Anda di halaman 1dari 45

PERENCANAAN

GEOMETRIK JALAN
PERTEMUAN KE - 2

Dosen Pengampu :
TUKIMUN, ST, MT

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945


SAMARINDA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
PERTEMUAN -2

POKOK BAHASAN :
PARAMETER-PARAMETER PERENCANAAN
GEOMETRIK JALAN

SUB POKOK BAHASAN :


1. KENDARAAN RENCANA
2. KECEPATAN
3. VOLUME LALU LINTAS
4. TINGKAT PELAYANAN JALAN
5. JARAK PANDANG
BAGIAN-BAGIAN JALAN
KLASIFIKASI JALAN SESUAI PEDOMAN PERENCANAAN
GEOMETRIK JALAN PERKOTAAN RSNI T-14 TAHUN 2004
KENDARAAN RENCANA
KENDARAAN RENCANA ADALAH KENDARAAN YANG MEWAKILI
KELOMPOKNYA YANG DIPERGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN DAN
MERENCANAKAN BAGIAN-BAGIAN DARI JALAN.

EXAMPLE :
PARAMETER KENDARAAN KEBUTUHAN
Lebar Kendaraan Penentuan Lebar Lajur Jalan
Sifat Membelok Kendaraan Penentuan Tikungan (U-Turn)
Tinggi Tempat Duduk Pengemudi Jarak Pandang Pengemudi
Daya Kendaraan Penentuan Kelandaian Jalan

PERTIMBANGAN PERENCANAAN:
1. COST BUDGED
2. KEAMANAN
3. KENYAMANAN
KATEGORI KENDAAAN DIBAGI MENJADI
3 BAGIAN:
Kendaraan Kecil, diwakili oleh mobil penumpang;
Kendaraan Sedang, diwakili oleh truk 3 as tandem atau oleh
bus besar 2 as;
Kendaraan Besar, diwakili oleh truk-semi-trailer.
Sumber : Direktorat Jenderal Binamarga
Jari - jari Manuver Kendaraan Kecil
Jari jari Manuver Kendaraan Sedang
Jari jari Manuver Kendaraan Besar
KECEPATAN
KECEPATAN ADALAH BESARAN YANG MENUNJUKKAN JARAK
YANG DITEMPUH KENDARAAN DIBAGI DENGAN WAKTU
TEMPUHNYA YANG BIASANYA DINYATAKAN DALAM SATUAN
KM/JAM.

V = Kecepatan (Km/Jam)
S = Jarak (Km)
T = Waktu (Jam)

Kecepatan ini menggambarkan Nilai Gerak dari Kendaraan yang


melintasi jalan yang direncanakan, sehingga perencanaan jalan harus
mengacu pada kecepatan kendaraan yang direncanakan.
KECEPATAN RENCANA
KECEPATAN RENCANA (VR) ADALAH KECEPATAN YANG DIPILIH
UNTUK KEPERLUAN PERENCANAAN SETIAP BAGIAN JALAN RAYA
SEPERTI TIKUNGAN, KEMIRINGAN JALAN, JARAK PANDANG DAN
LAIN-LAIN.
ATAU :
Kecepatan rencana (VR), pada suatu ruas jalan adalah kecepatan
yang dipilih sebagai dasar perencanaan geometrik jalan yang
memungkinkan kendaraan-kendaraan bergerak dengan aman dan
nyaman dalam kondisi cuaca yang cerah, lalu lintas yang lengang
dan pengaruh hambatan samping jalan yang tidak berarti.

KECEPATAN RENCANA DIPENGARUHI OLEH:

1. KEADAAN LERENG (TERRAIN)


2. SIFAT DAN TINGKAT PENGGUNAAN DAERAH
KEADAAN MEDAN (TERRAIN)
Untuk menghemat biaya perencanaan jalan harus disesuaikan dengan
kondisi medan lokasi studi.

Medan Datar adalah Kecepatan Truck sama atau mendekati


kecepatan mobil penumpang.
Medan Perbukitan adalah Jika kecepatan truck berkurang sampai
dibawah kecepatan mobil penumpang, tetapi tidak sampai
merangkak.
Medan Pegunungan adalah jika kecepatan truck berkurang banyak
sehingga truck merangkak dengan frekwensi yang sering.

Sumber : Perencanaan Geometrik Jalan Luar Kota, Ditjen


Binamarga
SIFAT DAN PENGGUNAAN DAERAH
KECEPATAN RENCANA YANG DIAMBIL AKAN LEBIH BESAR
UNTUK JALAN LUAR KOTA DIBANDINGKAN JALAN DI DALAM
PERKOTAAN KARENA MENYANGKUT SIFAT DAN
PENGGUNAAN DAERAH YANG BERSANGKUTAN.
JALAN DENGAN VOLUME LALU-LINTAS TINGGI DAPAT
DIRENCANAKAN DENGAN KECEPATAN TINGGI, TETAPI
SEBALIKNYA JALAN DENGAN VOLUME LALU-LINTAS
RENDAH TIDAK DAPAT DI DESAIN DENGAN KECEPATAN
RENDAH.
PERUBAHAN TERHADAP KECEPATAN RENCANA YANG
DIPILIH DISEPANJANG JALAN TIDAK BOLEH TERLALU
BESAR DAN DALAM JARAK YANG TERLALU PENDEK,
PERBEDAAN 10 KM/JAM DAPAT DIPERTIMBANGKAN KARENA
AKAN MENGHASILKAN BEDA RENCANA GEOMETRIK YANG
CUKUP BERARTI.
Tabel. Kecepatan Rencana, VR, sesuai klasifikasi fungsi dan
klasifikasi medan jalan.

Fungsi Kecepatan Rencana, Vr, Km/jam

Datar Bukit Pegunungan

Arteri 70-120 60-80 40-70

Kolektor 60-90 50-60 30-50

Lokal 40-70 30-50 20-30

Untuk kondisi medan yang sulit, VR suatu segmen jalan dapat


diturunkan dengan syarat bahwa penurunan tersebut tidak lebih
dari 20 km/jam.
VOLUME LALU-LINTAS
VOLUME LALU-LINTAS MENYATAKAN JUMLAH KENDARAAN
YANG MELINTASI SATU TITIK PENGAMATAN DALAM SATU
SATUAN WAKTU (HA RI, JAM, MENIT).

VOLUME LALU-LINTAS TINGGI MEMBUTUHKAN LEBAR JALUR JALAN


YANG BESAR SEHINGGA AMAN DAN NYAMAN.
JALAN YANG TERLALU LEBAR DENGAN VOLUME LALU-LINTAS
RENDAH CENDERUNG MEMBAHAYAKAN KARENA PENGEMUDI AKAN
MEMACU KENDARAAN DENGAN KECEPATAN TINGGI BELUM TENTU
KONDISI JALAN MEMUNGKINKAN.
JALAN YANG TERLALU LEBAR DENGAN VOLUME LALU-LINTAS
RENDAH AKAN BOROS COST BUDGED.

SATUAN YANG DIPERGUNAKAN DALAM PENENTUAN VOLUME


LALU-LINTAS ADALAH:
1. LALU-LINTAS HARIAN RATA-RATA (LHR)
2. VOLUME JAM RENCANA (VJR)
3. KAPASITAS ( C ).
LALU-LINTAS HARIAN RATA-RATA (LHR)
LALU-LINTAS HARIAN RATA-RATA ADALAH VOLUME LALU-LINTAS
RATA-RATA DALAM SATUAN HARI. DARI MEMPEROLEH DATANYA
ADA 2 JENIS YAITU LALU-LINTAS HARIAN RATA-RATA TAHUNAN
(LHRT) DAN LALU-LINTAS HARIAN RATA-RATA (LHR)

LHRT ADALAH JUMLAH LALU-LINTAS KENDARAAN RATA-RATA YANG


MELEWATI SATU JALUR JALAN SELAMA 24 JAM DAN DIPEROLEH
DARI DATA SELAMA SATU TAHUN PENUH.

LHRT dinyatakan dalam SMP/hari/2arah untuk jalan 2 jalur 2 arah


Atau dalam SMP/hari/1 arah untuk jalan berlajur banyak dengan
median.
SMP adalah angka satuan kendaraan dalam hal kapasitas jalan, di
mana mobil penumpang ditetapkan memiliki satu SMP.
SMP untuk jenis jenis kendaraan dan kondisi medan lainnya dapat
dilihat dalam Tabel berikut. Detail nilai SMP dapat dilihat pada
buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) No.036/TBM/1997.

Tabel. Ekivalen Mobil Penumpang (emp)


LALU-LINTAS HARIAN RATA-RATA (LHR)
Lalu lintas harian rata-rata Tahuna (LHRT) dapat dihitung dengan tersedianya
data jumlah kendaraan yang terus menerus selama 1 tahun penuh.

LHR adalah adalah hasil bagi jumlah kendaraan yang diperoleh selama
pengamatan dengan lamanya pengamatan.

Akurasi data LHR tergantung pada :


Pengamatan yang dilakukan pada interval-interval waktu yang cukup
menggambarkan fluktuasi arus lalu-lintas selama 1 tahun.
Hasil LHR yang yang dipergunakan adalah harga rata-rata dari perhitungan
LHR beberapa kali.

