Anda di halaman 1dari 6

Ringkasan Jurnal

Judul jurnal : PENELITIAN KEDALAMAN TURAP BERANGKER SEBAGAI


PENAHAN TANAH TIMBUNAN PADA PERUMAHAN THE
MUTIARA
Studi Kasus : Perumahan The mutiara
Penulis
: Nur alam
: Jurnal Tugas akhir Mahasiswa Jurusan sipil Universitas Hasanudin
Makasar
Link
: http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/3120

1. Pendahuluan
Konstruksi tembok perumahan elit The Mutiara milik PT Mutiara Property,
yang ambruk 4 Desember lalu tidak sekadar akibat faktor cuaca. Karena tidak
memenuhi kriteria ideal sehingga tembok setinggi 4,5 meter itu, tidak mampu
menahan beban atau timbunan yang ada di perumahan tersebut. Belum lagi,
kondisi timbunan pada saat kejadian belum sempurna sehingga tanah berpotensi
untuk menimbulkan kelongsoran. Penerapan turap sebagai dinding penahan
tanah adalah salah satu cara yang dapat mencegah terjadinya longsor tersebut.
Konstruksi turap adalah suatu konstruksi yang banyak digunakan dalam
rekayasa sipil, yang biasa berupa konstruksi sederhana hingga konstruksi yang
sangat berat.
Analisis turap didasarkan pada gerakan menyeluruh dari kekuatan geser
tanah. Jenis-jenis turap yang umum digunakan dalam suatu konstruksi yaitu
turap kantilever dan turap berangker. Dan dalam studi ini, penulis akan
membahas mengenai turap berangker.
Turap berangker merupakan turap yang dilengkapi dengan angker yang
dimaksudkan akan menambah stabilitas turap, sehingga bisa mereduksi panjang
tiang turap. Namun penambahan angker maupun dimensi turap berarti juga
tambahan dalam metode konstruksi dan biaya. Maka dalam studi ini, penulis
akan menganalisis berapa kedalaman turap yang efektif dan efisien yang akan
ditanam dalam menahan tekanan tanah timbunan.

2. Metodologi penelitian
2.1 Hal-hal yang diperhatikan dalam perencanaan dan pembangunan
turap

Pada waktu melakukan perencanaan dan pembangunannya, penting sekali


untuk mengetahui keadaan tanahnya, ditinjau dari segi mekanika tanah, dan
menjamin kestabilan dalam menahan gaya luar yang bekerja padanya.

2.2 Prosedur perencanaan


Pada waktu merencanakan turap, mula-mula harus ditentukan syarat-syarat
perencanaannya berdasarkan data survei di lokasi proyek, misalnya dengan
mengadakan penyelidikan tanah kemudian baru dipilih jenis konstruksi yang
cocok. Setelah itu berturut-turut dihitung beban yang bekerja, diselidiki
dalamnya pemancangan.
2.3 Beban yang dipakai untuk perencanaan
Beban yang dipakai untuk perencanaan dinding turap, secara umum adalah
tekanan air, tekanan tanah dan pengaruh perubahan temperatur. Sebagai
tambahan, beban mati dan beban hidup lain-lainnya, bila perlu juga dihitungkan
pada waktu melakukan perencanaan bagian-bagian konstruksi.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengujian Sampel Tanah
Pengujian dilakukan terhadap sampel tanah yang diperoleh dari lapangan.
Hasil pengujian sampel tanah ditunjukkan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Hasil Pemeriksaan Karakteristik Sampel Tanah


Sumber : Hasil Olahan Data (Hasil Pemeriksaan Sampel Tanah)
Dari Table 3.1. dapat disimpulkan bahwa sampel tanah pada daerah BH 1
(Bore Hole 1 pada tanah di wilayah Perumahan The Mutiara) merupakan tanah
yang paling rentan mengalami keruntuhan, sehingga data yang digunakan dalam
perancanaan turap adalah data BH 1.
3.2 Gambaran Keadaan Tanah

Berdasarkan data dan asumsi kriteria di atas, maka dapat dilakukan


penginputan data-data yang telah diperoleh ke dalam software Geoslope 2007
untuk mendapatkan gambaran keadaan tanah (bidang longsor) pada lokasi
pengambilan sampel tanah.
25
24

0.809

23
22
21
20

Elevasi (m)

19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Jarak (m)

Gambar 3.1. Bidang longsor dan angka keamanan pada lokasi pengambilan
sampel tanah
Angker merupakan struktur pembantu untuk meningkatkan kekuatan turap
dalam menahan tekanan tanah yang terjadi. Dari Gambar 3.1. dapat ditentukan
berapa panjang angker yang akan digunakan pada pemasanagan turap yang
akan direncanakan. Angker yang dipasang harus melewati bidang longsor tanah
agar tidak terpengaruh dengan pergerakan tanah pada bidang longsor tersebut.
Gaya tarik dari angker ini dipengaruhi oleh gaya geser dari tanah yang ada
disekitarnya. Maka sebelum pemasangna angker dilakukan, haruslah diketahui
dulu gaya geser tanah yang bekerja pada daerah penjangkaran.
3.3 Hasil Pengimputan dan pengolahan data dalam perencanaan turap
Berdasarkan Gambar 3.1. maka dapat digambarkan diagram tekanan tanah
seperti pada Gambar 3.2..

Gambar 3.2. Tekanan tanah aktif dan tekanan tanah pasif yang bekerja.
Berdasarkan data-data tanah yang ada maka dapat dilakukan pengimputan
data dengan menggunakan software Geoslope 2007. Hasil angka keamanan
yang diperoleh dari beberapa variasi kedalaman penanaman turap dapat dilihat
dari gambar.
25
24

1.070

23
22
21
20

Elevasi (m)

19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Jarak (m)

Gambar 3.3. Bidang longsor dan angka keamanan turap dengan kedalaman
penanaman2,0 m.
3.4 Hasil Pengimputan dan pengolahan data dalam perencanaan turap
berjangkar
Penjangkaran

d = 0,318 m
d = 3,5 m
h = 2 m
Ca = 0,3 sampai 0,9 C
Tulangan jangkar

= .d . . h .K . d.tan + Ca . . d . d
= 47,477 kN

Gesekan jangkar dengan tanah

SF kedalaman penanaman turap


SF = D/D > 1,5
(Aman)

= Ko x x tan
= 7,463 kN/m2

Tabel 3.4. Tekanan tanah pasif, tekanan tanah aktif dan faktor keamanan
Pp
(kN/m)

Pa2
(kN/m)

S (kN)

SF

15,468

20,798

23,270

0,960

2,5

20,192

27,151

29,087

1,200

24,917

33,503

34,905

1,440

3,5

29,641

39,855

40,722

1,680

34,365

46,208

46,540

1,920

4,5

39,089

52,560

52,357

2,160

43,814

58,912

58,175

2,400

D (m)

Ket.

SF = D/D > 1,5

(Aman)

4. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Dari hasil Dari hasil penelitian ini, maka didapatkan beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Turap sebagai bangunan penahan tanah yang berfungsi untuk menjaga
kestabilan tanah.
2. Turap membutuhkan perhitungan dan perencanaan yang benar-benar harus
diteliti dengan baik.
3. Berdasarkan pengimputan

dan

pengolahan

data

yang

dilakukan

menggunakan software Geoslope 2007 serta perhitungan manual yang


dilakukan, maka diperoleh kedalaman efektif = 3,5 m dengan panjang
jangkar = 10,5 m
4. Faktor keamanan yang diperoleh dari pengimputan data pada Geoslope 2007

dari turap yang ditanam sedalam 3,5 m dan panjang jangkar 10,5 m adalah
sebesar 1,658. Sedangkan faktor keamanan yang diperoleh dari perhitungan
manual sebesar 1,680.

5. Berdasarkan perhitungan dan pendesainan menggunakan Geoslope 2007,

turap tanpa angker (turap kantilever) memenuhi angka faktor keamanan


pada kedalaman 4 m dengan nilai faktor keamanan sebesar 1,543.
4.2.

Saran
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian pada pembangunan dinding

penahn tanah utamanya turap dimuat dalam saran-saran berikut:


1. Perhitungan tekanan air, tanah serta beban-beban yang lain harus benarbenar diperhitungkan dengan baik dalam suatu perencanaan dinding
penahan tanah, terutama turap agar tidak menimbulkan kerugian bahkan
korban jiwa dikemudian hari.
2. Penggunaan material sebaiknya benar-benar diperhitungkan dengan baik
untuk pengefisienan material di bumi ini.
3. Diperlukan pembelajaran lanjutan untuk memempelajari fungsi-fungsi lain
dari penggunaan Geoslope 2007.

Anda mungkin juga menyukai