DAFTAR ISI....................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan Praktikum................................................................................2
D. Manfaat Praktikum..............................................................................2
A. Hasil Pengamataan..............................................................................15
B. Analisis Data.......................................................................................15
C. Pembahasan........................................................................................25
BAB V PENUTUP.........................................................................................26
A. Kesimpulan.........................................................................................26
B. Saran...................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................iii
i
DAFTAR GAMBAR
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika sebuah gas diletakkan di dalam tabung kemudian arus listrik
dialirkan ke dalam tabung, gas akan memancarkan cahaya. Cahaya yang
dipancarkan oleh setiap gas berbeda-beda dan merupakan karakterisktik gas
tersebut. Cahaya dipancarkan dalam bentuk spektrum garis dan bukan
spektrum yang kontinyu. Kenyataan bahwa gas memancarkan cahaya dalam
bentuk spektrum garis diyakini berkaitan erat dengan struktur atom. Dengan
demikian, spektrum garis atomik dapat digunakan untuk menguji kebenaran
dari sebuah model atom (Beiser, 1995).
Suatu fenomena alam yang tak terlepas dari kehidupan manusia adalah
cahaya. Newton menyatakan bahwa cahaya terdiri dari partikel-partikel yang
dipancarkan oleh sumber cahaya ke segala arah dengan kecepatan yang sama
besar. Pendapat lain dinyatakan oleh Huygens yang menyatakan bahwa
cahaya itu merambat seperti gelombang. Maxwell berusaha melakukan
percobaan yang menghasilkan cepat rambat gelombang elektromagnetik sama
dengan cepat rambat cahaya yaitu 300 juta m/s. Uraian tersebut dapat
dinyatakan bahwa cahaya sebagai gelombang elektromagnetik dan akhirnya
cahaya dikenal sebagai gelombang sekaligus sebagai partikel yang
dikemukakan oleh Albert Einstein.
Salah satu teori fisika yang dapat digunakan untuk menganalisis
spektrum cahaya adalah teori atom Bohr. Kemampuan teori atom Bohr untuk
menerangkan asal-usul garis spektrum merupakan salah satu hasil menonjol,
sehingga pantas untuk memulai membuka teori ini dengan menerapkan pada
spektrum atomik. Setiap zat mampat (zat padat dan zat cair ) pada setiap
temperatur memancarkan radiasi di mana setiap panjang gelombang terdapat,
walaupun dengan intensitas yang berbeda-beda. Eksperimen yang telah
dilakukan para ilmuwan fisika terdahulu telah menunjukan bahwa cahaya
2
2. Manfaat Praktis
Dengan percobaan ini, kita dapat mengetahui karakteristik berbagai
jenis unsur-unsur yang ada di alam semesta. Dengan karakteristik yang
dimiliki oleh setiap unsur, manusia dapat meneliti benda yang jauh hanya
dengan mengamati panjang gelombang yang dihasilkan oleh unsur
tersebut. Dengan metode ini manusai bahkan meneliti benda angkasa
contohnya bintang, manusia dapat mengetahui unsur apa saja yang ada
pada bintang dengan membandingkan panjang gelombang yang
dipancarkan oleh bintang, dengan Panjang gelombang unsur unsur yang
ada di bumi serta perbandingan cahaya tampaknya.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
Istilah atom pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli filsafat Yunani
bernama Demokritus (460-370 SM). Setiap zat dapat dibagi atas bagian-bagian
yang lebih kecil, sampai mencapai bagian yang paling kecil yang tidak dapat
dibagi lagi. Bagian yang tak dapat dibagi itu oleh Demokritus disebut atom, dari
kata Yunani ”atomos” yang artinya tak dapat dibagi. Para filsuf yang muncul
kemudian seperti Plato dan Aristoteles merumuskan sebuah pemikiran bahwa bisa
jadi tidak ada partikel yang tidak dapat dibagi. Dengan demikian menurut dugaan
mereka atom pun masih dapat dibagi lagi. Bersamaan dengan itu, pandangan
mengenai atom berdasarkan pemikiran Demokritus mulai tersingkir. Sejak
ditemukannya partikel-partikel dasar atom, teori atom banyak mengalami
perubahan. Hal ini menggoyahkan teori atom Dalton yang menyatakan bahwa
atom tidak dapat dibagi- bagi. Diantara yang menggoyahkan teori atom ini ialah
hasil percobaan yang dilakukan oleh Thomson pada tahun 1897 (Didik, 2013).
spektrum emisi. Medan magnet eksternal homogen dalam penelitian ini besarnya
telah diketahui yang di ukur dengan gaussmeter, sehingga garis spektral akan
terpecah akibat adanya medan magnet eksternal tersebut. Terpecahnya garis
spektral oleh medan magnet dikenal dengan efek Zeeman (Didik, 2013).
Pada tahun 1800, suatu ekperimen yang sangat fundamental telah
dilakukan pada lucutan tabung gas yang berisi hidrogen, neon dan uap air raksa.
Pada umumnya cahaya hasil dari lucutan gas menunjukkan sifat spektrum yang
kontinyu, namun dari hasil ini didapatkan bentuk emisi yang bersifat diskrit atau
bentuk gais garis. Cahaya yang datang dari tabung memberikan warna garis terang
yang menunjukkan bahwa hanya panjang gelombang tertentu yang muncul.
Spektrum garis yang bersifat diskrit berbeda untuk atom atau molekul yang berbeda
(Suparmi, 2009).
Jika sebuah gas diletakkan di dalam tabung kemudian arus listrik dialirkan
ke dalam tabung, gas akan memancarkan cahaya. Cahaya yang dipancarkan oleh
setiap gas berbeda-beda dan merupakan karakteristik gas tersebut. Cahaya
dipancarkan dalam bentuk spektrum garis dan bukan spektrum yang kontinu.
Kenyataan bahwa gas memancarkan cahaya dalam bentuk spektrum garis diyakini
berkaitan erat dengan struktur atom. Dengan demikian, spektrum garis atomik
dapat digunakan untuk menguji kebenaran dari sebuah model atom (Supahar,
2017).
Spektrum garis diperoleh saat bahan pengemisi cahaya berupa atom. Oleh
karena itu sering disebut spektrum atomik. Pada molekul terdapat level-level
7
energi
8
rotasi dan vibrasi yang dilapiskan pada level energi elektronik. Spektrum garis
tergantung pada tipe atom. Asal spektrum garis dapat dijelaskan menggunakan
dasar teori Bohr. Jika atom berada pada keadaan dasar, elektron-elektronnya
berada pada tingkat-tingkat energi terendah. Ketika atom tereksitasi,
elektronelektronnya bergerak ke tingkat energi di atasnya. Elektron tereksitasi
mengemisikan foton ketika kembali ke tingkat energi di bawahnya. Radiasi emisi
dari atom tereksitasi membentuk garis spektral diskrit (Eko, 2007).
1 𝑞
11𝑞2 𝑒2 𝑚𝑣2
𝐹= = = ...................... (2.2)
4𝜋𝗌0 𝑟2 4𝜋𝗌0 𝑟2 𝑟
Gambar 2.2.
(a) (b)
Gambar 2.2 (a) Peralatan untuk mengamati spektrum garis, (b) Spektrum garis
air raksa dan natirum dalam daerah tampak dan ultraviolet
(Sumber: Krane, 1992)
Metode spektroskopi telah banyak dikembangkan dalam 3 dekade terakhir
ini. Salah satu aplikasi dari metode ini untuk menentukan komposisi kuantitatif
bahan dalam mendeteksi kandungan unsur unsur yang ada di dalamnya. Dengan
mendeteksi berbagai unsur yang terkandung dalam suatu bahan, metode ini bisa
digunakan untuk proses kontrol dan penilaian kualitas suatu produk (Maliki, 2009).
11
BAB III
METODE EKSPERIMEN
A. Hari/Waktu
1. Hari/Waktu : 05 April 2022
2. Jam : 13.00 – 17.00 WITA
C. Identifikasi Variabel
1. Variabel Terukur
a. Sudut garis spektrum kanan, 𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 (°`)
b. Sudut garis spektrum kiri, 𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 (°`)
2. Variabel Terhitung
a. Panjang gelombang spektrum garis, λ (nm)
b. Konstanta Rydberg, R (m-1)
E. Prosedur Kerja
Penyetelan Peralatan dan Prosedur Kerja
F. Prinsip Kerja
Prinsip kerja pada kegiatan praktikum ini yaitu dengan melakukan
pengaturan atau penyetelan pada spektrometer optik sebelum digunakan
dengan meluruskan kolimator dan teleskop spektrometer optik, kemudian atur
meja optik sehingga pada posisi skala putar dan skala nonius pada meja
menunjukkan angka nol. Pada kegiatan pertama untuk spektrum atom
Hidrogen, dilakukan dengan memutar bagian teleskop pada spektrometer optik
ke arah kanan sehingga teramati garis warna pertama pada orde 1 (n = 1).
Kemudian menghimpitkan tanda benang vertikal pada teleskop dengan garis
warna pertama dan membaca penunjukan skala pada spektrometer sebagai θ
kanan. Dengan cara yang sama untuk garis warna selanjutnya dan begitupula
untuk arah yang berlawanan (kiri). Pada kegiatan kedua, dilakukan dengan
cara yang sama dengan kegiatan 1, dan dengan dua sumber cahaya yang tidak
diketahui. Kemudian dilakukan metode spektroskopi untuk menentukan jenis
sumber cahaya yang tidak diketahui, yakni dengan menyesuaikan spektrum
diskrit cahaya tampak yang tidak diketahui dengan jenis unsur yang
spektrumnya sudah diketahui.
G. Teknik Analisis Data
Kegiatan 1
𝑑 sin𝜃
λ= 𝑛
2. Tentukan besar konstanta Reyberg
1
R= 1 1
λ 2− 2
2 𝑛𝐵
3. Analisislah kesalahan hasil pengukuranmu
15
Kegiatan 2
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Kegiatan 1. Menggunakan rumus Balmer untuk menentukan konstanta
Rydberg.
Tabel 4.1 Hasil pengamatan spektrum garis atom hidrogen
Orde Spektrum Warna Spektrum ƟKiri Ɵkanan
Biru │17,00 ± 0,02│˚ │17,16 ± 0,02│˚
1
Merah │23,21±0,02│˚ │23,52 ± 0,02│˚
Kegiatan 2. Menentukan jenis unsur sumber cahaya yang tidak diketahui
berdasarkan spektrum garis yang terbentuk
Tabel 4.2 Hasil spektrum garis beberapa jenis atom untuk orde pertama
Lampu ke- Warna Spektrum Ɵkiri Ɵkanan
Hijau │17.17 ±0,02│˚ │16,75±0,02│˚
1
Merah │23,34±0,02│˚ │22,68±0,02│˚
Hijau │17,24 ±0,02│˚ │16,66 ±0,02│˚
2
Merah │23,26±0,02│˚ │22,25±0,02│˚
Orange │25,08 ±0,02│˚ │16,66 ±0,02│˚
3
Kuning │50,14±0,02│˚ │41,00±0,02│˚
B. Analisis Data
Kisi = 600 lines/mm
Kegiatan 1. Menggunakan rumus Balmer untuk menentukan konstanta
Rydberg
Tabel 4.3 Hasil pengamatan spektrum garis atom hidrogen
Orde Warna
Ɵkiri (˚) Ɵkanan (˚) Δa (˚) Δa/2 (˚)
Spektrum Spektrum
Biru │17,00 ±0,02│ │17,16 ±0,02│ │34,16 ±0,04│ │17,08 ±0,04│
1
Merah │23,21±0,02│ │23,52±0,02│ │46,73 ±0,04│ │23,37 ±0,04│
17
1. Panjang Gelombang
1
d=
600 𝑚𝑚
Rambat ralat
∂λ ∂λ
∆λ = | | ∆𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 + | ∂ | ∆𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
∂𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
𝛼 +𝛼 𝛼 +𝛼
∂ sin 𝑘𝑖𝑟𝑖 2 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛(n.N)−1 ∂ sin 𝑘𝑖𝑟𝑖 2 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛(n.N)−1
∆λ = | | ∆𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖+ | | ∆𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
∂𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 ∂𝛼𝑎𝑛𝑎𝑛
∆λ =
1 𝑎𝑘𝑖𝑟𝑖+𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 1 𝑎𝑘𝑖𝑟𝑖+ 𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 −1
| sin (n. N)−1| ∆𝛼 +| sin (n. N) |
∆𝛼 𝑘𝑖𝑟𝑖 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
2 2 2 2
∆λ
λ =
λ
1 𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 + 𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
(n.N)−1
|s 2 co 2 | ∆𝛼 +
𝛼 +𝛼
sin 𝑘𝑖𝑟𝑖 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
(n.N)−1 𝑘𝑖𝑟𝑖
2
1 𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 + 𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
(n.N)−1
co
| s 𝛼 +𝛼
2 2 | ∆𝛼
sin 𝑘𝑖𝑟𝑖 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
(n.N)−1 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
2
𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 +
𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
∆λ =|
1 ∆∆𝛼
2 tan
∆𝛼 |λ
2
𝑑 sin𝜃
λ= 𝑛
∆𝛼
𝑑 sin
2
λ= 𝑛
1
sin 17,08˚
600
λ= 1
λ = 0,000489511 mm
18
λ = 489,511 nm
19
1 ∆∆𝛼
∆λ = | ∆𝛼 |λ
2 tan
2
1
∆λ = | 2𝘍 | 489,511 nm
2 tan 17,08˚
1
∆λ = | 0,0333°
| 489,511 nm
2 tan 17,08°
1
∆λ = | 0,00189155| 489,511 nm
2
∆λ = |0,0009945775| 489,511 nm
∆λ = 0,48686 nm
∆λ
KR =
λ × 100%
0,48686
KR
nm = × 100%
489,511 nm
KR = 0,099% (4 AP)
PF = |489,5 ± 0,5| nm
2. Konstanta Rydberg
1 1
1
=R( − )
λ 2 2
2 𝑛𝐵
1
R= 1 1
λ 2− 2
2 𝑛𝐵
a. Untuk warna 1 (Biru)
1
R= 1 1
λ 2− 2
2 𝑛𝐵
1
R= 1 1
489,511 nm 2− 2
2 4
1
R= 1 1
489,511 nm −
4 16
1
R= 3
489,511 nm
16
20
1
R=
489,511 ×10−9m (0,1875)
𝑅 +𝑅
Rtotal = 1 2 2
7 −1
Rtotal = (1,08953 + 1,08929 )10 m
2
Rtotal = 1,08941 × 107m-1
𝑅𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖− 𝑅𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
%diff = | 𝑅𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖+ 𝑅𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 |×
100% 2
3 95.256,722276 × 10−89
h= √
(3 × 108) (1,08941× 107)
3 95.256,722276 × 10−89
h= √
327× 1012
3
h= √291,30496109 × 10101
h = 6,62902 × 1034 J.s
ℎ 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 − ℎ𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
%diff = |ℎ𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 + 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 | × 100%
ℎ 2
%diff = 0,044%
Tabel 4.6 Hasil spektrum garis beberapa jenis atom untuk orde pertama
Lampu Warna
Ɵkiri (˚) Ɵkanan (˚) Δa (˚) Δa/2 (˚)
ke- Spektrum
Hijau │17,17 ± 0,02│ │16,75 ± 0,02│ │33,92 ± 0,04│ 16,96 ± 0,04│
1
Merah │23,34 ± 0,02│ │22,68 ± 0,02│ │46,02 ± 0,04│ 23,01 ± 0,04│
Hijau │17,24 ± 0,02│ │16,66 ± 0,02│ │33,9 ± 0,04│ 16,95 ± 0,04│
2
Merah │23,26 ± 0,02│ │22,25 ± 0,02│ │45,51 ± 0,04│ 22,76 ± 0,04│
Orange │25,08 ± 0,02│ │16,66 ± 0,02│ │41,74 ± 0,04│ 20,87 ± 0,04│
3
Kuning │50,14 ± 0,02│ │41,00 ± 0,02│ │91,14 ± 0,04│ 45,57 ± 0,04│
1. Panjang Gelombang
1
d=
600 𝑚𝑚
a. Lampu 1
1) Untuk warna 1 (Hijau)
𝑑 sin𝜃
λ= 𝑛
∆𝛼
𝑑 sin
2
λ= 𝑛
1
sin 16,96°
600 𝑚𝑚
λ= 1
λ = 0,0004861734mm
λ = 486,1734 nm
1
∆λ = | ∆∆𝛼 | λ
∆𝛼
2 tan
2
𝘍
∆λ = |1 2 | 486,1734 nm
2 tan 16,96°
1
∆λ = | 0,0333˚ | 486,1734 nm
2 tan 16,96°
∆λ = 0,463265 nm
23
∆λ
KR = × 100%
λ
0,463265 nm
KR = × 100%
486,2nm
KR = 0,095 % (4 AB)
PF = |486,2 ± 0,5| nm
Lampu 1
Secara Praktikum
:
Secara Teori :
Lampu 2
Secara Praktikum
:
Secara Teori :
Lampu 3
26
400 nm 450 nm 500 nm 550 nm 600 nm 650 nm 700 nm
Kegiatan kedua yakni Menentukan jenis unsur sumber cahaya yang tidak
diketahui berdasarkan spektrum garis yang terbentuk. Kegiatan praktikum yang
dilakukan persis dengan kegiatan 1, namun bedanya jenis unsur dari lampu tidak
diketahui dan lampu yang diamati ada 3. Kegiatan analisisnya ada dua yakni,
penentuan Panjang gelombang setiap warna-warna pada lampu dan penentuan
jenis unsur lampu dengan membandingkan warna dan rentang panjang
gelombangnya pada teori dengan menggunakan rujukan buku oleh Raymond, A.
Serway (1989) dan modul oleh Tim Penyusun (2022).
28
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan beberapa atom yang diamati, terdapat spektrum diskrit/garis
yang berbeda tiap atom dikarenakan perbedaan energi tiap atom tersebut
dalam mengemisikan cahaya ketika terjadi peristiwa deeksitasi.
2. Dengan menggunakan rumus Balmer untuk menentukan konstanta
Rydberg diperoleh besar konstanta yang berbeda pada setiap spektrum
garis dengan rata-rata 1,08941 × 107m-1
3. Unsur sumber cahaya yang didapatkan pada praktikum berdasarkan
spektrum garis yang terbentuk pada lampu 1 adalah unsur Xenon, pada
lampu 2 adalah unsur Kadnium dan jenis unsur pada lampu 3 adalah
Neon.
B. Saran
1. Untuk Praktikan
Memahami toeri dan prosedur kerja, jangan ragu bertanya apabila ada
yang kurang atau tidak dipahami.
2. Untuk Asisten Pembimbing
Mempertahankan cara membimbing yang sudah baik dan benar.
3. Untuk Laboran
Sebaiknya melengkapi dan mengganti alat dan bahan yang sudah rusak
atau yang tidak berfungsi dengan baik agar data percobaan yang
diperoleh lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Aip Syaripuddi, Dede Rustiawan K, dan Adit Suganda. 2009. Fisika Untuk Kelas
X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Maliki K., Sofjan Firdausi dan Wahyu Setia Budi. 2008. “Peningkatan Emisi
Hidrogen Melalui Atom Helium Metastabil Dengan Metode Laser Induced
Plasma Pada Sampel Zircaloy”. Jurnal Penelitian Sains. 11 (1), 390-491.
iii