Pembuat Resume :
1. Monika Anggeryani (4202114041)
POLITEKNIK NEGERI
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK D4
PONTIANAK
2021
1.Teori Permintaan
Pengertian permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai
tingkat harga selama periode waktu tertentu (hubungan antara permintaan dan harga)
(Rahardja, 2008).
Setiap orang pasti memerlukan barang atau jasa untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, mulai dari kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.
Akibatnya adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka terbentuklah suatu
tempat yang disebut pasar. Karena pasarlah yang menjadi pusat kebutuhan hidup manusia akan
barang maupun jasa. Dan di dalam pasar itulah terjadi suatu kegiatan yang dilakukan
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan di pasar itulah yang menimbulkan
adanya kegiatan permintaan dan penawaran suatu barang dan jasa kepada seseorang dari
seseorang dan untuk seseorang.
Dari hal tersebut, terjadilah sebuah permintaan akan suatu barang yang diminta pada suatu
pasar dengan tingkat harga pada tingkat pendapatan dan dalam periode tertentu. Kegiatan ini
yang terjadi terus menerus, antara penjual dan pembeli yang saling memberikan interaksi serta
dengan menawarkan dan meminta suatu barang, suatu saat akan mencapai titik kesepakatan
antara jumlah barang atau jasa yang ditawarkan dengan jumlah barang atau jasa yang diminta
yang biasanya disebut keseimbangan pasar.
Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga.
Faktor-faktor terpenting dalam penentuan permintaan antara lain:
1. Harga barang itu sendiri jika suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang
itu bertambah. Begitu juga sebaliknya. Apabila suatu barang semakin mahal, maka permintaan
terhadap barang tersebut berkurang. Hal ini berkaitan dengan hukum permintaan.
2. Harga barang lain/harga barang substitusi harga barang lain juga dapat mempengaruhi
permintaan suatu barang, tetapi kedua macam barang tersebut mempunyai keterkaitan.
Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat substitusi (pengganti) dan bersifat komplemen
(penggenap). Misalnya, barang substitusi dari daging ayam adalah daging sapi, atau ikan. Suatu
barang menjadi substitusi barang lain bila terpenuhi paling tidak salah satu syarat dari dua
syarat yaitu memiliki fungsi yang sama dan atau kandungan yang sama.
3. Pendapatan masyarakat tingkat pendapatan masyarakat dapat mencerminkan daya beli. makin
tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang
meningkat.
4. Distribusi pendapatan dalam masyarakat tingkat pendapatan bisa memberikan kesimpulan
yang salah bila distribusi pendapatan buruk. Artinya sebagian kecil kelompok masyarakat
menguasai 7 begitu besar perekonomian. Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli
secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun.
5. Cita rasa, selera atau kebiasaan masyarakat cita rasa, selera atau kebiasaan masyarakat juga
dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, misalnya beras.
6. Jumlah penduduk sebagai makanan pokok rakyat Indonesia, maka permintaan beras
berhubungan positif dengan jumlah penduduk. Makin banyak jumlah penduduk, permintaan
beras akan semakin banyak.
7. Ramalan mengenai keadaan di masa datang bila memperkirakan harga suatu barang akan naik
adalah lebih baik membeli barang itu sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli
lebih banyak saat ini guna menghemat belanja di masa mendatang.
8. Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan dalam perekonomian yang modern, bujukan
para penjual untuk membeli barang besar sekali peranannya dalam mempengaruhi masyarakat.
Pengiklanan memungkinkan masyarakat untuk mengenal suatu barang baru atau menimbulkan
permintaan terhadap barang tersebut.
Dalam analisis ekonomi dianggap bahwa permintaan suatu barang terutama dipengaruhi oleh
tingkat harganya. Oleh sebab itu, dalam teori permintaan yang terutama dianalisis adalah
hubungan antara jumlah permintaan suatu barang dengan harga barang tersebut. Dalam analisis
tersebut di asumsikan bahwa “faktor–faktor lain tidak mengalami perubahan” atau ceteris
paribus. Tetapi dengan asumsi yang dinyatakan ini tidaklah berarti bahwa kita mengabaikan
faktor–faktor yang dianggap tetap tersebut.
Permintaan terhadap suatu barang akan berubah apabila sebagai contoh, cita rasa atau
pendapatan atau harga barang– barang lain mengalami perubahan (Sukirno, 2012).
Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan fungsi permintaan, maka kita dapat mengetahui
hubungan antara variable tidak bebas dan variabel-variabel bebas
Harga dan Permintaan
Dalam hukum permintaan dijelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu barang dengan
tingkat harganya. Hukum permintaan pada hakikatnya adalah hipotesis yang menyatakan
“makin rendah harga suatu barang, maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut
dan sebaliknya makin tinggi harga suatu barang, maka makin sedikit permintaan terhadap
barang tersebut”.
Jumlah permintaan dan tingkat harga memiliki hubungan seperti tersebut karena:
1. Kenaikan harga menyebabkan para pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai
pengganti terhadap barang yang mengalami kenaikan harga.
Sebaliknya, apabila harga turun, maka orang mengurangi pembelian terhadap barang lain yang
sama jenisnya dan menambah pembelian terhadap barang yang mengalami penurunan harga.
2. Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil para pembeli berkurang, pendapatan yang
merosot tersebut memaksa para pembeli untuk mengurangi pembelian terhadap berbagai jenis
barang terutama barang yang mengalami kenaikan harga.
Pengaruh Faktor Bukan Harga terhadap Permintaan
Jenis–jenis permintaan
Berdasarkan daya belinya, permintaan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
1. Permintaan efektif adalah permintaan masyarakat terhadap suatu barang atau jasa yang disertai
dengan daya beli atau kemampuan membayar. Pada permintaan jenis ini, seorang konsumen
memang membutuhkan barang itu dan ia mampu membayarnya.
2. Permintaan potensial adalah permintaan masyarakat terhadap suatu barang dan jasa yang
sebenarnya memiliki kemampuan untuk membeli, tetapi belum melaksanakan pembelian barang
atau jasa tersebut. Contohnya Pak Luki sebenarnya mempunyai uang yang cukup untuk membeli
kulkas, namun ia belum mempunyai keinginan untuk membeli kulkas.
3. Permintaan absolut adalah permintaan konsumen terhadap suatu barang atau jasa yang tidak
disertai dengan daya beli. Pada permintaan absolut konsumen tidak mempunyai kemampuan
(uang) untuk membeli barang yang diinginkan. Contohnya Hendra ingin membeli sepatu olahraga.
Akan tetapi uang yang dimiliki Hendra
1. Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap individu dapat tetap terwujud dan eksploitasi dapat
dihindarkan.
2. Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan
stabil.
3. Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan besar yang
dapat mempengaruhi pasar, agar mereka tidak menjalankan praktik-praktik memonopoli
yang merugikan.
4. Menyediakan barang publik (public goods) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5. Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dapat dihindar
Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan bahwa
makin rendah harga suatu barang, maka semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut.
Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit permintaan terhadap barang
tersebut. Sifat hubungan seperti itu disebabkan karena kenaikan harga menyebabkan para
pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti terhadap barang yang
mengalami kenaikan harga. Sebaliknya, apabila harga turun maka orang mengurangi
pembelian terhadap barang lain yang sama jenisnya dan menambah pembelian terhadap barang
yang mengalami penurunan harga. Yang kedua, kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil
pada pembeli berkurang. Pendapatan yang merosot tersebut memaksa para pembeli untuk
mengurangi pembeliannya terhadap berbagai jenis barang dan terutama barang yang
mengalami kenaikan harga (Sadono Sukirno, 2012; 76).
Hukum ini dapat membantu penentu kebijakan membuat keputusan tentang pelayanan
kesehatan dan promosi kesehatan. Contohnya, meningkatkan cukai (pajak) rokok. Jika harga
rokok dinaikkan dapat mengurangi jumlah orang merokok (terutama bagi orang yang akan
memulai merokok). Peningkatan cukai rokok adalah strategi yang bagus untuk mengurangi
jumlah perokok pemula.
1. Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap individu dapat tetap terwujud dan eksploitasi dapat
dihindarkan.
2. Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan
stabil.
3. Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan besar yang
dapat mempengaruhi pasar, agar mereka tidak menjalankan praktik-praktik memonopoli
yang merugikan.
4. Menyediakan barang publik (public goods) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5. Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dapat dihindar
2.PENAWARAN
Sekarang kita akan beralih ke sisi lain dari pasar dan meneliti perilaku para penjual. Kuantitas
yang ditawarkan (quantity suppledi) terhadap setiap barang d atau jasa adalah jumlah yang
bersedia dan dapat dijual oleh para penjual. Sekali lagi, untuk memfokuskan pemikiran kita,
mari kita ambil contoh pasar es krim dan melihat faktor-faktor yang menentukan kuantitas yang
di tawarkan.
harga yang tinggi pada barang atau jasa yang dihasilkannya dengan modal yang cukup bahkan
kecil dengan tujuan memperoleh laba yang sangat besar yang melebihi modalnya.
Kenyataannya, tidak semua barang atau jasa yang ditawarkan dengan harga yang tinggi dan
berkualitas tinggi dapat laku di pasaran, karena tidak semua konsumen dapat bersikap loyal
terhadap suatu barang atau jasa yang ditawarkan melebihi kemampua mereka. Sehingga,
mereka dengan mudah beralih mencari barang atau jasa yang sama kualitasnya dengan harga
yang lebih murah dan sesuai dengan kemampuan mereka.
Penawaran barang atau jasa yang dapat menciptakan sikap loyal konsumen adalah apabila
barang atau jasa tersebut hanya satu-satunya yang ada di pasaran, sehingga mau tak mau
konsumen akan membelinya karena mereka membutuhkan barang atau jasa tersebut, meskipun
harga yang dikenakan cukup tinggi bahkan tinggi. Dengan demikian, tujuan utama produsen
meraih keuntungan yang sebesar-besarnya dapat tercapai.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Penawaran dan Fungsi Penawaran
Menurut Ahman (2009:98-99). "Penawaran diartikan sebagai keseluruhan jumlah barang dan
jasa yang ditawarkan dalam berbagai kemungkinan harga yang berlaku di pasar dalam satu
periode tertentu. Dari pengertian tersebut ada 2 (dua) variabel (besaran) ekonomi, yaitu jumlah
barang yang ditawarkan atau akan dijual dan tingkat harga. Kedua variabel ini memperlihatkan
adanya hubungan satu sama lain. Sedangkan variabel waktu diabaikan atau dianggap konstan.
Kedudukan variabel harga dalam konsep penawaran adalah sebagai variabel yang
mempengaruhi jumlah barang yang ditawarkan, atau sering disebut variabel bebas
(independent variable). Sedangkan jumlah barang yang ditawarkan sebagai variabel yang
dipengaruhi atau variabel terikat (dependent variable)".
Sedangkan menurut Rahardja (2008:32), "Penawaran adalah jumlah barang yang produsen
ingin tawarkan (jual) pada berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu".
Dari kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa penawaran adalah keseluruhan jumlah
barang dan jasa yang produsen ingin tawarkan pada berbagai tingkat harga yang berlaku di
pasar dalam satu periode tertentu. Menurut Ahman (2009:99), penawaran dibedakan atas :
a. Penawaran individu adalah penawaran dari penjual perseorangan akan suatu barang di
pasar.
b. Penawaran pasar (kolektif) adalah penawaran dari semua penjual yang ada di pasar
akan suatu barang.
Fungsi penawaran terjadi dari perilaku produsen yang menginginkan keuntungan
maksimum dengan kendala biaya produksi tertentu (Ahman, 2009:88).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran
b. Biaya produksi;
d. Teknologi produksi;
e. Persaingan; dan
f. Kebijaksanaan pemerintah.
Menurut Rahardja (2008:32-34), beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penawaran suatu
barang, yaitu:
a. Harga barang itu sendiri;
d. Biaya produksi
e. Teknologi produksi;
h. Kebijakan pemerintah
c. Biaya produksi;
A. Pengertian Elastisitas
Elastisitas adalah ukuran khas untuk mengukur perubahan jumlah yang diminta (ditawarkan)
karena perubahan variabel dalam fungsi permintaan (penawaran), seperti: harga,pendapatan
dan harga barang lainnya.
B. Elastisisitas Permintaan
Elastisitas permintaan merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur perubahan harga
terhadap besar kecilnya jumlah barang yang diminta atau tingkat kepekaan perubahan jumlah
barang yang diminta. Misalkan ada penurunan harga dari suatu produk perusahaan, baik itu
barang atau jasa, maka hal semacam ini akan berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah
permintaan terhadap barang atau jasa.
Elastisitas harga permintaan ini digunakan untuk memenuhi perubahan signifikan dari jumlah
barang yang diminta akibat adanya perubahan harga barang itu sendiri.
Kriteria Ukuran
1. Ed > 1: Elastis
2. Ed < 1: In Elastis
3. Ed = 1:Unitary
4. Ed = 0: In Elastis Sempurna
5. Ed = ~: Elastis Sempurna
Elastis permintaan dipengaruhi oleh hal-hal berikut di bawah ini:
• Tingkat kemudahan apabila barang yang bersangkutan tidak tersedia maka bisa di ganti
dengan barang yang lain.
• Besarnya proporsi pendapatan yang digunakan.
• Jangka waktu Analisa.
• Jenis barang.
C. Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran (elasticity of supply) adalah perubahan harga yang mempengaruhi besar
kecilnya jumlah barang atau produk yang ditawarkan.perubahan harga bisa dilihat dalam
persentase yang bisa menunjukkan besar kecilnya jumlah penawaran akibat terjadi perubahan
harga.
Kriteria Ukuran
• Es >: In Elastis
Ket. Penawaran bersifat elastis apabila setiap perubahan harga akan menyebabkan perubahan
jumlah barang yang ditawarkan dengan presentase lebih besar.
Sebagai contoh, Es = 2, berarti kenaikan harga sebesar 10% akan menyebabkan jumlah barang
yang ditarkan naik sebesar 20%.
• Es < : In Elastis
Ket.Penawaran bersifat inelastis apabila setiap perubahan harga akan menyebabkan perubahan
jumlah barang yang ditawarkan dengan presentase lebih kecil.
Sebagai contoh, Es = 0,5 berarti kenaikan harga sebesar 10% akan menyebabkan jumlah barang
yang ditawarkan naik sebesar 5%.
• Es = Unitary
Ket. Elastis satuan atau elastis tunggal berarti setiap perubahan harga akan diikuti oleh
perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan presentase yang sama.
Sebagai contoh, Es = 1,artinya jika perubahan harga sebesar 10% akan diikuti oleh perubahan
jumlah barang yang ditawarkan sebesar 10%.
• Es < : In Elastis
Ket.Penawaran bersifat inelastis apabila setiap perubahan harga akan menyebabkan perubahan
jumlah barang yang ditawarkan dengan presentase lebih kecil.
Sebagai contoh, Es = 0,5 berarti kenaikan harga sebesar 10% akan menyebabkan jumlah barang
yang ditawarkan naik sebesar 5%.
• Es = Unitary
Ket. Elastis satuan atau elastis tunggal berarti setiap perubahan harga akan diikuti oleh
perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan presentase yang sama.
Sebagai contoh, Es = 1,artinya jika perubahan harga sebesar 10% akan diikuti oleh perubahan
jumlah barang yang ditawarkan sebesar 10%.
• Es = 0 : In Elastis Sempurna
Ket. Elastisitas ini menunjukkan bahwa pada saat harga tertentu jumlah barang yang
ditawarkan tidak terbatas.
• Es = ~ : Elastis Sempurna
Ket. Penawaran inelastis sempurna berarti perubahan harga tidak akan berpengaruh terhadap
jumlah barang yang ditawarkan.
Faktor-faktor yang menentukan elastisitas penawaran
1. Jenis produk
Kurva penawaran produk pertanian umumnya inelastic, sebab prrodusen tidak mampu
memberikan respon yang cepat tarhadap perubahan harga. Jika harga beras naik 10%, petani
harus menanam dahulu dan baru 3-4 bulan kemudian dapat memanen hasil.
2. Sifat perubahan biaya produksi
Selain tergantung pada jenis produknya, elastisitas penawaran dipengaruhi juga oleh sipat
perubahan biaya produksi. Penawaran akan bersipat inelastic bila kenaikan penawaran hanya
dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya yag sangat tinggi.
3. Jangka waktu
Jangka waktu juga dapat mempengaruhi besarnya elastisitas penawaran, yang akan diuraikan
dalab subab mengenai elastisitas jangka pendek dan jangka panjang.
D. Elastisitas Silang
Elastisitas silang merupakan perbandingan persentase yang menunjukan hubungan antara
barang yang diminta atau ditawarkan dengan persentase perubahan barang lain.
Contoh ringkasnya adalah hubungan antara sepeda motor dengan bensin dan nasi dan lauk-
pauk.
4.laba
.1. PENGERTIAN LABA ATAU KEUNTUNGAN
Makna laba secara umum adalah kenaikan kemakmuran dalam suatu periode yang dapat
dinikmati (distribusi atau ditarik ) asalkan kemakmuran awal masih tetap dipertahankan.
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau
transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian
lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan
(revenue) atau investasi pemilik (Baridwan, 1992: 55). Pengertian laba secara umum adalah
selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (perioda) tertentu. Laba
sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman
investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto, 2003: 444).
Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu ekonomi murni
didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam
modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal
tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi
didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi. Perbedaan
diantara keduanya adalah dalam hal pendefinisian biaya.
(TC). Keuntungan total akan mencapai maksimum apabila selisih positif antara TR dengan
TC mencapai angka terbesar.
.3. UNSUR-UNSUR MEMAKSIMALISASI LABA
a) PENDAPATAN
Pendapatan Operasional Pendapatan didefinisikan sebagai aset masuk atau aset yang naik
nilainya atau utang yang semakin berkurang atau kombinasi ketiga hal dimuka, selama
periode dimana persahaan memproduksi dan menyerahkan barang atau memberikan jasa,
atau aktivitas lain yang merupakan operasi pokok perusahaan.
b) BEBAN
Beban Operasional Beban operasional bisa didefinisikan sebagai aset keluar atau pihak lain
memanfaatkan aset perusahaan atau munculnya utang atau kombinasi antar ketiganya
selama periode dimana perusahaan memproduksi dan menyerahkan barang, memberikan
jasa atau melaksanakan aktivitas lainnya yang merupakan operasi pokok perusahaan.
c) UNTUNG-RUGI
Untung atau Rugi (Gain or loss). Untung atau rugi didefisinisikan sebagai kenaikan modal
saham dari transaksi yang bersifat insidentil dan bukan merupakan kegiatan pokok
perusahaan dan dari transaksi lainnya yang mempengaruhi perusahaan selama periode
tertentu, kecuali yang berasal dari pendapatan operasional dan investasi dari pemilik saham.
d) PENGHASILAN
Penghasilan adalah hasil akhir penghitungan dari pendapatan dan keuntungan dikurangi
beban dan kerugian dalam periode tersebut. Seperti yang dijelaskan dalam PSAK no.23
Ikatan Akuntan Indonesia (2007) paragraph 70 menyatakan sebagai berikut. Penghasilan
(income) adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
perusahaan selama suatu periode bila arus masuk
Contoh soal :
Emilia adalah seorang dosen di kota Jambi. Sebagai seorang ibu rumah tangga yang kreatif,
dia merencanakan menambah penghasilan keluarga dengan menjual jajanan anak-anak
berupa permen coklat hasil olahannya sendiri. Produknya dipasarkan ke beberapa sekolah
dasar yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Jumlah permintaan potensial (dilihat dari
jumlah murid yang diberi uang jajan) adalah 1.000 orang per hari. Untuk mewujudkan
rencananya, dia harus membeli alat-alat produksi dan mesin cetak sederhana seharga Rp5
juta. Biaya produksi per biji permen coklat Rp250,00. Harga jual per biji Rp500,00.
Biaya pembelian alat produksi dan mesin cetak sederhana adalah biaya tetap (FC). Karena
besarnya tidak tergantung jumlah produksi. Biaya variable per unit (v) adalah Rp250,00
sedangkan harga jual per unit (P) adalah Rp500,00 Untuk mencapai titik impas, jumlah
output (permen coklat) yang harus terjual (Q*) adalah :
MC = dTC/Dq MC = 20
Q yang harus diproduksi agar keuntungan yang didapat maksimum saat MR=MC
200 – 10Q = 20
10Q = 180
Q = 18
Jadi keuntungan maksimum akan tercapai bila memproduksi barang sebesar 18 unit atau Q
=18
Kegagalan pasar adalah suatu kondisi dimana pasar mengalami kegagalan dalam
menyediakan kebutuhan pasar secara efisien atau ketimpangan antara produsen dan
konsumen. Implikasi ekstrim dari fenomena ini adalah kolapsnya pasar tersebut sehingga
tidak dihasilkannya lagi komoditas pasar terkait. Kegagalan pasar juga dapat diartikan
sebagai kegagalan dari suatu institusi, yang berkaitan dengan pasar atau pengaturannya
dalam menyokong aktivitas yang diperlukan juga menghentikan aktivitas yang tidak
diperlukan dalam kegiatan pasar. Kegagalan pasar terjadi ketika mekanisme harga gagal
memperhitungkan keseluruhan harga dan keuntungan yang berkaitan dengan penyediaan
maupun konsumsi dari suatu barang dan jasa. Hal ini kemudian berdampak pada alokasi
atau penggunaan yang tidak effisien. Istilah kegagalan pasar pertama kali digunakan pada
tahun 1958, namun fondasi konseptual dari kegagalan pasar telah muncul pada abad ke-18.
Kegagalan pasar dapat terjadi karena beberapa faktor misalnya: praktek monopoli atau
oligopoli(kartel), barang publik, eksternalitas, dan informasi yang tidak lengkap atau
asimetris dan Common Goods . Selain faktor-faktor tersebut, aktivitas pasar juga
dipengaruhi suatu regulasi atau peraturan, dalam hal ini yang berkaitan dengan
pemerintahan seperti pajak, subsidi, upah minimum, dan pengaturan harga. Oleh karena itu,
kebijakan yang tidak terpikirkan dengan baik oleh suatu pemerintah juga dapat membuat
suatu pasar berjalan tidak efisien sehingga berujung pada kegagalan.
2. Kegagalan Pemerintah
Ada analisis yang menekankan pentingnya intervensi pemerintah sebagai sarana untuk
mengoreksi kegagalan pasar serta merangsang pembangunan dan pertumbuhan. Namun,
pemerintah juga bisa menjadi tidak efisien karena ketidaksempurnaan pemerintah yang
dapat digambarkan sebagai kegagalan pemerintah. Banyak pelayanan pemerintah sipil yang
terkenal tidak kompeten karena ada beberapa ekonom telah mencatat kecenderungan
produktivitas dalam pemerintahan pada sektor tetap yang konstan dibandingkan dengan
produktivitas yang meningkat dalam sektor pribadi. Kegagalan pemerintah juga dapat
diartikan sebagai pemerintah yang gagal dalam menciptakan kondisi Pareto optimal.
Penyebab kegagalan pemerintah dibahas dan disarankan untuk meningkatkan fungsi
pemerintah. Peraturan pemerintah dapat fokus pada daerah yang sangat spesifik aktivitasnya
tanpa mempertimbangkan beberapa efek sosial atau lingkungan pada kegiatan tersebut.
Peraturan juga dapat mengenakan biaya implementasi yang signifikan terhadap ekonomi.
Biaya ini mencakup biaya administrasi sistem pemantauan serta biaya kepatuhan yang
dikenakan pada individu. Peraturan biaya dapat dibiayai oleh pajak yang membuat beberapa
orang lebih terpuruk dalam hal penurunan kesejahteraan.
3. Eksternalitas
Eksternalitas adalah biaya atau manfaat yang dihasilkan dari suatu kegiatan atau transaksi
dan yang mempengaruhi pihak lain yang tidak terlibat yang tidak memilih untuk
menanggung biaya atau manfaat tersebut. Misalnya, kegiatan manufaktur yang
menyebabkan polusi udara membebani seluruh masyarakat, sementara rumah tahan api
dapat meningkatkan keselamatan kebakaran tetangga. Jika ada biaya eksternal, seperti
polusi, barang akan diproduksi berlebihan oleh pasar yang tidak diatur, karena produsen
tidak memperhitungkan biaya eksternal saat memproduksi barang. Jika ada manfaat
eksternal, seperti keselamatan publik, terlalu sedikit barang yang akan diproduksi oleh pasar
swasta karena produsen dan pembeli tidak memperhitungkan manfaat eksternal bagi pihak
lain. Di sini, keseluruhan biaya dan manfaat bagi masyarakat didefinisikan sebagai jumlah
manfaat ekonomi dan biaya untuk semua pihak yang terlibat Dalam kasus eksternalitas
negatif dan positif, harga di pasar swasta tidak mencerminkan total biaya atau manfaat sosial
dari memproduksi atau mengkonsumsi suatu produk atau jasa. Produsen dan konsumen
tidak boleh menanggung semua biaya atau menuai semua manfaat dari kegiatan ekonomi,
dan terlalu banyak atau terlalu sedikit barang akan diproduksi atau dikonsumsi dalam hal
biaya dan manfaat keseluruhan bagi masyarakat.
4. Kegagalan Informasi
Persaingan sempurna yang mejamin Pareto optimal, dianggap berpengetahuan yang
sempurna tentang barang dan harga di pasar. Dibanyak negara berkembang konsumen dan
pekerja memiliki pengetahuan yang tidak lengkap tentang barang dan jasa dan kesempatan
kerja. Gillis, Perkins dan Roemer (1992: 104) menunjukkan bahwa investor, produsen dan
pedagang tidak mampu untuk lindung nilai terhadap risiko karena keuangan, komoditas, dan
asuransi pasar kurang berkembang atau hilang. Penurunan inefisiensi pasar dapat dicapai
jika
campur tangan pemerintah dalam menyediakan fasilitas infrastruktur untuk memastikan
perkembangan uang dan pasar modal. Beberapa negara berkembang telah mengejar
kebijakan liberalisasi pasar tidak efisien. Stiglitz (1994) membahas masalah informasi yang
tidak sempurna atau pasar tidak lengkap dalam konteks uang dan pasar keuangan. Dia
berpendapat bahwa beberapa tingkat intervensi pemerintah dapat meningkatkan efisiensi
pasar keuangan di negara berkembang. Investor prihatin tentang solvabilitas dan
pengelolaan lembaga keuangan. Dalam beberapa kasus informasi tentang variabel-variabel
ini sulit diperoleh. Pemantauan yang tepat dari kinerja manajemen perusahaan oleh negara
dapat meningkatkan efisiensi pasar. Dua jenis akibat kegagalan informasi dari masalah
Moral hazard dan Adverse selection. Misalnya, untuk informasi asuransi di pasar, kegagalan
dapat dihasilkan dari fakta bahwa orang-orang untuk mengambil asuransi tidak memiliki
informasinya. Hal ini menyebabkan kurangnya dari alokasi sumber daya yang optimal. Jenis
pertama adalah masalah Moral hazard. Seseorang diasuransikan terhadap penyakit mungkin
terlalu sering menggunakan fasilitas medis karena biaya pribadi marjinal nya mungkin
kurang dari biaya sosial yang menyediakan fasilitas tersebut. Akibatnya, perusahaan
asuransi mungkin akan meningkatkan biaya untuk semua orang sehingga menyebabkan
kegagalan pasar. Adverse selection terjadi pada asuransi ketika perusahaan asuransi tidak
dapat membedakan antara risiko tinggi dan individu berisiko rendah berdasarkan informasi
yang tersedia untuk dia.
Kegagalan Informasi juga dapat terjadi di pasar saham mana insider trading, yang
merupakan strategi untuk meminimalkan resiko, dapat mencegah pasar dari mencapai
alokasi yang efisien di antara pedagang.Insider trading terjadi ketika sekelompok istimewa
individu memiliki akses ke informasi saham pasar yang pedagang lain tidak memiliki.
Inman(1987: 660) telah membahas jenis lembaga pasar untuk mengatasi masalah informasi
yang asimetris. Pertama, kontrak kontingen seperti jaminan dapat ditawarkan baik itu
dibayar hanya jika kualitas komoditas mencapai standar yang ditetapkan sebelumnya. Dia
berpendapat bahwa kontrak dapat bertindak sebagai sinyal untuk karakteristik penjual.
Pemerintah sertifikasi penjual adalah cara lain untuk mengatasi kegagalan pasar. Hal ini
membutuhkan sertifikasi yang menjadi biaya, penjual yang paling memenuhi syarat utama
untuk menjadi bersertifikat, sehingga menghasilkan efisiensi pasar. Sertifikasi dapat
dianggap sebagai barang publik dengan eksternalitas positif, memberikan informasi tentang
penjual kepada konsumen di pasar. Kegagalan pasar memberikan sebuah alasan penting
kepada pemerintah untuk melakukan intervensi. Kegagalan pasar tersebar luas di negara-
negara berkembang, sehingga pemerintah harus menghadapi isuisu ekonomi yang mungkin
tidak terlalu penting bagi tugas pemerintah dalam ekonomi industri negara maju. Beberapa
isu-isu ekonomi tersebut berhubungan langsung dengan inefisiensi pasar, missing market
(suatu kasus dimana pasar yang permintaan terhadap barang ada tetapi penawaran tidak
ada), dan rendahnya tingkat pengembangan kelembagaan. Beberapa hal seperti pertukaran
asing dalam jumlah kecil dan kemunculan paham ekonomi yang bersifat informal dan
tersembunyi menyebabkan munculnya hambatan serius pada pelaksanaan kebijakan fiskal
di negara berkembang. Sebagai contoh, jika aktivitas ekonomi yang dihasilkan eksternalitas
(efek yang satu agen ekonomi memaksakan yang lain tanpa persetujuan mereka), sehingga
ada perbedaan antara biaya pribadi dan sosial dan hasil kompetitif tidak efisien, mungkin
dirasa perlu
bagi negara untuk campur tangan untuk membatasi inefisiensi yang dihasilkan. Jika ada
kegagalan pasar, pemerintah dapat ikut campur dalam ekonomi untuk meningkatkan
efisiensi. Hal ini juga dapat menggunakan campur tangan untuk meningkatkan ekuitas,
terlepas dari apakah ekonomi efisien atau tidak. Argumen-argumen membenarkan
intervensi, untuk membenarkan multi level pemerintah kasus ini harus dibuat tujuan
efisiensi dan ekuitas lebih baik dilayani oleh kombinasi dari pemerintah daerah dan pusat
5. Barang publik
Barang Publik memiliki dua aspek yang berbeda: nonexcludability dan konsumsi
nonrivalrous. “Tidak dapat dikecualikan” berarti bahwa biaya untuk mencegah non-
pembayar menikmati manfaat barang atau jasa adalah penghalang. Jika seorang pengusaha
menggelar pertunjukan kembang api, misalnya, orang dapat menonton pertunjukan dari
jendela atau halaman belakang mereka. Karena pengusaha tidak dapat memungut biaya
untuk konsumsi, pertunjukan kembang api mungkin tidak diproduksi, meskipun permintaan
untuk pertunjukan itu kuat.
Contoh kembang api menggambarkan masalah pengendara bebas terkait. Bahkan jika
pertunjukan kembang api bernilai sepuluh dolar untuk setiap orang, bisa dibilang hanya
sedikit orang yang akan membayar sepuluh dolar kepada pengusaha. Setiap orang akan
berusaha untuk "tumpangan gratis" dengan mengizinkan orang lain membayar pertunjukan,
dan kemudian menonton secara gratis dari halaman belakang rumahnya. Jika masalah
penunggang bebas tidak dapat diselesaikan, barang dan jasa yang berharga barang dan jasa
yang orang lain akan bersedia membayarnya akan tetap tidak diproduksi.
Aspek kedua dari barang publik adalah apa yang oleh para ekonom disebut "konsumsi
nonrivalrous." Asumsikan pengusaha berhasil mengecualikan nonkontributor dari
menonton pertunjukan (mungkin seseorang dapat melihat pertunjukan hanya dari bidang
pribadi). Sebuah harga akan dikenakan untuk masuk ke lapangan, dan orang-orang yang
tidak mau membayar harga ini akan dikeluarkan. Namun, jika bidangnya cukup besar,
pengecualian tidak efisien. Bahkan orang yang tidak membayar dapat menonton
pertunjukan tanpa meningkatkan biaya pertunjukan atau mengurangi kesenangan orang lain.
6.Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu pasar dimana terdapat beberapa produsen yang menghasilkan
barang-barang yang saling bersaing. Ini merupakan sifat utama dari pasar oligopoli adalah
suatu keadaan dimana hanya ada beberapa (missal antara 2-10) perusahaan yang menguasai
pasar baik secara independent (sendiri-sendiri) maupun secara diam-diam bekerjasama.
1. Karakteristik pasar persaingan oligopoli
Terdapat beberapa karakteristik dari pasar oligopoli yakni :
a. Pasar oligopoli hanya terdiri atas sekelompok kecil perusahaan. Dalam pasar oligopoli
terdapat beberapa perusahaan raksasa yang menguasai penjualan dan disamping itu pula
terdapat beberapa perusahaan kecil. Para perusahaan raksasa tersebut saling mempengaruhi
satu sama lain. Sifat ini menyebabkan setiap perusahaan harus mengambil keputusan dengan
hati-hati dalam mengubah harta, bentuk barang, corak produksi, dan sebagainya. Sifat saling
mempengaruhi (mutual interpendence) ini merupakan sifat khusus dari pasar oligopoli.
b. Barang yang diproduksi adalah barang yang standar atau barang yang berbeda corak
atau bersifat homogen, dan bisa juga berbeda, namun memenuhi standar tertentu. Barang
yang diproduksi pada pasar ini ada kalanya merupakan barang yang standar misalnya
industri penghasilan barang mentah (baja dan aluminium) dan industri bahan baku (semen
dan bahan bangunan). Selain itu ada pasar oligopoli juga memproduksi barang yang berbeda
corak. Barang yang diproduksi adalah barang akhir seperti industri mobil, industri rokok,
industri pesawat, dan lain-lain.
c. Terdapat banyak pembeli di pasar seperti pasar persaingan sempurna, jumlah pembeli
di pasar oligopoli sangat banyak.
d. Hanya ada beberapa perusahaan (penjual) yang menguasai pasar. Umumnya adalah
penjual-penjual besar yang memiliki modal besar saja. Karena ada ketergantungan dalam
perusahaan tersebut untuk saling menunjang contoh bakrie group memiliki pertambangan,
property, dan perusahaan telepon seluler.
e. Ada hambatan bagi pesaing baru. Bagi pesaing baru perusahaan yang telah lama dan
memiliki pangsa pasar besar akan memainkan peran untuk menghambat perusahaan yang
baru masuk ke dalam pasar oligopoli.
