1. Pendahuluan
Konstruksi tembok perumahan elit The Mutiara milik PT Mutiara Property,
yang ambruk 4 Desember lalu tidak sekadar akibat faktor cuaca. Karena tidak
memenuhi kriteria ideal sehingga tembok setinggi 4,5 meter itu, tidak mampu
menahan beban atau timbunan yang ada di perumahan tersebut. Belum lagi,
kondisi timbunan pada saat kejadian belum sempurna sehingga tanah berpotensi
untuk menimbulkan kelongsoran. Penerapan turap sebagai dinding penahan
tanah adalah salah satu cara yang dapat mencegah terjadinya longsor tersebut.
Konstruksi turap adalah suatu konstruksi yang banyak digunakan dalam
rekayasa sipil, yang biasa berupa konstruksi sederhana hingga konstruksi yang
sangat berat.
Analisis turap didasarkan pada gerakan menyeluruh dari kekuatan geser
tanah. Jenis-jenis turap yang umum digunakan dalam suatu konstruksi yaitu
turap kantilever dan turap berangker. Dan dalam studi ini, penulis akan
membahas mengenai turap berangker.
Turap berangker merupakan turap yang dilengkapi dengan angker yang
dimaksudkan akan menambah stabilitas turap, sehingga bisa mereduksi panjang
tiang turap. Namun penambahan angker maupun dimensi turap berarti juga
tambahan dalam metode konstruksi dan biaya. Maka dalam studi ini, penulis
akan menganalisis berapa kedalaman turap yang efektif dan efisien yang akan
ditanam dalam menahan tekanan tanah timbunan.
2. Metodologi penelitian
2.1 Hal-hal yang diperhatikan dalam perencanaan dan pembangunan
turap
0.809
23
22
21
20
Elevasi (m)
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jarak (m)
Gambar 3.1. Bidang longsor dan angka keamanan pada lokasi pengambilan
sampel tanah
Angker merupakan struktur pembantu untuk meningkatkan kekuatan turap
dalam menahan tekanan tanah yang terjadi. Dari Gambar 3.1. dapat ditentukan
berapa panjang angker yang akan digunakan pada pemasanagan turap yang
akan direncanakan. Angker yang dipasang harus melewati bidang longsor tanah
agar tidak terpengaruh dengan pergerakan tanah pada bidang longsor tersebut.
Gaya tarik dari angker ini dipengaruhi oleh gaya geser dari tanah yang ada
disekitarnya. Maka sebelum pemasangna angker dilakukan, haruslah diketahui
dulu gaya geser tanah yang bekerja pada daerah penjangkaran.
3.3 Hasil Pengimputan dan pengolahan data dalam perencanaan turap
Berdasarkan Gambar 3.1. maka dapat digambarkan diagram tekanan tanah
seperti pada Gambar 3.2..
Gambar 3.2. Tekanan tanah aktif dan tekanan tanah pasif yang bekerja.
Berdasarkan data-data tanah yang ada maka dapat dilakukan pengimputan
data dengan menggunakan software Geoslope 2007. Hasil angka keamanan
yang diperoleh dari beberapa variasi kedalaman penanaman turap dapat dilihat
dari gambar.
25
24
1.070
23
22
21
20
Elevasi (m)
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jarak (m)
Gambar 3.3. Bidang longsor dan angka keamanan turap dengan kedalaman
penanaman2,0 m.
3.4 Hasil Pengimputan dan pengolahan data dalam perencanaan turap
berjangkar
Penjangkaran
d = 0,318 m
d = 3,5 m
h = 2 m
Ca = 0,3 sampai 0,9 C
Tulangan jangkar
= .d . . h .K . d.tan + Ca . . d . d
= 47,477 kN
= Ko x x tan
= 7,463 kN/m2
Tabel 3.4. Tekanan tanah pasif, tekanan tanah aktif dan faktor keamanan
Pp
(kN/m)
Pa2
(kN/m)
S (kN)
SF
15,468
20,798
23,270
0,960
2,5
20,192
27,151
29,087
1,200
24,917
33,503
34,905
1,440
3,5
29,641
39,855
40,722
1,680
34,365
46,208
46,540
1,920
4,5
39,089
52,560
52,357
2,160
43,814
58,912
58,175
2,400
D (m)
Ket.
(Aman)
dan
pengolahan
data
yang
dilakukan
dari turap yang ditanam sedalam 3,5 m dan panjang jangkar 10,5 m adalah
sebesar 1,658. Sedangkan faktor keamanan yang diperoleh dari perhitungan
manual sebesar 1,680.
Saran
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian pada pembangunan dinding