Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Masalah Ekonomi

Masalah ekonomi sebenarnya muncul akibat adanya perbedaan antara

kebutuhan manusia dan sumberdaya (alat pemuas) yang ada, yang mana

kebutuhan manusia mempunyai sifat tak terbatas adanya. Oleh sebab itu manusia

kemudian melakukan pilihan-pilihan agar dapat mencapai tingkat kesejahteraan

yang paling tinggi.

Permasalahan tersebut mengenai tentang :

a. Barang dan jasa apa yang harus diproduksi dan berapa jumlah yang harus

diproduksi.

b. Bagaimana faktor-faktor produksi yang tersedia harus diolah untuk

menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan.

c. Untuk siapa barang-barang dan jasa-jasa tersebut diproduksi, atau bagaimana

barang-barang dan jasa-jasa tersebut akan didistribusikan.

Untuk memecahkan berbagai persoalan tersebut di atas masyarakat

menempuh berbagai cara, diantaranya dengan kebiasaan atau tradisi yang sudah

ada, dengan insting atau naluri, dengan komando atau paksaan. Bagi masyarakat

modern dimana komunikasi dan informasi sudah sedemikian mudah, maka

persoalan-persoalan ekonomi tersebut dapat terpecahkan melalui mekanisme

harga di pasar.
Mekanisme harga yaitu suatu proses gaya tarik-menarik antara produsen-

produsen dengan konsumen-konsumen yang bertemu di pasar. Adapun hasil gaya

tarik menarik antara produsen-produsen dan konsumen-konsumen tersebut adalah

terjadinya harga. Fluktuasi harga dari setiap barang dan faktor produksi inilah

yang dapat memecahkan masalah ekonomi dari suatu masyarakat.

Dewasa ini masyarakat lebih peka terhadap apa yang terjadi pad

lingkungan sekitarnya, itu sebabnya masyarakat membutuhkan media informasi

yang dapat memberikan segala informasi dan pengetahuan baru bagi masyarakat.

Salah satu informasi yang cenderung ingin diketahui masyarakat adalah masalah

perekonomian.

Masalah ekonomi yang timbul sebagai akibat adanya kenyataan-kenyataan

dibawah ini :

1) Jumlah dan ragam kebutuhan masyarakat sangat banyak, dan

2) Alat pemuas kebutuhan, relatif terbatas dibandingkan dengan kebutuhan

manusia.

Majunya cara berifkir masyarakat akan mendorong masyarakat untuk

menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang selanjutnya dapat digunakan

untuk pemenuhan kebutuhan masing-masing individu.

Setiap individu senantiasa berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,

namun walau demikian sering sekali muncul kebutuhan-kebutuhan baru yang

harus dipenuhi oleh masing-masing individu tersebut. Cepatnya peningkatan

kebutuhan masyarakat dirasakan oleh seluruhan masyarakat sehingga


menimbulkan keterbatasan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mereka yang

semakin beraneka ragam.

Fungsi utama daripada barang-barang dan jasa-jasa konsumsi ialah

memenuhi kebutuhan langsung pemakainya. Yang bertindak sebagai pemakai

barang-barang dan jasa-jasa konsumsi pada umumnya adalah rumah tangga

keluarga. Dalam kedudukannya sebagai pemakai barang-barang dan jasa-jasa

konsumsi mereka disebut konsumen.

Merupakan suatu pernyataan bahwa kepuasan atas konsumsi sesuatu

barang sebagai kombinasi dengan tingkat pendapatan yang dimiliki dihadapkan

kepada tingkat harga barang (normal goods) yang berlaku untuk dikonsumsi.

Konsidi ini dinyatakan pula sebagai optimasi konsumen yang berarti bahwa

seluruh pendapatan akan digunakan secara optimal untuk mengkonsumsi barang

sebagai kombinasi.

2.2 Pengertian Permintaan

Permintaan merupakan suatu hal yang timbul dari keinginan. Hal ini

menunjukkan bahwa keinginan dengan permintaan itu adalah dua hal yang

berbeda satu dengan yang lainnya. Permitaan bukanlah keinginan, sebagaimana

keinginan bukan permintaan. Namun tidak dapat diingkari bahwa keduanya itu

berhubungan erat. Namun peemintaan memiliki pengertian yang lebih mendalam.

Suatu barang mempunyai harga karena barang itu berguna dan langka,

artinya, jumlah yang tersedia kurang dibandingkan dengan jumlah yang


diperlukan. Jika hanya salah satu dari dua syarat tersebut yang dipenuhi, maka

barang itu tidak mempunyai harga.

Menurut Richard G. Lipsey dkk (1993: 61), dalam bukunya yang berjudul

Pengantar Mikro Ekonomi, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam

konsep permintaan. Pertama, jumlah yang diminta merupakan kuantitas yang

diinginkan. Ini menunjukkan berapa banyak yang ingin dibeli oleh rumah tangga,

atas dasar harga komoditi itu, harga-harga lainnya, penghasilan mereka, selera

mereka dan sebagainya. Kedua, apa yang diinginkan tidak merupakan harapan

kosong, tetapi merupakan permintaan efektif, artinya merupakan jumlah yang

orang bersedia membelinya pada harga yang mereka harus bayar untuk komoditi

itu. Ketiga, kuantitas yang diminta merupakan arus pembelian yang kontinyu.

Oleh karena kuantitas tersebut harus dinyatakan dalam banyaknya per satuan

waktu.

Suherman Rosyidi, berpendapat ada beberapa hal yang penting yang dapat

dilihat dari defenisi permintaan, yaitu: pertama, bahwa permintaan merupakan

sederetan angka yang menunjukkan banyaknya satuan barang yang diminta pada

beberapa tingkat harga. Kedua, bahwa yang diselidiki dalam suatu pembicaraan

mengenai masalah permintaan adalah satu jenis barang saja, dan bahwa

permintaan itu terjadi di pasar waktu yang tertentu. (Rosyidi, 2000:239).

Banyaknya komoditi yang dibeli oleh semua rumah tangga pada periode

waktu tertentu dipengaruhi oleh variabel penting, antara lain:

1) Harga komoditi itu sendiri

2) Rata-rata penghasilan rumah tangga


3) Harga komoditi yang berkaitan

4) Selera

5) Distribusi pendapatan

6) Besarnya populasi.

2.3 Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Permintaan

Jumlah barang dan jasa yang akan diminta atau dibeli oleh seluruh

masyarakatpada suatu periode tertentu sangat dipengaruhi oleh variabel tertentu,

juga dipengaruhi oleh variabel penting seperti harga barang maupun jasa itu

sendiri, rata-rata penghasilan rumah tangga, harga komoditas yang berkaitan,

selera, distribusi pendapatan antar rumah tangga, dan banyaknya jumlah

penduduk. Faktor-faktor yang memperngaruhi permintaan diantaranya :

1. Selera

Apabila selera konsumen terhadap suatu barang dan jasa tinggi maka akan

diikuti dengan jumlah barang dan jasa yang diminta akan mengalami

peningkatan, demikian sebaliknya. Contohnya : permintaan terhadap telepon

genggam.

2. Pendapatan Konsumen

Apabila pendapatan konsumen semakin tinggi akan diikuti daya beli konsumen

yang kuat dan mampu untuk membeli barang dan jasa dalam jumlah yang lebih

besar, demikian sebaliknya.


3. Harga barang atau jasa pengganti

Konsumen akan cenderung mencari barang atau jasa pengganti yang harganya

relatif lebih murah untuk dijadikan alternatif penggunaan. Contohnya : bila

harga tiket pesawat sama harganya dengan tiket kereta api, mkaa konsumen

akan cenderung memilih pesawat sebagai alat transportasi.

4. Harga barang atau jasa pelengkap

Keduanya merupakan kombinasi barang yang sifatnya saling melengkapi.

Contoh : kompor dengan minyak tanah, karena harganya mengalami kenaikan

maka orang beralih menggunakan bahan bakar minyak tanah dan beralih ke

bahan bakar gas.

5. Perkiraan harga di masa yang akan datang

Apabila konsumen menduga harga barang akan terus mengalami kenaikan

dimasa yang akan datang, maka konsumen cenderung menambah jumlah

barang yang dibelinya. Contoh : pada saat krisis ekonomi, ketika konsumen

memperkirakan harga-harga sembako esok hari akan melambung tinggi, maka

mereka akan mendorong sembako tersebut hari ini.

6. Intensitas kebutuhan konsumen

Bila suatu barang atau jasa sangat dibutuhkan secara mendadak dan dirasakan

pokok oleh konsumen, maka jumlah permintaan akan mengalami peningkatan.

Contoh : kebutuhan akan bahan pokok beras, konsumen bersedia membeli

dalam jumlah harga yang tinggi, walaupun pemerintah sudah menetapkan

harga pokok.
2.4 Hukum Permintaan

Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang

menyatakan : makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan

terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka

makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut (Sadono Sukirno; 2005).

Bila harga suatu barang naik maka permintaan barang tersebut akan turun,

sebaliknya bila harga barang tersebut turun maka permintaannya akan naik

dengan asumsi ceteris paribus (semua faktor yang mempengaruhi permintaan

selain harga dianggap konstan). (Iskandar Putong, 2005:36)

Kenaikan harga menyebabkan para pembeli mencari barang lain yang

dapat digunakan sebagai pengganti ke atas barang yang mengalami kenaikan

harga. Sebaliknya, apabila harga turun maka orang mengurangi pembelian ke atas

barang lain dan menambah pembelian ke atas barang yang mengalami penurunan

harga. Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riel pembeli berkurang.

Pendapatan yang merosot tersebut memaksa para pembeli untuk men gurangi

pembeliannya ke berbagai jenis barang, dan terutama ke atas barang yang

mengalami kenaikan harga.

Ada dua hal yang diduga keras sebagai kekecualian terhadap hukum

permintaan, yaitu:

a) Yang berhubungan dengan barang-barang bergengsi (prestige goods), dimana

jika harga barang naik maka permintaan akan bertambah, karena barang ini

sangat menarik bagi orang yang senang menonjolkan kemewahan. Tetapi hal
ini pasti tidak dapat dibenarkan, sebab apabila demikian halnya, maka harga

akan naik tanpa ada batasan.

b) Dampak harapan yang dinamis (dynamic expectational effects). Misalnya jika

harga barang turun maka kuantitas permintaan akan turun apabila orang

memperkirakan bahwa harga akan terus menerus turun. Jadi, kurva

permintaan akan berkemiringan positif.

Karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan itu banyak

sekali, maka di dalam membicarakan mengenai teori permintaan, ahli ekonomi

membuat analisa yang lebih sederhana. Dalam analisa ekonomi, permintaan

terhadap suatu barang atau jasa dipengaruhi oleh harga barang atau jasa itu

sendiri. Sedangkan faktor-faktor lainnya dianggap tetap (ceteris paribus).

Sifat perkaitan antara permintaan terhadap suatu barang dan harganya

tersebut juga dijelaskan dalam hukum permintaan. Hukum permintaan tersebut

pada hakekatnya merupakan suatu hipotesa yang berbunyi : “Jika harga sesuatu

barang turun, maka permintaan terhadap barang tersebut akan bertambah,

sebaliknya jika harga sesuatu barang naik, maka permintaan terhadap barang

tersebut akan berkurang, ceteris paribus”. Jadi antara harga barang dengan

permintaan tersebut mempunyai sifat hubungan yang berlawanan arah (negatif).

Hal demikian sangat logis karena apabila harga suatu barang naik, maka pembeli

akan mencari barang lain sebagai penggantinya yang harganya tidak mengalami

kenaikan, atau jika pendapatan nominal konsumen tetap dan harga barang naik,

maka pendapatan riil konsumen tersebut akan menurun, akibatnya konsumen

tersebut akan mengurangi permintaan terhadap harga barang tersebut. Sebaliknya


apabila harga barang turun, maka konsumen akan mengurangi pembelian terhadap

barang lain dan menambah pembelian terhadap barang yang harganya mengalami

penurunan tersebut.

2.5 Skedul Permintaan dan Kurva Permintaan

Skedul permintaan adalah daftar hubungan antara harga suatu barang

dengan tingkat permintaan barang tersebut. (Rahardja, Pratama dan Mandala

Manurung, 2006:23)

Disamping dapat diungkapkan dalam bentuk tabel, permintaan akan suatu

barang dari seorang konsumen dapat pula diungkapkan dalam bentuk grafik atau

dalam bentuk persamaan matematika. Kalau sebuah permintaan diungkapkan

dalam bentuk grafik tepatnya disebut kurva permintaan atau garis permintaan

apabila permintaan tersebut bentuknya dalam grafik merupakan garis lurus.

Sedangkan apabila permintaan diungkapkan dalam bentuk permintaan matematik

maka dapat disebut sebagai fungsi permintaan.

Katakanlah permintaan terhadap suatu barang x hanya dipengaruhi oleh

harganya. Dengan mengubah-ubah harga, sementara pendapatan perorangan,

selera, harga barang-barang lain dianggap tetap (ceteris paribus), maka diperoleh

skedul permintaan perorangan terhadap barang tersebut. Penyajian kombinasi-

kombinasi harga dan kuantitas yang dipilih konsumen dapat disajikan dalam tabel

sebagai berikut :
Tabel 2.5.1

Skedul Permintaan Barang X

Jenis Barang Harga/Unit (Rp) Jumlah Barang (unit)

A 2000 100

B 3000 90

C 4000 80

D 5000 70

Sedangkan kurva permintaan menunjukkan hubungan fungisional antara

harga dan jumlah barang yang diminta. Kurva permintaan berbagai jenis barang

pada umumnya menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Kurva yang bersifat

demikian disebabkan adanya keterkaitan diantara harga dan jumlah yang diminta,

dimana kurva permintaan tersebut mempunyai sifat hubungan yang terbalik.


Skedul permintaan diatas maka dapat digambarkan kurva permintaannya

sebagai berikut :

3000

4000

3000

2000

0 70 80 90 100 Q

Gambar 2.5. Kurva Permintaan

Kurva permintaan berbagai jenis barang berbentuk garis lurus yang miring

dari kiri atas ke kanan bawah atau mempunyai lereng (slope) yang negatif . kurva

yang demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan jumlah yang

diminta, yang mempunyai sifat hubungan yang terbalik. Kalau salah satu variabel

naik (misalnya harga) maka variabel yang lainnya yang akan turun (misalnya

jumlah yang diminta). (Sadono Sukirno, 2005:77)

Kalau permintaan digambarkan dengan seluruh kurva, maka jumlah yang

diminta (quantity demanded) adalah jumlah total suatu komoditi yang diinginkan

setiap rumah tangga untuk membelinya.


Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam konsep ini ialah (Kadariah, 1994:2) :

1) Jumlah yang diminta (quantity demanded) adalah suatu jumlah yang

diinginkan (a desired quantity) pada harga barang tersebut, sedangkan harga

barang-baarng lain, pendapatan konsumen, selera, dan lain-lain tetap. Jumlah

ini dapat berbeda dengan jumlah yang dalam kenyataan dapat dibeli para

rumah tangga. Istilah-istilah yang diinginkan (quantity demanded) tidak sama

dengan jumlah yang betul-betul dibeli (quantity actually bought).

2) Jumlah yang diinginkan (desired) berarti permintaan yang efektif (effective

demand) artinya orang mau membeli jumlah itu, dengan harga tertentu yang

dibayar untuk komodity tersebut.

3) Jumlah yang diminta menunjukkan arus pembelian yang terus-menerus (a

continous flow of purchases). Karenanya jumlah ini harus dinyatakan dalam

‘sekian dalam waktu sekian’.

2.6 Perubahan Kurva Permintaan

Kurva permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah barang (output)

yang diminta dengan harga per unit (atau harga per satuan). Kecuali dalam kasus

khusus, kurva permintaan selalu berbentuk garis yang condong ke kanan bawah.

