Anda di halaman 1dari 13

STRUKTUR JEMBATAN BETON

Kelompok Piter Parker

1. Rizky Esa Fitriawan


2. Nadira Putri Redi Yati
3. Amanda Putri

1.1 Struktur Atas (Upper Structures)

Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung yang
meliputi berat sendiri, beban mati. Beban mati tambahan, beban lalu lintas kendaraan,
gaya rem, beban pejalan kaki, dll.

Struktur atas jembatan umumnya meliputi:


1. Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan dan lebih tinggi
dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan pejalan kaki yang
bersangkutan.
a. Sandaran dan tiang sandaran adalah kelengkapan jembatan yang berfungsi untuk
keselamatan sekaligus membuat struktur lebih kaku.

b. Peninggi trotoar (Kerb) adalah sebagai pembatas jalan sekaligus untuk


meninggikan elevasi trotoar di area jalan tersebut dan juga untuk mempertegas area
yang tidak boleh dilalui oleh kendaraan bermotor.

1
c. Slab lantai trotoar adalah area pejalan kaki yang tidak boleh dilalui kendaraan.

2. Slab lantai kendaraan adalah bagian yang berfungsi menyangga beban menuju rangka
pendukung vertikal dalam struktur bangunan.

3. Girder adalah balok penyangga yang digunakan dalam konstruksi sebagai penopang
horizontal utama dari struktur yang menopang balok-balok yang lebih kecil.

2
4. Balok Diafragma adalah elemen struktur jembatan yang berfungsi memberikan ikatan
antara girder satu dengan girder lainnya sehingga memberikan kestabilan masing-
masing girder sehingga bisa bekerja sebagai satu kesatuan

5. Ikatan Pengaku untuk mendapatkan kekakuan jembatan pada arah melintang dan
menjaga torsi maka diperlukan adanya ikatan-ikatan angin tersebut. Ikatan angin pada
jembatan berfungsi untuk memberi kekakuan pada jembatan dan meneruskan beban
akibat angin kepada portal akhir.

3
6. Bearing merupakan bantalan jembatan yang terbuat dari bahan karet sebagai penyalur
beban jembatan. Tujuan penggunaan bantalan karet tersebut adalah untuk
mengakomodir gaya yang timbul akibat adanya beban.

1.2 Struktur Bawah (Sub Structures)

1. Abutment (pangkal jembatan), struktur vertikal yang digunakan untuk menahan


tanah di belakang struktur, sehingga difokuskan pada stabilitas seluruh sistem.

4
a. Dinding belakang (back wall) adalah bagian abutment berupa konstruksi
dinding yang berfungsi sebagai pembatas antara gelagar dengan tanah belakang
abutment. Parapet juga berfungsi sebagai penahan gelagar agar tidak bergeser ke
arah belakang abutment.

b. Dinding (breast wall) atau bisa disebut juga tembok longitudinal, di mana
konstruksi ini harus mampu menerima hanya horizontal akibat tekanan tanah
pasif maupun tekanan tanah aktif, gaya gempa, serta seluruh gaya vertical yang
bekerja.

5
`

c. Sayap (wing wall) berfungsi untuk melindungi bagian belakang abutment dari
tekanan tanah yang bekerja sehingga abutment tidak mengalami gaya horizontal
akibat dorongan atau tekanan tanah yang bekerja.

d. Oprit, plat injak (Approach slab) merupakan jalan pelengkap untuk masuk ke
jembatan dengan kondisi disesuaikan agar mampu memberikan keamanan saat
peralihan dari ruas jalan menuju jembatan.

6
e. Kensol pendek untuk jacking (Corbel) merupakan kantilever berpenampang
tidak rismatic yang terdapat di muka dalam dari kolom, berfungsi memikul
beban terpusat atau reaksi balok yang cukup besar.

f. Tumpuan (Bearing) merupakan Bearing adalah bagian dari jembatan yang


memfasilitasi beban-beban kendaraan dan lainnya dari struktur bangunan atas
turun ke bagian struktur bawah, yang akhirnya ke tanah.

2. Pilar jembatan (Pier) merupakan komponen struktur jembatan yang terletak


diantara kedua kepala jembatan yang berfungsi untuk memikul seluruh beban pada
ujung-ujung bentang dan gaya-gaya yang lainnya serta meneruskannya ke fondasi.

a. Kepala pilar (Pier head) merupakan bagian dari jembatan yang berfungsi
untuk menopang girder

7
b. Pilar (Pier), yang berupa dinding, kolom, atau portal merupakan pilar adalah
kolom atau dinding pada bagian pilar jembatan yang berfungsi meneruskan gaya
pier head ke fondasi.

c. Konsol pendek untuk jacking (Corbel) merupakan kantilever berpenampang


tidak prismatis yang terdapat di muka dalam dari kolom, berfungsi memikul
beban terpusat atau reaksi balok yang cukup besar.

8
d. Tumpuan (Bearing) merupakan Bearing (Tumpuan) Bearing dari jembatan
yang memfasilitasi beban-beban kendaraan dan lainnya dari struktur bangunan
atas turun ke bagian struktur bawah, yang akhirnya ke tanah.

3). Pondasi pondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke


tanah dasar, Berdasarkan sistemnya, pondasi aboutment atau pier jembatan dapat
dibedakan menjadi beberapa macam jenis, antara lain:

a. Pondasi telapak (spread footing) Pondasi telapak digunakan sebagai tumpuan


kolom yang berdiri sendiri. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang yang
dibentuk menyerupai papan atau telapak dan memiliki ketebalan tertentu. Untuk
bangunan bertingkat.

b. Pondasi sumuran (caisson) merupakan bagian struktur tiang yang berada di


bawah tanah dengan kemiripan fungsi seperti telapak. Hal ini dimaksudkan
penerusan beban dialihkan pada lapisan yang mendukung tanpa mengalami
kehancuran atau runtuh.

9
c. Pondasi tiang (pile foundation) Pondasi tiang pancang (pile foundation)
merupakan bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan
mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang
terletak pada kedalaman tertentu.

d. Tiang pancang kayu (Long Pile) adalah bagian dari suatu konstruksi pondasi
yang terbuat dari kayu yang terbentuk langsing yang di pancang hingga tertanam
dalam tanah pada kedalaman tertentu berfungsi untuk menyalurkan beban dari
struktur atas melewati tanah lunak lapisan tanah yang keras.

10
e. Tiang pancang baja (Steel Pile)
tiang pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari berbagai bahan
bangunan (kayu, beton atau baja) yang digunakan untuk mentransmisikan
beban-beban permukaan ke tingkat-tingkat permukaan yang lebih rendah dalam
massa tanah.

f. Tiang pancang beton bertulang (Reinforeed Concrete Pile)


dalah material beton berkekuatan tinggi yang dikhususkan untuk kepentingan
pondasi sebuah bangunan, struktur dibuat secara khusus untuk menenerima
beban dari tekanan atas bangunan.

11
g. Tiang pancang beton prategang pracetak (Precast Presstessed Concrete Pile)
adalah suatu jenis pondasi tiang dengan menggunakan beton prategang sebagai
strukturnya, sedangkan dalam hal pemasangan pondasi tersebut ke dalam tanah
dilakukan dengan cara di pancang menggunakan alat pemancang.

h. Tiang beton cetak di tempat (Concrete Cast in Place) adalah jenis pondasi
dalam yang umum digunakan pada bangunan vertikal dengan lapisan lantai yang
jumlahnya cukup banyak. Bored pile merupakan sebuah pondasi yang berbentuk
layaknya tabung panjang dan ditancapkan ke dalam tanah.
Pondasi bored pile bisa dijadikan alternatif apabila area sekitar konstruksi tidak
memungkinkan untuk digunakan pondasi tiang pancang, karena pemilihan bored
pile sebagai pondasi sebuah bangunan kerap dilakukan atas dasar pertimbangan
lingkungan.

i. Tiang pancang komposit (Compossite Pile) adalah jenis pondasi tiang pancang
yang memadukan berbagai macam jenis bahan lain seperti beton, kayu maupun
baja. Implementasi tiang pancang jenis ini misalnya kombinasi material kayu di
bagian atas permukaan tanah, kemudian beton dibagian bawahnya.

12
13

Anda mungkin juga menyukai