Anda di halaman 1dari 21

Permasalahan lalu lintas biasanya tumbuh lebih cepat dari upaya untuk melakukan pemecahan

permasalahan transportasi sehingga mengakibatkan permasalahan menjadi bertambah parah


dengan berjalannya waktu. Untuk bisa memecahkan permasalahan lalu lintas perlu diambil
langkah-langkah yang berani atas dasar kajian dan langkah-langkah yang pernah dilakukan
dikota-kota lain.

Daftar isi
 1 Kemacetan lalu lintas
o 1.1 Ratio infrastruktur transportasi dengan luas lahan
o 1.2 Jaringan jalan yang tidak memadai
 1.2.1 Jaringan jalan untuk kendaraan
 1.2.2 Jaringan jalan bagi pejalan kaki
o 1.3 Tata Ruang yang tidak terkendali
o 1.4 Pertumbuhan kendaraan yang sangat tinggi
o 1.5 Tidak memadainya pelayanan angkutan umum
 2 Pelanggaran ketentuan lalu lintas
 3 Kecelakaan lalu lintas
o 3.1 Faktor manusia
o 3.2 Faktor Kendaraan
o 3.3 Faktor jalan
o 3.4 Faktor cuaca
 4 Manajemen lalu lintas yang tidak optimal
 5 Pencemaran linkungan
 6 Daftar Bacaan

Kemacetan lalu lintas


Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya yang ditandai dengan menurunnya
kecepatan perjalanan dari kecepatan yang seharusnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang
disebabkan oleh banyaknya jumlah lalu lintas kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan
merupakan permasalahan yang umum terjadi dan banyak terjadi di kota-kota besar yang pada
gilirannya mengakibatkan kota menjadi tidak efisien dan bisa mengakibatkan kerugian ekonomi
yang tidak sedikit. Kemacetan ini disebabkan beberapa permasalahan:

Ratio infrastruktur transportasi dengan luas lahan

Bila dibandingkan dengan kota-kota dunia, kota-kota di Indonesia mempunyai rasio infrastruktur
transportasi dengan luas lahan yang cenderung rendah. Jakarta hanya memiliki rasio sebesar 6
persen, sedangkan kota-kota di Amerika Utara berkisar di antara 25-35 persen dan di Eropa
berkisar antara 15 persen sampai 25 persen. Padahal, jumlah kendaraan per kapita juga sudah
sangat tinggi sehingga kemacetan merupakan salah satu permasalahan di kota-kota besar
Indonesia.

Jaringan jalan yang tidak memadai

Jaringan jalan untuk kendaraan

Jaringan jalan terutama di kawasan perkotaan yang tidak memadai yang mengakibatkan pilihan
rute menuju suatu kawasan terbatas sehingga jalan-jalan tertentu menjadi sedemikian padatnya.
Hal ini diperparah dengan jumlah kendaraan yang sangat tinggi, sebagai contoh panjang jalan
untuk setiap kendaraan di Jakarta hanya mencapai 1,17 m, sehingga kalau kendaraan disusun
bumper to bumper tidak akan mencukupi panjang jalan yang ada DKI Jakarta, sedangkan
panjang jalan per kapita di Jakarta hanya 0,88 m, angka yang kecil kalau dibandingkan dengan
kota-kota lain di dunia (kota-kota di Eropa berkisar 2,5 m/kapita dan kota-kota Amerika Utara
berkisar 5 m/kapita).

Jaringan jalan bagi pejalan kaki

Fasilitas pejalan kaki umumnya tidak mendapat cukup perhatian oleh pemerintah daerah, dan
jika ada tidak didukung dengan standar desain yang baik sehingga tidak bisa digunakan oleh
penderita cacat. Keadaan ini diperparah lagi oleh pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar
atau jika trotoar digunakan untuk kendaraan parkir. Permasalahan lain yang terkait dengan
pejalan kaki adalah kurangnya fasilitas penyeberangan yang dikendalikan di pusat kota, ataupun
ketidakpatuhan pemakai kendaraan bermotor untuk tidak memberikan prioritas terhadap pejalan
kaki.

Tata Ruang yang tidak terkendali

Permasalahan lain yang besar adalah tata ruang yang tidak terkendali sehingga mengakibatkan
berbagai permasalahan, di antaranya jalan yang tidak teratur terutama di kawasan pemukiman
dan terkadang didaerah yang kumuh gang yang ada sedemikian sempitnya sehingga bila terjadi
kebakaran sulit untuk dimasuki mobil pemadam kebakaran.

Pertumbuhan kendaraan yang sangat tinggi

Pertumbuhan pemilikan kendaraan pribadi yang sangat tinggi yang digunakan di jalan membuat
beban jaringan jalan menjadi semakin berat. Di kota-kota besar, 3 dari 10 orang memiliki
kendaraan, suatu angka yang sangat besar. Kepemilikan kendaraan pribadi ini didominasi oleh
sepeda motor dengan pangsa hampir sebesar 80 persen. Angka kepemilikan kendaraan yang
tinggi ini mengakibatkan permasalahan parkir yang cukup serius dengan seringnya dilakukan
pelanggaran parkir.

Tidak memadainya pelayanan angkutan umum


Angkutan umum yang tidak memadai tidak akan mendorong masyarakat untuk menggunakan
angkutan umum. Permasalahan pelayanan angkutan umum yang dihadapi pemerintah daerah
khususnya di kawasan perkotaan adalah:

 Pada trayek-trayek tertentu jumlah bus yang melayani angkutan tidak mencukupi,
khususnya pada saat permintaan puncak, tapi pada trayek lainnya terkadang sangat
melebihi kebutuhan sehingga untuk mempertahankan operasi operator menterlantarkan
kualitas pelayanan
 Ukuran kendaraan tidak sesuai dengan permintaan yang ada, misal angkutan pada koridor
utama dengan permintaan yang tinggi dilayani dengan angkutan umum ukuran
kecil/angkot yang kapasitas angkutnya hanya sekitar 10 orang
 Kualitas angkutan yang sangat tidak memadai
 Jadwal yang tidak teratur
 Fasilitas perhentian yang tidak memadai, atap bocor, tidak dilengkapi dengan informasi
jaringan angkutan umum yang melewati perhentian tersebut, atau tidak dilengkapi
dengan jadwal

Pelanggaran ketentuan lalu lintas


Pelanggaran ketentuan lalu lintas yang dilakukan masyarakat kian tambah memprihatikan dari
tahun ke tahun yang pada gilirannya akan mengakibatkan peningkatan kecelakaan lalu lintas
dengan korban meninggal ataupun luka-luka yang tidak sedikit. Disamping itu ketidak tertiban
juga akan mengganggu kelancaran lalu lintas yang akan menurukan kecepatan perjalanan. Untuk
meningkatkan ketertiban masyarakat perlu dipelajari dan dipetakan kembali profil pelanggaran
yang dilakukan masyarakat termasuk juga pelanggaran yang dilakukan oleh petugas.
Pengamatan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat:

1. Tingginya pelanggaran terhadap batas kecepatan yang seolah-olah tidak ada batasan
kecepatan yang diberlakukan hal ini terutama menjadi masalah pada jalan yang lalu lintas
sedang sepi
2. Tingginya pelanggaran pada persimpangan yang dikendalikan lampu lalu lintas
khususnya didaerah pingiran kota. Pelanggaran terutama tinggi dilakukan oleh
pengendara sepeda motor, pengemudi angkutan umum khususnya angkot. Pelanggaran
lain yang juga terjadi bahwa pengemudi tetap masuk persimpangan pada saat lampu
sudah berubah menjadi merah dan kadang bila lalu lintas didepannya macet pengemudi
akan menghambat lalu lintas yang mendapatkan lampu hijau dan akhirnya persimpangan
akan terkunci.
3. Tidak berjalannya aturan penggunaan persimpangan perioritas atau bundaran lalu lintas,
pelanggaran ini pada gilirannya mengakibatkan persimpangan terkunci. Memang
pengertian masyarakat tentang hak menggunakan persimpangan masih sangat rendah
terutama pada persimpangan yang dilengkapi dengan rambu beri kesempatan ataupun
rambu stop.
4. Pelanggaran jalur yang dilakukan oleh pengguna jalan dengan berjalan menggunakan
jalur lawan pada jalan-jalan yang dipisah dengan median ataupun jalan satu arah.
Pelanggaran ini terutama dilakukan oleh pengguna sepeda motor.
5. Pelanggaran terhadap penggunaan jalan, khususnya dijalur khusus bus yang lebih dikenal
sebagai Busway.
6. Pelanggaran tertib penggunaan perangkat keselamatan seperti helm dan sabuk
keselamatan yang cenderung masih tinggi terutama di kawasan pinggiran kota.

Kecelakaan lalu lintas


Angka kecelakaan di Indonesia cenderung cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara
lain di Asean. Berbagai langkah perlu dilakukan untuk bisa mengendalikan angka kecelakaan
tersebut. Faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan adalah:

1. Faktor Manusia
2. Faktor Kendaraan
3. Faktor jalan
4. Faktor cuaca

Faktor manusia

Faktor manusia merupakan penyebab kecelakaan yang paling besar bisa mencapai 85 persen dari
seluruh kejadian kecelakaan. Hampir seluruh kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaran
terhadap ketentuan peraturan perundangan tentang lalu lintas dan angkutan. Faktor manusia
berupa keahlian yang tidak memadai dalam menjalankan kendaraan, kesalahan
menginterprestasikan aturan, pengemudi sedang mabuk atau sakit, atau terkadang sengaja
melakukan pelanggaran karena ingin lebih cepat sampai di tujuan dengan mengemudikan
kendaraan lebih cepat dari ketentuan atau sengaja melanggar lampu lalu lintas dan berbagai
penyebab lainnya.

Faktor Kendaraan

Faktor kendaraan diantaranya yang paling sering terjadi adalah ban pecah, rem tidak berfungsi
sebagaimana seharusnya, kelelahan logam yang mengakibatkan bagian kendaraan patah,
peralatan yang sudah aus tidak diganti dan berbagai penyebab lainnya. Keseluruhan faktor
kendaraan sangat terkait dengan technologi yang digunakan, perawatan yang dilakukan terhadap
kendaraan. Untuk mengurangi faktor kendaraan perawatan dan perbaikan kendaraan diperlukan,
disamping itu adanya kewajiban untuk melakukan pengujian kendaraan bermotor secara reguler.

Faktor jalan

Faktor jalan terkait dengan kecepatan rencana jalan, geometrik jalan, pagar pengaman di daerah
pegunungan, ada tidaknya median jalan, jarak pandang dan kondisi permukaan jalan, tidak
memadainya bahu jalan fasilitas pejalan kaki yang sering diabaikan atau tidak tersedia. Jalan
yang rusak/berlobang sangat membahayakan pemakai jalan terutama bagi pemakai sepeda
motor.

Faktor cuaca
Faktor Cuaca seperti hari hujan juga mempengaruhi unjuk kerja kendaraan seperti jarak
pengereman menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang juga terpengaruh karena
penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan mengakibatkan jarak
pandang menjadi lebih pendek. Asap dan kabut juga bisa mengganggu jarak pandang, terutama
di daerah pegunungan

Jumlah kecelaan lalu lintas yang tercata di Kepolisian Republik Indonesia ditunjukkan dalam
gambar berikut:

Manajemen lalu lintas yang tidak optimal


Dengan segala permasalahan kemacetan lalu lintas dan angka kecelakaan yang tinggi menjadi
lebih parah kalau tidak didukung dengan manajemen lalu lintas untuk mengurangi angka
kecelakaan, mengoptimalkan penggunaan jaringan jalan, meningkatkan efisiensi sistem
transportasi.

Pencemaran linkungan
Salah satu dampak negatip sebagai akibat performansi lalu lintas yang jelek, bahan bakar yang
buruk serta tehnologi kendaraan yang sudah ketinggalan akan mengakibatkan pecemaran
lingkungan. Dampak pencemaran lingkungan ini berupa:

1. Emisi gas buang yang berupa gas dan partikel beracun seperti, gas CO, HC, NO x, Benzen
dan berbagai gas lainnya serta berbagai partikel seperti senyawa karbon lepas, timbal dan
berbagai partikel lainnya.
2. Emisi gas rumah kaca, yang saat ini dianggap sebagai pemicu terjadinya perubahan iklim.
Peran Gas rumah kaca dari sektor transportasi berada pada kisaran 15 sampai 20 persen
yang merupakan angka yang tidak kecil.

………………………………………………………………………………………………………………………

Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang
disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak
terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau
memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk,
misalnya Jakarta. Rumus untuk mengenai kemacetan di Terminal adalah:

Kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan sehari-hari ditemukan di Pasar, Sekolah, Terminal
bus (seperti kejadian ngetem sembarangan, kebakaran di pemukiman, dll), Lampu merah dan
Persimpangan jalan raya maupun rel kereta api di Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan,
Semarang, Makassar, Palembang, Denpasar, Yogyakarta, dan kota-kota besar lainnya di
Indonesia.

Kemacetan lalu lintas dapat disebabkan adanya kecelakaan, banjir, tanah longsor, kebakaran
yang menghanguskan mobil dan kebakaran di pemukiman.

Daftar isi
 1 Penyebab kemacetan
 2 Dampak negatif kemacetan
 3 Pemecahan permasalahan kemacetan
o 3.1 Peningkatan kapasitas
o 3.2 Keberpihakan kepada angkutan umum
o 3.3 Pembatasan kendaraan pribadi
 4 Lihat pula
 5 Bacaan lebih lanjut
 6 Pranala luar

Penyebab kemacetan
Kemacetan dapat terjadi karena beberapa alasan:

 Arus yang melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan


 Terjadi kecelakaan terjadi gangguan kelancaran karena masyarakat yang menonton
kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat kecelakaan belum disingkirkan
dari jalur lalu lintas,
 Terjadi banjir sehingga kendaraan memperlambat kendaraan
 Ada perbaikan jalan,
 Bagian jalan tertentu yang longsor,
 Adanya rumah-rumah kumuh/bangunan liar,
 Kemacetan lalu lintas di Perlintasan sebidang karena adanya kereta api yang lewat,
 Adanya kendaraan keluar-masuk.

Dampak negatif kemacetan


Kemacetan lalu lintas memberikan dampak negatif yang besar yang antara lain disebabkan:[butuh
rujukan]

 Kerugian waktu, karena kecepatan perjalanan yang rendah


 Pemborosan energi, karena pada kecepatan rendah konsumsi bahan bakar lebih tinggi,
 Keausan kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk jarak yang pendek,
radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang lebih tinggi,
 Meningkatkan polusi udara karena pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih tinggi,
dan mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal,
 Meningkatkan stress pengguna jalan,
 Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans, pemadam kebakaran dalam
menjalankan tugasnya

Pemecahan permasalahan kemacetan


Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memecahkan permasalahan kemacetan lalu
lintas yang harus dirumuskan dalam suatu rencana yang komprehensif yang biasanya meliputi
langkah-langkah sebagai berikut:

Peningkatan kapasitas

Salah satu langkah yang penting dalam memecahkan kemacetan adalah dengan meningkatkan
kapasitas jalan/parasarana seperti:

1. Memperlebar jalan, menambah lajur lalu lintas sepanjang hal itu memungkinkan,
2. Mengubah sirkulasi lalu lintas menjadi jalan satu arah,
3. Mengurangi konflik dipersimpangan melalui pembatasan arus tertentu, biasanya yang
paling dominan membatasi arus belok kanan.
4. Meningkatkan kapasitas persimpangan melalui lampu lalu lintas, persimpangan tidak
sebidang/flyover,
5. Mengembangkan inteligent transport sistem.
6. Memberikan sanksi jika ada yang melanggar

Keberpihakan kepada angkutan umum

Jalur Bus Transjakarta


Untuk meningkatkan daya dukung jaringan jalan dengan adalah mengoptimalkan kepada
angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan antara lain:

1. Pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum


2. Pengembangan lajur atau jalur khusus bus ataupun jalan khusus bus yang di Jakarta
dikenal sebagai Busway,
3. Pengembangan kereta api kota, yang dikenal sebagai metro di Prancis, Subway di
Amerika, MRT di Singapura
4. Subsidi langsung seperti yang diterapkan pada angkutan kota di Transjakarta, Batam
ataupun Jogjakarta maupun tidak langsung melalui keringanan pajak kendaraan bermotor,
bea masuk kepada angkutan umum,

Pembatasan kendaraan pribadi

Langkah ini biasanya tidak populer tetapi bila kemacetan semakin parah harus dilakukan
manajemen lalu lintas yang lebih ekstrem sebagai berikut:

1. Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu kawasan tertentu seperti yang
direncanakan akan diterapkan di Jakarta melalui Electronic Road Pricing (ERP). ERP
berhasil dengan sangat sukses di Singapura, London, Stokholm. Bentuk lain dengan
penerapan kebijakan parkir yang dapat dilakukan dengan penerapan tarip parkir yang
tinggi di kawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya, ataupun pembatasan penyediaan
ruang parkir dikawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya,
2. Pembatasan pemilikan kendaraan pribadi melalui peningkatan biaya pemilikan
kendaraan, pajak bahan bakar, pajak kendaraan bermotor, bea masuk yang tinggi.
3. Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu, seperti diterapkan
di Jakarta yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1 atau contoh lain pembatasan sepeda
motor masuk jalan tol, pembatasan mobil pribadi masuk jalur busway.

………………………………………………………………………..

Solusi Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas


Salah satu permasalahan transportasi yang paling sering dihadapi adalah permasalahan
kemacetan terutama bagi kota-kota besar.

Kerugian atau Cost dari waktu yang terbuang akibat kemacetan merupakan hal yang perlu
dikaji dalam kiat membangun pertumbuhan ekonomi yang baik. Polusi yang ditimbulkan dari
gas buang kendaraan juga hal yang tidak dapat diabaikan terkait permasalahan lingkungan.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah kemacetan lalu lintas.
Diantaranya adalah pengambilan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. Namun, untuk
realisasinya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan dan juga membutuhkan waktu.

Berikut beberapa cara yang dapat digunakan untuk menanggulangi masalah kemacetan lalu
lintas:
Penyediaan dan Pemeliharaan Sarana Transportasi Umum

Wikipedia

Penyediaan sarana transportasi yang layak harus menjadi sasaran utama agar para penggunan
jalan raya beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.

Sarana transportasi tersebut dapat berupa Bus dan Kereta yang memiliki jalurnya tersendiri
sehingga penumpang dapat terhindar dari kemacetan. Pelayanan yang nyaman dan aman juga
perlu disediakan.

Penggunaan Jalur Satu Arah

Dengan menjadikan jalan satu arah, maka konflik yang terjadi antar kendaraan dapat dikurangi.
Sehingga efek bottleneck dari mobil yang berbelok ke arah kanan dengan memotong jalur
kendaraan dari arah berlawanan dapat dihindari.

Kecepatan dan arus lalu lintas juga bertambah, serta lebih mudah dalam melakukan parkir
kendaraan. Namun, jarak tempuh akan menjadi lebih panjang bagi beberapa kendaraan.
Apabila lokasi tujuan terlewat, pengendara perlu mengitari lagi kawasan tersebut.

Pembatasan Kepemilikan Kendaraan Pribadi

Hal ini dikarenakan mudahnya orang memperoleh kendaraan pribadi. Jika pembatasan
pemilikan kendaraan pribadi ini dapat dilakukan, maka ini akan dapat menekan angka
kemacetan transportasi lalu lintas di jalan raya.

Pembuatan Skywalk
Antasenadrone

Pembuatan Skywalk seperti di Cihampelas, Bandung, dapat mengurangi kemacetan yang


terjadi.

Pembuatan Skywalk ini diinisiasi dikarenakan banyaknya pejalan kaki yang berlalu-lalang dan
pedagang kaki lima yang berjualan di sepanjang Jalan Cihampelas sehingga mengakibatkan
lalu lintas menjadi macet.

Dengan adanya Skywalk ini, maka pejalan kaki dan pedagang kaki lima dipindahkan ke
Skywalk, sehingga konflik antara pejalan kaki dengan pengendara dapat dikurangi. Hal ini
cocok untuk diterapkan di daerah pertokoan.

Penetapan Sistem Aturan Ganjil Genap

Penerapan sistem ini dapat mengurangi volume lalu lintas. Sistem ganjil genap ini adalah
penetapan kendaraan yang boleh melewati jalan-jalan tertentu berdasarkan digit paling
belakang di pelat nomornya, apakah ganjil atau genap.

Misalnya, jika nomor pelat adalah B 1234, maka akan tergolong genap karena digit terbelakang
adalah angka 4. Untuk angka 0 sendiri tergolong angka genap.

Ganjil-genap ini ditentukan berdasarkan tanggal hari tersebut, apakah tanggal ganjil atau
genap.

Penetapan Electronic Road Pricing (ERP)


Wikipedia

Electronic Road Pricing atau Sistem Jalan Berbayar ini sudah diterapkan di negara Singapura.

Kendaraan yang akan melewati jalan yang memiliki ERP ini harus memiliki device IU (In-Vehicle
Unit) serta CashCard berisikan kuota, dipasang di kaca depan kendaraan, dan akan terkena
charge secara otomatis ketika melintasi jalan tersebut.

Sistem ERP ini menggunakan kamera untuk memindai kendaraan yang melewati jalan tersebut.
Tarif yang ditentukan fluktuatif, dapat berubah-ubah sesuai kondisi lalu lintasnya.

