Anda di halaman 1dari 5

BAB 2 TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Teori Permintaan
Permintaan dapat diartikan sebagai kuantitas suatu barang tertentu dimana seorang konsumen ingin
dan mampu membelinya pada berbagai tingkat harga, dengan asumsi faktor lain tetap (ceteris paribus).
Hubungan permintaan tersebut hanya menunjukkan hubungan secara teoritis antara harga dan
kuantitas yang dibelinya per unit waktu, ceteris paribus.
Hukum permintaan (the low of demand) pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang
menyatakan: Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana hubungan
tersebut berbanding terbalik, yaitu ketika harga meningkat atau naik maka jumlah barang yang diminta
akan turun dan sebaliknya apabila harga turun, maka jumlah barang yang diminta meningkat.
Jumlah permintaan (quantity demand) dari suatu barang adalah jumlah barang yang rela dan mampu
dibayar oleh pembeli. Sebagaimana akan diuraikan, bahwa banyak faktor yang mempengaruhi jumlah
permintaan barang itu. Apabila harga roti cokelat naik menjadi Rp. 2.500 per biji, maka anda akan
membeli lebih sedikit roti cokelat, dan mungkin anda akan memilih mengkonsumsi roti pisang atau roti
keju. Apabila harga roti cokelat turun menjadi Rp. 500,- per biji, maka anda akan membeli lebih banyak
roti cokelat.1
Analisis permintaan dan penawaran banyak digunakan oleh para ekonom dalam menganalisis pasar
yang bersaing. Hal mana pada pasar bersaing terdapat banyak penjual dan pembeli di mana mereka
tidak selalu dapat mempengaruhi harga pasar.
Kurva permintaan adalah suatu kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan jumlah yang dibeli
konsumen pada berbagai tingkat harga. Hukum permintaan mengatakan apabila harga meningkat maka
jumlah barang diminta akan berkurang, dan sebaliknya apabila harga barang turun maka jumlah yang
diminta akan naik. Di luar harga juga terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi banyaknya
barang diminta oleh konsumen, seperti; pendapatan, harga barang substitusi dan komplementer, selera,
harapan dan jumlah penduduk. Apabila salah satu dari variabel tersebut berubah, maka kurva
permintaan akan bergeser.
Kurva penawaran menunjukkan besarnya jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen untuk
penjual pada berbagai tingkat harga. Hukum penawaran mengatakan bahwa semakin tinggi harga suatu
barang, maka jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual semakin besar, sebaliknya semakin rendah
harga suatu barang, maka jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen semakin kecil. Di luar harga
juga terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi banyaknya barang ditawarkan oleh penjual
antara lain; teknologi; harga input, harapan dan jumlah penjual. Apabila salah satu dari variabel tersebut
berubah, maka kurva penawaran akan bergeser.
Perpotongan kurva permintaan dan penawaran disebut titik keseimbangan pasar, biasa juga disebut
harga pasar. Pada harga keseimbangan, jumlah barang yang diminta oleh pembeli sama dengan jumlah
barang yang ditawarkan oleh produsen.Untuk mengetahui bagaimana suatu peristiwa dapat
mempengaruhi pasar, maka kita menggunakan diagram penawaran dan permintaan untuk menganalisis
bagaimana pengaruh peristiwa tersebut terhadap harga dan jumlah keseimbangan.
Untuk mengetahui hal itu, maka perlu dianalisis peristiwa tersebut bahwa apakah peristiwa itu
menggeser kurva penawaran atau permintaan dan arah pergeserannya,kemudian kita bandingkan
keseimbangan awal dan akhir. Tambahan selain metode grafik kita dapat juga menggunakan
penyelesaian secara matematis.
Kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi titik keseimbangan. Kebijakan pengenaan pajak penjual
akan cenderung menaikkan harga dan menurunkan jumlah keseimbangan. Sementara kebijakan subsidi
cenderung menurunkan harga dan meningkatkan jumlah keseimbangan.
Kesimpulan....
Seteleh membaca materi ini dapat disimpulkan bahwa Permintaan dan penawaran adalah dua kata
yang senantiasa digunakan oleh para ahli ekonomi. Hal tersebut disebabkan karena kekuatan
permintaan dan penawaran yang membuat ekonomi pasar bekerja dengan baik. Keduanya menentukan
jumlah barang yang dihasilkan dan sekaligus menentukan harga barang itu. Apabila anda ingin
mengetahui suatu kejadian atau kebijakan dalam mempengaruhi perekonomian, maka anda harus
terlebih dahulu membayangkan bagaimana pengaruhnya terhadap penawaran dan permintaan.
2

BAB 3 "ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN"


Elastisitas permintaan terhadap barang (price elasticity of demand) merupakan ukuran besarnya
respon (tanggapan) jumlah yang diminta pada produk tertentu, terhadap perubahan harga. Elastisitas ini
didefinisikan sebagai persentase jumlahyang diminta dibagi dengan persentase perubahan harga produk
tersebut.
Apabila angka elastisitas kurang dari, maka permintaan dikatakan bersifat inelastis. Hal ini berarti
bahwa persentase perubahan jumlah lebih kecil dibanding persentase perubahan harga. Sebaliknya
apabila angka elastistasnya lebih besar dari satu, maka permintaan dikatakan bersifat elastis. Berarti
persentase perubahan jumlah yang diminta lebih besar dari persentase perubahan harga dari produk
tersebut.
Faktor utama yang mempengaruhi elastisitas harga adalah tersedianya barang substitusi dari produk
tersebut. Setiap barang yang memiliki substitusi yang lebih dekat, akan memiliki permintaan yang lebih
elastis dibanding dengan produk yang kurang memiliki produk substitusi yang dekat.
Elastisitas permintaan terhadap pendapatan adalah persentase perubahan jumlah yang diminta
dibagi dengan persentase perubahan pendapatan. Barang-barang mewah cenderung memiliki elastisitas
pendapatan yang lebih besar dibanding dengan barang kebutuhan pokok.
Elastisitas permintaan terhadap pendapatan untuk suatu produk biasanya berubah menurut versi
tingkat pendapatan. Misalnya suatu produk yang mempunyai elastisitas pendapatan tinggi pada tingkat
penghasilan rendah, karena kenaikan penghasilan menyebabkan terjangkau oleh rumah tangga
tersebut, dapat memiliki elastisitas yang rendah bahkan negatif pada tingkat pendapatan yang lebih
tinggi. Hal tersebut disebabkan karena kenaikan penghasilan menyebabkan produk tersebut digantikan
oleh produk lain yang lebih berkualitas.2
Elastisitas silang atas permintaan adalah persentase perubahan jumlah produk yang diminta dibagi
dengan persentase perubahan harga produk yang lain. Istilah produk lain dalam hal ini digunakan untuk
mendefinisikan produk yang merupakan barang substitusi (elastisitas silang positif) atau produk
komplementer (elastistas silang negatif).
Elastisitas harga atas penawaran adalah merupakan konsep yang cukup penting dalam ilmu ekonomi.
Elastisitas harga atas penawaran adalah persentase perubahan jumlah yang ditawarkan dibagi dengan
persentase perubahan harga. Ini mirip dengan elastisitas harga atas permintaan, tetapi dilihat dari sisi
penawaran. Penawaran cenderung lebih elastis dalam jangka panjang dibanding dengan jangka pendek.
Hal tersebut disebabkan karena dalam jangka panjang memungkinkan produsen untuk menambah
kapasitas produksi, sehingga jumlah barang yangditawarkan dapat ditingkatkan dalam jumlah yang lebih
besar.
Kesimpulan....
Dapat disimpulkan Konsep Elastisitas bertujuan untuk mengukur respon atau kepekaan satu variabel
sebagai akibat perubahan variabel lainnya. Elastisitas adalah suatu bilangan yang menunjukkan
persentase perubahan yang terjadi pada suatu variabel sebagai reaksi atas setiap persen perubahan
pada variabel lain.2
2

BAB 4 "TEORI PERILAKU KONSUMEN"


Teori perilaku konsumen menjelaskan tentang perilaku konsumen di pasar, yaitu menguraikan sikap
konsumen dalam membeli dan memilih barang yang akan dibelinya. Teori ini dikembangkan dalam dua
bentuk yaitu teori utilitas (kardinal) dan kepuasan sama atau indifferen (ordinal).
Dalam teori utilitas dibedakan dua konsep yaitu; utilitas total dan utilitas marjinal. Utilitas total yaitu
jumlah utilitas yang diperoleh dengan mengkonsumsi sejumlah barang. Sementara utilitas marjinal
adalah tambahan utilitas yang diperoleh dari tambahan satu unit batang yang dikonsumsi, Pola
mengkonsumsi suatu barang dipengaruhi oleh hukum utilitas yang semakin menurun. Artinya makin
banyak suatu barang yang dikonsumsi maka semakin sedikit nilai utilitas marjinalnya dan pada akhirnya
utilitas marjinal akan menjadi negatif.
Pendekatan kedua yang menjelaskan perilaku konsumen dalam 3mengkonsumsi barang dan jasa
yaitu analisis kurva indifferen (kepuasan sama). Dalam analisis ini digunakan dua jenis kurva; yaitu kurva
kepuasan sama dan kurva anggaran pengeluaran konsumen. Dengan menggunakan kedua kurva ini
diperoleh bahwa konsumen akan memperoleh kepuasan maksimum apabila kurva indifferen tertinggi
menyinggung garis anggaran pengeluaran konsumen.
Perubahan harga suatu barang biasanya akan mempengaruhi permintaan barang lain. Apabila kedua
jenis barang bersifat komplementer, maka kenaikan harga satu barang itu akan mengurangi permintaan
barang itu sendiri dan barang yang satunya lagi. Sementara apabila kedua barang itu bersubstitusi, maka
kenaikan harga salah satu barang akan meningkatkan barang yang lainnya.
Perubahan harga suatu barang memiliki efek substitusi dan efek pendapatan yang keduanya secara
bersama-sama menyebabkan perubahan pilihan dalam konsumsi. Peningkatan harga akan
menyebabkan penurunan jumlah barang yang diminta. Kecuali untuk kasus barang Giffen pengurangan
harga akan menyebabkan lebih banyak barang yang diminta.
Kesimpulan.......
Yaitu Reaksi Individu terhadap Perubahan Pendapatan Ketika pendapatan total seseorang meningkat,
dengan asumsi bahwa harga barang tetap, dan barang yang dibeli adalah barang normal, maka kita akan
mengharapkan kuantitas yang dibeli individu akan meningkat untuk pembelian barang. 3

BAB 5 "TEORI PRODUKSI"


Fungsi produksi (production function) menggambarkan tentang produksi (output) yang dapat
dihasilan oleh perusahaan dengan melakukan kombinasi inputinput tertentu. Produktivitas marjinal dari
suatu input yaitu tambahan output yang dapat dihasilkan dengan adanya tambahan satu unit input
tertentu. Dengan asumsi ceteris paribus, maka produktivitas marjinal suatu input akan menurun apabila
input tersebut semakin digunakan dalam proses produksi.
Kurva isokuan menunjukkan tentang semua kombinasi input-input yang digunakan oleh suatu
perusahaan untuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu. Slope isokuan adalah negatif (-), slope
isokuan ini disebut sebagai tingkat substitusi 3teknis marjinal (MRTS) yang menunjukkan bagaimana
suatu input dapat digantikan dengan input lainnya dengan output yang tetap.
Garis anggaran (isocost) menunjukkan gabungan faktor-faktor produksi yang dapat diperoleh dengan
menggunakan sejumlah biaya tertentu. Maksimisasi output dapat dicapai oleh perusahaan apabila:
Pertama berada pada garis anggaran (isocost), Kedua harus memenuhi kombinasi input-input yang
digunakan oleh produsen dalam menghasilkan output.
Skala hasil (return to scale), berkaitan dengan respon output terhadap kenaikan yang sebanding dari
kenaikan keseluruhan input. Apabila penggandaan input mengakibatkan penggandaan output lebih
besar dari penggandaan inputnya, menunjukkan skala hasil meningkat (increasing return to scale).
Apabila penggandaan input mengakibatkan penggandaan output sama dengan penggandaan inputnya,
menunjukkan sakal hasil tetap (constant reasing return to scale), dan apabila penggandaan input
mengakibatkan penggandaan output lebih kecil dari penggandaan inputnya, menunukkan skala hasil
menurun (decreasing reasing return to, scale).
Penggunaan teknologi baru yang lebih baik oleh suatu perusahaan, dapat menggeser peta isokuan ke
dalam bagi perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat output tertentu dapat dicapai oleh
perusahaan dengan kombinasi input yang lebih sedikit.
Secara umum perusahaan senantiasa berusaha untuk memperluas usahanya atau meningkatkan
kapasitas produksinya, apabila mereka memiliki kemampuan untuk meningkatkan suberdayanya. Jalur
perluasan (Expantion Path) yaitu garis yang menghubungkan titik-titik kombinasi optimum bagi
produsen, yaitu keseimbangan produsen pada berbagai tingkat output.
Kesimpulan.....
Produksi dapat diartikan sebagai proses mengubah input menjadi output. Perusahaan dapat
mengubah input menjadi output dengan berbagai berbagai variasi tenaga kerja, modal, dan peralatan
produksi lainnya. Para ekonom menganalisis pilihan-pilihan yang dilakukan oleh perusahaan dalam
menghasilkan produk, mereka mengembangkan model produksi dengan melihat hubungan antara input
dengan output yang cukup abstrak yang dibuat dalam fungsi produksi yaitu:
Q = f(K.L)
Dimana Q = tingkat output
K = Modal
L = Tenaga kerja4
Persamaan ini menunjukkan hubungan antara output (Q) dengan input modal (K) dan input tenaga kerja
(L). Dalam model produksi satu faktor, maka faktor barang modal dianggap sebagai faktor produksi
tetap. Keputusan produksi ditentukan berdasarkan alokasi tenaga kerja.4

BAB 6 "TEORI BIAYA PRODUKSI"


Biaya ekonomis (ekonomic cost) adalah biaya ekonomi atas semua input yang diperlukan untuk
mempertahankan masukan tersebut untuk penggunaannya saat ini, 4atau imbalan yang diterima input
tersebut dalam penggunaan alternatifnya yang terbaik.
Dua konsep biaya yang penting yaitu biaya rata dan biaya marjinal. Biaya rata-rata adalah biaya per
unit output, sementara biaya marjinal adalah biaya tambahan dari unit terakhir yang diproduksi. Kurva
biaya rata-rata dan biaya marjinal dapat dibentuk secara langsung dari kurva biaya total. Sehingga
bentuk dari kurva biaya rata-rata dan biaya marjinal, tergantung pada biaya total.
Untuk meminimisasi biaya produksi setiap tingkat output tertentu, perusahaan harus memilih sebuah
titik pada isokuan di mana pada tingkat substitusi teknik (RTS) adalah sama dengan rasio harga pasar
input. Dengan mengulang kembali proses minimisasi biaya untuk setiap tingkat yang mungkin pada
output, maka alur ekspansi perusahaan dapat dibentuk. Hasil ekspansi menunjukkan arah biaya
minimum untuk menghasilkan setiap tingkat output. Kurva biaya total perusahaan dapat dihitung secara
langsung dari alur ekspansi tersebut.
Kurva biaya jangka pendek dibentuk dengan menganggap bahwa satu atau beberapa input konstan
perusahaan pada jangka pendek. Biaya-biaya jangka pendek ini umumnya tidak akan merupakan biaya
terendah yang dapat dicapai perusahaan apabila seluruh inputnya dapat disesuaikan. Biaya jangka
pendek meningkat dengan cepat apabila perusahaan melakukan ekspansi output, karena input-input
yang digunakan mengalami penurunan produktivitas marjinal.
Dalam jangka panjang, semua input yang digunakan dalam proses produksi adalah variabel, akibatnya
pemilihan input tergantung pada biaya relatif dari faktorfaktor produksi dan sejauh mana perusahaan
dapat mensubstitusi input dalam proses produksi. Pemilihan input yang meminimumkan biaya dilakukan
dengan mencari titik singgung antara isokuan tingkat output yang diinginkan dengan garis isocost.
Kurva biaya rata-rata jangka panjang adalah amplop dari kurva biaya rata-rata jangka pendek sebuah
perusahaan dan sekaligus menunjukkan bahwa ada atau tidak skala pengembalian. Ketika terdapat
sekala pengembalian yang bertambah pada tahap awal dan selanjutnya terjadi penurunan skala
tersebut, kurva biaya rata-rata jangka 5panjang berbentuk U dan amplop tersebut mencakup semua titik
biaya minimum dari kurva biaya rata-rata jangka pendek.
Leaning Curve memperlihatkan penurunan dalam biaya rata-rata produksi seiring dengan
meningkatnya total output secara komulatif sepanjang waktu. Kurva belajar mempunyai kemiringan
negatif dan cembung terhadap titik asal. Hal tersebut menunjukkan bahwa biaya input rata-rata
menurun pada satu tingkat yang digunakan dalam memperkirakan kebutuhan tenaga kerja, mesin,
bahan mentah, dan pelataran, serta untuk menjadwalkan produksi, menurunkan harga jual output, dan
melakukan evaluasi harga dengan pemasok.
Kesimpulan......
Jadi, Biaya ekonomis ekonomic cost adalah biaya ekonomi atas semua input yang diperlukan untuk
mempertahankan masukan tersebut untuk penggunaannya saat ini, atau imbalan yang diterima input
tersebut dalam penggunaan alternatifnya yang terbaik.55Teori biaya juga terbagi dalam 3 konsep yaitu
biaya modal, biaya tenaga kerja, biaya jasa kewirausahaan.
5
5

Anda mungkin juga menyukai