopoli, atau persaingan monopolistis). Perbedaan ini disebabkan sudut
pandang dari seorang produsen, karena bentuk permintaan yang dihadapi oleh konsumen
dalam persaingan pasar berbeda dengan yang dihadapi oleh produsen di pasar lainnya.
5. MAKSIMUM LABA
A. PENGERTIAN
Secara teoritis laba adalah kompensasi atas resiko yang ditanggung oleh perusahaan,
semakin besar resiko maka akan semakin besar pula laba yang bisa diperoleh.Di dalam teori
ekonomi juga dikenal dengan istilah laba, akan tetapi pengertian laba pada teori ekonomi
berbeda dengan pengertian laba menurut akuntansi. Dalam teori ekonomi, para ekonom
mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam
akuntansi, laba ialah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada
waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan saat periode tertentu (Harahap,
1997).
Laba ialah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau
transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian
lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari hasil
pendapatan (revenue) atau investasi pemilik (Baridwan, 1992: 55). Pengertian laba secara
umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (perioda)
tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan
deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto,
2003: 444).
Keuntungan merupakan selisih antara hasil penjualan dengan biaya produksi. Jika
penjualan lebih tinggi dari biaya produksi yang dihasilkan maka perusahaan mendapatkan
keuntungan, dan sebaliknya, Kuntungan memaksimumkan dicapai jika selisih antara hasil
penjualan dengan biaya produksi cukup besar.Keuntungan (laba) atau kerugian adalah
perbedaan antara hasil penjualan dan biaya produksi. Keuntungan (laba) diperoleh apabila
hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan kerugian akan terjadi apabila hasil dari
penjualan kurang dari biaya produksi. Keuntungan (laba) yang maksimum diperoleh apabila
terjadi perbedaan diantara hasil penjualan dengan biaya produksi mencapai tingkat yang
paling besar.
Untuk mengetahui jumlah produk yang menyentuh BEP (titik impas), maka diperoleh rumus
sebagai berikut:
𝑸 = 𝑭𝑪 (𝑷−𝑽𝑪) ......................... (persamaan 2)
unit output yang terjual = biaya tetap (harga per unit output-biaya variable)
1. Konsep-konsep Dasar
Beberapa konsep dasar yang harus diketahui untuk analisis faktor produksi adalah:
Faktor produksi sebagai permintaan turunan (derived derand)
Hubungan antar faktor produksi (substitusi atau komplemen)
Hukum pertambahan hasil yang makin menurun (the law of diminishing return)
Efek substitusi dan efek output (substitution and output effect)
yang paling banyak adalah tanah yang tidak subur.Diagram 12.9 menunjukkan bahwa
tanah yang paling subur mempunyai struktur biaya yang paling murah (Diagram 12.9.a),
sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi penyewanya. Tanah yang tidak subur akan
menurunkan laba, bahkan merugikan penyewa (Diagram 12.9.b dan 12.9.c). Karena
penawaran tanah terbatas (inelastis sempurna), maka penentuan tingkat sewa tanah
berdasarkan tingkat kesuburan tanah. Secara matematis dapat dikatakan S = MRP tanah.
Diagram 12.10 menunjukkan secara grafis.
Produktivitas tanah ditunjukkan dengan kurva MPR tanah, yang paling subur
MRPnya lebih baik dari yang kurang subur (MRP1> MRP2>MPR3) Karena tanah yang
paling subur jumlahnya paling sedikit dibanding yang kurang subur, maka pena-waran tanah
yang paling subur relatif paling sedikit (S1<S2<S3), menyebabkan harga sewa tanah yang
paling subur lebih mahal dari yang lainnya (R1>R2>R3).
