NPM : 0322049
JURUSAN : S1 (ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL)
MATA KULIAH : PENGANTAR ILMU EKONOMI
DOSEN : Dr.H.SYAFARMAN,SE.M.Si
SOAL
Pada hukum permintaan, ada elastisitas harga yang terjadi karena permintaan bervariasi
sesuai dengan sifat komoditi tersebut. Biasanya elastisitas harga permintaan barang-barang
kebutuhan pokok seperti garam, gula, beras, dan lain sebagainya.
Adanya perubahan harga komoditas tersebut tidak akan mempengaruhi permintaan karena
konsumen akan tetap membeli komoditas tersebut meski ada perubahan harga. Sebaliknya
elastisitas harga terhadap permintaan barang mewah seperti emas, smartphone, televisi,
kendaraan bermotor, dan lain sebagainya lebih besar daripada satu kesatuan.
Artinya, sedikit perubahan harga komoditas mewah tersebut berdampak besar pada
permintaan pembeli. Sementara elastisitas harga permintaan tersier di atas merupakan satu
kesatuan yang mengimplikasikan perubahan permintaan yang proporsional karena adanya
perubahan harga.
2.Ketersediaan barang pengganti
Adanya barang substitusi atau barang pengganti di pasar dengan harga wajar akan
mempengaruhi adanya permintaan yang elastis. Barang pengganti biasanya mengacu pada
barang yang dapat digunakan di tempat lain seperti teh, kopi, biskuit, dan lain sebagainya.
Pada ketersediaan barang di atas, maka akan mengalami sedikit penurunan harga satu
barang pengganti yang menyebabkan lebih banyak permintaan untuk barang tersebut.
Akhirnya, permintaan barang akan menjadi elastis.
Misalnya jika harga teh turun, maka orang akan membeli lebih banyak teh daripada
membeli kopi yang biasanya mereka beli dan permintaan kopi akan lebih sedikit.
Sementara itu, barang tanpa substitusi memiliki permintaan yang tidak elastis.
3.Barang dengan penggunaan berbeda
Barang yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan mengandung permintaan elastis
pada hukum permintaan. Adanya kenaikan harga di suatu komoditas menyebabkan
penurunan penggunaan komoditas.
Misalnya susu yang digunakan untuk membuat keju, teh, yogurt, roti, dan masih banyak
lagi. Ketika harga susu dinaikkan, maka akan digunakan untuk tujuan minum saja dan
permintaan untuk keperluan lain yang kurang penting akan menurun drastis.
4.Pendapatan konsumen
Komoditas yang harganya tinggi seperti barang tersier memiliki permintaan tidak elastis.
Adanya perubahan harga pada barang tersier menyebabkan sedikit perubahan permintaan.
Sementara itu, barang yang harganya sedang seperti pakaian dan alat elektronik biasa
memiliki permintaan elastis dan terjadi perubahan yang berdampak besar terhadap
permintaan.
6. Jangka waktu
Hukum permintaan juga dipengaruhi jangka waktu tertentu. Jika jangka waktunya lebih
pendek, maka tidak elastis. Jika jangka waktunya panjang, maka permintaannya akan
elastis.
Hal ini tergantung selera, preferensi, dan kebiasaan konsumen yang bisa berubah dalam
jangka panjang.
7. Permintaan peak dan off-peak
Permintaan komoditas saat waktu sibuk atau peak menjadi tidak elastis. Sebaliknya, jika
tidak sibuk atau off-peak akan lebih elastis. Biasanya pola ini berlaku untuk transportasi dan
fasilitas akomodasi.
Mengapa kurva permintaan berbentuk menurun dri kiri atas ke kanan bawah
karena berdasarkan hukum permintaan berbunyi jumlah produk yang diminta berbanding
terbalik dengan harga, artinya jika harga barang naik maka jumlah permintaannya akan turun
dan sebaliknya. Akibat dari adanya hukum permintaan tersebut kurva permintaan menjadi
miring dari kiri atas ke kanan bawah, sehingga kurva permintaan dikatakan mempunyai
kemiringan negatif, karena variable – variable yang bekerja dalam pemintaan bekerjanya
berlawanan arah.
3. Harga
Harga merupakan faktor pendukung pertama dalam suatu penawaran. Jika tidak ada harga,
penjual atau produsen pasti bingung untuk melakukan penawaran. Semakin tinggi harga suatu
barang atau jasa, maka produsen atau perusahaan akan melakukan penawaran barang dengan
jumlah lebih banyak, begitu pula sebaliknya.
4. Harga dan ketersediaan barang sejenis sebagai pengganti
Jika suatu barang (barang utama) mengalami kenaikan harga, maka konsumen akan mencari
alternatif lain, sebagai pengganti pemenuhan kebutuhan akan barang utama. Karena biasanya
barang pengganti akan memiliki harga yang relatif lebih murah, dibanding harga barang
utama.
5. Biaya produksi
Untuk dapat melakukan produksi, seorang produsen memerlukan modal untuk membiayai
produksinya (bahan baku, gaji karyawan dan lainnya). Jika biaya produksi meningkat, maka
harga barang akan menjadi tinggi. Akibatnya, barang yang ditawarkan jumlahnya hanya
sedikit.
6. Waktu produksi
Waktu produksi berpengaruh terhadap ketersediaan barang. Penawaran akan terjadi, ketika
barang yang ditawarkan dapat diprediksi akan tersedia dalam tenggang waktu tertentu.
Biasanya ketersediaan barang ini bergantung pada seberapa lama waktu produksi yang
diperlukan.
7. Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi membantu mempermudah produsen dalam menyediakan barang maupun
jasa. Pemanfaatan teknologi dapat mempersingkat waktu produksi, meningkatkan kualitas
produksi, meningkatkan kapasitas produksi, dan biaya produksi dapat ditekan.
8. Kebijakan pemerintah
Setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai peningkatan produksi dalam negeri,
guna mengurangi impor, hal ini mendorong para petani untuk meningkatkan jumlah dan
kualitas panen atau meningkatkan jumlah dan kualitas produksi (produsen barang dan jasa).
Mengapa kurva penawaran berbentuk naik dari kiri bawah ke kanan atas
Sesuai dengan Hukum Penawaran (The law of supply), dimana jika harga (price) naik maka
penawaran terhadap suatu barang (quantitas) akan naik, begitu sebaliknya.
Karna price level (harga) naik sejajar sumbu vertikal, sedangkan quantitas(barang) semakin
ke kanan dari sumbu horizontal smakin besar/naik
JAWAB :
Ceterus paribus adalah istilah dalam bahasa Latin, yang secara harafiah dalam bahasa
Indonesia dapat diterjemahkan sebagai “dengan hal-hal lainnya tetap sama“, dan dalam
bahasa Inggris biasanya diterjemahkan sebagai “all other things being equal.”
Dalam ilmu ekonomi, istilah ceteris paribusseringkali digunakan, yaitu sebagai suatu asumsi
untuk menyederhanakan beragam formulasi dan deskripsi dari berbagai anggapan ekonomi.