Anda di halaman 1dari 22

KULIAH PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM

IMAN DAN TAQWA


D E PA R T E M E N A D M I N I S T R A S I P U B L I K
FISIP UNDIP
2022

Aufarul Marom
‫ب َع لَ ى الَّ ِذ ْي َن ِم ْن قَ ْب لِ ُك ْم‬
َ ِ‫ام َك َم ا ُك ت‬
ُ َ‫الص ي‬
ِّ َ ِ‫الَّ ِذ ْي َن ٰا َم نُ ْو ا ُك ت‬
‫ب َع لَ ْي ُك ُم‬ ‫ٰيٓ ا َ يُّ هَ ا‬
١٨٣ - ‫تَ تَّ قُ ْو َ ۙن‬ ‫لَ َع لَّ ُك ْم‬

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa


sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa (QS 2:183)

Seruan kepada

ORANG YANG ORANG YANG


BERIMAN BERTAQWA
Agar Menjadi
Kata iman berasal dari bahasa arab, iman bentuk masdarnya dari
kata kerja (‫إمانا‬,‫یؤمن‬,‫ )امن‬artinya percaya, setia, aman, tentram,
melindungi dan menempatkan sesuatu pada tempatnya.
• Pengertian Iman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) ialah kepercayaan yang berkaitan dengan agama,
keyakinan dan ketetapan hati, dan keteguhan batin
• Iman berarti percaya atau meyakini dengan hati,
mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan
perbuatan.
• Orang yang beriman disebut mukmin, sedangkan orang
yang tidak beriman disebut kafir.
• Dengan begitu, pengertian iman adalah meyakini atau
mengakui sesuatu dengan lafal dan membenarkannya dengan
kesungguhan hati kemudian mengamalkannya dengan berkata
baik atau berperilaku baik sebagaimana perintah Allah SWT.
• pengertian iman ialah "Ucapan dengan lidah dan kepercayaan
yang benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota
(tubuh)."

• Menurut Imam Malik, Asy Syafi’i, Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin


Rahawaih Iman adalah pembenaran dengan hati, pengakuan
dengan lisan, dan amal dengan anggota badan. Para ulama salaf
menjadikan amal termasuk unsur keimanan
‫ضر ُْو َرةَ َم ِج ْي ِء ال ّرس ُْو ِل بِ ِه‬ َ َِ َِ ِ ‫م‬ ‫ل‬ ُ
‫ع‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ب‬ ‫ب‬ ْ
‫ل‬ َ ‫ق‬ ْ
‫ال‬ ‫ق‬ ُ ‫ص ِد ْي‬ ْ َ‫ان ت‬ ُ ‫اِإل ْي َم‬
‫اض‬
ِ ‫ر‬
َ ِ ‫ت‬ ْ
‫ف‬ ‫ا‬ ‫و‬ َ ‫ء‬
ِ ‫ا‬ َ
‫ز‬ ‫ج‬ َ ْ
‫ال‬ ‫و‬ َ ‫ث‬
ِ ْ
‫ع‬ َ ‫ب‬ ْ
‫ال‬ ‫و‬
َ ‫ة‬ِ ‫و‬
َّ ُ ‫ب‬ ُّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫و‬
َ ‫د‬
ِ ْ
‫ي‬ ‫ح‬ ِ ‫و‬
ْ َّ ‫ت‬ ‫ال‬ ‫ك‬ َ ِ ‫هللا‬ ‫د‬
ِ ْ
‫ن‬ ‫ع‬
ِ ‫ن‬ ْ ‫م‬
ِ
‫ق‬
ِ ْ
‫ي‬ ‫د‬
ِ ‫ص‬ ْ َ ‫ت‬ِ ‫ب‬ ُ
‫د‬ ‫ا‬ ‫ر‬
َ ‫م‬
ُ ْ
‫ال‬ ‫و‬
َ . ‫ج‬
ِّ ‫ح‬ َ ْ
‫ال‬ ‫و‬
َ ‫م‬
ِ ‫َّو‬
ْ ‫ص‬ ‫ال‬ ‫و‬ َ ‫ة‬
ِ ‫ا‬ َ
‫ك‬ ‫ز‬ َّ ‫ال‬ ‫و‬ َ ‫س‬
ِ ‫م‬ْ ‫خ‬َ ْ
‫ال‬ ‫ت‬
ِ ‫ا‬ ‫و‬
َ َ َّ ‫ال‬
‫صل‬
  ُ‫ب ِإ ْذ َعانُهُ َوقَب ُْولُه‬ ِ ْ
‫ل‬ َ ‫ق‬ ْ
‫ال‬
Artinya: “Iman adalah pembenaran hati atas segala sesuatu yang
umum diketahui, datang dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, seperti
tauhid, kenabian, kebangkitan dari kubur, balasan (pahala atau dosa),
kewajiban shalat lima waktu, zakat, puasa, dan haji. Sedangkan yang
dimaksud dengan pembenaran (tashdiq) hati ialah dengan tunduk dan
menerima. (Syekh Syamsuddin al-Ramli, Ghayah al-Bayan Syarh
Zubad Ibn al-Ruslan, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1994: 8)
Dalam definisi lainnya, al-Imam al-Thahawi menyebutkan:

