OLEH :
UNIVERSITAS BOJONEGORO
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan saya
kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini, makalah ini membahas kasus cekungan air tanah,
Surat Keputusan Presiden RI No 26 Tahun 2011 + lampiran , penentuan batas cekungan air tanah,
luasan cekungan air tanah dan potesi cekungan air tanah
Makalah ini berguna untuk pembaca untuk media pembelajaran baik formal maupun non
formal sebagai penyusun saya akui banyak kekurangan pada makalah ini, untuk itu kritik dan saran
dari pembaca sangat saya harapkan agar dalam penyusunan makalah berikutnya bisa lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan
untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang tertentu, kayu tidak dapat
digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. Kita sebagai pengguna dari kayu yang
setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu
tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu
harus betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan.
Dalam upaya peningkatan efisiensi dan pengoptimalan penggunaan kayu, teknologi dan
rekayasa dalam bidang perkayuan sangatlah penting. Dalam pemilihan kayu yang baik sifat
mekanis atau kekuatan kayu merupakan hal yang penting. Faktor ini diperlukan karena
kayu akan digunakan untuk menahan beban dengan aman dalam jangka waktu yang telah
ditentukan. Oleh karena itu untuk setiap batang kayu perlu dilakukan pemilahan dalam
rangka mengetahui kemampuan dalam menahan beban. Dalam hal ini akan di bahas
tentang salah satu sifat mekanis kayu yaitu keteguhan belah yang terjadi pada suatu batang
kayu. Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
membelah kayu.
2. Rumusan Masalah
a. Apa saja sifat-sifat mekanik pada kayu?
b. Apa pengertian keteguhan belah kayu?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui sifat-sifat mekanik pada kayu
b. Untuk mengetahui pengertian keteguhan belah kayu
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Pengertian Kayu
Kayu adalah bahan yang kita dapatkan dari tumbuh-tumbuhan dalam alam dan termasuk
vegetasi hutan. Kayu sering di gunakan oleh manusia untuk semua keperluan karena mudah
dalam proses pengerjaannya. Dalam hal pengelolaannya perlu di perhitungkan secara
cermat bagian bagian kayu yang dapat lebih banyak di manfaatkan. Dalam suatu konstruksi
kayu memiliki komponen struktur yang mendukung beban aksial tarik dan tekan.
Kayu dari berbagai jenis pohon memiliki sifat yang berbeda-beda. Sifat yang berbeda
tersebut menyangkut: sifat anatomi kayu, sifat fisik kayu, sifat mekanik dan sifat-sifat
kimia kayu. Dari sekian perbedaan sifat kayu tersebut, ada beberapa sifat umumyang
terdapat pada semua jenis kayu. Sifat-sifat umum kayu tersebut adalah:
Semua batang pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat simetri radial.
Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki bermacam -macam tipe, dan susunan dinding
selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (unsur
karbohidrat) serta berupa lignin (non karbohidrat).
Semua kayu bersifat anisotrofik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika
diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, tangensial, dan radial). Hal ini disebabkan
oleh struktur dan orientasi selulosa dalam dinding sel, bentuk memanjang sel-sel kayu, dan
pengaturan sel terhadap sumbu vertikal dan horizontal pada batang pohon.
Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik, yaitu dapat kehilangan atau
bertambah kelembabannya akibat perubahan kelembaban dan suhu udara di sekitarnya.
Kayu dapat diserang mahluk hidup perusak kayu, dapat terbakar, terutama jika kayu
dalam keadaan kering.
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif
didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu mempunyai
berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ
1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat
pula.
2. Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari
luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat
ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif
tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada
umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
3. Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang
berbeda-beda.
4. Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan
kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh:
jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).
5. Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat
dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat
diagonal (serat miring).
6. Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus,
licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari
tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa
jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut,
sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim),
bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
8. Nilai Dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan
riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis
kayu mempunyai nilai dekoratif.
9. Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara
disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan
lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara
disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture
Content).
a. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan
elastisitas kayu.
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat
barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
12. Daya Hantar Listrik
13. Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya hantar
listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan
sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu
basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.
Sifat-sifat mekanik atau kekuatan kayu ialah kemampuan kayu untuk menahan muatan atau
beban dari luar. Maksud muatan dari luar ialah gaya-gaya di luar benda yang mempunyai
kecenderungan untuk mengubah bentuk dan besarnya benda. Sifat mekanik atau kekuatan kayu
meliputi keteguhan tarik, keteguhan tekan / kompresi, keteguhan geser, keteguhan lengkung
(lentur), kekakuan, keuletan, kekerasan dan keteguhan belah. Sifat Mekanik kayu diantaranya
adalah :
1. Keteguhan Tarik
Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik
kayu. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu :
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah
serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik
sejajar arah serat.
3. Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu
bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya. Terdapat 3 (tiga) macam
keteguhan yaitu :
Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan geser sejajar
arah serat.
a. Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya
secara perlahan-lahan.
b. Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya
secara mendadak.
5. Kekakuan
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan.
Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
6. Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau
tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang
melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan
kerusakan sebagian.
7. Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan
atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran
tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.
8. Keteguhan Belah
Komponen kimia mempunyai arti penting karena akan menentukan kegunaan suatu jenis
kayu.
Susunan kimia kayu digunakan sebagai pengenal ketahanan kayu terhadap serangan
makhluk perusak.
Menentukan pengerjaan dan pengolahan kayu, sehingga didapat hasil yang maksimal
Karbon: 50%
Hidrogen: 6%
Nitrogen: 0,04 – 0,10 %
Abu: 0,20 – 0,50 %
Sisanya adalah Oksigen
SELULOSA
Bahan kristalin utk membangun dinding sel.
Selulosa merupakan bahan dasar yg penting bagi indistri yg memakai selulosa sebagai bahan
LIGNIN
Bagian yg bukan karbohidrat sbg persenyawaan kimia yg tidak berstruktur.
Lignin terletak terutama dalam lamela tengah dan dinding primer.
Kadar lignin pada kayu gubal lebih tinggi daripada kayu teras (kadar selulosa sebaliknya)
HEMISELULOSA
Semacan selulosa berupa persenyawaan dgn molekul-molekul besar yg bersifat karbohidrat.
Zat Ini Terdapat Sebagai Bahan Bangunan Dinding-Dinding Sel Dan Juga Sbg Bahan Zat
Cadangan
ZAT EKSTRAKTIF
Umumnya Mudah Larut Dalam Pelarut Seperti; Alkohol, Bensin Dan Air.
Memiliki Arti Penting Bg Kayu Karena: dapat mempengaruhi keawetan, warna, bau dan
rasa; mempengaruhi proses pengerjaan kayu; bernilai penting bagi industri.
ABU
Disamping persenyawaan organik sda, didalam kayu masih terdapat beberapa zat organik,
yang disebut abu (mineral pembentuk abu yang tertinggal setelah lignin dan selulosa habis
terbakar)
Kadarnya bervariasi antara 0,2 – 1,0 % dari berat kayu.
2.3 Keteguhan belah kayu
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah
kayu.
Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.
Contoh uji ini mirip dengan tarik tegak lurus serat. Tujuan dari uji ini adalah untuk melihat
kemampuan kayu mengikat paku. Cacat interlocked grain (serat berpadu) biasanya meningkatkan
ketahan belah kayu, akibat serat yang membelit.
Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap dan kayu bakar.
Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung).
Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat
mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik
kayu secara garis besar digolongkan menjadi dua kelompok :
b. Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, T. (2016, Juni 14). Sifat Mekanik Kayu. Retrieved from foresteract.com:
https://foresteract.com/sifat-mekanik-kayu/
rafapasha. (2007, Agustus 13). materialsupply.wordpress.com. Retrieved from sifat-sifat kayu dan
penggunaannya: https://materialsupply.wordpress.com/2007/08/13/sifat-sifat-kayu-dan-
penggunaannya/
Taufiqullah. (2019, january 9). tneutron.net. Retrieved from sifat-sifat umum kayu:
https://www.tneutron.net/seni/sifat-sifat-umum-kayu/