2.2 Tujuan
Mengidentifikasi, meneliti dan mengkaji potensi
pendayagunaan lahan rawa reklamasi,
Merencanakan jaringan reklamasi rawa sesuai
dengan kondisi yang ada untuk menunjang
pengembangan budidaya pertanian yang
berkelanjutan,
Mengidentifikasi kepemilikan lahan, guna
mendukung program yang dicanangkan oleh
pemerintah,
Meneliti, mengkaji kondisi dan fungsi jaringan tata
air yang ada beserta bangunan airnya yang
hubungannya dengan kesesuaian lahan,
Membuat rekumendasi kesesuaian lahan terkini
dengan pola tanam sesuai dengan konsep zona
pengelolaan air,
Mengetahui tingkat kematangan tanah saat ini,
A. TAHAPAN PERSIAPAN.
Tahapan Persiapan meliputi :
1. Persiapan Administrasi
Berkaitan dengan surat tugas, ijin survey dan
pekerjaan surat – menyurat lainnya.
2. Persiapan Teknis.
a. Penyusunan rencana kerja, koordinasi dan
pengarahan tim pelaksanan pekerjaan.
b. Persiapan peralatan dan kelengkapan survey.
c. Pengumpulan data sekunder seperti data iklim,
hidrologi, topografi, tanah dan lain sebagainya
dari studi – studi terdahulu serta peta dasar.
Data – data sekunder yang telah dikumpulkan
dikompilasi untuk memudahkan dalam
memperoleh gambaran mengenai kondisi calon
lokasi penelitian.
d. Menyiapkan kuisioner untuk kegiatan survey
lapangan.
Titik Referensi
Titik referensi adalah benchmark yang terbuat dari beton
yang sebagai titik kontrol dan titik referensi untuk survey
topografi yang sekarang dan yang akan datang, semua
pengukuran koordinat dan elevasi harus merujuk pada titik
referensi tersebut :
o Jika pada lokasi survey sudah terdapat patok BM yang
dapat dijadikan titik referensi yang koordinatnya dan
elevasinya telah diketahui. Elevasi titik referensi
menjadi tinggi referensi proyek atau PRL.
o Jika dilokasi yang disurvey tidak dijumpai patok BM
yang dapat dijadikan titik referensi atau dijumpai BM
namun koordinatnya dan elevasinya tidak diketahui
harus dibuat titik referensi yang dijadikan benchmark
utama yang akan diberi koordinat referensi dengan
pengamatan GPS yang sebaiknya (sangat disarankan)
dipilih menggunakan GPS dengan tingkat ketelitian
yang sangat tinggi (1 cm/km).
o Jika terdapat dua areal survey atau lebih yang terletak
berdekatan satu sama lainnya maka sangat disarankan
agar menggunakan satu PRL yang sama untuk semua
areal survey tersebut.
o Semua registrasi tinggi muka air dari hasil survey
hidrometrik juga akan dinyatakan dalam PRL ini.
o Jika survey hidrometik meliputi registrasi tinggi muka
air jangka panjang dekat muara sungai, maka
hubungan antara PRL dan tinggi laut rata-rata (MSL)
harus dibuat.
Benchmark
Sistem benchmark yang terbuat dari beton dapat
dipergunakan sebagai titik kontrol dan titik referensi untuk
survey topografi yang sekarang dan yang akan datang:
o Lokasi benchmark harus dipertimbangkan dikaitkan
dengan pemetaan kerangka dasar dan posisinya harus
dikaitkan dengan penggunaan mendatang dari
benchmark yang akan dibuat, misalnya untuk
pematokan saluran atau alinyemen tanggul, lokasi
bangunan, dan lain-lain.
o Untuk kebutuhan studi kelayakan kerapatan minimum
sistem benchmark baru harus 4 buah per 500 Ha. Untuk
desain rinci kerapatan minimum sistem benchmark
baru harus 8 buah per 500 Ha. Setiap benchmark baru
yang dipasang harus dilengkapi dengan control point
(CP).
o Benchmark tambahan harus dipasang dekat semua
lokasi yang direncanakan akan dilakukan pencatatan
tinggi muka air.
o Benchmark dan CP harus dipasang pada lokasi yang
aman dan mudah ditemukan.
o Untuk setiap benchmark harus dibuat sketsa situasi
yang memperlihatkan jarak ke benda-benda tetap,
nomor identifikasi benchmark, koordinat dan tanggal
pemasangan.
2. SURVEY HIDROLOGI
Pekerjaan pengumpulan data hidrologi
dimaksudkan untuk mengumpulkan data curah
hujan dan iklim dari terdekat guna dianalisa dan
dievaluasi sesuai dengan kebutuhan perencanaan.
Data-data hidrologi dapat diperoleh dari Dinas
Sumber Daya Air atau BMKG sepanjang data
tersebut tersedia. Sedangkan data-data yang belum
tersedia dapat diperoleh dari instansi terkait lainnya
baik yang ada di daerah maupun yang ada di pusat.
Tabel 2 menyajikan gambaran umum mengenai
tingkat kedalaman survey hidrologi.
Desain
Uraian
Rinci
3. SURVEY HIDROMETRI
Untuk kajian daerah rawa, pengolahan data
hidrologi setidaknya diarahkan untuk memperoleh
informasi tentang kondisi pasang surut, intrusi air
asin dan informasi tentang banjir. Data-data
hidrometri awal dapat diperoleh dari Dinas Sumber
Daya Air atau BMG sepanjang data tersebut
tersedia.
iv. Banjir
Tinggi batas banjir di berbagai tempat di
sepanjang sungai, seperti diberitahukan oleh
penduduk setempat atau diamati dari
perubahan warna tumbuhan, harus
ditetapkan berdasarkan tinggi muka air yang
diamati selama survey.
Lamanya tinggi maksimum permukaan air
sungai dan perkiraan jangkauan pasang
surut selama permukaan air sungai tinggi
dan rendah harus dinilai dari hasil wawancara
dengan penduduk setempat.
4. SURVEY SEDIMENTASI
Saluran primer/navigasi juga berfungsi sebagai
sarana transportasi maka kedalaman saluran harus
tetap terjaga. Salah satu yang mempengaruhi
kedalaman saluran adalah adanya endapan
sediment. Kandungan sedimen dalam air dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu sedimen melayang
(suspended load), sedimen mengendap (bed load),
dan sedimen terapung (wash load). Sedimen
terapung terdiri dari butiran sedimen yang sangat
halus yang berasal dari luar dan tidak mengendap
pada saluran sehingga tidak menimbulkan
permasalahan terhadap saluran.
b. Tes Pit
Ukuran tes pit adalah 1,25 m x 1,25 m dengan
kedalaman sampai dengan 5 meter, pada muka
air tanah dangkal dilakukan dengan pemboran
sampai kedalaman 5 meter pada tes pit ini
diambil contoh tanah terganggu (disturbed).
Hasil penyelidikan tanah adalah deskripsi tanah
berupa log tes pit sebanyak 4 titik serta contoh
tanah terganggu (disturbed sample) untuk
pemadatannya di laboratorium.
c. Tes Permeabilitas
Tes permeabilitas dilakukan sekali per 1,5 – 3
meter dari kedalaman tes pit. Sebagai prinsip,
panjang masing-masing tahap harus kurang dari
5,0 meter dan tahap-tahap selanjutnya harus
dibor setelah tes sebelumnya selesai.
E. PEMBUATAN DESAIN.
Kegiatan pembuatan desain ini berupa rancangan
jaringan tata air untuk pengelolaan air dilahan yang
dapat dikembangkan sesuai dengan tipologi dan
karakteristik lahan serta jenis tanaman yang
dibudidayakan.
Setelah data hasil survei investigasi selesai dianalisa,
hasilnya akan dapat digunakan untuk perencanaan
sistem jaringan reklamasi rawa. System planning
merupakan salah satu bagian keberlanjutan dalam SID
(Survey, Investigation and Design), yang merupakan
proses perencanaan tata guna lahan dan kebutuhan
infrastrukturnya. Sistem planning ini merupakan bagian
utama perencanaan pengembangan rawa, yang
didalamnya menjelaskan tentang hasil analisis
hidrotopografi, analisis hidrologi, analisis tanah
pertanian, analisis agronomi, yang kemudian
dirangkum dalam suatu rencana pengembangan yang
sesuai dengan kebutuhan petani, beserta segenap
sarana tata air, jaringan transportasi berikut tata cara
pengelolaan dan pemeliharaannya. Dengan tetap
memperhatikan kondisi lingkungan lokasi pekerjaan.
Mengetahui,
Perencanaan Umum dan Program