Anda di halaman 1dari 19

Mekanisme Pasar Teori Permintaan (Demand) dan Aplikasi Dalam Kesehatan

Istilah pasar telah mendapat banyak arti selama bertahun-tahun. Dalam pengertian dasar,
pasar adalah tempat di mana penjual dan pembeli bertemu untuk saling melakukan pertukaran
atas barang dan jasa.

Pada masa lampau, pasar mengacu pada lokasi geografis, tetapi sekarang pasar tidak lagi
memiliki batas-batas geografis karena komunikasi modern telah memungkinkan para pembeli
dan penjual untuk mengadakan transaksi tanpa harus bertemu satu sama lain. Maka dalam
ekonomi modern, pasar lebih dipahami sebagai suatu institusi yang menjadi ajang operasi
kekuatan-kekuatan yang menentukan harga.

Pasar dalam pengertian ilmu ekonomi adalah pertemuan permintaan dan penawaran.
Dalam pengertian ekonomi, pasar bersifat interaktif bukan fisik. Mekanisme pasar adalah proses
penentuan tingkat harga berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran.

1. Permintaan

Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat
harga selama periode waktu tertentu. Menurut Gilarso (2007), dalam ilmu ekonomi istilah
permintaan (demand) mempunyai arti tertentu, yaitu selalu menunjuk pada suatu hubungan
tertentu antara jumlah suatu barang yang akan dibeli orang dan harga barang tersebut.
Permintaan adalah jumlah dari suatu barang yang mau dan mampu dibeli pada berbagai
kemungkinan harga, selama jangka waktu tertentu, dengan anggapan hal-hal lain tetap sama
(=ceteris paribus).
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu
tertentu. Permintaan berkaitan dengan keinginan konsumen akan suatu barang dan jasa yang
ingin dipenuhi. Dan kecenderungan permintaan konsumen akan barang dan jasa tak terbatas.
Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada
berbagai tingkat harga.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, yaitu:
 Harga barang itu sendiri
 Harga barang lain yang terkait
 Tingkat pendapatan perkapita
 Selera atau kebiasaan
 Jumlah penduduk
 Perkiraan harga di masa mendatang
 Distribusi pendapatan
 Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan
1) Harga Barang Itu Dendiri
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah.
Begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan, yang menyatakan “ Bila
harga suatu barang naik, ceterus paribus, maka jumlah barang itu yang diminta akan berkurang,
dan sebaliknya.”
2) Harga Barang Lain Yang Terkait
Harga barang dan jasa pengganti (substitusi) ikut memengaruhi jumlah barang dan jasa
yang diminta. Apabila harga dari barang substitusi lebih murah maka orang akan beralih pada
barang substitusi tersebut. Akan tetapi jika harga barang substitusi naik maka orang akan tetap
menggunakan barang yang semula.

Terjadinya perubahan harga pada suatu barang akan berpengaruh pada permintaan barang
lain. Harga barang lain dapat meliputi harga barang substitusi, komplemen, dan independen.
Salah satu contoh barang substitusi, bila harga kopi naik, biasanya permintaan teh akan naik.
Barang komplementer contohnya roti dengan keju. Apabila keduanya dipakai secara bersamaan
sehingga dengan demikian bila salah satu dari harga barang tersebut naik, pada ummumnya akan
mempengaruhi banyaknya konsumsi barang komplemennya. Barang independen adalah barang
yang tidak dipengaruhi oleh harga barang yang lain.
3) Tingkat Pendapatan Per Kapita
Tingkat pendapatan perkapita dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat
pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.
4) Selera atau Kebiasaan
Selera merupakan variabel yang mempengaruhi besar kecilnya permintaan. Selera dan
pilihan konsumen terhadap suatu barang bukan saja dipengaruhi oleh struktur umum konsumen,
tetapi juga karena faktor adat dan kebiasaan setempat, tingkat pendidikan, atau lainnya.

Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah barang yang
diminta. Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka permintaan terhadap
barang tersebut akan meningkat pula. Misalnya, sekarang ini banyak orang yang mencari hand
phone yang dilengkapi fasilitas musik dan game, karena selera konsumen akan barang tersebut
tinggi maka permintaan akan hand phone yang dilengkapi musik dan game akan meningkat.

5) Jumlah Penduduk
Pertambahan penduduk akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah
penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan meningkat.
Semakin banyaknya jumlah penduduk makin besar pula barang yang dikonsumsi dan
makin naik permintaan. Penambahan jumlah penduduk mengartikan adanya perubahan struktur
umur. Dengan demikian, bertambahnya jumlah penduduk adalah tidak proporsional dengan
pertambahan jumlah barang yang dikonsumsi.

6) Perkiraan Harga di Masa Mendatang


Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka konsumen cenderung
menambah jumlah barang yang dibeli karena ada kekhawatiran harga akan semakin mahal.
Sebaliknya apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan turun, maka konsumen
cenderung mengurangi jumlah barang yang dibeli. Misalnya ada dugaan kenaikan harga bahan
bakar minyak mengakibatkan banyak konsumen antri di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar
Umum) untuk mendapatkan bensin atau solar yang lebih banyak.
7) Distribusi Pendapatan
Semakin banyaknya jumlah penduduk makin besar pula barang yang dikonsumsi dan
makin naik permintaan. Penambahan jumlah penduduk mengartikan adanya perubahan struktur
umur. Dengan demikian, bertambahnya jumlah penduduk adalah tidak proporsional dengan
pertambahan jumlah barang yang dikonsumsi.
Perubahan tingkat pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsi. Secara
teoretis, peningkatan pendapatan akan meningkatkan konsumsi. Bertambahnya pendapatan,
maka barang yang dikonsumsi tidak hanya bertambah kuantitasnya, tetapi kualitasnya juga
meningkat.

Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut menentukan besarnya permintaan
akan barang dan jasa. Apabila pendapatan yang diperoleh tinggi maka permintaan akan barang
dan jasa juga semakin tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya turun, maka kemampuan untuk
membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah barang akan semakin turun. Misalnya
pendapatan Ibu Tia dari hasil dagang minggu pertama Rp200.000,00 hanya dapat untuk membeli
kopi 20 kg. Tetapi ketika hasil dagang minggu kedua Rp400.000,00, Ibu Tia dapat membeli kopi
sebanyak 40 kg.
8) Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan
Dalam perekonomian yang modern, bujukan para penjual untuk membeli barang besar
sekali peranannya dalam mempengaruhi masyarakat. Pengiklanan memungkinkan masyarakat
untuk mengenal suatu barang baru atau menimbulkan permintaan terhadap barang tersebut.

b. Fungsi Permintaan

Menurut Virgantari (2011), secara umum, fungsi permintaan menyatakan hubungan


jumlah yang diminta dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada tempat dan waktu tertentu.
Fungsi permintaan dapat diturunkan melalui dua cara, yang pertama adalah memaksimumkan
kepuasan dengan kendala jumlah anggaran dan harga barang. Fungsi permintaan yang
diturunkan dari prinsip ini disebut dengan fungsi permintaan Marshallian. Fungsi ini pertama
kali diperkenalkan oleh ekonom Inggris Alfred Marshal pada tahun 1980 dan menganggap
bahwa pendapatan konsumen konstan. Fungsi permintaan lain dapat diturunkan dengan
menerapkan teori dualitas, yaitu meminimumkan biaya dan memaksimumkan output pada
tingkat pengeluaran tetap.
Permintaan yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang
memengaruhinya disebut fungsi permintaan. Fungsi permintaan menghubungkan antara variabel
bebas dengan variabel tidak bebas. Persamaan fungsi permintaan dapat disusun sebagai berikut.

Dx = f (Px, Py, Y/cap, sel, pen, Pp, Ydist,prom)  dimana :

Dx = permintaan akan barang x

Px = harga barang x

Py = harga barang y

Y/cap = pendapatan per kapita

sel = selera

pen = jumlah penduduk

Pp = perkiraan harga X periode mendatang

Ydist = distribusi pendapatan

Prom = upaya produsen meningkatkan penjualan

Dx adalah variabel tidak bebas, karena besarnya nilai ditentukan oleh variabel lain. Px,
Py, Y/cap, sel, pen, Pp, Ydist, prom adalah variabel bebas karena besar nilainya tidak tergantung
besarnya variabel lain. Tanda positif dan negatif menunjukkan pengaruh masing-masing variabel
bebas terhadap permintaan akan barang. Hukum permintaan pada hakikatnya menyatakan bahwa
makin rendah harga suatu barang, makin banyak permintaan atas barang tersebut; sebaliknya
semakin tinggi harga suatu barang semakin sedikit permintaan atas barang tersebut (Firdaus,
2008).

c. Kurva Permintaan

Kurva permintaan merupakan grafik yang menggambarkan hubungan antara harga


dengan jumlah komoditas yang ingin dan dapat dibeli konsumen. Kurva ini digunakan untuk
memperkirakan perilaku dalam pasar kompetitif dan seringkali digabung dengan kurva
penawaran untuk memperkirakan titik ekuilibrium (saat jumlah penawaran dan permintaan
sama).
Menurut Haryati (2007), kurva permintaan adalah kurva yang menghubungkan antara
harga barang (ceteris paribus) dengan jumlah barang yang diminta. Kurva permintaan
menggambarkan tingkat maksimum pembelian pada harga tertentu, ceteri paribus (keadaan lain
tetap sama). Kurva permintaan menggambarkan harga maksimum yang konsumen bersedia
bayarkan untuk barang bermacam-macam jumlahnya per unit waktu. Konsumen tidak besedia
membayar pada harga yang lebih tinggu untuk sejumlah tertentu, tetapi pada jumlah yang sama
konsumen bersedia membayar dengan harga yang lebih rendah. Konsep ini disebut dengan
kesediaan maksimum konsumen mau bayar atau willingness to pay.

Kenaikan harga produk (ceteris paribus) akan menyebabkan penurunan jumlah barang
yang diminta yang berarti terjadi perpindahan di sepanjang kurva permintaan. Perubahan
variabel non harga akan menyebabkan pergeseran kurva permintaan, atau menyebabkan
perubahan jumlah barang yang diminta pada tingkat harga tertentu. Faktor-faktor yang
menyebabkan pergeseran permintaan diantaranya adalah perubahan pendapatan, selera, harga
barang lain dan jumlah populasi.

Berikut contoh permintaan, Ada seseorang yang ingin membeli buah jeruk, berikut tabel harga
jeruk beserta permintaan jeruknya :
Dari tabel di atas bisa dibuat grafik. Kurva permintaan ini memiliki kemiringan (slope) negatif
atau bergerak dari kiri atas ke kanan bawah. Artinya apabila harga jeruk turun, jumlah barang
yang diminta bertambah atau sebaliknya (ceteris paribus).

Berikut adalah kurva permintaan Buah Jeruk :

d. Perubahan jumlah yang diminta dan perubahan permintaan

Perubahan permintaan terjadi karena dua sebab utama, yaitu perubahan harga dan
perubahan faktor ceteris paribus, misalnya pendapatan, selera, dan sebagainya (faktor nonharga).

Perubahan harga barang lain berpengaruh pada pergeseran kurva permintaan. Kenaikan
harga barang substitusi (yang bersifat saling menggantikan) menggeser kurva permintaan
komoditi ke kanan, lebih banyak yang dibeli pada setiap tingkat harga. Kenaikan harga barang
komplementernya (komoditi yang digunakan secara bersama-sama) akan menggeser kurva
permintaan ke kiri. Pertumbuhan jumlah populasi atau penduduk menciptakan permintaan baru.
Penduduk yang bertambah ini harus memiliki daya beli sebelum permintaan berubah.
Peningkatan orang berusia kerja, tentunya akan menciptakan pendapatan baru. Jika ini terjadi,
permintaan untuk semua komoditi yang dibeli oleh penghasil pendapatan baru akan meningkat.
Kenaikan jumlah penduduk akan menggeser kurva permintaan untuk komoditi ke arah kanan,
yang menunjukkan bahwa akan lebih banyak komoditi yang dibeli pada setiap tingkat harga.

