IRIGASI
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, Penulis
dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Tugas ini disusun dan diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Irigasi, pada Program Studi Teknologi Konstruksi
Jalan, Jembatan dan Bangunan Air Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Malang. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu, khususnya kepada :
1. Bapak Medi Efendi ST.,MMT. selaku Dosen pengampu mata kuliah Irigasi
yang telah memberikan banyak masukan.
2. Orang tua di rumah yang senantiasa memberi dukungan yang tiada henti-
hentinya
3. Rekan-rekan mahasiswa Teknologi Konstruksi Jalan, Jembatan dan
Bangunan Air Jurusan Teknik Sipil angkatan 2018 atas semua bantuan,
dukungan, dan hiburan yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa tugas ini tidak lepas dari berbagai kekurangan, oleh
karena itu, kritik dan saran akan diterima dengan senang hati. Akhir kata, semoga
tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
4
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan
5
BAB II
DASAR TEORI
6
Harga minimum berat air yang tersedia juga menjadi indeks untuk
menelaah tersedianya sumber air. Jika besarnya air yang diperlukan itu
tidak dapat disediakan oleh sumber air yang tersedia maka untuk
meningkatkan harga minimum yang tersedia harus dipikirkan
kemungkinannya mengenai pembangunan waduk yang tidak menyuplai air
yang tidak efektif dari sumber air itu.
Lokasi sumber air dan pengambilan sumber air itu adalah faktor –
faktor yang penting akan sangat mempengaruhi skala dari fasilitas
penyaluran air itu harus ditelaah dengan memperhatikan kondisi – kondisi
dasar sebagai berikut :
Debit air minimum yang tersedia adalah besar .
Jumlah air yang tersedia adalah besar.
Kualitas dan suhu air yang baik.
Pengambilannya yang mudah.
Lokasinya didekat daerah yang akan di irigasi.
2.4 Cara Pemberian Air Irigasi
a. Cara pemberian air irigasi
Sesudah lokasi sumber air dan pengambilan sudah
ditentukan, maka selanjutnya harus diadakan penentuan mengenai
cara penyaluran air itu ke daerah atau petak – petak yang di tanami.
Penyaluran hanya dapat dilakukan dengan pompa jika
daerah yang akan dialiri lebih tinggi dari sumber air. Kadang –
kadang meskipun sumber Biasanya untuk debit yang besar saluran
terbuka adalah lebih ekonomis.
Adapun untuk lebih jelasnya pemberian air dapat
digolongkan menjadi beberapa kelompok, ditinjau dari salurannya.
1. Lewat permukaan.
Cara pemberian air irigasi lewat permukaan dibagi
menjadi beberapa bagian yaitu:
Perluapan dan penggenangan bebas
(efesiensi rendah).
Perluapan dan penggenangan terkendali
7
Sistem kalenan
Sistem cekungan
2. Melalui bawah permukaan
Saluran terbuka
Dengan pipa berperporasi
3. Pemberian air dengan pancaran
Dengan pipa berperporasi
Alat pancar berputar
4. Pemberian air dengan tetesan
Sedangkan ditinjau dari alirannya ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
Irigasi aliran yang kontinyu
Cara ini adalah pemberian air irigasi
secara kontinyu selama piriode irigasi. Cara
ini diterapkan untuk daerah – derah dimana
irigasi itu berlimpah – limpah. Cara ini tidak
ekonomis karena perkolasi dan limpasan
permukaan yang banyak.
Irigasi terputus – putus
Memberikan air secara terputus –
putus pada interval tertentu selama beberapa
hari. Cara ini diterapkan untuk daerah –
daerah yang tidak mempunyai irigasi yang
berlimpah. Kebanyakan irigasi pompa atau
waduk menerapkan cara ini.
Irigasi aliran balik (return flow irigation)
Adalah cara mempertinggi
pegunungan berulang – ulang yang kadang -
Kadang dilaksanakan didaerah yang sangat
kekurangan air irigasi, cara berulang – ulang
adalah hanya menggunakan air yang tersisa
dari bagian atas pada bagian bawah.
8
b. Metode Drainase
Sistem drainase pada umumnya berupa sistem drainase
permukaan yang berupa saluran terbuka atau parit yang dibuat
berdasarkan perhitungan, namun pada keadaan khusus saluran
drainase dapat berupa drainase bawah tanah. Untuk drainase daerah
pantai biasanya digunaan saluran terbuka. Dalam drainase daerah
pantai ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Terhambatnya aliran dari sungai ke laut ditijau
masalah kemungkinan terjadi luapan.
2. Kenaikan muka air tanah
3. Kemungkinan mengalirkan air kelebihan dari petak
yang satu ke petak sawah yang lain.
4. Hujan.
5. Rembesan air laut.
6. Pengaruh nyata dari pasangan surut
2.5 Macam – macam Bangunan
Banyak bangunan yang diperlukan untuk pengoprasian yang efektif dari
sistem saluran parit yang sulit dalam satu proyek irigasi.
a. Saluran – saluran parit
Elevasi dari parit lapangan harus cukup untuk
memungkinkan aliran gaya berat lapangan. Oleh karenanya parit -
parit jarang digali sepenuhnya, tetapi di buat dalam tanggul –
tanggul yang datar. Dalam pembuatan parit – parit perlu
diperhatikan beberapa hal antara lain :
Dimensi dan bentuk saluran perlu
diperhatikan agar dapat saluran yang stabil.
Perencanaan dimensi dan bentuk
memperhitungkan kecepatan aliran erosi,
sedimentasi maupun kelongsoran tebing
saluran irigasi.
Kecepatan terpakai atau perencanaan harus
lebih kecil dari kecepatan erosi tetapi masih
9
lebih besar dari kecepatan transport
sedimen , tetapi aliran air masih mampu
melakukan transport sedimen yang berarti
menghindari pengendapan.
Rute saluran pada umumnya mencirikan
saluran yang tersedia yaitu kemiringan tanah
yang tersedia dalam hal ini saluran dapat
berupa saluran punggung maupun saluran
tranche.
b. Tanggul Saluran
Tanggul saluran dapat berfungsi sebagai jalan inspeksi
untuk melayani lalu lintas ringan pada daerah layanan di irigasi dan
lain – lain. Pada umumnya tanggul saluran dibutuhkan tinggi
cadangan pada freeboard dengan tinggi 0,5 m. namun bila kondisi
sekitar daerah sangat rendah dibandingkan muka air saluran atau
pada daerah – daerah yang sering tergenang banjir diperlukan
saluran dengan tinggi lebih besar dari 50 m.
c. Bangunan Pembagi
Bangunan pembagi dipergunakan untuk membagi aliran ke
berbagai saluran. Bangunan pada saluran besar terbagi menjadi tiga
bagian utama :
Alat pembendung saluran besar
Dengan alat ini maka air pada saluran besar setiap
waktu dapat diatur sesuai tinggi pelayanan yang
direncanakan.
Perlengkapan untuk jalan air melintasi tanggul saluran
besar menuju saluran cabang.
Konstruksi ukur
Konstruksi ukur ini berfungsi untuk mengukur debit
air yang lewat sedangkan untuk bangunan pembagi pada
saluran kecil bisa dibuat secara sederhana saja , bangunan
ini berupa bak saja atau bak tersier dan kuarter.
10
Pintu – pintu air.
Pipa – pipa irigasi
Digunakan untuk menghin dari kehilangan air serta
biaya tahunan dari biaya tahunan dari bangunan parit –
parit, kebanyakan petani bergeser kepemakaian jaringan
distribusi pipa untuk mengairi lahan pertanian.
2.6 Susunan Petak – petak
a. Petak primer
Petak primer adalah petak yang mencakup saluran areal
irigasi, petak ini dialiri oleh saluran primer. Satu petak atau saluran
primer dapat terdiri dari beberapa petak atau saluran sekunder.
b. Petak Sekunder
Petak sekunder merupakan luasan irigasi yang dialiri oleh
saluran sekunder, dalam satu petak atau saluran sekunder dapat
terdiri dari beberapa petak atau saluran tersier.
c. Petak tersier
Petak tersier meliputi luas yang dialiri oleh saluran tersier.
Satu petak tersier dapat terdiri dari beberapa petak kuarter. Bentuk
dan luas petak tersier mendekati empat persegi panjang dengan
perbandingan panjang dan lebar antara satu sampai setengah.
Luas petak tersier yang dianjurkan pada keadaan normal
dapat dibagi menjadi beberapa keadaan :
Pada tanah dasar luasnya 200-300 ha.
Pada tanah agak miring luasnya 100-200 ha.
Pada tanah perbukitan luasnya 50-100 ha.
11
Semua bidang sawah dalam petak tersier itu harus dapat
menerima air dari tempat pemberian air.
Petak tersier diharapkan merupakan satu kesatuan yang
dimiliki satu desa saja.
Air kelebihan yang tidak digunakan harus dibuang dengan
baik melalui saluran drainase ayng terpisah dengan saluran
primer.
Batas – batas petak tersier diusahakan menggunakan batas
– batas petak yang sama yang semula ada. Misalnya : parit
alam, jalan desa, jalan raya, jalan kereta api, dan lain – lain.
d. Petak kuarter
Petak kuarter dialiri oleh saluran kuarter namun pada kenyatannya
petak kuarter ini jarang ada.
12
BAB III
PERENCANAAN SISTEM JARINGAN IRIGASI
13
3.2. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai tahapan
pengumpulan data dan pengolahannya. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal
penting yang harus dilakukan dengan tujuan supaya kegiatan terstruktur,
terkoordinasi dan mendapatkan hasil seperti yang direncanakan.
Adapun yang termasuk dalam tahap persiapan ini meliputi :
14
Pengumpulan data primer dan data sekunder dari berbagai sumber seperti:
Data hidrologi
Data debit
Data catchment area
Data topografi
Data demografi
Data irigasi seperti data luas tanam, pola/tata tanam, debit air
maksimum/minimum, kebutuhan air (ltr/ha) dan lain lain.
Data desain yang telah pernah dilakukan
Dan penyelidikan geologi dan mekanika tanah
2. Data Hidrometri
Data Curah Hujan mencakup Nama Stasiun, Nomor Stasiun, Lokasi
(koordinat) dan ketinggian stasiun dari permukaan laut. Periode data
yang diperlukan kurang lebih 10 – 20 tahun baik berupa data harian,
data bulanan atau data tengah bulanann.
15
3. Data Hidroklimatologi, Oceanografi
Data Klimatologi mencakup Nama Stasiun, Nomor Stasiun, Lokasi
(koordinat) dan ketinggian stasiun dari permukaan laut, temperatur,
kelembaban, kecepatan angin dan penyinaran matahari. Data
klimatologi yang dibutuhkan adalah spesifik dataran rendah dan
dataran tinggi. Data-data ini merupakan data rata-rata dengan periode
5 tahun. Data klimatologi diperoleh di BMG, Dinas PU, Cabang Dinas
PU.
Data Hidrometri biasanya tersedia dalam bentuk pembacaan AWLR
atau peil schal muka air yang sudah dikorelasikan menjadi data debit
dengan lengkung debit untuk lokasi yang bersangkutan. Data ini jika
tersedia diperoleh dari Dinas Pengairan, Badan Penelitian Air.
16
c. Analisis klimatologi
Analisis klimatologi digunakan untuk menentukan besarnya
evapotranspirasi yang digunakan untuk analisis kebutuhan air untuk
penyiapan lahan.
mulai
Tahapan Persiapan :
-Identifikasi Masalah
-Study Pustaka
Pengumpulan data :
Perencanaan dimensi :
selesai
17
BAB IV
PEMBAHASAN
18
Rs = (0,25 + 0,54 n/N) Rg
= (0,25 + 0,54 x 40%) 16,025
= 7,468 mm/hari
f(u) = 0,27(1+0,864u)
= 0,27(1+0,864 x 1,1)
= 0.527
ET0 = C x ET0*
= 1,1 x 3,960
= 4,356 mm/hari
19
6. Rasio Luas Kebutuhan Air Konsumtif
Rasio luas kebutuhan air konsumtif = 0,60
9. k’
M . T 5,791. 31
k’ = = =0,598
S 300
20
12. Kebutuhan Air Penyiapan Lahan dengan Rasio Luas
Kebutuhan air penyiapan lahan dengan rasio luas = rasio luas penyiapan
lahan x Pd
= 0,40 x 9,518 mm/hari
= 3,807 mm/hari
21
19. Kebutuhan Bersih Air di Sawah (NFR)
NFR = Kebutuhan air di sawah - Re
= 13,599 mm/hari – 0,7382 mm/hari
= 12,861 mm/hari
22
4.1.2. Perhitungan Elevasi Muka Air
Diket:
NFR= 1,489
Sub
Petak Kuarter A (ha)
Petak tersier Tersier
A1 11.19
A2 12.46
TW1Ki A
A3 13.82
A4 13.71
Jumlah 51.17
A1 11.09
A
A2 11.05
TW2ki
B1 13.95
B
B2 14.07
Diketahui : w = 0,2
L = 149,25 m
V = 1 m3/dtk
n = 0,017
1. K2 – T2
Q K2- T2 = NFR x Luas Petak B2
= 1,489 x 14,07
= 30,523 lt/dt
= 0,031 m3/dt
2. h (tinggi saluran)
h K2- T2
h = 0.14 (dicoba)
23
3. A (Luas Penampang)
A = 2h^2
= 2 x 0.14^2
= 0,392
5. P (keliling basah)
P = 4h = 4 x 0.14 = 0,56
6. R (Jari-jari hidrolis)
R =½h
= ½ x 0,14
= 0,07
7. S (kemiringan)
S =( n . V) 2
R2/3
= ( 0,017 . 1) 2
0,072/3
= 0,0245
Beda Tinggi
BT = Elevasi tanah asli atas – elevasi tanah asli bawah
= 29 - 29
=0
8. Jumlah losses
=SxL
= 0,0245 x 149,25
= 3,656 m
24
9. Elevasi Muka Air Bawah dan Atas
Atas = Elevasi Tanah Asli atas - w
= 29 - 0,2
= 28,80 m
= 25,13 m
= 28,80 – 0.14
= 28,66 m
= 26,144 – 0.14
= 24,99 m
25
BAB V
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka didapat :
4.2 Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
https://docplayer.info/73276037-Laporan-perencanaan-irigasi.html
Suhardono Agus. Buku Modul Pedoman Tugas Irigasi. Prodi TKJJBA
Jurusan Teknik Sipil. Politeknik Negeri Malang 2019.
27