Disusun Oleh :
(1801411002)
2 PJJ
1. Bangunan atas
2. Landasan
3. Bangunan bawah
4. Pondasi
5. Oprit
6. Bangunan pengaman jembatan
1. Struktur bawah
2. Struktur atas
3. Jalan pendekat
4. Bangunan pengaman.
Penjelasan Bagian-bagian Detail Jembatan
Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung yang
meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu lintas kendaraan,
gaya rem, beban pejalan kaki, dll.
Struktur atas jembatan umumnya meliputi :
a) Trotoar
Trotoar merupakan jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan
dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan
pejalan kaki yang bersangkutan. Bagian dari trotoar meliputi:
Sandaran Trotoar (Hand Rail), biasanya dari pipa besi, kayu, atau beton
bertulang. Beban yang bekerja pada sandaran adalah beban sebesar 100
kg yang bekerja dalam arah horizontal setinggi 0,9 meter.
Tiang sandaran (Rail Post), biasanya dibuat dari beton bertulang untuk
jembatan girder beton. Sedangkan untuk jembatan rangka tiang
sandarannya menyatu dengan struktur rangka tersebut.
b) Slab lantai kendaraan, berfungsi sebagai lewatan dan penahan beban kendaraan
ketika lalu lintas sedang berjalan.
c) Gelagar (girder)
Gelagar terdiri dari gelagar induk (memanjang) dan gelagar melintang.
Gelagar jembatan akan mendukung semua beban yang bekerja pada jembatan.
Bahan gelagar berupa bahan kayu dan atau profil baja berupa kanal, profil H
atau I. Penggunaan bahan baja akan memberikan kekuatan struktur yang lebih
baik dibandingkan bahan kayu. Akan tetapi, bila kondisi tidak memungkinkan
dapat digunakan bahan kayu, yang berupa balok tunggal atau balok susun
tergantung perencanaannya.
Untuk kontrol, lendutan ijin jembatan tidak boleh dilampaui. Untuk
mengurangi atau memperkecil lendutan dapat dilakukan dengan menambahkan
balok melintang sebagai perkuatan sekaligus untuk meratakan beban. Pada
bentang jembatan lebih dari 8 m, perlu ditambahkan pertambatan angin untuk
menahan gaya akibat tekanan angina guna memperkaku konstruksinya. Letak
pertambatan angin biasanya di bagian bawah gelagar dan dibuat bersilangan.
Bentuk umum abutment yang sering dijumpai baik pada jembatan lama
maupun jembatan baru pada prinsipnya semua sama yaitu sebagai pendukung
bangunan atas, tetapi yang paling dominan ditinjau dari kondisi lapangan seperti
daya dukung tanah dasar dan penurunan (seatlement) yang terjadi. Adapun jenis
abutment ini dapat dibuat dari bahan seperti batu atau beton bertulang dengan
konstruksi seperti dinding atau tembok.
Bagian-bagian dari abutment:
Dinding belakang (back wall)
Dinding penahan (breast wall)
Dinding sayap (wing wall)
Oprit, Plat injak (approach slab)
Konsol pendek untuk jacking ( corbel)
Tumpuan bearing
b) Pilar jembatan
Pilar atau pier merupakan struktur pendukung bangunan atas.pilar biasa
digunakan pada jembatan bentang panjang, posisi pilar berada diantara kedua
abutment.
3. Pondasi
Pondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban kedasar tanah.
Berdasarkan sistemnya, pondasi abutment atau pier jembatan dappat di bedakan
menjadi beberapa macam jenis, antara lain :
Pondasi telapak (spread footing)
Pondasi yang berdiri sendiri dalam mendukung kolom merupakan
adalah pondasi struktural yang mendukung untuk mengatasi beban
individual, yaitu beban yang langsung dialirkan dari kolom ke pondasi
telapak ini, bentuk dari pondasi ini menyerupai plat seperti lapisan beton
dengan ketebalan tertentu menyesuaikan kebutuhan.
Komposisi untuk membuat pondasi telapak diantaranya semen, pasir,
air, besi tulangan yang dirangkai, kerikil, dan kayu untuk mencetaknya,
walaupun masuk dalam pondasi dangkal namun jenis pondasi ini juga cocok
untuk bangunan dengan pondasi dalam, tentunya dengan spesifikasi yang
disesuaikan
Pondasi sumuran ( Caisson)
Merupakan bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang,
digunakan bila tanah dasar yang kuat terletak pada kedalaman yang relatif
dalam. diameter pondasi ini antara 60 sampai 80 cm dengan kedalaman yang
beragam mulai dari 1 meter hingga ada yang mencapai 5 meter.
Pondasi ini biasanya digunakan untuk kondisi tanah yang labil seperti
tanah bekas timbunan rawa, atau kondisi tanah yang berlumpur, biasanya
pada bagian atas pondasi diberikan pembesian supaya dapat mengikat sloof
yang memiliki ukuran lebih besar daripada sloof pada umumnya.
4. Oprit Jembatan
Oprit jembatan adalah timbunan tanah atau urugan di belakang abutment yang
dibuat sepadat mungkin untuk menghindari penurunan. oprit bisa terdiri atas timbunan
pilihan dan timbunan biasa dan untuk membuat oprit berdiri kokoh, maka dibuatlah
tembok penahan tanah yang berfungsi menjaga kestabiltas lereng oprit tersebut.
Timbunan atau urugan dibagi dalam 2 macam sesuai dengan maksud
penggunaannya yaitu :
a) Timbunan biasa, adalah timbunan atau urugan yang digunakan untuk
timbunan sampai elevasi top subgrade yang disyaratkan dalam gambar
perencanaan tanpa maksud khusus lainnya. Timbunan biasa ini juga
digunakan untuk penggantian material existing subgrade di lapangan yang
tidak memenuhi syarat. Bahan timbunan biasa harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut :
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus
terdiri dari tanah yang disetujui oleh Pengawas yang memenuhi
syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen.
Bahan yang dipilih tidak termasuk tanah yang plastisitasnya tinggi,
yang diklasifikasi sebagai A-7-6 dari persyaratan AASHTO M 145
atau sebagai CH dalam sistim klasifikasi “Unified atau Casagrande”.
Sebagai tambahan, urugan ini harus memiliki CBR yang tak kurang
dari 6 %, bila diuji dengan AASHTO T 193.
Tanah yang pengembangannya tinggi yang memiliki nilai aktif lebih
besar dari 1,25 bila diuji dengan AASHTO T 258, tidak boleh
digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif diukur sebagai
perbandingan antara Indeks Plastisitas (PI) – (AASHTO T 90) dan
presentase ukuran lempung (AASHTO T 88).
b) Timbunan pilihan, adalah timbunan atau urugan yang digunakan untuk
timbunan sampai elevasi top subgrade yang disyaratkan dalam gambar
perencanaan dengan maksud khusus lainnya, misalnya untuk mengurangi
tebal lapisan pondasi bawah, untuk memperkecil gaya lateral tekanan tanah
dibelakang dinding penahan tanah talud jalan. Bahan timbunan pilihan harus
memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai “Timbunan Pilihan”
bila digunakan pada lokasi atau untuk maksud yang telah ditentukan
atau disetujui secara tertulis oleh Pengawas.
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus
terdiri dari bahan tanah berpasir (sandy clay) atau padas yang
memenuhi persyaratan dan sebagai tambahan harus memiliki sifat
tertentu tergantung dari maksud penggunaannya. Dalam segala hal,
seluruh urugan pilihan harus memiliki CBR paling sedikit 10 %, bila
diuji sesuai dengan AASHTO T 193.
Detail Jembatan Berdasarkan Jenis Jembatan
1. Jembatan Gantung
2. Cable-Stayed Bridge
Cable-Stayed Bridge atau Jembatan dengan kabel tetap adalah khas dari banyak
jembatan modern saat ini. Jembatan kabel tetap adalah pilihan populer karena mereka
menawarkan semua keuntungan dari jembatan gantung tetapi dengan biaya yang lebih
rendah untuk rentang 500 sampai 2.800 kaki (853 meter). DSalam pembuatannya
membutuhkan kabel baja yang lebih sedikit, lebih cepat selesai dalam
pembangunannya.
3. Jembatan Rangka
Jembatan rangka umumnya terbuat dari baja, dengan bentuk dasar berupa
segitiga. Elemen rangka dianggap bersendi pada kedua ujungnya sehingga setiap
batang hanya menerima gaya aksial tekan atau tarik saja. Jembatan rangka merupakan
salah satu jembatan tertua dan dapat dibuat dalam beragam variasi bentuk, sebagai
gelagar sederhana, lengkung atau kantilever. Jembatan ini digunakan untuk variasi
panjang bentang 50 – 100 meter.
Gelagar
Terdapat dua macam gelagar pada struktur jembatan yaitu gelagar memanjang
dan gelagar melintang.
Rangka
Rangka merupakan struktur utama yang mendukung seluruh beban yang
bekerja pada struktur jembatan rangka baja, baik beban eksternal maupun beban
akibat berat sendiri yang diterima batang-batang pada rangka sehingga
mengalami tarikan aksial (gaya tank) dan tekanan aksial (gaya tekan)-masing
bentang jembatan yang keduanya diikat secara lateral oleh gelagar melintang
dan ikatan angina.
Ikatan Angin
Ikatan angin berfungsi menahan gaya arah lateral pada rangka yang
diakibatkan oleh gaya angin. Struktur ini berupa rangka batang, diletakkan
pada batang atas dan batang bawah rangka utama.
Plat simpul(buhul)
Plat simpul atu buhul (joint) berfungsi sebagai penghubung antara elemen-
elemen pada jembatan dengan bantuan baut mutu tinggi.koneksi pada plat
simpul inilah yang menentukan ada tidaknya momen pada struktur rangka.
Bagian lainya
Skur/Pengaku
Skur atau pengaku biasanya di gunakan untuk jembatan rangka terbuka namun
juga terdapat pada rangka tertutup tetapi berbeda ukuran.
Perletakan
Berfungsi untuk menyalurkan seluruh gaya dari struktur menuju abutmen atau
pilar yang kemudian akan di teruskan ke pondasi.
Railing
Berfungsi sebagai pembatas atau sandaran terutama pada pejalan kaki
Expansion Joint
Sebagai menyambung atau penutup celah antara jembatan ke pilar atau
abutment, berfungsi untuk meredam getaran akibat adanya celah antara
komponen struktur rangka dan abutment atau pilar.