Pergeseran kurva permintaan disebabkan oleh berbagai faktor selain harga produk tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan pendapatan dapat mengubah
jumlah permintaan akan barang serta dapat menggeser kurva permintaan.

Faktor yang Dapat Menggeser Kurva Permintaan

1. Faktor harga barang yang diminta (barang itu sendiri)

Perubahan sepanjang kurva permintaan berlaku apabila harga barang yang diminta menjadi
makin tinggi atau makin menurun.

2. Faktor bukan harga

Kurva permintaan kan bergerak keka Perubahan sepanjang kurva permintaan berlaku apabila
harga barang yang diminta menjadi makin tinggi atau makin menurun.nan atau kekiri apabila
terdapat perubahan-perubahan terhadap permintaan yang ditimbulkan oleh factor-faktor bukan
harga, sekiranya harga barang lain, pendapatan para pembeli dan berbagai faktor bukan harga
lainnya mengalami perubahan, maka perubahan itu akan menyebabkan kurva permintaan akan
pindah ke kanan atau ke kiri.
e. Hukum Permintaan

Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang
bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik
jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta
meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi:
“Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan
sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.”

Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan
tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).

Hukum Permintaan pada hakikatnya merupakan hipotesis yang menyatakan bahwa : 


“ Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana hubungan
berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau naik, maka jumlah barang yang diminta
akan menurun dan sebaliknya apabila harga barang turun maka jumlah barang yang diminta akan
meningkat”.

Hukum permintaan menyatakan bahwa harga sebuah barang meningkat, kuantitas


(jumlah) uang diminta akan turun, sebaliknya jumlah (kuantitas) barang yang diminta naik. Jika
harga sebuah barang mengalami penurunan. Dalam hal ini kuantitas yang diminta berhubungan
negative dengan harga barang. Hukum yang berlaku dalam ilmu ekonomi tidaklah berlaku
mutlak tetapi bersifat ceteris paribus.

f. Jenis-jenis Permintaan

1. Berdasarkan daya beli


 Permintaan efektif, yaitu permintaan terhadap barang atau jasa yang disertai daya beli
dan melakukan transaksi.
 Permintaan potensial, yaitu permintaan terhadap barang atau jasa yang disertai daya beli
tetapi konsumen masih mempertimbangkan transaksinya (belum dilakukan transaksi).
 Permintaan absolute, yaitu permintaan terhadap barang/jasa yang tidak disertai daya beli.

2. Berdasarkan jumlah yang melakukan permintaan

 Permintaan individu adalah permintaan seseorang terhadap barang/jasa untuk memenuhi


kebutuhan hidupnya.
 Permintaan kelompok adalah permintaan dari sekelompok orang atau masyarakat pada
saat yang bersamaan (penjumlahan permintaan individu).

g. Jenis Elastisitas Permintaan

           Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi


jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal
ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak
berubah. Contoh : Barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun
harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas), lukisan milik pelukis yang telah
meninggal (berapapun harga yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan mampu
menambah kuantitas lukisannya), dan contoh lainnya yang sejenis.

      Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari
prosentase perubahan harga. Permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk
kebutuhan. Contoh : Beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi
beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya,
namun cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga
beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena
konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang). Contoh lainnya yang
sejenis adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak
sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini karena kita tetap membutuhkan bensin untuk bepergian.
Sama halnya, ketika harganya turun, kita juga tidak mungkin bepergian terus menerus demi
menikmati penurunan harga tersebut. Karakteristik produk yang seperti ini mengakibatkan
permintaan menjadi tidak elastis.

     Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan =


prosentase perubahan harga. Contoh : Produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan
secara spesifik. Jenis permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis
dan tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan
uniter elastis.

     Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase
perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja
pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan
mudah menemukan barang penggantinya.

    Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar
sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan
menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh :
Produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat
komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di
tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda.

h. Kasus Pengecualian

Diatas telah dijelaskan tentang hokum permintaan. Adakalanya hokum permintaan tidak
berlaku, yaitu kalau harga suatu barang naik justru permintaan terhadap barang tersebut
meningkat. Palingtidak ada tiga kelompok barang dimana hokum permintaan tidak berlaku.

1) Barang yang memiliki unsur spekulasi


Misalnya saja emas, saham, dan tanah (di kota). Barang-barang itu dapat menyebabkan
orang akan menambah pembeliannya pada saat harganya naik, karena ada unsur spekulasi.
Mereka mengharapkan harga akan naik lagi pada saat harga barang itu naik, dengan demikian
mereka mengharapkan akan memperoleh keuntungan.
2) Barang Prestise
Barang-barang yang dapat menambah prstise seseorang yang memilikinya umumnya
berharga mahal sekali. Kalau barang tersebut harganya naik, boleh jadi menyebabkan permintaan
terhadap barang itu meningkat, karena bagi orang yang membeli berarti gengsinya naik.
Contohnya adalah mobil mewah, lukisan dari pelukis terkenal (apalagi pelukisnya sudah
meninggal dunia), atau barang-barang antic.
3) Barang Giften
Untuk barang giften, apabila harganya turun menyebabkan jumlah barang yang diminta
akan berkurang. Hal ini disebabkan efek pendapatan yang negative dari barang giften lebih besar
daripada naiknya jumlah barang yang diminta karena berlakunya efek subtitusi yang selalu
positif.
2. Aplikasi dalam Kesehatan
Dalam ekonomi kesehatan, secara umum demand terhadap pelayanan kesehatan diartikan
sebagai barang atau jasa yang benar-benar dibeli (realisasipenggunaan) oleh pasien. Istilah
demand dibedakan dengan istilah need danwant. Istilah demand dibedakan dengan istilah need
dan want. Need adalah barang atau jasa yang dipandang terbaik oleh pemberi jasa layanan
kesehatan untuk digunakan dalam rangka memperbaiki kesehatan pasien, sedangkan want adalah
barang atau jasa yang diinginkan (diminta) oleh sien, misalnya obat yang murah, obat yang
bekerja cepat, dsb. Pembedaan dimaksud dianggap penting khususnya dalam ilmu ekonomi
kesehatan dan kesehatan masyarakat dengan tujuan untuk memperkecil gap(perbedaan) antara
need dan want. Dengan peraturan perundang-undangan, Pemerintah dapat memengaruhi
keputusan dokter aga rmengakomodasi keinginan pasien. Selanjutnya dengan pendidikan
kesehatan, Pemerintah dapat memengaruhi pasien untuk mempertimbangkan keputusan dokter.

Secara umum, demand diukur dengan tingkat keterpakaian tempat tidur (bedoccupancy),
jumlah kunjungan, jumlah tes diagnostik, dan sebagainya. Demand terhadap pelayanan
kesehatan secara dominan sangat dipengaruhi beberapa factor yaitu tariff (harga), penghasilan
pasien, preferensi pasien, dan barang alternative (ketersediaandanharga). Hubungan faktor-faktor
dimaksud dengan permintaan terhadap pelayanan kesehatan sangat variatif. Harga pelayanan
kesehatan mempunyai hubungan negative dengan demand terhadap pelayanan kesehatan,
semakin tinggi harga maka demand terhadap pelayanan kesehatan semakin menurun. Hubungan
serupa juga terjadi antara ketersediaan barang alternatif dan
demand terhadap pelayanan kesehatan. Sedangkan penghasilan dan preferensi pasien serta harga
barang alternative memiliki hubungan yang positif dengan demand
terhadap pelayanan kesehatan.

Beberapa demand dalam pelayanan kesehatan :


- Kejadian penyakit tidak terduga
            Setiap orang memiliki resiko yang sama mengalami kesakitan dan kematian yang tidak
terduga, seperti kecelakaan lalu lintas, bencana alam, serangan penyakit mendadak, dll.
- Usia
            Setiap kelompok usia memiliki kerentanan penyakit tersendiri. Bayi usia 0-1 tahun akan
rentan terhadap hipotermia, tersedak, hiperbilirubin,dll yang memerlukan perawatan intensif.
Usia lansia memiliki kerentanan gangguan metabolic, penurunan fungsi tubuh, dementia, dll
yang memerlukan pemantauan medis yang baik. Kelompok usia lain pun memiliki kerentanan
yang berbeda.

- Status perkawinan
            Status perkawinan mempengaruhi kebutuhan atas pelayanan kesehatan. Wanita akan
membutuhkan konseling ahli untuk memiliki buah hati yang sehat. Wanita hamil perlu
melakukan antenatal care/kunjungan kehamilan baik ke bidan atau dokter spesialis obstetric
gynekologi. Wanita yang telah menikah pun dianjurkan melakukan papsmear secara rutin.

- Jumlah Anggota Keluarga


            Jumlah anggota keluarga bertalian dengan pendapatan, akan menentukan demand
pelayanan kesehatan. Semakin besar jumlah anggota keluarga dengan pendapatan yang tetap
maka demand pelayanan kesehatan akan berkurang.

- Pendidikan
            Pendidikan kepala rumah tangga mempengaruhi demand pelayanan kesehatan. Semakin
tinggi pendidikan kepala rumah tangga maka pemahaman akan pelayanan kesehatan semakin
baik. Penggunaan fasilitas kesehatan akan semakin beragam.

- Pendapatan
            Pendapatan kepala keluarga mempengaruhi demand pelayanan kesehatan. Semakin tinggi
pendapatan kepala keluarga maka demand pelayanan kesehatan cenderung naik.

- Nilai waktu seseorang


            Nilai waktu seseorang dapat diartikan seberapa penting waktu yang dialokasikan untuk
pelayanan kesehatan dibandingkan dengan untuk melakukan kegiatan lain. Semakin banyak
orang dengan cukup uang enggan berlama – lama antri di RS untuk periksa ke dokter, mereka
akan mengambil jalan pintas dengan memilih ke klinik eksekutif dimana tidak perlu waktu lama
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai waktu
seseorang maka demand pelayanan kesehatan semakin beragam.

- Lingkungan
            Lingkungan mempengaruhi demand pelayanan kesehatan. Lingkungan rural/pedesaan
dengan akses yang sulit ke pelayanan kesehatan akan menurunkan demand masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan, masyarakat lebih memilih ke dukun tetangga rumah untuk mengobati
anaknya. Lingkungan urban/perkotaan yang memiliki akses mudah terhadap pelayanan
kesehatan memberikan feedback positif terhadap demand masyarakat.

Faktor yang Mempengaruhi Demand Pelayanan Kesehatan


Menurut Michael Grossman dalam health care economics second edition ,Konsumen
memiliki 2 alasan dalam hal permintaan terhadap kesehatan yaitu:
a. Kesehatan sebagai komuditas konsumsi
Kesehatan merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh konsumen dimana dengan
kesehatan itu sendiri konsumen merasa lebih baik. Dengan kesehatan itu sendiri,
konsumen dapat melakukan aktivitas fisik dengan leluasa tanpa ada gangguan dr
kesehatan mereka sendiri.
b. Kesehatan sebagai sebuah investasi
Kondisi kesehatan akan menentukan jumlah waktu yang tersedia untuk seseorang. Lama
waktu seseorang sakit akan berpengaruh pada jumlah waktu yang dapat ia lakukan untuk
bekerja dan melakukan aktivitas lainnya. Selain itu, sakit dapat menyebabkan seseorang
kehilangan penghasilannya akibat tidak dapat bekerja selama ia sakit.
Variasi didalam permintaan terhadap pelayanan medis dapat dikatagorikan menjadi faktor
dari pasien sendiri dan dari faktor pemberi layanan medis. Permintaan pasien terhadap
pelayanan medis antara lain adalah permintaan dalam hal pelayanan (treatment) ,tipe
pengobatan, dan hasil dari banyaknya jumlah pengobatan dan tipe pengobatan yang
dilakukan serta kualitas dari pengobatan medis itu sendiri. Sedangkan factor dari pihak
medis adalah bagaimana memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pasien dan
memberikan kualitas pelayanan yang baik.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap
pelayanan medis baik dari segi pasien maupun dari pihak pemberi layanan medis,
1. Factor yang mempengaruhi permintaan pasien terhadap pelayanan medis
Pasien merupakan konsumen paling penting dalam jasa kesehatan dimana pasien ini
akan mempengaruhi jumlah permintaan terhadap pelayanan kesehatan serta menentukan
kualitas dari pelayanan kesehatan bersangkutan.

a) Kejadian sakit (incidence of illness)


Kejadian sakit yang diderita oleh masing-masing individu berbeda-beda, hal ini
dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. Semakin bertambahnya usia, maka jumlah
kejadian sakit dan kematian akan semakit meningkat dimana penyakit pada setiap
pertambahan usia akan beresiko untuk menderita peyakit kronis sehingga pelayanan
kesehatan akan semakin dibutuhkan. Dari segi jenis kelamin, terdapat kebutuhan
pelayanan kesehatan antara laki-laki dan perempuan. Kebutuhan perempuan akan
pelayanan kesehatan lebih tinggi dibandingkan laki-laki disebabkan karena
kebutuhan untuk obstetri (persalinan).
b) Karakteristik budaya dan demografi (culturaldemographic characteristics)
1) Jenis kelamin
Meskipun pengeluaran untuk pemanfaatan pelayanan kesehatan yang kurang
lebih sama untuk kedua jenis kelamin pada tahun-tahun awal, ada perbedaan
dalam kebutuhan pelayanan kesehatan antara pria dan wanita. Di kemudian hari,
pengeluaran yang dikeluarkan oleh perempuan melebihi dari yang dikeluarkan
oleh laki-laki terutama karena biaya kandungan.
2) Usia
Hubungan antara umur dan penggunaan pelayanan medis, bagaimanapun tidak
linier juga tidak sama untuk setiap jenis pelayanan kesehatan. Karena semakin
bertambah usia akan semakin membutuhkan pelayanan kesehatan.
3) Status perkawinan dan jumlah anggota keluarga
Seseorang dengan status belum menikah lebih banyak menggunakan pelayanan
rumah sakit dibandingkan dengan seseorang yang sudah menikah. Selain status
perkawinan, jumlah orang dalam keluarga juga mempengaruhi permintaan untuk
pelayanan kesehatan. Orang yang belum berkeluarga umumnya menggunakan
perawatan di rumah sakit lebih dari yang dilakukan oleh orang yang sudah
menikah. Ketersediaan orang di rumah untuk merawat seseorang mungkin
pengganti hari tambahan di rumah sakit. Besarnya keluarga juga mempengaruhi
permintaan, sebuah keluarga besar memiliki pendapatan per kapita yang lebih
rendah (meskipun tidak selalu proporsional kurang) daripada sebuah keluarga
kecil dengan pendapatan yang sama.
4) Pendidikan
Pendidikan juga diyakini dapat mempengaruhi permintaan pelayanan medis.
Sebuah jumlah yang lebih besar dari pendidikan di rumah tangga dapat
memungkinkan keluarga untuk mengenali gejala awal penyakit, sehingga
kesediaan yang lebih besar untuk mencari pelayanan kesehatan awal. Tingginya
tingkat pendidikan juga dapat menyebabkan peningkatan efisiensi dalam
pembelian keluarga dan penggunaan pelayanan medis.
5) Preferensi pasien
Preferensi yang dimiliki pasien bisa didapatkan melalui iklan, orang sekita dan
dokter yang dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan yang diinginkan oleh
pasien.
c) Faktor ekonomi ( economic factors ).
1) Pendapatan
Sejumlah penelitian telah mengungkapkan hubungan antara pendapatan keluarga
dan pengeluaran untuk pelayanan kesehatan. Ketika studi ini didasarkan pada
data survey, sering ditemukan bahwa keluarga-keluarga dengan pendapatan yang
lebih tinggi memiliki pengeluaran yang lebih besar untuk pelayanan kesehatan.
2) Harga
Hubungan tarif dengan demand terhadap pelayanan kesehatan adalah negatif.
Semakin tinggi tarif maka demand akan menjadi semakin rendah. Sangat penting
untuk dicatat bahwa hubungan negatif ini secara khusus terlihat pada keadaan