‫ان‬
ِ َ
‫ن‬ ‫ج‬
َ ْ
‫ال‬ ‫ب‬
ِ ُ
‫يق‬ ‫د‬
ِ ْ
‫ص‬ َّ
‫ت‬ ‫ال‬ ‫و‬
َ ‫ان‬
ِ ‫س‬
َ ِّ ‫ل‬ ‫ال‬ ‫ب‬
ِ ‫ر‬
ُ ‫ا‬‫ر‬َ ْ
‫ق‬ ‫ َواِإلي َمانُ ه َُو اِإْل‬ 
Iman adalah menyatakan dengan lisan dan membenarkan
dengan hati. (Al-Imam Abu Ja’far al-Thahawi al-Hanafi, al-‘Aqidah
al-Thahawiyah, Beirut: Dar Ibn Hazm, cetakan pertama, 1995,
hlm. 21)
Iman memiliki korelasi dengan kata aman. Korelasi kedua kata
tersebut dapat diartikan bilamana meyakini Allah, maka akan
diberikan ketenangan dalam jiwanya, aman dari kegelisahan
dunia dan ancaman di akhirat. Maka turunlah ayat yang
berbunyi sbb:

ٰۤ ُ ْ ُ
ُ ‫ك لَ هُم‬
َ ‫ْٓو ا اِ ْي َم انَه ُْم بِظ ل ٍم اول ِٕى‬ ‫اَلَّ ِذ ْي َن ٰا َم نُ ْو ا َولَ ْم يَ ْل بِ ُس‬
٨٢ - ‫ا اْل َ ْم ُن َوهُ ْم ُّم ْه تَ ُد ْو َن‬
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan
iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang
yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat
petunjuk (QS Al- An'am ayat 82)
Bisa Bertambah
IMAN
Bisa Berkurang

• Imam Abu Hatim berkata:

‫ص َي ِة‬ ْ ْ
ِ ‫ِبال َمع‬ ُ‫ص‬ُ ْ
‫اع ِة َو َينق‬ َّ ُ
َ ‫ان َي ِزيد ِبالط‬
َ ‫نَّ اِإْلي َم‬‫َأ‬
“Iman itu sifatnya dinamis, dapat bertambah dan
berkurang. Bertambah karena ketaatan kepada Allah
atau menjalankan perintahNya, dan berkurang karena
melakukan kemaksiatan.”
Enam Pilar Keimanan
Dalam Islam, terdapat beberapa pilar keimanan yang dimiliki
oleh orang muslim. Keenam pilar tersebut disebut rukun iman
 yang didasarkan pada ayat-ayat dalam Al Quran dan Hadist.
Berikut keenam rukun Iman, yaitu:

Iman kepada Allah


Iman kepada Malaikat
Iman kepada Kitab Allah
Iman kepada Rasul
Iman kepada Hari Akhir
Iman kepada Qadha dan Qadar
1. IMAN KEPADA ALLAH SWT
Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah SWT hingga dia
mengimani 4 hal:
a.  Mengimani adanya Allah SWT.
b.  Mengimani Rububiyyah Allah SWT, bahwa tidak ada yang mencipta,
menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah.
c.   Mengimani Uluhiyyah Allah SWT, bahwa tidak ada sembahan yang
berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain
Allah Ta’ala.
d.  Mengimani semua asma dan sifat Allah SWT (al-Asma'ul Husna) yang
Allah SWT telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang nabi-Nya tetapkan
untuk Allah SWT, serta menjauhi sikap menghilangkan makna,
memalingkan makna, mempertanyakan, dan menyerupakan-Nya.
2. IMAN KEPADA PARA MALAIKAT ALLAH SWT

• Mengimani adanya malaikat sebagai makhluk ciptaan Allah SWT,


beserta amalan dan tugas yang diberikan Allah SWT kepada para
malaikat.
• Jumlah malaikat tidak ada seorangpun yang tahu dan hanya Allah
SWT yang mengetahuinya.
• Malaikat diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya.
• Orang islam wajib mengimani 10 malaikat yaitu:
1)  Malaikat Jibril 2)  Malaikat Mikail 3)  Malaikat Rakib 4) 
Malaikat Atid 5)  Malaikat Mungkar 6)  Malaikat Nakir 7)  Malaikat
Izroil 8)  Malaikat Israfil 9)  Malaikat Malik 10) Malaikat Ridwan
3. IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT

a. Mengimani bahwa seluruh kitab Allah SWT adalah Kalam (ucapan) yang


merupakan sifat Allah SWT.
b. Mengimani bahwa kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT termasuk 4
(empat) yaitu:
• 1)  Kitab Suci Taurat
• 2)  Kitab Suci Zabur
• 3)  Kitab Suci Injil
• 4)  Kitab Suci Al-Qur'an
4. IMAN KEPADA PARA RASUL ALLAH SWT

Mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan


manusia yang Allah Ta’ala pilih sebagai perantara antara diri-
Nya dengan para makhluk-Nya. Akan tetapi mereka semua
tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak
mempunyai sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, karenanya
menyembah para Nabi dan Rasul adalah kebatilan yang nyata.
Wajib mengimani bahwa semua wahyu kepada Nabi dan Rasul
itu adalah benar dan bersumber dari Allah Ta’ala, dan juga
wajib mengakui setiap Nabi dan Rasul yang kita ketahui
namanya dan yang tidak kita ketahui namanya
5. IMAN KEPADA HARI AKHIR

Mengimani tanda-tanda hari kiamat artinya harus mengimani hari


kebangkitan di Padang Mahsyar hingga berakhir di surga atau
neraka

6. IMAN KEPADA QADA DAN QADAR, YAITU TAKDIR YANG


BAIK DAN BURUK

Mengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu


atas izin dari Allah SWT. Sebab seluruh makhluk tanpa
terkecuali, zat, dan sifat mereka demikian pula perbuatan
mereka melalui kehendak Ilahi.
TAQWA

Setiap Jumat, Khotib selalu mengingatkan kepada diri Khotib


sendiri dan juga kepada para jamaah untuk selalu meningkatkan
iman dan taqwa

‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُم ْوتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‬


َّ ‫اِتَّقُوا هللاَ َح‬
Artinya ketaqwaan harus tetap dijaga
• Menurut bahasa, kata taqwa berarti "memelihara" atau
"menghindari". Dengan kata lain, pemeliharaan tersebut berkaitan
erat dengan diri atau keluarga.
• Taqwa adalah seseorang yang taat kepada Allah SWT dan mau
meninggalkan maksiat karena takut akan siksa-Nya. Setiap
muslim belum bisa dikatakan sebagai orang yang taqwa jika
belum menjalankan kewajiban dan menunaikan ibadah sunnah
seperti yang dicontohkan Rasulullah
• Seseorang yang bertaqwa kepada Allah akan selalu mendapatkan
petunjuk serta hidayah dari Allah SWT
• Sedangkan, bagi orang-orang zalim, tidak akan mendapatkan
apapun selain kerugian.
‫َونُنَ ِّز ُل ِم َن ْالقُ ْر ٰا ِن َما هُ َو ِشفَ ۤا ٌء َّو َر ْح َمةٌ لِّ ْل ُمْؤ ِمنِ ْي ۙ َن َواَل يَ ِز ْي ُد‬
٨٢ - ‫الظلِ ِم ْي َن اِاَّل َخ َسا ًرا‬ ّ ٰ
Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-
Qur'an itu) hanya akan menambah kerugian (QS Al Isro’ : 82)

َ َ ْ َ ٓ ُ ‫هّٰللا‬
‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْي َن ٰا َمنُوا اتَّقُوا َ َوا ْبتَغ ْوا اِل ْي ِه ال َو ِس ْيلة َو َجا ِه ُد ْوا فِ ْي‬
٣٥ - ‫َسبِ ْيلِ ٖه لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِح ُْو َن‬
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah
wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah
(berjuanglah) di jalan-Nya, agar kamu beruntung (QS Al Ma’idah : 35)
Taqwa adalah sebuah benteng setiap muslim untuk melindunginya
dari kemurkaan Allah SWT. Bagi setiap muslim yang taat
melaksanakan perintah-Nya, pasti akan mendapatkan ganjaran
kebaikan, begitupun sebaliknya.
FUNGSI TAQWA
• Taqwa adalah menjaga jiwa dari segala perbuatan dosa atau
meninggalkan semua yang dilarang oleh Allah SWT
• Seseorang yang bertaqwa juga akan senantiasa menaati segala
perintah-Nya.
• Tujuan manusia diciptakan untuk senantiasa beribadah dan
menyembah Allah SWT
• Dengan bertaqwa, seorang hamba memiliki keutamaan yang
sangat besar, salah satunya ialah akan dimudahkan segala
urusanya oleh Allah SWT
Allah swt berfirman dalam (QS. At Tholaq: 2-3)

ْ َّ ‫هّٰللا‬ َّ
٢ - ۙ ‫ق َ يَ ْج َع ْل ل ٗه َمخ َر ًجا‬ ِ ‫ەۗ َو َم ْن يَّت‬
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
membukakan jalan keluar baginya,
65:3
ۗ ُ ‫َّويَ ْر ُز ْقهُ ِم ْن َح ْي‬
ُ ‫ث اَل يَ ْحتَ ِس‬
٣-‫ب‬
dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-
sangkanya
Ciri-ciri Muttaqin (QS Al Baqoroh : 3-4)

ٰ ْ َ َ ٰ
‫ب َويُقِ ْي ُم ْو َن الصَّلوة َو ِم َّما َرزقنهُ ْم‬
ِ ْ
‫ي‬ َ
‫غ‬ ْ
‫ال‬ِ ‫ب‬ ‫ن‬
َ ‫و‬ْ ُ ‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫ْؤ‬ُ ‫ي‬ ‫ن‬
َ ْ
‫ي‬ ‫ذ‬ َّ
ِ ‫ال‬
٣ - ۙ ‫يُ ْنفِقُ ْو َن‬
((yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan
menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,
2:4
َ ‫َوالَّ ِذ ْي َن يُْؤ ِمنُ ْو َن بِ َمٓا اُ ْن ِز َل اِلَ ْي‬
َ ِ‫ك َو َمٓا اُ ْن ِز َل ِم ْن قَ ْبل‬
ۚ‫ك‬
٤ - ‫َوبِااْل ٰ ِخ َر ِة هُ ْم ي ُْوقِنُ ْو ۗ َن‬
dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu
(Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan
mereka yakin akan adanya akhirat.
• Beriman kepada yang ghaib
• Mendirikan sholat
• Menginfakkan sebagian rezqi yang telah diberi oleh Allah swt
• Beriman kepada yang diturunkan kepada Nabi Muhammad (Al
Qur’an)
• Beriman kepada yang diturunkan sebelum Al Qur’an (Taurat,
Zabur dan Injil)
• Meyakini akan adanya kehidupan akhirat
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai