Rehabilitasi Gedung
Provinsi Kalimantan Barat
Uraian Pendahuluan
1. Latar Belakang Program Swasembeda Pangan saat ini mempunyai penekan dan
prioritas pembangunan. Penetapan prioritas ini didasarkan pada
rencana pembangunan yang berkesenimbungan serta evaluasi
pada rencana pembangunan sebelumnya, sehingga pencapaian
tujuan masyarakat yang adil dan makmur dapat terwujud dan
tercapai sesuai dengan sasaran yang dicita citakan oleh
masyarakat pemerintahan.
Dengan semakin pesatnya pertumbuhan penduduk akan
membawa dampak beralih fungsinya lahan pertanian. Ini akan
menghambat pencapaian program pemerintah di sektor
ketahanan pangan. Maka perlu adanya upaya untuk
mengantisipasi alih fungsi lahan pertanian sekaligus
meningkatkan produksi pertanian tanaman pangan dengan cara
memperluas lahan irigsi baru selalu dievaluasi dan di
kembangkan untuk lahan pertanian , guna pencapaian program
pemerintah di sektor ketahan pangan .
Pengembangan lahan pertanian secara terpadu dan menyeluruh
dilakukan dengan perencanaan detail desain irigasi , ketersediaan
air pertanian dalam rangka meningkatkan pendapatan petani dan
mendukung ketahanan pangan nasional , khususnya untuk
keperluan konsumsi lokal dan mengimbangi peningktan jumlah
penduduk di kalimantan barat dan khususnya di Kabupaten
Kayong Utara pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Dan Hortikultura, melaksanakan kegiatan
pembangunan jaringan irigasi tersier di kecamatan pulau maya .
kegiatan tersebut di arahkan untuk mendukung upaya upaya
pemerintah dalam ranga ketersediaan pangan dan peningkatan
pendapatan petani untuk mendukung kegiatan pengentasan
kemiskinan.
Data Penunjang1
7. Data Dasar Data dasar yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
konsultansi ini dapat menggunakan data yang ada di Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat atau dapat
menggunakan data dari instansi lain yang terkait.
Ruang Lingkup
11. Lingkup Kegiatan Untuk mencapai sasaran di atas, ruang lingkup pekerjaan
Perencanaan Pembangunan Jaringan irigasi Tersier di
Kecamatan Pulau Maya Kabupaten Kayong Utara secara
garis besar adalah sebagai berikut :
1) Pengumpulan Data
Pengumpulan data daerah yang berpotensi banjir harus
dilakukan oleh Konsultan dengan mengumpulkan data-data
atau literatur mengenai daerah di wilayah sungai Kabupaten
Sambas yang sungainya berpotensi sering banjir, dengan
melakukan kegiatan yang diperlukan dalam pekerjaan yang
dilaksanakan, antara lain :
o Data Hidrologi
o Data Sosek
o Data Klimatologi
o Peta DAS Skala 1: 250.000
o Peta Topografi skala 1 : 50.000
o Peta Genangan Banjir, Luas, Lama Genangan serta
kedalaman Banjir yang pernah terjadi.
o Data Kerugian akibat banjir serta Laporan–laporan studi
terdahulu.
1. Referensi Ketinggian :
Untuk Referensi ketinggian pada lokasi yang diukur
agar dibuatkan titik tetap BM ( Bench Mark ) setiap
sungai 2 (dua) buah BM dan diantara BM tersebut
dibuat titik bantu atau Patok Control Point (CP) yang
terbuat dari bahan pipa paralon dicor beton, dengan uk.
Pipa Ø 3” panjang 1 m dan elevasinya telah diikatkan
pada BM yang ada atau pada datum pengamatan
pasang surut/laut terdekat.
2. Pemasangan Patok CP dan Patok Kayu :
- Patok CP dipasang pada setiap titik kontrol
ketinggian yang di perlukan untuk dasar pengukuran
awal.
- Patok CP harus ditempatkan pada lokasi yang aman
dan tidak tersembunyi serta tempat tersebut tidak
mudah longsor.
- Patok Bantu terbuat dari kayu dengan ukuran 4/6 cm
dan panjang 50 cm, bagian atas dicat merah dan
diberi nomor patok.
3. Pengukuran Situasi :
Pengukuran situasi sungai dimulai dan diakhiri pada
patok poligon kerangka dasar dan digambarkan
dengan interval ketinggian (kontur) 50 cm.
4. Pengukuran Water Pass (Sipat Datar) :
- Pengukuran Water Pass dimaksud untuk
menentukan elevasi patok-patok tetap dan patok-
patok kayu yang telah dipasang.
- Jalur pengukuran Water Pass harus merupakan
jalur yang tertutup dengan toleransi kesalahan beda
tinggi 13 √ D dimana D panjang jarak dengan
satuan km.
5. Pengukuran Penampang Memanjang dan Melintang:
- Pengukuran Penampang memanjang dilaksanakan
dengan jarak pengukuran setiap 200 m.
- Jarak antara penampang melintang adalah 200 m
untuk sungai yang lurus sedangkan pada sungai
yang belok diambil jarak 25 m – 50 m.
- Pengukuran penampang melintang harus tegak
lurus dengan as sungai dengan batas pengukuran
penampang melintang masing-masing 100 m ke
arah kanan dan kiri sungai.
- Tampang memanjang dan melintang harus dapat
menunjukan minimal elevasi dasar sungai,
tanggul /bantaran sungai, ketinggian air dan alur
sungai.
- Untuk pengukuran tampang melintang dan
memanjang harus digunakan alat theodolite dan
water pass dan sebelum dipergunakan alat
pengukuran tersebut harus dicek ketelitiannya oleh
Direksi.
12. Keluaran Keluaran yang dihasilkan dari pekerjaan ini adalah buku laporan:
1. Laporan Akhir ( rangkap 3 )
2. Laporan Spesifikasi Teknis dan RAB ( rangkap 3 )
3. Laporan Manual Operasi dan Pemeliharaan (rangkap 3).
4. Laporan – laporan dan Gambar dalam bentuk CD (rangkap
3).
5. Copy gambar Ukuran A3 ( 3 set )
17. Personil
Posisi Kualifikasi
Pendidika Keahlian Pengalama
n n
Tenaga Ahli :
- Team Leader S-1 T. Sipil SKA. Muda Min. 4 Thn
(1 orang) / SDA +
Pengairan SMM
Sub Tenaga Ahli :
- Surveyor D-3 Teknik Ijazah Min. 3 Thn
( 4 orang) Sipil
Laporan
20. Laporan Akhir Laporan Akhir / Final merupakan hasil tentang Perencanaan
Rehabilitasi Gedung yang berdasarkan hasil survey identifikasi
pengukuran lapangan yang sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja
(KAK ). Laporan Akhir harus diserahkan paling lambat pada
tanggal berakhirnya kontrak, sebanyak 3 (Tiga) buku laporan dan
cakram padat ( compact disc ).
22. Alih Pengetahuan Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk
menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka
alih pengetahuan kepada personil proyek/satuan kerja Pejabat
Pembuat Komitmen Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikulturan Provinsi
Kalimantan Barat.
Pontianak, 1 April 2021
PENGGUNA ANGAGRAN