Anda di halaman 1dari 31

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................i

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan Praktikum................................................................................2
D. Manfaat Praktikum..............................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................4

BAB III METODE EKSPERIMEN...............................................................10

A. Tempat dan waktu Pelaksanaan..........................................................10


B. Alat dan Bahan...................................................................................10
C. Identifikasi Variabel...........................................................................10
D. Definisi Operasional Variabel............................................................10
E. Prosedur Kerja....................................................................................11
F. Prinsisp Kerja......................................................................................13
G. Teknik Analisis Data..........................................................................13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................15

A. Hasil Pengamataan..............................................................................15
B. Analisis Data.......................................................................................15
C. Pembahasan........................................................................................25

BAB V PENUTUP.........................................................................................26

A. Kesimpulan.........................................................................................26
B. Saran...................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................iii

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Atom Bohr (Z =1 bagi hidrogen)...........................................8


Gambar 2.2 (a) Peralatan untuk mengamati spektrum garis, (b) Spektrum garis
air raksa dan natirum dalam daerah tampak dan ultraviolet....................................9
Gambar 3.1 Perangkat percobaan Spektrometer yang siap digunakan...............11
Gambar 4.1. Lampu ke-1, berdasarkan spektrometer optik................................21
Gambar 4.2. Lampu ke-1, berdasarkan spektroskop tangan................................22
Gambar 4.3. Lampu ke-2, berdasarkan spektrometer optik................................23
Gambar 4.4. Lampu ke-2, berdasarkan spektroskop tangan................................23
Gambar 4.5. Lampu ke-3, berdasarkan spektrometer optik................................24
Gambar 4.6. Lampu ke-3, berdasarkan spektroskop tangan................................24

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jika sebuah gas diletakkan di dalam tabung kemudian arus listrik
dialirkan ke dalam tabung, gas akan memancarkan cahaya. Cahaya yang
dipancarkan oleh setiap gas berbeda-beda dan merupakan karakterisktik gas
tersebut. Cahaya dipancarkan dalam bentuk spektrum garis dan bukan
spektrum yang kontinyu. Kenyataan bahwa gas memancarkan cahaya dalam
bentuk spektrum garis diyakini berkaitan erat dengan struktur atom. Dengan
demikian, spektrum garis atomik dapat digunakan untuk menguji kebenaran
dari sebuah model atom (Beiser, 1995).
Suatu fenomena alam yang tak terlepas dari kehidupan manusia adalah
cahaya. Newton menyatakan bahwa cahaya terdiri dari partikel-partikel yang
dipancarkan oleh sumber cahaya ke segala arah dengan kecepatan yang sama
besar. Pendapat lain dinyatakan oleh Huygens yang menyatakan bahwa
cahaya itu merambat seperti gelombang. Maxwell berusaha melakukan
percobaan yang menghasilkan cepat rambat gelombang elektromagnetik sama
dengan cepat rambat cahaya yaitu 300 juta m/s. Uraian tersebut dapat
dinyatakan bahwa cahaya sebagai gelombang elektromagnetik dan akhirnya
cahaya dikenal sebagai gelombang sekaligus sebagai partikel yang
dikemukakan oleh Albert Einstein.
Salah satu teori fisika yang dapat digunakan untuk menganalisis
spektrum cahaya adalah teori atom Bohr. Kemampuan teori atom Bohr untuk
menerangkan asal-usul garis spektrum merupakan salah satu hasil menonjol,
sehingga pantas untuk memulai membuka teori ini dengan menerapkan pada
spektrum atomik. Setiap zat mampat (zat padat dan zat cair ) pada setiap
temperatur memancarkan radiasi di mana setiap panjang gelombang terdapat,
walaupun dengan intensitas yang berbeda-beda. Eksperimen yang telah
dilakukan para ilmuwan fisika terdahulu telah menunjukan bahwa cahaya
2

mempunyai kelakuan yang berbeda ketika ada medan magnetik eksternal B


yang mengenainya (Didik, 2013)
Latar belakang dilakukannya praktikum ini pada awalnya sebagai
penejelasan dari spektrum yang dihasilkan pada percobaan Rutherford hingga
mampu menjelaskan keadaan electron pada atom. Eksperimen ini selanjutnya
dilakukan untuk melakukan pengamatan terhadap spektrum garis yang
dihasilkan dari berbagai jenis atom serta menentukan panjang gelombang dari
setiap spektrum garis yang dihasilkan atom-atom tersebut. Pengamatan
dilakukan dengan menggunakan spektrometer optik dan kisi untuk
mengetahui besarnya sudut yang dibentuk setiap spketrum warna yang akan
dianalisis untuk memperoleh panjang gelombang dari setiap deretan warna
spektrum garis yang dihasilkan atom tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penunjukan spektrum diskrit/garis dari beberapa atom?
2. Berapakah nilai konstanta Rydberg yang dihitung dengan
menggunakan rumus Balmer?
3. Bagaimanakah cara menentukan jenis unsur sumber cahaya yang tidak
diketahui berdasarkan spektrum garis yang terbentuk?
C. Tujuan Praktikum
1. Menunjukkan adanya spektrum diskrit/garis beberapa atom.
2. Menggunakan rumus Balmer untuk menentukan konstanta Rydberg.
3. Menentukan jenis unsur sumber cahaya yang tidak diketahui
berdasarkan spektrum garis yang terbentuk.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
a. Mahasiswa dapat mengetahui adanya spektrum diskrit/garis beberapa
atom.
b. Mahasiswa dapat mengetahui cara menentukan konstanta Rydberg
dengan mengggunakan rumus Balmer.
c. Mahasiswa dapat menentukan jenis unsur sumber cahaya yang tidak
diketahui berdasarkan spektrum garis yang terbentuk
3

2. Manfaat Praktis
Dengan percobaan ini, kita dapat mengetahui karakteristik berbagai
jenis unsur-unsur yang ada di alam semesta. Dengan karakteristik yang
dimiliki oleh setiap unsur, manusia dapat meneliti benda yang jauh hanya
dengan mengamati panjang gelombang yang dihasilkan oleh unsur
tersebut. Dengan metode ini manusai bahkan meneliti benda angkasa
contohnya bintang, manusia dapat mengetahui unsur apa saja yang ada
pada bintang dengan membandingkan panjang gelombang yang
dipancarkan oleh bintang, dengan Panjang gelombang unsur unsur yang
ada di bumi serta perbandingan cahaya tampaknya.
4

BAB II
LANDASAN TEORI

Istilah atom pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli filsafat Yunani
bernama Demokritus (460-370 SM). Setiap zat dapat dibagi atas bagian-bagian
yang lebih kecil, sampai mencapai bagian yang paling kecil yang tidak dapat
dibagi lagi. Bagian yang tak dapat dibagi itu oleh Demokritus disebut atom, dari
kata Yunani ”atomos” yang artinya tak dapat dibagi. Para filsuf yang muncul
kemudian seperti Plato dan Aristoteles merumuskan sebuah pemikiran bahwa bisa
jadi tidak ada partikel yang tidak dapat dibagi. Dengan demikian menurut dugaan
mereka atom pun masih dapat dibagi lagi. Bersamaan dengan itu, pandangan
mengenai atom berdasarkan pemikiran Demokritus mulai tersingkir. Sejak
ditemukannya partikel-partikel dasar atom, teori atom banyak mengalami
perubahan. Hal ini menggoyahkan teori atom Dalton yang menyatakan bahwa
atom tidak dapat dibagi- bagi. Diantara yang menggoyahkan teori atom ini ialah
hasil percobaan yang dilakukan oleh Thomson pada tahun 1897 (Didik, 2013).

Kemampuan teori atom Bohr untuk menerangkan asal-usul garis spektrum


merupakan salah satu hasil menonjol, sehingga pantas untuk memulai membuka
teori ini dengan menerapkan pada spektrum atomik. Setiap zat mampat (zat padat
dan zat cair ) pada setiap temperatur memancarkan radiasi di mana setiap panjang
gelombang terdapat, walaupun dengan intensitas yang berbeda (Supahar, 2017).

Atom dalam suatu unsur dapat menghasilkkan spektrum emisi (spektrum


diskret) dengan menggunakan alat spektrometer, sebagai contoh spektrum
hidrogen. Atom hidrogen memiliki struktur paling sederhana. Spektrum yang
dihasilkan adalah atom hidrogen yang merupakan spektrum yang paling sedehana.
Spektrum garis atom hidrogen berhasil dijelaskan oleh Niels Bohr pada tahun 1913.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan cahaya yang dipancarkan oleh
tabung elektron gas hidrogen yang dirangsang dengan tegangan tinggi selain itu
juga dirangsang dengan medan magnetik eksternal. Selanjutnya dilewatkan pada
sebuah prisma sehingga akan menghasilkan cahaya monokromatis (warna-warna)
dalam hal ini yaitu
5

spektrum emisi. Medan magnet eksternal homogen dalam penelitian ini besarnya
telah diketahui yang di ukur dengan gaussmeter, sehingga garis spektral akan
terpecah akibat adanya medan magnet eksternal tersebut. Terpecahnya garis
spektral oleh medan magnet dikenal dengan efek Zeeman (Didik, 2013).
Pada tahun 1800, suatu ekperimen yang sangat fundamental telah
dilakukan pada lucutan tabung gas yang berisi hidrogen, neon dan uap air raksa.
Pada umumnya cahaya hasil dari lucutan gas menunjukkan sifat spektrum yang
kontinyu, namun dari hasil ini didapatkan bentuk emisi yang bersifat diskrit atau
bentuk gais garis. Cahaya yang datang dari tabung memberikan warna garis terang
yang menunjukkan bahwa hanya panjang gelombang tertentu yang muncul.
Spektrum garis yang bersifat diskrit berbeda untuk atom atau molekul yang berbeda
(Suparmi, 2009).

Sejak ditemukannya metode spektroskopi untuk mempelajari unsur-unsur


dalam alam, penelitian tentang unsur-unsur tersebut semakin pesat baik yang
menyangkut penelitian dan pengembangan unsur itu sendiri maupun aplikasi dan
manfaatnya pada kehidupan manusia. Salah satu aktivitas penelitian dan
pengembangan terhadap unsur adalah menyangkut teknologi pengamatan
spektrum yang dipancarkan. Suatu unsur jika dikenai energi akan menyerap energi
tersebut sehingga terjadi keadaan eksitasi, dan ketika unsur tersebut kembali ke
keadaan dasarnya maka unsur tersebut akan melepaskan energi dalam bentuk
foton. Foton- foton yang diemisikan oleh unsur tersebut membentuk spektrum.
Antara unsur yang satu dengan unsur lainnya memiliki spektrum spesifik yang
berbed-beda. Dengan sifat yang spesifik ini, unsur-unsur tersebut dapat dengan
mudah dikenali polanya sehingga dapat diidentifikasi dengan mudah pula antara
unsur yang satu dengan yang lainnya berdasarkan spektrum emisi masingmasing
unsur (Eko, 2007).
Selama ini identifikasi spektrum emisi dilakukan secara manual melalui
pencocokan spektrum unsur yang sudah diketahui dengan spektrum unsur yang
belum diketahui. Setelah panjang gelombang suatu spektrum emisi unsur
ditentukan kemudaian pengidentifikasian unsur tersebut dilakukan dengan
mencocokkannya dengan spektrum-spektrum emisi unsur yang telah diketahui,
hal tersebut dapat memakan waktu yang relatif lama apalagi jika jumlah unsur
yang akan diidentifikasi cukup banyak (Eko, 2007).
6

Atom-atom yang menyerap panjang gelombang cahaya tertentu akan


memancarkan kembali cahaya tersebut. Jika cahaya putih melalui gas yang dingin
maka frekuensi atau panjang gelombang tertentu akan hilang. Hasil ini disebut
sebagai spektrum absorbsi, yaitu munculnya garis-garis gelap. Jika garis absorbsi
dan emisi untuk gas tertentu di bandingkan, maka mereka akan ditemukan pada
frekuensi yang sama. Fenomena seperti ini sulit untuk dipahami, dan mereka
mengacu pada pilihan terakhir mengenai struktur atom yang bersifat elektronik
(Suparmi, 2009).
Spektroskopi adalah penggunaan absorbsi, emisi, atau hamburan radiasi
elektromagnetik pada atom atau molekul (atomik atau ionik) untuk menkaji secara
kualitatif atau kuantitatif atom atau molekul dalam bahan. Spektroskopi bisa
digunakan untuk menentukan identitas dan struktur atom dan molekul dengan cara
menganalisis radiasi yang diemisikan atau yang diserap oleh atom maupun molekul
yang terkandung dalam bahan (Maliki, 2009).

Spektrum emisi didapatklan dari alat yang disebut spektrometer. Terdapat


beberapa tipe spektrum emisi yaitu spektrum kontinyu, spektrum pita dan
spektrum garis. Spektrum kontinyu dikarakterisasi oleh emisi tak terputus
sepanjang panjang daerah panjang gelombang terkait. Spektrum pita dihasilkan
oleh molekul tereksitasi. Setiap molekul mengemisikan pita yang merupakan
karakteristik dari molekul oleh karena itu sering pula disebut sebagai spektum
molekular. Spektrum pita terdiri dari kelompok garis-garis yang sangat berdekatan
(Eko, 2007).

Jika sebuah gas diletakkan di dalam tabung kemudian arus listrik dialirkan
ke dalam tabung, gas akan memancarkan cahaya. Cahaya yang dipancarkan oleh
setiap gas berbeda-beda dan merupakan karakteristik gas tersebut. Cahaya
dipancarkan dalam bentuk spektrum garis dan bukan spektrum yang kontinu.
Kenyataan bahwa gas memancarkan cahaya dalam bentuk spektrum garis diyakini
berkaitan erat dengan struktur atom. Dengan demikian, spektrum garis atomik
dapat digunakan untuk menguji kebenaran dari sebuah model atom (Supahar,
2017).

Spektrum garis diperoleh saat bahan pengemisi cahaya berupa atom. Oleh
karena itu sering disebut spektrum atomik. Pada molekul terdapat level-level
7

energi
8

rotasi dan vibrasi yang dilapiskan pada level energi elektronik. Spektrum garis
tergantung pada tipe atom. Asal spektrum garis dapat dijelaskan menggunakan
dasar teori Bohr. Jika atom berada pada keadaan dasar, elektron-elektronnya
berada pada tingkat-tingkat energi terendah. Ketika atom tereksitasi,
elektronelektronnya bergerak ke tingkat energi di atasnya. Elektron tereksitasi
mengemisikan foton ketika kembali ke tingkat energi di bawahnya. Radiasi emisi
dari atom tereksitasi membentuk garis spektral diskrit (Eko, 2007).

Menurut (Aip, 2009) Beberapa ilmuwan telah menemukan bahwa atom


hydrogen memancarkan spektrum garis (diskrit). J.J. Balmer (1825-1898)
menemukan bahwa atom hidrogen dapat memancarkan cahaya yang tampak
menjadi empat spektrum garis, masing-masing dengan Panjang gelombang 410
nm, 343 nm, dan 656 nm. Keempat spektrum garis tersebut ternyata cocok dengan
persamaan berikut:
1 1
1
= 𝑅( − )……………………………(2.1)
𝜆 22 𝑛2

Dengan: 𝜆 = Panjang gelombang spektrum


R = Konstanta Rydberg = 1,097 × 107 m-1
n = 3,4,5,6……

Menurut (Krane, 1992) Setelah Ruterford mengemukakan bahwa massa


dan muatan positif atom terhimpun pada suatu daerah kecil dipusatnya, fisikawan
Denmark, Niels Bohr pada 1913 mengemukakan bahwa atom ternyata mirip
sistem planet mini dengan elektron-elektron mengedari inti atom seperti halnya
planet- planet mengedari matahari. Dengan alasan yang sama bahwa sistem tata
surya tidak runtuh karena tarikan gravitasi antara matahari dan tiap planet, atom
juga tidak runtuuh karena tarikan elektrostatik Coulomb antara inti atom dan tiap
elektron. Dalam kedua kasus ini, gaya tarik berperan memberikan percepatan
sentripetal yang dibutuhkan untuk mempertahankan gerak edar.
9

Gambar 2.1 Model Atom Bohr (Z =1 bagi


hidrogen) (Sumber : Krane. 1992 : 244)
Atom hidrogen, yang terdiri dari satu elektron yang mengedari sebuah inti atom
dengan bermuatan positif satuan, seperti pada Gambar 2.1. Jari-jari orbit
lingkarannya adalah r, dan elektron (bermassa m) bergerak dengan laju singgung
tetap v. Gaya tarik Coulomb berperan memberikan percepatan sentripetal v2/r, jadi

1 𝑞
11𝑞2 𝑒2 𝑚𝑣2
𝐹= = = ...................... (2.2)
4𝜋𝗌0 𝑟2 4𝜋𝗌0 𝑟2 𝑟

Jumlah garis spektral atom unsur tergantung pada konfigurasi elektron


atau banyaknya elektron dalam orbital yang terdapat pada suatu sub kulit.
Karakteristik suatu garis spektra ditentukan oleh panjang gelombang dan
intensitas garis spektra tersebut. Jika gas atomik atau uap atomik yang bertekanan
sedikit di bawah tekanan atmosfer dieksitasi dengan mengalirkan arus listrik
radiasi yang dipancarkan hanya mempunyai spektrum yang berisi panjang
gelombang tertentu saja (Eko, 2007).

Menurut (Krane, 1992) Radiasi elektromagnetik dari berbagai atom dapat


dikelompokkan kedalam spektrum kontinu dan spektrum diskret atau garis. Pada
spektrum kontinu, panjang gelombang radiasi yang dipancarkan merentang dari
suatu nilai minimum, mungkin 0 hingga suatu nilai maskimum mungkin
menghampiri ∞. Radiasi dari objek panas berpijar merupakan salah satu contoh
yang tergolong dalam kelompok ini. Anda telah mengetahui bahwa cahaya putih
merupakan campuran dari semua warna cahaya tampak. Dengan demikian, sebuah
objek panas berpijar memancarkan semua frekuensi spektrum cahaya tampak. Jika
sebaliknya, kita timbulkan loncatan bunga api listrik dalam sebuah tabung yang
berisi sejumlah kecil gas atau uap suatu unsur tertentu, seperti air-raksa, natirum,
atau gas neon, maka hanya sehimpunan panjang gelombang diskret cahaya
tertentu saja yang dipancarkan. Contoh spektrum “garis” semacam itu
diperlihatkan pada
10

Gambar 2.2.

(a) (b)
Gambar 2.2 (a) Peralatan untuk mengamati spektrum garis, (b) Spektrum garis
air raksa dan natirum dalam daerah tampak dan ultraviolet
(Sumber: Krane, 1992)
Metode spektroskopi telah banyak dikembangkan dalam 3 dekade terakhir
ini. Salah satu aplikasi dari metode ini untuk menentukan komposisi kuantitatif
bahan dalam mendeteksi kandungan unsur unsur yang ada di dalamnya. Dengan
mendeteksi berbagai unsur yang terkandung dalam suatu bahan, metode ini bisa
digunakan untuk proses kontrol dan penilaian kualitas suatu produk (Maliki, 2009).
11

BAB III
METODE EKSPERIMEN

A. Hari/Waktu
1. Hari/Waktu : 05 April 2022
2. Jam : 13.00 – 17.00 WITA

B. Alat dan Bahan


1. Spectrum Tube Power Supply (1 buah)
2. Spektrometer optik (2 buah)
3. Universal Choke, 230 V, 50 Hz (1 buah)
4. Perangkat Lampu Spektrum (4 buah)
5. Kisi Rowland (1 buah)
6. Spektroskop tangan (1 buah)
7. Penyangga kecil V (1 buah)

C. Identifikasi Variabel
1. Variabel Terukur
a. Sudut garis spektrum kanan, 𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 (°`)
b. Sudut garis spektrum kiri, 𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 (°`)
2. Variabel Terhitung
a. Panjang gelombang spektrum garis, λ (nm)
b. Konstanta Rydberg, R (m-1)

D. Definisi Operasional Variabel


1. Sudut garis spektrum kanan (𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛) adalah suatu sudut yang terbaca di
spektrometer (meja optik) saat teleskop diputar ke arah kanan serta tanda
benang vertikal pada teleskop sudah berhimpit dengan garis warna, hasil
pengukurannya dinyatakan dalam satuan derajat menit (°`).
2. Sudut garis spektrum kiri (𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖) adalah suatu sudut yang terbaca di
spektrometer (meja optik) saat teleskop diputar ke arah kiri serta tanda
benang vertikal pada teleskop sudah berhimpit dengan garis warna, hasil
pengukurannya dinyatakan dalam satuan derajat menit (°`).
12

3. Panjang gelombang spektrum garis (λ) merupakan periode spasial dari


gelombang periodik yang dihitung dengan membagi hasil kali jarak
gelombang spektrum garis dan sin ∆𝜃 dengan jumlah garis kisi yang
digunakan. Hasil perhitungannya, dinyatakan dalam satuan nanometer
(nm).
4. Konstanta Rydberg (R) merupakan konstanta fisika yang menghubungkan
spektrum atom, dalam bidang spektroskopi. Konstanta ini dapat dihitung
dari konstanta-konstanta fundamental, di mana secara teoritis nilainya
sebesar R = 1,097×107 m-1. Dan secara praktikum dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus Balmer, hasilnya dinyatakan dalam satuan (m-1).

E. Prosedur Kerja
Penyetelan Peralatan dan Prosedur Kerja

Gambar 3.1 Perangkat percobaan Spektrometer yang siap digunakan


(Sumber : Tim Penyusun, 2021 : 8)
1. Pengaturan Spektrometer
a. Lampu dipasang pada tabung, kemudian Universal Choke di-on-kan.
b. Telescope dan collimator diluruskan. Teleskop dilihat tanpa
menggunakan kisi difraksi dan dipastikan garis cahaya vertikal terlihat.
c. Kisi di meja optik diposisikan antara telescope dan collimator dan
diselaraskan dengan telescope sehingga cahaya melalui celah melewati
kisi dan spektrum dapat diamati dalam telescope.
2. Pengamatan
13

Kegiatan 1: Menggunakan rumus Balmer untuk menentukan konstanta


Rydberg.
a. Posisi kolimator dan spektrometer optik diluruskan.
b. Garis cahaya yang terlihat di dalam teleskop dengan benang vertikal
pada teleskop diimpitkan. Meja optik diatur sehingga pada posisi ini
skala putar dan skala nonius pada meja optik yang berimpit
penunjukannya angka nol.
c. Teleskop diputar satu arah (kanan) dan dipastikan spektrum garis
teramati. Begitu juga dengan arah yang berlawanan (kiri).
d. Teleskop dikembalikan ke posisi normal. Diputar kembali secara
perlahan sehingga garis warna pertama pada orde 1 (n = 1) dapat
diamati. Tanda benang vertikal pada teleskop diimpitkan dengan garis
warna pertama dan penunjukan skala pada spektrometer dibaca sebagai
𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 .
e. Teleskop diputar ke arah kiri sehingga teramati garis warna pertama
yang sama pada orde 1 (n = 1) dapat diamati. Penunjukan skala pada
spektrometer dibaca sebagai 𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖.
f. Kegiatan (2) dan (3) diulangi untuk garis-garis warna berikutnya pada
orde yang sama.
g. Kegiatan (2) dan (3) diulangi untuk garis-garis warna berikutnya pada
orde selanjutnya (jika spektrum masih terlihat jelas dan masih mungkin
diamati.
h. Semua hasil pengamatan Anda dicatat pada tabel yang tersedia.

Kegiatan 2 : Menentukan jenis unsur sumber cahaya yang tidak diketahui


berdasarkan spektrum garis yang terbentuk.
a. Pengambilan data yang dilakukan pada dasarnya sama dengan kegiatan
sebelumnya, hanyalah jenis lampu tidak hanya satu, melainkan dua.
Amati tiap sudut yang terbentuk untuk masing-masing jenis spektrum
yang terbentuk pada orde pertama.
14

b. Spektrum garis yang terbentuk diamati dengan menggunakan


spektroskop tangan, gambar spektrum yang terlihat diambil dengan
menggunakan kamera (Anda dapat menggunakan kamera handphone).
c. Langkah tersebut diulangi untuk setidaknya 2 jenis lampu yang berbeda.

F. Prinsip Kerja
Prinsip kerja pada kegiatan praktikum ini yaitu dengan melakukan
pengaturan atau penyetelan pada spektrometer optik sebelum digunakan
dengan meluruskan kolimator dan teleskop spektrometer optik, kemudian atur
meja optik sehingga pada posisi skala putar dan skala nonius pada meja
menunjukkan angka nol. Pada kegiatan pertama untuk spektrum atom
Hidrogen, dilakukan dengan memutar bagian teleskop pada spektrometer optik
ke arah kanan sehingga teramati garis warna pertama pada orde 1 (n = 1).
Kemudian menghimpitkan tanda benang vertikal pada teleskop dengan garis
warna pertama dan membaca penunjukan skala pada spektrometer sebagai θ
kanan. Dengan cara yang sama untuk garis warna selanjutnya dan begitupula
untuk arah yang berlawanan (kiri). Pada kegiatan kedua, dilakukan dengan
cara yang sama dengan kegiatan 1, dan dengan dua sumber cahaya yang tidak
diketahui. Kemudian dilakukan metode spektroskopi untuk menentukan jenis
sumber cahaya yang tidak diketahui, yakni dengan menyesuaikan spektrum
diskrit cahaya tampak yang tidak diketahui dengan jenis unsur yang
spektrumnya sudah diketahui.
G. Teknik Analisis Data
Kegiatan 1

1. Menghitung panjang gelombang spektrum garis atom Hidrogen.

𝑑 sin𝜃
λ= 𝑛
2. Tentukan besar konstanta Reyberg

1
R= 1 1
λ 2− 2
2 𝑛𝐵
3. Analisislah kesalahan hasil pengukuranmu
15

Kegiatan 2

1. Menghitung panjang gelombang spektrum garis untuk masing masing


warna teramati pada setiap lampu yang anda gunakan!
𝑑 sin𝜃
λ= 𝑛
2. Membandingkan spektrum garis berbagai jenis secara teori dengan
spektrum yang diperoleh dari hasil pengamatan. Dilakukan dengan cara
mebandingkan warna pada gambar dan rentang Panjang gelombang.
16

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Kegiatan 1. Menggunakan rumus Balmer untuk menentukan konstanta
Rydberg.
Tabel 4.1 Hasil pengamatan spektrum garis atom hidrogen
Orde Spektrum Warna Spektrum ƟKiri Ɵkanan
Biru │17,00 ± 0,02│˚ │17,16 ± 0,02│˚
1
Merah │23,21±0,02│˚ │23,52 ± 0,02│˚
Kegiatan 2. Menentukan jenis unsur sumber cahaya yang tidak diketahui
berdasarkan spektrum garis yang terbentuk
Tabel 4.2 Hasil spektrum garis beberapa jenis atom untuk orde pertama
Lampu ke- Warna Spektrum Ɵkiri Ɵkanan
Hijau │17.17 ±0,02│˚ │16,75±0,02│˚
1
Merah │23,34±0,02│˚ │22,68±0,02│˚
Hijau │17,24 ±0,02│˚ │16,66 ±0,02│˚
2
Merah │23,26±0,02│˚ │22,25±0,02│˚
Orange │25,08 ±0,02│˚ │16,66 ±0,02│˚
3
Kuning │50,14±0,02│˚ │41,00±0,02│˚

B. Analisis Data
Kisi = 600 lines/mm
Kegiatan 1. Menggunakan rumus Balmer untuk menentukan konstanta
Rydberg
Tabel 4.3 Hasil pengamatan spektrum garis atom hidrogen
Orde Warna
Ɵkiri (˚) Ɵkanan (˚) Δa (˚) Δa/2 (˚)
Spektrum Spektrum
Biru │17,00 ±0,02│ │17,16 ±0,02│ │34,16 ±0,04│ │17,08 ±0,04│
1
Merah │23,21±0,02│ │23,52±0,02│ │46,73 ±0,04│ │23,37 ±0,04│
17

1. Panjang Gelombang
1
d=
600 𝑚𝑚

 Rambat ralat
∂λ ∂λ
∆λ = | | ∆𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 + | ∂ | ∆𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
∂𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
𝛼 +𝛼 𝛼 +𝛼
∂ sin 𝑘𝑖𝑟𝑖 2 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛(n.N)−1 ∂ sin 𝑘𝑖𝑟𝑖 2 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛(n.N)−1
∆λ = | | ∆𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖+ | | ∆𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
∂𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 ∂𝛼𝑎𝑛𝑎𝑛

∆λ =
1 𝑎𝑘𝑖𝑟𝑖+𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 1 𝑎𝑘𝑖𝑟𝑖+ 𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 −1
| sin (n. N)−1| ∆𝛼 +| sin (n. N) |
∆𝛼 𝑘𝑖𝑟𝑖 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
2 2 2 2
∆λ
λ =
λ
1 𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 + 𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
(n.N)−1
|s 2 co 2 | ∆𝛼 +
𝛼 +𝛼
sin 𝑘𝑖𝑟𝑖 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
(n.N)−1 𝑘𝑖𝑟𝑖
2
1 𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 + 𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
(n.N)−1
co
| s 𝛼 +𝛼
2 2 | ∆𝛼
sin 𝑘𝑖𝑟𝑖 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
(n.N)−1 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
2
𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 +
𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛

1 cos | (∆𝛼 𝑘𝑖𝑟𝑖 + ∆𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛)


=|2 sin𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 +2
∆λ
λ
𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
2
1 ∆𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 + ∆𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
∆λ = | 𝛼 + 𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 |λ
2 tan 𝑘𝑖𝑟𝑖
2

∆λ =|
1 ∆∆𝛼
2 tan
∆𝛼 |λ
2

a. Untuk warna 1 (Biru)

 𝑑 sin𝜃
λ= 𝑛
∆𝛼
𝑑 sin
2
λ= 𝑛
1
sin 17,08˚
600
λ= 1
λ = 0,000489511 mm
18

λ = 489,511 nm
19

1 ∆∆𝛼
 ∆λ = | ∆𝛼 |λ
2 tan
2

1
∆λ = | 2𝘍 | 489,511 nm
2 tan 17,08˚
1
∆λ = | 0,0333°
| 489,511 nm
2 tan 17,08°
1
∆λ = | 0,00189155| 489,511 nm
2

∆λ = |0,0009945775| 489,511 nm
∆λ = 0,48686 nm
∆λ
 KR =
λ × 100%
0,48686
KR
nm = × 100%
489,511 nm

KR = 0,099% (4 AP)
 PF = |489,5 ± 0,5| nm

2. Konstanta Rydberg
1 1
1
=R( − )
λ 2 2
2 𝑛𝐵
1
R= 1 1
λ 2− 2
2 𝑛𝐵
a. Untuk warna 1 (Biru)
1
 R= 1 1
λ 2− 2
2 𝑛𝐵
1
R= 1 1
489,511 nm 2− 2
2 4
1
R= 1 1
489,511 nm −
4 16
1
R= 3
489,511 nm
16
20

1
R=
489,511 ×10−9m (0,1875)

R = 0,0108953 × 109 m-1


R = 1,08953 × 107 m-1
Dengan analisis yang sama maka diperoleh tabel 4.4 berikut
Tabel 4.4 Panjang gelombang dan konstanta Rydberg pada atom hidrogen
Orde Warna
λ (nm) ∆λ (nm) KR (%) PF (nm) R (m-1)
Spektrum Spektrum
1,08953 × 107
Biru 489,511 0,48686 0,099 |489,5 ± 0,5|
1
Merah 660,979 0,312569 0,047 |660,9 ± 0,3| 1,08929 × 107

𝑅 +𝑅
 Rtotal = 1 2 2

7 −1
Rtotal = (1,08953 + 1,08929 )10 m
2
Rtotal = 1,08941 × 107m-1

𝑅𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖− 𝑅𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
 %diff = | 𝑅𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖+ 𝑅𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 |×
100% 2

(1,097× 107 − 1,08941 × 107 )m−1


%diff = | (1,097× 107 + 1,08941 × 107 )m−1
| × 100%
2

%diff = 0,7 % (4 AP)


 Konstanta Planck
2𝜋2𝑘2𝑚𝑒4
R=
𝑐ℎ3
3 2𝜋2𝑘2𝑚𝑒4
h= √
𝑐𝑅

3 2(3,14)2(9 × 109)2(9,1 × 10−31) (1,6 ×10−19)4


h= √ (3 × 108) (1,08941× 107)
21

3 2 (9,8596)(81 × 1018)(9,1 × 10−31) (6,5536 ×10−76)


h= √ (3 × 108) (1,08941× 107)

3 (1597,2552 × 1018)(9,1 × 10−31) (6,5536 ×10−76)


h= √ (3 × 108) (1,08941× 107)

3 95.256,722276 × 10−89
h= √
(3 × 108) (1,08941× 107)

3 95.256,722276 × 10−89
h= √
327× 1012
3
h= √291,30496109 × 10101
h = 6,62902 × 1034 J.s

 ℎ 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 − ℎ𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
%diff = |ℎ𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 + 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 | × 100%
ℎ 2

(6,6260755 X 1034− 6,62902×1034)


%diff = | (6,6260755 x 1034+ 6,62902×1034)
| × 100%
2

%diff = 0,044%

Tabel 4.5 Hasil konstanta Planck pada atom hidrogen


Orde Warna %diff %diff
PF (nm) Rtotal (m-1) h (J.s)
Spektrum Spektrum (%) (%)
Biru |489,5 ± 0,5|
1 1,08941 x 107 2,00 6,62902 × 1034 0,044
Merah |660,9 ± 0,3|

Kegiatan 2. Menentukan jenis unsur sumber cahaya yang tidak diketahui


berdasarkan spektrum garis yang terbentuk
22

Tabel 4.6 Hasil spektrum garis beberapa jenis atom untuk orde pertama
Lampu Warna
Ɵkiri (˚) Ɵkanan (˚) Δa (˚) Δa/2 (˚)
ke- Spektrum
Hijau │17,17 ± 0,02│ │16,75 ± 0,02│ │33,92 ± 0,04│ 16,96 ± 0,04│
1
Merah │23,34 ± 0,02│ │22,68 ± 0,02│ │46,02 ± 0,04│ 23,01 ± 0,04│
Hijau │17,24 ± 0,02│ │16,66 ± 0,02│ │33,9 ± 0,04│ 16,95 ± 0,04│
2
Merah │23,26 ± 0,02│ │22,25 ± 0,02│ │45,51 ± 0,04│ 22,76 ± 0,04│
Orange │25,08 ± 0,02│ │16,66 ± 0,02│ │41,74 ± 0,04│ 20,87 ± 0,04│
3
Kuning │50,14 ± 0,02│ │41,00 ± 0,02│ │91,14 ± 0,04│ 45,57 ± 0,04│

1. Panjang Gelombang
1
d=
600 𝑚𝑚
a. Lampu 1
1) Untuk warna 1 (Hijau)

 𝑑 sin𝜃
λ= 𝑛
∆𝛼
𝑑 sin
2
λ= 𝑛
1
sin 16,96°
600 𝑚𝑚
λ= 1
λ = 0,0004861734mm
λ = 486,1734 nm
1
 ∆λ = | ∆∆𝛼 | λ
∆𝛼
2 tan
2

𝘍
∆λ = |1 2 | 486,1734 nm
2 tan 16,96°
1
∆λ = | 0,0333˚ | 486,1734 nm
2 tan 16,96°
∆λ = 0,463265 nm
23

∆λ
 KR = × 100%
λ
0,463265 nm
KR = × 100%
486,2nm
KR = 0,095 % (4 AB)
 PF = |486,2 ± 0,5| nm

Dengan analisis yang sama maka diperoleh tabel 4.7 berikut


Tabel 4.7 Panjang gelombang spektrum garis dengan beberapa jenis atom untuk
orde pertama
Lampu Warna
λ (nm) ∆λ (nm) KR (%) PF (nm)
ke- Spektrum
Hijau 486,2 0,463 0,095 │486,2 ± 0,5│
1
Merah 651,5 0,446 0,068 │651,5 ± 0,4│
Hijau 485,9 0,463 0,095 │485,9 ± 0,4│
2
Merah 644,8 0,446 0,068 │644,8 ± 0,4│
Orange 593,8 0,453 0,076 │593,8 ± 0,4│
3
Kuning 519,1 0,421 0,074 │519,1± 0,4│

 Lampu 1

400 nm 450 nm 500 nm 550 nm 600 nm 650 nm 700 nm

Secara Praktikum
:

Gambar 4.1. Lampu ke-1, berdasarkan


spektrometer optik
(Sumber: Dokumentasi praktikum)
24

Gambar 4.2. Lampu ke-1, berdasarkan spektroskop tangan


(Sumber: Dokumentasi praktikum)

Secara Teori :

(Sumber : Raymond, A. Serway, 1989)


Berdasarkan dari gambar yang diperoleh unsur atom yang paling
mendekati dari tinjauan berdasarkan perhitungan panjang gelombang maupun dari
gambar yang didapat dengan menggunakan spektrometer dan spektroskop tangan
ialah unsur Xenon (Xe).

 Lampu 2

400 nm 450 nm 500 nm 550 nm 600 nm 650 nm 700 nm


25

Secara Praktikum
:

Gambar 4.4. Lampu ke-2, berdasarkan


spektrometer optik
(Sumber: Dokumentasi praktikum)

Gambar 4.5. Lampu ke-2, berdasarkan spektroskop tangan


(Sumber: Dokumentasi praktikum)

Secara Teori :

(Sumber : Tim Penyusun, 2022)


Berdasarkan dari gambar yang diperoleh unsur atom yang paling
mendekati dari tinjauan berdasarkan perhitungan panjang gelombang maupun dari
gambar yang didapat dengan menggunakan spektrometer dan spektroskop tangan
ialah unsur Cd (Kadmium).

 Lampu 3
26


400 nm 450 nm 500 nm 550 nm 600 nm 650 nm 700 nm

Gambar 4.7. Lampu ke-3, berdasarkan


spektrometer optik
(Sumber: Dokumentasi praktikum)

Gambar 4.8. Lampu ke-3, berdasarkan spektroskop tangan


(Sumber: Dokumentasi praktikum)
Secara Teori :

(Sumber : Raymond, A. Serway, 1989)


Berdasarkan dari gambar yang diperoleh unsur atom yang paling
mendekati dari tinjauan berdasarkan perhitungan panjang gelombang maupun
dari gambar
27

yang didapat dengan menggunakan spektrometer dan spektroskop tangan ialah


unsur Neon (Ne).
C. Pembahasan
Telah dilakukan praktikum dengan judul Spektrum Garis Berbagai Jenis
Atom dimana terdapat dua kegiatan. Kegiatan pertama Menggunakan rumus
Balmer untuk menentukan konstanta Rydberg, dilakukan dengan cara mengamati
warna lampu hydrogen pada orde pertama, pada kegiatan ini didapatkan warna
biru dan merah dan didapatkan masing masing sudut 𝜃 rata-rata putar kanan dan
kiri untuk merah 23,365˚ dan untuk biru 17,08˚. Pada Kegiatan ini dilakukan
analisis penentuan Panjang gelombang untuk masing masing warna setelah itu
mencari masing masing konstanta Rydberg-nya dengan menggunakan rumus
balmer sesuai nama kegiatan, didapatkan rata-rata konstanta Rydberg yang
memiliki persen diff sebesar 0,7% dari nilai teori, yang berarti keberhasilan
mencapai 99,3%. Kesalahn sebesar 07% ini kemudian dapat terjadi karna kurang
teliti dalam penentuan nilai sudut 𝜃 ataupun garis vertical pada spektroskop
kurang berhimpit dengan warna yang ditampilkan ataupun dapat terjadi pada
kesalahan analisis. Setelah melakukan perhitungan konstanta Rydberg analisis
kemudian dilanjut dengan perhitungan konstanta planck yang dimana didapat
perbedaan atau persen diff yang lumayan kecil dengan dengan teori yakni sebesar
0,044%, yang berarti keberhasilan mencapai 99,956%. Kesalahan 0,044% ini
terjadi akibat nilai konstanta Rydberg yang didapat pada hasil praktikum memang
memiliki perbedaan dengan teori, sehingga tak heran nilai konstanta planck yang
didapat juga memiliki perbedaan dengan teori.

Kegiatan kedua yakni Menentukan jenis unsur sumber cahaya yang tidak
diketahui berdasarkan spektrum garis yang terbentuk. Kegiatan praktikum yang
dilakukan persis dengan kegiatan 1, namun bedanya jenis unsur dari lampu tidak
diketahui dan lampu yang diamati ada 3. Kegiatan analisisnya ada dua yakni,
penentuan Panjang gelombang setiap warna-warna pada lampu dan penentuan
jenis unsur lampu dengan membandingkan warna dan rentang panjang
gelombangnya pada teori dengan menggunakan rujukan buku oleh Raymond, A.
Serway (1989) dan modul oleh Tim Penyusun (2022).
28

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Berdasarkan beberapa atom yang diamati, terdapat spektrum diskrit/garis
yang berbeda tiap atom dikarenakan perbedaan energi tiap atom tersebut
dalam mengemisikan cahaya ketika terjadi peristiwa deeksitasi.
2. Dengan menggunakan rumus Balmer untuk menentukan konstanta
Rydberg diperoleh besar konstanta yang berbeda pada setiap spektrum
garis dengan rata-rata 1,08941 × 107m-1
3. Unsur sumber cahaya yang didapatkan pada praktikum berdasarkan
spektrum garis yang terbentuk pada lampu 1 adalah unsur Xenon, pada
lampu 2 adalah unsur Kadnium dan jenis unsur pada lampu 3 adalah
Neon.

B. Saran

1. Untuk Praktikan
Memahami toeri dan prosedur kerja, jangan ragu bertanya apabila ada
yang kurang atau tidak dipahami.
2. Untuk Asisten Pembimbing
Mempertahankan cara membimbing yang sudah baik dan benar.
3. Untuk Laboran
Sebaiknya melengkapi dan mengganti alat dan bahan yang sudah rusak
atau yang tidak berfungsi dengan baik agar data percobaan yang
diperoleh lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Aip Syaripuddi, Dede Rustiawan K, dan Adit Suganda. 2009. Fisika Untuk Kelas
X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Krane, Kanneth, S. 1992. Fisika Modern. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia


(UI Press).

Maliki K., Sofjan Firdausi dan Wahyu Setia Budi. 2008. “Peningkatan Emisi
Hidrogen Melalui Atom Helium Metastabil Dengan Metode Laser Induced
Plasma Pada Sampel Zircaloy”. Jurnal Penelitian Sains. 11 (1), 390-491.

Prasetyo, Eko., Much. A., dan Jatmiko. E. S. 2007. “Identifikasi Unsur-Unsur


Berdasarkan Spektrum Emisi Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan”.
Jurnal Sains & Matematika (JSM).

Setyawarmo, Didik. 2013. “Pengaruh Medan Magnetik Eksternal Pada Tabung


Gas Hidrogen Terhadap Spektrum Emisi Pada Efek Zeeman”. Anterior
Jurnal.

Setyawarmo, Didik dan Supahar. 2017. “Pengaruh Medan Magnetik Eksternal


Pada Tabung Gas Hidrogen Terhadap Spektrum Emisi Pada Efek
Zeeman”. Jurnal ilmu Fisika dan Pembelajarannya.

iii

Anda mungkin juga menyukai