OLEH :
C1
(ANGKATAN 2017)
UNIVERSITAS WARMADEWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya, penyusun dapat menyelesaikan laporan KIMAS (Kerja Ilmiah Mahasiswa
Sipil), meskipun masih banyak kekurangan di dalamnya. Penyusun berterima kasih kepada
Bapak Ir. Cok Agung Yujana, MT dan Ibu Dr. Ir. I Gusti Agung Putu Eryani, MT selaku
dosen pendamping beserta petugas Bendungan dan PDAM Telaga Tunjung yang telah
membantu penyusun dalam mendampingi dan memberikan informasi yang berguna dalam
penyusunan laporan ini.
Penyusun berharap laporan ini dapat berguna dalam menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai Bendungan Telaga Tunjung dan PDAM. Penyusun juga menyadari
sepenuhnya bahwa laporan yang telah penyusun selesaikan ini masih terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu mengingat tidak ada sesuatu yang bisa sempurna
tanpa adanya saran yang membangun, penyusun berharap adanya kritik, saran, dan usulan
demi perbaikan tugas yang penyusun buat di masa yang akan datang.
Demikian yang dapat penyusun sampaikan, semoga laporan yang sederhana ini
mampu dipahami dengan baik oleh pembaca. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan yang kurang berkenan.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari Kemah Ilmiah Mahasiswa Sipil (KIMAS) yaitu :
1. Mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengalaman yang lebih luas ketika
melaksanakan kegiatan Kemah Ilmiah Mahasiswa Sipil (KIMAS) dalam dunia kerja.
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan dalam
dunia Kemah Ilmiah Mahasiswa Sipil (KIMAS)
3. Mahasiswa dapat memadukan atau mencocokan antara teori yang diperoleh
diperkuliahan mengenai penerapan system dilapangan sehingga mendapat
pemahaman yang lebih mudah dipahami.
4. Mahasiswa juga dapat mengetahui secara langsung tentang keadaan sebenarnya
dilapangan
5. Untuk membina dan menjaring mahasiswa yang kelak akan menjadi penerus untuk
memajukan bangsa Indonesia
6. Meningkatkan minat, motivasi dan daya saing dalam hal penulisan karya ilmiah di
kalangan mahasiswa.
1.3. Manfaat
1. Menambah wawasan dan kemampuan berpikir mengenai penerapan teori yang
telah didapat dari mata kuliah yang telah diterima kedalam penelitian yang
sebenarnya.
2. Hasil survey dapat digunakan untuk menggambarkan sistem penilaian pelayanan
yang berjalan saat ini .
3. Hasil survey dapat dijadikan sebagai sarana diagnosis dalam mencari sebab
masalah atau kegagalan yang terjadi di dalam sistem penilaian pelayanan yang
sedang berjalan. Dengan demikian akan memudahkan pencarian alternatif
pemecahan masalah-masalah tersebut.
4. Hasil survey dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyusun strategi
pengembangan sistem penilaian pelayanan yang berjalan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bendungan urugan atau bendungan type urugan adalah suatu bendungan yang dibangun
dengan cara menimbunkan bahan-bahan seperti: batu, krakal, krikil, pasir dan tanah pada
kompesisi tertentu dengan fungsi sebagai pengangkat permukaan air yang terdapat didalam
waduk udiiknya.
Berdasarkan pada ukuran butiran dari bahan timbunan yang digunakan secara umum dapat
dibedakan 2 type bendungan urugan yaitu :
1. Bendungan urugan batu ( Rock Fill Dam ) disingkat dengan istilah “Bendungan
Batu”
2. Bendungan urugan tanah ( Earth Fill Dam) disingkat dengan istilah “Bendungan
Tanah”
Selain kedua jenis tersebut terdapat pula bendungan urugan campuran, yaitu terdiri dari
timbunan batu dibagian hilirnya yang berfungsi sebagai penyangga, sedang bagian udiknya
terdiri dari timbunan tanah yang disamping berfungsi sebgai penyangga tambahan, terutama
berfungsi sebgai tirai kedap air.
BAB III
METEDOLOGI
3.1. Lokasi dan Waktu Survei
3.1.1. Lokasi Survei
Survey ini mengambil lokasi di Desa Timpag, kecamatan Kerambitan, Kabupaten
Tabanan.
Apa prioritas utama dari Bendungan Telaga Prioritas utamanya yakni irigasi
Tunjung ini?
Kapan Bendungan ini dilakukan inveksi? Inveksi besar dilakukan selama 5 tahun,
direkomendasikan menambah beton parafet.
Apa tindak lanjutunya dari permasalahan itu Masalah desimentasi tindak lanjutnya dengan
sendiri Bu? pengendalian – pengendalian sedimen di hulunya,
konstruksinya belum. Sosialnnya dengan subak,
yakni dengan adanya pola operasi
Apa konservasi dari Bendungan Telaga Perlu diadakannya penggerukan, itu belum
Tunjung ini Bu? Perlu menambah tampungan air
Bagaimana pengoperasian dari Bendungan Bendungan idealnya kita yang ngatur, kalau di
Telaga Tunjung ini Bu? lapangan mereka yang ngatur (petani), idealnya
ada pola operasinya. Namun pada petani ada pola
tanammnya sendiri, jadi mau tidak mau harus
menuruti selagi kita masih bisa, namun tidak
sesuai dengan norma. Karena pada pola operasi
tidak ada pengesahan dari pemkab (pemerintah
kabupaten)
Sumber: Hasil Wawancara
2. Pengamatan Langsung
Dalam metode ini kami mengamati secara langsung mengenai Bendungan Telaga
Tunjung dan PDAM dengan pengambilan foto maupun video
3.4. Langkah Kerja
Langkah kerja Bendungan Telaga Tunjung dan PDAM
1. Semua kelompok berkumpul di Kampus Universitas Warmadewa
2. Menuju lokasi ke Desa Rejasa Penebel Tabanan
3. Masing - masing kelompok menuju lokasi survei yang sudah dibagi, ada yang
menuju ke Bendung Telaga Tunjung da nada juga ke PDAM
4. Pengambian data
a. Dengan proses wawancara
b. Pengamatan secara langsung dengan pengambilan video dan foto
BAB IV
1. Intake Building
Sesuai dengan namanya, bangunan ini berfungsi sebagai tempat pertama masuknya air dari
sumber air. Bangunan ini dilengkapi dengan screen bar yang berfungsi untuk menyaring
benda-benda asing yang terdapat dalam air. Selanjutnya air akan masuk ke dalam bak besar
sebelum dipompakan ke water treatment plant.
WTP merupakan instalasi utama pengolahan air bersih. Terdapat beberapa bagian
pengolahan pada STP yang membuat air menjadi layak digunakan. Adapun bagian tersebut:
Koagulasi
Bagian pertama kita kenal dengan bak koagulasi. Di bak ini air akan di destabilisasi dari
partikel koloid/kotoran. Proses destabilisasi dapat dilakukan secara kimiawi dengan
penambahan zat tawas (aluminium sulfat) maupun dengan cara fisika yaitu dengan rapid
mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump) dan secara mekanis
(batang pengaduk) agar tawas bercampur merata dengan air.
Flokulasi
Proses selanjutnya adalah flokulasi untuk membentuk dan memperbesar flok (kumpulan
kotoran). Prosesnya air akan diaduk perlahan agar tawas yang tercampur di air dapat
mengikat partikel kotoran dan membentuk flok yang lebih besar agar lebih mudah
mengendap.
Sedimentasi
Setelah flok terbentuk (biasanya berbentuk lumpur), air akan masuk ke bak sedimentasi
dimana berat jenis flok yang lebih berat akan otomatis mengendap di dasar bak dan air bersih
dapat terpisah dari lumpur.
Filtrasi
Setelah air terpisah dari lumpur, air akan disaring lagi agar benar-benar bersih dengan
dimasukkan ke bak filtrasi. Bak filtrasi dapat menggunakan teknologi membran, namun
dapat pula disubtitusi dengan media lainnya seperti pasir dan kerikil silica. Proses ini
dilakukan dengan bantuan gaya grafitasi.
Desinfeksi
Setelah proses pengolahan selesai, biasanya juga dilakukan proses tambahan (disinfeksi)
berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dll untuk menghindari adanya potensi
kuman dan bakteri yang terkandung di dalam air.
3. Reservoir
Setelah air selesai diolah, air akan dimasukkan ke tempat penampungan sementara di dalam
reservoir sebelum didistribusikan ke rumah dan bangunan. Untuk mengalirkan air, biasanya
digunakan pipa HDPE dan PVC.
Untuk lebih menghemat biaya pembangunan dan operasional, bianya Instalasi Pengolahan
Air (IPA) dibangun di daerah yang cukup tinggi (bukit atau gunung) sehingga dapat
menghemat penggunaan pompa air karena dapat dialirkan dengan gaya grafitasi. Untuk
menjangkau wilayah yang lebih luas, biasanya air akan ditampung lagi di reservoir di tiap
daerah sebelum dipompakan ke rumah dan bangunan.
5.2. SARAN