LHR jalan baru diperoleh dari pengamatan LHR jalan


disekitar lokasi studi.
VOLUME JAM RENCANA (VJR)
Volume Jam Rencana (VJR) adalah prakiraan volume lalu lintas
pada jam sibuk tahun rencana lalu lintas, dinyatakan dalam
SMP/jam, dihitung dengan rumus:
di mana :
K (disebut faktor K), adalah faktor volume lalu lintas jam sibuk.
F (disebut faktor F), adalah faktor variasi tingkat lalu lintas
perseperempat jam dalam satu jam.

Tabel. Penentuan
faktor-K dan
faktor-F
berdasarkan
Volume Lalu
Lintas Harian
Rata-rata.
KAPASITAS (C)
Kemampuan Maksimum suatu jalan dalam menampung arus
LL dalam satuan waktu.
Dipengaruhi oleh sifat lalulintas dan faktor fisik jalan.
Kapasitas menunjukkan besaran kuantitas jumlah kendaraan

Faktor LL yang mempengaruhi:


Prosentase kendaraan bus dan truk
Pembagian jalur lalulintas
Variasi dalam arus lalulintas

Faktor Fisik Jalan


Lebar perkerasan jalan
Lebar bahu jalan
Tikungan dan kelandaian jalan
Kondisi permukaan perkerasan jalan
KAPASITAS JALAN DI BAGI MENJADI 3 YAITU :
Kapasitas Dasar
Adalah jumlah kendaraan maksimum yang melewati suatu jalan
selama satu jam, dalam keadaan jalan dan lalu-lintas yang ideal
yang dapat dicapai

Kapasitas yang mungkin


Adalah jumlah kendaraan maksimum yang melewati suatu jalan
selama satu jam dalam keadaan jalan dan lalulintas yang mungkin
dapat dicapai

Kapasitas Praktis
Adalah jumlah kendaraan maksimum yang melewati suatu jalan
selama satu jam, pada kondisi lalulintas yang dipertahankan sesuai
tingkat pelayanan tertentu.
TINGKAT PELAYANAN JALAN
Adalah tolak ukur yang digunakan untuk
menyatakan kualitas pelayanan suatu jalan
Indikator pelayanannya adalah kecepatan
kendaraan .
Makin cepat berarti pelayanan jalan makin
baik, dan atau sebaliknya makin lambat
maka makin buruk tingkat pelayanan jalan
tersebut.
Example :

Sehingga ,
Highway Capacity Manual membagi tingkat
pelayanan (Levels of Service/LoS) Jalan, menjadi:
LOS A
Arus Lalulintas Bebas tanpa
hambatan
Volume dan kepadatan
lalulintas rendah
Kecepatan kendaraan
merupakan pilihan pengemudi

From Highway Capacity Manual, 2000


LOS B
Arus Lalulintas Stabil
Kecepatan mulai dipengaruhi
oleh keadaan Lalulintas, tetapi
masih sesuai dengan
keinginan pengemudistill easily
absorbed
Levels of Service
LOS C
Arus Lalulintas masih stabil
Kecepatan perjalanan dan
kebebasan brgerak sudah
dipengaruhi oleh besarnya volume
lalulintas, sehingga pengemudi
tidak dapat lagi memilih
kecepatan yang diinginkan

From Highway Capacity Manual, 2000


LOS D
Arus lalulintas sudah mulai tidak
stabil
Perubahan volume lalulintas
sangat mempengaruhi besarnya
kecepatan perjalanan
Levels of Service
LOS E
Arus lalulintas sudah tidak stabil
Volume kira-kira sama dengan
kapasitas
Sering terjadi kemacetan

From Highway Capacity Manual, 2000


LOS F
Arus lalulintas tertahan pada
kecepatan rendah
Seringkali terjadi kemacetan
Arus lalulintas rendah
Definisi Tingkat Pelayanan
PerMen Hub No 14/2006
JARAK PANDANG

From Highway Capacity Manual, 2000


Jarak Pandang adalah suatu jarak yang
diperlukan oleh seorang pengemudi pada saat mengemudi
sedemikian rupa, sehingga jika pengemudi melihat suatu
halangan yang membahayakan, pengemudi dapat melakukan
sesuatu untuk menghindari bahaya tersebut dengan aman atau
panjang jalan di depan kendaraan yang masih dapat dilihat
dengan jelas diukur dari titik kedudukan pengemudi.

Jarak pandangan dibedakan atas :


Jarak pandangan henti (Jh) yaitu jarak pandangan
yang dibutuhkan untuk menghentikan kendaraannya
jarak pandangan mendahului / menyiap (Jd) yaitu
jarak pandangan yang dibutuhkan untuk dapat menyiap
kendaraan lain yang berada pada lajur jalannya dengan
menggunakan lajur untuk arah yang berlawanan.
Fungsi jarak pandangan adalah :
1. Menghindarkan terjadinya tabrakan yang dapat
membahayakan kendaraan dan manusia akibat
adanya halangan pada ruas jalan tersebut.
2. Memberikan kemungkinan mendahului kendaraan
lain yang bergerak dengan kecepatan yang lebih
rendah dengan menggunakan lajur sebelahnya.
3. Menambah efisiensi jalan, sehingga volume
pelayanan dapat dicapai semaksimal mungkin.
4. Sebagai pedoman bagi pengatur lalu-lintas dalam
menempatkan rambu-rambu yang diperlukan pada
setiap segmen jalan.
JARAK PANDANG HENTI (Jh)
Jarak Pandang henti (Jh) adalah suatu jarak yang diperlukan oleh
seorang pengemudi pada saat mengemudi sedemikian rupa, sehingga
jika jika pengemudi melihat halangan yang membahayakan, maka
dapat melakukan antisipasi untuk menghindari bahaya tersebut dengan
aman.
Jarak Minimum adalah jarak terpendek yang diperlukan oleh seorang
pengemudi kendaraan untuk menghentikan kendaraanya dengan
aman begitu melihat ada halangan di depannya.

Asumsi tinggi mata pengemudi adalah 105 cm dan tinggi halangan


15 cm yang diukur dari permukaan jalan.

Elemen Jarak Pandang henti (Jh) ada 2 yaitu:


1. Jarak Tanggap (Jht), Jarak yg ditempuh sejak pengemudi melihat
ada halangan yg menyebabkan dia harus berhenti sampai pada
menginjak rem.
2. Jarak Pengereman (Jhr), jarak yang dibutuhkan untuk
menghentikan kendaraan sejak pengemudi menginjak rem sampai
kendaraan berhenti.
Jarak Pandang henti dapat dihitung dengan Rumus:

Jh = Jht + Jhr
Dimana :
Untuk Jalan Datar : Vr = Kecepatan Rencana (km/jam)
T = Waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik
Vr 2 g = percepatan gravitasi, 9,8 m/det2
Jh 0,278Vr * T fp = Koefisien gesek.
254 f menurut AASTO = 0,28 s/d 0,45
menurut Bina Marga = 0,35 s/d 0,55
L = landai jalan dalam (%)

Untuk Jalan Kelandaian Tertentu :

Vr 2
Jh 0,278Vr * T
254 * ( f l )
JARAK PANDANG HENTI (Jh) minimum
Vr, 120 100 80 60 50 40 30 20
km/jam

Jh 250 175 120 75 55 40 27 16


minimum

Sumber : Shirley L. hendarsin


Jarak Pandang henti Minimum berdasarkan Sumber
AASTO
Tabel Nilai Koefisien Gesek Arah
Memanjang Roda Kendaraan dengan
Jalan berdasarkan AASTOO

Nilai fm
Elemen dan Total Jarak Pandangan Menyiap Jalan Dua Jalur
Jarak Pandang Mendahului (Jd)

Jd = d1 + d2 + d3 + d4
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
Jarak tempuh d1 selama perioda pergerakan awal
dihitung dari rumus berikut:
at1
d1 0,278t1 v m
2
dimana:
t1 = waktu pergerakan awal (detik)
a = percepatan (km/j/detik)
v = kecepatan kendaraan yang menyiap (kpj)
m = perbedaan kecepatan kendaraan yang disusul dan yang
menyusul (kpj)

Jarak selama berada di jalur lawan (d2) dapat dihitung


dengan rumus:

d 2 0,278vt2
dimana:
t2 = waktu menyiap selama berada di jalur lawan (detik)
v = kecepatan kendaraan yang menyiap (kpj)
d3 = Jarak bebas, adalah jarak bebas antara
kendaraan berlawanan dan kendaraan yang menyiap
pada akhir gerakan menyiap, nilainya adalah antara
30 sampai 100 m.

d4 = Jarak yang ditempuh kendaraan lawan pada


waktu melakukan gerakan menyiap untuk
memperkecil kemungkinan berhadapan dengan
kendaraan lawan selama kendaraan menyiap berada
di jalur lawan. Dengan asumsi kecepatan kendaraan
lawan sama dengan kendaraan menyiap maka dapat
dianggap:
2
d4 d2
3
Tabel jarak pandang menyiap / Mendahului (Jd)

Sumber : AASTO
JARAK PANDANG MALAM HARI

Anda mungkin juga menyukai