Anda di halaman 1dari 37

BAB V :

GERAK HARMONIK SEDERHANA


(GHS)
GERAK PERIODIK / OSILASI :
 Gerak periodik adalah gerak berulang/berosilasi melalui titik
setimbang dalam interval waktu tetap. Benda yang mengalami
gerak periodik selalu mempunyai posisi kesetimbangan yang
stabil.
 Contoh-Contoh Gerak Periodik:
1. Ayunan Pendulum Jam Kuno
2. Getaran dari kristal kuarsa jam tangan
3. Gerak maju-mundur pada piston mobil atau motor
4. Gerak naik turun pada Shock Absorber / Shock Berker.
5. Arus listrik pada rangkaian arus bolak-balik
24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
PENYEBAB OSILASI:
 PADA KONDISI 1 MAKA BENDA
DITEKAN DAN BERADA PADA
SEBELAH KIRI TITIK KESEIMBANGAN
SEHINGGA MEMILIKI GAYA PEGAS (F)
KEARAH KANAN DAN BENDA AKAN
BERGERAK MELEWATI TITIK
KESEIMBANGAN (O) DAN AKAN
KEMBALI PADA POSISI
KESEIMBANGAN.
SEHINGGA :
a =F/m
 PADA KONDISI 3 MAKA BENDA AKAN  PADA POSISI 2 MAKA BENDA
MEMILIKI GAYA PEGAS (F) KEARAH KIRI BERADA DALAM POSISI
DAN TIMBUL GAYA PEMULIH UNTUK KESEIMBANGAN DIMANA :
MENEMPATKAN BENDA PADA POSISI N = m.g
KESETIMBANGAN.

KETIKA BENDA BEROSILASI MAKA BENDA AKAN BERGERAK KEKANAN DAN KEKIRI
MELEWATI TITIK KESEIMBANGAN, JIKA TIDAK TERDAPAT GAYA GESEK DAN GAYA LAIN
UNTUK MENGHILANGKAN GAYA MEKANIK MAKA BENDA AKAN BEROSILASI SELAMANYA.
24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
OSILASI akan selalu terjadi jika gaya yang bekerja merupakan suatu gaya pemulih yang
cenderung mengembalikan sistem ke posisi kesetimbangan, tetapi benda tersebut
akan selalu bergerak melewati posisi keseimbangan tersebut.

ISTILAH YANG BERKENAAN DENGAN GERAK PERIODIK:

AMPLITUDO GERAK (A) adalah besarnya perpindahan maksimum dari titik


kesetimbangan, yaitu nilai maksimun dari perpindahan (jarak x) dan harganya adalah
selalu posistif.
Dikatakan satu siklus gerak jika benda Jika benda begerak dari A menuju ke –A dan
kembali ke A.

PERIODE (T) adalah merupakan waktu yang diperlukan benda bergerak selama satu
siklus gerak. Nilai Periode (T) adalah selalu positif. Satuan untuk mengukur Periode
adalah Sekon atau Sekon per Siklus.
FREKUENSI (f) adalah banyaknya siklus yang terjadi dalam suatu satuan waktu, dan
nilai frekuensi adalah selalu positif. Satuan untuk mengukur frekuensi adalah Hertz
(Hz).
Dimana : 1 Hertz = 1 Hz = 1 siklus/sekon = 1s-1
Satuan ini untuk menghormati fisikawan German “Heinrich Hertz” (1857-1894)
seorang pelopor dalam penyelidikan “GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK”.
24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
FREKUENSI SUDUT (ω) adalah perkalian antara 2π dikalikan dengan frekuensi (f).
Frekuensi sudut (ω) mewakili laju perubahan besaran sudut (tidak harus berhubungan
dengan gerak berputar) yang selalu diukur dengan radian, sehingga satuan dari
frekuensi sudut adalah Rad/Sekon. Karena f adalah siklus/sekon, kita dapat
menganggap bilangan 2π (1 lingkaran atau 3600) mempunyai satuan rad/siklus.

SIMPANGAN (x) adalah posisi benda relatif terhadap titik kesetimbangan.

ω = 2π.f ω = 2π / T ω = Omega

1 1
f = T =
T f Ingat gerak melingkar:
DIMANA :
ω = Frekuensi sudut (rad/s)
f = Frekuensi getaran (Hz)
T = Periode getaran (sekon)

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
CONTOH SOAL:
Suatu transduser ultrasonik (semacam pengeras suara) digunakan untuk diagnosis
medis dengan frekuensi 6,7 MHz = 6,7 x 106 Hz. Ditanyakan, berapa lama waktu yang
diperlukan untuk setiap osilasi (gerak periodik) dan berapa frekuensi sudutnya...???

Jawab:

T = 1/f ω = 2π.f
= 1/ 6,7 x 106 Hz = 2π. (6,7 x 106 Hz)
= 1,5 x 10-7 sekon = (2π rad/siklus ) x (6,7 x 106 siklus/sekon)
= 0,15 mikro sekon = 2 . 3,14 . 6,7 x 106
= 42,07 x 106 rad/sekon
= 4,207 x 107 rad/sekon

Catatan :
 Getaran yang sangat cepat bersesuaian dengan ( f ) dan ( w ) yang besar dan
( T ) yang kecil.
 Getaran yang lambat bersesuaian dengan ( f ) dan ( w ) yang kecil dan ( T )
yang besar.

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
A

Perioda :

Dimana :
x = Pergeseran partikel dari titik setimbangnya /simpangan
A = Amplitudo fasa
 = sudut fasa

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
GERAK HARMONIK SEDERHANA (GHS):

 GERAK HARMONIK SEDERHANA (GHS) adalah gerak periodik dengan


lintasan yang ditempuh selalu sama (tetap).
 GHS mempunyai persamaan gerak dalam bentuk sinusiodal dan
digunakan untuk menganalisis suatu gerak periodik tertentu
 Gerak harmonik sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu
 GHS Linier
misalnya : penghisap dalam silinder gas, gerak osilasi air raksa/air
dalam pipa U, gerak horisontal/vertikal dari pegas, dsb.

 GHS Angular
misalnya : gerak bandul/bandul fisis, osilasi ayunan torsi, dsb.

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
Contoh Gerak Harmonik:
1. Gerak harmonik pada bandul (Angular)

Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak


diberikan gaya, maka benda akan diam di titik
keseimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan
dilepaskan, maka beban akan bergerak ke B, C, lalu
kembali lagi ke A. Gerakan beban akan terjadi
berulang secara periodik, dengan kata lain beban
pada ayunan di atas melakukan gerak harmonik
sederhana..

2. Gerak harmonik pada pegas (linear)


Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana
tampak pada gambar. Ketika sebuah benda
dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka pegas
akan meregang (bertambah panjang) sejauh y.
Pegas akan mencapai titik kesetimbangan jika tidak
diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang).

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
 Jenis OSILASI yang paling sederhana terjadi pada pegas ideal dimana gaya
pemulih (F) berbanding lurus dengan perpindahan dari posisi kesetimbangan (x)
atau regangannya.
 Konstanta perbandingan antara F dan x adalah konstanta gaya k.
 Maka : pada sisi manapun benda tersebut berada dari posisi kesetimbangan
maka nilai F dan x selalu mempunyai tanda berlawanan.
 Gaya yang bekerja pada pegas ideal yang direnggangkan adalah F = k.x dimana,
komponen (x) dari gaya yang diberikan pegas kepada benda adalah negatif,
sehingga komponen (x) dari gaya (F) pada benda adalah:

F = -k.x
 Konstanta gaya (k) selalu bernilai positif dengan satuan adalah N/m atau Kg/s2.
 Ketika gaya pemulih berbanding lurus dengan perpindahan dari posisi
kesetimbangan, maka osilasi yang terjadi disebut Gerak Harmonik Sederhana
(Simple harmonic motion) atau GHS dengan rumus:

k Tanda minus berarti percepatan dan perpindahan


a = - .x selalu memiliki tanda berlawanan.
m
24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
Koordinat bayangan bola (P) sepanjang sumbu x berubah
terhadap waktu dengan berputarnya bola (Q) berlawanan arah
jarum jam dalam gerak memutar yang homogen. Kecepatan dan
percepatan titik (P) merupakan komponen-komponen arah x dari
RUMUS-RUMUS: vektor kecepatan dan vektor percepatan dari titik (Q).

x = A cos ϴ Dengan menggabungkan persamaan disamping, maka nilai


percepatan pada titik (P) adalah:

aQ = ω2A a = aQ . cos ϴ DIMANA:


x = simpangan
a = -ω.A cos ϴ A = Amplitudo
a = -ω2.x ω = Frekuensi sudut
ϴ = Sudut fasa
24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
Percepatan titik P berbanding lurus dengan perpindahannya (x) dan selalu memiliki
tanda berlawanan. Sebenarnya ini ciri dari GHS.

Jika kecepatan sudut (ω) dari titik acuan (Q) dihubungkan dengan konstanta gaya
(k) dan massa benda (m) maka rumusnya adalah:

ω2 = k/m f = ω /2π
f = 1/2 π.√k/m
ω = √k/m
T = 1/f
T = 2π / ω
T = 2π . √m/k
CATATAN:
 Suatu massa (m) lebih besar, maka Inersia (I) juga lebih besar pula sehingga
memiliki percepatan (a) lebih kecil dan bergerak lebih lama sehingga waktu yang
diperlukan lebih lama pula untuk menempuh 1 siklus sempurna.
 Periode (T) dan Frekuensi (f) dari GHS sepenuhnya ditentukan oleh massa
benda (m) dan konstanta gaya (k).
 Pada GHS Periode (T) dan Frekuensi (f) tidak tergantung Amplitudo (A).

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
Jawab:
CONTOH SOAL:  Jika x = 0,030 m, maka gaya yg diberikan
neraca pegas sebesar F = -6,0 N.
k = -F/x
= -6,0 N / 0,030 m
= 200 N/m
Pegas dipasang secara horizontal dengan
 Kita berikan m = 0,50 kg dan nilai k =
ujung kiri terkunci. Dengan mengaitkan
200 N/m = 200 kg/s2, sehingga:
neraca pegas pada ujung bebasnya dan
ω = √k/m
ditarik ke arah kanan dengan gaya
= √200 kg/s2 : 0,50 kg
sebesar 6 N dan menyebabkan
= √400
perpindahan sejauh 0,030 m. Kita
= 20 rad/s
lepakan neraca pegas dan menggantinyan
dengan benda m = 0,50 kg pada
 f = ω / 2π
ujungnya, kemudian menariknya sejauh
= 20 rad/s : 2π rad/siklus
0,020 m dan lepaskan dan liat pegas
= 3,20 siklus/s
melakukan gerakan osilasi dalam keadaan
= 3,20 Hz
GHS. Maka tentukan:
1. Cari konstanta gaya pegas (k) ..?
 Periode (T)
2. Cari Frekuensi sudut (ω)..?
Nilai (T) kebalikan dari (f) :
3. Cari Frekuensi (f)....?
T = 1/f
4. Cari Periode (T)...?
= 1/3,2 siklus/s
24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT = 0,31 s
PERPINDAHAN (x), KECEPATAN (v) DAN PERCEPATAN (a)
DALAM GHS:

PERPINDAHAN GHS (x) :

Sehingga perpindahan (x) adalah:

CATATAN:
Nilai fungsi cosinus selalu terletak pada -1 dan 1, sehingga pada persamaan tersebut
diatas memberikan gambaran bahwa nilai (x) selalu terletak antara –A dan A dan
nilai A adalah merupakan Aplitudo Gerak.

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
PERIODE GHS (T) :

Periode (T) adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu siklus osilasi
sempurna. Fungsi cosinus berulang jika besaran ( ωt + φ ) bertambah 2π radian,
jika kita mulai pada waktu t = 0 sehingga waktu Periode (T) untuk menyelesaikan
satu siklus adalah:

Konstanta φ dinamakan Sudut Fase yang mana konstanta ini memberitahu kita
pada titik apa dalam siklus , gerak berada pada t = 0.

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
KECEPATAN (v) DAN PERCEPATAN (a) GHS :

Kita akan mendapatkan Kecepatan (v) dan Percepatan (a) sebagai fungsi waktu
terhadap sebuah osilator harmonik dengan mengambil turunan dari persamaan :

Diturunkan menjadi :

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
SUDUT FASE (φ):
Jika kita berikan posisi awal x0 dan kecepatan awal v0 bagi benda yang berosilasi ,
maka kita dapat menentukan Ampitudo (A) dan sudut fase (φ), dengan menetapkan
v = v0 dan t = 0 maka dapat didapatkan persamaan:

Untuk mendapatkan nilai sudut fase (φ) :

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
AMPLITUDO (A):
AMPLITUDO dapat diketahui jika x0 dan v0 diketahui. Kita akan membuat uraian
ringkas penurunan rumusnya. Maka rumus diturunkan dari :
Kuadratkan persamaan :
Pers. 1

Bagi persamaan :

Dengan w, kuadratkan dan tambahkan ke kuadrat persamaan 1. Sisi kanannya akan


berupa A2 (sin2φ + cos2φ) yang sama dengan A2. dan hasil penurunannya adalah
rumus berikut:

CATATAN:
Jika benda mempunyai perpindahan awal x0 dan kecepatan awal v0 tidak sama dengan
0, maka amplitudo (A) tidak sama dengan perpindahan awal, hal tersebut berarti jika
kita jika memulai benda pada jarak x0 positif dan memberinya kecepatan v0 positif
maka benda akan berpindah lebih jauh dibanding x0 sebelum benda tersebut berputar
dan kembali lagi pada posisi semula.
24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
CONTOH SOAL:  Kita berikan m = 0,50 kg dan nilai k = 200
N/m = 200 kg/s2, sehingga:
ω = √k/m
= √200 kg/s2 : 0,50 kg
= √400
= 20 rad/s
Jika konstanta gayanya (k) = 200N/m, dan
pada pegas dikaitkan dengan benda  f = ω / 2π
bermassa m = 0,50 kg shingga benda = 20 rad/s : 2π rad/siklus
berpindah sejauh 0,015 dari titik awal = 3,20 siklus/s
dengan kecepatan awal v0 = 0,40 m/s. = 3,20 Hz
Maka:
 Periode (T)
1. Tentukan periode, amplitudo dan
Nilai (T) kebalikan dari (f) :
sudut fase gerak tersebut...???
T = 1/f
2. Tulis persamaan-persamaan untuk
= 1/3,2 siklus/s
perpindahan , kecepatan dan
= 0,31 s
percepatan sebagai fungsi dari
waktu...?  Dalam GHS periode tidak tidak
bergantung pada Amplitudo (A), periode
Jawab :
tergantung pada nilai (k) dan (m).

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
Sehingga :
Perpindahan pada setiap waktu digunakan
rumus:

A = √ (0,015 m )2 + (0,40 m/s)2


20 rad/s)2 x = 0,025 m . Cos ((20 rad/s)-(0,93 rad))
A = 0,025 meter = 0,025 . Cos 19,07
= 0,024 meter
Untuk mencari sudut fase (φ), maka
Kecepatan (v) :
digunakan persamaan.
v = -ω.A sin (ωt – φ)
= -0, 50 m . sin ((20 rad/s)-(0,93 rad))
= - 0,163 m/s
φ = arctan(0,40 m/s) / ((20 rad/s).(0,015 m) Percepatan (a) :
= arctan1,33333 a = -ω2.A cos (ωt – φ)
= -53,13o = -(202).0,025.cos (20-0,93)
= -0,93 rad = -(10 m/s2) Cos ((20 rad/s)-(0,93 rad))
= -(10).(0,945)
= - 9,45 m/s2

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
ENERGI PADA GHS:
Pada gerak harmonik sederhana (GHS) berlaku energi mekanik dimana energi
menaknik adalah gabungan antara energi potensial dan energi kinetik.

Energi Kinetik adalah

Energi Potensial adalah

Energi Mekanik Total adalah :

Hubungan energi Mekanik Total dengan Amplitudo (A):

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
Kita dapat menguji (E) dengan mengganti x dan v dengan menggunakan rumus
ω2 = k/m.

Untuk mencari kecepatan (v) : Tanda ± berarti bahwa nilai x yang telah diketahui,
benda bergerak dalam dua arah. Misalkan kondisi :

Maka:

Kecepatan Maksimum (vmaks):

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
CONTOH SOAL:
Dalam osilasi diketahui, k = 200N/m, m = 0,50 kg, dan massa yang berosilasi dilepaskan
dari posisi diam pada x = 0,020 m. Maka tentukan:
1. Kecepatan maksimum dan minimum....?
2. Percepatan Maksimum....?
3. Tentukan percepatan dan kecepatan ketika benda telah bergerak setengah jalan
menuju pusatnya dari posisi asalnya......?
4. Carilah energi Total, energi potensial dan energi kinetiknya....?
Jawab :
•Kecepatan (v) digunakan rumus:

Kecepatan maksimum terjadi jika benda bergerak menuju arah kanan melalui posisi
kesetimbangan, dimana x = 0.
V= = √(200N/m)/(0,50 kg) . (0,020m) = 0,40 m/s

Kecepatan minimum (yaitu, yang paling negatif) terjadi ketika benda bergerak
menuju ke arah kiri melalui x = 0 sehingga v.min = -0,04 m/s

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
•Nilai Percepatan (a) :

Percepatan maksimum (paling positif) terjadi pada nilai x paling negatif, yaitu x = -A
karena:
a = -k/m . (-A)
= -((200 N/m)/(0,50 kg)). (-0,020 m)
= 8,0 m/s2
Percepatan minimum (paling negatif) adalah -8,0 m/s2, terjadi pada saat:
x = +A =+0,020 m.

• pada suatu titik setengah jalan menuju pusat dari posisi awal adalah x = A/2 = 0,010
meter.
v = -√(200 N/m)/(0,50 Kg) . √(0,020 m)2 – (0,010 m)2
= -0,35 m/s
Kita memilih akar negatif karena benda bergerak dari x = A menuju x = 0.
a = (200 N/m ) / (0,50 kg) . (0,010 m)
= -4,0 m/s2

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
Pada titik ini kecepatan dan percepatan memiliki tanda yang sama, sehingga lajunya
meningkat.

 Energi total memiliki nilai yang


sama pada semua titik selama
gerak terjadi:

E = ½.k.A2
= ½.(200 N/m).(0,020 m)2
= 0,040 Joule

 Besarnya Energi Potensial adalah:

U = ½.k.x2
= ½. (200 N/m).(0,010 m)2
= 0,010 Joule

 Besarnya Energi Kinetik adalah:


K = ½.m.v2
= ½. (0,50 kg) . (-0,35 m/s)2
= 0,030 Joule

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
GERAK HARMONIK SEDERHANA VERTIKAL :
KETERANGAN GAMBAR:
(a). Sebuah pegas yang menggantung
(b). Sebuah benda yang digantungkan pada
pegas dalam kesetimbangan ketika gaya
pegas ke atas memiliki besar yang sama
dengan berat benda.
(c). Jika benda dipindahkan dari posisi
kesetimbangan, maka gaya pemulihnya
sebanding dengan koordinat yang terukur
dari posisi kesetimbangan.

Dimana :
k.Δl = m.g k = konstanta gaya pegas
F total = k. (Δl – x ) + (-m.g) Δl = Regangan / pertambahan panjang
F total = -k.x x = posisi benda dari titik
kesetimbangan.
m = massa benda
g = grafitasi bumi
F.t = Gaya total
24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
CONTOH SOAL:
Shock Absorber sebuah mobil dengan massa 1000 kg dimuatin seorang dengan berat 980
Newton dan naik ke atas mobil tersebut secara perlahan-lahan dan mobil tersebut turun
sejauh 2,8 cm. Jika mobil tersebut dengan orang didalamnya melewati gundukan atau
lubang, maka shock tersebut mulai berosilasi naik turun dan mengalami GHS. Jika mobil
dan orang tersebut sebagai suatu benda tunggal pada pegas tunggal maka carilah periode
dan frekuansi osilasi tersebut:
Massa orang adalah :
Jawab : m = w/g
Ketika gaya meningkat sebesar 980 N, pegas = (980 N) / (9,8 m/s2) = 100 kg
menekan sebanyak 0,028 m, dan koordinat x Massa total yang berosilasi adalah ;
dari mobil tersebut berubah sebesar -0,028 m = 1000 + 100 = 1100 kg
m, Sehingga:
T = 2π.√m/k
K = -F/x
= 2π. √(1100 kg) / (3,5 x 104 kg/s2)
= - (980 N) / (-0,028 m)
= 1,11 s
= 3,5 x 104 N/m
= 3,5 x 104 kg/s2
f = 1/T
= 1/1,11 = 0,90 Hz

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
GERAK HARMONIK SUDUT :
Keterangan Gambar:
Roda keseimbangan dari suatu jam mekanik.
Pegas memberikan suatu torsi pemulih yang
sebanding dengan perpindahan sudut dari posisi
kesetimbangan. Sehingga gerak ini dinamakan
Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Sudut.

RUMUS-RUMUS :

DIMANA:
τ = Torsi pemulih
φ = Sudut dari posisi kesetimbangan
κ = konstanta torsi
Θ = Amplitudo Sudut
I = Momen Inersia pd sumbu putar

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
PENDULUM SEDERHANA (BANDUL) :
Pendulum sederhana (simple pendulum) adalah merupakan bentuk yang terdiri dari
massa titik yang ditahan oleh suatu benang kaku tak bermassa. Jika massa titik
tersebut ditarik ke salah satu sisi dari posisi kesetimbangannya dan dilepas maka
massa tersebut akan berosilasi disekitar posisi kesetimbangannya.

Rumus – rumus:

ω=

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
CONTOH SOAL:

Carilah periode dan frekuensi dari pendulum sederhana dengan panjang 2 meter
pada lokasi dimana g = 9,8 m/s2.

Jawab :
Kesimpulan:
Semakin panjang tali pendulum maka Periode
T= semakin besar.

f = 1/T
= 2π . √ (2 m) / 9,8m/s2 = 1 /2,837
= (2) . (3,14).(0,4517) = 0,352 Hz
= 2,837 s
Frekuensi p = 1 m
Misalkan panjang
f = 1/T
pendulum adalah 1 m:
= 1 /2,009
= 2π . √ (1 m) / 9,8 m/s2 = 0,4977 Hz
= (2) . (3,14).(0,320) Kesimpulan:
= 2,009 s Semakin panjang tali pendulum maka
Frekuensi semakin kecil / jarang.
24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
PENDULUM FISIK:
Bandul fisis memperhitung momen inersia yaitu
kecenderungan benda tegar melakukan gerak
rotasi pada bidangnya sendiri tampa melibatkan
tali sebagai ikatannya.

Contoh disamping ada sebuah benda tdk beraturan


dipasak sedemikian rupa sehingga benda tersebut
dapat bergerak pada sekitar titik kesetimbangan (O),
pada posisi kesetimbangan maka pusat gravitasi
berada tepat dibawah pasak, jika benda dipindah
pada posisi kesetimbangan dengan sudut (ϴ), maka
jarak O sampai pusat gravitasi adalah (d), momen
inersia diseputar sumbu putar melalui (O) adalah (I)
dan massa totalnya adalah (m). Jika benda
dipindahkan seperti gambar maka berat (m.g)
Gambar : dinamika sebuah pendulum
fisik. menyebabkan terjadinya torsi pemulih (τ).
(τ) = TAU

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
RUMUS-RUMUS PENDULUM FISIK :

Rumus torsi pemulih:

Rumus Frekuensi sudut:

Rumus Periode Gerak (T) :

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
OSILASI TEREDAM:
 Secara umum gerak osilasi sebenarnya teredam, energi mekanik terdisipasi
(berkurang) karena adanya gaya gesek maka jika dibiarkan maka osilasi akan
berhenti artinya GHS-nya teredam.
 Gaya gesekan biasanya dinyatakan sebagai F = -b.v arah berlawanan dan b
adalah konstanta menyatakan besarnya redaman,v = kecepatan benda.
Contoh Aplikasi Osilasi teredam adalah:
1. Peredam kejut (shock absorber)
2. Gesekan mesin piston yang dilumasi dengan olie, dll
Osilasi teredam adalah pengurangan amplitudo gerak yang disebabkan oleh gaya-
gaya yang hilang akibat melemahnya suatu sistem.
Contoh :
Jam pendulum mekanik akan terus menerus berjalan karena adanya energi
potensial yang disimpan dalam pegas atau sistem beban penggantung
menggantikan hilangnya energi mekanik akibat gesekan pada poros dan roda gigi.
Tetapi lama kelamaan pegas akan melemah atau beban mencapai titik paling
rendah dari perjalannya, tidak ada energi yang tersedia dan amplitudo ayunan
pendulum berkurang dan akhirnya jam tersebut akan mati.

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
RUMUS-RUMUS OSILASI TEREDAM:

Kondisi redaman sedikit:


Redaman Terlalu Rendah (under damping) jika nilai (b) kurang dari nilai kritis

b <

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
Redaman kritis (critical damping) jika benda tidak lagi melakukan osilasi dan sistem
kembali pada posisi kesetimbangan.

Redaman Berlebih (over damping) jika benda tidak lagi melakukan osilasi dan sistem
kembali pada posisi kesetimbangan lebih lambat daripada yang terjadi pada kondisi
redaman kritis.

b >

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
Aplikasi Osilasi terendam:

24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT
24/11/2015 bY : TUKIMUN,ST.,MT

Anda mungkin juga menyukai