Anda di halaman 1dari 7

Soal:

Parameter Parameter Apa Saja Yang Menentukan Tebal Perkerasan Jalan Raya ?
Jawaban:

PARAMETER PERENCANAAN TEBAL


LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN
Lapisan perkerasan berfungsi untuk menerima untuk menyebarkan beban lalulintas tanpa
menimbulkan kerusakan yang berarti pada konstruksi jalan itu sendiri. Dengan demikia memberikan
kenyamanan kepada sipengemudi selam masa pelayanan jalan tersebut. Untuk itu dalam perencanaan
perlulah dipertimbangkan seluruh faktor faktor yang dapat mempengaruhi fungsi pelayanan
konstruksi jalan seperti :
A. FUNGSI JALAN
Sesuai undang undang tentang jalan, no 13 tahun 1980 dan peraturan pemerintah no 26 tahun
1985, sistim jaringan jalan primer dan sistim jaringan jalan sekunder.
1. Sistim jaringan jalan primer adalah sistim jaringan jalan dengan peranan pelayanan
Jasa distribusi untuk pengembangan semua wilayah ditingkat nasional dengan

semua simpul

jasa distribusi yang kemudian berwujud kota. Ini berarti sistim jaringan jalan primer
menghubungkan simpul-simpul jasa sebagai berikut :
-

Dalam suaatu satuan wilayah pengembangan menghubungkan secara menerus kota jenjang
kesuatu (ibu kota Provinsi), kota jenjang kedua (ibu kota Kabupaten, Kodya), kota jenjang

ketiga (Kecamatan), dan kota jenjang dibawahnya sampai kepersil.


Menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang lainnya antar satuan wilayah

pengembangan.
2. Sisitem jaringan jalan adalah system jaringan jalan dengan pelayanan jasa distribusi untuk
masyarakat dalam kota, ini menanadakan system jaringan jalan sekunder disusun mengikuti
ketentuan pengaturan tata ruang kota yang menghubungkan kawasan-kawasan yang
mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, ketiga dan
seterusnya sampai perubahan.
Berdasarkan fungsi jalan, jalan dpat dibedakan atas :
-

Jalan arteri, adalah jalan yang melayani angkutan utama ciri-ciri perjalanan jarak jauh,

kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.
Jalan kolektor, adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulan/pembagian dengan ciri-

ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.
Jalan lokal, adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak
dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

Dengan demikian sistem jaringan jalan Primer terdiri dari :


Jalan Kolektor Primer, adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota

jenjang kedua atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga
Jalan Lokal Primer, adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang pertama dengan persil
atau menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota jenjang ketiga.
Dengan demikian sistem jaringan jalan Sekunder terdiri dari :
Jalan Arteri Sekunder, adalah jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan kawasan

sekunder pertama atau menghubungkan kawasan sekunder pertama dengan kawasan


sekunder kedua.
Jalan Kolektor Sekunder, adalah jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kedua

dengan kawasan sekunder atau menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan
sekunder ketiga.
Jalan Lokal Sekunder, adalah jalan yang menghubungkan kawasan sekunder pertama

dengan perumahan, menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan


sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan.
B. KINERJA PERKERASAN JALAN (Pavemen performance)
1.

Kinerja perkerasan jalan (Pavement performance) meliputi tiga hal yaitu :


Keamanan, yang ditentukan oleh besarnya gesekan akibat adanya gesekan antara ban dan
permukaan jalan (kontak antara ban dan jalan). Besarnya gaya gesek yang terjadi dipengaruhi

2.

oleh bentuk dan kondisi ban tekstur permukaan jalan, kondisi cuaca dan lain-lain
Wujud perkerasan (Struktural perkerasan), sehubungan dengan kondisi fisik dari jalan tersebut

3.

seperti adanya retak-retak, amblas, alur, gelombang, dan lain-lain


Fungsi pelayanan (Fungsional performance), sehubungan dengan bagaimana perkerasan
tersebut membrikan pelayanan umumnya merupakan suatu kesatuan yang dapat digambarkan
dengan kenyamanan mengemudi (Riding quality)
Tingkat kenyamanan ditentukan berdasarkan anggapan anggapan sebagai berikut :
1. Kenyamanan pada dasarnya merupakan faktor subjektif, tergantung penilaian masing
masing pengemudi, tetapi dapat dinyatakan dari rata rata yang diberikan oleh pengemudi.
2. Jalan disediakan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan pada pemakai jalan.
3. Pelayanan yang diberikan oleh si pemakai jalan dapay dinyatakan sebagai nilai rata rata
yang deiberikan oleh sipemakai jalan.
4. Kenyaman berkaitan dengan bentuk fisik dari perkerasan yang dapat diukur secara objektif
serta mempunyai nilai korelasi dengan penilaian subjektif masing masing pengemudi.
Kinerja perkerasan dapat dinyatakan dengan :
a.

Indeks permukaan / serviceability index


Indeks Permukaan (IP)

Fungsi Pelayanan

45
34
23
12
01

Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Buruk

Jalan dengan lapis aspal beton yang baru dibuka untuk umum merupakan contoh jalan
b.

dengan nilai IP = 4,2


Indeks kondisi jalan / road condition index (RCI)
RCI
8 10 78 67 56

Kondis Permukaan Jalan Secara Visual


Sangat rata dan teratur
Sanagat baik, umumnya rata
Baik
Cukup, sedikit / tidak ada lubang, tetapi permukaan

tidak rata
4 5 - Jelak, kadang kadang ada lubang, permukaan jalan
tidak rata
3 4 - Rusak, bergelombang, banyak lubang
2 3 - Rusak, bergelombang, banyak lubang dan seluruh
2

daerah perkerasan hancur


- Tidak dapat dilalui, kecuali dengan 4WD jeep

C. UMUR RENCANA
Umur rencana perkerasan jalan adalah jumlah tahun dari saat jalan tersebut dibuka
untuk lalu lintas kendaraan sampai diperlukan suatu perbaikan yang bersifat struktural
(sampai overlay lapisan perkerasan). Selain umur rencana tersebut pemeliharaan
perkerasan jalan tetap harus dilakukan, seperti plapisan nonstruktural yang berfungsi
sebagai lapis aus. Umur rencana untuk lapisan lentur jalan baru umumnya diambil 20
tahun dan untuk peningkatan jalan 10 tahun. Umur rencana yang lebih besar 20 tahun
tidak lagi ekonomis karena perkembangan lalu lintas yang terlalu besar dan sukar
untuk mendapatkan ketelitian memadai (tambahan tebal lapisan perkerasan
menyebabkan biaya awal yang cukup tinggi)

D. LALU LINTAS
Tebal lapisan perkerasan jalan ditentukan dari beban yang dipikul, hal ini berhubungan
dengan arus lalu lintas yang hendak melewati jalan tersebut. Besarnya arus lalu lintas dapat
diperoleh dari :

1. Analisa lalu lintas saat ini, sehingga diperoleh data mengenai : jumlah kendaraan yang
akan memakai ajaln, jenis kendaraan, konfigurasi sumbu dari setiap jenis kendaraan
serta beban masing masing sumbu kendaraan. Pada perencanaan jalan baru perkiraan

volume lalu lintas di tentukan dengan menggunakan hasil survey volume lalu lintas di
dekat jalan tersebut dan analisa pola lalu lintas disekitar lokasi jalan.
2. Perkiraan faktor pertumbuham lalu lintas selama umur rencana, antara lain berdasarkan
atas analisa ekonomi dan sosial daerah tersebut.
a. Volume LaluLintas
Jumlah kendaraan yang akan memakai jalan dinyatakan dalam volume laluy
lintas yang didefenisikan sebagai jumlah kendaraan yang melewati satu titik
pengamatan selama satu satuan waktu. Saat ini Indonesia mempunyai pos pos rutin
perhitunagan volume lalu lintas yang merupakan pos yang dipilih disepanjang
jaringan jalan yang ada yang dapat dibagi 3 (tiga) kelas yaitu :
- Kelas A, adalah pos yang terletak pada arus jalan dengan lalu lintas padat, diman
perhitungannya dilakukan terus menerus secara otomatis selama setahun,
disamping itu juga dilakukan perhitungan secara manual selama 7 x 24 jamyang
dilalukan setiap hari ke 52.
- Kelas B, adalah pos yang terletak pada ruas jalan dengan lalulintas sedang, diman
perhitungannya dilakukan secara manual selama 7 x 24 jam yang dilakukan setiap
hari ke 52.
- Kelas C, adalah pos yang terletak pada ruas jalan dengan lalulintas rendah, diman
perhitungannya dilakukan secara manual selama 1 x 24 jam yang dilakukan setiap
hari ke 52.
b. Angka Ekivalen Beban Sumbu.
Jenis Kendaraan yang memakai jalan berangka ragam, bervariasi baik ukuran,
berat total, konfigurasi dan beban sumbu, daya, dan sebagainya. Oleh karena itu
volume lalulintas umumnya dikelompokkan atas beberapa kelompok yang masing
masing kelompok diwakili oleh satu jenis kendaraan. Pengelompokan jenis
kendaraan untuk perencanaan tebal perkerasan dapat dilkukan sebagai berikut :
- Mobil penumpang, termasuk didalamnyan semua kendaraab dengan berat total 2
ton.
- Bus.
- Truk 2 sumbu
- Truk 3 sumbu
- Truk 5 sumbu
- Semi trailer.
c. Angka Ekivalen Kendaraan
Berat kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan melalui roda kendaraan yang
terletak di ujung ujung sumbu kendaraan. Setiap jenis kendaraan mempunyai
konfigurasi sumbu yang berbeda beda. Sumbu depan merupakan sumbu tunggal
atau sumbu ganda. Dengan demikian setiap jenis kendaraan akan mempunyai angka
ekivalen yang merupakan jumlah angka ekivalen dari sumbu depan dan sumbu
belakang. Beban masing - masing sumbu dipengaruhi oleh letak titik berat
kendaraan, dan bervariasi sesuai dengan muatan kendaraan tersebut.
Survei Timbang.

Beban sumbu dipengaruhi oleh konfigurasi sumbu dan muatan kendaraannya


sehingga mungkin saja dua kendaraan yang sama akan mempunyai beban sumbu
yang berbeda akibat perbedaan muatan, dengan demikian berbeda pula angka
ekivalennya. Alat timbang yang digunakan adalah alat timbang portabel yang mudah
dipindahkan pindahkan, diletakkkan sedemikian rupa sehingga memberikan
permukaan yang rata bagi kendaraan yang rata bagi kendaraan yang lewat diatasnya.
Lokasi tempat penimbangan dan banyaknya kendaraan yang timbang ditentukan
oleh volume kendaraan berat yang melewati jalan tersebut
Volume Maks Kendaraan
Berat/Jam
0 30
31 60
61 120
121 180
181 - 240

Tipe Lokasi Penimbangan

Sampel Kendaraan Berat


yang Ditimbang

Pos timbang C atau D


Pos timbang Aatau B
Pos timbang Aatau B
Pos timbang Aatau B
Pos timbang Aatau B

Semua
Semua
Alternatif
1 dari 3
1 dari 4

d. Faktor Pertumbuhan Lalu lintas


Jumlah kendaraan yang memakai jalan bertambah dari tahun ketahun. Faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan lalu lintas adalah perkembangan daerah,
bertambahnya kesehjatraan masyarakat, naiknya kemampuan membeli kendaraan,
dan lain sebagainya. Faktor pertumbuhan lalu lintas ini dinyatakan dalam
persen/tahun.
e. Lintas Ekivalen
Kerusakan perkerasan jalan raya pada umumnya disebabkan oleh terkumpulnya air
di bagian perkerasan jalan, dan karena repetisi dari lintasan kendaraan. Oleh karena
itu perlu ditentukan berapa jumlah repitisi beban yang akan menggunakan jalan
tersebut. Repitesi beban dinyatakan dalam lintasan sumbu standar yang dikenal
sebagai lintasan ekivalen yang dapat di bedakan atas:
- Lintasan ekivalen pada saat jalan tersebut dibuka (Lintas Ekivalen awal umur
rencana = LEP)
- Lintas ekivalen pada akhir umur rencana adalah besarnya lintas ekivalen pada
saat jalan tersebut membutuhkan perbaikan secara stuktural (Lintas Ekivalen
akhir rencana = LEA)
- Lintas ekivalen selama umur rencana (AE18KSAL), jumlah lintas ekivalen yang
akan melintasi jalan bersangkutan selama masa pelayanan, dari saat di buka
sampai akhir umur rencana
E. SIFAT TANAH DASAR
Subrigade atai lapisan tanah dasar merupakan lapisan tanah dimana di atasnya deletakkan
lapisan material yang lebih baik. Sifat tanah dasar ini mempengaruhi ketahanan lapisan di atasnya
dan mutu jalan secara keseluruhan. Banyak metode yang dipakai untuk menentukan daya dukung
tanah dasar, khusunya di indonesia daya dukung tanah dasar untuk kebutuhan perencanaan tebal

perkerasan di tentukan dengan menggunakan pemeriksaan CBR (California Bearing Ratio) yang
diperoleh dari hasil pemeriksaan contoh tanah yang telah disapkan di laboratorium atau langsung
dari lapangan.

1. Nilai CBR pada Satu Titik Pengamatan


Seringkali jenis tanah dasar itu berbeda-beda sehubungan dengan perubahan
kedalaman pada satu titik pengamatan. Untuk itu perlu nilai CBR yang mewakili titik
tersebut.
2. CBR Segmen Jalan
Jalan dalam arah membujur cukup panjang dibandingkan dengan jalan dalam arah
melintang yang mungkin saja melintasi jenis tanah, keadaan medan yang bervariasi
antara nilai yang baik dan jelek. Dengan demikian tidaklah ekonomis jika perencanaan
tebal lapisan perkerasan jalan berdasarkan nilai yang terjelek atau nilai terbesar saja.
Sebaiknya panjang jalan tersebut di bagi atas segmen segmen jalan dimana setiap
segmen mempunyai daya dukung tanah, sifat tanah dan keadaan lingkungan yang
relatif sama.
F. KONDISI LINGKUNGAN
Kondisi lingkungan dimana lokasi jalan tersebut berada, mempengaruhi lapisan perkerasan
jalan dari tanah dasar antara lain :
- Sifat teknis konstruksi perkersan dan sifat komponen material lapisan perkerasan.
- Pelapukan bahan material
- Penurunan tingkat kenyamanan dari perkerasan jalan.
Faktor utama yang mempengaruhi konstruksi perkerasan jalan adalah air yang bersal dari hujan
dan pengaruh perubahan temperatur akibat perubahan cuaca.
- Air dan tanah dasar (Subridge)
- Perubahan Temperatur

G. SIFAT MATERIAL LAPISAN PERKERASAN


Perencanaan tebal lapisan perkerasan juga di tentukan dari jenis lapisan perkerasan. Hal ini
berkaitan dengan tersedianya material lokasi dan mutu material tersebut.

H. BENTUK GEOMETRIK LAPISAN PERKERASAN


Bentuk geometri lapisan perkerasan jalan mempengaruhi cepat atau lambatnya aliran air
meninggalkan lapisan perkerasan jalan. Pada umumnya bentuk geometri perkerasan dapat di
bedakan atas:

Kontruksi berbentuk kotak (boxed construction)


Lapisan perkerasan diletakkan didalam lapisan tanah dasar. Kerugian dari jenis
perkerasan ini adalah air yang jatuh di atas permukaan perkerasan dan masuk melalui
Lubang lubang pada perkerasan, lambat keluar karena tertahan oleh material tanah
dasar.
Konstruksi penuh Sepbadan Jalan (Full Width construction)
Lapisan perkerasan diletakkan di atas tanah dasar pada seluruh badan jalan
keuntungan air yang jenuh dapat segera dialirkan keluar lapisan perkerasan.

Anda mungkin juga menyukai