Anda di halaman 1dari 47

RESUME

Mohammad Kamal Reza,S.E.,M.E

Pembuat Resume :
1. Monika Anggeryani (4202114041)

POLITEKNIK NEGERI
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK D4
PONTIANAK
2021
1.Teori Permintaan

Pengertian permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai
tingkat harga selama periode waktu tertentu (hubungan antara permintaan dan harga)
(Rahardja, 2008).
Setiap orang pasti memerlukan barang atau jasa untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, mulai dari kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.
Akibatnya adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka terbentuklah suatu
tempat yang disebut pasar. Karena pasarlah yang menjadi pusat kebutuhan hidup manusia akan
barang maupun jasa. Dan di dalam pasar itulah terjadi suatu kegiatan yang dilakukan
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan di pasar itulah yang menimbulkan
adanya kegiatan permintaan dan penawaran suatu barang dan jasa kepada seseorang dari
seseorang dan untuk seseorang.
Dari hal tersebut, terjadilah sebuah permintaan akan suatu barang yang diminta pada suatu
pasar dengan tingkat harga pada tingkat pendapatan dan dalam periode tertentu. Kegiatan ini
yang terjadi terus menerus, antara penjual dan pembeli yang saling memberikan interaksi serta
dengan menawarkan dan meminta suatu barang, suatu saat akan mencapai titik kesepakatan
antara jumlah barang atau jasa yang ditawarkan dengan jumlah barang atau jasa yang diminta
yang biasanya disebut keseimbangan pasar.
Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga.
Faktor-faktor terpenting dalam penentuan permintaan antara lain:

1. Harga barang itu sendiri.

2. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut.

3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat.

4. Distribusi Pendapatan Dalam Masyarakat

5. Cita rasa masyarakat.


6. Jumlah penduduk

7. Ramalan mengenai keadaan masa yang akan datang.

8. Usaha-usaha produsen untuk meningkatkan penjualan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi atau yang Menentukan Permintaan

1. Harga barang itu sendiri jika suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang
itu bertambah. Begitu juga sebaliknya. Apabila suatu barang semakin mahal, maka permintaan
terhadap barang tersebut berkurang. Hal ini berkaitan dengan hukum permintaan.
2. Harga barang lain/harga barang substitusi harga barang lain juga dapat mempengaruhi
permintaan suatu barang, tetapi kedua macam barang tersebut mempunyai keterkaitan.
Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat substitusi (pengganti) dan bersifat komplemen
(penggenap). Misalnya, barang substitusi dari daging ayam adalah daging sapi, atau ikan. Suatu
barang menjadi substitusi barang lain bila terpenuhi paling tidak salah satu syarat dari dua
syarat yaitu memiliki fungsi yang sama dan atau kandungan yang sama.
3. Pendapatan masyarakat tingkat pendapatan masyarakat dapat mencerminkan daya beli. makin
tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang
meningkat.
4. Distribusi pendapatan dalam masyarakat tingkat pendapatan bisa memberikan kesimpulan
yang salah bila distribusi pendapatan buruk. Artinya sebagian kecil kelompok masyarakat
menguasai 7 begitu besar perekonomian. Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli
secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun.
5. Cita rasa, selera atau kebiasaan masyarakat cita rasa, selera atau kebiasaan masyarakat juga
dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, misalnya beras.
6. Jumlah penduduk sebagai makanan pokok rakyat Indonesia, maka permintaan beras
berhubungan positif dengan jumlah penduduk. Makin banyak jumlah penduduk, permintaan
beras akan semakin banyak.
7. Ramalan mengenai keadaan di masa datang bila memperkirakan harga suatu barang akan naik
adalah lebih baik membeli barang itu sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli
lebih banyak saat ini guna menghemat belanja di masa mendatang.
8. Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan dalam perekonomian yang modern, bujukan
para penjual untuk membeli barang besar sekali peranannya dalam mempengaruhi masyarakat.
Pengiklanan memungkinkan masyarakat untuk mengenal suatu barang baru atau menimbulkan
permintaan terhadap barang tersebut.

Dalam analisis ekonomi dianggap bahwa permintaan suatu barang terutama dipengaruhi oleh
tingkat harganya. Oleh sebab itu, dalam teori permintaan yang terutama dianalisis adalah
hubungan antara jumlah permintaan suatu barang dengan harga barang tersebut. Dalam analisis
tersebut di asumsikan bahwa “faktor–faktor lain tidak mengalami perubahan” atau ceteris
paribus. Tetapi dengan asumsi yang dinyatakan ini tidaklah berarti bahwa kita mengabaikan
faktor–faktor yang dianggap tetap tersebut.
Permintaan terhadap suatu barang akan berubah apabila sebagai contoh, cita rasa atau
pendapatan atau harga barang– barang lain mengalami perubahan (Sukirno, 2012).

Fungsi Permintaan

Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan fungsi permintaan, maka kita dapat mengetahui
hubungan antara variable tidak bebas dan variabel-variabel bebas
Harga dan Permintaan

Dalam hukum permintaan dijelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu barang dengan
tingkat harganya. Hukum permintaan pada hakikatnya adalah hipotesis yang menyatakan
“makin rendah harga suatu barang, maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut
dan sebaliknya makin tinggi harga suatu barang, maka makin sedikit permintaan terhadap
barang tersebut”.
Jumlah permintaan dan tingkat harga memiliki hubungan seperti tersebut karena:

1. Kenaikan harga menyebabkan para pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai
pengganti terhadap barang yang mengalami kenaikan harga.
Sebaliknya, apabila harga turun, maka orang mengurangi pembelian terhadap barang lain yang
sama jenisnya dan menambah pembelian terhadap barang yang mengalami penurunan harga.
2. Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil para pembeli berkurang, pendapatan yang
merosot tersebut memaksa para pembeli untuk mengurangi pembelian terhadap berbagai jenis
barang terutama barang yang mengalami kenaikan harga.
Pengaruh Faktor Bukan Harga terhadap Permintaan

Jenis–jenis permintaan
Berdasarkan daya belinya, permintaan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu

1. Permintaan efektif adalah permintaan masyarakat terhadap suatu barang atau jasa yang disertai
dengan daya beli atau kemampuan membayar. Pada permintaan jenis ini, seorang konsumen
memang membutuhkan barang itu dan ia mampu membayarnya.
2. Permintaan potensial adalah permintaan masyarakat terhadap suatu barang dan jasa yang
sebenarnya memiliki kemampuan untuk membeli, tetapi belum melaksanakan pembelian barang
atau jasa tersebut. Contohnya Pak Luki sebenarnya mempunyai uang yang cukup untuk membeli
kulkas, namun ia belum mempunyai keinginan untuk membeli kulkas.
3. Permintaan absolut adalah permintaan konsumen terhadap suatu barang atau jasa yang tidak
disertai dengan daya beli. Pada permintaan absolut konsumen tidak mempunyai kemampuan
(uang) untuk membeli barang yang diinginkan. Contohnya Hendra ingin membeli sepatu olahraga.
Akan tetapi uang yang dimiliki Hendra

Intervensi Pemerintah Terhadap Permintaan

1. Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap individu dapat tetap terwujud dan eksploitasi dapat
dihindarkan.
2. Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan
stabil.
3. Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan besar yang
dapat mempengaruhi pasar, agar mereka tidak menjalankan praktik-praktik memonopoli
yang merugikan.
4. Menyediakan barang publik (public goods) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5. Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dapat dihindar
Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan bahwa
makin rendah harga suatu barang, maka semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut.
Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit permintaan terhadap barang
tersebut. Sifat hubungan seperti itu disebabkan karena kenaikan harga menyebabkan para
pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti terhadap barang yang
mengalami kenaikan harga. Sebaliknya, apabila harga turun maka orang mengurangi
pembelian terhadap barang lain yang sama jenisnya dan menambah pembelian terhadap barang
yang mengalami penurunan harga. Yang kedua, kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil
pada pembeli berkurang. Pendapatan yang merosot tersebut memaksa para pembeli untuk
mengurangi pembeliannya terhadap berbagai jenis barang dan terutama barang yang
mengalami kenaikan harga (Sadono Sukirno, 2012; 76).
Hukum ini dapat membantu penentu kebijakan membuat keputusan tentang pelayanan
kesehatan dan promosi kesehatan. Contohnya, meningkatkan cukai (pajak) rokok. Jika harga
rokok dinaikkan dapat mengurangi jumlah orang merokok (terutama bagi orang yang akan
memulai merokok). Peningkatan cukai rokok adalah strategi yang bagus untuk mengurangi
jumlah perokok pemula.

Intervensi Pemerintah Terhadap Permintaan

1. Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap individu dapat tetap terwujud dan eksploitasi dapat
dihindarkan.
2. Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan
stabil.
3. Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan besar yang
dapat mempengaruhi pasar, agar mereka tidak menjalankan praktik-praktik memonopoli
yang merugikan.
4. Menyediakan barang publik (public goods) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5. Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dapat dihindar
2.PENAWARAN

Sekarang kita akan beralih ke sisi lain dari pasar dan meneliti perilaku para penjual. Kuantitas
yang ditawarkan (quantity suppledi) terhadap setiap barang d atau jasa adalah jumlah yang
bersedia dan dapat dijual oleh para penjual. Sekali lagi, untuk memfokuskan pemikiran kita,
mari kita ambil contoh pasar es krim dan melihat faktor-faktor yang menentukan kuantitas yang
di tawarkan.

PENENTU PENAWARAN INDIVIDU


Andaikan bahwa Anda menjalankan Student Sweet, sebuah perusahaan yang memproduksi dan
menjual es krim. Apa yang menentukan kuantitas es krim yang akan Anda produksi dan Anda
jual? Berikut ini beberapa jawaban yang mungkin.
Harga Harga es krim adalah satu penentu dari kuantitas yang ditawarkan. Ketika harga es krim
tinggi, menjual es krim sangat menguntungkan, sehingga kuantitas yang ditawarkan pun akan
besar. Sebagai penjual es krim, Anda akan bekerja lembur, menambah jumlah mesin pengolah
es krim, dan mem pekerjakan lebih banyak pekerja. Sebaliknya, ketika harga es krim rendah,
bisnis Anda kurang menguntungkan, sehingga Anda akan mengurangi produksi. Bahkan pada
harga yang lebih rendah lagi, Anda mungkin terpaksa harus memilih meninggalkan bisnis
tersebut, dan kuantitas yang ditawarkan menjadi nol.
Karena kuantitas yang ditawarkan meningkat ketika harga meningkat dan menurun ketika
harga menurun, kita katakan bahwa kuantitas yang ditawarkan berhubungan secara positif
dengan harga barang. Hubungan antara harga dan kuantitas yang ditawarkan ini dinamakan
hukum penawaran (law of supply): dengan menganggap hal lainnya sama, ketika harga barang
meningkat, maka kuantitas barang tersebut yang ditawarkan akan meningkat.
Harga Input Untuk memproduksi output es krimnya, Student Sweets menggunakan berbagai
input seperti krim, gula, flavor, mesin-mesin pengolah, bangunan tempat membuat es krim,
serta pekerja yang mengaduk bahan bahan serta mengoperasikan mesin. Jika harga satu atau
lebih berbagai input tersebut naik, memproduksi es krim mungkin dirasa kurang
menguntungkan, dan perusahaan Anda akan menawarkan lebih sedikit es krim. Jika harga input
meningkat secara substansial, Anda mungkin akan menutup perusahaan dan tidak menawarkan
sedikit pun es krim. Jadi, kuantitas sebuah barang yang ditawarkan berhubungan secara negatif
dengan harga input untuk membuat barang tersebut.
Teknologi Teknologi untuk memproses input menjadi es krim juga merupa kan penentu lain
kuantitas yang ditawarkan. Penemuan mekanisasi mesin pengolah es krim, sebagai contoh,
mengurangi jumlah pekerja yang dibutuh kan untuk membuat es krim. Melalui penurunan
biaya perusahaan, perkem bangan teknologi akan menaikkan kuantitas es krim yang
ditawarkan.
Ekspektasi Kuantitas es krim yang Anda tawarkan saat ini mungkin juga bergantung pada
ekspektasi Anda terhadap masa depan. Sebagai contoh, jika Anda berharap bahwa harga es
krim di masa datang akan meningkat, Anda akan menyimpan sejumlah es krim yang diproduksi
saat ini di dalam gudang dan mengurangi penawaran ke pasar pada saat ini.

SKEDUL PENAWARAN DAN PERMINTAAN


Lihatlah bagaimana kuantitas penawaran berubah ketika harga berubah, dengan menetapkan
harga input, teknologi, dan ekspektasi sama. Tabel 4-4 memperlihatkan kuantitas yang
ditawarkan oleh Ben, seorang penjual es krim, pada berbagai harga es krim. Pada harga di
bawah $1,00, Ben tidak menawarkan es krim sama sekali. Ketika harga meningkat, dia
menawarkan es krim dengan kuantitas yang semakin besar. Tabel ini dinamakan skedul
penawaran (supply schedule).

PENAWARAN PASAR VERSUS PENAWARAN INDIVIDU


Seperti halnya permintaan pasar yang merupakan penjumlahan dari permintaan seluruh
pembeli, penawaran pasar juga merupakan penjumlahan penawaran dari seluruh penjual yang
ada di pasar. Tabel 4-5 memperlihatkan skedul penawaran dari dua produsen es krim, yaitu
Ben dan Jerry. Pada harga tertentu, skedul penawaran Ben menceritakan kepada kita berapa
banyak es krim yang ditawarkan oleh Ben, dan skedul penawaran Jerry menceritakan kepada
kita seberapa banyak es krim yang ditawarkan oleh Jerry. Penawaran pasar adalah penjumlahan
dari kedua penawaran individu tersebut.
Kuantitas yang ditawarkan di pasar tergantung pada faktor-faktor yang menentukan penawaran
para penjual individual, yaitu harga barang, harga input yang digunakan untuk berproduksi,
teknologi yang tersedia, serta ekspektasi. Selain itu, kuantitas yang ditawarkan di sebuah pasar
juga tergantung dari jumlah para penjual. (Jika Ben dan Jerry mengundurkan diri dari usaha es
krim ini, maka kuantitas es krim yang ditawarkan di pasar akan berkurang
penawaran ketika harga berubah sementara variabel-variabel lainnya yang mempengaruhi
kuantitas penawaran dianggap konstan.
ABSTRAK

Penawaran adalah salah satu kekuatan yang mendorong bekerjanya ekonomi


pasar Penawaran juga merupakan salah satu faktor yang menentukan berapa banyak sebuah
barang dihasilkan dan berapa harga yang dikenakan untuk barang tersebut ketika dijual. Di
pasar, suatu barang atau jasa yang ditawarkan dengan harga yang tinggi dan laku merupakan
harapan setiap produsen. Harapan utama seorang produsen adalah memperoleh laba yang
sebesar-besarnya dengan menggunakan modal yang kecil untuk menghasilkan barang atau jasa
yang laku keras di
pasaran. Selain itu, masalah kualitas barang atau jasa yang dihasilkan sering menjadi
permasalahan saat ini.
Pendahuluan Ekonomi mikro adalah suatu cabang ilmu ekonomi yang berfokus pada
bagaimana individu, rumah tangga, dan organisasi membuat keputusan untuk mendistribusikan
sumber daya yang terbatas, dalam hal ini adalah perdagangan barang dan jasa di pasar Ekonomi
mikro mempelajari bagaimana keputusan-keputusan ini mempengaruhi seluruh pasokan
barang dan jasa, yang merupakan salah faktor yang menentukan harga, yang pada gilirannya,
menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa.
Ketika musim hujan yang hebat melanda suatu kota, harga sayuran di pasar swalayan di kota
tersebut meningkat. Hal serupa juga terjadi di kota tetangga. Ketika terjadi pertikaian politik
atau perang di Timur Tengah, harga minyak di belahan dunia lain meningkat. Hal apakah yang
sama dari kedua peristiwa diatas? Keduanya menunjukkan adanya suatu penawaran yang
terjadi terhadap suatu barang.
Jika kita menghasilkan suatu barang atau jasa yang berkualitas tinggi, maka sudah sewajarnya
apabila harga yang dikenakan untuk barang atau jasa tersebut tinggi, karena modal yang kita
keluarkan pun cukup besar atau besar sekali. Dan meraih keuntungan sebesar-besarnya
melebihi modal yang dikeluarkan merupakan tujuan utama kita. Tetapi, ada juga produsen yang
menghasilkan barang atau jasa yang berkualitas tinggi dan mengenakan

harga yang tinggi pada barang atau jasa yang dihasilkannya dengan modal yang cukup bahkan
kecil dengan tujuan memperoleh laba yang sangat besar yang melebihi modalnya.
Kenyataannya, tidak semua barang atau jasa yang ditawarkan dengan harga yang tinggi dan
berkualitas tinggi dapat laku di pasaran, karena tidak semua konsumen dapat bersikap loyal
terhadap suatu barang atau jasa yang ditawarkan melebihi kemampua mereka. Sehingga,
mereka dengan mudah beralih mencari barang atau jasa yang sama kualitasnya dengan harga
yang lebih murah dan sesuai dengan kemampuan mereka.
Penawaran barang atau jasa yang dapat menciptakan sikap loyal konsumen adalah apabila
barang atau jasa tersebut hanya satu-satunya yang ada di pasaran, sehingga mau tak mau
konsumen akan membelinya karena mereka membutuhkan barang atau jasa tersebut, meskipun
harga yang dikenakan cukup tinggi bahkan tinggi. Dengan demikian, tujuan utama produsen
meraih keuntungan yang sebesar-besarnya dapat tercapai.

PEMBAHASAN
1. Pengertian Penawaran dan Fungsi Penawaran
Menurut Ahman (2009:98-99). "Penawaran diartikan sebagai keseluruhan jumlah barang dan
jasa yang ditawarkan dalam berbagai kemungkinan harga yang berlaku di pasar dalam satu
periode tertentu. Dari pengertian tersebut ada 2 (dua) variabel (besaran) ekonomi, yaitu jumlah
barang yang ditawarkan atau akan dijual dan tingkat harga. Kedua variabel ini memperlihatkan
adanya hubungan satu sama lain. Sedangkan variabel waktu diabaikan atau dianggap konstan.
Kedudukan variabel harga dalam konsep penawaran adalah sebagai variabel yang
mempengaruhi jumlah barang yang ditawarkan, atau sering disebut variabel bebas
(independent variable). Sedangkan jumlah barang yang ditawarkan sebagai variabel yang
dipengaruhi atau variabel terikat (dependent variable)".

Sedangkan menurut Rahardja (2008:32), "Penawaran adalah jumlah barang yang produsen
ingin tawarkan (jual) pada berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu".
Dari kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa penawaran adalah keseluruhan jumlah
barang dan jasa yang produsen ingin tawarkan pada berbagai tingkat harga yang berlaku di
pasar dalam satu periode tertentu. Menurut Ahman (2009:99), penawaran dibedakan atas :
a. Penawaran individu adalah penawaran dari penjual perseorangan akan suatu barang di
pasar.

b. Penawaran pasar (kolektif) adalah penawaran dari semua penjual yang ada di pasar
akan suatu barang.
Fungsi penawaran terjadi dari perilaku produsen yang menginginkan keuntungan
maksimum dengan kendala biaya produksi tertentu (Ahman, 2009:88).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran

Menurut Ahman (2009:99-100), faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran adalah sebagai


berikut:
a. Harga pasar,

b. Biaya produksi;

c. Keuntungan yang diharapkan;

d. Teknologi produksi;

e. Persaingan; dan

f. Kebijaksanaan pemerintah.

Menurut Rahardja (2008:32-34), beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penawaran suatu
barang, yaitu:
a. Harga barang itu sendiri;

b. Harga barang lain yang terkait;

c. Harga faktor produksi;

d. Biaya produksi

e. Teknologi produksi;

f. Jumlah pedagang penjual;

g. Tujuan perusahaan, dan

h. Kebijakan pemerintah

a. Harga barang itu sendiri;

b. Harga barang-barang lain;

c. Biaya produksi;

d. Tujuan-tujuan operasi perusahaan tersebut;

e. Tingkat teknologi yang digunakan.


3.ELASTISITAS

A. Pengertian Elastisitas
Elastisitas adalah ukuran khas untuk mengukur perubahan jumlah yang diminta (ditawarkan)
karena perubahan variabel dalam fungsi permintaan (penawaran), seperti: harga,pendapatan
dan harga barang lainnya.

B. Elastisisitas Permintaan
Elastisitas permintaan merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur perubahan harga
terhadap besar kecilnya jumlah barang yang diminta atau tingkat kepekaan perubahan jumlah
barang yang diminta. Misalkan ada penurunan harga dari suatu produk perusahaan, baik itu
barang atau jasa, maka hal semacam ini akan berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah
permintaan terhadap barang atau jasa.
Elastisitas harga permintaan ini digunakan untuk memenuhi perubahan signifikan dari jumlah
barang yang diminta akibat adanya perubahan harga barang itu sendiri.
 Kriteria Ukuran

1. Ed > 1: Elastis

2. Ed < 1: In Elastis

3. Ed = 1:Unitary

4. Ed = 0: In Elastis Sempurna

5. Ed = ~: Elastis Sempurna
Elastis permintaan dipengaruhi oleh hal-hal berikut di bawah ini:

• Tingkat kemudahan apabila barang yang bersangkutan tidak tersedia maka bisa di ganti
dengan barang yang lain.
• Besarnya proporsi pendapatan yang digunakan.
• Jangka waktu Analisa.
• Jenis barang.

1. Elastisitas Harga (price elasticity of demand)


Dalam analisis, elastisitas permintaan harga lebih kerap dinyatakan sebagai elastisitas
permintaan. Nilai perbandingan antara presentasi perubahan jumlah diminta dengan persentasi
perubahan harga di sebut kuepesien elastisitas permintaan.
Elastisitas harga (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila
harganya berubah sebesar satu persen.
Angka elastisitas harga bernilai negatif. Ep = 2 mempunyai arti bila harga barang naik 1% ,
permintaan terhadap barang itu turun 2%, ceteris paribus. Begitu juga sebaliknya. Semakin
besar nilai negatifnya, semakin elastis permintaannya, sebab perubahan permintaan jauh lebih
besar disbanding perubahan harga. Angka Ep dapat disebut dalam nilai absolute. Ep = 2, artinya
sama dengan Ep = -2.

a. Angka Elastisitas Harga (Ep)


1) Inelastis (Ep < 1)
Perubahan permintaan (dalam persentase) lebih kecil dari pada perubahan harga. Kalok harga
naik 10% menyebabkan permintaan barang turun sebesar, misalnya, 6%. Permintaan barang
kebutuhan pokok umumnya inelastis. Misalnya perubahan harga beras diindonesia, tidak
berpengaruh besar terhadap perubahan permintaan terhadap beras.
2) Elastis (Ep > 1)
Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu barang
menyebabkan perubahan permintaan yang besar. Misalnya, bila harga turun 10% menyebabkan
permintaan barang naik 20%. Karena itu nilai Ep lebih besar dari satu. Barang mewah seperti
mobil umumnya permintaannya elastis.
3) Elastis unitary (Ep = 1)
Jika harga naik 10%, permintaan barang turun 10% jugak.
4) Inelastis sempurna (Ep = 0)
Berapa pun harga sutu barang, orang akan tetap membeli jumlah yang di butuhkan, contohnya
adalah permintaan garam.
5) Elastis tak terhingga (Ep = ~)
Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang besarnya.
Secara grafis tingkat elastisitas harga terlihat dari slope (kemiringan) kurfa permintaan. Bila
kurva permintaan tegak lurus, permintaan inelastic sempurna (perfect elastic); prubahan harga,
tidak memengaruhi jumlah barang yang diminta. Bila kurva sejajar sumbu datar, permintaan
elastic tak terhingga (perfect elastic); perubahan harga sedikit saja, menyebabkan perubahan
jumlah barang yang diminta tak terhingga besarnya. Permintaan dikatakan elastic unitary, bila
slope kurvanya minus satu (kurvanya membentuk sudut 45 derajat).

b. Elastisitas Titik dan Elastisitas Busur


Elastisitas titik adalah elastisitas yang dihitung pada harga dan kuantitas yang diminta yang
tertentu (satu titik). Sedangkan elastisitas busur adalah koepisien elastisitas yang dihitung
antara dua titik.
Elastisitas titik ( point elasticity) mengukur tingkat elastisitas pada titik tertentu. Konsep
elastisitas ini digunakan bila perubahan harga yang terjadi sedemikian kecilnya sehingga
mndekati nol. Tetapi konsep ini kurang akurat bila perubahan harga yang terjadi relatif besar.

c. Faktor–faktor yang Menentukan Elastisitas Harga


1) Tingkat substitusi
Makin sulit mencari subtitusi suatu barang permintaan makin inelastic. Beras bagi masyarakat
Indonesia sulit dicari substitusinya, karena itu permintaan beras inelastic.
2) Jumlah pemakai
Makin banyak jumlah pemakai, prmintaan akan suatu barang makin inelastic.
3) Propersi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen
Bila propersi tersebut besar, maka permintaan cendrung lebih elastic.
4) Jangka waktu
Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai pengaruh terhadap elastisitas
harga.
2. Elastisitas silang (Cross Elasticity)
Elastisitas silang (Ec) mengukur presntasi perubahan permintaan suatu barang sebagai akibat
perubahan haraga barang lain sebesar satu persen.
Persentase perubahan jumlah barang x yang diminta
Ec =
Persentase perubahan harga barang Y

3. Elastisitas pendapatan (Income Elasticity)


Elastisitas pendapatan (Ei) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah
bila pendapatan berubah sebesar satu persen.
Persentase perubahan jumlah barang yang diminta
Ei = Persentase perubahan pendapatan

C. Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran (elasticity of supply) adalah perubahan harga yang mempengaruhi besar
kecilnya jumlah barang atau produk yang ditawarkan.perubahan harga bisa dilihat dalam
persentase yang bisa menunjukkan besar kecilnya jumlah penawaran akibat terjadi perubahan
harga.
Kriteria Ukuran

• Es >: In Elastis
Ket. Penawaran bersifat elastis apabila setiap perubahan harga akan menyebabkan perubahan
jumlah barang yang ditawarkan dengan presentase lebih besar.
Sebagai contoh, Es = 2, berarti kenaikan harga sebesar 10% akan menyebabkan jumlah barang
yang ditarkan naik sebesar 20%.
• Es < : In Elastis
Ket.Penawaran bersifat inelastis apabila setiap perubahan harga akan menyebabkan perubahan
jumlah barang yang ditawarkan dengan presentase lebih kecil.
Sebagai contoh, Es = 0,5 berarti kenaikan harga sebesar 10% akan menyebabkan jumlah barang
yang ditawarkan naik sebesar 5%.
• Es = Unitary
Ket. Elastis satuan atau elastis tunggal berarti setiap perubahan harga akan diikuti oleh
perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan presentase yang sama.
Sebagai contoh, Es = 1,artinya jika perubahan harga sebesar 10% akan diikuti oleh perubahan
jumlah barang yang ditawarkan sebesar 10%.
• Es < : In Elastis
Ket.Penawaran bersifat inelastis apabila setiap perubahan harga akan menyebabkan perubahan
jumlah barang yang ditawarkan dengan presentase lebih kecil.
Sebagai contoh, Es = 0,5 berarti kenaikan harga sebesar 10% akan menyebabkan jumlah barang
yang ditawarkan naik sebesar 5%.
• Es = Unitary
Ket. Elastis satuan atau elastis tunggal berarti setiap perubahan harga akan diikuti oleh
perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan presentase yang sama.

Sebagai contoh, Es = 1,artinya jika perubahan harga sebesar 10% akan diikuti oleh perubahan
jumlah barang yang ditawarkan sebesar 10%.
• Es = 0 : In Elastis Sempurna
Ket. Elastisitas ini menunjukkan bahwa pada saat harga tertentu jumlah barang yang
ditawarkan tidak terbatas.
• Es = ~ : Elastis Sempurna
Ket. Penawaran inelastis sempurna berarti perubahan harga tidak akan berpengaruh terhadap
jumlah barang yang ditawarkan.
Faktor-faktor yang menentukan elastisitas penawaran
1. Jenis produk
Kurva penawaran produk pertanian umumnya inelastic, sebab prrodusen tidak mampu
memberikan respon yang cepat tarhadap perubahan harga. Jika harga beras naik 10%, petani
harus menanam dahulu dan baru 3-4 bulan kemudian dapat memanen hasil.
2. Sifat perubahan biaya produksi
Selain tergantung pada jenis produknya, elastisitas penawaran dipengaruhi juga oleh sipat
perubahan biaya produksi. Penawaran akan bersipat inelastic bila kenaikan penawaran hanya
dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya yag sangat tinggi.
3. Jangka waktu
Jangka waktu juga dapat mempengaruhi besarnya elastisitas penawaran, yang akan diuraikan
dalab subab mengenai elastisitas jangka pendek dan jangka panjang.

D. Elastisitas Silang
Elastisitas silang merupakan perbandingan persentase yang menunjukan hubungan antara
barang yang diminta atau ditawarkan dengan persentase perubahan barang lain.
Contoh ringkasnya adalah hubungan antara sepeda motor dengan bensin dan nasi dan lauk-
pauk.
4.laba
.1. PENGERTIAN LABA ATAU KEUNTUNGAN
Makna laba secara umum adalah kenaikan kemakmuran dalam suatu periode yang dapat
dinikmati (distribusi atau ditarik ) asalkan kemakmuran awal masih tetap dipertahankan.
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau
transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian
lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan
(revenue) atau investasi pemilik (Baridwan, 1992: 55). Pengertian laba secara umum adalah
selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (perioda) tertentu. Laba
sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman
investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto, 2003: 444).
Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu ekonomi murni
didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam
modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal
tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi
didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi. Perbedaan
diantara keduanya adalah dalam hal pendefinisian biaya.

.2. PENGERTIAN MEMAKSIMUM LABA


Secara sistematis laba dapat dirumuskan π = TR-TC, perusahaan dapat dikatakan
memperoleh keuntungan apabila π bernilai positif (π>0) dimana TR harus lebih besar dari
pada TC (TR-TC).
Laba maksimum akan tercapai bila nilai π mencapai maksimum. Laba maksimum
merupakan penerimaan total (TR) dikurangi dengan biaya total

(TC). Keuntungan total akan mencapai maksimum apabila selisih positif antara TR dengan
TC mencapai angka terbesar.
.3. UNSUR-UNSUR MEMAKSIMALISASI LABA
a) PENDAPATAN
Pendapatan Operasional Pendapatan didefinisikan sebagai aset masuk atau aset yang naik
nilainya atau utang yang semakin berkurang atau kombinasi ketiga hal dimuka, selama
periode dimana persahaan memproduksi dan menyerahkan barang atau memberikan jasa,
atau aktivitas lain yang merupakan operasi pokok perusahaan.
b) BEBAN
Beban Operasional Beban operasional bisa didefinisikan sebagai aset keluar atau pihak lain
memanfaatkan aset perusahaan atau munculnya utang atau kombinasi antar ketiganya
selama periode dimana perusahaan memproduksi dan menyerahkan barang, memberikan
jasa atau melaksanakan aktivitas lainnya yang merupakan operasi pokok perusahaan.
c) UNTUNG-RUGI
Untung atau Rugi (Gain or loss). Untung atau rugi didefisinisikan sebagai kenaikan modal
saham dari transaksi yang bersifat insidentil dan bukan merupakan kegiatan pokok
perusahaan dan dari transaksi lainnya yang mempengaruhi perusahaan selama periode
tertentu, kecuali yang berasal dari pendapatan operasional dan investasi dari pemilik saham.
d) PENGHASILAN
Penghasilan adalah hasil akhir penghitungan dari pendapatan dan keuntungan dikurangi
beban dan kerugian dalam periode tersebut. Seperti yang dijelaskan dalam PSAK no.23
Ikatan Akuntan Indonesia (2007) paragraph 70 menyatakan sebagai berikut. Penghasilan
(income) adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
perusahaan selama suatu periode bila arus masuk

.4. JENIS-JENIS MAKSIMALISASI LABA


Laba merupakan tujuan utama yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Laba yang
diperoleh perusahaan akan menunjukkan bagaimana perusahaan menjalankan aktivitas
dalam usahanya. Beberapa jenis laba yang dapat digunakan untuk pengukuran laba adalah
sebagai berikut:
a. Laba kotor (Gross Profit) Menurut Stice, James (2004:242) laba kotor adalah selisih
antara pendapatan dari penjualan bersih dan harga pokok penjualan. Laba kotor adalah
angka yang penting. Apabila perusahaan tidak memperoleh hasil yang cukup dari penjualan
barang atau jasa untuk menutup beban yang langsung terkait dengan barang atau jasa
tersebut, perusahaan tersebut tidak akan bertahan lama pada bisnis tersebut.
b. Laba operasi (Operating Expenses) Menurut Stice, James (2004:243) laba operasi
adalah mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan
dan didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi. laba operasi menunjukkan seberapa
baik perusahaan melakukan aktivitas khusus dari bisnis tersebut, terlepas dari kebijakan
pendanaan dan manajemen pajak penghasilan yang ditangani pada level pusat. Pertumbuhan
Laba =
Yt − Yt−1 Yt−1 11
c. Laba sebelum pajak (Profit Before Income Tax) Laba sebelum pajak merupakan
pendapatan yang diperoleh perusahaan secara keseluruhan sebelum pajak perseroan yaitu
perolehan dari laba operasi dikurangi atau ditambah.
d. Laba bersih setelah pajak Laba bersih setelah pajak merupakan laba bersih setelah
ditambah atau dikurangi dengan pendapatan dan biaya non operasi dan dikurangi laba
perseroan.

.5. PENDEKATAN MEMAKSIMALISASI LABA


Memaksimalkan laba menjadi prioritas penting dalam menjalankan suatu perusahaan.
Terdapat tiga pendekatan perhitungan laba maksimum, yaitu :
1. Pendekatan Totalitas (Totality Approach)
Pendekatan totalitas merupakan pendekatan dengan cara membandingkan pendapatan total
(TR) dan biaya total (TC). Pendekatan total (TR) adalah sama dengan jumlah unit output
yang terjual (Q) dikalikan dengan harga output per unit (P), maka TR = P.Q . Sedangkan
biaya total (TC) adalah sama dengan biaya tetap (FC) ditambah dengan biaya variable (VC),
maka TC = FC + VC. Dalam pendekatan totalitas biaya variable per unit output dianggap
konstan sehingga biaya variable adalah jumlah output (Q) dikalikan dengan biaya variable
per unit (v), maka VC= v.Q. Sehingga dapat disimpulkan bahwa π = P.Q - (FC+v.Q).
Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan menempuh strategi penjualan
maksimum (maximum selling). Sebab semakin besar penjualan makin besar laba yang
diperoleh. Hanya saja sebelum mengambil keputusan, perusahaan harus menghitung berapa
unit output yang harus diproduksi untuk mencapai titik impas. Kemudian besarnya output
tadi dibandingkan dengan potensi permintaan efektif.
Cara mencari Q* dapat diturunkan dari rumus π = P.Q* - (FC+v.Q*).
Titik impas tercapai saat π sama dengan nol 0 = P.Q* - FC – v.Q*
= P.Q* - v.Q* - FC
= (P-v).Q* - FC
Q* = 𝐹𝐶 (𝑃−𝑉)

Contoh soal :
Emilia adalah seorang dosen di kota Jambi. Sebagai seorang ibu rumah tangga yang kreatif,
dia merencanakan menambah penghasilan keluarga dengan menjual jajanan anak-anak
berupa permen coklat hasil olahannya sendiri. Produknya dipasarkan ke beberapa sekolah
dasar yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Jumlah permintaan potensial (dilihat dari
jumlah murid yang diberi uang jajan) adalah 1.000 orang per hari. Untuk mewujudkan
rencananya, dia harus membeli alat-alat produksi dan mesin cetak sederhana seharga Rp5
juta. Biaya produksi per biji permen coklat Rp250,00. Harga jual per biji Rp500,00.
Biaya pembelian alat produksi dan mesin cetak sederhana adalah biaya tetap (FC). Karena
besarnya tidak tergantung jumlah produksi. Biaya variable per unit (v) adalah Rp250,00
sedangkan harga jual per unit (P) adalah Rp500,00 Untuk mencapai titik impas, jumlah
output (permen coklat) yang harus terjual (Q*) adalah :

Q* = 5.000.000 / (500-250) = 20.000 biji permen.


Untuk mencapai titik impas, permen coklat yang harus terjual 20.000 biji. Apakah target ini
terlalu berat? Sangat tergantung dari optimisme Ibu Emilia. Jika dia bersikap pesimis,
misalnya dengan mengatakan hanya sekitar 10% dari permintaan potensial yang terjangkau,
berarti setiap hari hanya dapat menjual 100 permen. Sehingga 20.000 biji permen akan
terjual dalam waktu 200 hari. Tetapi bila dia yakin minimal 50% potensi pasar terjangkau
atau 500 biji permen coklat per hari, 20.000 biji permen akan terjual hanya dalam waktu 40
hari.
Setelah 20.000 biji permen, Penjualan selanjutnya memberi keuntungan Rp250,00 per biji,
karena itu makin banyak permen dapat dijual, makin besar laba yang diperoleh.

2. Pendekatan Marginal (Marginal Approach)


Biaya marginal adalah biaya tambahan yang digunakan saat memproduksi satu unit produk
tambahan. Selain itu biaya marginal adalah suatu biaya yang menunjukkan tingkat di mana
total biaya pada suatu produk berubah ketika produksi meningkat satu unit.
Biaya marginal (marginal cost) merupakan hal yang sangat penting untuk mengambil
keputusan bisnis di mana seorang manajemen harus dapat memberikan keputusan tentang
pengalokasian sumber daya dalam proses produksinya. Dalam pendekatan marginal
perhitungan laba dilakukan dengan membandingkan biaya marginal (MC) dan pendapatan
marginal (MR). Laba maksimum akan tercapai pada saat MR = MC. Suatu perusahaan akan
menambah keuntungannya apabila menambah produksinya pada saat MR>MC yaitu hasil
penjualan marginal (MR) melebihi biaya marginal (MC). Dalam keadaan ini pertambahan
produksi dan penjualan akan menambah keuntungannya. Dalam keadaan sebaliknya, yaitu
apabila MR<MC, mengurangi produksi dan penjualan akan mmenambah untung. Maka
keuntungan maksimum di capai dengan keadaan di mana MR=MC berlaku. sehingga π =
TR-TC.
Contoh soal :
Bila penerimaan total produsen ditunjukkan oleh persamaan TR = 200Q
– 5Q2 dan biaya totalnya ditunjukkan oleh persamaan TC = 40 + 20Q, tentukan jumlah
output yang harus diproduksi agar produsen memperoleh keuntungan maksimum.
Penyelesaian : MR = MC
TR = 200Q – 5Q2
MR = dTR/dQ MR = 200 – 10Q TC = 40 + 20Q

MC = dTC/Dq MC = 20

Q yang harus diproduksi agar keuntungan yang didapat maksimum saat MR=MC
200 – 10Q = 20
10Q = 180
Q = 18
Jadi keuntungan maksimum akan tercapai bila memproduksi barang sebesar 18 unit atau Q
=18

3. Pendekatan Rata-rata (Average Approach)


Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan antara
biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P). Perusahaan akan mencapai laba
bila harga jual per unit output (P) lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC). Perusahaan hanya
mencapai angka impas bila P = AC. Laba total adalah laba per unit dikalikan dengan jumlah
output yang terjual. Dapat dijelaskan secara matematis π = (P-AC).Q
5.KEGAGALAN PASAR

Kegagalan pasar adalah suatu kondisi dimana pasar mengalami kegagalan dalam
menyediakan kebutuhan pasar secara efisien atau ketimpangan antara produsen dan
konsumen. Implikasi ekstrim dari fenomena ini adalah kolapsnya pasar tersebut sehingga
tidak dihasilkannya lagi komoditas pasar terkait. Kegagalan pasar juga dapat diartikan
sebagai kegagalan dari suatu institusi, yang berkaitan dengan pasar atau pengaturannya
dalam menyokong aktivitas yang diperlukan juga menghentikan aktivitas yang tidak
diperlukan dalam kegiatan pasar. Kegagalan pasar terjadi ketika mekanisme harga gagal
memperhitungkan keseluruhan harga dan keuntungan yang berkaitan dengan penyediaan
maupun konsumsi dari suatu barang dan jasa. Hal ini kemudian berdampak pada alokasi
atau penggunaan yang tidak effisien. Istilah kegagalan pasar pertama kali digunakan pada
tahun 1958, namun fondasi konseptual dari kegagalan pasar telah muncul pada abad ke-18.
Kegagalan pasar dapat terjadi karena beberapa faktor misalnya: praktek monopoli atau
oligopoli(kartel), barang publik, eksternalitas, dan informasi yang tidak lengkap atau
asimetris dan Common Goods . Selain faktor-faktor tersebut, aktivitas pasar juga
dipengaruhi suatu regulasi atau peraturan, dalam hal ini yang berkaitan dengan
pemerintahan seperti pajak, subsidi, upah minimum, dan pengaturan harga. Oleh karena itu,
kebijakan yang tidak terpikirkan dengan baik oleh suatu pemerintah juga dapat membuat
suatu pasar berjalan tidak efisien sehingga berujung pada kegagalan.

1. Persaingan Tidak Sempurna


Persaingan tidak sempurna adalah penyebab kegagalan pasar. Dibawah pasar persaingan
tidak sempurna perusahaan menghadapi penurunan kemiringan kurva permintaan untuk
produknya. Menyimpangnya pendapatan marjinal dari pendapatan rata-rata dan harga tidak
lagi sama dengan biaya marjinal. Dalam skenario ini, perusahaan monopoli menetapkan
harga yang melebihi biaya marjinal, untuk memaksimalkan keuntungan. Hal ini
menyebabkan output yang jauh lebih rendah daripada yang dihasilkan oleh perusahaan yang
bersaing sempurna dan beroperasi di bawah kondisi biaya yang sama. Konsumen tidak
memiliki kedaulatan dalam hal alokasi sumber daya di bawah monopoli. Pengoperasian
perusahaan monopoli dikatakan tidak efisien, karena dapat menyebabkan alokasi dari
sumber daya yang kurang optimal. Monopoli alami dan perusahaan lain yang mengalami
penurunan biaya rata- rata atas berbagai output adalah sumber kegagalan pasar. Contoh dari
persaingan tidak sempurna adalan sebagai berikut :
a. Monopoli atau dalam kasus lain dari penyalahgunaan dari kekuasaan pasar dimana
sebuah pembeli atau penjual bisa memberi pengaruh signifikan pada harga atau keluaran.
penyalahgunaan kekuasaan pasar bisa dikurangi dengan menggunakan undang-undang anti-
trust.
b. Pasar oligopoli sebuah keadaan dimana dalam pasar jumlah perusahaan yang
menguasai pasar lebih dari dua tetapi tidak banyak (2-10) sehingga tindakan dari pengusaha
yang satu akan mempengaruhi kebijakan dari pengusaha lainnya. Ketika pasar terdiri dari
dua perusahaan maka disebut dengan istilah duopoly. Apabila produk yang dihasilkan oleh
pengusaha oligopoli homogen, maka pasar dinamakan oligopoli murni (pure oligopoly) dan
apabila produk yang dihasilkan tidak homogen maka dinamakan oligopoli yang dibedakan
(differentiated oligopoly).
homogen ( oligopoli murni ) maka tiap-tiap pengusaha hanya akan turut dalam perang harga
sampai batas keuntungan normal. Jika produk yang dihasilkan tidak homogen ( oligopoli
yang dibedakan) maka pengusaha akan turut dalam perang harga sampai pada tingkat harga
dimana biaya rata-rata sama dengan nilai penjualan rata-rata

2. Kegagalan Pemerintah
Ada analisis yang menekankan pentingnya intervensi pemerintah sebagai sarana untuk
mengoreksi kegagalan pasar serta merangsang pembangunan dan pertumbuhan. Namun,
pemerintah juga bisa menjadi tidak efisien karena ketidaksempurnaan pemerintah yang
dapat digambarkan sebagai kegagalan pemerintah. Banyak pelayanan pemerintah sipil yang
terkenal tidak kompeten karena ada beberapa ekonom telah mencatat kecenderungan
produktivitas dalam pemerintahan pada sektor tetap yang konstan dibandingkan dengan
produktivitas yang meningkat dalam sektor pribadi. Kegagalan pemerintah juga dapat
diartikan sebagai pemerintah yang gagal dalam menciptakan kondisi Pareto optimal.
Penyebab kegagalan pemerintah dibahas dan disarankan untuk meningkatkan fungsi
pemerintah. Peraturan pemerintah dapat fokus pada daerah yang sangat spesifik aktivitasnya
tanpa mempertimbangkan beberapa efek sosial atau lingkungan pada kegiatan tersebut.
Peraturan juga dapat mengenakan biaya implementasi yang signifikan terhadap ekonomi.
Biaya ini mencakup biaya administrasi sistem pemantauan serta biaya kepatuhan yang
dikenakan pada individu. Peraturan biaya dapat dibiayai oleh pajak yang membuat beberapa
orang lebih terpuruk dalam hal penurunan kesejahteraan.
3. Eksternalitas
Eksternalitas adalah biaya atau manfaat yang dihasilkan dari suatu kegiatan atau transaksi
dan yang mempengaruhi pihak lain yang tidak terlibat yang tidak memilih untuk
menanggung biaya atau manfaat tersebut. Misalnya, kegiatan manufaktur yang
menyebabkan polusi udara membebani seluruh masyarakat, sementara rumah tahan api
dapat meningkatkan keselamatan kebakaran tetangga. Jika ada biaya eksternal, seperti
polusi, barang akan diproduksi berlebihan oleh pasar yang tidak diatur, karena produsen
tidak memperhitungkan biaya eksternal saat memproduksi barang. Jika ada manfaat
eksternal, seperti keselamatan publik, terlalu sedikit barang yang akan diproduksi oleh pasar
swasta karena produsen dan pembeli tidak memperhitungkan manfaat eksternal bagi pihak
lain. Di sini, keseluruhan biaya dan manfaat bagi masyarakat didefinisikan sebagai jumlah
manfaat ekonomi dan biaya untuk semua pihak yang terlibat Dalam kasus eksternalitas
negatif dan positif, harga di pasar swasta tidak mencerminkan total biaya atau manfaat sosial
dari memproduksi atau mengkonsumsi suatu produk atau jasa. Produsen dan konsumen
tidak boleh menanggung semua biaya atau menuai semua manfaat dari kegiatan ekonomi,
dan terlalu banyak atau terlalu sedikit barang akan diproduksi atau dikonsumsi dalam hal
biaya dan manfaat keseluruhan bagi masyarakat.

4. Kegagalan Informasi
Persaingan sempurna yang mejamin Pareto optimal, dianggap berpengetahuan yang
sempurna tentang barang dan harga di pasar. Dibanyak negara berkembang konsumen dan
pekerja memiliki pengetahuan yang tidak lengkap tentang barang dan jasa dan kesempatan
kerja. Gillis, Perkins dan Roemer (1992: 104) menunjukkan bahwa investor, produsen dan
pedagang tidak mampu untuk lindung nilai terhadap risiko karena keuangan, komoditas, dan
asuransi pasar kurang berkembang atau hilang. Penurunan inefisiensi pasar dapat dicapai
jika
campur tangan pemerintah dalam menyediakan fasilitas infrastruktur untuk memastikan
perkembangan uang dan pasar modal. Beberapa negara berkembang telah mengejar
kebijakan liberalisasi pasar tidak efisien. Stiglitz (1994) membahas masalah informasi yang
tidak sempurna atau pasar tidak lengkap dalam konteks uang dan pasar keuangan. Dia
berpendapat bahwa beberapa tingkat intervensi pemerintah dapat meningkatkan efisiensi
pasar keuangan di negara berkembang. Investor prihatin tentang solvabilitas dan
pengelolaan lembaga keuangan. Dalam beberapa kasus informasi tentang variabel-variabel
ini sulit diperoleh. Pemantauan yang tepat dari kinerja manajemen perusahaan oleh negara
dapat meningkatkan efisiensi pasar. Dua jenis akibat kegagalan informasi dari masalah
Moral hazard dan Adverse selection. Misalnya, untuk informasi asuransi di pasar, kegagalan
dapat dihasilkan dari fakta bahwa orang-orang untuk mengambil asuransi tidak memiliki
informasinya. Hal ini menyebabkan kurangnya dari alokasi sumber daya yang optimal. Jenis
pertama adalah masalah Moral hazard. Seseorang diasuransikan terhadap penyakit mungkin
terlalu sering menggunakan fasilitas medis karena biaya pribadi marjinal nya mungkin
kurang dari biaya sosial yang menyediakan fasilitas tersebut. Akibatnya, perusahaan
asuransi mungkin akan meningkatkan biaya untuk semua orang sehingga menyebabkan
kegagalan pasar. Adverse selection terjadi pada asuransi ketika perusahaan asuransi tidak
dapat membedakan antara risiko tinggi dan individu berisiko rendah berdasarkan informasi
yang tersedia untuk dia.

Kegagalan Informasi juga dapat terjadi di pasar saham mana insider trading, yang
merupakan strategi untuk meminimalkan resiko, dapat mencegah pasar dari mencapai
alokasi yang efisien di antara pedagang.Insider trading terjadi ketika sekelompok istimewa
individu memiliki akses ke informasi saham pasar yang pedagang lain tidak memiliki.
Inman(1987: 660) telah membahas jenis lembaga pasar untuk mengatasi masalah informasi
yang asimetris. Pertama, kontrak kontingen seperti jaminan dapat ditawarkan baik itu
dibayar hanya jika kualitas komoditas mencapai standar yang ditetapkan sebelumnya. Dia
berpendapat bahwa kontrak dapat bertindak sebagai sinyal untuk karakteristik penjual.
Pemerintah sertifikasi penjual adalah cara lain untuk mengatasi kegagalan pasar. Hal ini
membutuhkan sertifikasi yang menjadi biaya, penjual yang paling memenuhi syarat utama
untuk menjadi bersertifikat, sehingga menghasilkan efisiensi pasar. Sertifikasi dapat
dianggap sebagai barang publik dengan eksternalitas positif, memberikan informasi tentang
penjual kepada konsumen di pasar. Kegagalan pasar memberikan sebuah alasan penting
kepada pemerintah untuk melakukan intervensi. Kegagalan pasar tersebar luas di negara-
negara berkembang, sehingga pemerintah harus menghadapi isuisu ekonomi yang mungkin
tidak terlalu penting bagi tugas pemerintah dalam ekonomi industri negara maju. Beberapa
isu-isu ekonomi tersebut berhubungan langsung dengan inefisiensi pasar, missing market
(suatu kasus dimana pasar yang permintaan terhadap barang ada tetapi penawaran tidak
ada), dan rendahnya tingkat pengembangan kelembagaan. Beberapa hal seperti pertukaran
asing dalam jumlah kecil dan kemunculan paham ekonomi yang bersifat informal dan
tersembunyi menyebabkan munculnya hambatan serius pada pelaksanaan kebijakan fiskal
di negara berkembang. Sebagai contoh, jika aktivitas ekonomi yang dihasilkan eksternalitas
(efek yang satu agen ekonomi memaksakan yang lain tanpa persetujuan mereka), sehingga
ada perbedaan antara biaya pribadi dan sosial dan hasil kompetitif tidak efisien, mungkin
dirasa perlu
bagi negara untuk campur tangan untuk membatasi inefisiensi yang dihasilkan. Jika ada
kegagalan pasar, pemerintah dapat ikut campur dalam ekonomi untuk meningkatkan
efisiensi. Hal ini juga dapat menggunakan campur tangan untuk meningkatkan ekuitas,
terlepas dari apakah ekonomi efisien atau tidak. Argumen-argumen membenarkan
intervensi, untuk membenarkan multi level pemerintah kasus ini harus dibuat tujuan
efisiensi dan ekuitas lebih baik dilayani oleh kombinasi dari pemerintah daerah dan pusat

5. Barang publik
Barang Publik memiliki dua aspek yang berbeda: nonexcludability dan konsumsi
nonrivalrous. “Tidak dapat dikecualikan” berarti bahwa biaya untuk mencegah non-
pembayar menikmati manfaat barang atau jasa adalah penghalang. Jika seorang pengusaha
menggelar pertunjukan kembang api, misalnya, orang dapat menonton pertunjukan dari
jendela atau halaman belakang mereka. Karena pengusaha tidak dapat memungut biaya
untuk konsumsi, pertunjukan kembang api mungkin tidak diproduksi, meskipun permintaan
untuk pertunjukan itu kuat.
Contoh kembang api menggambarkan masalah pengendara bebas terkait. Bahkan jika
pertunjukan kembang api bernilai sepuluh dolar untuk setiap orang, bisa dibilang hanya
sedikit orang yang akan membayar sepuluh dolar kepada pengusaha. Setiap orang akan
berusaha untuk "tumpangan gratis" dengan mengizinkan orang lain membayar pertunjukan,
dan kemudian menonton secara gratis dari halaman belakang rumahnya. Jika masalah
penunggang bebas tidak dapat diselesaikan, barang dan jasa yang berharga barang dan jasa
yang orang lain akan bersedia membayarnya akan tetap tidak diproduksi.
Aspek kedua dari barang publik adalah apa yang oleh para ekonom disebut "konsumsi
nonrivalrous." Asumsikan pengusaha berhasil mengecualikan nonkontributor dari
menonton pertunjukan (mungkin seseorang dapat melihat pertunjukan hanya dari bidang
pribadi). Sebuah harga akan dikenakan untuk masuk ke lapangan, dan orang-orang yang
tidak mau membayar harga ini akan dikeluarkan. Namun, jika bidangnya cukup besar,
pengecualian tidak efisien. Bahkan orang yang tidak membayar dapat menonton
pertunjukan tanpa meningkatkan biaya pertunjukan atau mengurangi kesenangan orang lain.
6.Oligopoli

Pasar oligopoli adalah suatu pasar dimana terdapat beberapa produsen yang menghasilkan
barang-barang yang saling bersaing. Ini merupakan sifat utama dari pasar oligopoli adalah
suatu keadaan dimana hanya ada beberapa (missal antara 2-10) perusahaan yang menguasai
pasar baik secara independent (sendiri-sendiri) maupun secara diam-diam bekerjasama.
1. Karakteristik pasar persaingan oligopoli
Terdapat beberapa karakteristik dari pasar oligopoli yakni :
a. Pasar oligopoli hanya terdiri atas sekelompok kecil perusahaan. Dalam pasar oligopoli
terdapat beberapa perusahaan raksasa yang menguasai penjualan dan disamping itu pula
terdapat beberapa perusahaan kecil. Para perusahaan raksasa tersebut saling mempengaruhi
satu sama lain. Sifat ini menyebabkan setiap perusahaan harus mengambil keputusan dengan
hati-hati dalam mengubah harta, bentuk barang, corak produksi, dan sebagainya. Sifat saling
mempengaruhi (mutual interpendence) ini merupakan sifat khusus dari pasar oligopoli.
b. Barang yang diproduksi adalah barang yang standar atau barang yang berbeda corak
atau bersifat homogen, dan bisa juga berbeda, namun memenuhi standar tertentu. Barang
yang diproduksi pada pasar ini ada kalanya merupakan barang yang standar misalnya
industri penghasilan barang mentah (baja dan aluminium) dan industri bahan baku (semen
dan bahan bangunan). Selain itu ada pasar oligopoli juga memproduksi barang yang berbeda
corak. Barang yang diproduksi adalah barang akhir seperti industri mobil, industri rokok,
industri pesawat, dan lain-lain.
c. Terdapat banyak pembeli di pasar seperti pasar persaingan sempurna, jumlah pembeli
di pasar oligopoli sangat banyak.
d. Hanya ada beberapa perusahaan (penjual) yang menguasai pasar. Umumnya adalah
penjual-penjual besar yang memiliki modal besar saja. Karena ada ketergantungan dalam
perusahaan tersebut untuk saling menunjang contoh bakrie group memiliki pertambangan,
property, dan perusahaan telepon seluler.
e. Ada hambatan bagi pesaing baru. Bagi pesaing baru perusahaan yang telah lama dan
memiliki pangsa pasar besar akan memainkan peran untuk menghambat perusahaan yang
baru masuk ke dalam pasar oligopoli.

f. Adanya saling ketergantungan antara perusahaan.


g. Advertensi (periklanan) sangat penting dan intensif. Untuk menciptakan brand image,
menarik market share dan mencegah pesaing baru. Dalam pasar ini peran iklan sangat
membantu perusahaan dagang karena iklan dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat
atau calon pembeli, oleh karena itu iklan terbukti untuk mulai menarik perhatian calon
pembeli yang ingin memilih barang- barang, dengan mudah perusahaan membuat iklan
tentang produksinya.
h. Sulit dimasuki perusahaan baru. Dalam pasar oligopoli ini mengapa dikatakan sulit
dimasuki oleh perusahaan baru karena image dari perusahaan yang sudah lama terbangun
lebih kuat dengan pembeli disbanding perusahaan yang baru muncul.
i. Harga jual tidak mudah berubah. Dalam pasar oligopoli ini harga yang keluar tidak
cepat naik atau turun bisa dikatakan harga selalu stabil dan tidak mudah berubah namun
apabila tiba-tiba harga naik otomatis pembeli akan berfikir Kembali untuk membeli
produksi dan bisa jadi pembeli beralih pada produk perusahaan lainnya yang menjual varian
yang sama namun harga lebih murah dengan kualitas yang hampir sama.

2. Jenis- Jenis Pasar Oligopoli

Berdasarkan produk yang di perdagangkan, pasar oligopoli dapat dibedakan menjadi 3 jenis
yaitu:
A. Oligopoly sempurna (complete oligopoly)
Dalam analisis oligopoli ini di pergunakan asumsi bahwa produk yang dijual adalah
diferensiasi (product differentiation). Sedemikian dekatnya yang memungkinkan
terciptanya laba maksimum Bersama
B. OLIGOPOLY MURNI (PURE OLIGOPOLY)
Pada analisis oligopoli sempurna dipergunakan asumsi diferensiasi produk, dan dalam pasar
oligopoli murni ini asumsi yang dipergunakan juga standarisasi produk. Dalam bentuk pasar
ini karena produk distandarisasi, kalau terjadi perbedaan,
.
C. OLIGOPOLY TIDAK LENGKAP (PARTIAL OLIGOPOLY)
Formulasi oligopoli tidak lengkap diperkirakan dapat diterapkan pada semua situs oligopoli
dengan laba kelompok perusahaan tidak maksimum. Keadaan ini ditandai mungkin oleh
perjanjian, dengan tingkat perjanjian tertentu secara spontan.
Sifat-Sifat Pasar Oligopoli:

 Harga produksi yang dijual relatif sama.


 Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses.
 Sulit masuk pasar karena butuh sumber daya yang besar.
 Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain.

2. Faktor-Faktor Penyebab Terbentuknya Pasar


Terdapat dua faktor penting penyebab terbentuknya pasar oligopoli, yakni : A.Efisiensi
Skala Besar
Efisiensi sekala besar didalam efisiensi teknis (teknologi) dan efisiensi ekonomi (biaya
produksi). Profit hanya bisa tercipta apabila perusahaan mampu mencapai tingkat efisinesi.
Efisiensi teknis menyangkut pada penggunaan teknologi dalam

proses produksi. Kemampuan produsen dalam menempatkan sumber daya secara optimal.
Efisiensi ekonomi menyangkut biaya produksi. Bagaimana mengatur biaya pada komposisi
yang tepat sehingga harga yang di pasarkan merupakan harga yang bisa di terima pasar dan
produsen. Kompleksitas manejemen (tingkat kerumitan).

1. Keseimbangan Oligopoli
Perusahaan yang bergerak pada pasar oligopoli disebut oligopolis. Begitu kompleksnya
sutuasi dalam pasar oligopoli, sehingga para ekonom mengembangkan berbagai model
untuk menganalisis perilaku oligopolis. Sayangnya tidak ada satu pun model yang dapat
akan menurunkan harga dengan tingkat yang lebih rendah lagi. Akibatnya terjadilah perang
harga dalam hal ini para produsen dalam pasar oligopoli saling mempengaruhi pasar
oligopoli tidak dapat memperluas pasar dengan menurunkan harga sebab para pesaing akan
menurunkan harga dengan tingkat yang lebih rendah lagi. Akibatnya terjadilah perang
harga. Dalam hal ini para produsen dalam pasar oligopoli saling mempengaruhi tetapi tidak
melakukan kolusi atau kesepakatan.
2. Faktor-Faktor Penghambat Pasar Oligopoli
a. Hak paten yang tidak memungkinkan perusahaan lain memproduksi barang yang sama.
b. Modal yang dibutuhkan terlalu besar, para pengusaha enggan untuk menanggung risiko
yang besar.
c. Perusahaan lama telah terkenal sehingga sulit untuk tersaingi sehingga menimbulkan
risiko yang besar bagi perusahaan baru.
d. Skala ekonomis. Perusahaan yang telah lama berproduksi dan beroperasi relatif lebih
memiliki kesempatan untuk menikmati skala ekonomis, karena untuk memperbesar
produksinya perusahaan tersebut cukup menambah dari produksi yang sudah ada, sehingga
sangat memungkinkan untuk menurunkan biaya produksi dan relatif akan mampu menjual
produksinya dengan harga yang relatif lebih murah bila dibandingkan para pendatang baru.
e. Ongkos produksi yang berbeda antar perusahaan. Yang dijelaskan diatas adalah ongkos
produksi per unit berbeda sebagai akibat dari tingkat (jumlah) produksi berbeda. Di samping
itu ongkos produksi dapat pula berbeda pada tingkat produksi yang sama. Biasanya pada
setiap tingkat produksi, ongkos produksi per unit yang harus dikeluarkan perusahaan yang
baru lebih tinggi dari yang dikeluarkan perusahaan lama. Oleh karenanya perusahaan baru
tidak dapat menjual barangnya semurah seperti perusahaan lama. Keadaan ini menghambat
pemasukan perusahaan baru. Terdapat banyak faktor yang menimbulkan kecenderungan
perbedaan ongkos produksi tersebut.

3. Hubungan antara perusahaan-perusahaan dalam pasar oligopoli

1. Oligopoli Dengan Kesepakatan (Collusive Oligopoly)


Kesepakatan antara perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa kesepakatan harga
dan produksi (kesempatan ini kadang disebut sebgai “kolusi” atau “kartel”) dengan tujuan
mengindari perang harga yang akan membawa

2. Oligopoli Tanpa Kesepakatan (Non Collusive Oligopoly)


Persaingan antar perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa perbedaan harga dan
jumlah produk yang dihasilkan. Perbedaan harga dan jumlah produksi (bisa saling
berhubungan positif timbal balik) dilakukan dalam rangka ingin mendapatkan jumlah
pembeli yang lebih banyak dari sebelumnya atau dari pesaingnya.

4. Kelebihan dan Kelemahan Pasar Oligopoli Kelebihan Pasar Oligopoli:


1. Memberi kebebasan memilih bagi pembeli.
2. Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk.
3. Lebih memperhatikan kepuasan konsumen
4. Adanya penerapan teknologi terbaru
Kelemahan Pasar Oligopoli:
1) Menciptakan ketimpangan distribusi pendapat
2) Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong timbulnya inflasi didalam pasar
oligopoli ini harga sangat tergantung
3) Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada kerja sama antar oligopolis karena
semangat bersaing kurang.
4) Bisa timbul eksploritasi terhadap pembeli dan pemilik faktor produksi didalam pasar
oligopoli ini timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik faktor produksi,
5) Sulit di tembus/ dimasuki perusahaan baru didalam pasar oligopoli ini sulit untuk
perusahaan lain
6) Biasa berkembangan ke arah menopoli perusahaan dalam pasar oligopoli di dalam pasar
oligopoli ini bisa berkembang kearah monopoli jika sudah tidak ada yang mampu bersaing
dengan pemimpin pasar,
7.TENAGA KERJA

A. PENGERTIAN
Menurut Payaman (1985), tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk berumur 10 tahun
atau lebih yang bekerja, mencari pekerjaan, dan sedang melakukan kegiatan lain, seperti
seperti sekolah maupun mengurus rumah tangga dan menerima pendapatan. Menurut BPS
( Badan Pusat Statistik ), tenaga kerja adalah semua penduduk yang berada dalam usia kerja
berumur 15-64 tahun. Dikatakan tenaga kerja bila mereka melakukan pekerjaan dengan
maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya
bekerja paling sedikit satu jam secara kontinu selama seminggu yang lalu. Sedangkan
menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Berdasarkan tiga definisi
tersebut, menunjukkan bahwa tenaga kerja bermakna pada kemampuan seseorang dengan
melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya. Adapun yang dimaksud dengan
pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam
bentuk lain. Imbalan dalam bentuk lain yang dimaksud adalah berupa barang atau benda
yang nilainya ditentukan atas dasar kesepakatan pengusaha dengan pekerja/buruh. Unsur-
unsur yang ada dalam pengertian pekerja atau buruh adalah; bekerja pada orang lain,
dibawah perintah orang lain, dan mendapat upah.
Di masyarakat sering kali didapati pengusaha yang dimaknai secara sempit, yaitu mereka
yang memiliki pabrik atau perusahaan-perusahaan besar. Sedangkan pemilik yayasan,
lembaga-lembaga sosial, individu, koperasi, dan sebagainya yang mempekerjakan orang
lain tidak digolongkan kedalamnya. Dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan
menyebutkan, bahwa pengusaha adalah:
a. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu
perusahaan milik sendiri.
b. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan perusahaan bukan miliknya.
c. Orang, perseorangan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan
dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja adalah;
1. Tersedianya Tenaga Kerja
Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup memadai. Jumlah tenaga kerja
yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga
jumlahnya optimal. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan ini memang masih banyak
dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah
tenaga kerja.
2. Kualitas Tenaga Kerja
Dalam jenis produksi, apakah itu proses produksi barang-barangpertanian atau bukan, selalu
diperlukan spesialisasi. Persediaan tenaga kerja spesialisasi ini diperlukan sejumlah tenaga
kerja yang mempunyai spesialisasi pekerjaan tertentu, dan ini tersedianya adalah dalam
jumlah terbatas. Bila masalah kualitas tenaga kerja ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi
kemacetan dalam proses produksi. Sering dijumpai alat-alat teknologi canggih tidak
dioperasikan karena belum tersedianya tenaga kerja yang mempunyai klasifikasi untuk
mengoperasikan alat tersebut.
3. Jenis Kelamin
Kualitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, apalagi dalam proses produksi
pertanian. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam bidang pekerjaan tertentu seperti
mengolah tanah, dan tenaga kerja wanita mengerjakan tanaman. Begitu pula proses produksi
manufaktur seperti pabrik rokok, penggunaan tenaga kerja wanita untuk pekerjaan
membungkus rokok sementara tenaga kerja pria lebih banyak dipengepakan dan
pengangkutan.
4. Tenaga Kerja Musiman
Karena proses produksi pertanian ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan
tenaga kerja musiman dan pengangguran tenaga kerja musiman. Bila terjadi pengangguran
semacam ini, maka kosekuensinya juga terjadi migrasi atau urbanisasi musiman. Karena
sifat musiman seperti ini maka penawaran dan permintaan pasar akan tenaga kerja juga
terjadi dan dipengaruhi oleh musim ini. Akibat lebih lanjut adalah adanya fluktuasi upah
tenaga kerja.

5. Upah Tenaga Kerja


Besar-kecilnya upah tenaga kerja ditentukan oleh berbagai hal, antara lain dipengaruhi oleh:
1) Mekanisme pasar atau bekerjanya sistem pasar
2) Jenis kelamin
3) Kualitas tenaga kerja
4) Umur tenaga kerja
5) Lama waktu bekerja
6) Tenaga kerja bukan manusia

B. KLASIFIKASI TENAGA KERJA


1. Berdasarkan Penduduknya
Berdasarkan penduduknya, tenaga kerja terdiri dari: 1.) tenaga kerja, 2) bukan tenaga kerja.
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup
bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang nomor 13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka
yang berusia antara 15 tahun sampai 64 tahun. Bukan tenaga kerja adalah mereka yang
dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut
Undang-Undang Tenaga Kerja nomor 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk diluar usia,
yaitu mereka yang berusia dibawah 15 tahun dan berusia diatas 64 tahun. Contoh kelompok
ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan anak-anak.
2. Berdasarkan Batas Kerja
Berdasarkan batas kerja, tenaga kerja terdiri dari: 1) Angkatan kerja, 2) Bukan Angkatan
kerja .
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah
mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari
pekerjaan. Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang
kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Kategori ini adalah
anak yang sedang menempuh prndidikan, dan ibu rumah tangga.

C. JENIS-JENIS TENAGA KERJA


Tenaga kerja merupakan penduduk yang berumur 18 sampai 64 tahun. Tenaga kerja dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan aspek keahlian dan kualitas, serta status
pekerjaannya.
1. Tenaga Kerja Menurut Keahlian
Dalam dunia kerja, keahlian atau keterampilan (skills) memiliki peran penting. Tenaga kerja
tidak harus menyelesaikan Pendidikan yang sesuai pekerjaannya. Tenaga kerja dapat
memasuki dunia kerja dengan keterampilan yang dimilikinya. Menurut bidang keahlian,
tenaga kerja terdiri atas tenaga kerja terdidik (skilled labour), tenaga kerja terlatih (trained
labour), dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (unskilled and untrained labour).
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran
dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau Pendidikan formaldan non-formal. Kategori
ini seperti dokter, pengacara, atau guru. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang
memiliki keahlian dalam bidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja
terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai
pekerjaan tersebut. Kategori ini seperti mekanik, apoteker. Tenaga kerja tidak terdidik
adalah adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. Kategori ini seperti
pembantu rumah tangga, tenaga kerja kasar, dan buruh.
2. Tenaga Kerja Menurut Fungsi Pokok Dalam Perusahaan
Pengelompokkan jenis tenaga kerja bertujuan menciptakan efisiensi kegiatan proses
produksi. Pembagian tenaga kerja berdasarkan fungsi pokok perusahaan terdiri atas tenaga
kerja bidang produksi, tenaga kerja bidang pemasaran, serta tenaga kerja bidang umum dan
administrasi.

D. MASALAH KETENAGAKERJAAN
Tenaga kerja terbagi menjadi beberapa jenis. Akan tetapi, berbagai macam jenis tenaga kerja
tidak dapat menghilangkan permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia. Permasalahan
ketenagakerjaan di Indonesia membutuhkan berbagai upaya dari pemerintah dan pihak
swasta. Berikut masalah ketenagakerjaan di Indonesia.
1. Jumlah Angkatan Kerja yang Tidak Sebanding dengan Kesempatan Kerja
Meningkatnya angkatan kerja tidak diimbangi jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
2. Mutu atau Kualitas Tenaga Kerja yang Rendah
3. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
4. Tingkat Upah Rendah (Upah Minimum Regional/UMR)

E. KONDISI KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA DI INDONESIA


Permasalahan tenaga kerja di Indonesia semakin berat. Bagaimana tidak berat, angka
angkatan kerja di Indonesia per bulan Februari 2014 mencapai 124,32 juta orang. Angka
tersebut meningkat jika dibandingkan angkatan kerja pada bulan Februari 2013 yang hanya
123,64 juta orang. Kelompok Angkatan kerja adalah penduduk yang masuk dalam usia kerja
yaitu 15 tahun keatas. Dari jumlah Angkatan kerja tersebut, sebanyak 118,17 juta orang
bekerja dan sisanya 7,15 juta orang menganggur. Berdasarkan data dari BPS, angka
pengangguran berkurang 50.000 orang.
Jumlah pengangguran di Indonesia memang menurun. Tapi ironinya, jumlah pengangguran
terdidik di Indonesia semakin banyak. Hal tersebut sekaligus menggambarkan kondisi dan
kualitas tenaga kerja di Indonesia.
Sebaliknya pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan-
pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat,
sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal,
dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang.
1. Pengangguran dan Pendidikan Rendah
Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang
tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja, juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai
dengan pasar kerja.
2. Minimnya Perlindungan Hukum dan Rendahnya Upah
Minimnya perlindungan hukum dan rendahnya upah merupakan salah satu masalah dalam
ketenagakerjaan di Indonesia. Melalui Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, seharusnya para pekerja sebagai karyawan akan terlindungi secara
hukum..
3. Penurunan Pekerja Sektor Formal
Jumlah orang yang bekerja di sektor formal terus mengalami penurunan semenjak tahun
2000 dan terus turun hingga lebih dari 1 juta lapangan kerja yang hilang di tahun 2003.
Kondisi ini terutama terlihat sekali pada kelompok pekerja kasar

E. UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS TENAGA KERJA DI INDONESIA


Tenaga kerja Indonesia harus memiliki kualitas tinggi agar dapat bersaing di bursa kerja
dalam dan luar negeri. Apa yang sebaiknya pemerintah dan pihak swasta lakukan untuk
meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia? Upaya yang dapat dilakukan sebagai berikut.

1. Meningkatkan Kualitas Pendidikan


2. Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat
3. Menyelenggarakan Program Pemagangan
4. Memberdayakan Besar Latihan Kerja (BMK) Secara Optimal
5. Mempercepat Sertifikasi Profesi Tenaga Kerja
8.Monopoli

A.Pengertian Monopoli

Istilah Monopoli seringkali di terjemahkan secara negatif oleh berbagai kalangan mengingat
dampak terhadap penyalahgunaannya seringkali menghambat persaingan dan bahkan
merugikan masyarakat. Secara etimologi kata “monopoli” berasal dari kata Yunani yaitu
monos yang berarti sendiri dan polein yang berarti penjual. Dari akar kata tersebut secara
sederhana banyak orang memberi pengertian monopoli suatu kondisi dimana hanya ada satu
penjual yang menawarkan (supply) atas barang dan jasa tertentu
, Dengan demikan, pasar monopoli adalah pasar yang memiliki satu penjual dan
mengahasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat.
1. Ciri-Ciri Pasar Monopoli Menurut Sadono Sukirno dalam buku Mikro Ekonomi Teori
Pengatar, ciri-ciri pasar monopoli sebagai berikut :
A. Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan Hanya ada satu saja perusahaan dalam
industri tersebut. Dengan demikian barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli
dari tempat lain. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain dan tidak berbuat suatu apapun
di dalam menentukan syarat jual beli.

B. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip Barang yang di hasilkan perusahaan
tidak monopoli tidak dapat digantikan oleh barang lain yang ada di dalam pasar. Barang
tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak terdapat barang
mirip (close subtitute) yang dapat menggantikan barang tersebut.
C. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri Ada beberapa bentuk
hambatan kemasukan ke dalam pasar monopoli. Ada yang bersifat legal, yaitu di batasi oleh
undang-undang. Ada yang bersifat teknologi, yaitu teknologi yang di gunakan sangat
canggih dan tidak mudah di contoh dan ada pula yang bersifat keuangan, yaitu modal yang
diperlukan sangat besar.
D. Dapat mempengaruhi penentuan harga Oleh karena perusahaan monopoli
merupakan satu-satunya penjual di dalam pasar, maka penetuan harga dapat
dikuasainya.Oleh sebab itu perusahaan monopoli dipandang sebagai penentu harga atau
price setter.
E. Promosi iklan kurang diperlukan Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-
satunya perusahaan di dalam industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan
menggunakan iklan. Iklan tersebut bukanlah bertujuan untuk menarik pembeli, tetapi unutk
memelihara hubungan baik dengan masyarakat). Kekuatan pasar monopoli terbentuk karena
adanya hambatan bagi perusahaan lain untuk masuk pasar. Perusahaan lain yang masuk ke
pasar akan menderita kerugian. Terbentuknya pasar monopoli antara lain dusebabkan
karena produk yang dihasilkan oleh perusahaan monopoli mempunyai kekhususan, produk
dengan skala ekonomi, dan produk yang dihasilkan dilindungi oleh hukum. Bentuk kurva
permintaan yang dihadapi di pasar monopoli adalah selalu turun dari kiri atas kekanan
bawah, atau dengan kata lain kurva permintaan itu lereng yang negatif artinya jika produsen
ingin menaikkan harga, maka ia akan menghasilkan atau menjual sedikit dan apabila ia ingin
menurunkan harga ia akan menjual barang dengan jumlah banyak. Kurva permintaan yang
dihadapi monopoli ini dapat digambarkan seperti berikut:

Gambar kurva permintaan pada pasar monopoli (Zakaria, 2018:128).


Dalam gambar diatas menunjukkan kurva permintaan yang dihadapi monopoli dimana jika
produsen menjual barang X sebanyak 6 buah maka harga yang terjadi setinggi Rp. 200,- dan
jika produsen menjual barang X sebanyak 3 buah, maka harga yang akan terjadi akan
setinggi Rp.500,- karena konsumen bersedia membayar dengan harga tersebut. Dengan
demikian dalam pasar monopoli produsen dapat mempengaruhi harga barang dengan cara
mengubah- ubah jumlah barang yang dihasilkan.
2. Faktor-faktor yang menimbulkan monopoli Menurut sadono sukirno terdapat tiga
faktor dapat menyebabkan wujudnya pasar (perusahaan monopoli yaitu :
A. Memiliki sumber daya yang unik Salah satu sumber penting dari adanya monopoli
adalah pemilikan satu sumber daya yang unik (istimewa) yang tidak dimiliki oleh orang lain
atau perusahaan lain. Didalam suatu perekonomian, monopoli juga dapat berlaku apabila
sesuatu perusahaan menguasai seluruh atau sebagian besar bahan mentah yang tersedia.
Contohnya perusahaan permata De Beers Company di afrika selatan hampir semua
pertambangan permata yang ada didunia ini dimiliki oleh perusahaan tersebut.
B. Kekuasaan monopoli yang diperoleh melalui peraturan pemerintah Didalam undang-
undang pemerintah yang mengatur kegiatan perusahaan-perusahaan terdapat beberapa
peraturan yang akan mewujudkan kekuasaan 8 monopoli. Peraturan-peraturan yang seperti
itu adalah: peraturan paten dan hak cipta (copy rights), dan hak usaha ekslusif (exklusife
franchise) yang diberikan kepada perusahaan.
C. Dapat menikmati skala ekonomi Keadaan seperti ini berarti suatu perusahaan hanya
akan menikmati skala ekonomi yang maksimum apabila tingkat produksinya adalah sangat
besar jumlahnya. Pada waktu perusahaan mencapai keadaan dimana biaya produksi
mencapai minimum, jumlah produksi adalah hampir jumlah permintaah yang wujud dipasar.
Dengan demikian sebagai akibat dari sklah ekonomi yang demikian sifatnya perusahaan
dapat menurunkan harga barangnya apabila produksi semakin tinggi. Pada tingat produksi
yang sangat tinggi adalah harga sedemikian rendahnya sehingga perusahaan-perusahaan
baru tidak akan sanggup bersaing dengan perusahaaan yang terlebih dahulu berkembang.
D. Kerugian akibat pasar monopoli Suparmoko (1990) menjelaskan bahwa Produsen
Monopoli menghasilkan barang dengan tujuan untuk memaksimalkan laba dengan cara
menyamakan antara permintaan marginal dan biaya marginalnya. Tetapi karena dalam pasar
monopoli harga tidak sama dengan biaya marginal. Maka akan terciptalah laba monopolis
yang berupa perbedaan antara tingkat harga dan biaya rata-rata.
E. Kebijakan mengatasi monopoli Monopoli gagal mengalokasikan sumber daya secara
efisien. Monopoli memproduksi jumlah barang yang lebih sedikit dari pada yang diinginkan
masyarakat, dan harganya menjadi lebih tinggi Mankiw mengemukakan bahwa para
pembuat kebijakan dipemerintah untuk mengatasi maasalah monopoli ini dengan beberapa
cara yaitu:
1) Meningkatkan kompetisi dengan Undang-undang antitrust Pemerintah memperoleh
kekuasaan atas industry swasta dari undang-undang antitrust, kumpulan peraturan untuk
mengekang kekuasaan monopoli oleh suatu perusahaan.
2) Mengatur perilaku monopoli dengan regulasi Pemerintah dapat mengatur perilaku
monopoli, contoh mengatur monopoli alamiah, seperti perusahaan air dan listrik,
perusahaan-perusahaan ini tidak diizinkan untuk menaikkan semaunya mereka tanpa
melihat sebagian besar kondisi masyarakat.
3) Kepemilikan public Kebijakan ke 3 yang digunakan pemerintah untuk mengatasi
monopoli adalah kepemilikan public yakni mengatur monopoli alamiah yang dijalankan
oleh perusahaan swasta, pemerintah dapat menjalankan monopoli itu sendiri, solusi ini
umum digunakan banyak Negara, dimana pemerintah mengoperasikan utilitas-utilitas
umum seperti perusahaan telepon, air, dan listrik.

F. Keuntungan dengan adanya pasar monopoli Terdapat pertentangan diantara ahli- ahli
ekonomi di dalam menilai apakah monopoli memberi perangsangan dalam mengembangkan
teknologi dan melakukan inovasi, Sebagian ahli berpendapat perkembangan teknologi dan
inovasi akan terhambat apabila terdapat kekuatan monopoli, sedangkan sebagian lagi
berpendapat monopoli akan memberi dorongan kepada perkembangan teknologi dan
inovasi alasan-alasan kedua pendapat tersebut yaitu:
1) Pandangan pertama monopoli tidak merangsang inovasi. Golongan ini berpendapat
bahwa monopoli tidak dapat merangsang teknologi dan inovasi melandaskan keyakinan
kepada pandangan bahwa ketiadaan persaingan menimbulkan keengganan kepada pelaku
monopoli untuk melakukan perubahan. Tanpa adanya persaingan monopoli perlu gelisa
akan kehilangan pasar dan mengalami kerugian dengan tidak melakukan perubahan
terhadap teknologi dan berinovasi karena perusahaan lain tidak akan masuk keindusrti
tersebut.
2) Pandangan monopoli merangsang inovasi Golongan ini berpendapat bahwa monopoli
akan mendorong perkembangan teknologi dan inovasi didasarkan kepada dua alasan yaitu:
• Perkembangan teknologi dan inovasi adalah salah satu cara untuk mengurangi biaya
perunit dan meninggikan keuntungan. Berarti kemajuan teknologi dan inovasi bukan saja
menambah keuntungan perusahaan tetapi kesejahtraan masyarakat.
• Memiliki teknologi yang lebih baik dari perusahaan lain adakalanya sumber dari
terwujudnya monopoli. Dengan demikian untuk perusahaan-perusaahan yang memperoleh
kekuasaan monopoli dengan cara itu, mengadakan penyelidikan dan perkembangan
teknologi secara terus-menerus merupakan syarat penting untuk mempertahankan
kekuasaan monopolinya Adapun kebaikan yang diperoleh dari adanya monopoli yaitu:
1) Apabila menikmati skala ekonomi, biaya produksi lebih murah dari pada di perusahaan
persaingan sempurna dan tingkat produksinya lebih 11 besar.
2) Mutu barang akan semakin meningkat dan harganya semakin murah apabila perusahaan
terus menerus melakukan pengembangan dan inovasi 3) Kesejahtraan masyarakat dapat
ditingkatkan apabila monopoli dapat terus menghasilkan barang yang lebih murah dan lebih
bermutu.

B.Prinsip Dasar Larangan Persaingan Usaha Tidak sehat

Persaingan usaha yang tidak terkendali akan menumbuhkan terjadinya praktek monopoli
sebagai suatu sistem yang berlawanan dengan prinsip-prinsip persaingan usaha itu sendiri.
Eksistensi monopoli dalam suatu kegiatan ekonomi dapat terjadi dalam berbagai jenis, ada
yang merugikan dan ada yang menguntungkan perekonomian masyarakatnya. Oleh karena
itu, pengertian masing-masing jenis monopoli perlu dijelaskan untuk membedakan mana
monopoli yang dilarang karena merugikan masyarakat dan yang memberikan kontribusi
yang positif bagi masyarakat.
Oleh karena itu ada beberapa bentuk monopoli:

1. Monopoli terjadi sebagai akibat dari superior skil, yang salah satunya dapat terwujud
dari pemberian hak paten secara ekslusif oleh negara.
2. Monopoli terjadi karena amanah Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945 pasal 33 menghendaki negara untuk menguasai bumi dan air berikut kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya, serta cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup
orang banyak yang termaktub dalam pasal 51 UU nomor tahun 1999.

Jadi Monopoli adalah komponen utama yang akan membuat kekayaan terkonsentrasi
ditangan segelintir kelompok sehingga dapat menciptakan kesenjangan sosial dan ekonomi.
. Biasanya keuntungan yang dinikmati oleh perusahaan monopoli adalah keuntungan
melebihi normal dan ini diperoleh karena terdapat hambatan yang dihadapi perusahaan-
perusahaan lain untuk memasuki industri tersebut. Persaingan dalam dunia bisnis
merupakan suatu dinamika tersendiri yang tidak dapat dihindari
Kepemilikan dan penguasaan aset kekayaan ditangan individu adalah sesuatu yang
diperbolehkan. Namun demikian ketika kebebasan tersebut dimanfaatkan untuk
menciptakan praktek-praktek monopolistik yang merugikan, maka adalah tugas dan
kewajiban negara untuk melakukan intervensi dan koreksi. Biasanya keuntungan yang
dinikmati oleh perusahaan monopoli adalah keuntungan melebihi normal dan ini diperoleh
karena terdapat hambatan yang dihadapi perusahaan-perusahaan lain untuk memasuki
industri tersebut. Persaingan dalam dunia bisnis merupakan suatu dinamika tersendiri yang
tidak dapat dihindari
9.Persaingan sempurna
A. Pengantar
Pasar adalah sekumpulan pembeli dan penjual dari sebuah barang dan jasa tertentu. Para
pembeli sebagai sebuah kelompok menentukan permintaan terhadap sebuah produk, dan
para penjual sebagai kelompok lainnya menentukan penawaran terhadap produk. Aktivitas
usaha yang dilakukan di pasar pada dasarnya akan melibatkan dua subyek pokok, yaitu
produsen dan konsumen. Kedua subyek tersebut masing-masing mempunyai peranan yang
sangat besar terhadap pembentukan harga barang yang ada di pasar.
Kita mengenal berbagai macam bentuk pasar dengan dua batasan ekstrim. Pertama, adalah
bentuk persaingan murni ( pure competition ). Pasar persaingan murni ini merupakan bentuk
pasar yang sangat ideal. Kedua, adalah bentuk monopoli murni ( pure monopoli ). Akan
tetap kedua bentuk yang ekstrim ini pada kenyataanya saat ini boleh dibilang tidak pernah
ada. Yang ada adalah bentuk-bentuk menengah atau bentuk persaingan tidak sempurna (
imperfect competition ), seperti bentuk persaingan monopolistik dan oligopoli. Namun
demikian dalam analisis bentuk ekstrim ini tetap digunaka. Apabila dalam permasalahan
pokok sudah dipahami maka perubahan bentuk pasar hanyalah bersifat modifikasi yang
tidak menghapuskan pemahaman pokoknya.

B. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna


Antara pasar persaingan sempurna (perfect competition) dan pasar persaingan murni (pure
competition) ada sebagian orang yang membedakannya. Pasar persaingan sempurna
menghendaki persyaratan sedikit lebih banyak dari pada pasar persaingan murni. Namun,
banyak pakar yang lebih senang memakai istilah persaingan sempurna (perfect competition)
dari pada persaingan murni (pure competition). Persaingan sempurna berarti persaingan
murni. Apabila persaingan murni hanya mencakup satu derajat kesempurnaan, yaitu situasi
tanpa adanya monopoli sama sekali. Sedangkan persaingan sempurna pada umumnya
mengandung arti terdapatnya mobilitas sempurna dari sumber daya serta adanya
pengetahuan yang sempurna baik pembeli maupun penjual. Jadi persaingan dapat bersifat
murni dan sempurna, atau dapat juga bersifat murni tetapi tidak sempurna.
Menurut Ida Nuraini mengatakan bahwa pasar persaingan sempurna yang berintikan
persaingan murni harus memiliki persyaratan sebagai berikut:
1. Penjual dan pembeli harus berjumlah banyak Dalam persaingan murni harus
terdapat banyak penjual dan pembeli, sehingga masing-masing penjual hanya
merupakan bagian kecil dari pasar secara keseluruhan. Seorang penjual tidak dapat
mempengaruhi harga pasar. Satu-satunya unsur yang dikuasainya hanyalah
kuantitas barang yang ditawarkan.
2. Barang yang dihasilkan bersifat homogen artinya barang yang diproduksi oleh
seorang produsen merupakan barang subsitusi dari barang yang sama yang
diproduksi oleh produsen lain. Oleh karena itu, konsumen bersifat indifferent
terhadap kelompok penjual, karena bagi konsumen semua penjual adalah sama saja
sebab barang yang dibutuhkan praktis tidak ada bedanya.

3. Adanya kebebasan keluar masuk industri (free entry dan free exit) Hal ini berarti,
jika menguntungkan maka produsen bebas membuka pabrik dan bila merugikan
tidak ada larangan untuk menutup pabriknya.

Ketiga hal tersebut di atas merupakan syarat adanya persaingan murni. Agar menjadi
persaingan sempurna maka harus ditambah persyaratan lagi yaitu:
1. Informasi mengenai pasar (seperti perubahan harga dan permintaan) mudah diperoleh.

2. Tidak adanya hambatan dalam mobilitas sumber-sumber ekonomi dari satu usaha ke
usaha lain atau lokasi satu ke lokasi yang lain.
Menurut Gregory Mankiw dalam bukunya mendefinisikan pasar persaingan sempurna
sebagai berikut: “Pasar persaingan sempurna (perfectly competitive market) adalah suatu
pasar dimana terdapat banyak sekali pembeli dan penjual sehingga pengaruh masing-masing
terhadap harga pasar dapat diabaikan karena sedemikian kecilnya”.
Adapun Manurung menjelaskan bahwa sebuah pasar persaingan sempurna harus memenuhi
asumsi-asumsi berikut:
1. Homogenitas Produk (Homogeneous Product)
Yang dimaksud dengan produk yang homogen adalah produk yang mampu memberikan
kepuasaan (utilitas) kepada konsumen tanpa perlu mengetahui siapa produsennya.
Konsumen tidak membeli merek barang tetapi kegunaan barang. Karena itu semua
perusahaan dianggap mampu memproduksi barang dan jasa dengan kualitas dan
karakteristik yang sama.

2. Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge)


Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki pengetahuan sempurna tentang
harga produk dan input yang dijual. Dengan dernikian konsumen tidak akan mengalami
perlakuan harga jual yang berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.

3. Output Perusahaan Relatif Kecil (Small Relatively Output)


Semua perusahaan dalam industri (pasar) dianggap berproduksi efisien (biaya rata-rata
terendah), baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Kendati pun demikian jumlah
output setiap perusahaan secara individu dianggap relatif kecil dibanding jumlah output
seluruh perusahaan dalam industri.

4. Perusahaan Menerima Harga Yang Ditentukan Pasar (Price Taker)


Konsekuensi dari asumsi ketiga adalah bahwa perusahaan menjual produknya dengan
berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar (price taker). Karena secara individu
perusahaan tidak mampu mempengaruhi harga pasar. Yang dapat dilakukan perusahaan
adalah menyesuaikan jumlah output untuk mencapai laba maksimum.

5. Keleluasaan Masuk-Keluar Pasar (Free Entry and Exit)


Bebas masuk atau keluar berarti tidak ada biaya khusus yang menyulitkan perusahaan untuk
masuk maupun keluar dari suatu pasar.

C. Supply dan Revenue dalam Pasar Persaingan Sempurna


Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh suatu permintaan dan
penawaran. Produsen secara individu harus menerima harga tersebut sebagai harga jual.
Output yang di produksi juga lebih kecil daripada output pasar, maka berapapun yang di
produksi tidak mempengaruhi harga. Karena itu, kurva permintaan pada pasar persaingan
sempurna berbentuk garis lurus horizontal.

D. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek


Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar perusahaan berada dalam keseimbangan:
1. Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi, paling tidak, bila biaya variabel (VC) adalah
sama dengan penerimaan total (TR), atau biaya variabel ratarata (AVC) sama dengan harga
(P). Dalam kondisi ini perusahaan hanya menanggung kerugian biaya tetap (FC), di mana
biaya ini dengan atau tanpa produksi tetap harus dikeluarkan. Tetapi jika AVC lebih kecil
dari harga maka perusahaan tidak mampu menutupi Iagi beban biaya tetap. Kegiatan
produksi hanya menambah beban, karena itu produksi sebaiknya dihentikan.

2. Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC agar perusahaan memperoleh laba


maksimum atau, dalam kondisi buruk, kerugiannya minimum (minimum loss).
E. Pasar Persaingan Sempurna dalam Kacamata Islam
Mekanisme pasar yang Islami menurut Ibnu Taimiyah haruslah memiliki beberapa kriteria
dan kriteria yang dimaksud ialah sebagai berikut:
1. Orang-orang harus bebas untuk masuk dan keluar pasar. Memaksa penduduk
menjual barang tanpa ada kewajiban untuk menjualnya adalah tindakan yang tidak
adil dan ketidakadilan itu dilarang.

2. Tingkat informasi yang cukup mengenai kekuatan-kekuatan pasar dan barang-


barang dagangan adalah perlu.

3. Unsur-unsur monopolistik harus dilenyapkan dari pasar sehingga segala bentuk


kolusi antara kelompok para penjual dan pembeli tidak diperbolehkan.

4. Homogenitas dan standardisasi produk sangat dianjurkan ketika terjadi pemalsuan


produk, penipuan dan kecurangan-kecurangan dalam mempresentasikan barang-
barang tersebut.

5. Setiap penyimpangan dari kebebasan ekonomi yang jujur, seperti sumpah palsu,
penimbangan yang tidak tepat, dikecam oleh ajaran Islam.

F. Kelebihan dan Kekuragan Pasar Persaingan Sempurna


Kelebihan pasar persaingan sempurna antar lain sebagai berikut :
1. Mampu mendorong efisiensi dalam produksi. Dengan jumlah produsen atau penjual
yang banyak, maka produsen akan berlomba-lomba untuk meningkatkan mutu barang
yang dijualnya.
2. Tidak memerlukan iklan. Dengan sifat homogen di pasar persaingan sempurna, maka
pemasangan iklan sama sekali tidak di butuhkan karenajenis barang yang di perjual
belikan sama.
3. Pembeli dan penjual bebas bertindak. Produsen dan konsumen memiliki kebebasan
dalam keluar masuk pasar.
4. Harga tidak ditentukan oleh satu penjual atau oleh satu pembeli. Harga di pasar
persaingan sempurna ditentukan oleh hasil transaksi tawar menawar di pasar.
5. Pembeli sangat mengetahui harga pasar sehingga sangat kecil terjadi kerugian atau
kekecewaan.
Daftar pustaka
Per kelompok
1. Putri, Dwika. 2021. Pengantar Ekonomi Mikro. Koto Baru : CV Insan Cendekia Mandiri.

2. Ahman, Eeng dan Yana Rohmana. 2009. Teori Ekonomi Mikro. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung.

Mankiw, N. Gregory, Euston Quah, dan Peter Wilson. 2012. Pengantar


Ekonomi Mikro Edisi Asta. Jakarta: Salemba Empat

3. http://newalyaputri.blogspot.com/2015/11/maksimisasi-laba.html
http://eprints.polsri.ac.id/574/3/BAB%20II.pdf
http://elistia.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/1877/2017/03/Materi-
6_Memaksimalkan-Laba.pdf

4. Arsyad lincolin, wiratmo Masykur, 2000, Ekonomi Mikro, Yogyakarta : BPPE

Rahardja, Prthama, 2008, Pengantar Ilmu Ekonomi, Jakarta : Pakultas Ekonomi Unipersitas
Indonesia

5 .Peltzman, S. 1976. "Towards a more general theory of regulation". Journal of Law and
Economics 19 (August).
Boediono. 1982. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE
Buchanan, James (November 1962). "Externality". Economica. 29 (116): 371–384.
6. Panorama,Maya. 2016.Struktur Pasar Analisis Menggunakan Kurva. Yogyakarta: Idea
Press Yogyakarta.
Rahayu,Sari,dan Dinarossi Utami.2015. Buku Ajar Teori Ekonomi Mikro. Palembang:
Universitas Muhammadiyah Palembang.
7. Anggusti, Martono. (2019). Pengelolaan Perusahaan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja.
Jakarta: Penerbit Bhuana Ilmu Populer.
Dinar, Muhammad dan Muhammad Hasan. (2018). Pengantar Ekonomi: Teori dan Aplikasi.
Makasar: CV. Nur Lina Bekerja sama dengan Pustaka Taman Ilmu.
Djojohadikusumo, Sumitro. (1987). Pembangunan Ekonomi Indonesia: Kuliah Perdana di
Universitas Terbuka. Padang: Pustaka Sinar Harapan.
8 .A. Karim, Adiwarman, Ekonomi Mikro Islami, Jakarta: PT RajaGrafindo, 2007.
Ibrahim, Johnny, Hukum Persaingan Usaha Filosofi, Teorodan Implikasi Penerapannya di
Indonesia, Malang: Bayumedia, 2009
Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. PT Raja Grafindo
9. Prianto, Agus. 2016. Pengantar Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Pustaka Ilmu.
Suhardi, (Chand). 2016. Pengantar Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Gava Media.
Sumarno, Sonny. 2007. Ekonomi Mikro Teori dan Soal Latihan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. 2019. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi

Anda mungkin juga menyukai