Anda di halaman 1dari 27

LAMPIRAN BAHAN AJAR I

PERMINTAAN DAN PENAWARAN

1. Definisi Permintaan
Jumlah barang ekonomi yang pembelinya bersedia membeli pada tingkat harga, waktu,
dan pasar tertentu (demand). Permintaan adalah suatu proses dalam meminta sesuatu atau
sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu.
Permintaan berkaitan dengan keinginan konsumen akan suatu barang dan jasa yang ingin
dipenuhi. Dan kecenderungan permintaan konsumen akan barang dan jasa tak terbatas.

Apa Itu Permintaan?

Permintaan adalah sejumlah barang dan jasa yang diinginkan dan mampu dibeli oleh konsumen
untuk memenuhi kebutuhan pada berbagai tingkat harga dan waktu tertentu di pasar. Biasanya,
tinggi permintaan akan mempengaruhi harga. Sebaliknya, rendahnya permintaan juga akan
membuat harga semakin rendah.

Hukum Permintaan

Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat
negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Jika harga naik, jumlah barang
yang diminta akan menurun, dan jika harga rendah maka jumlah barang yang diminta akan
meningkat. Hukum permintaan tidak bersifat mutlak, namun memiliki sifat mutlak dalam kondisi
ceteris paribus (faktor-faktor lain yang dianggap tetap).

Jenis-jenis Permintaan

Permintaan Berdasarkan Daya Beli Konsumen

 Permintaan Efektif – Permintaan yang disertai dengan daya beli dan terjadinya transaksi.
 Permintaan Potensial – Permintaan yang disertai dengan daya beli, namun belum terjadi
transaksi.
 Permintaan Absolut – Permintaan yang tidak disertai dengan daya beli.

Permintaan Berdasarkan Jumlahnya

 Permintaan Individu – Permintaan individu terhadap suatu barang atau jasa tertentu.
 Permintaan Pasar – Hasil penjumlahan dari permintaan-permintaan individu terhadap suatu
barang atau jasa tertentu pada saat bersamaan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan


1. Ketersediaan dan perubahan harga barang sejenis (barang pengganti dan pelengkap).
2. Jumlah pendapatan masyarakat.
3. Selera konsumen.
4. Intensitas kebutuhan konsumen.
5. Perkiraan harga pada masa depan.
6. Jumlah penduduk.

A. Penawaran

Penawaran adalah satu dari dua indikator penentu pasar bersama dengan permintaan. Ada
banyak faktor yang mempengaruhi penawaran. Secara umum, penawaran adalah jumlah
keseluruhan barang atau jasa yang tersedia di pasar untuk ditawarkan pada tingkat harga
dan waktu tertentu. Sementara itu dikutip dari Investopedia, hukum penawaran adalah
menunjukkan jumlah yang akan dijual pada harga tertentu. Berbeda dengan permintaan,
hukum penawaran adalah menunjukan kurva dengan kemiringan ke atas.

Pengertian penawaran, semakin tinggi harga barang atau jasa, maka semakin tinggi pula
barang atau jasa yang ditawarkan. Produsen atau pedagang akan memasok produk lebih
banyak ketika harga cenderung mengalami kenaikan.

Faktor yang memengaruhi penawaran


a. Adanya sumber daya yang tersedia

Penawaran dapat terjadi, jika ketersediaan barang mencukupi. Jika barang atau jasa yang
ditawarkan terbatas, atau langka, hal ini berpotensi memengaruhi kenaikan harga. Kelangkaan
barang atau jasa, berpengaruh langsung pada elastisitas penawaran. Maka penawaran sangat
bergantung pada ketersediaan sumber daya yang.

b. Faktor penjual atau produsen


Banyaknya jumlah produsen yang memproduksi suatu barang, berbanding lurus dengan
ketersediaan barang. Maka, produsen atau penjual, memiliki sebuah keyakinan untuk melakukan
penawaran, karena ketersediaan barang mendukung adanya proses penawaran. Bahkan, jika
barang tidak ditawarkan, akan menumpuk dan perputaran ekonomi tidak terjadi.

b. Harga

Harga merupakan faktor pendukung pertama dalam suatu penawaran. Jika tidak ada harga,
penjual atau produsen pasti bingung untuk melakukan penawaran. Begitu juga terhadap calon
pembeli, calon pembeli akan mengalami kebingungan, ketika memiliki suatu kebutuhan, namun
tidak mengetahui harga barang yang akan dibelinya.
Semakin tinggi harga suatu barang atau jasa, maka produsen atau perusahaan akan melakukan
penawaran barang dengan jumlah lebih banyak, begitu pula sebaliknya.

d. Harga dan ketersediaan barang sejenis sebagai pengganti


Jika suatu barang (yang disebut sebagai barang utama) mengalami kenaikan harga, maka
konsumen akan mencari alternatif lain, sebagai pengganti pemenuhan kebutuhan akan barang
utama. Konsumen akan melirik barang pengganti, karena biasanya barang pengganti akan
memiliki harga yang relatif lebih murah, dibanding harga barang utama. Sebagai contoh, jika
beras tipe A, yang paling digemari oleh konsumen mengalami kenaikan harga, maka konsumen
akan mencari alternatif pengganti, dengan menggunakan barang B, yang fungsi dan kegunaannya
sama, namun harga lebih murah.

e. Biaya produksi
Untuk dapat melakukan produksi, seorang produsen memerlukan modal untuk membiayai
produksinya, seperti untuk membeli bahan baku, untuk membayar gaji karyawan, sebagai
pembiayaan untuk pengadaan bahan-bahan penolong, dan sebagainya. Jika biaya produksi
meningkat, maka harga barang akan menjadi tinggi. Akibatnya, barang yang ditawarkan
jumlahnya hanya sedikit.

f. Waktu produksi

Waktu produksi berpengaruh terhadap ketersediaan barang. Penawaran akan terjadi, ketika
barang yang ditawarkan dapat diprediksi akan tersedia dalam tenggang waktu tertentu. Biasanya
ketersediaan barang ini bergantung pada seberapa lama waktu produksi yang diperlukan.

g. Kemajuan teknologi

Kemajuan teknologi membantu mempermudah produsen dalam menyediakan barang maupun


jasa. Pemanfaatan teknologi dapat mempersingkat waktu produksi, meningkatkan kualitas
produksi, meningkatkan kapasitas produksi, dan biaya produksi dapat ditekan. Dengan
sendirinya, maka keuntungan yang diperoleh akan semakin banyak.

h. Kebijakan pemerintah
Setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai peningkatan produksi dalam negeri, guna
mengurangi impor, hal ini mendorong para petani untuk meningkatkan jumlah dan kualitas
panen (bagi petani) atau meningkatkan jumlah dan kualitas produksi (produsen barang dan jasa).
Hal ini dapat menekan laju impor barang dari luar, karena produk lokal dapat memenuhi
kebutuhan secara kualitas maupun kuantitas.
i. Pajak dan subsidi

Secara umum dalam istilah perpajakan, pajak dikenal sebagai kontribusi wajib kepada negara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Meski merupakan ketetapan dari pemerintah,
pajak sangat berpengaruh terhadap harga. Jika pajak yang ditetapkan terlalu tinggi, maka
produsen tidak dapat melakukan penawaran, sehingga, permintaan pun juga menurun.

Sedangkan subsidi, merupakan  bentuk bantuan atau dukungan dari pemerintah yang diberikan
sebagai bentuk upaya peningkatan hasil produksi kepada suatu bisnis atau sektor ekonomi.
Subsidi dapat berupa uang, atau komoditi. Dengan adanya subsidi dari pemerintah, maka jumlah
produksi akan meningkat, begitu juga pada sisi penawaran.
LAMPIRAN BAHAN AJAR II

PELAKU EKONOMI

Pengertian pelaku ekonomi adalah orang yang bergerak dalam bidang ekonomi. Pengertian
pelaku ekonomi juga dapat dipahami sebagai orang yang terlibat dalam proses ekonomi.
Pengertian pelaku ekonomi terdiri dari semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ekonomi, mulai
dari produksi, distribusi, hingga konsumsi. Pelaku ekonomi tidak hanya terbatas perorangan,
namun juga termasuk organisasi, baik pemerintah ataupun swasta, hingga masyarakat pada
umumnya.

Pelaku ekonomi di Indonesia jika digolongkan berdasarkan jenisnya terbagi menjadi rumah


tangga, perusahaan, dan pemerintah. Ketiganya memiliki peran yang berbeda-beda.
Contoh-contoh kegiatan pelaku ekonomi sendiri dimulai dari Seorang ibu rumah tangga yang
membeli bahan-bahan makanan, seperti beras, sayuran, buah-buahan, telur, daging, susu, dan
lain-lain.

Produsen pupuk menghasilkan pupuk yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan pertanian. Hingga
ke Penarikan pajak oleh pemerintah Distribusi produk impor oleh pemerintahan. Berikut ini
penjelasan lebih lengkap tentang pembagian pelaku ekonomi berikut ini:

1. Rumah Tangga Keluarga


Rumah tangga sebagai ruang lingkup terkecil yang kemudian turut membangun masyarakat luas.
Rumah tangga sebagai pelaku ekonomi yang terdiri atas ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga
lainnya.

Sebagai pelaku ekonomi dalam hal ini rumah tangga konsumen memiliki 2 peran, yaitu sebagai
pelaku produksi dan pelaku konsumsi. Peran rumah tangga sebagai pelaku produksi dapat dilihat
dari pemanfaatan tenaganya untuk perusahaan atau instansi pemerintah.

Sedangkan dari sisi konsumsi, peran rumah tangga dapat dilihat dari pemanfaatan produk, baik
barang atau jasa untuk memenuhi segala kebutuhannya. Untuk mendapatkan penghasilan, rumah
tangga keluarga memanfaatkan faktor produksi yaitu tenaga, untuk dijual pada rumah tangga
perusahaan. Berikut ini beberapa kegiatan pokok rumah tangga diantaranya yaitu:

 Memperoleh penghasilan dari perusahaan atau produsen berupa upah atau gaji (sebuah
imbalan atas pengorbanan tenaganya untuk melakukan pekerjaan atau melakukan produksi),
bunga (berbagai imbalan terhadap rumah tangga dari sebuah perusahaan sebab telah
meminjamkan modal kepada perusahaan yang bersangkutan), laba (segala bentuk bayaran
atau imbalan dari hasil pengorbanan pikiran, tenaga serta keahliannya dalam mengelola
perusahaan sehingga perusahaan mampu memperoleh laba atau keuntungan), sewa
(beberapa bayaran kepada konsumen sebab telah menyewakan lahan atau bangunan pada
perusahaan yang melaksanakan produksi barang ataupun jasa) dan Hasil Penjualan (setiap
upah atau imbalan yang diterima oleh pihak rumah tangga dari hasil menjual bahan baku
kepada perusahaan yang berproduksi).
 Membelanjakan pendapatan di pasar barang.
 Menabung sebagian dari pendapatan di lembaga keuangan negara.
 Membayarkan sejumlah pajak kepada pemerintah.
 Melakukan transaksi pembelian di pasar uang karena membutuhkan uang tunai untuk
berbelanja kebutuhan sehari-hari.

2. Produsen
Rumah tangga produsen memiliki peranan penting di masyarakat. Rumah tangga produsen
sebagai pelaku ekonomi yang menyediakan barang atau jasa bagi rumah tangga konsumen.
Rumah tangga produsen di Indonesia sendiri dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), dan Koperasi.

Berdasarkan pada lapangan usahanya, perusahaan bisa dibedakan menjadi tiga, yaitu: Industri
Primer, yaitu perusahaan yang mengolah kekayaan alam dan memanfaatkan faktor produksi yang
disediakan oleh alam.

Contohnya kegiatan pertanian, pertambangan, perikanan, kehutanan, peternakan, dan lain-lain.


Industri Sekunder, yaitu perusahaan yang menghasilkan barang dalam arti industri atau
perusahaan yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi menjadi barang jadi yang
siap untuk dikonsumsi masyarakat.

Contohnya yaitu perusahaan pakaian, perusahaan sepatu, perusahaan mobil, dan lain-lain.
Industri Tersier, yaitu perusahaan yang menghasilkan jasa, seperti kegiatan jasa pengangkutan
(transportasi), simpan pinjam, sewa bangunan, dan lain-lain. Adapun peran rumah tangga
produsen diantaranya :

 Sebagai Penghasil Barang atau Jasa: Rumah tangga produsen atau perusahaan bertugas
memproduksi barang atau jasa sesuai dengan bidangnya. Barang atau jasa yang sudah
diproduksi kemudian didistribusikan kepada konsumen, sehingga konsumen bisa dengan
mudah membeli atau mengkonsumsi barang atau jasa tersebut.
 Memanfaatkan berbagai faktor produksi yang ada pada rumah tangga konsumsi untuk
melakukan proses produksi.
 Memohon kredit modal kerja kepada lembaga keuangan untuk membangun atau
mengembangkan usahanya.
 Menentukan pembelian berbagai barang modal dan stok barang lainnya.
 Rumah tangga produsen memberikan balas jasa berupa sewa, bunga dan lain sebagainya.
 Agen pembangunan Rumah tangga produsen berperan dalam pembangunan di Indonesia.
Pemerintah merasa terbantu dengan adanya rumah tangga produsen di bidang pembangunan
untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Agen pembangunan juga menyerap
banyak tenaga kerja, memberikan gaji pada pekerja, dan menjamin keselamatan kerja bagi
pekerja.
 Sebagai penyalur barang atau jasa (distributor) Tidak hanya membuat barang, tetapi terdapat
rumah tangga produsen yang langsung menyalurkan barang atau jasanya kepada konsumen
secara langsung.
 Menambah pendapatan Negara melalui pajak Rumah tangga produsen wajib untuk
membayar pajak kepada pemerintah atas kegiatan produksi yang dilakukan maka rumah
tangga produsen telah membantu pemerintah untuk menaikan pendapatan Negara melalui
pajak.

3. Perusahaan
Perusahaan merupakan organisasi usaha yang dibentuk untuk menghasilkan barang dan jasa
yang dibutuhkan oleh konsumen. Peran perusahaan sebagai pelaku ekonomi lebih luas, karena
dapat berperan sebagai produsen, distributor, dan konsumen.

Peran sebagai produsen adalah peran utama sebuah perusahaan karena telah menjadi tempat
berlangsungnya produksi. Sementara itu, ada pihak-pihak perusahaan yang berupaya agar suatu
produk yang diproduksi bisa sampai ke tangan konsumen. Perusahaan ritel bertugas memasarkan
dan menjual produk dari perusahaan.

Dalam hal ini, perusahaan berperan sebagai distributor. Sedangkan peran sebagai konsumen bisa
diketahui saat perusahaan harus memenuhi kebutuhan bahan baku (persediaan) untuk produksi.
Adapun beberapa kegiatan kelompok perusahaan atau produsen adalah sebagai berikut :

 Menghasilkan produk, baik itu barang maupun jasa, serta berperan sebagai pemasok di pasar
barang atau jasa.
 Memanfaatkan berbagai faktor produksi yang ada pada rumah tangga konsumsi untuk
melakukan proses produksi.
 Memohon kredit modal kerja kepada lembaga keuangan untuk membangun atau
mengembangkan usaha mereka.
 Menentukan pembelian berbagai barang modal dan stok barang lainnya.
 Membayarkan pajak kepada pemerintah atas penjualan barang yang dihasilkannya.
4. Pemerintah
Selain rumah tangga dan perusahaan, pelaku ekonomi yang sangat penting perannya adalah
pemerintahan. Perekonomian yang berlangsung di Indonesia harus terkendali dengan berbagai
kebijakan-kebijakan yang menguntungkan, baik untuk produsen, konsumen, maupun distributor.

Peran utama pemerintah sebagai pelaku ekonomi adalah mengendalikan perekonomian dengan
berbagai kebijakan ekonomi untuk memakmurkan warga negaranya. Adapun beberapa kegiatan
ekonomi pemerintahan diantaranya:
 Membuat Kebijakan Fiskal yaitu salah satu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dan
berkaitan dengan pendapatan serta pengeluaran negara.
 Membuat Kebijakan Moneter yakni sebuah kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dan
berkaitan dengan pengaturan dari jumlah uang yang beredar untuk mengendalikan laju dari
inflasi.
 Membuat Peraturan Keuangan Internasional adalah semua kebijakan yang terdapat di
bidang keuangan dan sangat berkaitan dengan dunia internasional, misalnya seperti
perdagangan internasional, kerjasama ekonomi dengan negara lain dan masih banyak lagi.
 Pemerintah juga dapat berperan sebagai produsen dan konsumen. Sebagai Konsumen,
artinya dalam menjalankan tugasnya, pemerintah membutuhkan barang dan jasa. Kegiatan
konsumsi yang dilakukan oleh pemerintah bisa berupa kegiatan membeli alat-alat kantor,
alat-alat kedokteran, alat-alat penunjang pendidikan, menggunakan rumah tangga keluarga
dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dan lain-lain.
 Sebagai Produsen, artinya Pemerintah turut serta dalam menghasilkan barang dan jasa yang
dibutuhkan dalam rangka mewujudkan kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya. Dari
segi Produsen Rumah tangga pemerintah memproduksi listrik, air, dan sumber energi bagi
masyarakat.
 Kebijakan dalam mengatur perekonomian dengan menjaga stabilitas harga barang dan jasa,
menyediakan kebutuhan pokok, menyediakan sarana dan prasarana publik, menyusun
rancangan ekonomi jangka pendek, menengah, dan panjang, memberikan izin usaha,
menentukan besarnya pajak, dan memberikan subsidi.
 Dari Distributor dapat dilihat dalam kegiatan membagikan raskin, menyalurkan dana BOS
atau Bantuan Operasional Sekolah untuk membantu kegiatan operasional di sekolah,
misalnya melalui penyediaan buku-buku pelajaran, dan lain-lain.
 Negara juga bertugas menciptakan investasi umum, misalnya menyediakan sarana jalan raya
dan juga jembatan. Bertugas mendirikan perusahaan negara yang akan digunakan sebagai
penstabil dari kegiatan perekonomian.
 Berperan dalam penarikan pajak langsung dan juga tidak langsung. Bertugas
membelanjakan pendapatan negara yang digunakan untuk membeli barang-barang
keperluan pemerintah.
 Melakukan pinjaman dari luar negeri untuk membantu pembiayaan pembangunan dalam
negeri.
 Menyewa tenaga kerja ahli untuk membantu berbagai tugas dan pekerjaan pemerintah
Sekaligus melakukan kebijakan moneter.
 Menyediakan kebutuhan uang kartal bagi masyarakat.
5. Rumah Tangga Luar Negeri
Tidak dapat dipungkiri bahwa Negara lain juga berperan bagi perekonomian di Indonesia, karena
suatu Negara tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, sehingga membutuhkan Negara lain
untuk mencukupi kebutuhannya.

Adapun peran dari rumah tangga luar negeri bagi perekonomian di dalam negeri yaitu sebagai
konsumen, produsen, investor, pertukaran tenaga kerja, pemberi pinjaman luar negeri.

Sebagai Konsumen Hal ini dapat dilihat dari kegiatan impor yang dilakukan rumah tangga luar
negeri terhadap produk dalam negeri. Sebagai Produsen, Rumah tangga luar negeri membantu
untuk memenuhi kebutuhan suatu Negara yang tidak dapat memproduksi barang dan jasa. Hal ini
dapat dilihat dengan kegiatan ekspor.

Investor Pembangunan yang dilakukan di suatu Negara membutuhkan dana yang besar untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk menutupi kekurangan dana tersebut, Negara
akan mengundang investor asing untuk menanamkan modalnya di dalam negeri, dimana
investasi yang diberikan dapat berupa dana pinjaman.

Adapun beberapa kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat luar negeri yaitu seperti
berikut:

 Menyediakan kebutuhan barang tertentu untuk diimpor oleh negara lain. Melakukan
kegiatan ekspor dan impor dengan negara lain untuk saling memenuhi kebutuhan masing-
masing negara.
 Melakukan investasi dengan menyediakan kredit untuk membiayai kegiatan pembangunan
yang dilakukan pemerintah dan swasta di dalam negeri.
 Masuk ke dalam pasar uang Indonesia sebagai penyalur uang dari luar negeri, peminta
kredit, dan uang kartal rupiah untuk kebutuhan semua cabang perusahaan mereka di dalam
negeri.
 Menjadi media penghubung pasar uang dalam negeri dengan pasar uang luar negeri
 Pertukaran tenaga kerja Perbedaan jumlah penduduk berpengaruh terhadap lapangan
pekerjaan yang tersedia. Umumnya Negara dengan jumlah penduduk banyak akan
mengalami kelebihan tenaga kerja manusia dan kurangnya lapangan pekerjaan, sebaliknya
pada Negara yang penduduknya sedikit akan mengalami kekurangan tenaga kerja dan
kelebihan lapangan pekerjaan.
 Pemberi pinjaman luar negeri Pinjaman luar negeri memiliki tujuan untuk membantu
perekonomian suatu Negara yang sedang membutuhkan pinjaman dana. Pinjaman ini dapat
dilakukan melalui lembaga keuangan dunia atau kerjasama bilateral seperti Bank Dunia.

6. Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan yakni segala pihak yang melakukan kegiatan keuangan, baik bank maupun
bukan bank, untuk membantu meningkatkan perekonomian suatu negara. Lembaga keuangan
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk produk simpanan dengan memberikan suku
bunga deposito kepada masyarakat. Seperti tabungan berjangka, tabungan sekolah, tabungan
haji, deposito, safe deposit box dan produk-produk tabungan lainnya. Adapun beberapa kegiatan
kelompok lembaga keuangan yakni:

 Menghimpun dana dari berbagai pihak, baik rumah tangga konsumen maupun perusahaan.
 Menyediakan kredit modal usaha bagi perusahaan atau produsen untuk dapat meningkatkan
kinerja produksi mereka.
 Menyediakan uang giral untuk kegiatan transaksi keuangan sehingga dapat membantu
mekanisme pembayaran para pebisnis. Uang giral sendiri adalah dana yang disimpan pada
bank-bank umum yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk melakukan pembayaran
dengan perantara cek, giro, bilyet, surat saham dan lain sebagainya. Uang giral dikeluarkan
oleh bank umum dan merupakan uang yang tidak berwujud karena hanya berupa saldo
tagihan bank.
 Mengatasi inflasi dengan menaikkan cadangan kas bank sentral agar perputaran uang
bertambah.
LAMPIRAN BAHAN AJAR III

PERDAGANGAN ANTAR DAERAH

Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam. Namun tiap-tiap daerah memiliki
potensi sumber daya alam yang berbeda-beda dikarenakan adanya perbedaan letak geografis,
iklim, maupun kesuburan tanah. Adanya perbedaan sumber daya alam ini membuat daerah tidak
bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, sehingga mendorong terjadinya kegiatan perdagangan
antardaerah atau antarpulau di Indonesia.

Perdagangan adalah kegiatan tukar-menukar barang atau jasa berdasarkan kesepakatan bersama.
Sedangkan perdagangan antardaerah maupun antarpulau adalah perdagangan yang dilakukan
dengan cakupan antardaerah/antarpulau dalam suatu wilayah.

Umumnya, perdagangan antardaerah atau antarpulau ini selain untuk memenuhi kebutuhan suatu
daerah juga memiliki 2 tujuan utama lainnya, yaitu untuk memperoleh keuntungan dan 
memperluas jangkauan pasar agar konsumen meningkat.

a. Penyebab Timbulnya Perdagangan


Terdapat beberapa hal yang menjadi alasan sebuah peradagangan terjadi yaitu:
1. Perbedaan iklim dan tanah yang mengakibatkan perbedaan hasil. Tukar menukar hasil
dibutuhkan untuk mencukupi atau memenuhi kebutuhan hidup.
2. Kekayaan barang-barang tambang yang tidak merata.
3. Persebaran penduduk dan ketersedian barang konsumsi tidak merata, sehingga daerah
yang padat penduduknya harus mendatangkan barang dari tempat lain untuk memenuhi
kebutuhannya.
4. Kecerdasan, kegiatan dan modal untuk menghasilkan sesuatu barang tidak merata.
5. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk ekonomi dan sosial.

b. Faktor-faktor yang menguntungkan usaha perdagangan yaitu:


1. Letaknya strategis, yaitu antara benua Asia dan Australia berada di jalur lintas yang ramai.
2. Bertiupnya angina musim yang bermanfaat untuk nelayan.
3. Jumlah penduduk yang banyak sebagai konsumen.
c. Kemajuan Teknologi dalam Mempengaruhi Corak Perdagangan yaitu:
1. Reklame yang dimuat dalam surat kabar, radio, televisi yang berisi tentang iklan
suatu produk yang diperjual belikan.
2. Terdapat dalam sebuah sistem
3. Metode Produksi yang makin cepat
4. Terciptanya barang-barang tertentu yang dibuat menurut kebutuhan konsumen
dan mode.
B.Jenis-jenis Perdagangan
Dalam dunia perdagangan dikenal sebagai jenis perdagangan. Jika DIlihat dari
banyaknya (jumlah) yang diperdagangkan, perdagangan dibedakan menjadi tiga yaitu,
perdagangan besar, sedang dan kecil.

1. Perdagangan besar hanya mengenal penjualan dan pembelian barang dalam jumlah
besar dengan harga yang lebih rendah dari harga eceran. Perdagangan semacam ini
diantaranya dilakukan oleh para eksportir dan importer. Perdagangan besar ini
berpusat di kota-kota pelabuhan. Perdagangan besar membutuhkan modal besar,
organisasi dan manajemen yang baik.
2. Perdagangan sedang atau menengah, menampung barang kebutuhan dari produsen
kepada pedagang eceran dalam jmlah sedang.
3. Perdagangan kecil, merupakan perdagangan dalam bentuk eceran, berjumlah kecil
dan harganya lebih mahal. Misalnya, perdagangan di pinggir-pinggir jalan, di pasar-
pasar , di warung-warung dan di toko.

B. Dilihat dari jangkauannya Perdagangan dibedakan menjadi dua yaitu, perdagangan dalam
negeri dan luar negeri.
1. Perdagangan dalam negeri adalah perdagangan yang meliputi semua barang yang
dihasilkan di dalam negeri dan barang-barang impor. Di negara kepulauan seperti
Indonesia, dikenal perdagangan antar pulau.
2. Perdagangan luar negeri adalah jenis perdagangan yang ruang lingkupnya tidak saja
berupa usaha mengekspor barang ke luar negeri, tetapi juga melakukan impor dari luar
negeri.
C. Jenis Komoditas Perdagangan Antar Pulau
Indonesia adalah negara kepulauan yang barang-barang hasil produksi suatu pulau dapat
disalurkan ke pulau lain yang membutuhkan. Perdagangan antarpulau juga disebut
perdagangan interisuler. Untuk melancarkan perdagangan antar pulau, perlu prasarana
transportasi yang memadai, baik angkutan darat, laut, maupun sungai. Oleh karena itu
dalam perdagangan antarpulau peranan prasarana jalan raya, pelabuhan, laut, dan sungai
sangat penting. Komoditas dalam perdagangan antarpulau adalah sebagai berikut:
1. Jawa, berupa beras, gula, the, kopi, garam, tekstil, kain batik, obat-obatan, ban,
semen, dan kendaraan bermotor.
2. Sumatera, berupa minyak bumi, batu bara, kayu, minyak kelapa sawit, rotan,
cengkih, lada, gambir, pupuk, dan semen.
3. Kalimantan, berupa kayu, minyak bumi, intan, ikan, rotan, dan cengkih.
4. Sulawesi, berupa kopra, minyak kelapa, beras, kayu hitam, semen,aspal.
5. Bali dan Nusa Tenggara berupa, sapi, babi, kerbau, kuda, dan kayu cendana.
6. Maluku dan Papua berupa, cengkeh, ikan, mutiara, sagu dan pala.

Disamping itu, perdagangan ini dapat berlangsung karena adanya beberapa faktor pendorong.
Adapun faktor pendorong dalam terjadinya perdagangan antardaerah dan antarpulau ini antara
lain :

1. Perbedaan Faktor Produksi yang Dimiliki


Keterbatasan sumber daya alam dan faktor produksi pada setiap daerah yang berbeda-beda
membuat suatu daerah tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, sehingga tiap-tiap daerah
melakukan perdagangan untuk mencukupi kebutuhannya.

Sebagai contoh, tanah yang subur di daerah pegunungan mampu memproduksi berbagai jenis
sayur-sayuran, sedangkan masyarakat di daerah tepi pantai memiliki ukan yang banyak
jumlahnya. Maka perbedaan hasil produksi tersebut akan mendorong adanya perdagangan
antardaerah.

2. Perbedaan Tingkat Harga Antardaerah

Produk yang dihasilkan di tiap daerah seringkali memiliki perbedaan tingkat harga, sehingga
mempengaruhi adanya perdagangan antardaerah. Hal ini bertujuan untuk mencari produk dengan
harga termurah. Selain itu, masyarakat sebagai pelaku ekonomi akan mendapatkan manfaat dari
adanya perdagangan ini, antara lain :

 Menyediakan alternatif alat pemuas kebutuhan bagi konsumen

Masyarakat dapat menikmati produk atau barang yang tidak tersedia atau tidak diproduksi oleh
daerah di tempat tinggalnya. Kebutuhan suatu daerah juga dapat tercukupi dengan adanya
perdagangan ini.

 Meningkatkan Produktivitas

Perdagangan antardaerah menyebabkan jangkauan pasar yang luas. Permintaan dan penawaran
akan meningkat pula mengikuti dengan meningkatnya jumlah konsumen di daerah jangkauan
pasar. Kondisi ini mendorong produktivitas barang semakin meningkat.

 Memperluas Kesempatan Kerja bagi Masyarakat

Jumlah produksi yang meningkat akan menyebabkan suatu perusahaan membutuhkan tenaga
kerja lebih banyak untuk memproduksi suatu barang atau jasa. Lapangan kerja yang semakin
banyak akan menekan jumlah pengangguran di suatu daerah.

Perdagangan ini juga akan menimbulkan beberapa usaha baru seperti jasa pengiriman, jasa
transportasi, dan lain sebagainya. Adanya usaha baru tersebut akan membutuhkan tenaga kerja
yang lebih banyak.
LAMPIRAN BAHAN AJAR IV

PERDAGANGAN ANTAR NEGARA

Perdagangan antarnegara yang dimaksud adalah individu atau lembaga dari negara kita yang
menjual atau membeli barang dari individu atau badan yang ada di luar negeri. Terjadinya
aktivitas perdagangan antaranegara akan menimbulkan aktivitas yang dinamakan ekspor dan
impor.

a. Pengertian dan ruang Lingkup Perdagangan Internasional


Perdagangan antarnegara atau sering disebut perdagangan internasional merupakan aktivitas
perdagangan yang dilakukan oleh masyarakat suatu negara dengan masyarakat negara lain atas
dasar kesepakatan bersama.
Masyarakat yang dimaksud dapat berupa individu, kelompok, lembaga, pemerintah suatu negara
dengan negara lain. Ruang lingkup perdagangan antarnegara berkaitan dengan beberapa
kegiatan, yaitu:

1) Perpindahan barang dan jasa dari suatu negara ke negara yang lain.
2) Perpindahan modal melalui investasi asing dari luar negeri ke dalam negeri.
3) Perpindahan tenaga kerja dari suatu negara ke negara lain.
4) Perpindahan  teknologi  dengan mendirikan pabrik-pabrik di negara lain.
5) Penyampaian informasi tentang kepastian adanya bahan baku dan pangsa pasar.

b. Aktivitas Perdagangan Internasional


Aktivitas perdagangan antarnegara terkait dengan dua aktivitas yang disebut dengan ekspor dan
impor. Untuk memahami kedua istilah tersebut kalian baca uraian berikut.

1. Ekspor

Merupakan kegiatan menjual barang atau produk ke luar negeri. Ekspor dilakukan oleh
seseorang atau badan. Pelaku ekspor ini disebut eksportir. Tujuan utama kegiatan ekspor adalah
untuk memperoleh keuntungan.

Barang yang diekspor akan dibayar oleh pihak pembeli dengan alat pembayaran berupa mata
uang asing atau mata uang luar negeri, seperti Dollar.

Mata uang asing ini selanjutnya ditukarkan menjadi Rupiah pada bank dalam negeri. Mata uang
asing ini ditampung oleh pemerintah dan disebut sebagai devisa negara. Devisa yang terkumpul
akan digunakan untuk membiayai impor. Apa itu impor? Impor akan dijelaskan pada uraian
berikutnya.
Aktivitas ekspor dan impor tampak pada Gambar 3.10, yaitu gambar aktivitas di sebuah
pelabuhan.

2. Impor
Merupakan kegiatan membeli barang dari luar negeri. Seseorang atau badan yang melakukan
impor disebut importir. Seorang importir membayar barang yang ia beli dengan mata uang asing.

Importir dapat menukarkan uang rupiah mereka dengan mata uang asing di bank dalam negeri.
Selanjutnya, digunakan untuk membayar barang yang diimpor.

Barang-barang yang di impor oleh Indonesia terdiri dari dua macam, yaitu migas dan non-migas.
Barang-barang yang termasuk dalam kelompok migas antara lain minyak tanah, bensin, solar,
dan elpiji.
LAMPIRAN BAHAN AJAR V

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG PERDAGANGAN ANTARNEGARA

Beberapa hal yang mendorong perdagangan internasional adalah :


A. Perbedaan Sumber Daya Alam

Setiap negara memiliki sumber daya alam yang berbeda. Indonesia memiliki banyak sumber
daya alam, antara lain kayu, minyak bumi, batubara, timah dan karet, tetapi belum memiliki
kemampuan yang memadai untuk mengolahnya. Hal ini mendorong Indonesia untuk
mengekspor bahan mentah/bahan baku ke negara lain untuk di olah.

B. Penghematan biaya produksi

Bagi negara yang belum memiliki ilmu pengetahuan dan tekhnologi untuk membuat sendiri
produk seperti mobil dan handphone, pembuatannya akan menghabiskan biaya produksi yang
jauh lebih mahal dibandingkan jika negara tersebut membelinya dari negara lain. Oleh karena itu
membeli produk seperti mobil dan handphone dari negara pembuatnya dapat menghemat biaya
produksi.

D. Pemenuhan kebutuhan nasional

Ada kalanya suatu negara tidak mampu memenuhi semua barang dan jasa yang menjadi
kebutuhan penduduk, sehingga untuk memenuhinya suatu negara perlu mengimpor barang dan
jasa tersebut dari luar negeri. Dengan demikian kebutuhan produk dapat dipenuhi.

E. Perbedaan penguasaan teknologi

Penguasaan teknologi yang tidak merata antar tiap negara, menyebabkan terjadinya perdagangan
internasional. Negara dengan teknologi maju mampu menjual barang dengan harga murah
kepada negara yang memiliki teknologi sederhana. Contohnya Indonesia mengimpor mobil dari
Jepang karena Jepang memiliki teknologi pembuatan mobil yang maju.
LAMPIRAN BAHAN AJAR IV

Potensi Ekonomi Maritim

Penguatan ekonomi maritim dan agrikultur di Indonesia adalah dua hal yang penting untuk terus
dilakukan. Hal tersebut karena sudah jelas berdasarkan wawasan nusantara kita adalah negara
kepulauan yang memiliki banyak lautan dan bertanah subur yang disebabkan oleh banyaknya
gunung api.

Oleh karena itu memahami dua sektor penting ini akan memberikan kontribusi besar bagi
pengembangan bangsa secara utuh. Sebelum membahas penguatan ekonomi maritim, ada
baiknya kita memahami apa yang dimaksud dengan ekonomi maritim dan kelautan terlebih
dahulu. Berikut pembahasannya.

 Ekonomi Maritim dan Kelautan


Ekonomi maritim atau maritime economy adalah kegiatan ekonomi yang mencakup transportasi
laut, industri galangan kapal dan perawatannya, pembangunan dan pengoperasian pelabuhan
beserta industri dan jasa terkait. Contohnya adalah: jasa penyeberangan antarpulau menggunakan
kapal laut, dan usaha pembuatan kapal hingga perawatannya.

Sementara itu, ekonomi kelautan atau marine economy adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan
di wilayah pesisir dan lautan serta di darat yang menggunakan sumber daya alam (SDA) dan
jasa-jasa lingkungan kelautan untuk menghasilkan barang dan jasa. Contohnya adalah: nelayan
yang mencari ikan, pengawetan ikan di pantai, dan usaha budidaya rumput laut.

 Penguatan Ekonomi Maritim


Penguatan ekonomi maritim di Indonesia dapat memperkuat komoditas ekspor yang kita miliki.
Sebab, sektor ini merupakan salah satu penghasil komoditas unggulan di Indonesia. Menurut
Tim Kemdikbud (2017, hlm. 167) upaya peningkatan ekonomi maritim meliputi mengenali:
potensi maritim Indonesia, hambatan pembangunan ekonomi maritim, dan upaya pengembangan
ekonomi maritim Indonesia.

 Potensi Ekonomi Maritim Indonesia


Sekitar 75% dari total wilayah Indonesia terdiri dari wilayah lautan. Berdasarkan Statistik
Perikanan Tahun 2012 dari Food and Agriculture Organization (FAO), Indonesia merupakan
negara peringkat kedua dalam produksi perikanan tangkap. Indonesia juga merupakan negara
kedua dalam hal banyaknya jumlah kapal yang dimiliki setelah Tiongkok.

Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2010), terdapat 108 kawasan konservasi perairan
dengan luas 15,78 juta ha, yang diharapkan dapat meningkat menjadi 20 juta ha pada tahun 2020.
Beberapa daerah memiliki keindahan bawah laut yang sudah sangat mendunia dan menjadi spot
menyelam yang wajib dikunjungi para penyelam (divers), seperti Bunaken (Sulawesi Utara),
Raja Ampat (Papua Barat), Labuan Bajo, dan Wakatobi.
Dengan kekayaan laut yang sangat banyak, ironisnya pembangunan ekonomi nasional masih
belum memberikan dampak positif yang kuat terhadap kesejahteraan masyarakat. Gambaran
nyata kondisi ini sejalan dengan pengelolaan sektor kelautan belum digarap dengan penuh
perhatian dan kemauan.

Hal ini terlihat pada potret sebagian besar nelayan Indonesia yang masih bergelut dengan
kemiskinan, padahal produksi perikanan terus meningkat. Daya saing domestik yang lemah
menyebabkan kegiatan pengangkutan (transportasi laut) maupun eksploitasi sumber daya
mineral di wilayah perairan nasional masih lebih banyak dilakukan oleh pihak asing.

 Upaya Peningkatan Ekonomi Maritim


Lalu apa yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan potensi ekonomi maritim di Indonesia?
Salah satunya adalah dengan menelaah kegiatan ekonomi yang tengah terjadi dan mencari tahu
penyebabnya. Pandangan ekonomi paling sederhana memberikan tuntunan tentang bagaimana
suatu perkonomian dapat bekerja dengan baik dari tiga kondisi dasar dalam bentuk pertanyaan,
yaitu:

1. Apa yang harus diproduksi?


2. Bagaimana berproduksi? dan
3. Untuk siapa diproduksi?
Jawaban dari kombinasi ketiga pertanyaan tersebut dapat dikaitkan dengan kemampuan
Indonesia sebagai negara kepulauan, terutama membahas apakah pembangunan yang dilakukan
telah menempatkan sektor kelautan sebagai modal pembangunan yang unggul.

Produksi sektor kelautan secara kuantitatif barangkali tidak mengalami masalah walaupun
seringkali terdapat kesenjangan antara potensi dan realisasi.

Kekalahan dalam kompetisi ekonomi berbasis maritim juga terjadi di sektor industri dan jasa
kelautan mulai dari hulu maupun hilir. Pengembangan dan peningkatan ekonomi maritim
diharapkan mampu memenuhi harapan yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia
dan memaksimalkan potensinya yang sebenarnya sangat kaya.

 Kondisi Ekonomi Maritim di Indonesia dan Negara-Negara ASEAN


Sebelumnya telah dipaparkan bahwa ironisnya kondisi ekonomi maritim dan kelautan di
Indonesia masih belum maksimal. Keprihatinan terhadap sektor kelautan Indonesia
mengharuskan adanya kebijakan strategis untuk mempercepat pengembangan keunggulan di
berbagai sub-sektor kelautan.

Pembangunan ekonomi maritim harus mampu menjadikan kekayaan potensi kemaritiman


sebagai landasan untuk mengadakan ketersediaan infrastruktur yang berkualitas. Dengan
demikian, iklim bisnis dan investasi maritim yang baik akan berkembang.

Pembangunan ekonomi maritim akan membawa industri pada kebutuhan akan sumber daya
manusia kemaritiman dan inovasi teknologi yang berbasis pada pendidikan kemaritiman yang
unggul dan modern. Ya, Iptek memang sangat mempengaruhi bidang ini pula.
Jika proses di atas dapat berlangsung, maka pembangunan ekonomi maritim dipastikan akan
dapat membawa masyarakat ke arah kemakmuran. Menurut Tim Kemdikbud (2017, hlm. 172)
pembangunan di bidang kelautan Indonesia diarahkan untuk mencapai empat tujuan, yakni:

 Pertumbuhan ekonomi tinggi secara berkelanjutan.


 Peningkatan kesejahteraan seluruh pelaku usaha, khususnya para nelayan, pembudidaya
ikan, dan masyarakat kelautan lainnya yang berskala kecil.
 Terpeliharanya kelestarian lingkungan dan sumber daya kelautan.
 Menjadikan laut sebagai pemersatu dan tegaknya kedaulatan bangsa.
Selanjutnya, kondisi ekonomi maritim dapat dilihat dari berbagai subsektornya. Berikut adalah
kondisi ekonomi maritim di Indonesia dilihat dari berbagai sektornya.

 Sektor Pelayaran
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, industri pelayaran merupakan infrastruktur dan
tulang punggung kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun dalam realita, industri pelayaran
nasional saat ini dalam kondisi belum begitu baik.

Ditinjau dari segi daya saing, pangsa muatan armada kapal nasional masih tergolong rendah.
Industri galangan kapal, yang sebenarnya sangat strategis karena mempunyai rantai hulu-hilir
yang panjang, hingga saat ini belum berkembang.

Sistem pelabuhan di Indonesia saat ini hanya berperan sebagai cabang atau ranting dari
Singapura atau pelabuhan luar negeri lainnya. Pelayanannya masih belum efisien dan belum
produktif. Daya saing sumber daya manusia di sektor pelayaran masih relatif rendah.

 Sektor Perikanan
Potensi sektor perikanan Indonesia sangat besar dan sepantasnya Indonesia menjadi negara
industri perikanan terbesar di Asia. Namun demikian, kontribusi sektor perikanan terhadap
pendapatan nasional masih rendah. Pertambahan kawasan budidaya perikanan pun masih sangat
kurang.

 Sektor Pariwisata Bahari


Pengembangan pariwisata bahari diyakini dapat dapat menghasilkan efek berganda (multiplier
effect) yang dapat: menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, serta
mendatangkan wisatawan yang berasal dari luar negeri (devisa).

Selain itu, pengembangan pariwisata bahari mempunyai dampak positif untuk tumbuh-
bangkitnya jiwa dan budaya bahari. Hal tersebut dapat memberikan efek berganda dalam
mendorong terwujudnya negara maritim yang tangguh. Namun lagi-lagi sayangnya, hingga saat
ini pariwisata bahari belum berkembang dengan optimal di Indonesia.

Sementara itu ekonomi maritim di wilayah Asia Tenggara dalam kurun waktu 10-15 tahun
terakhir telah mengalami perubahan yang sangat mendasar. Keadaan ini tidak terlepas dari
pengaruh lingkungan strategis dimana fenomena maritim dunia telah muncul dan menjadi
tantangan nyata bagi negara-negara, khususnya negara yang memiliki wilayah teritorial berupa
laut.

Kawasan Asia tenggara lebih banyak dibatasi oleh wilayah perairan, dimana batas negaranya pun
masih saling tumpang tindih dengan negara lain. Laut merupakan tempat penggalian sumber
daya alam yang dapat digunakan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa perikanan merupakan sektor ekonomi andalan di negara ASEAN.

 Strategi dan Kebijakan Pengembangan Ekonomi Maritim di Indonesia


Strategi dan kebijakan pengembangan ekonomi maritim di Indonesia sangat diperlukan
mengingat besarnya potensi ekonomi maritim yang kita miliki. Pada tahun 2014, kontribusi
seluruh sektor kelautan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hanya sekitar 20%. Padahal,
negara-negara dengan potensi kekayaan laut yang lebih kecil daripada Indonesia, seperti
Islandia, Norwegia, Jepang, Korea Selatan, Thailand dan Tiongkok, yang kontribusi bidang
kelautannya rata-rata sudah di atas 30 persen PDB.

Beberapa strategi kebijakan pengembangan ekonomi maritim di Indonesia meliputi beberapa hal
di bawah ini.

1. Pembangunan Berbasis Kelautan


Kebangkitan ekonomi kelautan Indonesia ditandai dengan perubahan paradigma pembangunan
nasional, dari pembangunan berbasis daratan (land-based development) menjadi pembangunan
berbasis kelautan (ocean-based development). Hal ini akan memacu berbagai produk kebijakan
publik, infrastruktur, dan sumber daya finansial yang terintegrasi menunjang pembangunan
kelautan.

Melalui perubahan basis pembangunan dari basis daratan ke lautan, maka pelabuhan, armada
pelayaran (transportasi laut) akan lebih maju dan efisien. Semua produk dari pertanian tanaman
pangan, hortikultur, perkebunan, kehutanan, peternakan, bahan tambang dan mineral, dan
manufaktur akan lebih berdaya saing karena biaya logistik akan lebih murah dan pergerakan
barang lebih cepat.

2. ASEAN Connectivity
Bentuk kebijakan lain di bidang ekonomi maritim adalah dalam menyambut ASEAN
Connectivity, Indonesia menyiapkan lima pelabuhan besar. Lima pelabuhan yang dimaksud
adalah Pelabuhan Belawan di Sumatra Utara, Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, serta
pelabuhan-pelabuhan di Surabaya, Makassar, dan Kalimantan.

Dari 47 pelabuhan yang akan dikembangkan di ASEAN, 14 di antaranya ada di Indonesia.


Indonesia sebetulnya sangat berkepentingan untuk proyek-proyek sea transportation ini. Investasi
pihak swasta dibutuhkan dalam proyek-proyek ASEAN Connectivity ini, khususnya pada
infrastruktur transportasi. Mengingat biaya yang dibutuhkan tidaklah murah.

3. Persiapan Kerangka Regulasi


Selain itu, dalam pengembangan ekonomi maritim, juga telah disiapkan kerangka regulasi yang
sesuai dengan semua pihak. Karena regulasi tiap negara di ASEAN sangat berbeda-beda, maka
diperlukan harmonisasi regulasi. Menjelang pemberlakuan MEA, mengatasi masalah sektor
perikanan menjadi sebuah keharusan.

Kendala kita menghadapi MEA sekarang ini sesungguhnya bukan pada aspek perikanan itu
sendiri tetapi lebih kepada aspek pemberdayaan terutama pemberdayaan nelayan karena nelayan
sebagai pelaku utama perikanan. Jika nelayan tidak juga beranjak dari kemiskinan, maka
produktivitas menangkap ikan menurun, dampaknya pendapatan negara dari sektor ini juga akan
turun.

4. Penguatan Agrikultur di Indonesia


Ekonomi agrikultur adalah upaya peningkatan perekonomian dengan memberdayakan sektor
pertanian. Agrikultur merupakan kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, sumber energi, atau untuk
mengelola lingkungan hidupnya.

Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam agrikultur biasa dipahami orang
sebagai budidaya tanaman, bercocok tanam, atau pembesaran hewan ternak. Padahal, sebetulnya
agrikultur juga dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan
produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti
penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.

 Potensi Agrikultur di Indonesia


Indonesia sebagai salah satu negara yang termasuk dalam wilayah tropis memiliki potensi
pertanian yang sangat baik. Salah satu produk pertanian Indonesia yang berpotensi menjadi
andalan adalah produk pertanian segar dalam bentuk buahbuahan dan sayuran. Produk lain yang
turut menjadi andalan adalah rempah-rempah dan Bahan Bakar Nabati (BBN).

Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang banyak untuk produk
pertanian. Di sektor pertanian, Indonesia memiliki beragam jenis tanaman. Hal ini didukung
kondisi iklim tropis. Di bidang tanaman pangan, Indonesia memiliki tanaman unggul, seperti
padi, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, dan berbagai varietas yang lain.

Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan signifikan bagi perekonomian Indonesia.
Sektor pertanian menyerap 35.9% dari total angkatan kerja di Indonesia dan menyumbang 14.7%
bagi pendapatan nasional Indonesia (BPS: 2012). Fakta tersebut menguatkan pertanian sebagai
megasektor yang sangat vital bagi perekonomian Indonesia.

 Peran Agrikultur di Indonesia


Hingga kini, sebagian besar masyarakat Indonesia bermatapencaharian sebagai petani. Oleh
karena itu pertanian atau agrikultur merupakan sektor primer dalam perekonomian Indonesia.
Sektor ini merupakan sektor penting untuk menyumbang hampir setengah dari perekonomian.

Selain itu, agrikultur juga berperan sebagai penghasil devisa negara melalui ekspor.
Pembangunan sektor agrikultur Indonesia sampai saat ini masih belum dapat memberikan
sumbangan yang tinggi jika dilihat dari tingkat kesejahteraan pelaku sektor dan kontribusinya
pada pendapatan nasional.
Pembangunan agrikultur di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional.
Menurut Tim Kemdikbud (2017, hlm. 177) Pembangunan agrikultur atau pertanian di Indonesia
mempunyai peranan penting sebagai berikut:

 potensi sumber daya alam yang besar dan beragam,


 pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar,
 besarnya pangsa terhadap ekspor nasional,
 besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini,
 perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di
pedesaan.

 Hambatan Pengembangan Agrikultur di Indonesia


Potensi pertanian Indonesia besar, namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar
petani kita masih banyak yang tergolong miskin. Hal tersebut terjadi tidak lepas dari hambatan
yang ada. Menurut Tim Kemdikbud (2017, hlm. 177) hambatan pengembangan agrikultur di
Indonesia, antara lain sebagai berikut.

 Skala usaha pertanian pada umumnya relatif kecil;


 Modal yang terbatas;
 Penggunaan teknologi yang masih sederhana;
 Sangat bergantung dan dipengaruhi musim;
 Pada umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga;
 Akses terhadap kredit, teknologi, dan pasar masih rendah;
 Pasar hasil pertanian sebagian besar dikuasai oleh pedagang-pedagang besar sehingga
akan merugikan petani;
 Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian;
 Kurangnya penyediaan benih yang bermutu bagi petani.

 Strategi Pengembangan Agrikultur di Indonesia


Tentunya pengembangan agrikultur membutuhkan strategi yang tepat agar bisa terwujud dengan
baik. Beberapa strategi yang dapat dilakukan pemerintah dalam mengembangkan agrikultur di
Indonesia antara lain:

 Ekofarming,
strategi ekofarming merupakan peningkatan sistem budidaya di sektor pertanian yang
ramah lingkungan dan terintegrasi dengan kearifan lokal di setiap daerah di Indonesia.
 Distribusi Pupuk Secara Merata,
langkah yang ditempuh dalam strategi ini adalah petani diminta menjumlahkan
kebutuhan pupuk untuk kebutuhan tanamnya per hektar selama satu tahun. Dengan cara
ini pemerintah akan dapat mengetahui kebutuhan pupuk selama satu tahun sehingga
dapat menyediakan stok pupuk sesuai dengan kebutuhan petani.
 Perbaikan Irigasi,
pertanian yang berhasil tidak lepas dari baiknya sistem irigasi yang diterapkan. Oleh
karena itu, pemerintah mengusahakan keterjaminan ketersediaan air untuk pertanian
dengan perbaikan atau pengadaan irigasi yang baik.
Beberapa strategi lain yang dapat dilakukan di sektor agrikultur/pertanian adalah:

 melakukan pembangunan dan perbaikan berbagai sarana pendukung sektor pertanian,


 pembukaan lahan baru sebagai tempat yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru
bagi masyarakat Indonesia,
 meningkatkan mutu sumber daya manusia yang mampu memberikan konsultasi bagi
petani dalam meningkatkan produktivitasnya.
LAMPIRAN BAHAN AJAR XI - XV

Pendistribusian Kembali (Redistribusi) Pendapatan Nasional

Pendapatan di Indonesia belum dapat terdistribusi secara optimal. Selisih besaran pendapatan
yang diterima masyarakat kelas atas dan kelas bawah masih besar. masalah seperti ini tidak bisa
dibiarkan karena akan menimbulkan dampak negatif, antara lain terjadinya kriminalitas,
kemiskinan ataupun narkoba. Oleh karena itu, diperlukan pendistribusian pendapatan dalam
masyarakat secara adil. 

1.   Pengertian Redistribusi Pendapatan.


Redistribusi (pendistribusian kembali) pendapatan adalah pendistribusian kembali pendapatan
masyarakat kelompok kaya kepada masyarakat kelompok miskin, baik yang berasal dari pajak
ataupun pungutan – pungutan lain. Redistribusi pendapatan dilakukan sebagai salah satu bentuk
jaminan sosial yang dilakukan negara kepada masyarakat. Jaminan sosial bukanlah pengeluaran
public yang sia – sia, melainkan sebuah bentuk investasi sosial yang menguntungkan dalam
jangka panjang yang dilandasi dua pilar utama, yakni redistribusi pendapatan dan solidaritas
sosial. redistribusi pendapatan dapat berbentuk vertical dan horizontal.

a.   Retribusi Vertikal.
Retribusi Vertikal menunjuk pada transfer uang dari orang kaya ke orang miskin. Disini, jaminan
sosial merupakan bentuk dukungan warga masyarakat yang kuat kepada warga masyarakat yang
lemah secara ekonomi.

b.   Retribusi Horizontal.
Retribusi Horizontal adalah transfer uang “antar – kelompok”, yaitu dari kelompok satu ke
kelompok lain. contohnya, dari laki – laki ke perempuan, dari orang dewasa kepada anak – anak,
dari remaja ke orang tua. Redistribusi Horizontal dapat pula bersifat “antar – pribadi”, yakni dari
satu siklus kehidupan seseorang ke siklus lainnya. Jaminan sosial pada hakikatnya merupakan
dukungan finansial yang diberikan kepada anak – anak yang kelak membayarnya manakala
sudah dewasa, yang diberikan kepada orang sakit yang membayarnya manakala sehat atau yang
diberikan kepada para pensiunan yang telah mereka bayar pada saat masih bekerja.

2.   Program Redistribusi untuk Pemerataan Distribusi Pendapatan di Indonesia.


Dalam rangka mewujudkan program redistribusi pendapatan di Indonesia untuk dapat
memeratakan pembangunan, pemerintah telah melakukan beberapa strategi antara lain dengan
merealisasikan beberapa program pemerintah.

Program – program pemerintah tersebut dapat diaplikasikan pada program – program


berikut ini :

a.    Program Pemberian Jaminan Akses Kebutuhan Dasar bagi Rakyat Bawah.


Langkah awal dalam upaya pemerataan pendapatan di masyarakat adalah dengan memenuhi
kebutuhan rakyat terlebih dahulu. Kebutuhan tersebut adalah mencakup kebutuhan dasar
(sandang, pangan, papan), akses kesehatan dan pendidikan.
Strategi pemenuhan kebutuhan dasar rakyat yang dilakukan pemerintah diantaranya Bantuan
Langsung Tunai (BLT) untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari rakyat, Bantuan Tunai
Bersyarat (BTB) atau disebut juga Program Keluarga Harapan (PKH), Jaminan Sosial (social
security), Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Beasiswa untuk memenuhi akses pendidikan
bagi mereka yang kurang mampu, serta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) untuk
memenuhi kebutuhan akan kesehatan yang gratis.

b.   Program Kredit Lunak dan Penjaminan Kredit Berbasis Komunitas.


Pada tanggal 5 November 2007 telah diresmikan program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Kebijakan ini tentunya merupakan angina segar yang sudah lama ditunggu oleh masyarakat,
khususnya usaha mikro dan usaha kecil.
Dengan kebijakan KUR, UMKM akan terhindar dari kendala aturan – aturan perbankan yang
menyulitkan mereka untuk mendapatkan pinjaman modal dari lembaga keuangan formal (LKF)
karena dalam program KUR pemerintah telah menitipkan uang (yang berasal dari APBN)
sebesar Rp. 1,4 Triliun pada lembaga penjaminan. Harapannya, bank – bank nasional yang
dilibatkan dalam program tersebut akan mampu memberikan pinjaman kepada UMKM.
Kebijakan ini diharapkan dapat membantu masyarakat golongan menengah ke bawah sehingga
dapat menjadi wirausaha yang mandiri serta membantu mengurangi presentase penduduk miskin
di Indonesia.

c.    Pengembangan Usaha atau Industri Kecil.


Ada beberapa alasan mengapa usaha kecil perlu dikembangkan, yaitu

1.   Usaha kecil menyerap banyak tenaga kerja. 


Berkembangnya usaha kecil menengah akan menimbulkan dampak positif terhadap peningkatan
jumlah tenaga kerja serta pengurangan jumlah kemiskinan.

2.   Pemerataan dalam distribusi pembangunan.  


Lokasi UKM banyak dipedesaan dan menggunakan sumber daya alam local. Dengan
berkembangnya UKM, terjadi pemerataan dalam distribusi pendapatan dan juga pemerataan
pembangunan sehingga akan mengurangi diskriminasi spasial antara kota dan desa.

3.   Pemerataan dalam distribusi pendapatan.


UKM sangat kompetitif dengan pola pasar hampir sempurna, tidak ada monopoli dan mudah
dimasuki. Pengembangan UKM yang melibatkan banyak tenaga kerja pada akhirnya akan
mempertinggi daya beli. Hal ini terjadi karena pengangguran berkurang dan adanya pemerataan
pendapatan yang pada gilirannya akan mengentaskan kemiskinan.

Upaya pemerintah dalam melaksanakan pemberdayaan UMKM melalui penerapan PNPM


Mandiri Pedesaan (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) merupakan salah satu
mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam upaya
mempercepat pemerataan pendapatan, penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan
kerja di wilayah pedesaan. Program ini dilakukan untuk lebih mendorong upaya peningkatan
kualitas hidup, kesejahteraan dan kemandirian masyarakat di pedesaan.

d.   Pemerintah Bekerja Sama dengan Swasta Lokal dan Asing untuk Menjalankan Program
Corporate Social Responsibility (CSR).
Dengan adanya program pemerintah yang bekerja sama dengan swasta local dan asing untuk
menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR), diharapkan golongan masyarakat
bawah, buruh dan usaha – usaha bisa mendapatkan kesempatan untuk ikut dalam kegiatan
ekonomi yang produktif secara keseluruhan, bukan hanya segelintir pengusaha yang mendapat
perlakuan khusus (Corner of Previledge). untuk keperluan tersebut, pemerintah hendaknya
melaksanakan prinsip tanggung jawab sosial yang menjadi tumpuan dan jaminan bahwa segenap
lapisan masyarakat secara keseluruhan bisa menikmati hasil – hasil pembangunan ekonomi yang
tengah dilakukan.

Untuk itu, pemerintah harus mampu bekerja sama dengan swasta local dan asing untuk
menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR). bahkan kalau perlu, mewajibkan
persentase laba bersih tertentu perusahaan untuk kegiatan CSR melalui pola bapak angkat dalam
kegiatan ekonomi. CSR selanjutnya dapat dijadikan sebagai salah satu indicator tanggung jawab
sosial untuk membantu mengembangkan dunia usaha kecil menengah dan koperasi. Program ini
menjadikan CSR sebagai tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan untuk tetap
menciptakan hubungan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan
budaya masyarakat setempat.

e.   Pemerintah Konsisten dalam Mewujudkan Kebijakan Penegakan Hukum dan Keadilan


Ekonomi.
Dalam hubungan ini, peran pemerintah sangatlah besar sebagai pembuat strategi dan kebijakan –
kebijakan dalam menciptakan pembagian pendapatan di golongan masyarakat yang lebih merata
dan berperan serta secara aktif dalam pelaksanaan program pemerataan pendapatan di
masyarakat, serta secara konsisten mewujudkan penegakan hukum sehingga dunia usaha
nasional dan asing dapat melakukan usaha secara berkesinambungan untuk menciptakan
lapangan kerja secara luas demi terciptanya pemerataan pendapatan. Hukum dan keadilan
ekonomi yang tidak mendiskriminasikan golongan miskin merupakan modal awal sehingga
kebijakan retribusi yang diambil pemerintah menjadi efektif untuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan ketimpangan pendapatan yang ada di Indonesia.

3.    Beberapa Alternatif Praktik Redistribusi Pendapatan di Indonesia.


Pemerintah sebagai pembuat kebijakan telah mengusahakan beberapa hal terkait dengan
alternative pendistribusian pendapatan, yaitu sebagai berikut :

a.      Subsidi.
Dalam rangka pendistribusian pendapatan, pemerintah berupaya untuk mendorong usaha kecil
dan menengah agar tetap hidup dan memiliki daya saing. Maka dari itu, pemerintah memberikan
subsidi baik berupa potongan harga ataupun memberikan tambahan modal kepada produsen.
Subsidi pupuk dari pemerintah kepada petani dimaksudkan supaya petani dapat menekan biaya
produksi. Dengan harga pupuk yang lebih rendah, diharapkan para petani dapat menjual hasil
pertanian dengan harga yang lebih rendah sehingga dapat bersaing. Subsidi BBM diperuntukkan
bagi kalangan menengah ke bawah. Pemberian subsidi bahan bakar ini diharapkan dapat
menekan beban biaya transportasi masyarakat.
b.      Pengenaan Pajak.
Selain pemberian subsidi, cara lain yang digunakan pemerintah untuk mendistribusikan
pendapatan adalah dengan pengenaan pajak. Terdapat banyak jenis pajak di Indonesia, antar lain
Pajak Penghasilan, Pajak Kendaraan Bermotor, pajak terhadap barang mewah, dan sebagainya.
Contohnya seseorang yang membeli mobil mewah dari luar negeri dikenakan pajak sebesar 10
dari harga barang mewah tersebut. Pajak penghasilan adalah pajak yang dibayarkan oleh
seseorang yang sudah berpenghasilan dengan batas minimal penghasilan sebesar angka yang
telah ditentukan pemerintah. Pajak kendaraan bermotor biasanya satu paket dengan perpanjangan
masa berlaku STNK.

Pajak merupakan sumber penerimaan terbesar negara. Berbagai proyek pemerintah dibiayai dari
hasil pembayaran pajak dari masyarakat. Pemberian subsidi kepada masyarakat juga berasal dari
pendapatan pajak. Dengan demikian, pajak dan subsidi merupakan alat utama dalam
pendistribusian pendapatan. Pajak merupakan sejumlah uang tunai yang dibayarkan oleh rakyat
kepada negara yang sifatnya dapat dipaksakan berdasarkan undang – undang. Pajak yang
diterima pemerintah digunakan untuk membiayai pembangunan dan hasil pembangunan inilah
yang akan kembali ke rakyat. 

Anda mungkin juga menyukai