1
Ir. Darwizal Daoed, MS
2
Deki Yasnova
1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas
2) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas
ABSTRAK
Aliran fluida didalam pipa pada kenyataannya mengalami penurunan tekanan seiring
dengan panjang pipa yang dilalui fluida tersebut. Menurut teori dalam mekanika fluida,
hal ini disebabkan karena fluida yang mengalir memiliki viskositas. Viskositas ini
menyebabkan timbulnya gaya geser yang sifatnya menghambat, sehingga mengakibatkan adanya
energi yang hilang sepanjang aliran fluida. Energi yang hilang ini disebut juga kehilangan tinggi
tekan (head losses) (Triadmodjo). Kehilangan tinggi tekan sangat dipengaruhi oleh kekasaran,
diameter dan panjang pipa.
Penelitian dilakukan untuk diameter pipa Polyvinyl Chloride (PVC) 1, 1,5 dan 2
dengan panjang 200 cm yang disusun secara paralel. Kehilangan tinggi tekan di ukur melalui
piezometer yang dihubungkan dengan pittube yang terbuat dari pipa tembaga diameter 3mm.
Pada peneltian ini dilakukan simulasi variasi debit aliran, dimana bertujuan untuk mendapatkan
besarnya kehilangan tinggi tekan dan nilai kekasaran ( ) yang dibandingkan dengan nilai
faktor gesekan, koefisien kekasaran Hazen William dan Manning. Nilai koefisien kekasaran
Hazen William (C) dan Manning (n) juga dibandingkan dengan nilai yang telah dikeluarkan
menurut Hazen William dan Manning untuk pipa PVC.
Hasil penelitian menunjukkan untuk diameter pipa membesar kehilangan tinggi tekan
menurun. Kemudian, semakin besar diameter pipa, maka nilai C semakin besar, sedangkan nilai
n semakin kecil. Nilai rata rata C dan n dan kekasaran ( ) yang diperoleh mendekati nilai
standar yang dikeluarkan oleh www.engineeringtoolbox.com, dengan nilai C = 150, n = 0,009
0,011, dan = 0,0015 0,007 mm.
Kata Kunci : Kehilangan tinggi tekan, Nilai Kekasaran ( ), Polyvinyl Chloride (PVC),
Hazen William (C), Manning (n)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Fluida adalah suatu yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari kita, dimanapun dan
kapanpun kita berada, fluida selalu mempengaruhi berbagai kegiatan kita dalam kehidupan
sehari-hari kita baik itu dalam bentuk liguid ataupun gas.
Aliran fluida didalam pipa pada kenyataannya mengalami penurunan tekanan seiring
dengan panjang
hal ini
pipa
yang
dilalui
ini
tersebut diperlukan energy sehingga mengakibatkan adanya energi yang hilang pada aliran
fluida. Energi yang hilang ini mengakibatkan penurunan tekanan aliran fluida atau disebut juga
kerugian tekanan (headlosses) (Triadmojo).
Berdasarkan teori di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji kehilangan tinggi
tekan pada pipa Polyvinyl Chloride (PVC) karena jenis pipa ini digunakan oleh masyarakat
banyak. Pada penggunaannya di masyarakat, pemasangan pipa di gedung gedung seperti hotel,
gedung kantor, gedung kuliah, dan gedung gedung lainnya banyak yang tidak teratur, dengan
kata lain tidak memperhitungkan kehilangan yang terjadi.
I.2
Tinjauan Penelitian
Yanuar, melakukan penelitian untuk mengetahui nilai koefisien gesek pada rangkaian
pipa dengan fluida air. Hasil penelitian menunjukan nilai koefisien gesek semakin menurun
dengan bertambahnya nilai bilangan Reynolds. Nilai koefisien gesek yang paling kecil
berdasarkan hasil penelitian terjadi pada pipa berdiameter .
Susanto (2003), menganalisis sebuah jaringan pipa yang mengacu pada jaringan pipa
PDAM di Kota Padalarang Kabupaten Bandung. Kesimpulan yang diperoleh adalah penggunaan
diameter pipa yang sama pada jaringan pipa akan menghasilkan debit tetap (tidak berubah),
karena diameter pipa dapat saling meniadakan dalam perhitungan dan pada kasus yang debitnya
besar ( >10 lt/det ) akan menghasilkan persentasi perbedaan debit ( % ) yang tidak jauh baik
dengan rumus Hazen-Williams dan rumus Manning karena persentasi perbedaan debitnya kecil
sehingga untuk debit yang besar (>10 lt/det ) hasil lebih akurat, begitu pula sebaliknya.
Yanti (2005), melakukan penelitian terhadap rancangan sistem jaringan pipa pemadam
kebakaran (sprinkler) pada Gedung Kantor Pemasaran PT. Suka Fajar Ltd yang sedang dibangun
di jalan Khatib Sulaiman Padang menggunakan program WaterNet versi 1.6. Analisanya
berkaitan dengan elevasi node, panjang pipa, perubahan diameter pipa, dan efektifitas jaringan
pipa sprinkler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem jaringan pipa sprinkler yang ada
dapat diandalkan apabila terjadi kebakaran tiap lantai, dua lantai, dan tiga lantai secara
bersamaan. Analisa yang diperoleh ternyata kehilangan energi sekunder lebih besar dari
kehilangan energi primer.
II.2
Aliran Fluida
Tiga konsep penting dalam aliran fluida adalah :
1. Prinsip kekalan massa, dari prinsip ini nantinya akan dikembangkan persamaan
kontinuitas.
2. Prinsip energi kinetik, dengan prinsip ini dikembangkan persamaan persamaan
untuk aliran tertentu.
3. Prinsip momentum, dari prinsip ini dikembangkan persamaan untuk menghitung gaya
dinamik yang dikerjakan fluida yang mengalir.
Aliran fluida bisa satu dimensi, dua dimensi, tiga dimensi, mantap atau tak mantap,
merata atau tak merata, laminer atau turbulen, rotasional atau irotasional.
II.2.1
Persamaan Kontiniutas
Persamaan kontiniutas dihasilkan dari prinsip ketetapan massa. Untuk aliran mantap,
massa fluida yang melalui semua bagian dalam arus fluida per satuan waktu adalah sama, dengan
persamaan (Bambang Triadmojo, 1993) :
1 A 1 V 1 =
2 A 2 V 2
Dimana A adalah luas irisan penampang dalam m dan V adalah kecepatanaliran fluida
dalam m/dtk.
II.2.2
Persamaan Energi
Persamaan untuk fluida aliran mantap tak kompresibel yang perubahan energy dalamnya
= Kecepatan aliran
(m/dtk)
= Tekanan
(kg/m)
= Elevasi
(m)
hf
V2 L
gD
= Kecepatan aliran
f
(m/dtk)
= Faktor gesekan
= Diameter
= Panjang saluran
hf
(m)
(m)
Persamaan diatas disebut persamaan Darcy Weisbach untuk aliran pada pipa lingkaran.
Pada penilitian ini pipa yang digunakan adalah pipa lingkaran tipe PVC (polyvinyl chloride)
yang umumnya dipakai di masyarakat banyak.
Tabel II.3.1.1.1
Concrete
Cast Iron
Galvanized Iron
Asphalted Cast Iron
Commercial or Welded Steel
PVC, Glass, Other Drawn Tubing
e (mm)
e (inches)
0.3 - 3.0
0.26
0.15
0.12
0.045
0.0015
0.012 - 0.12
0.01
0.006
0.0048
0.0018
0.00006
II.4
bisa didapatkan hasil dengan trial error. Terdapa banyak rumus empiris untuk memcahkan
permasalahan aliran pada saluran tertutup. Termasuk persamaan berikut :
x
v =C R s
= Kecepatan aliran
= Koefisien kekasaran
D
(
)
A
4
D
R= =
=
Pw
D
4
Dan
s=
hf
L
1
v = R 3 s2
n
Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian skripsi ini ditunjukkan oleh flowchart pada gambar 3.1 dibawah ini:
Gambar 3.1
BAB IV
PROSEDUR DAN HASIL PENELITIAN
IV.1
IV.1.1
Prosedur Penelitian
Persiapan Material dan alat
Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah pipa tembaga 4 mm, lem Dextone,
piezometer, air. Alat uji menggunakan Pipa PVC merek WAVIN dengan ukuran diameter 2, 1
, 1, dan . Panjang yang ditinjau dari masing pipa adalah 2 meter.
Beberapa tahapan yang harus dilaksanakan dalam pembuatan alat, antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
tembaga.
7. Memasang pittube ke pipa, dengan cara melubangi pipa menggunakan solder dan
direkatkan menggunakan lem Dextone.
8. Memasang pipa dan menghubungkannya dengan katup untuk setiap diameter. Seperti
dapat dilihat pada gambar 4.7
9.
IV.1.2
Prosedur Penelitian
1. Persiapan alat.
2. Mengukur suhu air pada bak menggunakan termometer raksa.
3. Mengalirkan air kedalam pipadengan menggunakan pompa.
4. Mengatur bukaan katup pada pipa.
5. Mengukur debit aliran dengan cara mengukur volume dan waktu pengaliran.
6. Mengamati tinggi air di dalam piezometer A dan B.
7. Mencatat tinggi air di piezometer.
8. Ulangi prosedur no.4 no.7untuk tiap variasi debit yang direncanakan.
IV.2
IV.2.1
Hasil Penelitian
Kehilangan Tinggi Tekan dan Faktor Gesekan
Tabel IV.2.1.1.1
IV.2.2
IV.2.3
IV.2.4
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Debit aliran merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kehilangan tinggi tekan,
yang nantinya akan berpengaruh pada nilai faktor gesekan. Pada penilitian ini analisa dan
pembahasan yang akan dilakukan mencakup 5 pokok bahasan, yaitu : analisis kehilangan tinggi
tekan, analisis faktor gesekan, analisis koefisien kekasaran Hazen Williams, analisis koefisien
kekasaran Manning, dan analisis perbandingan nilai Epsilon.
Gambar V.1.1.1.1.1
Grafik Faktor Gesekan
terhadap Debit
Gambar V.1.1.1.1.2
Gambar V.1.1.1.1.3
Grafik C (Hazen
Williams) terhadap Debit
Gambar V.1.1.1.1.4
Grafik n (manning)
terhadap Debit
Dari hasil penelitian dapat di analisa bahwa nilai kehilangan tinggi tekan dipengaruhi
oleh diameter pipa jenis polyvinyl chloride. Pada grafik perbandingan nilai Hf terhadap debit,
dapat disimpulkan bahwa semakin besar diameter, nilai Hf semakin kecil, sehingga jika
digunakan dalam jarak lebih dari 2 meter pipa diameter 2 lebih baik, karena nilai kehilangannya
lebih kecil dibandingkan dengan pipa diameter , 1, dan 1.
Pada grafik perbandingan nilai faktor gesekan terhadap debit dapat dilihat bahwa nilai
faktor gesekan tidak berpengaruh terhadap diameter pipa, karena factor gesekan dilihat
berdasarkan jenis pipa.
Dari penelitian ini didapatkan nilai rata rata nilai C Hazen Williams dan n Manning
dari masing masing pipa. Nilai rata rata ini kemudian dibandingkan dengan nilai koefisien C
Hazen Williams dan n Manning yang sudah ada. Seperti terlihat pada tabel.
Kesimpulan
Setelah mengamati dan menganalisa data yang ada, dapat disimpulkan beberapa poin
berikut :
1. Terdapat kecenderungan bahwa semakin kecil diameter pipa, semakin tinggi nilai
kehilangan tinggi tekan (Hf).
2. Nilai faktor gesekan pada masing masing diameter pipa hampir sama dan faktor
gesekan berbanding lurus dengan debit aliran.
3. Semakin besar diameter pipa, maka nilai koefisien kekasaran Hazen Williams semakin
besar, sedangkan nilai koefisien kekasaran Manning semakin kecil.
4. Dari penelitian yang dilakukan, nilai rata - rata koefisien kekasaran Hazen Williams dan
Manning mendekati nilai yang dikeluarkan Hazen William dan Manning. Nilai
kekasaran yang didapat juga mendekati standar nilai kekasaran.
V.3
Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan jika dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
1. Menggunakan pittube dari pipa tembaga dengan diameter lebih kecil karena lebih lentur
dan mudah dibengkokkan.
2. Untuk lebih teliti saat mengamati air pada piezometer.
3. Berhati hati ketika mengamati air pada piezometer yang tinggi, karena bisa saja terjadi
kecelakaan.
4. Sebaiknya gunakan pompa dengan debit yang lebih besar, agar proses membaca tinggi
pada piezometer lebih mudah.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Triadmojo, 1993, Hidraulika I, Betta Offset, Yogyakarta.
Bambang Triadmojo, 1993, Hidraulika II, Betta Offset, Yogyakarta.
Evett, J.B., Liu, C., 1987, Fundamental of Fluid Mechanics, McGraw Hill International
Editions, Singapore.
Giles, Ronald V, 1992, Fluid Mechanics and Hydraulics, McGraw Hill Company Inc, New
York.
Streeter, V.L., 1962, Fluid Mechanics, McGraw Hill Company Inc, New York.
Khurmi, R.S., 1999, Hydraulics and Fluid Mechanics, S. Chand & Company LTD., New
Delhi.
Yanti, D., Hadie, S.N., Junaidi, 2005, Kajian Sistem Jaringan Pipa Pemadam Kebakaran
(Sprinkler) Kantor Pemasaran Jalan Khatib Sulaiman Padang, Universitas Andalas, Padang.
Susanto, A., Rusli, K., 2003, Perhitungan Debit Pada Sistem Jaringan Pipa Dengan Metoda
Hardy-Cross Menggunakan Rumus Hazen-Williams Dan Rumus Manning, Universitas
Kristen Maranatha, Bandung.
Yanuar, Didit, Koefisien Gesek Pada Rangkaian Pipa Dengan Variasi Diameter Dan
Kekasaran Pipa, Universitas Gunadarma, Depok.
Halomoan, I.M., 2005, Menentukan Nilai Koefisien Gesek Pada Pipa Dengan Menggunakan
Aplikasi Microsoft Visual Basic, Universitas Gunadarma, Depok.
Nurcholis, Lutfi, 2008, Perhitungan Laju Aliran Fluida Pada Jaringan Pipa,Universitas
Muhammadiyah Semarang, Semarang.