Sederhana
3236167907
Tujuan Pembelajaran
Periode (T) adalah waktu yang dibuthkan untuk satu siklus lengkap. Dan frekuensi (f) adalah jumlah siklus lengkap per
detik. Frekuensi biasanya dinyatakan dalam hertz (Hz), dimana 1 Hz = 1 siklus per detik. Hubungan antara frekuensi
dan periode adalah sebagai berikut :
………………………………………. (1)
Frekuensi sudut (anguler frequency) adalah besaran laju perubahan besaran sudut yang selalu diukur dalam radian
sehingga satuannya rad/sekon. Karena f da;am siklus/sekon maka bilangan 2π mempunyai satuan rad/siklus.
………………………….. (2)
Jenis osilasi yang paling sederhana terjadi jika gaya pemulih F berbanding lurus dengan perpindahan dari posisi
kesetimbangan x. Ini terjadi jika pegas ideal yang memenuhi hokum hooke. Konstanta perbandingan antara F dan x
adalah konstanta gaya k. Pada sisi manapun dari posisi kesetimbangan, F dan x selalu mempunyai tanda berlawanan.
Gaya yang bekerja pada pegas ideal yang direnggangkan sebagai F = k.x. Komponen x dari gaya yang diberikan oleh
pegas pada benda adalah negatifnya, sehingga komponen x dari gaya F pada benda adalah
Persamaan ini memberikan besar dan tanda dari gaya, entah x positif, negative ataupun nol. Konstanta gaya k selalu
positif dan memiliki satuan N/m (atau kg/s2 ). Kita menganggap tidak ada gesekan, sehingga persamaan memberikan
gaya total pada benda.
Ketika gaya pemulih berbanding lurus dengan perpindahan dari posisi kesetimbangan, osilasi yang terjadi disebut
gerak gaya harmonis sederhana (simple harmonic motion, SHM), disingkat GHS. Percepatan a = d2x/dt2 = F/m dari
suatu benda dalam GHS diberikan oleh
Tanda minus, berarti percepatan dan perpindahan selalu memiliki tanda berlawanan. Percepatan ini tidak kostan. Suatu
benda yang mengalami gerak harmonic sederhana disebut sebuah osilator harmonik (harmonic oscillator).
Tidak semua gerak periodik merupakan gerak harmonik sederhana; dalam gerak periodik yang umum, gaya pemulih
tergantung pada pada perpindahan yang lebih komplek. Akan tetapi dalam banyak sistem , gaya pemulih kira—kira
sebanding dengan perpindahan jika perpindahannya cukup keci. Artinya jika amplitudonya cukup kecil osilasi sistem
yang demikian akan mendekati gerak harmonik sederhana .
Simbol ω yang sama dengan laju sudut dan frekuensi sudut yang berosilasi. Alasannya adalah bahwa be-
saran—besaran sama ini sama. Dalam waktu yang sama karena T menjadi periode isolasi. Selama waktu T
bergerak 2π radian, sehingga laju sudutnya ω = 2π/T. untuk frekuensi sudut gerak harmonis sederhana bagi
benda dengan massa m, yang padanya bekerja gaya pemulih dengan konstanta gaya k :
Menunjuka bahwa periode dan frekuensi dari gerak harmonis sederhana sepenuhya ditentukan oleh massa
dan konstanta k. Pada gerak harmonis sederhana periode dan frekuensi tidak bergantung pada amplitude A.
Untuk nilai m dan k tertentu, waktu yang diperlukan untuk satu osilasi sempurnaadalah sama entah amplitu-
donya kecil maupun besar . A yang lebih besar berarti bahwa massa mencapai nilai—nilai x yang lebih be-
sar dan mengalami gaya pemulih juga yang lebih besar. Ini meningkatkan laju rata—rata benda benda sela-
ma satu siklus sempurna, ini berlaku sebagai pengimbang bagi benda yang berjalan pada jarak yang lebih
besar, sehingga sebetulnya terjadi waktu total yang sama.
Percepatan gravitasi bumi adalah percepatan yang dialami oleh benda karena beratnya sendiri.Berat
benda adalah gaya tarik bumi pada benda tersebut.Gaya ini disebut dengan gaya gravitasi yaitu gaya tarik
menarik antara dua buah massa atau lebih. Bandul matematis adalah suatu titik benda digantungkan pada
suatu titik tetap dengan tali.Jika ayunan menyimpang sebesar sudut ϴ terhadap garis vertical maka gaya
yang mengembalikan:
F = - m g sin ϴ
Untuk ϴ dalam radial yaitu ϴ kecil maka sin ϴ = ϴ = s/l dimana s = busur lintasan bola dan l = panjang tali,
sehingga :
Jika tidak ada gaya gesekan dan gaya puntiran maka persamaan gaya adalah :
Keterangan: -g = gravitasi
-T2 = periode
Energi mekanika total E juga berpasangan langsung dengan amplitude A dari gerak. JIka benda mencapai
titik x = A, yaitu perpindahan maksimum dari titik kesetimbangan, benda tersebut berhenti sesaat kemudian
kembali menuju kesetimbangannya. Yaitu ketika x = A (atau –A), v = 0. Pada titik ini energy seluruhnya ada-
lah energy potensial, dan E = 1/2 k.A2 , karena E kontan besaran ini sama dengan E pada titik yang lain.
Dengan menggabungkan, kita mendapatkan
Ingat bahwa sin2ϴ + cos2ϴ = 1, karena pernyataan kita untuk perpindahan dan kecepatan dalam gerak har-
monis sederhana konsisten dengan hokum kekekalan energy sebagaimana seharusnya. Untuk mendapat-
kan kecepatan v pada perpindahan x adalah
Tanda + berarti bahwa nilai x yang telah diketahui benda dapat bergerak dalam kedua arah. Misalkan, ketika
x = + A/2
Sehingga untuk menunjukanbahwa kecepatan maksimum vmax terjadi pada x = . Dan k = m.ω2 kita
mendapatkan bahwa
v berosilasi antara ωA dan -ωA.
Bila peredaman diperhitungkan, berarti gaya peredam juga berlaku pada massa selain gaya yang
disebabkan oleh peregangan pegas. Bila bergerak dalam fluida benda akan mendapatkan peredaman
karena kekentalan fluida. Gaya akibat kekentalan ini sebanding dengan kecepatan benda. Konstanta akibat
kekentalan (viskositas) c ini dinamakan koefisien peredam, dengan satuan N s/m (SI)
Dengan menjumlahkan semua gaya yang berlaku pada benda kita mendapatkan persamaan
Untuk mengkarakterisasi jumlah peredaman dalam sistem digunakan nisbah yang dinamakan nisbah
redaman. Nisbah ini adalah perbandingan antara peredaman sebenarnya terhadap jumlah peredaman yang
diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis. Rumus untuk nisbah redaman (ζ) adalah
Sebagai contoh struktur logam akan memiliki nisbah redaman lebih kecil dari 0,05, sedangkan suspensi
otomotif akan berada pada selang 0,2-0,3.
Solusi sistem kurang redam pada model massa-pegas-peredam adala
Nilai X, amplitudo awal, dan φ, ingsutan fase, ditentukan oleh panjang regangan pegas.
Dari solusi tersebut perlu diperhatikan dua hal: faktor eksponensial dan fungsi cosinus. Faktor eksponensial
menentukan seberapa cepat sistem teredam: semakin besar nisbah redaman, semakin cepat sistem teredam
ke titik nol. Fungsi kosinus melambangkan osilasi sistem, namun frekuensi osilasi berbeda daripada kasus
tidak teredam.
Frekuensi dalam hal ini disebut "frekuensi alamiah teredam", fd, dan terhubung dengan frekuensi alamiah
takredam lewat rumus berikut.
Frekuensi alamiah teredam lebih kecil daripada frekuensi alamiah takredam, namun untuk banyak kasus
praktis nisbah redaman relatif kecil, dan karenanya perbedaan tersebut dapat diabaikan. Karena itu deskripsi
teredam dan takredam kerap kali tidak disebutkan ketika menyatakan frekuensi alamiah.
Tipler, P. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 2.
Jakarta : Erlangga