Anda di halaman 1dari 5

Artikel Jembatan Abutment Teknik Sipil

Jembatan
Aktikel atau pengertian tentang abutment pada jembatan, selain mengetahui tentang abutment
pada bagian jembatan mahasiswa juga perlu mengetahui fungsi-fungsi abutment, begitu juga
dengan tipe atau bentuk abutment tersebut.

Pada jembatan ada yang disebut dengan kepala jembatan (abutment ) yang merupakan bagian
dari bawah bangunan jembatan. Abutment mempunyai fungsi untuk memikul semua beban
yang bekerja pada bangunan atas jembatan, serta berfungsi untuk meneruskan beban yang
dipikul bangunan atas kelapisan tanah dasar dengan aman sekaligus
sebagai bangunan penahan tanah serta menerima tekanan dan di teruskan ke pondasi.

Dalam perencanaan abutment selain beban-beban yang bekerja juga diperhatikan pengaruh
kondisi lingkungan seperti angin, aliran air, gempa, dan penyebab-penyebab alam lainnya.
Selain itu faktor pemilihan bentuk atau jenis abutment yang digunakan juga harus
diperhatikan dengan teliti.

Ada berbagai bentuk dan jenis abutment tetapi dalam pemilihannya perlu dipertimbangkan
seperti bentuk bangunan atas , kondisi tanah pondasi, serta kondisi bangunannya. Bentuk
umum struktur abutment identik dengan struktur tembok penahan tanah, akan tetapu untuk
perencanaannya tentu beban yang bekerja diatasnya diperhitungkan.

Adapun jenis-jenis abutment terdiri dari beberapa tipe atau bentuk yang umum, diantaranya
adalah:

1. Abutment Tipe Grativitasi


2. Abutment Tipe T Terbalik
3. Abutment Tipe Dengan Penopang

Abutment Tipe Gravitasi


Memperoleh kekuatan dan ketahanan terhadap gaya - gaya yang bekerja dengan mengunakan
berat sendiri. Karena bentuknya yang sederhanan begitu juga dengan pelaksanaanya tidak
begitu rumit. Abutmen tipe gravitasi sering digunakan pada struktur yang tidak terlalu tinggi
dan tanag pondasinya yang baik. Pada umumnya material yang digunakan merupakan
pasangan batu kali atau beton tumbuk. Biasanya abutment tipe gravitasi digunakan
pada jembatan yang memiliki bentang yang tidak terlalu panjang.
Abutment Tipe T Terbalik
Merupakan tembok penahan dengan balok kantilever tersusun dari suatu tembok memanjang
dan sebagai suatu pelat kekuatan dari tembok. Ketahanan dari gaya-gaya yang bekerja
diperoleh dari berat sendiri serta berat tanah diatas pelat tumpuan /tumit. Perbedaan abutment
tipe T terbalik dengan abutment tipe gravitasi terdapat pada kelangsingannya, dimana
abutment tipe T terbalik lebih langsing daripada abutment tipe gravitasi. Pada umumnya
abutment tipe T terbalik digunakan pada konstruksi yang lebih tinggi dan material yang
digunakan betonbertulang.

Abutment Tipe Penopang


Tipe ini hampir mirip dengan abutment tipe T terbalik, tetapi jenis abutment ini diberi
penopang pada sisi belakangnya ( counterfort ) yang bertujuan untuk memperkecil gaya yang
bekerja pada tembok memanjang dan pada tumpuan. Pada umumnya abutment tipe penopang
digunakan pada keadaan struktur yang tinggi dan menggunakan material beton bertulang.
Inilah sedikit artikel tentang abutment teknik sipil mudah-mudahan bermanfaat bagi anda
baca terus updatean terbaru di ilmu teknik sipil indonesia, yang dimana untuk membagi
artikel tentang teknik sipil salam sipil indonesia, paling utama adalah jagalah bedoa sambil
bekerja paling penting mengutamakan kesehatan.

Bagian - Bagian Konstruksi Abutment


Abutment Jembatan Rekayasa Jembatan Teknik Sipil
Bagian-bagian konstruksi abutment, setelah mempelajari tentang jenis - jenis
abutmentsekarang beralih ke artikel tentang apa - apa saja bagian dari abutment itu sendiri,
Ini penting untuk melengkapi bagian artikel mengenai abutment.

Secara umum konstruksi abutment terdiri dari beberapa bagian struktur yang mempunyai
fungsi masing-masing, dan menyatu sebagai satu kesatuan struktur yang disebut abutment,
dengan fungsi sebagai penerima beban mati dan beban hidup dari bangunan atas jembatan
serta menerima tekanan tanah dan kemudian diteruskan ke pondasi. Adapun bagian-bagian
konstruksi abutment terdiri dari :

Pelat dasar/ tumpuan (pile cap) yang terdiri dari tumpuan muka dan tumpuan belakang,
pelat dasar ini juga disebut footing slab. Apabila menggunakan pondasi tiang pancang (spun
pile) ataupun pondasi sumuran (tiang pancang), maka pelat dasar ini berfungsi untuk
mengikat dan menyatukan antara abutment dengan tiang (pile).

Dinding (breast wall) yang disebut juga tembok longitudinal, dimana konstruksi ini harus
mampu menerima haya horizontal akibat tekanan tanah aktif dan tekanan tanah pasif, gaya
gempa, serta seluruh gaya vertikal yang bekerja.
Tempat sepatu, merupakan konstruksi tempat perletakan dari gelagar memanjang maupun
melintang.

Sepatu/perletakan (elastomeric bearing peat), merupakan bantalan yang berfungsi untuk


mengurangi getaran yang terjadi pada gelagar akibat beban dan kendaraan yang bergerak.
Getaran tersebut kemudian diteruskan ke dinding abutment untuk kemudian diteruskan ke
pondasi.

Parapet (back wall),merupakan konstruksi dinding yang berfungsi sebagai pembatas antara
gelagar dengan tanah belakang abutment. Selain itu juga, parapet berfungsi sebagai penahan
gelagar agar tidak bergeser kearah belakang abutment.

Sayap (wing wall), berfungsi untuk melindungi bagian belakang abutment dari tekanan tanah
yang bekerja.

Namun dalam merencanakan abutment kita juga harus menghitung beban yang ada pada
bangunan atas, bagian bangunan atas terdiri dari :

Pelat lantai kendaraan adalah konstruksi yang berfungsi prasarana lalu lintas kendaraan.
Pada umumnya pelat lantai jembatan beton bertulang dicor secara monolit dengan gelagar
memanjang dan gelagar melintang (diafragma).

Gelagar memanjang terletak arah memanjang jembatan yang berfungsi mendukung beban
yang bekerja diatasnya seperti beban kendaraan, beban mati dan beban hidup. Gelagar
melintang, pelat lantai, trotoar dan sandaran lalu mendistribusikan beban-beban tersebut ke
perletakan. Pada umumnya gelagar memanjang jembatan beton bertulang berbentuk "T" yang
lebih sering disebut balok "T" yang direncanakan sedemikian rupa sehingga didapatkan hasil
gelagar yang stabil untuk menahan gaya-gaya yang bekerja.

Gelagar melintang (diafragma) berfungsi untuk menahan beban dan gaya yang bekerja pada
pelat lantai dan beban yang berasal dari beban hidup dan beban sendiri, sebagai pengikat
antara gelagar memanjang dan menjaga adanya gaya puntir akibat beban lantai jembatan.

Trotoar pada jembatan digunakan bagi pejalan kaki untuk berjalan agar tidak
mengganggu lalu lintas kendaraaan.

Sandaran adalah konstruksi yang berfungsi sebagai pengaman bagi kendaraan yang melintas
serta bagi pejalan kaki yang berjalan diatas trotoar.

Inilah sedikit mengenai bagian-bagian dari konstruksi abutment , anda bisa membaca artikel
yang berhubungan dengan abutment , jembatan atau pun mengenai artikel teknik sipil,
semoga artikel ini bermanfaat baik anda salam sipil indonesia.
Posted by: Mas Civeng
 End Dam = Akhir jembatan
 Top of Roadway = Jalan
 Bearing Seat = Pengunci
 Battered pile = Tumpuan / Penyangga
 Pile = Penyangga

Anda mungkin juga menyukai