JURUSAN FISIKA
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tong setan (Wall of Death) merupakan istilah untuk salah satu wahana permainan yang
dapat dinikmati di pasar malam. Wall of death merupakan suatu atraksi mengendarai
sepeda motor yang berputar mengelilingi sebuah tong silinder berukuran besar
menggunakan motor bahkan mobil. Uniknya, pengendara sepeda motor tersebut tidak
terjatuh meski posisinya tegak lurus terhadap gravitasi bumi. Hal ini lah yang menjadi salah
satu pemikat para penonton yang membuat mereka penasaran. Sebagian orang awam
mengatakan bahwa peristiwa ini dianggap bagian dari sulap. Padahal secara ilmiah,
terjadinya peristiwa ini dapat dijelaskan dengan beberapa konsep fisika
Berdasarkan uraian di atas, seorang pemain tong setan juga harus memperhatikan
kecepatan saat melintasi tong silinder agar tidak mengalami kecelakaan. Salah satu konsep
fisika yang menarik penulis adalah konsep gerak melingkar saat melintasi tong silinder
dalam permainan tong setan.
Fenomena tersebut menarik untuk dikaji dan dijelaskan secara fisika dan dimodelkan
untuk meluruskan pendapat-pendapat tersebut. Pemodelan gerak benda ini dilakukan
dengan menggunakan aplikasi Wall of Death Bike Stuns pro. Pada penelitian ini
(Bagaimana Keberlakuan Hukum Dinamika Newton Pada Tong Setan) sebuah motor
diasumsikan sebagai sebuah benda titik, bergerak dengan kecepatan sudut ꞷmin bergerak
mengelilingi dinding silinder. Untuk bergerak stabil dan tidak terjatuh, benda titik harus
melewati kecepatan sudut ꞷmin .
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep gaya yang bekerja pada permainan tong setan?
2. Bagaimana penerapan gaya sentipetal pada permainan tong setan?
3. Berapa kecepatan minimum yang digunakan dalam permainan tong setan agar pemain
tetap seimbang?
C. Kajian Teori
Gerak adalah perubahan posisi pada suatu kerangka acuan. Pada umunya kita bebas
memilih kerangka acuan, namun untuk memudahkan untuk menganalisa sebaiknya kita
memilih kerangka acuan yang sederhana. Salah satu kerangka acuan yang dapat dipilih
yaitu koordinat kartesian. Pada koordinat ini (koordinat kartesian), posisi suatu benda
dinyatakan sebagai satu titik koordinat, dan perubahan posisi benda adalah perubahan
koordinatnya (Mulyanto).
Dinamika gerak merupakan bagian dari ilmu fisika yang berfokus pada gerak sustu
benda dengan memperdulikan penyebab geraknya. Penyebab gerak benda adalah gaya, dan
besaran gaya ini terangkum dalam suatu konsep yang memenuhi Hukum Newton. Hukum
Newton terdiri dari tiga buah hukum fundamental. Ketiga hukum ini sampai saat ini yang
dapat menjelaskan fenomena pada sistem gerak benda non relativistik. Persoalan dinamika
dan kinematika gerak umumnya merupakan gerbang awal dari persoalan fisika yang
dipelajari di sekolah (Alpi, 2019).
Hukum pertama Newton tentang gerak yaitu setiap benda akan terus berada dalam
keadaan diam, atau terus bergerak lurus dengan kecepatan seragam, selama tidak ada
gaya yang bekerja padanya. Pada Hukum II Newton tentang gerak yaitu percepatan suatu
benda berbanding lurus dan berbanding terbalik dengan massanya, sedangkan untuk arah
percepatannya yaitu searah gaya yang bekerja pada benda. Adapun Hukum III Newton
tentang gerak yaitu bila sebuah benda memberi gaya pada benda kedua, benda kedua ini
akan memberikan gaya yang besarnya sama namun arahnya berlawanan (Giancoli, 2014).
Gerak melingkar beraturan yaitu sebuah gerak yang lintasannya membentuk suatu
lingkaran. Kelajuan dari gerak melingkar beraturan konstan dan dengan arah kecepatan
terus berubah namun benda akan tetap bergerak mengeliling suatu lingkaran tersebut.
Benda akan tetap terus melakukan gerak melingkar beraturan dikarenakan adanya
percepatan sentripetal, yang mana gaya ini selalu menarik benda kearah pusat lingkaran.
Ciri-ciri dari gerak melingkar beraturan ini yaitu lintasannya berupa lingkaran, kecepatan
dan percepatan konstan, mempunyai gaya sentripetal yang berfungsi mempertahankan
agar gerakan tetap pada lintasannya. Gaya sentripetal ini merupakan gaya yang menarik
benda yang sedang gerak melingkar kearah pusat lingkaran (Putri, 2019).
Gaya sentrifugal adalah gaya yang segaris dengan gaya sentripetal tetapi arahnya
berlawanan atau menjauhi pusat lingkaran. Misalkan pada kasus beriku: sebuah benda
berbentuk balok diputar vertical dengan tali. Pada posisi di atas, gaya yang bekerja pada
balok tersebut adalah tegangan tali T dan berak balok w yang arahnya sama-sama menuju
pusat lingkaran, sehingga gaya sentripetalnya adalah Fs = T + w. Pada posisi di bawah,
gaya yang menuju kepusat adalah tegangan tali T dan berat balok w (arah menjauhi
pusat) jadi gaya sentrifugalnya yaitu Fs = T – w (Shofiah, 2020).
Dalam gerak melingkar beraturan, lintasan yang berupa lingkaran yang
mengelilingi busur lingkaran dengan satu titik dan dapat membentuk sebuah sudut. Untuk
menempuh satu putaran tiap satuan waktu disebut kecepatan sudut.. Persamaan dari
kecepatan anguler dapat dinyatakan sebagai berikut:
𝜔 = 2𝜋 atau 𝜔 = 2𝜋 𝑓
𝑅
Dengan:
𝜔 = kecepatan anguler (rad/s)
T = periode (s)
f = frekuensi (Hz) (Putri, 2019)
Sebuah motor dapat bergerak melingkar disuatu bidang yang berbentuk tabung
tanpa terjatuh bila sepeda motor tersebut mempunyai kelajuan tetap dan teratur. Selain itu
adapun gaya yang bekerja pada sepeda motor agar tidak terjatuh adalah gaya berat, gaya
normal, dan gaya sentfiugal yang arah gaya sentrifugal selalu menjauhi pusat lingkaran
dan berfungsih mengimbangi gaya sentripetal yang arahnya ke pusat lingkaran sehingga
benda yang melakukan gerak melingkar berada dalam keadaan setimbang gaya
sentripetal. Dimana gaya sentipetal ini berfugsi untuk mempertahankan benda agar tetap
berada dalam lintasan lingkaran tersebut agar tidak terjatuh (Dare, 2021).
Kecepatan linier merupakan panjang lintasan yang berbentuk lingkaran yang
ditempuh dalam selang waktu tertentu. Jarak tempuh dari gerak melingkar beraturan
berupa busur lingkaran. Satu putaran penuh benda menempuh lintasan linier sebanyak
satu keliling lingkaran dengan jarak kepusat lingkaran sama dengan jari-jari r. Jarak
linear yang ditempuh dihubungkan dengan perubahan kecepatan sudut. Persamaan dari
kecepatan linear dapat dilihat sebagai berikut :
𝑣=2 𝜋𝑟
∑ 𝐹x = 𝑚 𝑣2
𝑅
𝑣2
N=𝑚
𝑅
Pada sumbu y
∑ 𝐹z = maz
W – fx = maz
mg – 𝜇z N = maz
az = 𝑚𝑔−𝜇g 𝑁
𝑚
az = 𝑚𝑔−(𝜇g 𝑚𝑣2/ 𝑅 )
𝑚
az = g - 𝜇g 𝑣²
𝑅
az = g – 𝜇g 𝜔² R
∑F = 𝑀 𝑉2
Pada kasus ini gaya sentripetal yang bekerja hanya gaya normal N sehingga:
N = 𝑀𝑉2
𝑅
𝜔 = √𝜇𝑔𝑠 𝑅
Dimana 𝜔 adalah kecepatan sudut minimal yang harus dilewati benda titik agar tetap
pada lintasan (agar tidak terjatuh), g adalah percepatan gravitasi dan 𝜇𝑠 adalah koefisien gesek
dinding tong dan R adalah jari-jari silinder. Semakin besar kelajuan sepeda motor maka gaya
sentripetalnya akan semakin besar dan tentunya gaya gesek yang dihasilkan akan bertambah
juga. Ini sangat penting karena jika gaya berat lebih besar daripada gaya gesek, maka sepeda
motor akan meluncur ke bawah dan pengendara akan jatu. Agar sepeda motor tetap melaju
dilintasannya, harus ada kelajuan minimum dari sepeda motor.
Karena kelajuan ini akan menghasilkan gaya setripetal dan seperti yang kita ketahui gaya
sentripetal ini sama dengan gaya normal yang mengarah ke pusat lingkaran juga. Gaya normal
ini akan mengakibatkan timbulnya gaya gesek antara ban dan dinding tong. Semakin besar
kelajuan sepeda motor maka gaya sentripetalnya makin besar dan tentunya gaya gesek yang
dihasilkan akan bertambah juga. Yang paling penting jika gaya berat lebih besar dari pada
gaya gesek, maka sepeda motor akan meluncur ke bawah dan pengendara akan jatuh.
Fs = N
𝑚 𝑣² = 𝑚𝑔
𝑅 𝜇ₛ
𝑣 ² = 𝑔
𝑅 𝜇ₛ
v² = 𝑔𝑅
𝜇ₛ
Dengan :
v = Kelajuan minimum
R = jari-jari tikungan yang berbentuk lingkaran
g = percepatan gravitasi
𝜇s = gesekan statis
Jadi, dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa agar sepeda motor tidak jatuh maka jika
besar jari-jari atau diameter tabung maka kecepatan minimum yang diperlukan juga semakin
besar. Gaya sentripetal adalah gaya yang membuat benda untuk bergerak melingkar. Gaya ini
bukan merupakan gaya fisis, atau gaya dalam arti sebenarnya, melainkan hanya suatu
penamaan atau penggolongan jenis-jenis gaya yang berfungsi membuat benda bergerak
melingkar. Gaya sentripetal adalah gaya yang membuat benda untuk bergerak melingkar. Gaya
ini bukan merupakan gaya fisis, atau gaya dalam arti sebenarnya, melainkan hanya suatu
penamaan atau penggolongan jenis-jenis gaya yang berfungsi membuat benda bergerak
melingkar. Gaya sentripetal adalah gaya yang membuat benda untuk bergerak melingkar. Gaya
ini bukan merupakan gaya fisis, atau gaya dalam arti sebenarnya, melainkan hanya suatu
penamaan atau penggolongan jenis-jenis gaya yang berfungsi membuat benda bergerak
melingkar. Gaya sentripetal adalah gaya yang membuat benda untuk bergerak melingkar. Gaya
ini bukan merupakan gaya fisis, atau gaya dalam arti sebenarnya, melainkan hanya suatu
penamaan atau penggolongan jenis-jenis gaya yang berfungsi membuat benda bergerak
melingkar. Gaya sentripetal adalah gaya yang membuat benda untuk bergerak melingkar. Gaya
ini bukan merupakan gaya fisis, atau gaa dalam arti sebenarnya, melainkan hanya suatu
penamaan atau penggolongan jenis-jenis gaya yang berfungsi membuat.
KESIMPULAN
1. Benda yang bergerak pada bidang vertikal akan bergerak stabil bila benda tersebut
memiliki kecepatan sudut yang lebih besar dibandingkan dengan kecepatan minimum
yang dimilikinya. Kecepatan minimum benda ini dipengaruhi oleh jari-jari tong yang
dilewatinya. Tetapi jika benda tersebut memiliki kecepatan sudut kurang dari kecepatan
minimumnya, maka benda akan jatuh. Maka dapat disimpulkan waktu benda saat dibuat
mulai turun mempengaruhi ketinggian dan kecepatan sudut yang dibuat oleh benda itu
sendiri. Semakin cepat waktu benda tersebut turun maka semakin besar selisih ketinggian
yang akan dihasilkan, begitu juga sebaliknya.
2. Penerapan gaya sentripetal pada tong setan yaitu dapat kita ketahui agar sepeda motor
tetap melaju di lintasannya, harus ada kelajuan minimum dari sepeda motor. Kelajuan ini
akan menghasilkan gaya sentripetal. Arah horizontal gaya yang bekerja adalah gaya
sentripetal dimana gaya sentripetal ini sama dengan gaya normal yang mengarah ke pusat
lingkaran.
3. Pada saat atraksi tong setan pengendara akan menghasilkan kelajuan. Kelajuan ini akan
menghasilkan gaya sentripetal. Gaya ini mengakibatkan timbulnya gaya gesek antara ban
dan dinding tong. Semakin besar kelajuan sepeda motor maka gaya sentripetalnya
semakin besar dan tentunya gaya geseknyapun bertambah. Jika gaya berat lebih besar
dari gaya gesek maka sepeda motor akan meluncur kebawah dan pengendara akan jatuh.
DAFTAR PUSTAKA
Dare, Antoni Pieter Mouritz. (2021). Pembelajaran Fisika Dengan Memanfaatkan Video Tentang
Atraksi Tong Setan. Jurnal Penelitian.
Giancoli, D. C. (2014). Fisika prinsip dan aplikasi. jakarta : Erlangga.
Mulyatno. (2019). Fisika Umum 1. Jakarta : Universitas Terbuka.
Nugraha, Alpi Mahisna. (2019). Graphic User Interface (GUI) Untuk Materi Dinamika Gerak
Sistem Katrol Berbasis Matlab. Journal Of Physics Education. vol. 1 no. 2.
Putri, Cici, Asrizal. (2019). Pengembangan Tool Pemodelan Gerak Melingkar Beraturan Dengan
Pengontrolan Laju Motor DC Berbantukan Analisis Video Tracker. Vol. 12.
Shofiah, Noly, Fitria Eka Wulandari. (2020). Gerak dan Perubahan. Jawa Timur : Umsida Press
LAMPIRAN