pasien yang mempunyai pilihan. Pada pelayanan rumah sakit, tingkat demand
pasien sangat dipengaruhi oleh keputusan dokter. Keputusan dari dokter
mempengaruhi length of stay, jenis pemeriksaan, keharusan untuk operasi, dan
berbagai tindakan medik lainnya. Pada keadaan yang membutuhkan penanganan
medis segera, maka faktor tarif mungkin tidak berperan dalam mempengaruhi
demand, sehingga elastisitas harga bersifat inelastik.Sebagai contoh, operasi
segera akibat kecelakaan lalu lintas. Apabila tidak ditolong segera, maka korban
dapat meninggal atau cacat seumur hidup.
3) Jaminan atau asuransi kesehatan
Asuransi dan jaminan kesehatan dapat meningkatkan demand terhadap pelayanan
kesehatan, dengan demikian hubungan dari asuransi kesehatan dan jaminan
kesehatan terhadap demand terhadap pelayanan kesehatan adalah bersifat positif.
Pada negara maju, faktor asuransi kesehatan menjadi penting dalam hal demand
pelayanan kesehatan. Sebagai contoh, di Amerika Serikat masyarakat tidak
membayar langsung ke pelayanan kesehatan, tetapi melalui sistem asuransi
kesehatan. Di samping itu, dikenal pula program pemerintah dalam bentuk
jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin dan orang tua.
4) Nilai waktu bagi pasien
Ketika harga pelayanan kesehatan diminimalkan maka seseorang akan
mempertimbangkan penggunaan waktu seperti jauh dekatnya dengan tempat
pelayanan kesehatan atau lama waktu tunggu sebelum mendapat pelayanan
kesehatan juga akan mendapat perhatian dari konsumen.
2. Faktor pihak pemberi layanan medis yang mempengaruhi permintaan konsumen
terhadap pelayanan medis
Dalam melakukan tindakan terhadap pasien, dokter tenaga medis harus dapat
menyesusaikan sumber daya keuangan pasien dan kebutuhan medis pasien sebelum
melakukan tindakan medis. Pasien memiliki ilmu pengetahuan mengenai medis yang
akan digunakan untuk berdiskusi dengan tenaga medis sehingga dapat mengambil
keputusan perawatan seperti apa yang akan dijalani. Dalam hal ini, efisiensi dari
pelayanan medis dan penawaran harga yang mempengaruhi permintaan pasien terhadap
pelayanan medis.
Adapun rumus untuk demand pada pelayanan kesehatan yaitu sebagai berikut:
Qdmc= f (insiden penyakit, provider│ karakteristik budaya- demografi, factor ekonomi, dll)
Meningkatnya demand dalam pelayanan kesehatan pada saat ini banyak dipengaruhi
oleh:
a) Kualitas dari pelayanan kesehatan yang diberikan.
b) Pelayanan pasca rawat inap.
c) Performance dari pelayanan kesehatan.
d) Kemudahan dalam penggunaan pelayanan.
e) Sistem pembayaran.
f) Sistem pelayanan secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA

Danniel, Moehar. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.


Farid Wijaya, Pengantar ekonomi makro, BPFE. UGM, Yogyakarta 2000 
Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Kanisius.
Hariyati, Yuli. 2007. Ekonomi Mikro. Jember: CSS.
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi
dan Makroekonomi.)Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia
Sadono sukirno, Pengantar teori ekonomi makro, Edisi ke 3, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta,
2002
Virgantari, dkk. 2011. Analisis Permintaan Ikan di Indonesia: Pendekatan Model Quadratic
Almost Ideal Demand System (QUAIDS). Jurnal Sosek KP. Vol. 6(2): 191 – 203.

Anda mungkin juga menyukai