Anda di halaman 1dari 61

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum kimia dasar yang berjudul “Pembuatan


Larutan” disusun oleh :
Nama : Nur Idul Fitri Dahlan
NIM : 200105501016
Kelas/Kelompok : Pendidikan Kimia B/ III (Tiga)
Setelah diperiksa dan dikonsultasikan oleh asisten dan koordinator asisten, maka
laporan ini dinyatakan telah diterima.

Makassar, November 2020


Koordinator Asisten Asisten

Maipha Deapati Arief Maipha Deapati Arief


NIM: 1713442007 NIM: 1713442007

Diketahui Oleh,

Dosen Penanggung Jawab

Munawwarah,S.Pd.,M.Pd.

NIP.19930531 2019 03 2019


A. JUDUL PERCOBAAN

Pembuatan Larutan

B. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mempelajari pembuatan larutan dengan kemolaran tertentu zat terlarut dari


kristalnya.
2. Mempelajari pembuatan larutan dengan kemolaran tertentu zat terlarut dari
larutan yang lebih besar konsetrasinya.

C. LANDASAN TEORI

Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat
dalam komposisi yang bervariasi ( Bambang Supriadi:2017:147). Campran zat-zat
terlarut dan pelarut yang komposisinya merata atau serba sama (homogen) disebut
larutan. Suatu larutan dapat terdiri dari satu zat terlarut atau lebih dan satu macam
pelarut, tetapi umumnya terdiri dari satu jenis zat terlarutt dan satu pelarut
(Rusman:2018:1). Larutan adalah campuran dua macam zat atau lebih membentuk
satu fase atau campuran homogen (Yayan Sunarya:2016:1). Campuran homogen
antara dua zat atau lebih deikenal sebagai larutan. Suatu campuran dikatakan
homogen karena susunannya seragam sehingga tidak teramati adanya bagian –
bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optik (Damin
Sumardjo:2008:489). Sedangkan menurut Chang:2005, larutan adalah campuran
yang homogen dari dua atau lebih zat.

Zat-zat yang dilarutkan dapat memiliki sifat-sifat yang sama atau berbeda
dengan sifat-sifat zat sebelum dicampurkan. Contoh, NaCl adalah zat padat ionik
yang jika dilarutkan dalam pelarut air akan meimiliki sifat yang tidak berbeda
dengan sebelumya, yakni larutan ionik. Akan tetapi, jika HCl yang merupakan
senyawa kovalen polar dilarutkan dalam air, sifat kovalennya hilang yang
kemudian berubah menjadi sifat ionik (Yayan Sunarya:2016).
Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh susunan komposisinya.
Untuk menyatakan komposisi larutan tersebut maka digunakan istilah konsentrasi
larutan yang menunjukkan perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut
( Bambang Supriadi:2017:147). Zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat
terlarut, sedangkan yang jumlahnya lebih banyak disebut pelarut (Chang:2005).
Pelarut adalah medium tempat suatu zat lain melarut. Pelarut dikenal juga sebagai
zat pendispersi, yaitu tempat menyebarnya partikel-partikel zat terlarut. Zat
terlarut adalah zat yang terdispersi di dalam pelarut (Damin Sumardjo:2008:489).

Berdasarkan sudut pandang struktur, kehomogenan menunjukkan bahwa


partikel-partikel zat terlarut berada dalam ukuran molekuler dengan diameter
sekira 5A. Partikel-partikel tersebut tersebar secar acak dan merata dalam
mediumnya ( Yayan Sunarya:2016:3). Pada proses pelarutan dari sudut pandang
molekul dalam cairan dan padatan, molekul-molekull saling terikat akibat adanya
tarik-menarik antarmolekul. Gaya ini juga memainkan peranan penting dalam
pembentukan larutan. Bila suatu zat (zat terlarut) larut dalam zat lainnya (pelarut),
partikel zat terlarut akan menyebar ke seluruh pelarut (Chang:2005:4). Sedangkan
menurut Rusman:2018:3 Proses pelarutan dari sudut pandag molekul air sebagai
pelarut dalam fase cair memiliki ikatan hydrogen antara molekul H2O yang satu
dengan yang lainnya. Bila suatu Zat melarut dalam pelarut seperti air, proses
pelarutan dapat dibayangkan melalui tiga tahap. Tahap pertama adalah pemisahan
molekul pearut, tahap ke dua pemisahan molekul zat terlarut, dan tahap ke tiga
molekul pelarut dengan zat terlarut bercampur.

Ditinjau dari ukuran partikel yang terlarut, larutan homogen dibedakan


menjadi dua yaitu larutan sejati dan koloid. Larutan sejati memiliki ukuran < 1nm
seperti larutan garam dapur, larutan gula, larutan cuka. Sedangkan larutan koloid
memiliki ukuran 1-1000nm yang memiliki sifat efek Tyndal, gerak Brown dan
dapat dipisahkan dengan kertas semipermeabel (Rusman:2018:2). Dalam larutan
sejati partikel-partikel pelarut dan terlarut yang dicampurkan berada dalam kontak
satu sama lain. Pada larutan sejati dengan zat terlarut molokuler, gaya antaraksi
antara semua partikel dalam larutan tersebut sama. Larutan sejati dengan zat
terlarut ionik didefinisikan sebagai larutan yang ion-ionya bergerak bebas dan
tarik menarik hanya terjadi antara ion terlarut dengan molekul pelarut (Yayan
Sunarya:2016:4).

Peristiwa yang terjadi ketika suatu zat dicampurkan membentuk suatu larutan
bergantung pada struktur dan sifat yang akan dicampurkan. Zat- zat yang
memiliki struktur sama atau mirip dengan zat yang akan dicampurkan akan mudah
saling melarutkan, sebaliknya zat-zat yang berbeda struktur satu dengan lainnya,
tidak akan saling melarutkan. Selain itu, kepolaran suatu zat akan membantu
meramalkan kelarutan zat (Yayan Sunarya:2016:7). Kelarutan merupakan ukuran
banyaknya zat terlarut yang akan melarut dalam pelarut pada suhu tertentu
(Chang:2005:5).

Dalam menerangkan pelarutan zat cai dalam zat cair lainnya, pakar kimia
menggunakan istilah “like dissolved like” sebagai prinsip umum untuk
menyatakan pelarutan. Istilah ini mempunyai makna bahwa zat-zat yang
mempunyai struktur serupa akan saling melarutkan satu sama lain dalam segala
perbandingan, sebab molekul-molekul zat cair yang dicampurkan mempunyai
gaya tarik antar molekul yang sama atau hampir sama dalam hal jenis maupun
kekuatan ikatannya. Perbedaan kepolaran yang kurang signifikan antara zat-zat
terlarut dan pelarut tidak mempengaruhi proses pelarutan. Pelarutan padat dalam
cair, zat padat umumnya mempunyai kelarutan terbatas dalam pelarut cair.
Perbedaan gaya tarik antarmolekul menyebabkan zat padat mempunyai kelarutan
terbatas di dalam suatu pelarut. Gaya tarik antarmolekul dalam zat padat lebih
besar daripada gaya tarik antarmolekul dalam zat cair untuk suhu yang sama
(Yayan Sunarya:2016:7-9)

Larutan yang merupakan campuran homogen, komposisinya dapat berbeda.


Misalnya dua buah larutan garam yang pelarutnya sama-sama satu liter,
sedangkan jumlah garam tersebut beebeda. Dari dua larutan tersebut orang lain
tidak bisa mengetahui secara langsung berapa garam yang terkandung di
dalamnya. Sebagai informasi mengenai jumlah relatif solut dan solvent dalam
larutan digunakan istilah konsentrasi larutan (Rusman:2018:4). Konsentrasi
larutan (concentraion of a solution) adalah jumlah zat terlarut yang terdapat di
dalam sejumlah tertentu pelarut atau larutan. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan
dengan berbagai cara, salah satu konsentrasi yang paling umum adalahmolaritas
(molarity) (M), atau konsentrasi molar, yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter
larutan (Chang:2005:107). Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut dalam
setiap satuan larutan atau pelarut. Konsentrasi larutan merupakan suatu label
larutan, agar larutan tersebut bisa memberikan gambaran atau informai tentang
perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarutnya (Rusman:2018:5). Dalam
pembuatan larutan yang bersifat kuantitatif, konsentrasi larutan perlu dinyatakan
dalam satuan tertentu, baik melalui ungkpan jumlah relatif zat terlarut dalam
pelarut, jumlah satu komponen relatif terhadap jumlah total larutan, atau satuan
yang melibatkan jumlah mol terlarut perliter larutan maupun per kg pelarut Yayan
Sunarya:2016:18)

Menurut Chang:2005:7 Untuk mengetahui konsentrasi larutan, yaitu


benyaknya zat terlarut yang ada dalam sejumlah tertentu larutan, kimiawa
menggunakan beberapa satuan konsentrasi. Tiga satuan konsentrasi yang paling
lazim digunakan:

Persen berdasar massa

Persen berdasar massa ( percent by mass) ( juga disebut persen berdasar


bobot atau persen bobot) didefinisikan sebagai

massa zat terlarut


Persen berdasar massa zat terlarut = x
massa zat terlarut +massa pelarut
100%

massa zat terlarut


= x 100%
massa larutan

Persen berdasar massa tidak mempunyai satuan sebab merupakan


perbandingan dari dua kuantitas yang sama.

Molaritas (M)
Satuan molaritas telah didefinisikan sebagai banyaknya mol zat terlarut dalam
1 L larutan: artinya

mol zat terlarut


Molaritas =
liter larutan

Jadi, molaritas mempunyai satuan mol per liter (mol/L)

Molalitas (m)

Molalitas (molality) ialah banyaknya mol zat terlarut yang dilarutkan dalam
1kg (1000 g) pelarut, artinya

mol zat terlarut


Molaritas =
massa pelarut (kg)

Kepekatan suatu larutan adalah jumlah zat yang terlarut dalam suatu larutan.
Larutan pekat adalah larutan yang memiliki kepekatan tinggi, yaitu larutan yang
mengandung cukup banyak zat terlarut per satuan jumlah larutan (Damin
Sumardjo:2008:489).

Pembuatan larutan pertama dengan menggunakan zat padat NaOH


( Natrium Hidroksida). Natrium hidroksida sering juga disebut caustic soda/soda
api, merupakan caustic komersil yang kegunaanya sangat penting sebagai bahan
baku atau bahan pembantu pada industri kimia yang terdahulu. Caustic soda jika
dilihat bentuknya ada dua macam yaitu berbentuk butiran padat berwarna putih,
biasanya mempunyai kadar yang mendekati 100% dan dalam bentuk larutan
mempunyai kadar yang lebih bervariasi yaitu 40%, 50%, 72%. Sifat senyawa ini
mudah menyerap air dan carbon dioxide dari udara, larut dalam air, alkohol dan
gliserol dan juga bersifat basa. Padatan caustic soda mempunyai titik 318 °C
sedangkan titik didihnya 1350 °C ( Irfan Purnawan:2016:36)
Pembuatan larutan kedua yaitu dengan melakukan pengenceran. Prosedur
untuk penyiapan larutan yang kurang pekat dari larutan yang lebih pekat disebut
pengencaran (dilution) (Chang:2005:108). Cara untuk mendapatkan larutan yang
konsentrasinya lebih rendah dari larutan yang tersedia dengan menambahkan
pelarut atau disebut dengan pengenceran (Rusman:2018:45).

Menurut Yayan Sunarya:2016:22 dalam larutan pengenceran perlu


diketahui hubungan antara molaritas larutan sebelum dan sesudah pengenceran.
Untuk memperoleh hubungan tersebut, rumus molaritas ditulis ulang:

mol zat terlarut


Molaritas =
liter larutan

Dan disusun menjadi

Mol zat terlarut= Molaritas x Liter larutan

Hasilnya adalah jumlah mol zat terlarut di dalam larutan. Jika M1 menyatakan
konsentrasi molar awal ( sebelum pengenceran) dan V1 untuk volume larutan
awal, maka:

Mol zat terlarut = M1 x V1

Jika larutan diencerkan dengan menambahkan pelarut, yaitu air, konsentrasi dan
volume larutan berubah menjadi M 2 ( konsentrasi setelah diencerkan) dan V2
(volume pengenceran). Mol zat terlarut menjadi:

Mol zat terlarut = M2 x V2

Oleh karena jumlah mol zat terlarut tidak berubah selama pengenceran (tidak ada
zat terlarut yang ditambahkan), maka:

M1 x V1= M2 x V2

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Neraca analitik digital 1 buah
b. Labu takar 50 ml 3 buah
c. Gelas kimia 50 ml 1 buah
d. Batang pengaduk 1 buah
e. Pipet ukur 25 ml 1 buah
f. Botol semprot 1 buah
g. Pipet tetes 1 buah
h. Corong biasa 1 buah
i. Lap halus 1 buah
j. Spatula 1 buah
k. Lap kasar 1 buah
l. Bulb pipet 1 buah
2. Bahan
a. Kristal Natrium Hidroksida (NaOH(l))
b. Larutan Asam Klorida 6 M (HCl)
c. Aquades (H2O)

E. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan larutan NaOH 2 M dari kristal ( zat padat ) NaOH
a. Massa NaOH yang akan dipakai dihitung untuk membuat 50 mL
larutan NaOH 2M.
b. Padatan NaOH ditimbang pada gelas kimia 50 mL (terlebih dahulu
gelas kimia kosong ditimbang).
c. Padatan NaOH yang dilarutkan dengan sedikit aquades, diaduk
hingga larut.
d. Padatan NaOH yang telah dilarutkan dimasukkan ke dalam labu
takar 50 mL, kemudian gelas kimia dibilas dengan aquades dan
bilasan dimasukkan ke dalam labu takar.
e. Aquades ditambahkan melalui botol semprot sebelum tanda batas.
Kemudian dengan menggunakan pipet tetes, ditambahkan setetes
demi setetes sampai berimpit dengan tanda batas. Larutan dikocok
dengan cara labu takar dibolak-balik.
2. Pembuatan larutan HCl 2 M, 1 M dan 0,1 M dari larutan HCl 6 M
a. Larutan HCl diukur sebanyak 16,6 mL dengan menggunakan pipet
ukur dan dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL.
b. Aquades ditambahkan melalui botol semprot sebelum tanda batas.
Kemudian dengan menggunakan pipet tetes, ditambahkan setetes
demi setetes sampai berimpit dengan tanda batas. Larutan dikocok
dengan cara dibolak-balik.
c. Larutan HCl 2M diukur sebanyak 25 mL dengan menggunakan
pipet ukur dan dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL.
d. Aquades ditambahkan dengan botol semprot sebelum tanda batas.
Kemudian dengan menggunakan pipet tetes ditambahkan setetes
demi setetes sampai berimpit dengan tanda batas. Larutan dikocok
dengan cara dibolak-balik.
e. Larutan HCl 1M diukur sebanyak 5 mL dengan menggunakan
pipet ukur dan dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL.
f. Aquades ditambahkan melalui botol semprot sebelum tanda batas.
Kemudian dengan menggunakan pipet tetes ditambahkan setetes
demi setetes sampai berimpit dengan tanda batas.
g. Larutan dikocok dengan cara dibolak – balik.

F. HASIL PENGAMATAN
1. Pembuatan larutan NaOH 2M
Massa NaOH yang akan digunakan: 4 gram
Massa gelas kimia kosong : 0,00 gram

Aktifitas Hasil

NaOH + Aquades(H2O) panas

NaOH + Aquades(H2O) ( dikocok) Bergelembung

2. Pembuatan larutan HCl 2M, 1M dan 0,1 M


Voleme HCl 6M yang akan digunakan : 16,66 mL

Aktifitas Hasil
NaOH + Aquades(H2O) Bening

HCl+ Aquades (H2O) ( dikocok) Bening

Volume HCl 2M yang akan digunakan: 25 mL

Aktifitas Hasil

NaOH + Aquades(H2O) Bening

HCl+ Aquades (H2O) ( dikocok) Bening

Volume HCl 1M yang akan digunakan: 5 mL

Aktifitas Hasil

NaOH + Aquades(H2O) Bening

HCl+ Aquades (H2O) ( dikocok) Bening

G. ANALISIS DATA
1. Pembuatan larutan NaOH 2M dari Kristal (zat padat) NaOH
Dik : Volume NaOH = 50 mL
MrNaOH = 40 g/mol
MNaOH = 2 mol/Liter
Dit : massa NaOH . . . ?
Massa 1000
Jawab: Molar NaOH = ×
Mr V
Massa 1000
2M = ×
40 g/mol 50 mL
2 M ×40 g /mol
Massa =
20 mL
8
Massa = gram
2
= 4 gram

2. Pembuatan Larutan HCl 2M, 1M dan 0,1 M dari larutan HCl 6 M


a. Pengenceran larutan HCl 6 M menjadi 2 M
Dik : M1 =6M
M2 =2M
V2 = 50 mL
Dit : V1 = . . . ?
Jawab : V1 × M1 = V2× M2
V1 × 6 M = 50 mL × 2 M
50 mL X 2 M
V1 =
6M
V1 = 16,6 mL
b. Pengenceran larutan HCl 2 M menjai 1 M
Dik : M1 =2 M
M2 =1M
V2 = 50 mL
Dit : V1 . . . ?
Jawab : V1 × M1 = V2× M2
V1 × 2 M = 50 ml × 1 M
50 mL X 1 M
V1 =
2M
V1 = 25 mL
c. Pengenceran larutan HCl 1M menjai 0,1M
Dik : M1 =1 M
M2 = 0,1 M
V2 = 50 mL
Dit : V1 . . . ?
Jawab : V1 × M1 = V2× M2
V1 × 1 M = 50 mL × 0,1 M
50 mL X 0,1 M
V1 =
1M
V1 = 5 mL

H. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini terdapat dua kegiatan, yaitu membuat pembuatan larutan dari

padatan Natrium Hidroksida dan pembuatan larutan 2M, 1M,dan 0.1M dari

larutan HCl 6N. Larutan merupakan campuran homogen dari dua zat atau lebih

yang terdispers sebagai molekul ataupun ion yang komposisisnya dapat bervariasi.

Pada larutan biasanya terdapat beberapa reaksi, diantaranya adalah reaksi

endoterm dan reaksi eksoterm.

Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia yang melepaskan kalor atau energi

dari suatu sistem ke lingkungan. Sedangkan reaksi endoterm ialah reaksi kimia

yang menyerap kalor atau energi dari lingkungan ke sistem. Kegiatan ini

dibutuhkan padatan natrium hidroksida, hal ini dilakukan karena padatan natrium

hidroksida mudah menguap karena natrium hidroksida bersifat panas. Jadi reaksi

tersebut bersifat eksoterm artinya terjadi perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan.

Pembuatan NaOH dapat dilakukan dengan cara menghitung jumlah bahan

kimia yang dibutuhkan untuk membuat larutan NaOH 6 M sebanyak 50 mL

dengan cara pertama menghitung jumlah mol zat terlarut per liter larutan. Setelah

itu kalikan jumlah mol zat terlarut tersebut dengan massa relatif NaOH. Setelah
hasil akhir di dapatkan yaitu 4 gram, bahan ditimbang dengan menggunakan gelas

kimia pada timbangan analitik dan dimasukkan ke dalam labu takar dan

ditambahkan dengan aquadest hingga tanda batas. Aduk dengan batang pengaduk.

Homogenkan dan masukkan kedalam botol kaca. Percobaan pertama untuk

pembuatan larutan NaOH, dimana padatan natrium hidroksida dilarutkan dengan

aquades di dalam gelas kimia. Saat pengadukan, padatan tersebut berubah warna

menjadi putih dan bersuhu panas karena larutan bersifat eksoterm. Setelah

diaduk, larutan tersebut dimasukkan ke dalam labu takar, tetapi tidak mencapai

tanda batas, hal ini bertujuan agar volume dan konsentrasi natrium hidroksida

tidak melampaui batas maksimal yang tertera pada labu takar. Selanjutnya

ditambahkan setetes demi setetes aquades sampai berimpit dengan tanda batas

dengan menggunakan pipet tetes, agar volume larutan natrium hidroksida 2M

yang akan dibuat tepat 50 mL. Kemudian lakukan pengocokan larutan dengan

cara membolak-balik labu takar agar tercampur dengan sempurna. Larutan

natrium hidroksida ini terlihat bening yang menandakan bahwa larutan Natrium

hidroksida menjadi homogen. Pada larutan NaOH ini terdapat gelembung karena

natrium hidroksida sangat mudah larut dalam air yang disebabkan adanya H 2 yang

terbentuk sehingga suhu dan larutan dalam labu takar menjadi berkurang karena

larutan ini bersifat volatil atau mudah menguap. Reaksi pembentukan NaOH

adalah sebagai berikut.

NaOH + H2O Na+(aq) + OH-(aq) + H2O(l)

Kegiatan yang kedua yaitu membuat larutan HCl 2M, 1M, dan 0,1M dari
larutan HCl 6N yang menggunakan prinsip pengenceran. Pengenceran adalah
pencampuran larutan pekat (berkonsentrasi tinggi) dengan pelarut umum yang
bertujuan untuk meningkatkan volume dari larutan dan menurunkan kepekatan
larutan. Asam klorida ( Hydrochloric acid ) adalah asam kuat yang tidak
berwarna dan memiliki bau seperti klorin pada konsentrasi yang tinggi dengan
rumus molekulHCl..
Proses pertama yaitu pembuatan larutan HCl 2N, sebanyak 16,66 mL

larutan HCl 6N dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL kemudian ditambahkan

H2O sampai penunjukkan tanda batas yang ada pada labu takar. Setelah itu larutan

tersebut dikocok dengan cara membolak-balikkan labu takar, pada saat

pengocokkan, larutan tersebut mengalami ionisasi sehingga larutan dapat

digolongkan larutan elektrolit. Hasil larutan HCl 2N berwarna bening dan

volumenya tetap.

Proses kedua yaitu pembuatan larutan HCl 1M dengan menggunakan

sebanyak 25 mL larutan HCl 2M dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL

kemudian ditambahkan H2O hingga tanda batas yang ada pada labu takar setelah

itu dikocok dengan cara labu takar dibolak-balik. Pada saat pengocokkan, larutan

tersebut mengalami ionisasi sehingga menyebabkan larutan tersebut dapat

digolongkan menjadi larutan elektrolit. Hasil larutan HCl 1M berwarna bening

dan volumenya berkurang. Proses yang terakhir yaitu pembuatan larutan HCl

0,1M, sebanyak 5 mL larutan larutan HCl 1M dimasukkan ke dalam labu takar 50

mL kemudian ditambahkan H2O hingga mencapai tanda batas yang ada pada labu

takar, setelah itu dikocok dengan cara labu takar dibolak-balikkan. Pada saat

pengocokkan, larutan tersebut mengalami ionisasi sehingga larutan dapat

digolongkan larutan elektrolit. Hasil larutan HCl 0,1M berwarna bening, dan

volumenya tetap
I. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
a. Pembuatan larutan NaOH 2M dari kristalnya dilakukan dengan
penambahan aquades hingga menghasilkan larutan tak berwarna dan
terjadi reaksi eksoterm dan terjadi larutan homogen.
b. Pembuatan larutan HCl 2M, 1M, dan 0,1 M dari konsentrasi larutan
yang lebih tinggi dilakukan dengan menambahkan aquades sehingga
larutan nya menjadi lebih encer.
2. Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti dan berhati-hati saat melakukan percobaan
dan menguasai prosedur kerja agar tidak mengalami kesalahan saat
melakukan percobaan.

DAFTAR PUSTAKA

Chang, R. (2005). Kimia Dasar konsep-konsep inti edisi ketigii jilid 1. Jakarta:
Erlangga.

Chang, R. (2005). Kimia Dasar konsep-konsep inti edisi ketiga jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Irfan Purnawan, S. (2016). PENGARUH KONSENTRASI NAOH TERHADAP
RENDEMEN -NAFTOL. Konversi , 36.

Rusman. (2018). Buku Ajar Kimia Larutan. Banda Aceh: Syiah kuala unuversity
press.

Sumardjo, D. (2008). Pengantar Kimia. Jakarta: EGC.

Sunarya, Y. (2016). Kimia Dasar 2. Bandung: Yrama Widya.

Supriadi, B. (2017). PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP


LAJU KENAIKAN SUHU LARUTAN. jurnal pembelajaran fisika , 147.
TUGAS PENDAHULUAN

1. Apa yang dimaksud dengan larutan induk?


2. Untuk mengencerkan asam sulfat pekat, tidak boleh air ditambahkan kedalam
asam sulfat. Jelaskan mengapa demikian!
3. Sebanyak 0,04 g NaOH padat dilarutkandalam aquades sampai volume 1 L.
Jika massa jenis larutan dianggap sama dengan massa jenis air, nyatakan
konsentrasi NaOH itu dalam (a) persen massa; (b) bagian persejuta (bpj); dan
(c) molar.

Jawaban
1. Larutan induk adalah larutan yang dapat dibuat dengan mengencerkan larutan
yang konsentrasinya lebih besar.
2. Untuk mengencerkan asam sulfat, tidak boleh air ditambahkan kedalam asam
sufat karena pencampuran asam sulfat dengan air sangat eksoterm dan massa
jenis asam sulfat pekat lebih besar daripada air. Jika air ditambahkan kedalam
asam sulfat, maka akan membentuk lapisan dengan asam sulfat dilapisan
bawah. Ketika sam sulfat dan air bercampur, terbentuk panas yang dapat
menyebabkan air dibagian atas meluap.
3. Dik : massa NaOH = 0,04 gram
ρ air = 1 gram/mol
Mr NaOH = 40 gram/mol
Volume NaOH = 1 L = 1000 ml
Dit: (a) % massa ……?
(b) bpj………….?
(c) molar………...?
Penyelesaian:
Massa air = ρ air . V
= 1 gram/ml . 1.000ml
= 1.000 gram
massa zat terlarut
(a) % massa= x 100%
massa total larutan
0,04 gram
= x 100%
0,04+1000 gram
= 0,004%
massa zat terlarut
(b) bpj =
massa larutan
0,04 gram
=
1000 gram
= 40 ppm
massa NaOH
(c) molar (M) =
massa molar NaOH
0,04 gram
=
40 gram/mol
= 0,001 mol
n
M =
V
0,0 01mol
=
1L
= 0,001M
DOKUMENTASI

Menyiapkan Alat dan Bahan

Menghitung massa NaOH dan Volume HCl yang akan digunakan


Menimbang gelas kimia kosong sampai neraca menunjukkan angka 0.00

Timbang NaOH padat sebanyak yang telah dihitung (4gram)

Larutkan NaOH padat kemudian isi labu takr dengan larutan tersebut
Tambahkan aquades sampai mendekati tanda batas

Kocok larutan dengan membolak balikkan labu takar

catat hasil percobaan

Untuk HCl dari 6 M ke 2 M


Mengambil larutan HCl dengan pipet ukur

Masukkan larutan HCl yang telah diukur pada labu takar


Kocok larutan dengan membolak balik labu takar

Untuk HCl dari 2 M ke 1 M

Ukur larutan HCl sesuai dengan yang telah dihitung


Masukkan larutan pada labu takar

Tambahkan aquades sampai tanda batas

Kocok larutan dengan membolak balik labu takar

Untuk HCl dari 1M ke 0,1 M


Isi labu takar dengan larutan HCl sampai tanda batas

Kocok larutan dengan membolak balikkan labu takar

Anda mungkin juga menyukai