Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM LALU LINTAS

Laporan ini di buat untuk memenuhi UAS mata kuliah praktikum lalu lintas

Dosen Pengampu,
HETTY FADRIANI M.T

Disusun oleh,
- Baron Ascar Hafid (1833005)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MANDALA


BANDUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Jalan Merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi seluruh bagian
aspek, termasuk kelengkapannya yang ditujukan bagi lalu lintas, jalan sangat
berperan penting dalam segala aspek kehidupan karena manusia bergerak setiap
hari melewati jalan. Seringkali banyak sekali permasalahan yang timbul akibat lalu
lintas yang ada di sekitar kita seperti arus kendaraan yang terlalu banyak pada jam
jam sibuk sehingga menimbulkan kemacetan.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan sistem pengaturan lalu lintas
yang dapat berpengaruk baik pada keselamatan, kelancaran, dan kenyamanan pada
saat berkendara maupun berjalan kaki. Biasanya pengaturan fase lalu lintas hanya
pada lokasi di persimpangan jalan dengan tingkat kepadatan yang cukup tinggi di
jam – jam sibuk. Karena pada lokasi pertemuan dua jalan atau lebih mengakibatkan
adanya kemacetan dari titik konflik yang terjadi. Maka pada hari ini kami
melakukan survey rekayasa lalu lintas di simpang …….. dan di ruas ……… untuk
menganalisa jumlah kendaraan dan mengetahui tingkat kepadatan yang terjadi di
jalan raya tersebut.

Tujuan dari penelitian ini antara lain:


1. Mengetahui besarnya volume kendaraan yang melintas di jalan tersebut
2. Mengetahui kecepatan lalu lintas di suatu daerah
3. Mengetahui besarnya tingkat kepadatan yang ada di daerah tersebut
4. Mengetahui jam puncak arus lalu lintas
BAB II
DASAR-DASAR TEORI

2.1. Traffic Counting ( TC )


Traffic Counting atau perhitungan lalu lintas merupakan suatu metode
perhitungan kendaraan dalam survei lalu lintas. TC atau Traffic
Counting dapat dilakukan dengan dua acara yaitu Perhitungan Tangan
(Manual) dan Perhitungan Mekanik.
Perhitungan
Tangan atau Manual Mekanik atau Alat
Lalu Lintas
- Luwes, dapat dipindahkan dari
- Dapat dilakukan pada segala
satu lokasi ke lokasi lain
cuaca
Keuntungan - Sederhana dan cepat
- Tepat bila peralatan
- Dapat mengelompokkan jenis
terpelihara
kendaraan
- Biaya pemasangan mahal
untuk penggunaan yang
singkat
Mahal, untuk periode yang lama - Perlu tenaga ahli
Kerugian
atau di luar jam kerja -Klasifikasi/pengelompokkan
kendaraan tetap manual
- Peralatan mungkin mahal
sekali
Tabel 2.1 Perbedaan Traffic Counting dengan Manual

2.2. Volume / Flow


Volume adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik atau
pada suatu ruas jalan dalam waktu yang lama (minimal 24 jam) tanpa
membedakan arah dan lajur. Segmen jalan selama selang waktu tertentu
yang dapat diekspresikan dalam tahunan, harian (LHR), jam-an atau sub
jam.
Rate of Flow atau Nilai Arus adalah Volume lalu-lintas yang
biasanya kurang dari satu jam tetapi diekspresikan dalam satu jam.
𝑛 . 3600
𝑞=
𝑡
q = jumlah kendaraan yang lewat tiap jam
n = jumlah kendaraan yang lewat pada waktu t
Untuk mendapatkan nilai arus suatu segmen jalan yang terdiri dari
banyak tipe kendaraan maka semua tipe-tipe kendaraan tersebut harus
dikonversi ke dalam satuan mobil penumpang (smp). Konversi
kendaraan ke dalam satuan smp diperlukan angka faktor ekivalen untuk
berbagai jenis kendaraan.
Pengamatan lalu lintas ini diharapkan selama 24 jam perhari yang
biasanya untuk mengetahui terjadinya volume jam puncak atau Peak Hour
Volume (PHV) yaitu volume jam puncak yang tersusun dari volume 15
menitan tersibuk berurutan selama 1 jam.
PHF : Peak Hour Factor yaitu faktor jam puncak yang diperoleh dari
𝑃𝐻𝑉
𝑃𝐻𝐹 =
4 𝑋 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

2.3. Spot Speed


Kecepatan setempat (Spot Speed), yaitu kecepatan kendaraan pada
suatu saat diukur dari suatu tempat yang ditentukan. Dalam suatu aliran
lalu lintas yang bergerak setiap kendaraan mempunyai kecepatan yang
berbeda sehingga aliran lalu lintas tidak mempunyai sifat kecepatan yang
tunggal akan tetapi dalam bentuk distribusi kecepatan kendaraan
individual. Dari distribusi kecepatan kendaraan secara diskrit, suatu nilai
rata–rata atau tipikal digunakan untuk mengidentifikasikan aliran lalu
lintas secara menyeluruh. Ada dua jenis analisis kecepatan yang dipakai
pada studi kecepatan arus lalu-lintas yaitu :
a. Time mean speed (TMS), yaitu rata-rata kecepatan dari seluruh
kendaraan yang melewati suatu titik pada jalan selama periode waktu
tertentu. Kecepatan terdistribusi dalam waktu, sedangkan lokasinya
tetap.
∑𝑛𝑖=1 𝑉𝑖
𝑉𝑡 =
𝑛
Vt = spot speed
n = jumlah kendaraan

b. Space mean speed (SMS), yaitu rata-rata kecepatan kendaraan yang


menempati suatu segmen atau bagian jalan pada interval waktu
tertentu.
𝑛 .𝐿
𝑉𝑠 =
∑𝑛𝑖=1 𝑡𝑖

Vs = spot speed
n = jumlah kendaraan
L = panjang segmen
ti = waktu yang ditempuh kendaraan
Perbedaan analisis dari kedua jenis kecepatan di atas adalah bahwa
TMS adalah pengukuran titik, sementara SMS pengukuran berkenaan
dengan panjang jalan atau lajur.

2.4. Kerapatan / Density


Kerapatan adalah jumlah kendaraan yang menempati suatu panjang
jalan atau lajur dalam kendaraan per km atau kendaraan per km per lajur.
Nilai kerapatan dihitung berdasarkan nilai kecepatan dan arus, karena
sulit diukur dilapangan.
𝑞
D=
𝑉𝑠𝑚𝑠
dimana,
q : volume (smp/jam)
Vsms : space mean speed (km/jam)
Ketiga unsur karakteristik dasar lalu lintas merupakan unsur pembentuk
aliran lalu lintas yang akan mendapatkan pola hubungan :
1. Kecepatan dengan Kerapatan
2. Volume dengan Kecepatan
3. Volume dengan Kerapatan
Hubungan antara volume dan kerapatan memperlihatkan bahwa
kerapatan akan bertambah apabila volumenya juga bertambah. Volume
maksumum terjadi pada saat kerapatan mencapai titik Dm (kapasitas
jalur jalan sudah tercapai). Setelah mencapai titik ini volume akan
menurun walaupun kerapatan bertambah sampai terjadi kemacetan di titi
Dj.
2.5. Kecepatan
Teori arus lalu lintas adalah suatu kajian tentang gerakan
pengemudi dan kendaraan antara dua titik dan interaksi mereka membuat
satu sama lain. Sayangnya, mempelajari arus lalu lintas sulit karena
perilaku pengemudi adalah sesuatu yang tidak dapat diprediksi dengan
pasti. Untungnya, pengemudi cenderung berperilaku dalam kisaran cukup
konsisten dan, dengan demikian, aliran lalu lintas cenderung memiliki
beberapa konsistensi yang wajar dan secara kasar dapat direpresentasikan
secara matematis. Untuk lebih mewakili arus lalu lintas, hubungan telah
dibuat antara tiga karakteristik utama: (1) arus, (2) kepadatan, dan (3)
kecepatan. Hubungan ini membantu dalam perencanaan, desain, dan
operasi fasilitas jalan.
Kecepatan adalah jarak yang ditempuh oleh kendaraan dalam
satuan waktu. Kecepatan dari suatu kendaraan dipengaruhi oleh faktor-
faktor manusia, kendaraan, dan prasarana, arus lalulintas, kondisi cuaca,
dan lingkungan alam sekitarnya. Kecepatan merupakan parameter yang
penting khususnya dalam disain jalan, sebagai informasi mengenai kondisi
perjalanan, tingkat pelayanan, dan kualitas arus lalulintas
Kecepatan dapat dibedakan atas tiga klasifikasi, yaitu :
1. Kecepatan perjalanan (Journey Speed)
2. Kecepatan bergerak (Running Speed)
3. Kecepatan setempat (Spot Speed)
Kecepatan perjalanan
Ialah kecepatan keseluruhan perjalanan yang dimulai dari awal perjalanan
sampai akhir perjalanan.

Rumus Kecepatan Bergerak


Ialah kecepatan rata-rata kendaraan untuk menempuh jarak
tertentu dalam kondisi kendaraan tetap berjalan, yaitu kondisi setelah
dikurangi oleh waktu hambatan terjadi (misalnya : lampu merah,
kemacetan, dsb). Kecepatan bergerak ini dapat ditentukan dari jarak
perjalanan dibagi dengan total waktu perjalanan yang telah dikurangi
dengan waktu berhenti karena adanya hambatan yang disebabkan oleh
gangguan yang terjadi di tengah perjalanan.

Rumus Kecepatan setempat


Ialah kecepatan kendaraan sewaktu melintasi suatu titik tertentu
pada seruas jalan dalam satuan waktu tertentu. Dalam disain, kecepatan
setempat sering digunakan.

Data kecepatan setempat digunakan untuk :


Mendisain (merancang) geometrik jalan raya (lengkung vertikal,
horizontal) yaitu ;
1. Untuk mengontrol dan mengawal operasi lalu lintas
2. Untuk merancang bentuk traffic light di persimpangan
3. Untuk mendisain papan tanda lalu lintas
4. Untuk menganalisis sebab-sebab kecelakaan
5. Untuk mengetahui kepadatan lalu lintas dijalan raya
Pengertian Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,
jalan lori, dan jalan kabel.

Jalan Umum Dikelompokkan Menurut Sistem, Fungsi, Status, dan Kelas


1. Jalan umum menurut sistem jaringan jalan dikelompokkan sebagai
berikut ini.
- Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di
tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang
berwujud pusat-pusat kegiatan.
- Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan
peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan
perkotaan.

2. Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan sebagai berikut ini.


- Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama
dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan
masuk dibatasi secara berdaya guna.
- Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata
sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
- Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat
dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.
- Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
3. Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan sebagai berikut ini.
- Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan
jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strategis
nasional, serta jalan tol.
- Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer
yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau
antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
- Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer
yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antaribukota
kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan
lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah
kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
- Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang
menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat
pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan
antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.
- Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau
antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.

4. Jalan umum menurut kelasnya dikelompokkan sebagai berikut ini.


- Jalan bebas hambatan
- Jalan raya
- Jalan sedang
- Jalan kecil
BAB III
METODOLOGI

Hal – hal yang harus diperhatikan serta tata cara dalam melaksanakan kegiatan
survey, yaitu:
1. Pembentukan tim serta pembagian tugas yang dilakukan pada saat briefing
agar masing – masing orang bisa berkoordinasi satu dengan yang lain
2. Menentukan lokasi yang akan dianalisa
3. Mengetahui kondisi lapangan sebelumnya agar dapat mempermudah
penghitungan
4. Menentukan waktu serta durasi agar pelaksanaan lebih efisien
5. Penggunaan alat – alat survey dalam mempermudah penghitungan
6. Kendala – kendala yang terjadi baik tenaga kerja dan material
7. Cuaca yang mendukung

Peralatan yang dipegang setiap orang:


1. Buku/form
2. Pulpen
3. Alas tulis
4. Counter
A. Penghitungan jumlah kendaraan

Penghitungan dilakukan dengan waktu siklus 8x15 menit agar pencatatan lebih
akurat dan lebih tersusun
Langkah langkah pengumpulan data:
1. Pengamat menempati pos pos yang telah ditentukan
2. Pengamat harus menempati posisi pada titik-titik pengamatan yang telah
ditentukan yaitu di tepi jalan pada titik pengamatan.
3. Pandangan pengamat ke arah jalur pengamatan dan menghadap arah
datangnya kendaraan.
4. Setiap pengamat menghitung jumlah kendaraan disetiap titik jalur
pengamatan yangtelah ditentukan dengan jenis kendaraan yang telah
ditentukan.
5. Pengamatan dilakukan dengan interval pencatatan 15 menit sepanjang
waktu pengumpulan data dalam hal ini 2 jam
6. Hasil pengamatan dicatat dalam formulir dikumpulkan oleh salah seorang
untuk dilakukan analisis.
B. Pengukuran menggunakan speedgun

Arahkan speedgun pada kendaraan yang akan diukur kecepatannya, lalu tekan tuas
speedgun dalam waktu 3-4 detik kemudian akan muncul kecepatan kendaraan
C. Kecepatan arus bebas
Kecepatan arus bebas di ambil sebanyak 10 kendaraan yang dibagi yaitu kendaraan
mobil dan kendaraan sepeda motor dengan jarak tempuh yg dihitung sepanjang 25
meter. Pengukuran ini menggunakan alat stopwatch dengan cara stopwatch
dinyalakan titik jarak awal dari sebuah kendaraaan yang lewat lalu stopwatch akan
dimatikan apabila kendaraan tersebut sudah melewati jarak yang ditentukan.

D. Survey Inventarisasi Ruas Jalan


Survey tersebut meliputi pengukuran lebar ruas jalan, tinggi trotoar, lebar dan tinggi
drainase, bahu jalan,……………………….
BAB IV
PRESENTASI DATA

DATA HASIL SURVEY

A. Data Identifikasi Ruas Jalan:


1. Nama Ruas : Jalan Cihapit
2. Kawasan : Depan Tempat Gym
3. Cuaca : Cerah
4. Hari : Minggu
5. Tanggal : 15 Maret 2020
6. Waktu : 10.10 – 12.10 WIB
7. Tipe Jalan : 2/2 UD (2 Lajur 2 jalur tak terbagi)

Lokasi survey:
A.1. Pelaksanaan Survey

Dari survey yang telah dilakukan tersebut, didapatkan data sebagai berikut :
Jumlah kendaraan dari Jl.Riau menuju
Jumlah
Jl.RE.Martadinata
Interval Waktu kendaraan
Golongan
(10.10 - 12.10)
Mobil
Kecil HV Motor Lain” Menit (SMP)
Penumpang
10.10– 10.25 90 1 104 10 205
10.25 – 10.40 113 1 161 9 284
10.40 – 10.55 112 - 114 5 231
10.55 - 11.10 132 5 182 9 328
11.10 - 11.25 140 - 115 11 266
11.25 – 11.40 140 6 158 7 311
11.40 – 11.55 71 2 91 3 167
11.55 – 12.10 90 1 126 4 221
Total 2.013

Jumlah kendaraan dari RE.Martadinata


Jumlah
Menuju Jl.Riau
Interval Waktu kendaraan
Golongan
(10.10 – 12.10)
Mobil
Kecil HV Motor Lain” Menit (SMP)
Penumpang
10 .10– 10.25 72 - 85 1 158
10.25 – 10.40 78 1 184 5 268
10.40 – 10.55 108 - 140 3 251
10.55 - 11.10 110 3 161 - 274
11.10 - 11.25 93 - 119 1 213
11.25 – 11.40 101 1 182 4 288
11.40 – 11.55 83 - 102 - 185
11.55 – 12.10 73 - 175 2 250
Total 1.887
Kecepatan arus bebas dari timur ke barat
Jarak : 25 Meter
Motor Mobil
Percobaan
Waktu (t) Waktu (t)
1 00.04.48 00.05.14
2 00.02.48 00.08.50
3 00.03.72 00.07.43
4 00.02.31 00.05.53
5 00.03.92 00.02.16
6 00.05.92 00.06.17
7 00.04.42 00.05.92
8 00.04.08 00.04.14
9 00.03.82 00.05.92
10 00.03.56 00.09.32

Kecepatan arus bebas dari barat ke timur


Jarak : 25 Meter
Motor Mobil
Percobaan
Waktu (t) Waktu (t)
1 00.02.41 00.09.30
2 00.02.80 00.06.18
3 00.03.00 00.09.98
4 00.03.64 00.05.89
5 00.04.94 00.06.17
6 00.04.27 00.06.65
7 00.04.47 00.08.21
8 00.03.74 00.07.63
9 00.04.26 00.06.50
10 00.06.44 00.05.26
PENGAMATAN WAKTU SINYAL LALU LINTAS PERSIMPANGAN

Percobaan HIJAU MERAH KUNING


1 00.37.88 00.60.11 00.01.71
2 00.37.78 00.60.08 00.02.00
3 00.38.00 00.60.09 00.01.30
4 00.37.64 00.60.09 00.01.05
5 00.36.49 00.60.10 00.02.00
BAB V
PENGELOLAAN DATA

4.1 Traffic Counting


Perhitungan Rate of Flow
Arah DIII Teknik menuju GSG Arah GSG menuju DIII Teknik
𝑛 × 3600 𝑛 × 3600
𝑞= 𝑞=
𝑡 𝑡
2013 × 3600 1887 × 3600
𝑞= 𝑞=
7200 7200
q = 1006 kendaraan / jam q = 943 kendaraan / jam

4.1.1 Menentukan Jam Puncak dan Besar Volume Jam Puncak


Volume Kendaraan Arah DIII Teknik
menuju GSG
Total kendaraan setiap
Waktu 15 menit
(SMP)
10.10– 10.25 205
10.25 – 10.40 284
10.40 – 10.55 231
10.55 - 11.10 328
11.10 - 11.25 266
11.25 – 11.40 311
11.40 – 11.55 167
11.55 – 12.10 221
Tabel 4.1 Jam Puncak Dan Volume Jam Puncak Arah Jl.Riau
menuju Jl.RE.Martadinata

Jam puncak lalu lintas arah Jl.Riau menuju Jl.RE.Martadinata pada


pukul 10.10 – 12.10 dan volume puncaknya (PHV1) sebesar 1.136
kendaraan.
Volume Kendaraan Arah DIII Teknik
menuju GSG
Total kendaraan setiap
Waktu 15 menit
(SMP)
10 .10– 10.25 158
10.25 – 10.40 268
10.40 – 10.55 251
10.55 - 11.10 274
11.10 - 11.25 213
11.25 – 11.40 288
11.40 – 11.55 185
11.55 – 12.10 250
Tabel 4.2 Jam Puncak Dan Volume Jam Puncak Arah
RE.Martadinata menuju Jl.Riau

Jam puncak lalu lintas arah RE.Martadinata menuju Jl.Riau pada


pukul 10.10 – 12.10 dan volume puncaknya (PHV2) sebesar 1.026
kendaraan.

4.1.2 Menghitung Peak Hour Factor


PHF Arah DIII Teknik menuju GSG
𝑃𝐻𝑉1 1136
PHF1= = = 0,8659
4 𝑋 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑖𝑏𝑢𝑘 4 𝑋 328

PHF Arah GSG menuju DIII Teknik


𝑃𝐻𝑉2 1026
PHF2= = = 0,8906
4 𝑋 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑖𝑏𝑢𝑘 4 𝑋 288
4.2 Spot Speed
4.2.1 Membuat Tabulasi Data Spot Speed
Berikut kami tampilkan data spot speed hasil pengamatan kami di
jalan Banyuputih, Tembalang. Pengamatan kecepatan kami lakukan
selama kurang lebih 30 menit terhadap kendaraan yang melewati
jalan tersebut.

Klasifikasi Panjang Kecepatan Kecepatan


No Waktu (s)
Kendaraan Lintasan (m) (m/s) (km/jam)
1 1 25 5.14 4.9 17.6
2 1 25 8.5 2.9 10.4
3 1 25 7.43 3.4 12.2
4 1 25 5.53 4.5 16.3
5 1 25 2.16 11.6 41.7
6 1 25 6.17 4.1 14.6
7 1 25 5.92 4.2 15.2
8 1 25 4.14 6.0 21.7
9 1 25 5.92 4.2 15.2
10 2 25 9.32 2.7 9.7
11 2 25 4.48 5.6 20.1
12 2 25 2.48 10.1 36.3
13 2 25 3.72 6.7 24.2
14 2 25 2.31 10.8 39.0
15 2 25 3.92 6.4 23.0
16 2 25 5.92 4.2 15.2
17 2 25 4.42 5.7 20.4
18 2 25 4.08 6.1 22.1
19 2 25 3.82 6.5 23.6
20 2 25 3.56 7.0 25.3

Jumlah V1 423.8
Kec. Rerata 21.2
Tabel 4.3 Hasil survey Spot Speed arah Timur ke Barat
Klasifikasi Panjang Kecepatan Kecepatan
No Waktu (s)
Kendaraan Lintasan (m) (m/s) (km/jam)
1 1 25 9.30 2.7 9.7
2 1 25 6.18 4.0 14.6
3 1 25 9.98 2.5 9.0
4 1 25 5.89 4.2 15.3
5 1 25 6.17 4.1 14.6
6 1 25 6.65 3.8 13.5
7 1 25 8.21 3.0 11.0
8 1 25 7.63 3.3 11.8
9 1 25 6.50 3.8 13.8
10 2 25 5.26 4.8 17.1
11 2 25 2.41 10.4 37.3
12 2 25 2.80 8.9 32.1
13 2 25 3.0 8.3 30.0
14 2 25 3.64 6.9 24.7
15 2 25 4.94 5.1 18.2
16 2 25 4.27 5.9 21.1
17 2 25 4.47 5.6 20.1
18 2 25 3.47 7.2 25.9
19 2 25 4.26 5.9 21.1
20 2 25 6.44 3.9 14.0
Jumlah V1 375.1
Kec. Rerata 18.8
Tabel 4.3 Hasil survey Spot Speed arah Barat ke Timur

Keterangan tabel 4.3 dan 4.4 :


1. Warna Hijau : Kendaraan mobil
2. Warna Merah : Kendaraan Sepeda motor
4.2.2 Menghitung Time Mean Speed
a. TMS arah Timur ke Barat
∑𝑛 𝑉1 423.8
Vt1 = 𝑖=1𝑛 = 20 = 21.19 km/jam
b. TMS arah Barat ke Timur
∑𝑛 𝑉2 375.1
Vt2 = 𝑖=1𝑛 = 20 = 18.75 km/jam
4.2.3 Menghitung Space Mean Speed
a. SMS arah Timur ke Barat
𝑛 .𝐿 20 × 25
Vs1 = ∑𝑛 = = 4.252 m/s = 15.306 km/jam
𝑖=1 𝑡1 117.6
b. SMS arah Barat ke Timur
𝑛 .𝐿 20 × 25
Vs2 = ∑𝑛 = = 4.798 m/s = 17.274 km/jam
𝑖=1 𝑡2 104.2
BAB VI
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan dan penelitian diatas, hal yang dapat
kami simpulkan adalah sebagai berikut,
1. Dari hasil pengamatan tampak bahwa lalu lintas di Jl. Riau didominasi
oleh kendaraan pribadi yaitu baik roda 2 dan roda 4.
2. Pada pukul 10.55 – 11.10 selama pengamatan berlangsung tampak jika
lalu lintas arah Jl.Riau menuju Jl.RE.Martadinata Teknik lebih banyak
dibandingkan dengan lalu lintas arah berlawanan. Hal ini dibuktikan
dengan volume yang tinggi pada jalur tersebut.
3. Jam puncak terjadi pada jam 10.55 – 11.10 untuk arah Jl.Riau menuju
Jl.RE.Martadinata dan jam 11.25 – 11.40 untuk arah sebaliknya.
4. Secara visual, kepadatan yang terjadi di Jl. Riau cukup tinggi. Juga
dapat dilihat dari nilai kepadatannya.
5.2. Saran
Jalan Riau harus di beri trotoar yang memadai untuk penguna jalan kaki
Karen berdasarkan survey jalan trotoar di jl.riau tidak memadai berbanding
terbalik dengan jalan RE.Martadinata

Anda mungkin juga menyukai