(Suherman Rosyidi, 2000:240)

Kurva permintaan pada berbagai jenis barang pada umumnya menurun

dari atas kekanan bawah. Kurva yang demikian disebabkan oleh sifat perkaitan

diantara harga dan jumlah yang diminta, yaitu mereka mempunyai sifat hubungan
yang terbalik. Kalau satunya naik (misalnya harga) maka yang lainnya turun

(misalnya jumlah yang diminta). Perbedaan seperti itu timbul karena adanya

perbedaan pengertian masalah perubahan atau gerakan kurva permintaan.

1. Gerakan kurva didalam permintaan, dan

2. Gerakan seluruh kurva permintaan.

Hal pertama menyebabkan terjadinya perubahan jumlah yang diminta, sedangkan

hal kedua itu menyebabkan terjadinya perubahan permintaan.

P2

P1

Q
0 Q1 Q2

Gambar 2.6.1

Kurva Perubahan Jumlah Yang Diminta

Kurva diatas menunjukkan perubahan permintaan sepanjang kurva.

Terjadi bila barang atau jasa yang diminta berubah (naik atau turun). Penurunan

harga tersebut menaikkan jumlah yang diminta dan kenaikan harga barang atau

jasa tersebut akan mengurangi jumlah yang diminta.


Dt D Dn

QI Q Qn

Gambar 2.6.2 Kurva Perubahan Permintaan

Kurva diatas menunjukkan terjadinya pergeseran kurva permintaan ke

kanan atau ke kiri disebabkan oleh perubahan permintaan yang ditimbulkan oleh

faktor-faktor selain harga barang atau jasa tersebut. Permintaan bisa naik (kurva

permintaan bergeser ke kanan menjadi Dn) dan bisa juga turun (kurva permintaan

bergeser ke kiri menjadi Dt). Pada gambar di atas jelas sekali terjadi adanya

pergeseran kurva permintaan yang disebut perubahan permintaan.

Menurut Suherman Rosyidi (2000:245) dalam bukunya Pengantar Teori

Ekonomi, ada banyak sebab mengapa kurva permintaan bergeser, yaitu:

a) Tingkat pendapatan masyarakat (income)

b) Citarasa atau selera masyarakat terhadap barang itu (taste)

c) Harga barang lain, khususnya harga barang-barang perlengkapan dan harga

barang pengganti (price of related commodities).


Jadi dapat diambil suatu asumsi mengenai apa yang dimaksud dengan

kenaikan dan penurunan permintaan, yaitu:

1) Permintaan dikatakan naik, jika:

a) Orang atau masyarakat bersedia membeli sejumlah yang banyak sekalipun

harga barang itu tetap tidak berubah.

b) Orang atau masyarakat bersedia membeli jumlah barang yang tetap

sekalipun harga barang itu sudah naik.

2) Permintaan dikatakan turun, jika:

a) Orang akan membeli jumlah yang lebih sedikit walaupun harga tidak

berubah.

b) Orang akan membeli jumlah barang yang tetap sekalipun harga barang itu

sudah turun.

Sehubungan dengan adanya perubahan pengaruh-pengaruh yang

ditimbulkan masing-masing variabel, maka pernyataan perubahan permintaan

maupun jumlah permintaan diatas dalam keadaan ceteris paribus.

Kurva permintaan akan bergeser ke kanan atau ke kiri, yaitu seperti yang

ditunjukkan pada gambar 2.6.2 diatas, kalau terdapat perubahan-perubahan

terhadap permintaan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor yang bukan harga,

antara lain:

1. Harga barang lain

a. Barang Pengganti

Sesuatu barang dinamakan barang pengganti kepada sesuatu barang lain

apabila ia dapat menggantikan fungsi dari barang laintersebut. Harga


barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang yang dapat

digantikannya.

Apabila harga barang pengganti bertambah mahal, maka barang yang

digantikannya akan mengalami pertambahan dalam permintaan.

b. Barang Penggenap

Apabila sesuatu barang selalu digunakan bersama-sama dengan barang

lainnya, maka barang tersebut dinamakan barang penggenap kepada

barang lain tersebut. Apabila harga penggenap bertambah mahal, maka

barang yang digantikannya akan mengalami penurunan dalam permintaan.

c. Barang Netral

Barang netral yaitu apabila dua macam barang tidak mempunyai perkalian

yang rapat, perubahan terhadap permintaan salah satu barang tersebut tidak

akan mempengaruhi permintaan barang yang lainnya. Kenaikan atau

penurunan harga akan mempengaruhi atas permintaan barang netral.

2. Pendapatan para pembeli

a. Barang Inferior

Yaitu barang banyak diminta oleh orang-orang yang berpendapatan rendah.

Jika pendapatannya bertambah tinggi maka permintaan terhadap barang-

barang inferior akan berkurang.

b. Barang Esensial

Yaitu barang yang sangat penting artinya dalam kehidupan sehari-hari.

Permintaan akan barang esensial cenderung tetap walaupun terjadi kenaikan

pendapatan.
c. Barang Normal

Yaitu apabila barang tersebut mengalami peningkatan dalam permintaan

sebagai akibat dari kenaikan pendapatan.

d. Barang Mewah

Jenis-jenis barang yang dibeli orang apabila pendapatan mereka sudah relatif

tinggi. Apabila pendapatan naik maka permintaan akan mewah akan

bertambah.

3. Distribusi Pendapatan

Sejumlah pendapatan masyarakat yang tertentu besarnya akan mempengaruhi

corak permintaan masyarakat yang berbeda apabila pendapatan tersebut

dirubah corak distribusinya. Sekiranya pemerintah menaikkan pajak terhadap

orang-orang kaya dan menggunakan hasil pajak ini untuk menaikkan

pendapatan pekerja yang bergaji rendah, corak permintaan terhadap

berbagaibarang akan mengalami perubahan. Barang-barang yang digunakan

oleh orang kaya permintaannya akan berkurang dan barang-barang yang

digunakan orang yang pendapatannya harus mengalami peningkatan akan

bertambah.

4. Citarasa Masyarakat

Citarasa masyarakat mempunyai pengaruh yang besar terhadap keinginan

masyarakat untuk membeli barang-barang.

5. Jumlah Penduduk

Pertambahan penduduk yang diikuti perkembangan kesempatan kerja dpat

mempengaruhi pertambahan permintaan.


6. Ramalan Mengenai Masa Datang

Ramalan para konsumen bahwa barang-barang bertambah tinggi di masa

depan akan mendorong mereka untuk membeli banyak pada masa ini, untuk

menghemat pengeluaran di masa yang akan datang.

2.7 Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan terhadap harga merupakan suatu ukuran mngenai

besarnya tanggapan (respon) terhadap jumlah yang diminta dari suatu komoditas

tertentu, karena terjadinya perubahan harga. Elastisitas itu didefenisikan sebagai

prosentase perubahan jumlah yang diminta dibagi dengan prosentase perubahan

tingkat harga yang menyebabkannya. Perubahan yang dibagi oleh nilai rata-rata.

(Sanusi, 2004:61).

Elastisitas didefenisikan sebagai bilangan positif dan dapat bervariasi dari

nol hingga yang tidak terhingga jumlahnya. Sekiranya elastisitas lebih kecil dari

satu maka permintaan bersifat inelastis. Ini berarti bahwa prosentase perubahan

jumlah yang kecil daripada prosentase perubahan tingkat harga yang

menyebabkannya. Sekiranya bilangan inelastisnya lebih dari satu, permintaannya

bersifat elastis. Ini berarti perubahan jumlah lebih besar daripada prosentase

perubahan tingkat harga yang menyebabkannya.

Umumnya koefisien elastisitas (coefficient of elasticity) dapat

didefenisikan sebagai persentase perubahan dalam variabel tidak bebas

(dependent variable) dibagi dengan persentase perubahan dalam variabel bebas

(independent variable). Jadi elastisitas merupakan derajat kepekaan kuantitas


yang diminta atau ditawarkan terhadap suatu faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran. (Sahat Simbolon, 2007:43)

Elastisitas harga permintaan digunakan untuk mengukur besarnya

kepekaan jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan harga barang itu

sendiri. Untuk menghitung elastisitas tersebut dapat digunakan dua cara yaitu

dengan menggunakan elastisitas titik atau dengan menggunakan elastisitas busur.

Elastisitas titik, koefisien elastisitasnya dihitung dari satu titik tertentu.

Dibawah ini adalah rumus elastisitas permintaan yang dihitung dengan

cara elastisitas titik :

Ed = Prosentase perubahan jumlah barang yang diminta

Prosentase perubahan harga

Q1 – Q2

Q1
Ed =
P1 – P2

P1
Ed = ∆Q/Q

∆P/P

Ed = ∆Q x ∆P

P Q
Jika dari hasil perhitungan elastisitas permintaan itu angka koefisien elastisitas

menunjukkan:

Ed > 1 disebut elastis

Ed < 1 disebut in-elastis

Ed = 1 disebut unitary elastis

Ed = 0 disebut in-elastis sempurna

Ed = ∞ disebut elastis sempurna

Jika digambarkan dalam kurva, maka bentuk dari masing-masing kriteria elatisitas

tersebut di atas adalah sebagai berikut :


P P P D
D

Q Q Q
In Elastis Sempurna Elastis Sempurna Elastis Uniter

P P
D
D

Q Q
In Elastis Elastis
Gambar 2.5 Kurva Elastisitas Permintaan
Ada empat macam konsep elastisitas yang umum dipakai dalam teori ekonomi

mikro :

• Elastisitas harga permintaan (Ed), yaitu persentase jumlah barang yang

diminta akibat terjadinya perubahan harga barang itu sendiri.

• Elastisitas harga penawaran (Es), yaitu persentase perubahan jumlah barang

yang ditawarkan akibat terjadinya perubahan harga barang itu sendiri.

• Elastisitas silang (Ec), yaitu persentase perubahan jumlah barang yang

diminta akibat terjadinya perubahan harga barang lain.

• Elastisitas pendapatan (Ey), yaitu persentase perubahan kuantitas barang

yang diminta akibat terjadinya perubahan pendapatan.

Mengetahui besarnya angka-angka koefisien elastisitas tersebut sangat penting

terutama bagi:

 Perusahaan. Bagi perusahaan, angka-angka koefisien elastisitas tersebut

dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan volume

produksi dan penentuan harga barang yang dijual.

 Pemerintah. Bagi pemerintah, dengan mengetahui angka-angka koefisien

elastisitas tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk meramalkan suatu

kebajikan ekonomi tertentu yang akan dilaksanakan.


Hal-hal yang mempengaruhi elastisitas permintaan :

Permintaan terhadap berbagai macam barang atau jasa akan berbeda-beda tingkat

elastisitasnya. Hal-hal yang dapat mempengaruhi antara lain :

1. Tingkat kemudahan barang yang bersangkutan untuk digantikan oleh barang

yang lain.

Dalam suatu perekonomian, jika suatu barang tertentu banyak terdapat barang

penggantinya maka permintaan terhadap barang tersebut cenderung bersifat

elastis, artinya perubahan dalam harga barang tersebut sedikit saja akan

menimbulkan perubahan besar terhadap jumlah barang tersebut karena

konsumen akan cepat beralih terhadap barang penggantinya. Dan sebaliknya

permintaan terhadap barang yang tidak banyak penggantinya akan cenderung

bersifat in-elastis.

2. Besarnya proporsi pendapatan yang digunakan.

Besarnya bagian darin pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu

barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut.

Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli suatu

barang, maka semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.

3. Jangka waktu analisa.

Jangka waktu didalam permintaan terhadap suatu barang juga berpengaruh

terhadap elastisitas. Makin lama jangka waktu dimana permintaan itu

dianalisis, makin elastis sifat permintaan sesuatu barang.


4. Jenis barang

Jenis barang yang dimaksud adalah jenis barang kebutuhan pokok atau

barang mewah atau barang normal. Untuk jenis barang mewah,

permintaannya cenderung bersifat elastis (perubahan harga sedikit saja akan

diikuti oleh perubahan kuantitas yang diminta dalam jumlah yang lebih

banyak). Tetapi untuk barang-barang kebutuhan pokok, permintaannya

cenderung bersifat inelastis (perubahan harga tidak banyak berpengaruh

terhadap jumlah yang diminta).

2.8 Media Cetak

2.8.1 Pengertian Media Cetak

Secara harfiah pengertian media cetak bisa diartikan sebagai sebuah

media penyampai informasi yang memiliki dan terkait dengan kepentingan

rakyat banyak, yang disampaikan secara tertulis. Dari pengertian ini, kita bisa

melihat bahwa media cetak adalah sebuah media yang didalamnya berisi

informasi yang terkait dengan kepentingan masyarakat umum dan bukan

terbatas pada kelompok tertentu saja.

Media cetak ini merupakan bagian dari saluran informasi masyarakat

disamping media elektronik dan juga media digital. Dan ditengah dinamika

masyarakat yang demikian pesat, media cetak dianggap sudah tertinggal

dibandingkan dengan dua pesaingnya yakni media elektronik dan media

digital. Meski demikian, bukan berarti media cetak sudah tidak mampu

meraih konsumen yang menantikan informasi yang dibawanya.


Dan pengertian media cetak tersebut, maka ada keunggulan media ini

dibandingkan dua pesaingnya tersebut. Media cetak bisa menyampaikan

sebuah informasi secara detail dan terperinci. Sementara untuk media

elektronik dan digital, mereka lebih mengutamakan kecepatan informasi.

Sehingga tak jarang informasi yang disampaikan lebih bersifat sepotong dan

berulang-ulang.

2.8.2 Jenis-jenis Media Cetak

Secara umum, jenis media cetak yang ada di Indonesia diklasifikasikan

menjadi delapan bagian. Pengklasifikasian tersebut didasarkan pada waktu

terbit media tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang dikeluarkan oleh Dirjen

Pembinaan Pers dan Grafika, tentang pembagian media cetak dan

pengklasifikasiannya.

Kedelapan jenis media cetak tersebut diantaranya adalah :

1) Surat Kabar Harian

Ini adalah jenis media cetak yang terbit setiap hari, kecuali pada hari-hari

tertentu seperti hari libur nasional. Jenis media cetak ini masih dibagi lagi

menjadi Surat Kabar Harian Nasional, Surat Kabar Harian Daerah, dan

Surat Kabar Harian Lokal. Berita yang disampaikan adalah jenis berita

news atau informasi terkini dan disampaikan dengan sistem straight news

atau apa adanya.


2) Surat Kabar Mingguan

Surat kabar jenis lebih banyak dikenal dengan sebutan tabloit. Biasanya

berita yang daingkat adalah berita hiburan atau in depth news atau liputan

mendalam. Tulisan dalam media ini lebih banyak bergaya feature atau

deskriptif.

3) Majalah Mingguan

Jenis majalah ini terbit setiap minggu sekali. Berita yang diangkat adalah

berita in depth news dengan jenis berita adalah berita news atau tentang

sebuat peristiwa.

4) Majalah Tengah Bulanan

Majalah ini terbit sebulan dua kali. Berita yang ditampilkan lebih bersifat

informatif dan biasanya memuat tentang berita life style atau gaya hidup.

5) Majalah Bulanan

Majalah bulanan terbit sekali dalam sebulan. Jenis pemberitaan yang

disampaikan biasanya termasuk investigatif atau berita yang didapat dari

hasil penelitian.

6) Majalah Dwibulanan

Majalah ini terbit sekali dalam dua bulan. Informasi yang disampaikan

dalam majalah ini biasanya terkait dengan laporan dari hasil aktifitas

sesuatu. Misalnya laporan neraca perusahaan atau juga majalah yang berisi

laporan pendapatan sebuah lembaga zakat.


7) Majalah Tribulanan

Malajah ini berkonsep hampir mirip dengan majalah dwibulanan. Yang

membedakan hanya masalah waktu terbit, yang dilakukan setiap tiga bulan

sekali.

8) Bulletin

Media cetak ini biasanya dibuat untuk kalangan tertentu atau intern saja.

Dan media ini biasanya hanya terdiri dari beberapa halaman, serta dibuat

dengan konsep sederhana. Bulletin juga tidak dibuat untuk kepentingan

komersial.

Anda mungkin juga menyukai