Berdasarkan produk yang di perdagangkan, pasar oligopoli dapat dibedakan menjadi 3 jenis
yaitu:
A. Oligopoly sempurna (complete oligopoly)
Dalam analisis oligopoli ini di pergunakan asumsi bahwa produk yang dijual adalah
diferensiasi (product differentiation). Sedemikian dekatnya yang memungkinkan
terciptanya laba maksimum Bersama
B. OLIGOPOLY MURNI (PURE OLIGOPOLY)
Pada analisis oligopoli sempurna dipergunakan asumsi diferensiasi produk, dan dalam pasar
oligopoli murni ini asumsi yang dipergunakan juga standarisasi produk. Dalam bentuk pasar
ini karena produk distandarisasi, kalau terjadi perbedaan,
.
C. OLIGOPOLY TIDAK LENGKAP (PARTIAL OLIGOPOLY)
Formulasi oligopoli tidak lengkap diperkirakan dapat diterapkan pada semua situs oligopoli
dengan laba kelompok perusahaan tidak maksimum. Keadaan ini ditandai mungkin oleh
perjanjian, dengan tingkat perjanjian tertentu secara spontan.
Sifat-Sifat Pasar Oligopoli:
proses produksi. Kemampuan produsen dalam menempatkan sumber daya secara optimal.
Efisiensi ekonomi menyangkut biaya produksi. Bagaimana mengatur biaya pada komposisi
yang tepat sehingga harga yang di pasarkan merupakan harga yang bisa di terima pasar dan
produsen. Kompleksitas manejemen (tingkat kerumitan).
1. Keseimbangan Oligopoli
Perusahaan yang bergerak pada pasar oligopoli disebut oligopolis. Begitu kompleksnya
sutuasi dalam pasar oligopoli, sehingga para ekonom mengembangkan berbagai model
untuk menganalisis perilaku oligopolis. Sayangnya tidak ada satu pun model yang dapat
akan menurunkan harga dengan tingkat yang lebih rendah lagi. Akibatnya terjadilah perang
harga dalam hal ini para produsen dalam pasar oligopoli saling mempengaruhi pasar
oligopoli tidak dapat memperluas pasar dengan menurunkan harga sebab para pesaing akan
menurunkan harga dengan tingkat yang lebih rendah lagi. Akibatnya terjadilah perang
harga. Dalam hal ini para produsen dalam pasar oligopoli saling mempengaruhi tetapi tidak
melakukan kolusi atau kesepakatan.
2. Faktor-Faktor Penghambat Pasar Oligopoli
a. Hak paten yang tidak memungkinkan perusahaan lain memproduksi barang yang sama.
b. Modal yang dibutuhkan terlalu besar, para pengusaha enggan untuk menanggung risiko
yang besar.
c. Perusahaan lama telah terkenal sehingga sulit untuk tersaingi sehingga menimbulkan
risiko yang besar bagi perusahaan baru.
d. Skala ekonomis. Perusahaan yang telah lama berproduksi dan beroperasi relatif lebih
memiliki kesempatan untuk menikmati skala ekonomis, karena untuk memperbesar
produksinya perusahaan tersebut cukup menambah dari produksi yang sudah ada, sehingga
sangat memungkinkan untuk menurunkan biaya produksi dan relatif akan mampu menjual
produksinya dengan harga yang relatif lebih murah bila dibandingkan para pendatang baru.
e. Ongkos produksi yang berbeda antar perusahaan. Yang dijelaskan diatas adalah ongkos
produksi per unit berbeda sebagai akibat dari tingkat (jumlah) produksi berbeda. Di samping
itu ongkos produksi dapat pula berbeda pada tingkat produksi yang sama. Biasanya pada
setiap tingkat produksi, ongkos produksi per unit yang harus dikeluarkan perusahaan yang
baru lebih tinggi dari yang dikeluarkan perusahaan lama. Oleh karenanya perusahaan baru
tidak dapat menjual barangnya semurah seperti perusahaan lama. Keadaan ini menghambat
pemasukan perusahaan baru. Terdapat banyak faktor yang menimbulkan kecenderungan
perbedaan ongkos produksi tersebut.
A. PENGERTIAN
Menurut Payaman (1985), tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk berumur 10 tahun
atau lebih yang bekerja, mencari pekerjaan, dan sedang melakukan kegiatan lain, seperti
seperti sekolah maupun mengurus rumah tangga dan menerima pendapatan. Menurut BPS
( Badan Pusat Statistik ), tenaga kerja adalah semua penduduk yang berada dalam usia kerja
berumur 15-64 tahun. Dikatakan tenaga kerja bila mereka melakukan pekerjaan dengan
maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya
bekerja paling sedikit satu jam secara kontinu selama seminggu yang lalu. Sedangkan
menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Berdasarkan tiga definisi
tersebut, menunjukkan bahwa tenaga kerja bermakna pada kemampuan seseorang dengan
melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya. Adapun yang dimaksud dengan
pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam
bentuk lain. Imbalan dalam bentuk lain yang dimaksud adalah berupa barang atau benda
yang nilainya ditentukan atas dasar kesepakatan pengusaha dengan pekerja/buruh. Unsur-
unsur yang ada dalam pengertian pekerja atau buruh adalah; bekerja pada orang lain,
dibawah perintah orang lain, dan mendapat upah.
Di masyarakat sering kali didapati pengusaha yang dimaknai secara sempit, yaitu mereka
yang memiliki pabrik atau perusahaan-perusahaan besar. Sedangkan pemilik yayasan,
lembaga-lembaga sosial, individu, koperasi, dan sebagainya yang mempekerjakan orang
lain tidak digolongkan kedalamnya. Dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan
menyebutkan, bahwa pengusaha adalah:
a. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu
perusahaan milik sendiri.
b. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan perusahaan bukan miliknya.
c. Orang, perseorangan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan
dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja adalah;
1. Tersedianya Tenaga Kerja
Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup memadai. Jumlah tenaga kerja
yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga
jumlahnya optimal. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan ini memang masih banyak
dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah
tenaga kerja.
2. Kualitas Tenaga Kerja
Dalam jenis produksi, apakah itu proses produksi barang-barangpertanian atau bukan, selalu
diperlukan spesialisasi. Persediaan tenaga kerja spesialisasi ini diperlukan sejumlah tenaga
kerja yang mempunyai spesialisasi pekerjaan tertentu, dan ini tersedianya adalah dalam
jumlah terbatas. Bila masalah kualitas tenaga kerja ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi
kemacetan dalam proses produksi. Sering dijumpai alat-alat teknologi canggih tidak
dioperasikan karena belum tersedianya tenaga kerja yang mempunyai klasifikasi untuk
mengoperasikan alat tersebut.
3. Jenis Kelamin
Kualitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, apalagi dalam proses produksi
pertanian. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam bidang pekerjaan tertentu seperti
mengolah tanah, dan tenaga kerja wanita mengerjakan tanaman. Begitu pula proses produksi
manufaktur seperti pabrik rokok, penggunaan tenaga kerja wanita untuk pekerjaan
membungkus rokok sementara tenaga kerja pria lebih banyak dipengepakan dan
pengangkutan.
4. Tenaga Kerja Musiman
Karena proses produksi pertanian ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan
tenaga kerja musiman dan pengangguran tenaga kerja musiman. Bila terjadi pengangguran
semacam ini, maka kosekuensinya juga terjadi migrasi atau urbanisasi musiman. Karena
sifat musiman seperti ini maka penawaran dan permintaan pasar akan tenaga kerja juga
terjadi dan dipengaruhi oleh musim ini. Akibat lebih lanjut adalah adanya fluktuasi upah
tenaga kerja.
D. MASALAH KETENAGAKERJAAN
Tenaga kerja terbagi menjadi beberapa jenis. Akan tetapi, berbagai macam jenis tenaga kerja
tidak dapat menghilangkan permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia. Permasalahan
ketenagakerjaan di Indonesia membutuhkan berbagai upaya dari pemerintah dan pihak
swasta. Berikut masalah ketenagakerjaan di Indonesia.
1. Jumlah Angkatan Kerja yang Tidak Sebanding dengan Kesempatan Kerja
Meningkatnya angkatan kerja tidak diimbangi jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
2. Mutu atau Kualitas Tenaga Kerja yang Rendah
3. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
4. Tingkat Upah Rendah (Upah Minimum Regional/UMR)
A.Pengertian Monopoli
Istilah Monopoli seringkali di terjemahkan secara negatif oleh berbagai kalangan mengingat
dampak terhadap penyalahgunaannya seringkali menghambat persaingan dan bahkan
merugikan masyarakat. Secara etimologi kata “monopoli” berasal dari kata Yunani yaitu
monos yang berarti sendiri dan polein yang berarti penjual. Dari akar kata tersebut secara
sederhana banyak orang memberi pengertian monopoli suatu kondisi dimana hanya ada satu
penjual yang menawarkan (supply) atas barang dan jasa tertentu
, Dengan demikan, pasar monopoli adalah pasar yang memiliki satu penjual dan
mengahasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat.
1. Ciri-Ciri Pasar Monopoli Menurut Sadono Sukirno dalam buku Mikro Ekonomi Teori
Pengatar, ciri-ciri pasar monopoli sebagai berikut :
A. Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan Hanya ada satu saja perusahaan dalam
industri tersebut. Dengan demikian barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli
dari tempat lain. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain dan tidak berbuat suatu apapun
di dalam menentukan syarat jual beli.
B. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip Barang yang di hasilkan perusahaan
tidak monopoli tidak dapat digantikan oleh barang lain yang ada di dalam pasar. Barang
tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak terdapat barang
mirip (close subtitute) yang dapat menggantikan barang tersebut.
C. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri Ada beberapa bentuk
hambatan kemasukan ke dalam pasar monopoli. Ada yang bersifat legal, yaitu di batasi oleh
undang-undang. Ada yang bersifat teknologi, yaitu teknologi yang di gunakan sangat
canggih dan tidak mudah di contoh dan ada pula yang bersifat keuangan, yaitu modal yang
diperlukan sangat besar.
D. Dapat mempengaruhi penentuan harga Oleh karena perusahaan monopoli
merupakan satu-satunya penjual di dalam pasar, maka penetuan harga dapat
dikuasainya.Oleh sebab itu perusahaan monopoli dipandang sebagai penentu harga atau
price setter.
E. Promosi iklan kurang diperlukan Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-
satunya perusahaan di dalam industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan
menggunakan iklan. Iklan tersebut bukanlah bertujuan untuk menarik pembeli, tetapi unutk
memelihara hubungan baik dengan masyarakat). Kekuatan pasar monopoli terbentuk karena
adanya hambatan bagi perusahaan lain untuk masuk pasar. Perusahaan lain yang masuk ke
pasar akan menderita kerugian. Terbentuknya pasar monopoli antara lain dusebabkan
karena produk yang dihasilkan oleh perusahaan monopoli mempunyai kekhususan, produk
dengan skala ekonomi, dan produk yang dihasilkan dilindungi oleh hukum. Bentuk kurva
permintaan yang dihadapi di pasar monopoli adalah selalu turun dari kiri atas kekanan
bawah, atau dengan kata lain kurva permintaan itu lereng yang negatif artinya jika produsen
ingin menaikkan harga, maka ia akan menghasilkan atau menjual sedikit dan apabila ia ingin
menurunkan harga ia akan menjual barang dengan jumlah banyak. Kurva permintaan yang
dihadapi monopoli ini dapat digambarkan seperti berikut:
F. Keuntungan dengan adanya pasar monopoli Terdapat pertentangan diantara ahli- ahli
ekonomi di dalam menilai apakah monopoli memberi perangsangan dalam mengembangkan
teknologi dan melakukan inovasi, Sebagian ahli berpendapat perkembangan teknologi dan
inovasi akan terhambat apabila terdapat kekuatan monopoli, sedangkan sebagian lagi
berpendapat monopoli akan memberi dorongan kepada perkembangan teknologi dan
inovasi alasan-alasan kedua pendapat tersebut yaitu:
1) Pandangan pertama monopoli tidak merangsang inovasi. Golongan ini berpendapat
bahwa monopoli tidak dapat merangsang teknologi dan inovasi melandaskan keyakinan
kepada pandangan bahwa ketiadaan persaingan menimbulkan keengganan kepada pelaku
monopoli untuk melakukan perubahan. Tanpa adanya persaingan monopoli perlu gelisa
akan kehilangan pasar dan mengalami kerugian dengan tidak melakukan perubahan
terhadap teknologi dan berinovasi karena perusahaan lain tidak akan masuk keindusrti
tersebut.
2) Pandangan monopoli merangsang inovasi Golongan ini berpendapat bahwa monopoli
akan mendorong perkembangan teknologi dan inovasi didasarkan kepada dua alasan yaitu:
• Perkembangan teknologi dan inovasi adalah salah satu cara untuk mengurangi biaya
perunit dan meninggikan keuntungan. Berarti kemajuan teknologi dan inovasi bukan saja
menambah keuntungan perusahaan tetapi kesejahtraan masyarakat.
• Memiliki teknologi yang lebih baik dari perusahaan lain adakalanya sumber dari
terwujudnya monopoli. Dengan demikian untuk perusahaan-perusaahan yang memperoleh
kekuasaan monopoli dengan cara itu, mengadakan penyelidikan dan perkembangan
teknologi secara terus-menerus merupakan syarat penting untuk mempertahankan
kekuasaan monopolinya Adapun kebaikan yang diperoleh dari adanya monopoli yaitu:
1) Apabila menikmati skala ekonomi, biaya produksi lebih murah dari pada di perusahaan
persaingan sempurna dan tingkat produksinya lebih 11 besar.
2) Mutu barang akan semakin meningkat dan harganya semakin murah apabila perusahaan
terus menerus melakukan pengembangan dan inovasi 3) Kesejahtraan masyarakat dapat
ditingkatkan apabila monopoli dapat terus menghasilkan barang yang lebih murah dan lebih
bermutu.
Persaingan usaha yang tidak terkendali akan menumbuhkan terjadinya praktek monopoli
sebagai suatu sistem yang berlawanan dengan prinsip-prinsip persaingan usaha itu sendiri.
Eksistensi monopoli dalam suatu kegiatan ekonomi dapat terjadi dalam berbagai jenis, ada
yang merugikan dan ada yang menguntungkan perekonomian masyarakatnya. Oleh karena
itu, pengertian masing-masing jenis monopoli perlu dijelaskan untuk membedakan mana
monopoli yang dilarang karena merugikan masyarakat dan yang memberikan kontribusi
yang positif bagi masyarakat.
Oleh karena itu ada beberapa bentuk monopoli:
1. Monopoli terjadi sebagai akibat dari superior skil, yang salah satunya dapat terwujud
dari pemberian hak paten secara ekslusif oleh negara.
2. Monopoli terjadi karena amanah Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945 pasal 33 menghendaki negara untuk menguasai bumi dan air berikut kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya, serta cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup
orang banyak yang termaktub dalam pasal 51 UU nomor tahun 1999.
Jadi Monopoli adalah komponen utama yang akan membuat kekayaan terkonsentrasi
ditangan segelintir kelompok sehingga dapat menciptakan kesenjangan sosial dan ekonomi.
. Biasanya keuntungan yang dinikmati oleh perusahaan monopoli adalah keuntungan
melebihi normal dan ini diperoleh karena terdapat hambatan yang dihadapi perusahaan-
perusahaan lain untuk memasuki industri tersebut. Persaingan dalam dunia bisnis
merupakan suatu dinamika tersendiri yang tidak dapat dihindari
Kepemilikan dan penguasaan aset kekayaan ditangan individu adalah sesuatu yang
diperbolehkan. Namun demikian ketika kebebasan tersebut dimanfaatkan untuk
menciptakan praktek-praktek monopolistik yang merugikan, maka adalah tugas dan
kewajiban negara untuk melakukan intervensi dan koreksi. Biasanya keuntungan yang
dinikmati oleh perusahaan monopoli adalah keuntungan melebihi normal dan ini diperoleh
karena terdapat hambatan yang dihadapi perusahaan-perusahaan lain untuk memasuki
industri tersebut. Persaingan dalam dunia bisnis merupakan suatu dinamika tersendiri yang
tidak dapat dihindari
9.Persaingan sempurna
A. Pengantar
Pasar adalah sekumpulan pembeli dan penjual dari sebuah barang dan jasa tertentu. Para
pembeli sebagai sebuah kelompok menentukan permintaan terhadap sebuah produk, dan
para penjual sebagai kelompok lainnya menentukan penawaran terhadap produk. Aktivitas
usaha yang dilakukan di pasar pada dasarnya akan melibatkan dua subyek pokok, yaitu
produsen dan konsumen. Kedua subyek tersebut masing-masing mempunyai peranan yang
sangat besar terhadap pembentukan harga barang yang ada di pasar.
Kita mengenal berbagai macam bentuk pasar dengan dua batasan ekstrim. Pertama, adalah
bentuk persaingan murni ( pure competition ). Pasar persaingan murni ini merupakan bentuk
pasar yang sangat ideal. Kedua, adalah bentuk monopoli murni ( pure monopoli ). Akan
tetap kedua bentuk yang ekstrim ini pada kenyataanya saat ini boleh dibilang tidak pernah
ada. Yang ada adalah bentuk-bentuk menengah atau bentuk persaingan tidak sempurna (
imperfect competition ), seperti bentuk persaingan monopolistik dan oligopoli. Namun
demikian dalam analisis bentuk ekstrim ini tetap digunaka. Apabila dalam permasalahan
pokok sudah dipahami maka perubahan bentuk pasar hanyalah bersifat modifikasi yang
tidak menghapuskan pemahaman pokoknya.
3. Adanya kebebasan keluar masuk industri (free entry dan free exit) Hal ini berarti,
jika menguntungkan maka produsen bebas membuka pabrik dan bila merugikan
tidak ada larangan untuk menutup pabriknya.
Ketiga hal tersebut di atas merupakan syarat adanya persaingan murni. Agar menjadi
persaingan sempurna maka harus ditambah persyaratan lagi yaitu:
1. Informasi mengenai pasar (seperti perubahan harga dan permintaan) mudah diperoleh.
2. Tidak adanya hambatan dalam mobilitas sumber-sumber ekonomi dari satu usaha ke
usaha lain atau lokasi satu ke lokasi yang lain.
Menurut Gregory Mankiw dalam bukunya mendefinisikan pasar persaingan sempurna
sebagai berikut: “Pasar persaingan sempurna (perfectly competitive market) adalah suatu
pasar dimana terdapat banyak sekali pembeli dan penjual sehingga pengaruh masing-masing
terhadap harga pasar dapat diabaikan karena sedemikian kecilnya”.
Adapun Manurung menjelaskan bahwa sebuah pasar persaingan sempurna harus memenuhi
asumsi-asumsi berikut:
1. Homogenitas Produk (Homogeneous Product)
Yang dimaksud dengan produk yang homogen adalah produk yang mampu memberikan
kepuasaan (utilitas) kepada konsumen tanpa perlu mengetahui siapa produsennya.
Konsumen tidak membeli merek barang tetapi kegunaan barang. Karena itu semua
perusahaan dianggap mampu memproduksi barang dan jasa dengan kualitas dan
karakteristik yang sama.
5. Setiap penyimpangan dari kebebasan ekonomi yang jujur, seperti sumpah palsu,
penimbangan yang tidak tepat, dikecam oleh ajaran Islam.
2. Ahman, Eeng dan Yana Rohmana. 2009. Teori Ekonomi Mikro. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung.
3. http://newalyaputri.blogspot.com/2015/11/maksimisasi-laba.html
http://eprints.polsri.ac.id/574/3/BAB%20II.pdf
http://elistia.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/1877/2017/03/Materi-
6_Memaksimalkan-Laba.pdf
Rahardja, Prthama, 2008, Pengantar Ilmu Ekonomi, Jakarta : Pakultas Ekonomi Unipersitas
Indonesia
5 .Peltzman, S. 1976. "Towards a more general theory of regulation". Journal of Law and
Economics 19 (August).
Boediono. 1982. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE
Buchanan, James (November 1962). "Externality". Economica. 29 (116): 371–384.
6. Panorama,Maya. 2016.Struktur Pasar Analisis Menggunakan Kurva. Yogyakarta: Idea
Press Yogyakarta.
Rahayu,Sari,dan Dinarossi Utami.2015. Buku Ajar Teori Ekonomi Mikro. Palembang:
Universitas Muhammadiyah Palembang.
7. Anggusti, Martono. (2019). Pengelolaan Perusahaan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja.
Jakarta: Penerbit Bhuana Ilmu Populer.
Dinar, Muhammad dan Muhammad Hasan. (2018). Pengantar Ekonomi: Teori dan Aplikasi.
Makasar: CV. Nur Lina Bekerja sama dengan Pustaka Taman Ilmu.
Djojohadikusumo, Sumitro. (1987). Pembangunan Ekonomi Indonesia: Kuliah Perdana di
Universitas Terbuka. Padang: Pustaka Sinar Harapan.
8 .A. Karim, Adiwarman, Ekonomi Mikro Islami, Jakarta: PT RajaGrafindo, 2007.
Ibrahim, Johnny, Hukum Persaingan Usaha Filosofi, Teorodan Implikasi Penerapannya di
Indonesia, Malang: Bayumedia, 2009
Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. PT Raja Grafindo
9. Prianto, Agus. 2016. Pengantar Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Pustaka Ilmu.
Suhardi, (Chand). 2016. Pengantar Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Gava Media.
Sumarno, Sonny. 2007. Ekonomi Mikro Teori dan Soal Latihan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. 2019. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi