Disusun oleh
ALIFKA SURYA PRATAMA / F 111 19 268
UNIVERSITAS TADULAKO
202
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan kasih setia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
laporan ini tepat pada waktunya guna sebagai tugas dari mata kuliah Struktur Kayu
Sebagai insan yang terbatas dalam merangkum laporan ini pasti penulis
menemukan hambatan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang berlimpah kepada semua pihak yang telah
membantu memberikan sumbangan pikiran dan arahan, dari awal hingga akhir
pengerjaan Laporan ini. Untuk itu, dari lubuk hati yang paling dalam penulis
mengucapkan terimakasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Laporan ini di buat dengan tujuan :
1. Membantu memahami karakteristik, sifat dan jenis kayu
2. Membatu memahami tentang kayu dalam konstruksi bangunan.
1.3. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian kayu ?
2. Bagaimana sifat kyu ?
3. Bagamana sifat fisik pada kayu ?
4. Bagaimana pengebalan pada kayu ?
5. Bagaimana pula metode pengenalan kayu ?
6. Macam penggunaan kayu pada konstruksi
BAB II
PEMBAHASAN
Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot(
meja, kursi), bahan bangunan,9 pintu, jendela, rangka, atap), bahan kertas, dan
banyak lagi. Kayu juga daat dimanfaatkan sebagai hiasan-hisan rumah tangga dan
sebagainya.
Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada
dinding sel berbagai jaringan di batang.
Ilmu kayu (wood science) mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta
sifat-sifat kimia, fisika, dan mekanika kay dalam berbaga kondisi penanganan. Kayu
mempunyai 4 unsur esensial bagi manusia antara lain:
2.1.1. Selulosa :
Unsur ini merupakan komponen terbesar pada kayu, meliputi 70% berat kayu.
2.1.2. Lignin :
Merupakan komponen pembentuk kayu yang meliputi 18%-28% dari berat
kayu. Komponen tersebut berfungsi sebagai pengikat satuan strukturil kayu
dan memberikan sifat keteguhan kepada kayu.
2.1.3. Bahan-bahan ekstrasi:
Kompone ini yang memberikan sifat pada kayu, seperti: bau,warna, rasa, dan
keawetan. Selain itu, karena adanya bahan ekstrasi ini, maka kayu bisa
didapatkan hasil yang lain misalnya: tannin, zat warna, minya,getah, lemah,
malam, da lain sebagainya.
2.1.4. Mineral pembentuk abu:
Komponen ini tertinggal setelah lignin da selulosa terbakar habis. Banyaknya
komponen ini 0.2%-1% dari berat kayu.
2.2. Struktur kayu
Kayu sebagian tediri dari sel-sel pembuluh yang sumbu panjangnya sejajar degan
sumbu panjang batang. Sel-sel ini tesusun atas selulosa yang dan di ikat menjadi satu
oleh bahan penyemen yang di sebut lignin. Arah sumbu panjang ini di acu sebagi
arah serat kayu dan peting untuk dikenal, karena sifat kayu yang sejaar serat sangat
berbeda dengan yang tegak lurus terhadap serat.
Penampng pohon yang dipotong melintang dapa djelaskan sebagai berikut:
2.2.1. Kulit luar ( outer bark)
Bagian ini kering dan bersiat sebagai pelindung.
2.2.2. Kulit dalam ( balt)
Bagian ini lunak dan basah mengangkut bahan makanan dari daun ke bagian dari
tumbuhan
2.2.3. Kambium
Berada di dala kulit dalam. Bagian ini membuat sel-sel kulit dan sel-sel kayu .
2.2.4. Kayu gobal ( sapwood)
Biasanya wana keputih-putihan. Bagian ini mengangkut air dan zat makanan
dari tanah ke daun.
2.2.5. Kayu teras (heart wood)
Bagian ini warnanya lebih gelap dari kayu gubal. Kayu teras sebelumnya adalah
kayu gubal. Perubahannya menjadi kayu teras terjadi secara perlahan-lahan.
Dibandingkan kayu gubal, kayu teras umunya lebih tahan terhadap serangan
serangga, bubuk kayu, jamur dan sebgainya.
2.2.6. Hati ( pith)
Bagian lingkaran kecil yang berada paling tengah dari batang kayu.
2.3. Sifat-sifat kayu
Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai
dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru
oleh bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan
pemakaian, memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifat-sifat ini penting
sekali dalam indstri pengolahan kayu sebab dari pegetahuan sifat tersebut tidak saja
dapat di pilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang memungkinkn,
akan tetapi juga dapat dipilih didapat secara kontinyu atau terlalu mahal.
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda.
Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda. Dari sekitar
banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum
terdapat pada semua jenis kayu yaitu :
2.3.1. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan
dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa
(karbohidrat) serta lignin ( non karbohidrat).
2.3.2. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang
berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya ( longitudinal, radial dan
tangensial).
2.3.3. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap
atau melepaskan kadar air ( kelembaban) sebagai akibat perubahan
kelembaban dan suhu
2.3.4. udara di sekelilingnya.
2.3.5. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama
dalam keadaan kering.
2.4. Sifat fisik kayu
2.4.1. Berat dan berat jenis
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat
ekstraktif di dalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya.
Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum
0,2 ( kayu balsa ) sampai BJ 1,28 ( kayu nani ). umumnya makin tinggi BJ
kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.
2.4.2. Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak
kayu dari luar seperti janur, rayap, bubuk dan lain-lain. Keawetan kayu
tersebut di sebabkan adanya zat ekstraktif di dalam kayu yang merupakan
unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat
kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras
lebih awet dari kau gubal.
2.4.3. Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya di sebabkan oleh zat pengisi warna dalam
kayu yang berbeda-beda.
2.4.4. Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan tersturnya, kayu
digolongkan ke dalam kayu tertekstur halus ( contoh: giam, kulim dan lain-
lain), kayu bertekstur sedang ( contoh: jati,sonokelling dan lain-lain) dan kayu
bertestur
kasar( contoh :kempas,merati dan lain-lain).
2.4.5. Arah serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon.arah
serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak,
serta terpilin dan serat diagonal( serat miring).
2.4.6. Kesan raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (
kasar, halus, licin, dingin, berminyak dan lain-lain). kesan raba tiap jenis kayu
berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zatekstraktif dalam
kayu.
2.4.7. Bau dan rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka.
Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk
menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang
umum dikenal misalnya bau bawang( kulim), bau zat penyamak ( jati), bau
kamper ( kapur) dan sebagainya.
2.4.8. Nilai dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan
pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pada gambar ini yang
membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.
2.4.9. Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab
udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai
keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama
dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan
( EMC=equilibrium moisture contet).
2.4.10. Sifat kayu terhadap suara, yang terdiri dari:
1. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan
erat dengan elastisitas kayu.
2. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang
suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu
banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik ( kulintang, gitar,
biola dan lain-lain).
2.4.11. Daya hantar panas
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk
membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
2.4.12. Daya hantar listrik
Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik.
Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0%,
kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila
kayu mengandung air maksimum( kayu basah), maka daya hantarnya boleh
dikatakan sama dengan daya hantar air.
2.5. Pengenalan jeni kayu
Kegiatan penentuan jenis kayu( identifikasi jenis kayu) merupakan salah satu
bagian dari rangkaian kegiatan pengujian dalam arti luas yaitu menentukan jenis kayu,
mengukur dimesnsi kayu untuk mendapatkan volume serta menetapkan mutu.
Penentuan jenis kayu pada hakekatnya bukan hanya sekedar untuk memenuhi
persyaratan dalam pelaksanaan pengujian saja, namun amat penting artinya bagi semua
pihak baik bagi pemerintah, pihak produsen maupun pihak konsumen.
Terkait dengan kepetingan pemerinyah, penentuan jenis kayu berperan penting dalam
menentukan besarnya pungutan negara ( PSDH dan DR ) yang dikenakakn. Pungutan
pemerintah tersebut selain didasarkan atas wilayah asal kayu, juga didasarkan atas jenis
kayu. Disamping secara langsung terkait dengan kepentingan pemerintah, penentuan
jenis kayu memegang peranan penting dalam upaya ikut serta mencegah penyimpangan
dimana suatu jenis kayu yanng dilarang untuk ditebang/dipasarkan, diperdagangkan
secara bebas dan menggunakan nama lain.
Di pihak produsen, selain untuk memenuhi kewajiban dalam membayar pungutan yang
dibebaankan pemerintah, kepastian suatu jenis kayu juga penting artinya dalam proses
produksi dan pemasaran. Setiap jenis kayu mempunyai sifat dan karakterteristik yang
berbeda sehingga dalam pengolahannya pun memerlukan penanganan yang berbeda
pula. Sedangkan bagi konsumen, dengan adanya kepasttianjenis kayu, akan lebih
memudahkan untuk memilih kayu-kayu yang cocok untuk kepentingannya.
2.6. Metode pengenalan jeis kayu
Untuk mengenal atau menentukan suatu jenis kayu, tidak selalu dilakukan dengan cara
memeriksa kayu dalam bentuk log ( kayu bundar ), tetapi dapat dilakukan dengan cara
memeriksa sepotong kecil kayu. Penentuan jens kayu dalam bentuk log, pada
umumnya dengan cara memperhatikan sifat-sifat kayu yang mudah dilihat seperti
penampakan kulit, warna kayu teras, arah serat, adanya tidak getah dan sebagainya.
Penentuan beberapa jenis kayu dalam bentuk olahan( kayu gergajian, moulding, dan
sebagainya) mash mudah dilakukan dengan hanya memperhatikan sifat-sifat kasar
yang mudah dilihat. Sebagai contoh, kayu jati ( tectona grandis) memiliki gambar
ligkaran tumbuh yang jelas. Namun apa bila kayu tersebut diamati dalam bentuk
barang jjadi dimana sifat-sifat fisik asli tidak dapat dikenali lagi karena sudah dilapisi
dengan cat, maka satu-satunya cara yang dapat digunakan untuk menentukan jenisnya
adalah dengan cara memeriksa sifat anatomi/strukturnya. Demukian juga untuk
kebanyakan kayu di indonesia, di mana antar jenis kayu sukar untuk dibedakan, cara
yang lebih lazim dipakai dalam penentuan jenis kayu adalah dengan memeriksa sifat
anatominya ( sifat struktur ).
Pada dasarnta terdapat 2 sifat utama kayu yang dapat dipergunakan untuk mengenal
kau, yaitu sifat fisik( disebut juga sifat kasar atau sifat makroskopis ) dan sifat struktur
( disebutt juga sifat mikroskopis ). secata obyektif, sifat struktur atau mikroskopis lebih
dapat di andalkan dari pada sifat fisik atau mikroskopis dalam mengenal atau
menentukan suatu jenis kayu. Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih dapat
dipercaya, akan lebih baik bila kedua sifat ini dapat dipergunakan secara bersama-
sama, karena sifat fisik akan mendukung sifat struktur dalam menentukan jenis.
Sifat fisik/kasar atau mikroskopis adalah sifat yang dapat diketahui secara jelas melalui
panca indera, baik dengan penglihatan, penciuman, pperabaan dan sebagainya tanpa
menggunakan alat antu. Sifat-sifat kayu yang termasuk dalam sifat kasar antara lain
adalah:
1. Warna, umumnya yang digunakan adalah warna kayu teras.
2. Tekstur, yaitu penampilan sifat struktur pada bidang lintang
3. Arah serat, yaitu arah umum dari sel-sel pembentuk kayu
4. Gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangesial
5. Berat, umumnya dengan menggunakan berat jenis
6. Kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba kayu
7. Lingkaran tumbuh
8. Bau, dan sebagainya.
Sifat struktur/mikroskopis adalah sifat yang dapat kita ketahui dengan
mempergunakan alat bantu, yaitu kaca pembesar ( loupe ) dengan pembesaran 10
kali. Sifat struktur yang di amati adalah:
1. Pori ( vessel ) adalah sel yang berbrntuk pembuluh dengan arah longitudinal.
Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, pori teliht sebagai lubang-
lubang
2. beraturan maupun tidak, ukuran kecil maupun besar. Pori dapat
diedakan berdasarkan penyebaran, susunan, isi,ukuran, jumlah dan
bidang perforasi.
3. Parenkim (parenchyma ) adalah sel yang berdinding tipis dengan bentuk batu
bata dengan arah longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang
lintang, parenkim ( jaringan parenkim ) terlihat nenpunyai warna yang lebih
cerah dibanding dengan warna sel sekelilingnya. Parenkim dapat dibedakan
berdasarkan atas hubungannya dengan pori, yaitu parenkim paratrakeal
( berhubungan dengan pori ) dan apotrakeral ( tidak berhubungan dengan pori ).
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pada dasarnya terdapat dua sifat utama kayu yang dapat dipergunakan untuk
mengenal kayu, yaitu sifat fisik ( disebut juga sifat kasar atau sifat mikroskopis ) dan
sifat struktur ( disebut juga sifat mikroskopis . secara obyektif, sifat struktur atau
mikroskopis lebih dapat di andalkan dari pada sifat fisik atau mikroskopis dalam
mengenal atau menentukan suatu jenis kayu. Namun untuk mendapatkan hasil yang
lebih dapat di percaya, akan lebih baik bila kedua sifat ini dapat dipergunakan secara
bersama-sama, karena sifat fisik akan mendukung sifat struktur dalam menentukan
jenis.
Kegiatan untuk menentukan suatu jens kayu, secara teknis menjadi sangat penting
dalam rangka menentukan rencana penggunaannya, serta untuk kepentingan transaksi
jual-beli atau perdagangan kayu.
Secara teoritis, metode pengenalan/penentuan/identifikasi kayu mudah dipelajari
sebagai suatu pengetahuan. Namun demikian, ketrampilan teknis
pengenalan/penentuan/identifikasi kayu hanya akan diperoleh melalui proses latihan
yang rutin, berulang-ulang dan terus menerus.
Kelengkapan koleksi kayu akan sangat membantu proses peningkatan kemampuan
dan ketrampilan dalam mengenal jenis kayu.
3.2. Saran
Pengenalan atas sifat-sifat isik dan mekanik akan sangat membantu dalam
menentukan jenis-jenis kayu untuk tujuan penggunaan tertentu. Diharapkan dengan
memahami sifat-sifat kayu dan jenis-jenis kayu untuk penggunaan tertentu akan
semakin mengurangi ketergantungan konsumen akan suatu jenis kayu tertentu saja
sehingga pemmanfaatan jenis-jenis kayu yang semula belum dimanfaatkan ( jenis-
jenis yang belum di kenal umun ) akan semakin meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Boding, J.And B.A. Jayne 1982. Mechanics of Wood and Wood Composites. Van
Nostrad Reinhold Company. New York, Toronto, London, Melborne
Haygreen,J.G. dan J.L Bowyer. 19886. Hasil Hutan dan Ilmu Kaya( terjemahan )
Gadja Mada University Press. Yogyakarta.
Pandit, I.K.N.2002. Anatomi Kaya : Pengantar Sifat Kayu Sebagai Bahan Buku.
Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor