Anda di halaman 1dari 10

LALU LINTAS (TRAFFIC)

Tebal Lapis Perkerasan Jalan Di tentukan dari beban yang akan dipikul, berarti dari arus lalu
lintas yang hendak memakai jalan tersebut besarnya arus lalu lintas dapat diperoleh dari:
1 Arus lalu lintas saat ini sehingga diperoleh data mengenai :
Jumlah kendaraan yang sedang memakai jalan
Jenis kendaraan beserta jumlah tiap jenisnya
Konfigurasi sumbu dari setiap jenis kendaraan
Beban masing masing sumbu kendaraan

Pada perencanaan jalan baru perkiraan volume lalu lintas ditentukan dengan menggunakan
hasil survey volume lalu lintas didekat jalan tersebut dan apabila pola lalu lintas disekitar
lokasi jalan.
2 Perkiraan factor pertumbuhan lalu lintas selama umur rencana Antara lain
berdasarkan atas analisa ekonomi dan social daerah tersebut
Di negara sedang berkembang termasuk Indonesia, analisa lalu lintas yang dapat menunjang
data perencanaan dengan ketelitian yang memadai sukr dilakukan karena
- kurang data yang dibutuhkan
- sukar memperkirakan perkembangan yang akan datang karena belum adanya
rancangan induk disebagian besar wilayah Indonesia. Hal ini dapat diatasi dengan
melakukan construksi bertahap (Stage Construksion ) dimana lapis perkerasan sampai
dengan lapis pondasi atas dilaksanakan sesuai kebutuhan untuk umur rencana yang
lebih panjang, biasanya 20 tahun, tetapi lapisan permukaannya dilaksanakan sesuai
kebutuhan umur rencana tahap pertama ( 5 atau 10 tahun )
keuntungan menggunakan konstruksi bertahap Antara lain :
- koreksi terhadap perkiraan perkembangan lalu lintas dapat dilakukan pada tahap ke
dua
- kerusakan setempat karena pelaksanaan atau keadaan setempat dapat diperbaiki dan
direncakan kembali.
- Keterbatasan biaya untuk pembuatan tebal perkerasan dapat diatasi ( lapis permukaan
merupakan lapisan dengan biaya terbesar ).

Volume Lalu Lintas


Jumlah kendaraan yang hendak memakai jalan dinyatakan dalam volume lalu lintas.
Volume lalu lintas didevinisikan sebagai jumlah kendaraan yang melewati satu titik
pengamatan selam satu satuan waktu
Untuk perencanaan tebal lapis perkerasan, volume lalu lintas dinyatakan dalam kendaraan
/ hari/ 2 arah untuk jalan 2 arah tidak terpisah dan kendaraan/ hari /2 arah untuk jalan 1
arah atau 2 arah terpisah
Data volume lalu lintas dapat diperoleh dari pos-pos rutin yang ada disekitar lokasi. Jika
tidak terdapat pos-pos rutin di dekat lokasi atau untuk pengecetan data, perhitungan
volume lalu lintas dapat dilakukan secara manual ditempat tempat yang dianggap perlu
perhitungan dapat dilakukan selama 3x24 jm atau 3 x 16 jam terus menerus dengan
memperhatikan factor hari, bulan musim dimana perhitungan dilakukan dapat diperoleh
data lalu lintas harian rat-rata ( LHR ) yang represensatife.
Pos perhitungan volume lalu lintas
Saat ini Indonesia telah mempunyai pos-pos rutin perhitungan volume lalu lintas yang
merupakan pos yang dipilih disepanjang jaringan jalan yang ada.
Pos pos rutin tersebut dapat dibagi menjadi 3 kelas yaitu :
1. kelas A, adalah pos yang terletak pada ruas jalan yang padat lalulintasnya, dimana
perhitungannya dilakukan secara otomatis terus menerus selama setahun,
disamping itu juga dilakukan perhitunan secara manual dengan tenaga manusia
selama 7x24 jam yang dilakukan setiap hari ke 52
2. kelas B, adalah pos yang terletak pada ruas jalan yang lalulintasnya sedang,
perhitungannya dilakukan secara manual selama 7x24 jam yang dilakukan setiap
hari ke 52
3. kelas C, adalah pos yang terletak pada ruas jalan yang lalu lintasnya rendah,
dimana perhitungannya dilakukan secara manual selama 1x24 jam yang
dilaksanakan setiap hari ke 52

dari pos pos rutin tersebut untuk kebutuhan perencanaan tebal lapis perkerasan dapat
diperoleh data-data sebagai berikut:
- LHR Rata-rata
- Komposisi arus lalu lintas terhadap berbagai kelompok kendaraan
- Distribusi arah untuk 2 jalur
Jika pada lokasi jalan yang yang hendak direncanakan tersebut belum terdapat pos-pos rutin
atau jika dibutuhkan tambahan data, maka pos volume perhitungan lalu lintas hendaklah
dipilih sedemikian rupa sehingga :
1. Arus lalu lintas pada lokasi perhitungan tersebut tidak terganggu oleh lalu lintas local
2. Pos perhitungan terletak pada lokasi yang lurus, sehingga memudahkan melihat
kendaraan yang akan dicatat yang akan di catat/ dihitung
3. Pos perhitungan jangan terletak di dekat persimpangan

Angka equivalent beban sumbu

Jenis kendaraan yang memakai jalan beraneka ragam, bervariasi baik ukuran,
berat total, konfigurasi dan beban sumbu, daya dan lain sebagainya, oleh karena
itu volume lalu lintas umumnya dikelompokkan atas berapa kelompok yang
masing-masing kelompok diwakili oleh satu jenis kendaraan.
Pengelompokkan jenis kendaraan untuk perencanaan tebal perkerasan dapat
dilakukan sbb.
1 mobil penumpang termasuk didalamnyasemua kendaraan dengan berat total 2
ton
2 Bus
3 Truk 2 As
4 Truk 3 As
5 Truk 5 As
6 Semi Trailer
Konstruksi perkerasan jalan menerima beban lalu lintas yang dilimpahkan melalui
roda-roda kendaraan. Besarnya beban yg dilimpahkan tersebut tergantung dari
berat total kendaraan, konfigurasi sumbu, bidang kontak Antara roda dan
perkerasan, kecepatan kendaraan, dengan demikian efek dari masing-masing
kendaraan terhadap kerusakan yang ditimbulkan tidaklah sama. Oleh karena itu
perlu adanya beban standar sehingga semua beban lainnya dapat dieqivalenkan
kebeban standar tersebut
Beban standar merupakan beban sumbu tunggal beroda ganda seberat 18.00 pon
( 8.16 ton ) semua beban kendaraan lain dengan beban sumbu berbeda di
eqivalenkan ke beban sumbu standar dengan menggunakan “angka eqivalen beban
sumbu (E) “
Angka eqivalen kendaraan adalah angka yang menunjukkan jumlah lintasan dari
sumbu tunggal seberat 8,16 ton yang akan menyebabkan kerusakan yang sama
atau penurunan indeks permukaan yang sama apabila kendaraan tersebut lewat
satu kali
Tekanan roda 1 ban lebih kurang 0.55 Mpa, = 5,5 kg/ cm2
Jari-jari bidang kontak 110 mm atau 11 cm
Jarak Antara masing-masing sumbu roda ganda = 33cm
Angka Eqivalent
3.1 Istilah dan devinisi
1 Volume Lalu Lintas
Volume Lalu Lintas adalah jumlah kendaraan bermotor yang melewati suatu
titik pada jalan persatuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan per jam atau
LHRT ( lalu Lintas harian rata-rata tahunan)
2 Kendaraan
Kendaraan adalah unsur lalu lintas diatas roda
3 Kendaraan Ringan
Kendaraan ringan adalah kendaraan bermotor ber-as dua dengan 4 roda dan
dengan jarak roda dan dengan jarak as 2,0m sampai dengan 3,0 m ( meliputi
mobil penumpang, opelet, mikro bis, pic-up, dan truk kecil ).
4 Kendaraan berat
Kendaraan berat adalah kendaraan bermotor dengan lebih dari 4 roda
( meliputi : Bis, truk 2 as, truk 3 as, dan truk kombinasi)
5 Sepeda motor
Sepeda motor adalah kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda ( meliputi :
sepeda motor dan kendaraan roda 3).
6 Kendaraan tak bermotor
Kendaraan tak bermotor adalah kendaraan dengan roda yang di gerakkan oleh
orang atau hewan ( meliputi : sepeda, becak, kereta kuda, dan kereta dorong)
7 Kapasitas
Kapasitas adalah Arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan pada
suatu bagian jalan dalam kondisi tertentu, biasanya dinyatakan dalam
kendaraan per jam atau smp/ h
8 Alat cacah genggam ( handy tally counter )
Alat cacah genggam ( handy tally counter ) adalah alat untuk mencacah
jumlah kendaraan tertera pada deret angka yang berubah setiap tuas di tekan.
9 Jalur
Jalur adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan
10 Lajur
Lajur adalah bagian jalur yang memanjang dengan marka jalan, yang memiliki
lebar cukup untuk satu kendaraan bermotor selain sepeda motor
11 Periode pengamatan
Periode pengamatan adalah kurun waktu pengamatan terkecil
12 Periode Survei
Periode Survei adalah kurun waktu pelaksanaan pengukuran yang ditentukan
berdasarkan tujuan suvei
13 Lalu Lintas harian rata-rata
Lalu Lintas harian rata-rata adalah volume lalu lintas rata-rata selama satu
hari, yang didapat dari pengukuran selama beberapa hari dibagi dengan jumlah
harinya
3.2 Ketentuan
3.2.1 Ketentuan Umum
1. Perijinan
Pelaksanaan survey pencacahan lalu lintas harus meminta izin kepada instansi
setempat yang berwenang memberi izin, minimal Pembina jalan, dan
melakukan koordinasi dengan kepolisian
2. Keselamatan dan kesehatan
Selama melakukan survey, petugas survey diharuskan
a. Mengikuti ketentuan keselamatan kerja yang berlaku
b. Dalam keadaan sehat badan dan rohani
c. Mendapatkan perlindungan yang memadai dari cuaca, seperti sinar
matahari atau hujan
d. Mengantisipasi kemungkinan terhadap tabrakan, karena adanya kendaraan
atau lalu lintas yang hilang kendali
e. Menyediakan satu orang personil yang mampu melakukan pertolongan
pertama pada kecelakaan
3. Pelaksanaan Survei
Dalam keadaan normal survey harus dilaksanakan tidak terputus selama
periode yang telah direncanakan. Untuk menghindari gangguan terhadap
kesinambungan survey. Petugas harus memastikan seluruh perlengkapan dan
peralatan pencacahan bekerja dengan baik
3.2.2 Ketentuan Teknis
1.1 Organisasi survai dan uraian tugas
Organisasi survai diperlukan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan dan
memastikan seluruh komponen pekerjaan telah ditangani dengan baik.
Ketentuan pengorganisasian sesuai pencacahan lalu lintas dijelaskan dalam butir-butir
sebagai berikut :
1.2 tanggung jawab dan uraian tugas dari komponen dalam organisasi
survai pencacahan lalu lintas:
a koordinator survai
- bertanggung jawab atas pelaksanaan survai, mengontrol aktifitas petugas
survai dan mengadakan koordinasi dengan petugas lapangan lainnya
- mempelajari tujuan, kaidah, dan tata cara pelaksanaan survai dan
menjelaskannya kepada seluruh personil yang terlibat dalam survai
- menentukan saat mulai, penghentian sementara dan akhir survey
- mengambil keputusan di lapangan dan mengatasi setiap permasalahan
yang timbul selama pelaksanaan survai kemudian mencatat dalam berita
pelaksanaan survai,
- membuat agenda (catatan harian) tentang berbagai masalah yang timbul
selama pelaksanaan survai, misalnya hambatan atau penghentian
pelaksanaan survai beserta alasan-alasannya.
b ketua kelompok
- bertugas membimbing dan mengawasi pelaksanaan survai, serta
bertanggung jawab terhadap kualitas data kepada coordinator
- menentukan penempatan petugas survai dengan pertimbangan penuh
terhadap faktor keselamatan
- Mengatur waktu istirahat bagi petugas pencacah,
- memeriksa apakah petugas pencacah mengisi formulir survai dengan cara
yang benar dan dengan tulisan yang dapat dibaca
- mengumpulkan dan menyimpan formulir survai yang telah diisi oleh
petugas pencacah
- mengatasi setiap permasalahan yang timbul selama pelaksanaan survai
kemudian mencatat dan melaporkannya kepada koordinator.
c petugas pencacah
- bertugas melakukan kegiatan pencacahan kendaraan berdasarkan jenis,
atau kelompok golongan jenis kendaraan, arah lalu-lintas, dan periode
waktu pengamatan yang telah ditentukan
- menuliskan hasil pencacahan kendaraan setiap periode waktu yang telah
ditentukan ke dalam formulir survai.
d pembantu umum
- bertugas membantu koordinator demi kelancaran survai dan bertanggung
jawab kepada koordinator,
- Menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan selama kegiatan survai yang
terdiri dari perijinan survai, surat tugas, formulir survai, absensi, daftar
petugas pencacah dan peralatan.
1.3 Kemampuan petugas survai
Setiap petugas mempunyai keterbatasan, untuk menjaga keakuratan data, maka
harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1 Jumlah maksimum golongan kendaraan yang dicacah oleh satu orang petugas
pencacah adalah 3 golongan untuk satu arah,
2 petugas survai dalam melakukan pencacahan lalu lintas secara menerus,tidak lebih
dari 8 jam (1 Shift)
3 apabila survai lalu lintas memerlukan waktu lebih dari 8 jam (satu shift, maka waktu
pencacahan dibagi-bagi dalam shift, dan dalam keadaan tertentu (misalnya makan, dan
buang air), petugas harus digantikan hingga petugas tersebut dapat bertugas kembali.
1.4 Lokasi Pos
Pos pencacahan ditempatkan dengan memperhatikan kondisi lokasi survai sebagai berikut :
1 survai pada jaringan jalan antar kota
Pos harus ditempatkan pada ruas jalan, dimana :
- lalulintas tidak dipengaruhi oleh lalu lintas ulang alik (commuter traffid )
- posmempunyaijarak dan kebebasan pandang yang cukup untuk kedua arah.
- karakter pergerakan lalu lintas mewakili pergerakan lalu lintas pada ruas jalan.

2 survai pada jaringan jalan perkotaan.


Pos harus ditempatkan pada ruas jalan, dimana :
- lalu lintas yang dicacah tidak dipengaruhi oleh pergerakan lalu lintas dari
persimpangan.
- posharus mempunyai jarak pandang yang cukup untuk mengamati kedua arah.
3 Survei pada persimpangan
Pos harus ditempatkan pada lengan persimpangan
 Pos mempunyai jarak pandang yang cukup untuk mengawasi pergerakan
pada lengan-lengan yang ditinjau
 Pos tidak mengganggu kebebasan pandang pengemudi
 Lokasi pos dapat memberikan ruang pengamatan yang jelas untuk melihat
lintasan dan arah pergerakan lalu lintas
4 Pos sebaiknya ditempatkan di lokasi yang berdekatan dengan lampu penerangan
dan tempat berteduh
1.5 Jenis Kendaraan
Pencacahan lalu lintas secara garis besar dibagi dalam 8 golongan,
yang masing-masing golongan terdiri atas beberapa jenis kendaraan seperti
yang diuraikan pada table berikut :
Catatan :
1 Kendaraan-kendaraan yang memiliki fungsi khusus, seperti kendaraan militer
(tank, pansher), kendaraan konstruksi/alat berat (bulldozer dan lain-lain), mobil
pemadam kebakaran, ambulan dan konvoi kendaraan, tidak dicacah.
2 Pengelompokan golongan kendaraan tersebut sudah mewakili untuk berbagai
jenis analisa, seperti untuk digunakan pada : kinerja lalu lintas/kapasitas,
geometri, struktur perkerasan jalan maupun manajemen lalu lintas.
3 Kendaraan tak bermotor dimasukkan pada hambatan samping.

1.6 Formulir survai

Formulir survai terdiri atas formulir lapangan (ruas jalan dan persimpangan) dan
formulir himpunan, formulir harus dilengkapi identitas, seperti berikut ini:
a adanya logo/nama instansi/lembaga dan atribut lainnya yang dituangkan di
sebelah kiri bagian atas formulir,
b adanya keterangan mengenailokasi, pelaksanaan survai dan kondisi cuaca, meliputi :
- jumlah lembar
- Nomorr propinsi
- Nama propinsi
- Nomor pos
- lokasi pos
- tanggal
- arah lalu lintas
- keterangan / cuaca
- pencatat / pengawas

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran A (formulir lapangan untuk
ruas jalan dan persimpangan) dan lampiran B (formulir himpdnan).

1.7 Peralatan
Survai pencacahan lalu lintas dengan cara manual tidak memerlukan peralatan secara
khusus, peralatan yang diperlukan meliputi :
1 peralatan utama, yang terdiri atas :
a formulir pencacahan dan himpunan
b alat tulis pensil, disarankan menggunakan pensil mekanik untuk menghindari
terjadinya gangguan, karena patahnya ujung pensil, sebaiknya setiap petugas
pencacah membawa pensil cadangan,
c alat penghapus, digunakan oleh petugas pencacah apabila terjadi kesalahan
penulisan pada formulir survai:
d handboard, sebagai alas menulis dan penjepit bundel data:
e peralatan bantu, yaitu alat cacah genggam
2 peralatan pendukung, yang terdiri atas :
a jas hujan,
b Lampu senter:
c alat penerangan lain, seperti lampu minyak:
d tas plastik.

3 Seluruh peralatan yang digunakan harus dipastikan berfungsi dengan baik, tidak
mudah rusak, mudah dioperasikan dan memenuhi persyaratan untuk mencatat.

Anda mungkin juga menyukai