Anda di halaman 1dari 14

MOMEN INERSIA

(M5)

Tujuan

1. Mencari titik pusat massa benda dengan metode langsung dan tak langsung.
2. Menghitung momen inersia benda tegar dengan metode ayunan dan matematis.

BAB I

LANDASAN TEORI

Pusat massa adalah suatu titik pada benda (sistem) dimana seluruh massa benda
berkumpul pada titik tersebut. Pusat berat (titik berat) adalah titik dimana seluruh berat benda
berkumpul. Bila benda tersebut berada dalam medan gravitasi yang sama/tetap, letak pusat
massa akan berimpit dengan pusat gravitasi. Pusat gravitasi sebuah benda adalah titik dimana
gaya gravitasi dianggap bekerja disana. Pengamatan pada gerak sebuah benda
memperlihatkan meskipunbenda tersebut berotasi atau bergerak relatif satu sama lain,
terdapat satu titik yang bergerak pada lintasan yang sama dengan titik yang dilewati partikel
jika mendapat gaya yang sama. Pusat massa sistem yang berada pada sumbu x deinyatakan
dengan :
𝑚1 𝑥1 + 𝑚2 𝑥2
Xpm = 𝑚1 + 𝑚2

Jika benda digantungkan dari titik mana saja, benda akan berayun, kecuali ditempatkan
sedemikian rupa sehingga pusat gravitasi berada pada garis vertikal tepat dibawah titik
dimana benda tersebut digantungkan. Pusat gravitasi akan berada pada perpotongan 2 garis :

Benda tegar dengan bentuk sembarang digantung pada suatu poros O. Jika benda diberi
simpangan kecil kemudian dilepas, akan berayun dengan periode T.
1
T = 2π √mgh
Dengan I adalah momen inersia [Kg m2], m adalah massa benda [kg], g adalah
percepatan gravitasi [m/s2] dan L adalah jarak dari sumbu putar kepusat massa benda [m].

Momen inersia menurut teorema sumbu sejajar adalah :

I = Ipm + M l2

Dengan Ipm adalah momen inersia terhadap sumbu putar melalui pusat massa.

Makin besar Momen inersia suatu benda, semakin sulit membuat benda itu berputar
alias berotasi. Sebaliknya, benda yang berputar juga sulit dihentikan jika momen inersianya
besar. Definisi sederhana momen inersia (terhadap sumbu rotasi tertentu) dari sembarang
objek, baik massa titik atau struktur tiga dimensi, diberikan oleh rumus:

Di mana m adalahmassadan r adalahjaraktegaklurusterhadapsumburotasi

1. Momen Inersia Partikel


Sebelum kita membahas momen inersia benda tegar, terlebih dahulu kita pelajari
Momen inersia partikel. Jangan membayangkan partikel sebagai sebuah benda yang
berukuran sangat kecil. Sebenarnya tidak ada batas ukuran yang ditetapkan untuk kata
partikel. Jadi penggunaan istilah partikel hanya untuk mempermudah pembahasan mengenai
gerakan, di mana posisi suatu benda digambarkan seperti posisi suatu titik. Konsep partikel
ini yang kita gunakan dalam membahas gerak benda pada Topik Kinematika (Gerak
Lurus, Gerak Parabola, Gerak Melingkar) dan Dinamika (Hukum Newton). Jadi benda-benda
dianggap seperti partikel.
Konsep partikel itu berbeda dengan konsep benda tegar. Dalam gerak lurus dan gerak
parabola, misalnya, kita menganggap benda sebagai partikel, karena ketika bergerak, setiap
bagian benda itu memiliki kecepatan (maksudnya kecepatan linear) yang sama. Ketika
sebuah mobil bergerak, misalnya, bagian depan dan bagian belakang mobil mempunyai
kecepatan yang sama. Jadi kita bisa mengganggap mobil seperti partikel alias titik.
Ketika sebuah benda melakukan gerak rotasi, kecepatan linear setiap bagian benda
berbeda-beda. Bagian benda yang ada di dekat sumbu rotasi bergerak lebih pelan (kecepatan
linearnya kecil), sedangkan bagian benda yang ada di tepi bergerak lebih cepat (kecepatan
linear lebih besar). Jadi, kita tidak bisa menganggap benda sebagai partikel karena kecepatan
linear setiap bagian benda berbeda-beda ketika ia berotasi. Kecepatan sudut semua bagian
benda itu sama. Mengenai hal ini sudah dijelaskan dalam Kinematika Rotasi.
Jadi pada kesempatan ini, terlebih dahulu kita tinjau Momen Inersia sebuah partikel
yang melakukan gerak rotasi. Hal ini dimaksudkan untuk membantu kita memahami konsep
momen inersia. Setelah membahas Momen Inersia Partikel, kita akan berkenalan dengan
momen inersia benda tegar. Benda tegar adalah benda yang memiliki bentuk dan ukuran
yang beraneka ragam. Jadi untuk membantu kita memahami momen Inersia benda-benda
yang memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda itu, terlebih dahulu kita pahami Momen
Inersia partikel. Bagaimanapun, setiap benda itu bisa dianggap terdiri dari partikel-partikel.

Misalnya sebuah partikel bermassa m diberikan gaya F sehingga ia melakukan gerak


rotasi terhadap sumbu O. Partikel itu berjarak r dari sumbu rotasi. mula-mula partikel itu
diam (kecepatan = 0). Setelah diberikan gaya F, partikel itu bergerak dengan kecepatan linear
tertentu. Mula-mula partikel diam, lalu bergerak (mengalami perubahan kecepatan linear)
setelah diberikan gaya. Dalam hal ini benda mengalami percepatan tangensial. Percepatan
tagensial = percepatan linear partikel ketika berotasi.

Kita bisa menyatakan hubungan antara gaya (F), massa (m) dan percepatan tangensial
(at), dengan persamaan Hukum II Newton :

Karena partikel itu melakukan gerak rotasi, maka ia pasti mempunyai percepatan sudut.
Hubungan antara percepatan tangensial dengan percepatan sudut dinyatakan dengan
persamaan :

Sekarang kita masukan a tangensial kedalam persamaan di atas :


Kita kalikan ruas kiri dan ruas kanan dengan r :

mr2 adalah momen inersia partikel bermassa m, yang berotasi sejauh r dari sumbu
rotasi. Persamaan ini juga menyatakan hubungan antara torsi, momen inersia dan percepatan
sudut partikel yang melakukan gerak rotasi. Istilah kerennya, ini adalah persamaan Hukum II
Newton untuk partikel yang berotasi.
Jadi Momen Inersia partikel merupakan hasil kali antara massa partikel itu (m) dengan
kuadrat jarak tegak lurus dari sumbu rotasi ke partikel (r2). Untuk mudahnya, bandingkan
dengan gambar di atas.
Secara matematis, momen inersia partikel dirumuskan sebagai berikut :

2. Momen Inersia Benda Tegar


Benda tegar adalah sistem benda yang terdiri atas sistem benda titik yang jumlahnya
tak-hingga dan jika ada gaya yang bekerja, jarak antara titik-titik anggota sistem selalu tetap.
Secara umum, Momen Inersia setiap benda tegar bisa dinyatakan sebagai berikut :
Benda tegar bias kita anggap tersusun dari banyak partikel yang tersebar diseluruh
bagian benda itu. Setiap partikel-partikel itu punya massa dan tentu saja memiliki jarak r dari
sumbu rotasi. Jadi momen inersia dari setiap benda merupakan jumlah total momen inersia
setiap partikel yang menyusun benda itu.
Ini cuma persamaan umum saja. Bagaimanapun untuk menentukan Momen Inersia
suatu benda tegar, kita perlu meninjau benda tegar itu ketika ia berotasi. Walaupun bentuk
dan ukuran dua benda sama, tetapi jika kedua benda itu berotasi pada sumbu alias poros yang
berbeda, maka Momen Inersia-nya juga berbeda.
Sekarang coba kita lihat Momen Inersia beberapa benda tegar.

3. Momen Inersia Benda-Benda yang Bentuknya Beraturan


Selain bergantung pada sumbu rotasi, Momen Inersia (I) setiap partikel juga bergantung
pada massa (m) partikel itu dan kuadrat jarak (r2) partikel dari sumbu rotasi. Total massa
semua partikel yang menyusun benda = massa benda itu. Persoalannya, jarak setiap partikel
yang menyusun benda tegar berbeda-beda jika diukur dari sumbu rotasi. Ada partikel yang
berada di bagian tepi benda, ada partikel yang berada dekat sumbu rotasi, ada partikel yang
sembunyi di pojok bawah, ada yang terjepit di tengah . amati gambar di bawah,

Ini contoh sebuah benda tegar. Benda-benda tegar bisa dianggap tersusun dari partikel-
partikel. Pada gambar, partikel diwakili oleh titik berwarna hitam. Jarak setiap partikel ke
sumbu rotasi berbeda-beda. Ini cuma ilustrasi saja.
Lingkaran tipis dengan jari-jari R dan bermassa M (sumbu rotasi terletak pada pusat)
Lingkaran tipis ini mirip seperti cincin tapi cincin lebih tebal. Jadi semua partikel yang
menyusun lingkaran tipis berada pada jarak r dari sumbu rotasi. Momen inersia lingkaran
tipis ini sama dengan jumlah total momen inersia semua partikel yang tersebar diseluruh
bagian lingkaran tipis.
Momen Inersia lingkaran tipis yang berotasi seperti tampak pada gambar di atas, bisa
diturunkan sebagai berikut :

Perhatikan gambar di atas. Setiap partikel pada lingkaran tipis berada pada jarak r dari
sumbu rotasi. dengan demikian : r1 = r2 = r3 = r4 = r5 = r6 = R

I = MR2

Ada cara lain untuk menurunkan momen inersia benda tegar, selain menggunakan
kalkulus, yakni dengan bantuan teorema sumbu sejajar, teorema sumbu tegak lurus + sifat
simetri benda. Di bawah ini contoh momen inersia dari beberapa benda tegar.

a. Cincin tipis berjari-jari R, bermassa M dan lebar L (sumbu rotasi terletak di


tengah-tengah salah satu diameter)

b. Cincin tipis berjari-jari R, bermassa M dan lebar L (sumbu rotasi terletak pada
salah satu garis singgung)
c. Silinder berongga, dengan jari-jari dalam R2 dan jari-jari luar R1

d. Silinder padat dengan jari-jari R (sumbu rotasi terletak pada sumbu silinder)

e. Silinder padat dengan jari-jari R (sumbu rotasi terletak pada diameter pusat)

f. Bola pejal dengan jari-jari R (sumbu rotasi terletak pada salah satu diameter)

g. Kulit Bola dengan jari-jari R (sumbu rotasi terletak pada salah satu diameter)

h. Batang pejal yang panjangnya L (sumbu rotasi terletak pada pusat )


i. Batang pejal yang panjangnya L (sumbu rotasi terletak pada salah satu ujung)

j. Balokpejal yang panjangnya P danlebarnya L (sumbu rotasi terletak pada pusat;


tegak lurus permukaan)
BAB II

PROSEDUR KERJA

2.1 Alat dan Kegunaannya


1. Statip
2. Mistar
Kegunaannya : untuk mengukur panjang,lebar,dan tinggi pada suatu benda.
3. Benang
4. Neraca Digital
Kegunaannya : mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium.
5. Stopwatch
Kegunaannya : untuk mengukur waktu pada kecepatan tertentu
6. Benda Tegar
7. Kertas Milimeter

2.2 Cara Kerja


2.2.1 Mencari Pusat Massa Benda Tegar
Metode tidak langsung :
1. Lapisi satu sisi bidang benda tegar dengan kertas milimeter.
2. Gantungkan benda tergar pada salah satu poros (misal poros A ) pada statip.
3. Gantungkan benang dengan pemberat pada poros tersebut.
4. Tarik garis vertikal yang dibentuk oleh benang dengan pemberat dari poros
tersebut.
5. Ulangui untuk 2 poros yang berbeda ( misal B/C/D ).
6. Titik potong garis-garis yang terbentuk dari poros-poros tersebut
merupakan titik pusat massa benda.
7. Koordinat pusat massa ditentukan dengan cara mengambil salah satu titik
poros sebagai titik acuan (0,0).
8. Ulangi untuk benda-benda tegar yang lain.

Metode langsung :

1. Ukurlah panjang sisi-sisi benda tegar.


2. Tentukan titik potong garis berat benda tegar tersebut, kemudian tentukan
koordinatnya ditinjau dari titik asal yang telah ditentukan sebelumnya (0,0).
Titik tersebut merupakan pusat massa benda.

2.2.2 Mencari Momen Kelembaman


Metode ayunan :
1. Ditimbang massa benda
2. Gantungkan benda tegar pada salah satu poros ( misal A)
3. Beri simpangan kecil lalu lepaskan
4. Catatlah waktu yang diberikan untuk ayunan (ditentukan oleh asisten )
5. Ulangi langkah diatas untuk poros benda lainnya ( misal B/C/D )

Metode matematis :

Gunakan persamaan momen inersia yang sesui dengan bentuk benda tegar yang
digunakan dalam pratikum.

2.3 Skema Alat

1. Statip
2. Mistar

3. Benang

4. Stopwhatch

3. Neraca Digital
4. Benda Tegar

5. Kertas Milimeter
JAWABAN PERTANYAAN

1. Kesetimbangan mekanika : kesetimbangan akibat gaya atau tekanan dengan arah yang
berbeda dengan besaran sama.
2.
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C. 1989. Fisika Dasar Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta. Erlangga.

Jewett, J.R. 2008. Physich For Scientists and Engineers With Modern Physich. USA.
Thomson Learning, Inc.

Lubis, Riani. 2008. Fisika Dasar 1. Bandung. Unikom.

Anda mungkin juga menyukai