Disusun Oleh :
Telah diterima dan disahkan, laporan Perencanaan Geometri Jalan Raya oleh :
Nama : Achmad Ramadhani
Alfin Krisdana Samudra
NIM : 1831330047
1831330026
Kelas : 2A Teknologi Konstruksi Jalan Jembatan dan Bangunan air
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam proses praktikum dan pengerjaan laporan ini, terutama pada :
1. Ibu Nain Dhaniarti Raharjo, SST., MT selaku Instruktur yang telah memberikan
materi, mendampingi, dan membimbing kami selama praktikum
2. Teman – teman kelas 2A yang telah membantu dalam proses belajar dan
pengerjaan laporan ini
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan, karena sesungguhnya inilah keterbatasan ilmu yang kami miliki.
Maka dari itu saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan demi kelancaran dalam
pembuatan laporan berikutnya dan juga untuk menambah wawasan kami sebagai penulis dan
semoga dengan selesainya laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga bagi para
pembaca.
Penulis
Gambar 2. 1 Damaja, Damija, dan Dawasja di lingkungan jalan antar kota ............................. 7
Gambar 2. 2 Penampang Melintang Jalan Tipikal ..................................................................... 8
Gambar 2. 3 Penampang Melintang Jalan yang dilengkapi trotoar ........................................... 8
Gambar 2. 4 Kemiringan Melintang Jalan Normal .................................................................. 10
Gambar 2. 5 Bahu Jalan ........................................................................................................... 11
Gambar 2. 6 Median direndahkan dan ditinggikan .................................................................. 12
Gambar 2. 7 Jarak Pandang Mendahului ................................................................................. 14
Gambar 2. 8 Kemiringan melintang permukaan jalan (e)........................................................ 16
Gambar 2. 9 Perencanaan Superelevasi ................................................................................... 17
Gambar 2. 10 Metoda pencapaian superelevasi pada tikungan tipe SCS ................................ 18
Gambar 2. 11 Tikungan Full Circle ......................................................................................... 18
Gambar 2. 12 Tikungan S-C-S................................................................................................. 19
Gambar 2. 13 Tikungan Spiral - Spiral .................................................................................... 21
Gambar 2. 14 Daerah bebas samping di tikungan untuk Jh < Lt ............................................. 22
Gambar 2. 15 Daerah bebas samping di tikungan untuk Jh > Lt ............................................. 22
Gambar 2. 16 Lengkung Vertikal Cembung ............................................................................ 24
Gambar 2. 17 Lengkung Vertikal Cekung ............................................................................... 24
Gambar 4. 1 Perencanaan Lebar Jalan ..................................................................................... 37
Gambar 4. 2 Grafik nilai (f), untuk e maks = 6%, 8%, dan 10% (menurut AASHTO) .......... 40
Gambar 4. 3 Stationing Perencanaan Horizontal ..................................................................... 44
Gambar 4. 4 Perencanaan Alignment Vertikal ........................................................................ 56
Gambar 4. 5 Gambar Lengkung 1............................................................................................ 58
Gambar 4. 6 Gambar Lengkung 2............................................................................................ 61
Gambar 4. 7 Penampang 1 STA 2 + 850.00 ............................................................................ 65
Gambar 4. 8 Penampang 2 STA 2 + 900.00 ............................................................................ 65
Gambar 4. 9 Skets Penampang 1 STA 2 + 850.00 .................................................................. 65
Gambar 4. 10 Skets Penampang 2 STA 2 + 900.00 ................................................................ 66
PENDAHULUAN
Kota Malang yang terletak pada ketinggian antara 440- 667 meter diatas permukaan air
laut, wilayahnya didominasi perbukitan dengan struktur tanahnya umumnya cukup baik. Kota
malang secara astronomis terletak 112,6°-112,7° Bujur Timur dan 7,06°-8,02° Lintang
Selatan. Dengan ketinggian dalam kategori perbukitan menyebabkan suhu udara kota malang
cukup sejuk, sehingga menjadi destinasi wisata di Indonesia khususnya Jawa Timur.
Padatnya kunjungan wisatawan ditambah lagi warga lokal menyebabkan mobilitas yang
cukup tinggi sehingga jalan merupakan faktor penting dalam menjalani roda-roda ekonomi,
dengan kepadatan yang cukup tinggi dalam jam jam sibuk diperlukan jalan jalan alternatif
lainnya untuk memecah kemacetan pada jalan protokol. Jalan sulfat adalah salah satu jalan
yang menghubungkan antara kecamatan Sawojajar dengan jantung kota malang, tak jarang
kepadatan dijalan ini terjadi pada jam-jam sibuk karena mobilitas dari daerah penyangga
malang.
1.4 Tujuan
1. Mengetahui lebar jalan dan fungsi jalan di Jalan Sulfat, Kecamatan Blimbing, Kota
Malang, Jawa Timur ?
2. Mengetahui alinyemen horizontal di Jalan Sulfat, Kecamatan Blimbing, Kota
Malang, Jawa Timur ?
3. Mengetahui alinyemen vertical di Jalan Sulfat, Kecamatan Blimbing, Kota Malang,
Jawa Timur ?
4. Mengetahui galian dan timbunan di Jalan Sulfat, Kecamatan Blimbing, Kota Malang,
Jawa Timur ?
DASAR TEORI
di mana :
K (disebut faktor K), adalah faktor volume lalu lintas jam sibuk, dan
F (disebut faktor F), adalah faktor variasi tingkat lalu lintas
perseperempat jam dalam satu jam.
Tabel 2. 6 Kecepatan Rencana (VR) sesuai klasifikasi fungsi dan klasifikasi medan jalan
2.4.3 Lajur
1) Lajur adalah bagian jalur lalu lintas yang memanjang, dibatasi oleh marka lajur
jalan, memiliki lebar yang cukup untuk dilewati suatu kendaraan bermotor
sesuai kendaraan rencana.
2.4.5 M e d i a n
1) Median adalah bagian bangunan jalan yang secara fisik memisahkan dua jalur
lalu lintas yang berlawanan arah.
2) Fungsi median adalah untuk:
(1) memisahkan dua aliran lalu lintas yang berlawanan arah;
(2) uang lapak tunggu penyeberang jalan;
(3) penempatan fasilitas jalan;
(4) tempat prasarana kerja sementara;
(5) penghijauan;
(6) tempat berhenti darurat (jika cukup luas);
(7) cadangan lajur (jika cukup luas); dan
(8) mengurangi silau dari sinar lampu kendaraan dari arah yang berlawanan.
3) Jalan 2 arah dengan 4 lajur atau lebih perlu dilengkapi median.
4) Median dapat dibedakan atas :
(1) Median direndahkan, terdiri atas jalur tepian dan bangunan pemisah jalur
yang direndahkan.
(2) Median ditinggikan, terdiri atas jalur tepian dan bangunan pemisah jalur
yang ditinggikan.
5) Lebar minimum median terdiri atas jalur tepian selebar 0,25-0,50 meter dan
bangunan pemisah jalur, ditetapkan dapat dilihat dalam Tabel 2.9.
6) Perencanaan median yang lebih rinci mengacu pada Standar Perencanaan
Geometrik untuk Jalan Perkotaan, Direktorat Jenderal Bina Marga,Maret 1992.
F=ma
𝐆.𝐕 𝟐
F=
𝐠.𝐑
Dimana :
F = gaya sentrifugal G = berat kendaraan
m = massa kendaraan V = kecepatan kendaraan
a = percepatan sentrifugal R = jari-jari tikungan
g = gaya gravitasi
Gaya yang mengimbangi gaya sentrifugal adalah berasal dari :
Pada jalan lurus dimana radius lengkung tidak berhingga perlu direncanakan
super elevasi (en) sebesar 2 – 4 persen untuk keperluan drainase permukaan jalan.
Secara teori pada tikungan akan terjadi perubahan dari radius lengkung tidak
berhingga (R~) pada bagian lurus menjadi radius lengkung tertentu (Rc)pada bagian
lengkung dan sebaliknya. Untuk mengimbangi perubahan gaya sentrifugal secara
bertahap diperlukan lengkung yang merupakan peralihan dari R~ menuju Rc dan
kembali R~
VR
Ls T
3,6
(em en )
Ls VR
3,6.T
L
2
X s Ls 1 s 2 ............1
40 RC
2
LS
YS ..................2
6 RC
90 LS TS ( RC p) tan 1 k .......6
S ............3 2
RC
ES ( RC p) sec 1 RC ...............7
Ls
2 2
p RC (1 Cos S )............4
( 2 S )
6 RC
LC .. .RC ................8
LS
3 180
k LS RC Sin S ..........5
40 RC
2 LTot LC LS .................9
3. Spiral – Spiral,
JD minimum (m) 800 670 550 350 250 200 150 100
2.7.1 Kelandaian
Landai minimum; landai idealnya sebesar 0% (datar), landai 0.15% disarankan
untuk jalan menggunakan kerb, landai 0.3 – 0.5% disarankan untuk jalan di daerah
galian menggunakan kerb. Landai maksimum; adalah kelandaian tertentu dimana
kelandaian akan mengakibatkan berkurangnya kecepatan yang masih lebih besar
dari setengah kecepatan rencana.
Tabel 2. 17 Kelandaian Max (%) berdasarkan nilai Kecepatan Rencana (Vr)
Vr (Km/jam) 120 110 100 80 60 50 40 <40
Kelandaian Max (%) 3 3 4 5 8 9 10 10
Pada jalan berlandai dengan LHR yang tinggiperlu dibuat lajur pendakian
untuk menampung kendaraan (khususnya kend berat) yang sering mengalami
penurunan kecepatan agar tidak mengganggu lalu lintas dengan kecepatan yang
lebih tinggi.
METODOLOGI
Data Sekunder adalah data yang diperoeh dari sumber- Sumber yang sudah
ada. Adpun data sekunder yang kami gunakan sebagai berikut.
1. Peta Topografi
Data Primer adalah data yang diperoeh dari hasil observasi lapangan,
wawancara, angket ataupun kuisioner. Adapun data sekunder yang kami dapatkan
sebagai berikut.
Data:
Perhitungan:
- Azimuth (α)
- Sudut Defleksi (Δ)
- Jarak mendatar (d)
- Panjang jari-jari tikungan
maksimum (Rmin)
- Lengkung Peralihan (Ls)
- Komponen Lengkung (Xs, Ys, θs,
Δs, P, Lc)
P ≥ 0.25 Tidak
Lengkung Full Circle
Lc ≥ 25m
- Tc, Lc, Ec
Lengkung S-C-S
ANALISA DATA
Perhitungan :
Rumus : F2017=P2016(1+r)n
𝑭𝟐𝟎𝟏𝟕
Maka untuk mencari nilai r = (n√𝑷𝟐𝟎𝟏𝟔)-1
r = 8%
r = 55% r = 30%
r = 17%
- Menghitung F 2018
Rumus : F2018= 𝐏𝟐𝟎𝟏𝟕 x (1+r)n
5. Truck Tronton
F =7x(1+17%)1
= 8.17 ≈ 9
Perhitungan :
6. Truck Tronton
F =9x(1+17%)2
= 12.25 ≈ 13
Perhitungan :
2. Mobil Penumpang & Mikrolet 2. Bus Kecil & Pickup
F = 249x(1+8%)10 F = 104x(1+20%)10
= 554.39 ≈ 555 = 643.94 ≈ 644
7. Truck Tronton
F =13x(1+17%)10
= 60.71 ≈ 61
Jenis
Jenis Kendaraan
Kendaraan
Kendaraan Penumpang Pribadi LV
Angkutan Umum Kecil LV
Bus Besar MHV
Kendaraan Barang Kecil (Pick Up) LV
Truk Besar 2 rida 1.2 H HV
Truk Tronton 3 roda 1.22 HV
Sepeda Motor MC
Kendaraan Tak Bermotor
Perhitungan :
- Kendaraan Ringan =
- Kendaraan berat
Berdasarkan data yang ada data LHR pada tahun 2030 sebesar 31.239 smp/hari/2arah
Berdasarkan Data yang ada, total jumlah kendaraan pada tahun 2030 sebanyak 11.105
2.0
2.0
b. Klasifikasi Jalan
- Klasifikasi Medan Berdasarkan Kemiringan
Menurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Antar
Kabupaten(TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan
berdasarkan kondisi sebagian besar kemiringan medan yang diukur tegak
lurus garis kontur.Klasifikasi medan di bedakan seperti pada tabel berikut
:
Tabel 4. 13 Klasifikasi Medan
No. Jenis Medan Notasi Kemiringan Medan
1. Datar D < 3%
2. Perbukitan B 3% - 25%
3. Pegunungan G >25%
Gambar 4. 2 Grafik nilai (f), untuk e maks = 6%, 8%, dan 10% (menurut AASHTO)
25 25
D= x360 = x 360 = 6,8
2𝜋𝑅 2𝜋210
Ls dipilih = 80,000
7. Nilai k
𝐿𝑠³ 80³
k = Ls - - Rc sin Θs = 80 - - 210 sin 10,92̊ = 39,93 m
40 𝑅𝑐² 40 210²
8. Menghitung Ts
9. Menghitung Es
𝐿𝑠² 80²
Ys = = = 5,08 m
6𝑅𝑐 6.210
= (0.0+000) +516,19
Sta. TS = 0 + 397,63
25 25
D= x360 = x 360 = 6,8
2𝜋𝑅 2𝜋210
Ls dipilih = 80,000
∆−2Θs 60º42’34”−2(10,92˚)
Lc = 𝜋 Rc = . 3,14.210= 142,43 m
180 180
7. Nilai k
𝐿𝑠³ 80³
k = Ls - 40 𝑅𝑐² - Rc sin Θs = 80 - 40 210² - 210 sin 10,92̊ = 39,93 m
8. Menghitung Ts
Ts = (Rc + P) tan 1/∆ + k = (210+0,88) tan ½(60º42’34”) + 39,93 = 164,349m
9. Menghitung Es
𝐿𝑠² 80²
Ys = = = 5,08 m
6𝑅𝑐 6.210
Sta. TS = 1 + 091,11
25 25
D= x360 = x 360 = 6,8
2𝜋𝑅 2𝜋210
Ls dipilih = 80,000
∆−2Θs 35º11’11”−2(10,92˚)
Lc = 𝜋 Rc = . 3,14.210 = 48,800 m
180 180
7. Nilai k
𝐿𝑠³ 80³
k = Ls - 40 𝑅𝑐² - Rc sin Θs = 80 - 40 210² - 210 sin 10,92̊ = 39,93 m
8. Menghitung Ts
Ts = (Rc + P) tan 1/∆ + k = (210+0,88) tan ½(35º11’11”) + 39,93 = 105,303m
9. Menghitung Es
𝐿𝑠² 80²
Ys = = 6.210 = 5,08 m
6𝑅𝑐
Sta. C = 3 + 022,72
= (1 + 262,30) + 3022,72
Sta. TS = 2 + 883,42
a. Tahapan Perencanaan
Legkung 1
Diketahui :
Profil memanjang suatu jalur jalan seperti gambar diatas, akan direncanakan
alinyemen vertikalnya. Jalan yang akan direncanakan berupa jalan arteri pada
daerah perbukitan dengan VR = 80 Km/jam
Perencananaan :
120+3,5𝐽ℎ 120+3,5.120
JH > L = 2𝐽ℎ − 𝐴
= 2.120 − 0,91
= -353,407m ====Tidak Memenuhi
L = A X Y = 0,91 X 8 = 7,28 m
Jadi Panjang L :
- PVI 1
STA= 1 + 535.89
Elevasi = 34.60 m
- BVCS
STA = 1 + 485.89
Elevasi = 34.69 m
- EVCS
STA = 1 + 585.89
Elevasi PTV = 34.97 m
Alignment vertikal pertama merupakan Lengkung Bertipe Cekung
Legkung 2
Diketahui :
Profil memanjang suatu jalur jalan seperti gambar diatas, akan direncanakan
alinyemen vertikalnya. Jalan yang akan direncanakan berupa jalan arteri pada
daerah perbukitan dengan VR = 80 Km/jam
Perencananaan :
840 840
Jd > L = 2𝐽𝑑 − 𝐴 = 2.550 − 0,98 = 242,857 m ====Memenuhi
L = A X Y = 0,98 X 8 = 7,84 m
Jadi Panjang L :
- PVI 2
STA= 3 + 280.54
Elevasi = 47.37
- BVCS
STA = 3 + 159.11
Elevasi = 46.48 m
- EVCS
STA = 3 + 401.97
Elevasi = 47.07
Alignment Vertikal Kedua merupakan lengkung bertipe cembung
Gambar 4. 12 Penampang 2
a. Perhitungan Penampang 1
37,09
36,75 15,29
36,45 0,00
−14,00
35,12
−11,35
35,35
0,00 35,12
11,35
Luas kiri = ½ ×[(14,00 × 36,75) + (0,00 × 3,35) + (0,00 × 35,12) + (11,35 ×36,45)] –
[(36,45 × 0,00) + (36,75 × 0,00) + (35,35 × 11,35) + (35,12 × 14,00)]
= ½ × [(928,2075) – (892,9025)]
= ½ × (35,305)
=17,6525 m2
=1/2 ×(44,6717)
= 22,33585 m2
= 39,98835 ≈ 39,99 m2
b. Perhitungan Penampang 2
35,69
−12,50
36,00
0,00
36,27
13,64
35,12
−11,35
35,35
0,00 35,12
11,35
=1/2 × (14,859)
= 7,4259 m2
= ½ × [(902,7045) – (880,2593)]
= ½ × (22,4452)
= 11,2226 m2
= 7,4295 + 11,2226
= 18,6521 m2
= 1466 m3
5.1 Kesimpulan
2.0
2.0
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga. 1997. Tata Cara
Perencanaan Geometri Jalan Antar Kota.