Keunggulan sistem ini adalah kendaraan yang melintas tidak perlu memperlambat
kecepatannya maupun berhenti saat memasuki area ERP sehingga dapat mempertahankan
arus lalu lintas yang ada.

…………………………………………………………………………………………………………………………

Permasalahan Lalu Lintas dan Solusinya

13.43 mronggos 2 comments

Transportasi adalah pergerakan manusia, barang, dan informasi dari suatu tempat ke tempat lain
dengan aman, nyaman, cepat, murah, dan sesuai lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia.

Timbulnya transportasi didasarkan pada persoalan:

1.          Kebutuhan manusia akan barang, jasa, dan informasi   dalam proses kehidupannya

2.          Barang , jasa, dan informasi  tidak berada dalam satu kesatuan dengan tempat tinggalnya
Masalah lalu lintas yang sekarang ini sering muncul adalah: kemacetan, tundaan, kecelakaan, dan
polusi.

Kemacetan dapat disebabkan oleh antara lain:

- sarana dan prasarana masih terbatas, manajemen lalu lintas yang belum berfungsi secara optimal,

- pelayanan angkutan umum penumpang belum memadai, dan disiplin pemakai jalan yang masih
rendah.

Kemacetan akan menyebabkan terhambatnya proses aktivitas masyarakat dalam kehidupan sosial,
ekonomi, pendidikan, dan lain-lainnya, serta menimbulkan pemborosan dalam hal waktu dan
penggunaan energi.

Kecelakaan dapat menyebabkan cacat tubuh maupun hilangnya nyawa manusia, merupakan masalah
yang cukup serius yang perlu diselesaikan.

Kendaraan di jalan merupakan sumber polusi suara maupun polusi udara yang cukup signifikan yang
dapat menimbulkan efek pada kesehatan masyarakat, sehingga  diperlukan penanganan khusus dalam
pembatasan kadar emisi gas buang.

Secara sederhana penyebab permasalahan lalu lintas dapat diuraikan sebagai berikut:

1.  Kemacetan (congestion) yang disebabkan oleh kapasitas ideal jalan sudah terlampaui dan atau
manajemen penataan lalu lintas yang kurang baik

2. Kecelakaan (accident) yang disebabkan oleh perancangan geometrik jalan kurang baik, kondisi kendaraan
dan atau kondisi jalan yang kurang bagus, disiplin pemakai jalan yang rendah, serta pengaturan lalu
lintas yang kurang tepat.

3.  Tundaan (delay) disebabkan oleh pemborosan waktu perjalanan akibat turunnya rata-rata kecepatan
kendaraan.

4.  Pemborosan konsumsi bahan bakar akibat seringnya pemakaian gigi rendah kendaraan akibat kemacetan

5.   Polusi, baik berupa polusi suara maupun udara.


 

Pertumbuhan penduduk serta pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi akan meningkatkan jumlah

pergerakan orang dan barang.

Jika pertumbuhan lalu lintas lebih besar daripada penambahan jumlah prasarana lalu lintas maka
akan timbul berbagai problem lalu lintas.

Dewasa ini di daerah perkotaan penambahan jaringan jalan sudah bukan merupakan alternatif terbaik
untuk

menyelesaikan problem lalu lintas.

Hal ini terjadi karena sudah padatnya lahan dalam kota sehingga pengembangan jaringan jalan baru

merupakan alternatif yang memerlukan biaya sangat besar.

Tingkat pertumbuhan kendaraan yang sangat tinggi ,tidak seimbang dengan  tingkat pertumbuhan
jaringan

jalan, sehingga seberapapun besar penambahan jaringan jalan akan selalu dipenuhi oleh lalu lintas
kendaraan

dan akhirnya problem lalu lintas akan selalu muncul.

Untuk itu maka diperlukan alternatif penyelesaian yang lain.


Pada daerah perkotaan dengan problem lalu lintas yang belum kompleks maka analisis tingkat ruas (link)

maupun analisis tingkat simpang (masing masing secara individual) masih bisa dipakai sebagai alternatif

penyelesaian.

Alternatif penyelesaian secara individual dapat diselesaikan dengan manajemen lalu lintas saja, sebagai

contoh penggunaan jalur satu arah, pengaplikasian alat pengatur lalu lintas yang tepat pada simpang,

pembuatan lapangan parkir, dan lain sebagainya.

Pada daerah perkotaan dengan problem lalu lintas yang sudah terjadi pada sebagian besar areanya
analisis

lalu lintas yang harus dilakukan adalah analisis tingkat area.

 Penanganan problem lalu lintas ini sudah tidak bisa hanya dengan pengaturan lalu lintas saja, akan
tetapi

harus secara terpadu yang biasa disebut dengan manajemen sistem transportasi. Secara garis besar

manajemen sistem trasnportasi terdiri dari pemakaian ruas jalan secara efisien, pengurangan jumlah

kendaraan di area yang padat (Transportation Demand Management dan penataan tata guna lahan) dan

penyediaan fasilitas transit.

Di negara maju pada beberapa tahun terakhir untuk menyelesaikan problem lalu lintas lebih ditekankan
pada

pengaturan permintaan perjalanan (Travel Demand Management, TDM)

Pengaturan permintaan perjalanan dilakukan dengan menyebarkan periode permintaan puncak

(membedakan jam masuk/pulang sekolah, membedakan jam masuk/pulang kerja pada perusahaan dan
lain
lain) atau pembatasan kepemilikan kendaraan pribadi atau pembatasan penggunaan kendaraan pribadi.
pada

beberapa zona. Pembatasan penggunaan mobil pribadi harus diimbangi dengan penyediaan akses

transportasi alternatif.

Pada saat ini untuk mengatasi permasalahan lalu lintas Pemda DKI Jakarta sedang mengembangkan

penggunaan angkutan umum berupa bus dengan prioritas. Untuk memotivasi masyarakat maka
disediakan

armada bus yang nyaman dan disediakan jalur khusus bus, busway, sehingga waktu tempuh berkurang.

Dengan berkurangnya waktu tempuh diharapkan pengguna mobil pribadi akan beralih ke bus, sehingga
arus

lalu lintas akan berkurang dan kemacetan bisa dihindari.

Alternatif penanganan kemacetan yang bisa dilakukan pula di Jakarta adalah meningkatkan
pertumbuhan

prasarana transportasi yang tidak memerlukan/mengganggu prasarana transportasi yang ada di


permukaan

tanah, sebagai contoh pengembangan sistem angkutan umum massa yang berada di bawah tanah
(subway).

Moda yang bisa digunakan antara lain tram atau kereta api listrik. Hanya saja perencanaan dari

pembangunan prasarana ini harus mempertimbangkan aksesibilitas antar moda sehingga akan terwujud
suatu

Sistem Angkutan Umum Transportasi Perkotaan Terpadu (SAUTPT).

………………………………………………..

PERMASALAHAN LALU LINTAS

PERMASALAHAN LALU LINTAS


Permasalahan transportasi di Indonesia, terutama lalu lintas darat sangat beragam.
Permasalahan lalu lintas biasanya tumbuh lebih cepat dari upaya untuk melakukan pemecahan
permasalahan transportasi sehingga mengakibatkan permasalahan menjadi bertambah parah dengan
berjalannya waktu. Banyaknya permasalahan lalu lintas, harusnya mengugah kita untuk sadar dan
membenahi sistem transportasi yang ada. Untuk bisa memecahkan permasalahan lalu lintas perlu
diambil langkah-langkah yang berani atas dasar kajian dan langkah-langkah yang pernah dilakukan
dikota-kota lain. Permasalahan lalu lintas yang ada antara lain :

1.    Pertumbuhan kendaraan yang sangat tinggi

Pertumbuhan pemilikan kendaraan pribadi yang sangat tinggi antara 8 sampai 13 persen setahun
yang pada gilirannya digunakan di jalan sehingga bebabn jaringan jalan menjadi semakin berat. Tingkat
pemilikan kendaraan dikota-kota besar sudah mencapai angka 300 an kendaraan per 1000 orang, suatu
angka yang sangat tinggi. Pemilikan kendaraan pribadi ini didominasi oleh sepeda motor  hampir sebesar
80 persen. Angka pemilikan kendaraan yang tinggi ini pada gilirannya mengakibatkan permasalahan
parkir yang cukup serius dengan seringnya dilakukan pelanggaran parkir.

2.    Tidak memadainya pelayanan angkutan umum

Angkutan umum yang tidak memadai mendorong masyarakat untuk tidk menggunakan angkutan
umum dan lebih memilih kendaraan pribadi sebagai alat transportasinya. Permasalahan pelayanan
angkutan umum yang dihadapi pemerintah daerah khususnya dikawasan perkotaan diantaranya adalah:

Pada trayek-trayek tertentu jumlah bus yang melayani angkutan tidak mencukupi, khususnya
pada saat permintaan puncak, tapi pada trayek lainnya terkadang sangat melebihi kebutuhan sehingga
pada gilirannya untuk mempertahankan operasi operator menterlantarkan kualitas pelayanan,

Ukuran kendaraan tidak sesuai dengan permintaan yang ada, di banyak kota pelayanan angkutan
pada koridor utama dengan permintaan yang tinggi dilayani dengan angkutan umum ukuran
kecil/angkot yang kapasitas angkutnya hanya pada kisaran 10 orang.

3.    Kualitas angkutan yang sangat tidak memadai


4.    Jadwal yang tidak teratur

Permasalahan yang dihadapi yaitu Fasilitas perhentian yang tidak memadai, atap bocor, tidak
dilengkapi dengan informasi jaringan angkutan umum yang melewati perhentian tersebut, tidak
dilengkapi dengan jadwal.

5.     Kemacetan lalu lintas

Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya yang ditandai dengan menurunnya
kecepatan perjalanan dari kecepatan yang seharusnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang
disebabkan oleh banyaknya jumlah lalu lintas kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan
merupakan permasalahan yang umum terjadi dan banyak terjadi di kota-kota besar yang pada gilirannya
mengakibatkan kota menjadi tidak efisien dan bisa mengakibatkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit.
Bila dibandingkan dengan kota-kota dunia kota-kota di Indonesia mempunyai ratio infrastruktur
transportasi dengan luas lahan yang cenderung rendah, sebagai contoh, Jakarta hanya memiliki ratio
sebesar 6 persen sedangkan kota-kota di Amerika Utara berkisar diantara 25-35 persen di Eropah
berkisar antara 15 persen sampai 25 persen. Padahal jumlah kendaraan per kapita juga sudah sangat
tinggi sehingga kemacetan merupakan salah satu permasalahan di kota-kota besar Indonesia.

6.    Kurangnya jaringan jalan untuk kendaraan

Jaringan jalan terutama di kawasan perkotaan yang tidak memiliki konsep jaringan yang memadai
yang mengakibatkan pilihan rute menuju suatu kawasan terbatas sehingga beban jala-jalan tertentu
menjadi sedemikian padatnya. Hal ini diperparah dengan jumlah kendaraan yang sangat tinggi, sebagai
contoh Panjang jalan untuk setiap kendaraan di Jakarta hanya mencapai 1,17 m, sehingga kalau
kendaraan disusun bumper to bumper tidak akan mencukupi panjang jalan yang ada DKI Jakarta, dan
kalau kita menggunakan kriteria lainnya yaitu panjang jalan per kapita hanya 0,88 m, angka yang kecil
kalau dibandingkan dengan kota-kota lain didunia (kota-kota di Eropah berkisar 2,5 m/kapita dan kota-
kota Amerika Utara berkisar 5 m/kapita).

7.    Kurangnya jaringan jalan bagi pejalan kaki

Fasilitas pejalan kaki umumnya tidak mendapat perhatian yang cukup oleh pemerintah daerah,
dan kalaupun fasilitas pejalan kaki tersedia tidak didukung dengan standar desain yang baik sehingga
tidak bisa digunakan oleh penderita cacat baik yang menggunakan kursi roda maupun yang penderita
yang buta. Keadaan ini diperparah lagi oleh pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar ataupun
digunakan untuk kendaraan parkir. Permasalahan lain yang terkait dengan pejalan kaki adalah
kurangnya fasilitas penyeberangan yang dikendalikan didaerah pusat kota, ataupun ketidak patuhan
pemakai kendaraan bermotor untuk tiodak memberikan perioritas terhadap pejalan kaki.

8.     Tata Ruang yang tidak terkendali

Permasalahan lainnya yang besar adalah tata ruang yang tidak terkendali sehingga mengakibatkan
berbagai permasalahan, diantaranya jalan yang tidak teratur terutama dikawasan pemukiman dan
terkadang didaerah yang kumuh gang-gang yang ada sedemikian sempitnya sehingga bila terjadi
kebakaran sulit untuk dimasuki mobil pemadam kebakaran.

9.    Pelanggaran ketentuan lalu lintas

Pelanggaran ketentuan lalu lintas yang dilakukan masyarakat kian tambah memprihatikan dari
tahun ke tahun yang pada gilirannya akan mengakibatkan peningkatan kecelakaan lalu lintas dengan
korban meninggal ataupun luka-luka yang tidak sedikit. Disamping itu ketidak tertiban juga akan
mengganggu kelancaran lalu lintas yang akan menurukan kecepatan perjalanan. Untuk meningkatkan
ketertiban masyarakat perlu dipelajari dan dipetakan kembali profil pelanggaran yang dilakukan
masyarakat termasuk juga pelanggaran yang dilakukan oleh petugas. Pengamatan terhadap pelanggaran
yang dilakukan oleh masyarakat:

a.       Tingginya pelanggaran terhadap batas kecepatan yang seolah-olah tidak ada batasan kecepatan yang
diberlakukan hal ini terutama menjadi masalah pada jalan yang lalu lintas sedang sepi
b.      Tingginya pelanggaran pada persimpangan yang dikendalikan lampu lalu lintas khususnya didaerah
pingiran kota. Pelanggaran terutama tinggi dilakukan oleh pengendara sepeda motor, pengemudi
angkutan umum khususnya angkot. Pelanggaran lain yang juga terjadi bahwa pengemudi tetap masuk
persimpangan pada saat lampu sudah berubah menjadi merah dan kadang bila lalu lintas didepannya
macet pengemudi akan menghambat lalu lintas yang mendapatkan lampu hijau dan akhirnya
persimpangan akan terkunci.

Tidak berjalannya aturan penggunaan persimpangan perioritas atau bundaran lalu lintas,
pelanggaran ini pada gilirannya mengakibatkan persimpangan terkunci. Memang pengertian masyarakat
tentang hak menggunakan persimpangan masih sangat rendah terutama pada persimpangan yang
dilengkapi dengan rambu beri kesempatan ataupun rambu stop.

Pelanggaran jalur yang dilakukan oleh pengguna jalan dengan berjalan menggunakan jalur lawan
pada jalan-jalan yang dipisah dengan median ataupun jalan satu arah. Pelanggaran ini terutama
dilakukan oleh pengguna sepeda motor.

Pelanggaran terhadap penggunaan jalan, khususnya dijalur khusus bus yang lebih dikenal sebagai
Busway.

Pelanggaran tertib penggunaan perangkat keselamatan seperti helm dan sabuk keselamatan yang
cenderung masih tinggi terutama di kawasan pinggiran kota.

10.     Kecelakaan lalu lintas

Angka kecelakaan di Indonesia cenderung cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara
lain di Asean. Berbagai langkah perlu dilakukan untuk bisa mengendalikan angka kecelakaan tersebut.
Faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan adalah:

         Jaringan pelayanan yang tidak memadai

         Integrasi pelayanan yang menyangkat integrasi phisik/tempat perpindahan, jadwal dan tiketing yang
belum optimal

         Subsidi angkutan umum tidak dikelola dengan baik

11. Manajemen lalu lintas yang tidak optimal

Dengan segala permasalahan kemacetan lalu lintas dan angka kecelakaan yang tinggi menjadi
lebih parah kalau tidak didukung dengan manajemen lalu lintas untuk mengurangi angka kecelakaan,
mengoptimalkan penggunaan jaringan jalan, meningkatkan efisiensi sistem transportasi.

12.  Pencemaran lingkungan

Salah satu dampak negatip sebagai akibat performansi lalu lintas yang jelek, bahan bakar yang
buruk serta tehnologi kendaraan yang sudah ketinggalan akan mengakibatkan pecemaran lingkungan.
Dampak pencemaran lingkungan ini berupa:

Emisi gas buang yang berupa gas dan partikel beracun seperti, gas CO, HC, NOx, Benzen dan
berbagai gas lainnya serta berbagai partikel seperti senyawa karbon lepas, timbal dan berbagai partikel
lainnya.
Emisi gas rumah kaca, yang saat ini dianggap sebagai pemicu terjadinya perubahan iklim. Peran
Gas rumah kaca dari sektor transportasi berada pada kisaran 15 sampai 20 persen yang merupakan
angka yang tidak kecil.

………………………………………

Secara lebih konkrit, masalah kemacetan lalu lintas dapat diatasi seluruhnya dengan melaksanakan
pembangunan secara besar-besaran terhadap prasarana jalan raya dan prasarana/sarana angkutan
umum yang berkualitas tinggi, bebas hambatan dan memiliki tingkat keselamatan yang tinggi, termasuk
disini peningkatan dan pelebaran jalan, pembangunan jalan bertingkat banyak (multy decker),
persimpangan tidak sebidang (interchange & flyover) pada semua simpang yang ada, pembangunan
sistem angkutan umum massal cepat & ringan (Mass Rapid & Light Rail Transits), pembangunan terminal
& penyediaan bis secara masal, dan lain-lain

…………………………………………………………

1. Lampu Pengatur Lalu Lintas

Pergerakan kendaraan di persimpangan sering menimbulkan tabrakan atau pun kemacetan, kalau
masing-masing tidak mau mengalah. Untuk mengatasinya, di persimpangan dipasang lampu
pengatur lalu-lintas.

Lampu pengatur lalu-lintas terdiri tiga lampu dan warna. Apabila lampu warna merah (paling
atas) menyala, kendaraan wajib berhenti. Apabila lampu warna kuning (tengah) menyala,
kendaraan siap-siap berjalan. Apabila lampu hijau (paling bawah) menyala, kendaraan boleh
jalan.

Berjalan bergantian sesuai dengan waktu yang ditentukan atau time sharing merupakan prinsip
dari lampu pengatur lalu-lintas. Setiap pengendara, wajib mematuhi rambu lampu pengatur lalu-
lintas. Apabila pengendara nekat menerobos dan tidak tertib, maka akan terjadi kemacetan
bahkan tabrakan.

Sigit Wahyu

Arah arus lalu-lintas pada Jembatan Semanggi, Jakarta.

Arah arus lalu lintas pada perempatan yang diatur dengan lampu pengatur lalu-lintas.

 2. Jalan Layang

Apabila lampu pengatur lalu-lintas masih menimbulkan kemacetan yang panjang akibat jumlah
kendaraan yang hendak melintas cukup banyak, maka perlu dibangun jalan layang.

3. Jalan Searah dan Sistem Buka Tutup


Sistem jalan searah sangat efektif untuk mengatasi kemacetan, asal badan jalan tidak digunakan
untuk parkir. Apabila arus kendaraan tidak padat, sistem jalan searah bisa diubah lagi menjadi
sistem dua arah dengan memberlakukan sistem buka tutup. Sistem buka tutup artinya, pada jam-
jam tertentu berlaku jalan dua arah, tetapi pada jam-jam tertentu bisa ditutup menjadi satu arah.

4. Lingkaran  di Tengah Persimpangan

Apabila persimpangan jalan memiliki ruang yang cukup luas dan arus kendaraan tidak begitu
padat, maka sistem membangun lingkaran berbentuk tugu/taman di tengah persimpangan bisa
mengatasi kemacetan. Dengan sistem lingkaran di tengah persimpangan, semua kendaraann yang
hendak belok ke kanan harus melingkari taman atau tugu.  Namun, kalau arus kendaraan sudah
sangat padat, maka sistem lingkaran di tengah persimpangan bisa dikombinasi dengan memasang
lampu pengatur lalu-lintas.

Sigit Wahyu

Arah arus lalu-lintas pada Jembatan Semanggi, Jakarta.

Arah arus lalu-lintas belok kanan harus mengitari lingkaran.

5. Simpang Susun

Sistem jalan simpang susun ini menggabungkan jalan layang dan jalan searah dengan sistem
percabangan yang rumit. Agar pengemudi tidak salah arah, setiap percabangan dipasang rambu-
rambu penunjuk arah.

Salah satu contoh jalan raya simpang susun adalah Jembatan Semanggi Jakarta. Dengan sistem
jalan satu arah, arus lalu-lintas diatur sedemikian rupa, sehingga kendaraan bisa menuju ke arah
mana pun tanpa harus melewati persimpangan.

Sigit Wahyu

Arah arus lalu-lintas pada Jembatan Semanggi, Jakarta.

Arah arus lalu-lintas pada simpang susun Jembatan Semanggi.

Bagaimana arah arus lalu-lintas yang terjadi pada simpang susun Jembatan Semanggi sekarang?
Yuk, kita cermati skema di bawah ini.

Sigit Wahyu
Arah arus lalu-lintas pada Jembatan Semanggi, Jakarta.

Arus lalu-lintas pada simpang susun Jembatan Semanggi.

Anda mungkin juga menyukai