Anda di halaman 1dari 9

5 KOMPONEN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG

PONDASI
A. PENGERTIAN PONDASI
Ada beberapa pengertian tentang pondasi yait
1. Suatu konstruksi bangunan yang memiliki fungsi untuk memindahkan beban/bobot/gayayang
ditimbulkan oleh banguna yang ada diatasnya kedalam tanah.
2. Adalah bagian bangunan yang menghubungkan bangunan tersebut dengan tanah, dimanatanah
harus menerima beban dari bangunan tersebut (beban mati dan beban hidup) dantugas pondasi
untuk membagi beban itu sehingga tekanan tanah yang diizinkan (dayadukung) tidak terlewati.
3. Konstruksi yang diperhitungkan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kestabilan bangunan
terhadap berat sendiri dan menghindari penurunan bangunan yang tidak merata.
Dapat disimpulkan, pengertian pondasi adalah:Bagian dari elemen bangunan yang berfungsi meletakkan
dan meneruskan beban ke dasar tanah yang kuat mengimbangi dan mendukung (merespon) serta dapat
menjaminkestabilan bangunan, paling tidak terhadap beratnya sendiri, beban yang bekerja serta beban
gempa.

B. JENIS & MACAM-MACAM PONDASI


1. Pondasi dangkal
Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung beban secara langsung. Pondasi dangkal disebut
pondasi langsung , pondasi ini digunakan apabila lapisan tanah pada dasar pondasi yang mampu
mendukung beban yang dilimpahkan terletak tidak dalam (relative dekat dengan permukaan tanah).
Saat ini masih sulit bagi kita untuk mendefinisikan pondasi dangkal, karena sangat tergantung dari
masing-masing ahli tanahyang menginterpretasikan. Sebagai contoh Tarzaghi mendefinisikan pondasi
dangkal sebagai berikut:
 Apabila kedalam fondasi lebih kecil atau sama dengan lebar fondasi, maka fondasi tersebut bisa
dikatakan sebagai fondasi dangkal.

 Anggapan bahwa penyebaran tegangan pada struktur pondasi ke tanah dibawahnya berupa lapisan
penyangga (bearing stratum) lebih kecil atau sama dengan lebar pondasi.
 Jenis-Jenis Pondasi Dangkal
A. Pondasi Telapak
Pondasi yang berdiri sendiri dalam mendukung kolom atau pondasi yang mendukung bangunan
secara langsung pada tanah bilamana terdapat lapisan tanah yang cukup tebal dengan kualitas
baik yang mampu mendukung bangunan itu pada permukaan tanah atau sedikit dibawah
permukaan tanah.
Untuk memudahkan hitungan konstruksi fondasi telapak, maka digunakan beberapa anggapan
praktis bahwa :
1. Plat pondasi adalah kaku sempurna, jadi tidak akan melengkung karena beban terpusat, dan
tetap merupakan bidang lurus.

2. Desakan yang terjadi pada tanah dibawah dasar pondasi berbanding langsung dengan
penurunan pondasi.

3. Karena tanah tidak dapat menahan tegangan tarik, maka bila dari hitungan secara teoritis akan
timbul tegangan tarik tersebut harus diabaikan.
B. Pondasi Menerus
Pondasi yang digunakan untuk mendukung sederetan kolom yang berjarak dekat
sehingga bila dipakai pondasi telapak sisinya akan terhimpit satu sama lainnya.
Pondasi menerus biasa digunakan untuk pondasi dinding, terutama digunakan pada
bengunan/rumah tinggal tidak bertingkat, seluruh beban atap/beban bangunan umumnya
dipikul oleh dinding dan diteruskan ketanah melalui pondasi menerus sepanjang dinding
bangunan.
Untuk bangunan kecil di atas tanah baik, pondasi menerus setengah bata cukup diletakkan
pada kedalaman 60-80 cm di bawah muka tanah, bila dinding satu bata, kedalaman pondasi
biasanya 80- 100 cm, sedangkan konstruksi pondasi cukup dari pasangan batu, lebar dasar
pondasi umumnya dibuat tidak kurang dari dua setengah kali tebal tembok. Diatas pondasi
pasangan batu perlu dipasang balok beton bertulang yang berfungsi sebagai balok pengikat dan
juga dapat meratakan beban dinding.

C. Pondasi Rakit (Raft Foundation).


Pondasi yang digunakan untuk mendukung bangunan yang terletak pada tanah lunak atau
digunakan bila susunan kolom-kolom jaraknya sedemikan dekat disemua arahnya, sehingga
menggunakan pondasi telapak, sisinya berhimpit satu sama lainnya.

2. Pondasi Dalam.
Pondasi dalam adalah pondasi meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau batu yang terletak
jauh dari permukaan.
 Jenis-Jenis Pondasi Dalam
A. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran merupakan pondasi peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang,
digunakan bila tanah dasar yang kuat terletak pada kedalaman yang relative dalam, dimana
pondasi sumuran nilai kedalaman (DF) dibagi lebar (B) lebih kecil atau sama dengan 4,
sedangkan pondasi dangkal Df/B≤1.
B. Pondasi Tiang
Pondasi tiang digunakan bila tanah pondasi pada kedalaman yang normal tidak mampu
mendukung bebannya dan tanah kerasnya terletak pada kedalaman yang sangat dalam. Pada
pondasi tiang umumnya berdiameter lebih kecil dan lebih panjang dibanding dengan pondasi
sumuran.
Dalam penggunaannya pondasi tiang bisa dipakai sebagai pendukung struktur yang didirikan di
darat maupun di air tetapi mungkin bentuk tiangnya yang berbeda.

Pondasi dalam seringkali di identikkan sebagai pondasi tiang yaitu suatu struktur pondasi yang
mampu menahan gaya orthogonal kesumbu tiang dengan menyerap lenturan. Pondai tiang
dibuat menjadi satu kesatuan monolit dengan menyatukan pangkal tiang yang terdapat dibawah
konstruksi dengan tumpuan pondasi.

KOLOM
A. PENGERTIAN KOLOM
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom
merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan,
sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya
(collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,
1996).
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas
utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling
tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.

B. FUNGSI KOLOM
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan,
kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk
struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan
barang-barang), serta beban hembusan angin.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang
tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material
yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau
bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

C. JENIS JENIS KOLOM


Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada tiga jenis kolom beton
bertulang yaitu :
1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom brton yang
ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat
dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan
pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.
2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai
pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk
heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan
kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah
terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan
terwujud.
3. Struktur kolom komposit seperti tampak pada gambar 1.(c). Merupakan komponen struktur tekan
yang diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa
diberi batang tulangan pokok memanjang.

Untuk kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama dan kolom
praktis.
1. Kolom Utama
Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban
utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m,
agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara
kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi
kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan
tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter
12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).
2. Kolom Praktis
Adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar
dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-
sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.

BALOK
A. PENGERTIAN BALOK
Balok merupakan elemen struktur horizontal dan mengalami beban transfersal. Balok
mendukung beban-beban yang bekerja tegak lurus (melintang) terhadap sumbu longitudinal
batang, dimana beban-beban tersebut biasanya arah kebawah.

B. KLASIFIKASI BALOK
Berdasarkan fungsinya, balok struktural dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok :
1. Balok dukung girder : suatu balok yang daya dukungnya perlu ditambahkan dengan cara
menambahkan pelat baja lebar pada bagian sayap atas dan bawah suatu penampang lintang
balok profil
2. Balok lantai : suatu balok yang berfungsi menompang balok anak dan balok induk dalam suatu
system struktur lantai.
3. Balok anak dan balok induk pada system lantai : suatu balok yang berfungsi menompang
pelat lantai, dimana pelat lantai dapat terbuat dari beton, papan kayu, pelat baja, dan
aluminium.
4. Balok atap ( kuda- kuda, kasau dan sebagainya ) ; balok struktur atap seperti balok gordeng
untuk menompang balok kasau, dan balok kasau menompang balok reng dan sebagainya.
5. Balok spandrel : balok batas pinggir bangunan dapat dibentuk lengkung, lurus horizontal.
6. Balok lintel : balok yang terletak diatas kusen pintu atau jendela, yang berfungsi sebagai
penompang horizontal yang mentransfer beban dinding diatas kusen.
7. Balok pengikat berfugsi mentransfer beban vertical maupun lateral kebalok maupun kekolom
struktur.
8. Balok stringer : balok yang berhubungan langsung kepada system lantai yang ditopang pada
titik sambungan panel lantai-balok rangka batang pada setiap sisi dek pelat lantai
9. Balok diaphragms : balok diantara balok girder pada suatu system struktur rangka batang.
Berdasarkan bahan, balok juga di bagi menjadi beberapa kelompok, yaitu :
1. Balok beton
Balok beton konversional tidak bertulang dapat juga memikul beban struktur (sebagai balok
structural) tetapi kemampuannya terbatas( tidak dapat untuk memikul beban konstruksi berat).
Pada balok beton bertulang konvensional yang menggunakan tulangan baja yang terletak
dibagian bawah balok yaitu pada bagian yang menahan raya tarik akibat balok memikul
bebannya.
2. Balok baja
Pada balok baja, sering sekali terdapat masalah yang dihadapi yaitu pemberian kekuatan
lentur dan geser yang cukup pada setiap tempat dalam suatu bentangtan balok. Dan untuk
bentangan pendek, yang paling ekonomis memakai tampang balok tunggal sepanjang bentang,
dan dalam hal ini hanya nilai nilai maksimum momen lentur dan geser yang perlu ditentukan.
3. Balok kayu
Merupakan suatu elemen struktur yang digunakan untuk balok struktural dan non struktural.
Dan sekarang ini balok kayu masih banyak digunakan pada konstruksi bangunan tradisional
seperti rumah panggung.

PLAT LANTAI (FLOOR PLATE)

A. PENGERTIAN PLAT LANTAI


Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai tingkat pembatas
antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Plat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu
pada kolom-kolom bangunan. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :
 Besar lendutan yang diinginkan
 Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung
 Bahan konstruksi dan plat lantai
Plat lantai harus direncanakan: kaku, rata, lurus dan waterpas (mempunyai ketinggian yang sama dan
tidak miring), agar terasa mantap dan enak untuk berpijak kaki. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :
beban yang harus didukung, besar lendutan yang diijinkan, lebar bentangan atau jarak antara balok-balok
pendukung, bahan konstruksi dari plat lantai.
Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni, perabotan, berat lapis tegel,
berat sendiri plat) yang bekerja secara tetap dalam waktu lama. Sedang beban tak terduga seperti gempa,
angin, getaran, tidak diperhitungkan.

B. FUNGSI PLAT LANTAI


Fungsi plat lantai adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pemisah ruang bawah dan ruang atas
2. Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas
3. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah
4. Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah
5. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal

C. JENIS PLAT LANTAI


Konstruksi untuk plat lantai dapat dibuat dari kayu, beton, baja dan yumen (kayu semen).
1. Plat Lantai Kayu
Plat lantai kayu umumnya dibuat dari rangkaian papan kayu yang disatukan menjadi kesatuan
yang kuat, sehingga membentuk bidang injak yang luas.
Ukuran umum
a. Lebar papan : 20-30cm
b. Tebal papan : 2-3cm
c. Jarak balok-balok pendukung : 60-80cm
d. Ukuran balok : 8/12, 8/14, 10/14
e. Bentangan : 3-3,5 m
Balok-balok kayu ini dapat diletakkan diatas pasangan bata 1 batu atau ditopang oleh balok beton.
Keuntungan plat lantai kayu:
 Harganya relatif murah, berarti biaya bangunan rendah
 Mudah dikerjakan, berarti pekerjaan lebih cepat selesai
 Beratnya ringan, berarti menghemat ukuran pondasi
Kerugian plat lantai kayu:
 Hanya boleh untuk konstruksi bangunan sederhana dengan beban ringan
 Bukan peredam suara yang baik, suara gaduh atau hentakan kaki dari penghuni atas dapat
mengganggu penghuni di lantai bawahnya
 Sifat bahan rembes air, jadi tidak dapat dibuat km/wc di lantai atas
 Mudah terbakar, jadi tidak boleh membuat dapur diatasnya
 Dapat dimakan bubuk/serangga, berarti keawetan bahan terbatas
 Mudah rusak oleh pengaruh cuaca yang berubah-rubah (panas dan hujan), jadi hanya cocok
untuk bangunan yang terlindung
2. Plat Lantai Beton
Plat lantai beton bertulang umumnya dicor ditempat, bersama-sama balok penumpu dan kolom
pendukungnya. Dengan demikian akan diperoleh hubungan yang kuat yang menjadi satu kesatuan,
hubungan ini disebut jepit-jepit. Pada plat lantai beton dipasang tulangan baja pada kedua arah,
tulangan silang, untuk menahan momen tarik dan lenturan. Untuk mendapatkan hubungan jepit-
jepit, tulangan plat lantai harus dikaitkan kuat pada tulangan balok penumpu.
Perencanaan dan hitungan plat lantai dari beton bertulang harus mengikuti persyaratan yang
tercantum dalam buku SNI Beton 1991.
Beberapa persyaratan tersebut antara lain :
 Plat lantai harus mempunyai tebal sekurang-kurangnya 12cm, sedang untuk plat atap
sekurang-kurangnya 7cm;
 Harus diberi tulangan silang dengan diameter minimum 8mm dari baja lunak atau baja
sedang;
 Pada plat lantai yang tebalnya lebih dari 25cm harus dipasang tulangan rangkap atas bawah;
 Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5cm dan tidak lebih dari 20cm atau dua
kali tebal plat, dipilih yang terkecil;
 Semua tulangan plat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum 1cm, untuk melindungi
baja dari karat, korosi, atau kebakaran;
 Bahan beton untuk plat harus dibuat dari campuran 1pc:2psr:3kr + air, bila untuk lapis kedap
air dibuat dari campuran 1pc:1,5psr:2,5kr + air secukupnya.

Keuntungan plat lantai beton :


 Mampu mendukung beban besar
 Merupakan isolasi suara yang baik
 Tidak dapat terbakar dan dapat lapis kedap air, jadi diatasnya boleh dibuat dapur dan km/wc
 Dapat dipasang tegel untuk keindahan lantai
 Merupakan bahan yang kuat dan awet, tidak perlu perawatan dan dapat berumum panjang.
Untuk menghindari lenturan yang besar, maka bentangan plat lantai jangan dibuat terlalu lebar,
untuk ini dapat diberi balok-balok sebagai tumpuan yang juga berfungsi menambah kekakuan
plat. Bentangan plat yang besar juga akan menyebabkan plat menjadi terlalu tebal dan jumlah
tulangan yang dibutuhkan akan menjadi lebih banyak, berarti berat bangunan akan menjadi besar
dan harga persatuan luas akan menjadi mahal.
3. Konstruksi plat lantai baja
Konstruksi ini biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar komponen-komponen
strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan pada bangunan semi permanen seperti
bangunan peruntukan bengkel, bangunan gudang, dan lain-lain.
4. Konstruksi plat lantai yumen (Kayu Semen)
Plat lantai kayu semen ini dibuat dari potongan kayu apa saja dan kecil-kecil yang
kemudian dicampur semen dengan ukuran 90 cm x 80 cm. Plat lantai yumen ini masih jarang
digunakan karena termasuk bahan bangunan baru. Dan yumen ini buatan dari pabrik semen gresik.
Cara pemasangan yumen :
 Sebelum dipasang yumen, dack yang akan digunakan harus dipasangin kayu bangkirai
5/7dengan panjang yang sudah diatur dengan jarak 40 cm. Kayu yang berjejer itu ditumpangi
ringbalk dan dicor.
 Setelah itu lembaran yumen dipasang berjejer rapat diatas kayu tersebut lalu dibaut.

ATAP

A. PENGERTIAN ATAP
Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di
bawahnya. Atap juga merupakan sebuah mahkota yang mempunyai fungsi untuk menambah keindahan
dan sebagai pelindung bangunan dari panas dan hujan. Dimana di dalam pegerjaannya ada beberapa
syarat yang di penuhi antara lain :
1. Kontruksi atap harus kuat menahan beratnya sendiri dan tahan terhadap tekanan maupun tiupan
angin.
2. Pemilihan bentuk atap yang akan di pakai hendaknya sedemikian rupa, sehingga menabah keindahan
serta kenyamanan bertempat tinggal bagi penghuninya.
3. Agar rangka atap tidak mudah diserang olehrayap/bubuk, perlu diberi lapisan
4. Bahan penutup atap harus tahan terhadap pengaruh cuaca.
5. Kemiringan atau sudut lereng atap harus disesuaikan dengan jenis bahan penutup maka
kemiringannya dibuat lebih landai.
6. Harus erat dengan bentuk bangunan, di buat dengan kemiringan yang tepat.

B. TIPE DAN JENIS ATAP


Macam-macam tipe atap antara lain :
1. Atap Datar (plat dak), Meskipun bentuk atap ini dikatakan atap datar, akan tetapi pada permukaan
atap selalu dibuat sedikit miring untuk menyalurkan air hujan ke lubang talang. Bahan yang sesuai
untuk atap ini biasanya digunakan campuran beton bertulang. Agar dibawah atap ini tidak terlalu
panas atau dingin maka perlu dibuat ruang isolasi diatas langit-langit (plafon). Atap datar
digunakan untuk rumah mewah seperti rumah bertingkat
2. Atap Sengkuap/Sandar, Atap sandar biasanya disebut juga atap sengkuap atau atap temple. Pada
umumya atap ini terdiri dari sebuah bidang atap miring yang bagian tepi atasnya bersandar atau
menempel pada tembok bangunan induk ( tembok yang menjulang tinggi ). Pada bentuk atap
sandar menggunakan konstruksi setengah kuda – kuda untuk mendukung balok gording.
Kemiringan atapnya dapat diambil 30 derajat atau 40 derajat bila memakai bahan penutup dari
genteng. Untuk bahan penutup dari semen asbes gelombang dan seng gelombang kemiringan
atapnya dapat diambil 20 derajat atau 25 derajat, yang pada pemasangannya tidak memerlukan
reng.
3. Atap Pelana, Atap pelana sebagai penutup ruangan terdiri dari dua bidang atap miring yang tepi
atasnya bertemu pada satu garis lurus, dinamakan bubungan. Tepi bawah bidang atap, dimana air
itu meninggalkan atap dinamakan tepi teritis. Pada tepi teritis ini dapat dipasang talang air. Bahan
penutupnya banyak yang menggunakan genteng biasa (genteng kampung) maupun seng
gelombang. Bentuk atap pelana digunakan untuk rumah – rumah sederhana. Rumah dengan atap
ini banyak dijumpai dipedesaan seperti Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
4. Atap Tenda/Limas, Atap ini dinamakan atap tenda karena bentuknya menyerupai pasangan tenda.
Ukuran panjang dan lebar bangunan yang menggunakan atap ini adalah sama, ini berarti terdiri
dari empat bidang atap dan empat jurai (atau lebih) )dengan bentuk, ukuran maupun lereng yang
sama yang bertemu di satu titik tertinggi yaitu pada tiang penggantung ( maklar ). Atap ini banyak
digunakan untuk bangunan kantor, pendopo, dan bangunan untuk tempat tinggal.
5. Atap Perisai, Bentuk atap perisai merupakan pengembang dari atap pelana, berupa bidang yang
miring pada semua sisinya, dan terbentuk dari dua bidang segitiga dan dua bidang trapesium.
Sudut yang digunakan pada atap perisai sekitar 30 derajat - 40 derajat.
Keunggulan dalam pemakaian atap perisai itu hampir semua dinding luar terlindung dari
panas terik matahari dan air hujan karena bentuknya yang miring pada semua sisinya, dan arah
angin yang menerpa rumah dibelokkan ke atas sehingga mengurangi resiko kerusakan struktur dan
kebocoran berupa rembesam air, tetapi struktur dan konstruksinya lebih kompleks, dibutuhkan
perencanaa dan perhitungan yang lebih rumit dan lebih teliti.
6. Atap Mansard, Atap joglo merupakan atap jurai luar yang patah ke dalam seolah-olah terdiri dari
dua bagian yaitu bagian bawah yang mempunyai sudut lereng atap lebih besar dan bagian atas
bersudut lebih kecil.
7. Atap Piramida, Pada dasarnya atap piramida same demean atap tenda/limas, namun atap piramida
memiliki lebih dari 4 segi. Misal atap piramida segi 8 (delapan)
8. Atap Menara, Bentuk atap ini serupa dengan bentuk atap tenda yaitu mempunyai empat bidang
atap dengan sudut apitnya yang sama besar serta ujung – ujung bagian atasnya bertemu pada satu
titik yang cukup tinggi. Atap menara mempunyai jurai luar yang sama panjang dan ujung bagian
atas bertemu pada satu titik yang berada pada bagian ujung atas gantung atau maklar. Bentuk atap
semacam ini banyak digunakan untuk bangunan – bangunan gereja.
9. Atap Joglo, Atap joglo merupakan atap jurai luar yang patah ke dalam seolah-olah terdiri dari dua
bagian yaitu bagian bawah yang mempunyai sudut lereng atap lebih kecil atau landai dan bagian
atas akan tampak bagian – bagian bidang atap yang berbentuk trapesium.
10. Atap Minangkabau, Ada beberapa kekhasan arsitektur Minangkabau yang tak dapat dijumpai di
wilayah lain, seperti atap bergonjong. Model ini digunakan sebagai bentuk atap rumah, balai
pertemuan, dan kini juga digunakan sebagai bentuk atap kantor-kantor di seluruh Sumatera Barat.
Di luar Sumatera Barat, atap bergonjong juga terdapat pada kantor perwakilan Pemda Sumatera
Barat di Jakarta, serta pada salah satu bangunan di halaman Istana Seri Menanti, Negeri Sembilan.
Bentuk gonjong diyakini berasal dari bentuk tanduk kerbau, yang sekaligus merupakan ciri khas
etnik Minangkabau.
11. Atap Setengah Bola/ Kubah, Kubah merupakan salah satu unsur arsitektur yang selalu digunakan.
Ia berbentuk seperti separuh bola, atau seperti kerucut yang permukaannya melengkung keluar.
Terdapat juga bentuk 'kubah piring' (karena puncak yang rendah dan dasar yang besar) dan 'kubah
bawang' (karena hampir menyerupai bentuk bawang).
Biasanya kubah akan diletakkan di tempat tertinggi di atas bangunan (sebagai atap). Ia diletakkan
di atas rangka bangunan petak dengan menggunakan singgah kubah (pendentive).
Kubah dapat dianggap seperti suatu gerbang yang diputarkan pada rangka penyangganya.
Ini bermakna kubah mempunyai kekuatan struktur yang besar. Sama seperti jembatan gerbang
tertekan, kubah dapat dibuat dari batu bata dan beton saja, bergantung kepada daya tekanan dan
geseran. Namun, kubah modern biasanya dibuat menggunakan aloi aluminium, keluli atau konkrit
diperkuat sebagai rangka dan dipadatkan dengan kepingan alumunium, tembaga, polikarbonat
ataupun cermin sesuai keperluan.
12. Atap Gergaji, Atap gergaji adalah atap yang bentuknya seperti atap beberapa pelana yang
digabung menjadi satu dan berbentuk seperti gergaji.
13. Atap Silang, Atap silang merupakan gabungan dari beberapa atap pelana yang bebentuk
menyilang seperti tanda plus. Atap silang juga dapat menggunakan atap perisai.
14. Atap Gabungan, Atap gabungan merupakan gabungan dari atap-atap lain. Pada umumnya atap
yang digunakan untuk digabungkan adalah atap perisai dengan pelana

Anda mungkin juga menyukai