Dalam era modern, produktivitas tanah diukur dari seberapa besar output yang dihasilkan
karena memproduksi di lokasi tersebut. Misalnya untuk usaha sewa rumah, tanah yang dekat
lokasi jalur transportasi utama akan menghasilkan uang lebih banyak daripada perumahan
yang berada di pedalaman, karena permintaannya lebih besar. Mengapa permintaannya lebih
besar? Sebab bagi para penghuni rumah yang berada dalam jalur transportasi utama akan
menghasilkan biaya yang lebih murah daripada yang tidak berada dalam jalur utama. Dengan
cara berpikir yang sama dapat dipahami mengapa perkantoran, hotel-hotel dan pusat-pusat
perdagangan yang berada di pusat kegiatan ekonomi dan bisnis harga, sewanya jauh lebih
mahal dibanding di tempat-tempat lainnya.
7. PENAWARAN
A. Pengertian Penawaran
Penawaran adalah sejumlah barang atau jasa yang ditawarkan atau ingin dijual oleh
penjual pada tingkat harga, tempat, dan waktu tertentu. Penawaran dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Antara lain harga barang, tingkat teknologi, jumlah produsen di pasar, harga bahan
baku, serta harapan, spekulasi, atau perkiraan.
Di antara faktor-faktor di atas, harga barang dianggap sebagai faktor terpenting dan
sering dijadikan acuan untuk melakukan analisis penawaran. Harga berbanding lurus dengan
jumlah penawaran. Jika harga tinggi, maka produsen akan berlomba-lomba menjajakan
barangnya sehingga penawaran meningkat. Sementara itu, jika harga turun, maka produsen
akan menunda penjualan atau menyimpan produknya di gudang sehingga jumlah penawaran
akan berkurang.Faktor teknologi akan memengaruhi output barang atau jasa yang akan
dihasilkan produsen. Semakin tinggi teknologi, semakin cepat barang dihasilkan, maka
semakin besar pula penawaran yang terjadi.
Harga-harga barang lain, termasuk di antaranya harga bahan baku, juga ikut
memengaruhi penawaran. Semakin mahal harga bahan baku, semakin mahal pula harga
produk yang dihasilkan. Namun biasanya, kenaikan harga bahan baku cenderung mengurangi
keuntungan yang diterima oleh produsen, sehingga produsen akan mengurangi tingkat
produksi dan mengurangi tingkat penawaran.
B. Jenis – Jenis Penawaran
1) Penawaran Individu
Penawaran individu adalah jumlah barang dan/atau jasa yang ditawarkan seorang penjual
atau produsen pada waktu, tempat dan satuan harga tertentu.
2) Penawaran Pasar
Penawaran pasar adalah jumlah barang dan/atau jasa yang ditawarkan sekelompok penjual
atau beberapa orang produsen pada waktu, tempat dan satuan harga tertentu.
F. Fungsi Penawaran
Bentuk umum fungsi penawaran adalah Qs = a+bP
Keterangan
Qs = Jumlah barang yang ditawarkan
a = Konstanta
b = Koofisien pengarah atau slope (pada fungsi penawaran nilai b selalu positif)
P = Harga
Fungsi penawaran adalah hubungan matematis yang menggambarkan hubungan antara harga
barang dan jumlah penawaran produk yang ditawarkan produsen. Untuk menentukan fungsi
penawaran terdapat dua metode , yakni :
1. Perhitungan matematis secara sederhana
Perhitungan fungsi penawaran dengan menggunakan metode perhitungan matematis secara
sederhana , pada umumnya digunakan pada saat kondisi :
a). Menghitung hubungan data penawaran antara barang dan harga barang dengan
data yang relatif sedikit
b). Faktor yang mempengaruhi penawaran hanya terbatas pada harga
2. Perhitungan matematis dengan menggunakan software statistika seperti SPSS , Minitab
Perhitungan matematis dengan menggunakan software statistika digunakan pada umumnya
pada saat kondisi :
a). Menghiting hubungan penawaran antara barang dan harga barang dengan data
yang relatif banyak
b). Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi penawaran
8. MONOPOLI
1. PENGERTIAN
Monopoli adalah suatu bentuk pasar dimana hanya terdapat satu perusahaan saja dan
perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang sangat
dekat.Analisis mengenai pemaksimuman keuntungan dipasar persaingan sempurna dalam
perusahaan monopoli menggunakan dua cara, yaitu: (i) dengan pendekatan biaya total dan
hasil penjualan total; (ii) dengan pendekatan biaya marjinal dan hasil penjualan marjinal.
2. CIRI CIRI PASAR MONOPOLI
a. Pasar Monopoli Adalah Indrustri Satu Perusahaan Barang atau jasa yang dihasilkan
oleh pasar monopoli tidak dapat dibeli dari tempat lain. Para pembeli tidak mempunyai
pilihan lain,kalau mereka menginginkan barang tersebut maka mereka harus membeli dari
perusahaan monopoli tersebut.
b. Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip Aliran listrik adalah contoh dari
barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang mirip. Yang ada hanyalah barang
pengganti yang sangat berbeda sifatnya, yaitu lampu minyak. Lampu minyak tidak dapat
menggantikan listik karena, ia tidak dapat digunakan untuk menghidupkan televisi atau
memanaskan setrika/gosokan.
c. Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk ke dalam Industri Sifat ini merupakan
sebab utama yang menimbulkan perusahaan yang mempunyai kekuasaan monopoli.
Keuntungan perusahaan monopoli tidak akan menyebabkan perusahaan-perusahaan lain
memasuki industri tersebut. Ada beberapa bentuk hambatan kemasukan ke dalam pasar
monopoli. Ada yang bersifat legal, yaitu dibatasi oleh undang-undang. Ada yang bersifat
teknologi, yaitu teknologi yang digunakan sanggat canggih dan tidak mudah dicontoh. Dan
ada pula yang bersifat keuangan, yaitu modal yang diperlukan sangat besar.
d. Dapat Mempengaruhi Penentuan HargaDengan mengadakan pengendalian ke atas
produksi dan jumlah barang yang ditawarkan perusahaan monopoli dapat menentukan harga
pada tingkat yang dikehendakinya. Oleh sebab itu perusahaan monopoli dipandang sebagai
penentu harga atau price setter.
e. Promosi Iklan Kurang Diperlukan Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-
satunya perusahaan di dalam industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan
menggunakan iklan. Tetapi perusahaan monopoli tetap sering membuat iklan. Iklan tersebut
bukanlah bertujuan untuk menarik pembeli, tetapi untuk memelihara hubungan baik dengan
masyarakat.
5 .MONOPOLI ALAMIAH
Perusahaan yang memiliki daya monopoli alamiah (natural monopoly) disebut
monopolis alamiah. Perusahaan ini mempunyai kurva biaya rata-rata (AC) jangka panjang
yang menurun (negative slope). Makin besar output yang dihasilkan makin rendah biaya rata-
rata. Ini dimungkinkan karena perusahaan memiliki kurva biaya marginal (MC) yang juga
menurun dan berbeda di bawah kurva AC.
Beberapa dampak kerugian dari adanya monopoli yang dialami masyarakat (biaya sosial)
antara lain :
Hilang atau berkurangnya tingkat kesejahteraan konsumen (deadweight loss)
Sikap eksploitasi surplus konsumen yang menyebabkan daya monopoli disebut sikap
eksploitasi keuntungan (rent seeking).
Memburuknya kondisi makroekonomi masional
Jika di setiap industri muncul gejala monopoli, maka secara makro jumlah output akan
lebih sedikit daripada kemampuan sebenarnya. Keseimbangan makro terjadi di bawah
keseimbangan ekonomi karena tidak seluruh faktor produksi terpakai sesuai dengan kapasitas
produksi sehingga menimbulkan pengangguran tenaga kerja maupun faktor-faktor produksi
yang lain. Sehingga akan melemahkan daya beli, menciutkan pasar, dan emmaksa perusahaan
memproduksi lebih sedikit lagi. Begiru seterusnya sehingga perekonomian secara makro
dapat mengalami keadaan stagflasi (stagnasi dan inflasi) dimana pertumbuhan ekonomi
terhambat, tingginya tingkat pengangguran dan inflasi.
Memburuknya kondisi perekonomian internasional
Adanya perdaangan bebas dapat meningkatkan efisiensi. Namun faktanya perusahaan-
perusahaan yang besar terutama multinasional telah menjadi monopoli alamiah sehingga akan
berdampak kepada perusahaan-perusahaan yang ada di negara sedang berkembang.
6. MONOPOLI dan KESEJAHTERAAN RAKYAT
Dalam monopoli terdapat kemungkinan berlakunya keadaan berikut:
harga akan lebih tinggi, jumlah produksi lebih rendah, dan keuntungan lebih besar
dari pada di dalam pasar persaingan sempurna. Kebanyakan ahli ekononomi
berpendapat monopoli menimbulkan akibat yang yang buruk atas kesejahteraan
masyarakat dan distribusi pendapatan menjadi lebih tidak merata. Beberapa peran
monopoli dan kesejahteraan masyarakat terlihat dari :
1. Keuntungan monopoli ada kemungkinan tetap bisa dinikmati produsen monopoli
dalam jangka panjang. Keuntungan monopoli biasanya lebih dari normal, sehingga
menimbulkan ketidak adilan, karena berbeda dengan keuntungan perusahaan lain.
Bila ada monopoli yang hanya menerima keuntungan normal berarti tidak ada kasus
ketidakadilan, tetapi hal ini biasanya hanya kebetulan.
9. OLIGOPOLI
1.Pengertian Oligopoli
Oligopoli merupakan keadaan pasar dengan suatu komoditas yang hanya dikuasai
dengan beberapa perusahaan. persaingan antar perusahaan sangat ketat dan taktik
pemasarannya dilandasi dengan daya cipta. Produk yang didapatkan sangat beragam dan
jenisnya dapat berbeda-beda pada masingmasing pembuat.
Tiap perusahaan pada pasar oligopoli memiliki pengaruh yang besar bagi perusahaan
lain, akibatnya terjadi adanya ketergantungan antar perusahaan. Pasar oligopoly dapat
dibedakan dengan keragaman produk, Arti dari pasar oligopoli adalah suatu bentuk hubungan
permintaan dan penawaran, yang di mana ada beberapa penjual atau Produsen yang
menguasai seluruh permintaan pasar.
4.Dampak oligopoly
Pasar oligopoli artinya jenis pasar yang pada dalamnya perusahaan tidak melakukan
persaingan usaha secara eksklusif. Perusahaan di dalam pasar oligopoly hanya terdapat
sedikit sehingga kolaborasi dapat dilakukan secara lebih simpel. Perusahaan yang terdapat
bisa bekerja sama pada menentukan harga produk dan jumlah produksi. Praktik kartel dapat
terjadi waktu semua perusahaan setuju buat mengurangi jumlah produksi sehingga harga
produk meningkat.
Kenaikan harga ini ditentukan sang jumlah permintaan yang permanen dan tak
sebanding dengan jumlah produk yg bisa dijual. Kerja sama yang menghasilkan kartel terjadi
pada kerja sama sebanding di masing-masing perusahaan. dalam hal ini, seluruh perusahaan
memutuskan kebijakan yang sama sehingga harga produk semakin tinggi menggunakan pesat
secara datang-datang. pada praktik nyatanya, kartel jarang terjadi karena perusahaan masing-
masing lebih mengutamakan untung secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Lela Nurlaela Wati, SE.MM (2008)
Dr. H. Sugiyanto, SE., MM, CMA, CFRM, CT, CHt
Anggun Putri Romadhina, S.E.,M.E
Raharja, Manulung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi
(Mikroekonomi & Makroekonomi). Jakarta: Fakutas
Ekonomi Universitas indonesia
Wahyuni. 2013. Ekonomi Peminatan untuk SMA/MA
Kelas X. Surakarta: PT Putra Nugraha Sentosa
Safri. 2018. Pengantar Ilmu Ekonomi. Palopo: Kampus
IAIN Palopo
Sugiyanto, Romadhina. 2020. Pengantar Ilmu Ekonomi
Mikro dan Makro. Banten: Yayasan Pendidikan dan
Sosial Indonesia Maju (YPSIM)
Suhardi. 2016. Pengantar Ekonomi Mikro. Yogyakarta:
Gava Media
Seputra, Yulius Eka Agung, dan Joko Sutrisno. 2016.
Pengantar Ekonomi Mikro.Yogyakarta: Ekuilibria
Sumarsono, Sonny. 2007. Ekonomi Mikro Teori dan
Soal Latihan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sukirno,Sadono.2002. Pengantar Teori Ekonomi Mikro.
PT Raja GafindoPersada. Jakarta.Agritekh (Jurnal
Agribisnis dan Teknologi Pangan) Vol. 1 No. 02, Januari
2021.
HJ. Dwika lodia putri, S.E., M.AK., Aris Riyanto,S.E.,
M. M., Dan dede Andi, S.H., M. M.2021.Cetakan
pertama.Sumatra barat.
Rahardja,Pratama.2008, Pengantar Ilmu Ekonomi
Mikro&Makro. Edisi ketiga. LembagaPenerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia:
Busra, Yuli Annisa dan Zulkarnaini .2020.Pengantar
ilmu ekonomi mikro.Yogyakarta
Maryani . 2015 . Modul Pengayaan Ekonomi Bisnis ;
Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen : Untuk SMK
dan MAK kelas X . Surakarta : Putra Nugraha
Reksoprajitno , Soedijono . Pengantar Ekonomi Mikro ;
Perilaku Harga Pasar dan Konsumen . Depok :
Gunadarma
Febianti , Yopinisa . 2015 . Penawaran Dalam Ekonomi
Mikro . Edunomic (Volume 3 No 1 Tahun 2015)
Darmawan , Ari . 2012 . Fungsi Permintaan , Fungsi
Penawaran dan Ekuilibrium Pasar (Modul 3) . Malang :
Brawijaya
MODUL TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Revisi. Jakarta : LPFE UI.
Rosyidi, Suherman. 2009. Pengantar Teori Ekonomi,
Edisi Revisi. Jakarta :
Sukirno, Sadono. 1994. Mikro Ekonomi Teori Pengantar,
Edisi Ketiga.
Fahmi, I., Daryanto, A., Siregar, H., dan Harianto (Juli
2012). "Prosedur Uji Kepatuhan terhadap Prinsip
Bersaing Islami pada Industri Perbankan Syariah: Sebuah
Proposal Berdasarkan Teori dan Kajian Empiris
Organisasi Industri". Jurnal Ekonomi dan Kebijakan
Pembangunan. 1 (1): 45.
Aminursita, O., dan Abdullah, M.F. (2018). "Identifikasi
Struktur Pasar pada Industri Keramik di Kota Malang".
Jurnal Ilmu Ekonomi. 2 (3): 412. ISSN 2716-4799.
Hidayatullah, Indra (April 2019). "Peran Pemerintah
dalam Stabilitas Ekonomi Pasar". Iqtishoduna. 8 (1): 197.
ISSN 2443-0056.
Agustini, Maria Y. D. Hayu (2018). Ekonomi
Manajerial: Pembuatan Keputusan Berdasar Teori
Ekonomi (PDF). Semarang: Universitas Katolik
Soegijapranata. hlm. 211. ISBN 978- 602-6865-60-1.