Anda di halaman 1dari 24

REKAYASA LALULINTAS

-Wiji Lestarini, MT-


MATERI & REFERENSI

1. Ruas jalan perkotaan


2. Simpang tak bersinyal
3. Simpang dengan bundaran
4. Simpang bersinyal

Referensi : MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) 1997

-Wiji Lestarini, MT-


Gbr 1. Kondisi transportasi
diperkotaan
Gbr 2. Kondisi arus lalulintas
yang diharapkan
Pengertian Rekayasa Lalulintas
 Menurut Institute of Transportation Engineers, USA, Rekayasa
Lalu Lintas (traffic Engineering} adalah suatu tahap dari rekayasa
transportasi yang menyangkut perancangan, perencanaan geometri
dan operasi lalu lintas dari segala macam jalan, jaringan jalan,
terminal, tanah sekitarnya serta hubungan dengan jenis angkutan yang
lainnya.

 Menurut Institute of Civil Engineers, England, Rakayasa Lalu


Lintas adalah bagian dari kerekayasaan yang berhubungan dengan
perencanaan lalu lintas dan perencanaan jalan, lingkungan dan
fasilitas parkir dan dengan alat-alat pengatur lalu lintas guna
memberikan keamanan, kenyamanan dan pergerakan yang ekonomis
bagi kendaraan dan pejalan kaki.
Masalah2 Lalulintas
 Kebutuhan prasarana transportasi tidak sebanding dengan pertumbuhan
kendaraan
 Masalah Lingkungan, Timbul dampak yang merugikan dengan adanya polusi
udara, suara, air dll, baik sebagai akibat kendaraan maupun pabrik pembuatnya.
 Bahan Bakar, bertambahnya jumlah kendaraan di jalan menuntut pula
pertumbuhan pemakaian bahan bakar. Bahan bakar pada umumnya diproduksi
dengan ongkos yang lebih besar dari harga jualnya sehingga pemakaian bahan
bakar yang berlebihan akan menghabiskan banyak devisa negara.
 Kecelakaan, jumlah kecelakaan baik yang ringan maupun yang fatal akan
bertambah sebagai konsekuensi pertumbuhan kendaraan.
 Kemacetan, pertumbuhan jumlah kendaraan yang tidak seimbang dengan
kemampuan jalan untuk menampungnya akan menimbulkan kemacetan yang
akhirnya akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan (transportation cost),
Kemcetan juga akan mengurangi tingkat kenyamanan dan kecepatan kendaraan
disamping mempercepat kerusakan jalan dan pemborosan.
 Lain-lain, pertumbuhan jumlah kendaraan akan berakibat pada kebutuhan
tempat parkir, pertambahan alat pengatur lalu lintas dan lain-lain. Untuk
memenuhi semua itu dibutuhkan dana yang besar yang belum tentu dapat
disediakan pada waktunya. Akibatnya, masalah lalu lintas akan terus bertumpuk
dan membutuhkan penanganan yang lebih mahal lagi.
Gbr 3. Pertumbuhan jalan & kendaraan
Gbr 4. Pertumbuhan kendaraan bermotor
Pemecahan Masalah
 Membuat jalan-jalan yang dapat menampung besarnya
kebutuhan kendaraan yang ada.
 Membatasi kebutuhan jalan dengan cara membatasi
jumlah kendaraan yang dapat menggunakan jalan tersebut.
 Kombinasi cara 1 dan 2 yaitu membuat jalan-jalan
tambahan dan gunakan jalan-jalan tersebut bersama jalan
yang ada sampai tingkat yang maksimum sementara itu
sedapat mungkin mengontrol besarnya kebutuhan
penggunaan jalan.
 Pengelolaan manajemen transportasi yang baik
(pembatasan umur kendaraan, bahan bakar, pajak tinggi,
keharusan memiliki lahan parkir utk hunian dsb)
KARAKTERISTIK LALULINTAS
 Volume
Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan (atau mobil
penumpang) yang melalui suatu titik tiap satuan waktu. Data volume
dapat berupa volume:
a. berdasarkan arah arus
- dua arah
- satu arah
- arus lurus
- arus belok (kiri atau kanan)
b, berdasarkan jenis kendaraan, seperti antara lain :
- mobil penumpang (sedan) atau kendaran ringan
- truk besar
- truk kecil
- bus
- angkutan kota
- sepeda motor
Untuk mendapatkan volume dalam smp, maka
diperlukan faktor konversi dari berbagai macam
kendaraan menjadi mobil penumpang, yaitu faktor
ekivalen mobil penumpang atau emp (ekivalen mobil
penumpang).
 Tabel 2.2. Emp untuk jalan perkotaan tak terbagi
Arus lalu
Tipe jalan : lintas dua arah Emp
Jalan tak (kend/jam) MC
Lebar jalur LL Wc
HV ≤6m >6m
Dua lajur tak 0 1,3 0,5 0,4
terbagi
(2/2 UD) ≥ 1800 1,2 0,35 0,25
Empat lajur 0 1,3 0,4
tak
(4/2terbagi
UD) ≥ 3700 1,2 0,25
c. Waktu pengamatan survei lalu lintas, seperti 15
menit, 1 jam atau 1 jam hijau (khusus pada
persimpangan berlampu lalu lintas)
d. Volume jenuh merupakan volume yang hanya dikenal
pada persimpangan berlampu lalu lintas. Volume
jenuh merupakan volume maksimum yang dapat
melewati garis stop, setelah kendaraan mengantri
pada saat lampu merah, kemudian bergerak ketika
menerima lampu hijau.
 Volume lalu lintas mempunyai nama khusus berdasarkan
bagaimana data tersebut diperoleh yaitu:
1. ADT (average dayli traffic) atau dikenal juga sebagai LHR
(lalu lintas harian rata-rata) yaitu total volume lalu lintas
rata - rata harian berdasarkan pengumpulan data selama
X hari, dengan ketentuan 1 < x < 365. Sehingga ADT
dihitung sebagai berikut:
ADT = Qx/x
dimana:
Qx = volume lalu lintas yang diamati selama lebih dari 1
hari dan kurang dari 365 hari (atau 1 tahun)
X = jumlah hari pengamatan.
2. AADT (average annual daily traffic) atau dikenal juga
sebagai LHRT (lalu lintas harian rata - rata tahunan), yaitu
total volume rata-rata harian ( seperti ADT ), akan tetapi
pengumpulan datanya harus > 365 hari (X > 365 hari).
Perhitungan AADT sama seperti perhitungan ADT.
3. AAWT (average annual weakday traffic) yaitu volume rata -
rata harian selama hari kerja berdasarkan pengumpulan
data > 365 hari. Sehingga AAWT dapat dihitung sebagai
jumlah volume pengamatan selama hari kerja dibagi
dengan jumlah hari kerja selama pengumpulan data.
4. Maximum annual hourly volume adalah volume tiap
jam yang terbesar untuk suatu tahun tertentu.
5. 30 HV (30"' highest annual hourly volume) atau
disebut juga sebagai DHV (design hourly volume ),
yaitu volume lalu lintas tiap jam yang dipakai sebagai
volume desain. Dalam setahun, besarnya volume ini
akan dilampuai oleh 29 data.
6. Rate of Flow atau flow rate adalah volume yang
diperoleh dari pengamatan yang lebih kecil dari satu
jam, akan tetapi kemudian dikonversikan menjadi
volume 1 jam secara linier.
7. Peak liour factor ( PHF) adalah perbandingan volume
satu jam penuh dengan puncak dari flow rate pada
jam tersebut. Sehingga PHF dihitung seperti berikut:
PHF = Volume 1 jam / maksimum flow rate
Misalkan data volume dicatat setia 15 menit, yaitu
masing - masing 250, 275, 300 dan 225 kendaraan.
Maka volume satu jam adalah 1050 kendaraan, dan
PHF-nya adalah 1050/( 4 * 300 ) = 0,875.
 Kecepatan
Adalah jarak yang dicapai pengemudi kendaraan
dalam waktu tertentu
 Kerapatan
Didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang
menempati panjang ruas jalan tertentu atau lajur yang
umumnya dinyatakan sebagai jumlah kendaraan per
kilometer. Atau jumlah kendaraan per kilometer per
lajur (jika pada ruas jalan tersebut terdiri dari banyak
lajur).
 Tingkat Pelayanan {level of service)
Tingkat pelayanan menyatakan tingkat kualitas arus lalu lintas yang
sesungguhnya terjadi.
Tingkat pelayanan ini dibedakan menjadi enam kelas, yaitu dari A
untuk tingkat yang paling baik sampai tingkat F untuk kondisi yang
paling buruk. Parameter tingkat pelayanan tersebut adalah sebagi
berikut :
1. Indeks tingkat pelayanan A : Kondisi arus lalulintasnya bebas antara
satu kendaraan dengan kendaraan lainnya, besarnya kecepatan
sepenuhnya ditentukan oleh keinginan pengemudi dan sesuai
dengan batas kecepatan yang telah ditentukan.
2. Indeks tingkat pelayanan B : Kondisi arus lalulintas stabil, kecepatan
operasi mulai dibatasi oleh kendaraan lainnya dan mulai dirasakan
hambatan oleh kendaraan di sekitarnya.
3. Indeks tingkat Pelayanan C : Kondisi arus lalulintas masih
dalam batas stabil, kecepatan operasi mulai dibatasi dan
hambatan dari kendaraan lain semakin besar.
4. Indeks tingkat Pelayanan D : Kondisi arus lalulintas
mendekati tidak stabil, kecepatan operasi menurun
relatif cepat akibat hambatan yang timbul dan kebebasan
bergerak relatif kecil.
5. Indeks tingkat pelayanan E : Volume lalu lintas sudah
mendekatai kapasitas, arus tidak stabil, kecepatan kira-
kira dibawah 40 km/jam, pergerakan lalu lintas terkadang
terhambat/berhenti
6. Indeks tingkat pelayanan F : Pada tingkat pelayanan ini arus lalulintas
berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relatif rendah, volume
dibawah kapasitas, arus lalu lintas sering terhenti sehingga
menimbulkan antrian kendaraan yang panjang. (Tamin O.Z, 2000)
Contoh Indeks Tingkat Pelayanan (ITP) BerdasarkanKecepatan Arus
Bebas dan Tingkat Kejenuhan Lalu Lintas utk ruas jalan perkotaan

% Dari
Tingkat Kecepatan Tingkat Kejenuhan
Pelayanan Bebas Lalu Lintas
A ≥90 ≤0,35
B ≥70 ≤0,54
C ≥50 ≤0,77
D ≥40 ≤0,93
E ≥33 ≤1,0
F <33 >1
 Kapasitas
Dapat didefinisikan sebagai arus lalulintas yang dapat dipertahankan
dari suatu bagian jalan dalam kondisi tertentu, dalam kendaraan/jam
atau smp/jam
 Derajad Kejenuhan
Derajat kejenuhan adalah perbandingan dari volume (nilai arus) lalu
lintas terhadap kapasitasnya. Ini merupakan gambaran apakah suatu
ruas jalan mempunyai masalah atau tidak, berdasarkan asumsi jika
ruas jalan makin dekat dengan kapasitasnya kemudahan bergerak
makin terbatas.
3. Derajat kejenuhan
Derajat kejenuhan adalah perbandingan dari volume
(nilai arus) lalu lintas terhadap kapasitasnya. Ini
merupakan gambaran apakah suatu ruas jalan
mempunyai masalah atau tidak, berdasarkan asumsi
jika ruas jalan makin dekat dengan kapasitasnya
kemudahan bergerak makin terbatas.
4. kecepatan & waktu tempuh
Kecepatan dinyatakan sebagai laju dari suatu
pergerakan kendaraan dihitung dalam jarak
persatuan waktu (km/jam) (F.D Hobbs, 1995).
waktu tempuh (TT) merupakan waktu rata-rata yang
dihabiskan kendaraan saat melintas pada panjang
segmen jalan tertentu, termasuk di dalamnya semua
waktu henti dan waktu tunda (HCM, 1994).
Met ketemu di materi selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai