Anda di halaman 1dari 27

1

JARAK PANDANG
Jarak Pandang
o Adalah panjang bagian jalan di depan pengemudi yang dapat dilihat
dengan jelas, diukur dari tempat kedudukan mata pengemudi.
o Kemampuan untuk dapat melihat ke muka dengan jelas merupakan hal
yang penting untuk keselamatan dan pemakaian kendaraan yang efisien
bagi pengemudi di jalan.
o Jarak pandangan berguna untuk :
✓ Menghindarkan terjadinya tabrakan yang dapat membahayakan
kendaraan dan manusia akibat adanya benda yang berukuran besar,
kendaraan yang sedang berhenti, pejalan kaki, hewan-hewan pada lajur
jalannya.
✓ Memberi kemungkinan untuk mendahului kendaraan lain yang bergerak
dengan kecepatan lebih rendah dengan mempergunakan lajur di
sebelahnya.
✓ Menambah effisiensi jalan tersebut, sehingga volume pelayanan dapat
dicapai semaksimal mungkin.
✓ Sebagai pedoman bagi pengatur lalu-lintas dalam menempatkan
rambu-rambu lalu lintas yang diperlukan pada setiap segmen jalan.
Ketinggian Mata Pengemudi dan Halangan
• Jarak pandangan yang diperlukan sepanjang jalan tersebut diukur dengan
ketinggian mata pengemudi ke puncak halangan / objek di jalan saat pertama
kali terlihat oleh pengemudi, ketinggian tersebut diukur dari permukaan
perkerasan ke mata pengemudi atau puncak objek. Berdasarkan Bina Marga
(luar kota), untuk jarak pandang henti, tinggi mata adalah 105 cm dan tinggi
objek 15 cm. Sedangkan untuk jarak pandang menyiap, tinggi mata 105 cm dan
tinggi objek 105 cm.

• Ketinggian mata pengemudi dan objek mempengaruhi keperluan dalam


perencanaan geometrik jalan dan keamanannya, tinggi mata pengemudi
tergantung pada karakteristik kendaraan dan tinggi badan pengemudi.
Pemilihan tinggi objek untuk rencana merupakan hasil pertimbangan akan
kemungkinan dan penghematan biaya.

• Di dalam perencanaan geometrik jalan faktor karakteristik jalan turut


menentukan, sementara itu perkembangan kendaraan bermotor yang sangat
cepat. Hal ini menimbulkan evolusi terhadap bentuk kendaraan yang
cenderung pada penurunan tinggi mata pengemudi sehingga akan
berpengaruh pada perencanaan geometik jalan.
Jarak Pandang
Jarak Pandang
Dilihat dari kegunaannya jarak pandangan dapat dibedakan atas :

• Jarak Pandang Henti (JPH)


yaitu panjang jalan didepan pengemudi yang terlihat dan cukup
panjang untuk menghentikan kendaraannya sesaat sebelum sebelum
kendaraan tersebut mencapai objek halangan. Ketentuan teknis untuk
JPH adalah bahwa pada jalan Antarkota, jalan perkotaan, dan JBH,
pada seluruh panjang alinemen jalannya baik pada bagian lurus
maupun tikungan harus memenuhi JPH.

▪ Jarak Pandang Menyiap (JPM)


yaitu panjang jalan didepan pengemudi yang terlihat dan cukup
panjang untuk mendahului kendaraan yang ada didepannya dengan
aman. Ketentuan teknis untuk JPM adalah bahwa JPM harus dipenuhi
hanya pada jalan dua lajur dua arah tanpa median (2/2-TT) di jalan
Antarkota dan porsi pemenuhannya paling sedikit 20% dari seluruh
panjang ruas yang didesain. Pemenuhan J PM tidak diterapkan baik di
Jalan perkotaan maupun di JBH.
Jarak Pandang Henti (JPH)

o Adalah jarak yang ditempuh pengemudi untuk menghentikan


kendaraannya. Pada setiap panjang jalan haruslah dipenuhi paling
sedikit jarak pandangan sepanjang jarak pandangan henti minimum.
o Jarak pandang henti minimum adalah jarak yang ditempuh
pengemudi untuk menghentikan kendaraan yang bergerak setelah
melihat adanya rintangan pada lajur jalannya, ditambah jarak untuk
mengerem.
o Jarak pandang henti minimum merupakan penjumlahan dari dua
bagian jarak, yaitu :
1) Jarak PIEV / Jarak Tanggap, yaitu jarak yang ditempuh oleh
kendaraan pada saat pengemudi menyadari adanya rintangan
sampai dia mengambil keputusan untuk menginjak rem.
2) Jarak Pengereman, yaitu jarak yang ditempuh oleh kendaraan dari
menginjak pedal rem sampai kendaraan itu berhenti.
Waktu Persepsi dan Waktu Reaksi
o Waktu persepsi adalah waktu yang diperlukan pengemudi untuk
menyadari adanya halangan pada lintasannya, dan pikiran untuk
mengantisipasi keadaan tersebut dengan keharusan menginjak rem.
o Waktu reaksi adalah waktu yang dibutuhkan oleh pengemudi untuk
meghentikan kendaraannya setelah mengambil keputusan untuk
menginjak rem.
o Berdasarkan AASHTO ’90 mengambil waktu PIEV sebesar 1,5 detik.
o Setelah pengemudi mengambil keputusan untuk menginjak rem,
maka pengemudi membutuhkan waktu sampai dia menginjak pedal
rem, dan rata-rata pengemudi membutuhkan waktu 0,5 detik – 1
detik.
o Untuk perencanaan ditambah waktu 1 detik, sehingga total waktu
yang dibutuhkan dari saat dia melihat rintangan sampai menginjak
pedal rem, disebut sebagai waktu reaksi adalah 2,5 detik.
Jarak waktu persepsi dan reaksi
o Jarak waktu persepsi dan reaksi adalah jarak perjalanan
kendaraan selama waktu persepsi dan reaksi.
o Jarak ini merupakan hasil perkalian antara kecepatan
kendaraan dengan waktunya. Besarnya jarak PIEV dapat
dirumuskan sebagai berikut :
𝑑1 = 0,278 × 𝑉 × 𝑡
dimana :
d1 = jarak PIEV dalam (m)
V = kecepatan kendaraan dalam (m/dt)
t = waktu PIEV dalam (detik) = 2,5 detik
Jarak mengerem
o Jarak pengereman ini dipengaruhi oleh :
✓ faktor ban,
✓ sistem pengereman itu sendiri,
✓ kondisi muka jalan, dan
✓ kondisi perkerasan jalan.
o Untuk perencanaan hanya diperhitungkan adanya gesekan antara ban dan
muka jalan.
o Jarak mengerem ini diturunkan berdasarkan prinsip mekanika, dengan
meninjau kendaraan yang sedang berjalan dengan kecepatan V seperti
pada gambar :


Jarak mengerem

▪ Dengan kaedah mekanika (hukum newton), didapat :


✓ gaya friksi kendaraan w x f x cos ∝
✓ gaya aksi kendaraan akibat perlambatan ( w x a ) / g
✓ komponen berat kendaraan w x sin ∝
▪ Ketiga hubungan di atas disubstitusikan ke dalam persamaan gaya
(hukum Newton II)
σ 𝐹 = 𝑚 𝑥 𝑎, sehingga akan didapatkan persamaan berikut :
𝑤 × sin ∝ −𝑤 × 𝑓 × cos ∝ = 𝑤 × 𝑎 / 𝑔
▪ Dengan menurunkan persamaan tersebut diperoleh panjang jarak
mengerem sebagai berikut :
𝑉2
𝐷𝑏 = 𝑑2 =
254 .(𝑓𝑝 ± 𝐿)
Rumus Umum Jarak Pandang Henti
Rumus umum jarak pandangan henti untuk jalan dengan kelandaian tertentu
adalah :
𝐽𝑃𝐻 = 𝑑1 + 𝑑2

𝑉2
𝐽𝑃𝐻 = 0,278 . 𝑉 . 𝑡 + 254 .( 𝑓𝑝±𝐿 )

𝑉2
Untuk jalan datar : 𝐽𝑃𝐻 = 0,278 . 𝑉 . 𝑡 +
254 .𝑓𝑝

dimana : L = landai jalan dalam (%) dibagi 100


Dengan mensubstitusikan nilai t = 2,5 detik, persamaan bisa –
disederhanakan menjadi :
𝑉2
𝐽𝑃𝐻 = 0,694 . 𝑉 + 0,004
𝑓𝑝
dimana :
fp = koefisien gesekan antara ban dan perkerasan jalan dalam arah
memanjang jalan (menurut Bina Marga, untuk aspal fp = 0,35 – 0,55)
d2 = jarak mengerem (m)
V = kecepatan kendaraan (km/jam)
KONSEP JPH PADA MOBIL PENUMPANG
KONSEP JPH PADA TRUK
JPH Mobil Penumpang Pada Kelandaian Datar, Menurun
dan Menanjak
JPH Truk Pada Kelandaian Normal dan Koreksi Kelandaian
Jarak Pandang Menyiap/Mendahului (JPM)
Adalah jarak yang dibutuhkan pengemudi sehingga dapat melakukan gerakan
menyiap suatu kendaraan dengan sempurna dan aman berdasarkan asumsi yang
diambil.

Jarak pandangan menyiap standar pada jalan 2 jalur 2 arah dihitung berdasarkan
beberapa asumsi terhadap sifat arus lalu lintas yaitu:
• Kendaraan yang akan disiap harus mempunyai kecepatan yang tetap
• Sebelum melakukan gerakan menyiap, kendaraan harus mengurangi dan
mengikuti kendaraan yang akan disiap dengan kecepatan yang sama
• Apabila kendaraan sudah berada pada lajur untuk menyiap, maka pengemudi
harus mempunyai waktu untuk menentukan apakah gerakan menyiap dapat
diteruskan atau tidak
• Kecepatan kendaraan yang menyiap mempunyai perbedaan sekitar 15 km/jam
dengan kecepatan kendaraan yang akan disiap pada waktu melaksanakan
kegiatan menyiap
• Pada saat kendaraan yang menyiap telah berada kembali pada laju jalannya,
maka harus tersedia cukup jarak dengan kendaraan yang bergerak dari arah
yang berlawanan
Jarak Pandang Menyiap/Mendahului
• Tinggi mata pengemudi diukur dari permukaan perkerasan menurut AAHSTO’90
= 1,06 m (3,5 ft) dan tinggi objek yaitu kendaraan yang akan disiap adalah 1,25
m (4,25 ft), sedangkan Bina Marga (antar kota) mengambil tinggi mata
pengemudi sama dengan tinggi objek (halangan) yaitu 1,05 cm.

• Berdasarkan asumsi tersebut, jarak pandang menyiap didefinisikan sebagai


penjumlahan 4 bagian jarak seperti terlihat pada gambar :
Rumus Umum JPM
Jarak pandangan menyiap standar dihitung dengan rumus :
𝑱𝑷𝑴 = 𝒅𝟏 + 𝒅𝟐 + 𝒅𝟑 + 𝒅𝟒
dimana :
• d1 = jarak yang ditempuh kendaraan menyiap selama waktu
persepsi reaksi hingga percepatan awal untuk menempati jalur
berlawanan
• d2 = jarak yang ditempuh kendaraan menyiap selama menempati
jalur berlawanan
• d3 = jarak antara kendaraan menyiap dan kendaraan yang
berlawanan arah pada akhir gerakan menyiap
• d4 = jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang berlawanan
sebesar 2/3 waktu kendaraan menyiap menempati jalur yang
berlawanan.
Rumus Umum JPM

𝒂 .𝑻𝟏
𝒅𝟏 = 𝟎, 𝟐𝟕𝟖 . 𝒕𝟏 (𝑽 − 𝒎 + )
𝟐
• d1 = jarak yang ditempuh kendaraan menyiap selama waktu persepsi reaksi
hingga percepatan awal untuk menempati jalur berlawanan
• t1 = waktu reaksi (detik), besarnya tergantung kecepatan, sebesar :
t1 = 2,12 + 0,026 VR
• m = perbedaan kecepatan antara kendaraan yang menyiap dan yang disiap
(diambil 10 – 15 km/jam)
• V = kecepatan rata-rata kendaraan yang menyiap, dalam perhitungan dapat
dianggap sama dengan kecepatan rencana (km/jam)
• a = percepatan rata-rata yang besarnya tergantung dari kecepatan rata-rata
kendaraan yang menyiap, sebesar :
a = 2,052+0,0036VR
Rumus Umum JPM
𝒅𝟐 = 𝟎, 𝟐𝟕𝟖 . 𝑽𝑹 . 𝑻𝟐
dimana :

• d2 = jarak yang ditempuh kendaraan menyiap selama menempati jalur


berlawanan (lajur kanan)
• T2 = waktu dimana kendaraan yang menyiap berada pada lajur kanan,

= 6,56 + 0,048 VR
• 𝑑3 = 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 30 − 100 𝑚 (lihat tabel)
2
• 𝑑4 = 3 𝑥 𝑑2

VR (km/jam) 50 – 65 65 – 80 80 – 95 95 - 110

d3 (m) 50 55 75 90
Jarak Pandang Aman JPA
Panjang Minimum JPM (Jd)

• Penyebaran Lokasi
Lokasi atau daerah untuk mendahului harus disebar di sepanjang
jalan dengan jumlah panjang minimum 30 % dari panjang total
ruas jalan yang direncanakan.
Contoh Perhitungan
Contoh 1.

Hitung jarak pandang henti (Jph) untuk V = 60 km/jam


Kecepatan rencana (Vd) = 60 km/jam (Mobil Penumpang)
Klasifikasi medan adalah datar (Grade 0%)

Penyelesaian :

Untuk aspal, nilai fp = 0,35 - 0,55


Gunakan fp = 0,45
t = 2,5 detik

sehingga diperoleh :

60 2
Jh = 0,694 . 60 + 0,004
0,45

Jh = 73,64 m ∞ 85 m

KESIMPULAN : Diambil panjang jarak pandang henti (Jph) adalah 85 meter


Contoh 2.

Hitung jarak pandang menyiap (Jd) untuk V = 60 km/jam

t1 = 2,12 + 0,026 V = 3,68 detik


m= 15 km/jam
a = 2,052 + 0,0036 V = 2,27 detik

2,27 . 3,68
d1 = 0,2781 . 3,68 ( 60 - 15 + )
2
d1 = 50,3 m

t2 = 6,56 + 0,048 V = 9,44 detik d3 = 50 m

d2 = 0,278 . 60 . 9,44
d2 = 157 m
d4 = 105 m

Jd = 50,3 + 157 + 50 + 105


Jd = 363 m ∞ 350 m

KESIMPULAN :
Diambil panjang jarak pandang menyiap (Jd) adalah 363 meter
25

KUIS
SOAL

1. Hitung jarak pandangan Henti (JPH) dengan data sbb :


✓ Kecepatan kendaraan (V) = 6y km/jam (Kendaraan Truk)
✓ Waktu PIEV (t) = 2,5 detik
✓ Jalan aspal (fp) = 0,45
✓ Klasifikasi Medan = menurun (3%)

2. Hitung jarak pandangan menyiap (JPM), dengan data sbb:


✓ Kecepatan kendaraan (V) = 7y km/jam
✓ Perbedaan kecepatan (m) = 15 km/jam
27

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai