Anda di halaman 1dari 36

PEMADATAN

A. Umum
1. Kegunaan pemadatan.
Meningkatkan berat volume tanah, yang berarti :
• Meningkatkan kekuatan tanah untuk mendukung beban.
• Menaikkan stabilitas lereng.
• Mengurangi pemampatan tanah.

2. Pengaruh kadar air ( Wc ) terhadap pemadatan :


▪ Kepadatan tanah meningkat dengan meningkatnya kadar air → air
berfungsi sebagai “pelumas”.
Tapi :penambahan air yang berlebihan → kepadatan menurun.
Karena :air mengambil alih tempat-tempat yang semula ditempati oleh
butiran.
▪ Kadar air dimana kepadatan tanah maksimum dinamakan
→ Kadar air optimum ( wc-opt ).
B. Test Pemadatan di Laboratorium

1. Kegunaan Test Pemadatan


Test pemadatan dilakukan untuk menentukan kepadatan
maksimum (d-max) dan kadar air optimum (wc-opt).

2. Jenis test pemadatan ( lihat Gambar 1a dan 1b )


a. Standard Proctor Test.
b. Modified Proctor Test.

3. Energy Pemadatan.

 Jml.tumb.  Berat  Ting.Jatuh


@ lapis  x Jml.lapis x  Pemukul  x  Penumbuk 
E=     
(Volume Cetakan)
Handle

collar (mould
extension)
Sleeve guide

Cylindrical
soil mould
Hammer for
compacting soil

Base plate

Gambar 1a Sketsa alat pemadatan Proctor


Gambar 1b Photo alat pemadatan Proctor
a. Standard Proctor Test.
• Cara pelaksanaan test :
- ASTM Test D-698
- AASHTO Test T-99
• Volume cetakan : 1/30 ft3 = 943.3 cm3
• Diameter cetakan = 4” = 101.6 mm.
• Berat palu pemukul = 5.5 Lb = 2.5 Kg.
• Tinggi jatuh palu = 12” = 304.8mm
• Tanah diletakkan didalam cetakan = 3 Lapis.
• Jumlah tumbukan @ lapis = 25 pukulan.
b. Modified Proctor Test.

• Cara pelaksanaan test :


– ASTM test D-1557.
– AASHTO test T-180
• Volume cetakan : 1/30 ft3 = 943.3 cm3
• Berat palu pemukul = 10 lb = 4.54 kg
• Tinggi jatuh palu = 18” = 457.2 mm.
• Tanah diletakkan didalam cetakan = 5 lapis.
• Jumlah tumbuhkan @ lapis = 25 pukulan.
RESUME METODE PEMADATAN

Standar Proctor Modified Proctor


Penjelasan ASTM D-698, AASHTO T-99 ASTM D-1557, AASHTO T-180
Metode A Metode B Metode C Metode D Metode A Metode B Metode C Metode D

ft3 1/30 1/13,33 1/30 1/13,33 1/30 1/13,33 1/30 1/13,33


Volume
cm3 943,9 2124,3 943,9 2124,3 943,9 2124,3 943,9 2124,3
Cetakan

in 4,58 4,58 4,58 4,58 4,58 4,58 4,58 4,58


Tinggi
mm 116,33 116,33 116,33 116,33 116,33 116,33 116,33 116,33
in 4 6 4 6 4 6 4 6
Diameter
mm 101,6 152,4 101,6 152,4 101,6 152,4 101,6 152,4
lb 5,5 5,5 5,5 5,5 10 10 10 10
Berat Penumbuk
kg 2,5 2,5 2,5 2,5 4,5 4,5 4,5 4,5
Tinggi Jatuh in 12 12 12 12 18 18 18 18
Penumbuk mm 304,8 304,8 304,8 304,8 457,2 457,2 457,2 457,2
Jumlah Lapisan 3 3 3 3 5 5 5 5
Jumlah Pukulan tiap Lapis 25 56 25 56 25 56 25 56
Fraksi Tanah Yang Uji
No.4 No.4 3/4 in 3/4 in No.4 No.4 3/4 in 3/4 in
Lolos Ayakan
CARA PENUMBUKAN

1
6 9
3 5 4 10
7
2 8
1 2

4
3 5
B. Test Pemadatan di Laboratorium (lanjutan)

4. Cara menggambar kurva hasil test pemadatan.

• Data yang didapatkan dari test pemadatan :


– Kadar air, wc
– Berat volume, .
• Hitung kepadatan (d) untuk masing-masing wc


d =
1 + wc
• Gambar kurva hubungan antara d dengan wc
(Gambar .2)
• Dari kurva (Gambar 4.2), tentukan kepadatan tanah
maksimum, (d-max) dan kadar air optimum (wc-opt)
(  dry)
max
Dry unit weight

wc
opt

Moisture content

Gambar .2 : Kurva hubungan antara berat volume


kering ( dry) dengan kadar air (wc).
B. Test Pemadatan di Laboratorium (lanjutan)

5. Menggambar kurva ZAV (zero air void)


– Zero Air Void → Saturated (Jenuh)
– Menghitung : Gs  w
 d ( zav ) =
1+ e
SR.e = Gs.wc → SR = 100% → e = Gs wc
Gs  w
 d ( zav ) =
1 + Gs wc
→ Hitung d(zav) untuk wc tertentu
– Gambar kurva antara wc dan d(zav)
yang saling bersesuaian (Gambar 3)
Gambar .3
Kurva “Zero Air Voids” yang di plot bersama hasil
pemadatan dengan Standard Proctor dan Modified
Proctor
B. Test Pemadatan di Laboratorium (lanjutan)

6. Dry side Wc-opt. dan wet side wc-opt :


a. Dry side wc-opt bila wc < wc-opt
b. Wet side wc-opt bila wc > wc-opt

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan.


▪ Jenis tanah yang dipadatkan
▪ Distribusi ukuran butiran
▪ Kadar air
▪ Energi yang dipakai untuk memadatkan
C. Perubahan Sifat Tanah Akibat Pemadatan

1. Perubahan struktur butiran akibat pemadatan


( Lihat Gambar 4 ).
a. Pada titik a → struktur butiran : “flocculate”(acak).
Karena : wc rendah → diffuse double layer tidak
berkembang sepenuhnya.
Akibatnya : gaya tolak menolak antar butir kecil.
b. Pada titik b → diffuse double layer bertambah.
c. Pada titik c → gaya tolak-menolak antar butir besar
d. Pada titik d → susunan partikel → “dispersed”.
Gambar .4 Pengaruh pemadatan terhadap struktur tanah
2. Sifat tanah
lempung yang
dipadatkan.
Parameter tanah
yang berubah akibat
pemadatan
(Gambar 5):
• Daya rembes.
• Kekuatan tanah
• Kompressibilitas.

Gambar 5a
Perubahan daya
rembes tanah
dengan kadar air
saat pemadatan
Gambar .5b Perubahan kemampumampatan tanah dengan kadar air saat pemadatan
D. Pemadatan Tanah di Lapangan

1. Alat yang umum digunakan :


a. Smooth-wheel roller (Gambar 6)
b. Rubber-tired roller (Gambar 7)
c. Sheepfoot roller (Gambar 8)
d. Dynamic compaction (Gambar 9)
e. Vibratory roller (Gambar 10)
2. Spesifikasi pemadatan lapangan
a. End Product Specification (EPS).
b. Method Specification (MS).
D. Pemadatan Tanah di Lapangan (lanjutan)

Gambar 6 Photo smooth wheel roller


Gambar .8a
Photo sheepfoot roller

Gambar .7
Photo rubber tired roller

Gambar 8b
Photo sheepfoot
roller type lain
Gambar 9 Photo vibro compaction dan dynamic compaction
Gambar .10
Photo vibratory roller / alat pemadat dengan getaran
D. Pemadatan Tanah di Lapangan (lanjutan)
a. End Product Specification.
Yang Ditentukan :
- Prosentase Kepadatan Akhir Yang Dicapai Dilapangan :
Relative Compaction Atau Kepadatan Relative (R ).

 d −lapang
R(%) = x 100% Atau :
 d max −lab

  d −lapang −  d − min    d − max 


DR =   x 
  d max −  d − min    d −lapang 
Ro  d − min
R= → Ro =
1 − DR (1 − Ro )  d −lapang
D. Pemadatan Tanah di Lapangan (lanjutan)

b. Method Specification.
Yang ditentukan :
- Type dan berat alat pemadat.
- Jumlah lintasan alat pemadat.
- Ketebalan lapisan tanah yang dipadatkan.

Kontraktor hanya menjalankan “SPESIFIKASI”


Hasil akhir → bukan tanggung jawab kontraktor.
E. Test Pemadatan Lapangan
• Spesifikasi pemadatan lapangan mensyaratkan agar berat
jenis kering lapangan harus mencapai 90 – 95% berat isi
kering maksimum di laboraturium yang ditentukan melalui
tes Proctor Standar atau Proctor Modifikasi.

1.Jenis Test Kepadatan Lapangan


• Prosedur penentuan kepadatan lapangan :
a. metode kerucut pasir
b. metode balon
c. metode dengan air atau oli
d. metode nuclear density
Pasir Ottawa

Kerucut

a). Kerucut Pasir

Balonb). Balon

Oli atau Air


d). Nuclear Density

c). Oli atau Air


F. Test Pemadatan Lapangan (lanjutan)
a. Sand Cone (Gambar 4.11)

Kepadatan lapangan dapat dihitung dengan cara:


• Menentukan berat tanah yang digali, dengan urutan:
- Tentukan berat botol + corong + pasir ottawa = W1. -
Tentukan berat tanah galian = W2
- Tentukan kadar air tanah galian = wc
- Hitung berat kering tanah galian = W3,
dengan formula sebagai berikut:

W2
W3 =
1 + wc
Sand Cone (lanjutan)

Gambar 11
Sketsa alat Sand Cone
Sand Cone (lanjutan)
• Menentukan volume tanah yang digali, dengan cara:
Tentukan berat botol + corong + sisa pasir Ottawa = W4.
Tentukan berat pasir yg mengisi lubang & corong = W5
W 5 = W1 – W4

W6 = Berat pasir pengisi corong


W7 = Berat pasir pengisi lubang
W 7 = W5 – W6

Hitung volume galian dengan formula :

W7
V =
 d − pasir
Spesifikasi Teknis yg Umum Digunakan

d
d max
95% d max

2% 2%

(w%)
wopt
F. Test Pemadatan Lapangan (lanjutan)
b. Rubber Balloon (Gambar 12)
Sama seperti sand cone.
Hanya : volume galian ditentukan dengan cara :
memasukkan karet dalam lubang galian
dan diisi dengan cairan yang sudah
diketahui berat volumenya.
c. Nuclear Density Meter (Gambar 13)
Dioperasikan dipermukaan tanah atau didasar
lubang galian.
Yang diukur :
–Berat tanah basah per-sat. volume.
–Berat air yang dikandung per-sat volume.
E. Test Pemadatan Lapangan (lanjutan)

Gambar 12 Water Gambar 13


Displacement-Rubber Balloon Nuclear densitymeter
F. Test Pemadatan Lapangan (lanjutan)

2. Faktor Yang Mempengaruhi Kepadatan Lapangan

- Jenis Tanah.
- Distribusi Ukuran Butiran
- Kadar Air.
- Energi Untuk Memadatkan.
- Tebal Lapisan Yang Dipadatkan.
- Intensitas Tekanan Pada Permukaan.
- Luas Daerah Yang Dipadatkan.
F. Test Pemadatan Lapangan (lanjutan)
3. Pepadatan Spesial di Lapangan

a. Tanah berbutir kasar


- Dynamic compaction
- Vibro floatation
- Blasting.
b. Tanah berbutir halus :
- Preloading
- Dewatering.

Anda mungkin juga menyukai