Anda di halaman 1dari 32

ELVIN CHARLES MENDROFA (15 101 145)

DONI HARIANTO (15 101 127)


IBELALA ZEGA (15 101 158)
ROYZA HALIM (15 101 121)
M. NANDA WIRA ANWAR (15 101 144)
JANSEN MULIADI ZEBUA (15 101 160)
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
NOMOR 12/PRT/M/2014
TENTANG
PENYELENGGARAAN SISTEM DRAINASE
PERKOTAAN
Tata cara perencanaan Sistem Drainase Kota

BUKU PANDUAN
SISTEM DRAINASE PERKOTAAN
BEBASIS MASYARAKAT YANG BERWAWASAN LUAS
Tata Cara pembuatan kolam Retensi dan Polder Dengan
saluran-saluran Utama

INTERNET.
Gilang Rupaka's Blog.
(PDF) Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan, Uni. Sam Ratulangi.
(PDF) Drainase Perkotaan TS-437 Kolam Retensi-Detensi, Uni. Katolik Parahyangan.
Video YOUTUBE
DRAINASE PERKOTAAN
Sub Topik :
Pengertian
Latar Belakang
Fungsi Drainase Perkotaan

Konsep Drainase Perkotaan

Tata cara perencanaan Kolam


detensi, kolam retensi Dan sistem
polder

Kesimpulan
PENGERTIAN DRAINASE
Arti Secara Umum
Menurut KBBI :
Drainase adalah 1. pengatusan, 2. penyaluran air; 3 saluran air ;

Menurut WIKIPEDIA Indonesia


Drainase atau pengatusan adalah pembuangan massa air secara alami
atau buatan dari permukaan atau bawah permukaan dari suatu tempat.
Pembuangan ini dapat dilakukan dengan mengalirkan, menguras,
membuang, atau mengalihkan air.
Menurut SK menteri PU nomor 239 tahun 1987 Drainase adalah :
Jaringan pembuangan air yang berfungsi mengeringkan bagian-
bagian wilayah administrasi kota dan daerah urban dari
genangan air, baik dari hujan lokal maupun luapan sungai yang
melintas di dalam kota.
KESIMPULAN

Drainase Perkotaan :
Sistem drainase dalam wilayah administrasi kota dan
daerah perkotaan (urban) yang berfungsi untuk
mengendalikan atau mengeringkan kelebihan air
permukaan di daerah permukiman yang berasal dari
hujan lokal, sehingga tidak mengganggu masyarakat
dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan
hidup manusia.
LATAR BELAKANG

Makin Padatnya Penduduk dalam suatu wilayah cenderung membuat debit air semakin besar dalam waktu relatif singkat.
Grafik Pebandingan debit Air Sebelum
dan Sesudah Pengembangan
FUNGSI DRAINASE PERKOTAAN

Secara Umum :

Mengeringkan bagian wilayah kota dari genangan sehingga


tidak menimbulkan dampak negatif.
Mengalirkan air permukaan ke badan air penerima terdekat
secepatnya.
Mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat
dimanfaatkan untuk persediaan air dan kehidupan akuatik.
Meresapkan air pemukaan untuk menjaga kelestarian air
tanah (konservasi air).
Melindungi prasarana dan sarana yang sudah terbangun.
FUNGSI DRAINASE PERKOTAAN

Berdasarkan Fungsi Layanan :


Sistem drainase lokal adalah saluran awal yang melayani
suatu kawasan kota tertentu seperti komplek permukiman,
areal pasar, perkantoran, areal industri dan komersial.
Sistem ini melayani areal kurang dari 10 ha.
Sistem drainase utama adalah saluran drainase primer,
sekunder, tersier beserta bangunan pelengkapnya yang
melayani kepentingan sebagian besar warga masyarakat.
Pengendalian banjir (Flood Control) Adalah ruas sungai
yang melintasi wilayah kota yang berfungsi mengendalikan
aliran air sungai, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan
dapat memberikan manfaat bagi kegiatan kehidupan
manusia.
FUNGSI DRAINASE PERKOTAAN

Berdasarkan Fisiknya :
Sistem saluran primer adalah saluran utama yang menerima
masukan aliran dari saluran sekunder. Dimensi saluran ini
relatif besar. Akhir saluran primer adalah badan penerima
air.
Sistem saluran sekunder adalah saluran terbuka atau
tertutup yang berfungsi menerima aliran air dari saluran
tersier dan limpasan air dari permukaan sekitarnya, dan
meneruskan air ke saluran primer. Dimensi saluran
tergantung pada debit yang dialirkan.
Sistem saluran tersier adalah saluran drainase yang
menerima air dari saluran drainase lokal.
KONSEP DRAINASE PERKOTAAN

Drainase Berwawasan Lingkungan


Drainase berwawasan lingkungan adalah pengelolaan
drainase yang tidak menimbulkan dampak yang merugikan
bagi lingkungan.
Terdapat 2 pola yang dipakai:
a. Pola detensi (menampung air sementara), misalnya
dengan membuat kolam penampung.
b. Pola retensi (meresapkan ), antara lain dengan
membuat sumur resapan, bidang resapan atau kolam
resapan.
KONSEP DRAINASE PERKOTAAN
Konsep Drainase Berwawasan Lingkungan

1) Drainase Pengatusan
Konsep drainase yang dulu dipakai di Indonesia
(paradigma lama) adalah drainase pengatusanya itu
mengatuskan air kelebihan (utamanya air hujan) ke
badan air terdekat. Air kelebihan secepatnya
dialirkan ke saluran drainase, kemudian ke sungai dan
akhirnya ke laut, sehinggga tidak menimbulkan
genangan atau banjir.
KONSEP DRAINASE PERKOTAAN
Konsep Drainase Berwawasan Lingkungan
2) Drainase Ramah Lingkungan
Drainase ramah lingkungan didefinisikan sebagai
upaya untuk mengelola air kelebihan (air hujan) dengan
berbagai metode diantaranya dengan menampung melalui
bak tandon air untuk langsung bisa digunakan, menampung
dalam tampungan buatan atau badan air alamiah,
meresapkan dan mengalirkan ke sungai terdekat tanpa
menambah beban pada sungai yang bersangkutan serta
senantiasa memelihara sistem tersebut sehingga berdaya
guna secara berkelanjutan.
KONSEP DRAINASE PERKOTAAN
Konsep Drainase Berwawasan Lingkungan

3) Drainase Ramah Lingkungan dan Perubahan Iklim


Dalam drainase ramah lingkungan, justru air kelebihan
padamusim hujan harus dikelola sedemikian rupa sehingga
tidak mengalir secepatnya ke sungai. Namun diusahakan
meresap ke dalam tanah, guna meningkatkan kandungan air
tanah untuk cadangan pada musim kemarau. Konsep ini
sifatnya mutlak di daerah beriklim tropis dengan perbedaan
musim hujan dan kemarau yang ekstrim seperti di
Indonesia.
metode drainase ramah lingkungan yang dapat dipakai di Indonesia,
diantaranya adalah metode kolam konservasi, metode sumur
resapan, metode river side polderdan metode pengembangan areal
perlindungan air tanah (ground water protection area).

Metode kolam konservasi dilakukan dengan membuat kolam-


kolam air
Metode sumur resapan merupakan metode praktis dengan cara
membuat sumur-sumur untuk mengalirkan air hujan yang jatuh
pada atap perumahan atau kawasan tertentu.
Metode areal perlindungan air tanah dilakukan dengan cara
menetapkan kawasan lindung untuk air tanah, dimana di kawasan
tersebut tidak boleh dibangun bangunan apapun.
KONSEP DRAINASE PERKOTAAN
Konsep Drainase Berwawasan Lingkungan

4) Pemisahan Jaringan Drainase dan Jaringan Pengumpul Air


Limbah

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008

Tentang Pengelolan Sumber Daya Air dinyatakan bahwa jaringan


drainase harus terpisah dengan pengumpul air limbah sehingga
semua air limbah baik dari tempat cuci, dapur, kamar mandi dan
kakus harus dibuang ke jaringan pengumpul air limbah.
TATA CARA PERENCANAAN KOLAM DETENSI, KOLAM RETENSI
DAN SISTEM POLDER

A. Pengertian

Kolam Detensi : Pengelolaan drainase dengan menyediakan


tempat/kolam penampungan sementara.
Kolam Retensi : kolam/waduk penampungan air hujan dalam jangka
waktu tertentu. Fungsinya untuk memotong puncak banjir yang terjadi
dalam badan air/sungai. ;.
Kolam Detensi Berfungsi
untuk menampung
sementara air hujan pada
suatu wilayah sehingga bisa
mengurangi debit air yang
akan mengalir ke hilir.
Kolam Detensi
BAGAN ALIR PERENCANAAN SISTEM KOLAM DETENSI
Kolam Retensi Berfungsi untuk menampung air hujan langsung
dan aliran dari sistem untuk diresapkan kedalam tanah.
Kolam Retensi
Sistem Polder
Sistem Polder : Sistem penanganan drainase perkotaan dengan cara
mengisolasi daerah yang dilayani dari pengaruh limpasan air hujan / air laut
serta limpasan dari prasarana lain (jalan, jalan kereta api), yang terdiri dari
kolam penampung, sistem drainase serta perpompaan.
Sistem Polder
BAGAN ALIR PERENCANAAN SISTEM KOLAM RETENSI DAN POLDER
KESIMPULAN
Seiring dengan pesatnya pertumbuhan perkotaan dan
permasalahan banjir yang makin meningkat pula maka
pengelolaan drainase perkotaan harus dilaksanakan secara
menyeluruh dimulai dari tahap perencanaan, konstruksi,
operasi dan pemeliharaan yang ditunjang peningkatan
kelembagaan dan partisipasi masyarakat.
Pembangunan sistem drainase perkotaan harus
memperhatikan fungsi drainase perkotaan sebagai prasarana
kota yang didasarkan pada konsep berwawasan lingkungan.
Konsep ini berkaitan dengan upaya konservasi sumber daya
air yang pada prinsipnya adalah pengendalian air hujan
dengan memaksimalkan peresapan kedalam tanah dan
meminimalkan aliran permukaan(limpasan).

Anda mungkin juga menyukai