Anda di halaman 1dari 45

Hendrig Sudradjat, ST.

MT
 MANUSIA SELALU
BERHASRAT MENCARI
KEBUTUHAN HIDUP
DAN BERKOMUNIKASI
• JEJAK MANUSIA UNTUK
MENCARI KEBUTUHAN
HIDUP
• ALAT TRANSPORTASI,
HEWAN, KERETA, MULAI
DIBUAT JALAN RATA
 Bangsa Romawi mulai abad ke 4
SM, telah membuat jalan dengan
perkerasan ukuran tebal 3 feet
— 5 feet (1,0 m — 1,7 m) dan
lebarnya 35 feet (± 12 m).
Jalan Daendles ± 1000 kmpada zaman
Belanda, yang dibangun dari anyer di Banten
sampai Panarukan di Banyuwangi Jawa Timur.

Pembangunan tersebut dilakukan dengan


kerja paksa pada akhir abad 18.

Tujuan pembangunan pada saat itu


terutama untuk kepentingan strategi dan
dimasa tanam paksa untuk memudahkan
pengangkutan hasil bumi
Pada akhir abad 18, Thomas Telford dari Skotlandia
(1757-1834) menciptakan konstruksi perkerasan jalan

“ Prinsip desak-desakan dengan menggunakan batu-batu


belah yang dipasang berdiri dengan tangan “.
John Mc Adam (1756 – 1836), memperkenalkan
kontruksi perkerasan dengan prinsip “tumpang-
tindih” dengan menggunakan batu-batu pecah
dengan ukuran terbesar (± 3“).
 Sampai sekarang ini kedua sistem perkerasan
tersebut masih dipergunakan
Jalan raya adalah merupakan suatu lintasan yang
bertujuan untuk melewatkan lalu-lintas orang /
barang dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Lintasan menyangkut jalur tanah yang
diperkuat (diperkeras) maupun jalur
tanah tanpa perkerasan
Lalu lintas menyangkut kegiatan lalu lalang
atau gerak semua benda dan makhluk yang
melewati jalur tersebut baik kendaraan
bermotor, kendaraan tidak bermotor seperti
(Sepeda, Gerobak, dll) manusia maupun
hewan.
SARANA TRANSPORTASI DARAT YANG
MELIPUTI SEGALA BAGIAN JALAN TERMASUK
BANGUNAN PELENGKAP DAN
PERLENGKAPANNYA YANG DIPERUNTUKKAN
BAGI LALULINTAS.
JALAN KHUSUS
JALAN KHUSUS JALAN YANG
DIBANGUN OLEH INSTANSI,
BADAN USAHA,
PERSEORANGAN ATAU
KELOMPOK MASYARAKAT
JALAN UMUM

JALAN YANG
DIPERUNTUKKAN BAGI
KEPENTINGAN UMUM
JALAN TOL
JALAN UMUM YANG MERUPAKAN BAGIAN SISTEM JARINGAN JALAN
DAN SEBAGAI JALAN NASIONAL YANG PENGGUNANYA DIWAJIBKAN
MEMBAYAR TOL
PRASARANA TRANSPORTASI EKSOSBUDHANKAM
PRASARANA DISTRIBUSI BARANG DAN JASA
MENGHUBUNGKAN DAN MENGIKAT SELURUH
NKRI
JARINGAN JALAN PRIMER
Sistem jaringan jalan, dengan
peranan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk
pengembangan semua
wilayah ditingkat nasional.
JARINGAN JALAN SEKUNDER
Sistem jaringan jalan, dengan
peranan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk
pengembangan untuk
masyarakat di kawasan
perkotaan
ARTERI
Jalan yang berfungsi melayani angkutan utama,
dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan
rata-rata tinggi.
KOLEKTOR
Jalan yang berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi, dengan ciri
perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata
sedang.
LOKAL

Jalan yang berfungsi melayani angkutan


setempat, dengan ciri perjalanan jarak dekat,
kecepatan rata-rata rendah.
 JALAN LINGKUNGAN

Jalan yang berfungsi melayani angkutan


pengumpul atau pembagi, dengan ciri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata
rendah.
JALAN NASIONAL
Jalan Arteri dan Jalan Kolektor dalam sistem
jaringan jalan Primer yang menghubungkan
antar ibukota provinsi.

• JALAN PROVINSI
Jalan Kolektor dalam sistem jaringan jalan
Primer yang menghubungkan antar ibukota
provinsi dengan ibukota kabupaten/kota,
atau antar ibukota kabupaten/kota
JALAN KABUPATEN
Merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan
jalan primer yang bukan jalan nasional dan
jalan provinsi yang menghubungkan ibukota
kabupaten dengan ibu kota kecamatan, antar
ibu kota kecamatan.

Jaringan Jalan Sekunder dalam wilayah


Kabupaten
JALAN KOTA
Jalan dalam sistem jaringan jalan sekunder
yang menghubungkan antar pusat
pelayanan dalam kota dan antar pusat
pemukiman dalam kota

JALAN DESA
Jalan umum yang menghubungkan
kawasan dan atau antarpemukiman di
dalam desa, serta jalan lingkungan
KELAS JALAN TEKANAN GANDAR
I 7 ton
II 5 ton
IIIA 3,50
IIIB 2, 75 ton
IV 1, 50 ton
Tipe I Klas I Jalan dengan standar tinggi untuk
melayani antar wilayah atau antar
kota untuk kecepatan tinggi
dengan pembatasan jalan masuk
Klas II Jalan dengan standar tinggi untuk
melayani antar wilayah atau di
dalam metropolitan untuk
kecepatan tinggi dengan
pembatasan jalan masuk
Tipe II Klas I Jalan dengan standar tinggi, 4
lajur atau lebih untuk antar
kota atau dalam kota,
kecepatan tinggi, volume
lalulintas tinggi, dengan
masih ada pembatasan
beberapa jalan masuk
Tipe II Klas II Jalan dengan standar tinggi, 2
lajur atau lebih untuk
melayani antar/dalam kota,
kecepatan tinggi, volume
lalulintas sedang, dengan/
tanpa pembatasan jalan
masuk
Tipe II Klas Jalan dengan standar menengah,
III 2 jalur atau lebih melayani antar
distrik, kecepatan sedang,
volume lalulintas tinggi tanpa
pembatasan jalan masuk
Tipe II Klas Jalan dengan standar rendah, 1
IV jalur dua arah sebagai jalan
penghubung
Potongan suatu jalan tegak lurus pada as atau
sumbu jalan, yang menunjukkan bentuk serta
susunan bagian-bagian jalan yang
bersangkutan dalam arah melintang
 Umumnya 3,5m
 Untuk jalan-jalan kurang penting 2,5-3,0 m
 Untuk bebas hambatan 3,75m
 Lebar lajur berhubungan dengan kenyamanan
dan keamanan.
Klasifikasi Klas Jalan Lebar Lajur (m)
Tipe I Klas I 3,5
Klas II 3,5
Tipe II Klas I 3,5
Klas II 3,25
Klas III 3,25-3,0
 Jalan Tidak Terbagi (TB), yaitu ruas jalan yang
pembatas jalurnya berupa marka jalan
(terputus-putus atau menerus/solid).
 Jalan Terbagi (B), yaitu ruas jalan yang
pembatas jalurnya berupa bangunan, yang
disebut median, secara teknis berupa
bangunan yang dilengkapi dengan taman
atau sekedar pasangan kerb beton.
Allhamdulillah
&
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai