Arief Firmanto
Abstrak
Kayu merupakan komponen penting dalam perumahan, khususnya untuk kusen, pintu,
jendela dan bagian-bagian lain dari suatu bangunan perumahan. Penggunaan kayu
juga semakin ber-kembang, tidak hanya menjadi komponen kontruksi bangunan, namun
juga sebagai bahan baku perangkat interior. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui (1) teknologi pengawetan kayu untuk bangunan rumah, dan (2) untuk
mengetahui nilai ekonomis kayu yang dilakukan pengawetan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa : (1) Teknik pengawetan kayu adalahusaha untuk
mempertahankan atau memperpanjang umur nilai pakai kayu, baik secara kimia
maupunfisika, dengan cara meningkatkan ketahanannya terhadap serangan organisme
perusak, (2) Penerapannya dapat dilakukan dengan berbagai macam cara mulai dari
cara sederhana,seperti pelaburan,penyemprotan, pencelupan,perendaman, dan atau
diikuti proses difusi sampai dengan cara vakum tekan., dan (3) Pengawetan kayu dapat
menambah umur pakai. Kayu yang tidak diawetkan kemudian dipakai untuk perumahan
dan gedung akan rusak dalam jangka waktu 5 tahun sedangkan kayu untuk gedung dan
perumahan yang diawetkan terlebih dahulu paling tidak tahan sampai 15 tahun.
Kata Kunci : Teknologi Pengawetan Kayu, Bangunan dan Perumahan
13
JURNAL LOGIKA, Vol XIX No 1 April 2017 p-ISSN : 1978-2560
http://jurnal.unswagati.ac.id e-ISSN : 2442-5176
Jenis Kayu Bangunan dan Komponen saluran air dan zat hara. Parenkim
Bangunan dari Kayu memiliki bentuk kotak, berdinding tipis
dan berfungsi sebagai tempat
Kayu merupakan hasil hutan dari
penyimpanan sementara hasil
sumber kekayaan alam, merupakan
fotosintesis. Serat memiliki bentuk
bahan mentah yang mudah diproses
panjang langsing dan berdinding tebal
untuk dijadikan barang sesuai dengan
serta berfungsi sebagai penguat pohon.
kemajuan teknologi (Abdurachman dan
Hadjib. 2001). Kayu memiliki beberapa Kayu umumnya banyak
sifat sekaligus, yang tidak dapat ditiru digunakan sebagai bahan bangunan
oleh bahan-bahan lain. Pengetian kayu (perumahan dan perkantoran). Untuk
disini ialah sesuatu bahan, yang bangunan gedung dan perumahan, kayu
diperoleh dari hasil pemungutan pohon- yang biasa dipakai adalah jenis
pohon di hutan, yang merupakan bagian komersial dan didominasi jenis-jenis
dari pohon tersebut, setelah seperti meranti, kapur atau kamper,
diperhitungkan bagian-bagian mana keruing, kempas, bangkirai dan kayu-
yang lebih banyak dapat dimanfaatkan kayu campuran dari luar jawa.
untuk sesuatu tujuan penggunaan. Baik Persyaratan yang dituntut dari
berbentuk kayu pertukangan, kayu suatu bangunan, dalam hal ini
industri maupun kayu bakar (Duljapar, perumahan adalah (Duljapar, 2004) :
2004). 1. Strukturnya kuat, kokoh dan aman
dihuni
Penggunaan kayu sebagai bahan
2. Tahan sampai umur pakai yang
konstruksi tidak hanya didasari oleh
direncanakan
kekuatannya saja, akantetapi juga
3. Ekonomis, dapat dijangkau
didasarioleh segi keindahannya. Secara
masyarakat banyak
alami kayu memiliki bermacam-macam
4. Fungsional, dapat dipergunakan
warna dan bentuk serat, sehingga untuk
secara nyaman untuk tempat tinggal
bangunan exposematerial kayu tidak
5. Penampilan dan bentuknya cukup
banyakmemerlukan perlakuan tambahan.
menarik
Pada perkembangan teknik penggunaan
kayu struktural perlu diperhatikan sifat- Komponen bangunan dari kayu
sifat dan jenis-jenis kayu serta faktor- selain memenuhi syarat struktural
faktor yang mempengaruhi kekuatan (kekuatannya) juga memenuhi umur
kayu, sambungan dan alat-alat penyam- pakai yang lama sesuai yang diharapkan.
bung serta keawetan kayu (Duljapar, Tindakan pengawetan terhadap kom-
2004). ponen bangunan dari kayu akan mening-
katkan kayu dari kelas awet yang rendah
Senyawa utama penyusun sel
menjadi kelas awet yang tinggi
kayu dengan komposisinya adalah
(Kasmudjo, 2010). Metode pengawetan
selulosa 50%, hemiselulosa25%, lignin
maupun jenis bahan pengawet yang
25%. Sel-sel kayu kemudian secara
dipakai akan tergantung pada tujuan
kelompok membentuk pembuluh,
penggunaan komponen tersebut
parenkim dan serat (Bambang
sehingga memenuhi prasyarat retensi
Wijanarko. 2015). Pembuluh memiliki
bentuk seperti pipa yang berfungsi untuk
14
JURNAL LOGIKA, Vol XIX No 1 April 2017 p-ISSN : 1978-2560
http://jurnal.unswagati.ac.id e-ISSN : 2442-5176
15
JURNAL LOGIKA, Vol XIX No 1 April 2017 p-ISSN : 1978-2560
http://jurnal.unswagati.ac.id e-ISSN : 2442-5176
16
JURNAL LOGIKA, Vol XIX No 1 April 2017 p-ISSN : 1978-2560
http://jurnal.unswagati.ac.id e-ISSN : 2442-5176
penetrasi yang nyata lebih dalam yaitu akan rusak dalam jangkja waktu 5 tahun
pada umumnya lebih dari 1,5 kali sedangkan kayu untuk gedung dan
penetrasi pengawetan rendaman dingin. perumahan yang diawetkan terlebih
Penetrasi bahan tembaga maupun boron dahulu paling tidak tahan sampai 15
paling tinggi pada kayu sengon karena tahun (Mindawati, dkk., 2006).
volume rongga kayu sengon lebih KESIMPULAN
banyak sehingga bahan pengawet
cenderung lebih mudah masuk. Berdasarkan uraian diatas dapat
Banyaknya rongga dalam kayu sengon ditarik kesimpulan sebagai berikut :
diindikasikan oleh berat jenis (BJ) kayu 1. Teknik pengawetan kayu
yang paling rendah (0,3 3) dalam adalahusaha untuk mempertahankan
penelitian ini, sedangkan BJ kayu manii atau memperpanjang umur nilai
dan mangium berurutan adalah 0,43 dan pakai kayu, baik secara kimia
0,61. maupun fisika, dengan cara
Hasil penelitian Trisna Priadi dan meningkatkan ketahanannya
Gendis A Pratiwi (2008), menunjukkan terhadap serangan organisme
bahwa metode pengawetan panas-dingin perusak.
menghasilkan retensi bahan pengawet 2. Penerapannya dapat dilakukan
lebih tinggi daripada metode dengan berbagai macam cara mulai
pengawetan rendaman dingin yaitu dari cara sederhana,seperti
sekitar 1,7-2,1 kalinya. Pemanasan yang pelaburan, penyemprotan,
digunakan dalam pengawetan rendaman pencelupan, perendaman, dan atau
panasdingin berfungsi mengeluarkan diikuti proses difusi sampai dengan
udara dan uap air dari rongga sel kayu, cara vakum tekan.
sedangkan pendinginan menyebabkan 3. Pengawetan kayu dapat menambah
seolah-olah terjadi vakum dalam rongga umur pakai. Kayu tidak awet dipakai
sel kayu yang dengan sendirinya untuk perumahan dan gedung akan
menarik larutan bahan pengawet masuk rusak dalam jangkja waktu 5 tahun
lebih dalam. sedangkan kayu untuk gedung dan
perumahan yang diawetkan terlebih
Berdasarkan hasil penelitian dahulu paling tidak tahan sampai 15
Abdurrahim (2004), mengatakan bahwa tahun
secara ekonomis pengawetan kayu layak
dilakukan, karena memberikan keun- DAFTAR PUSTAKA
tungan lain dari betambahnya usia pakai Abdurachman dan N. Hadjib. 2001.
yaitu penghematan pemakaian kayu Ukuran dan mutu kayu yang
dalam satuan waktu tertentu. Jika usia berasal dari hutanrakyat.
pakaikayu meningkat menjadi dua kali Makalah disampaikan pada
sebelum diawetkan, maka penghematan Presentasi Hasil-Hasil Penelitian
pemakaian adalah setengahnya (50%). dan Pengembangan Hutan dan
Berdasakan berbagai hasil penelitian Konservasi Alam. di Cianjur
yang dilakukan Puslitbang Hasil Hutan Jawa Barat tanggal 4 Septembar
disimpulkan bahwa, kayu tidak awet 2001.
dipakai untuk perumahan dan gedung
18
JURNAL LOGIKA, Vol XIX No 1 April 2017 p-ISSN : 1978-2560
http://jurnal.unswagati.ac.id e-ISSN : 2442-5176
19