Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SIFAT GELOMBANG PADA PARTIKEL

DISUSUN OLEH :

SADIN TANGKO ( 222214029 )

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA

2023

1
DAFTAR ISI

HALAMAN

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

BAB I : PENDAHULAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

1.1 LATAR BELAKANG . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4


1.2 RUMUSAN MASALAH . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4
1.3 TUJUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4

BAB II : PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5

2.1 DUALISME GELOMBANG-PARTIKEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5

2.2 EKSPERIMEN CELAH GANDA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6

2.3 KONSEP PANJANG GELOMBANG . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7

2.4 SIFAT GELOMBANG PADA PARTIKEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7-8

BAB III : PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9

3.1 KESIMPULAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10

2
BAB I

1.1 Pendahuluan
pada awal abad ke-20 dengan perkembangan fisika kuantum. Pada masa
itu, pemahaman tentang partikel subatomik seperti elektron mulai berkembang
melalui eksperimen dan teori-teori baru.
Pemahaman mengenai sifat gelombang pada partikel-partikel materi
seperti elektron berkembang dengan pesat pada awal abad ke-20 melalui kerja
ilmiah dari fisikawan seperti Albert Einstein, Louis de Broglie, dan lainnya.
Albert Einstein pada tahun 1905 mengajukan konsep efek fotoelektrik yang
menunjukkan bahwa cahaya memiliki sifat partikel, karena dapat
mengeluarkan elektron dari permukaan logam melalui tumbukan satu-satunya.
Konsep ini bertentangan dengan pemahaman awal bahwa cahaya hanya
berperilaku sebagai gelombang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu dualisme gelombang-partikel dan bagaimana konsep ini berperan
dalam memahami sifat gelombang pada partikel?
2. Bagaimana eksperimen celah ganda membantu mengungkap sifat
gelombang pada partikel?
3. Bagaimana konsep panjang gelombang de Broglie digunakan untuk
menghubungkan partikel dengan sifat gelombangnya?
4. Bagaimana sifat gelombang pada partikel tercermin dalam fenomena
interferensi dan difraksi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dualisme gelombang-partikel dan bagaimana konsep ini
berperan dalam memahami sifat gelombang pada partikel
2. Untuk mengetahui eksperimen celah ganda membantu mengungkap sifat
gelombang pada partikel
3. Untuk mengetahui konsep panjang gelombang de Broglie digunakan untuk
menghubungkan partikel dengan sifat gelombangnya
4. Untuk mengetahui sifat gelombang pada partikel tercermin dalam
fenomena interferensi dan difraks

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Dualisme gelombang – partikel
Dualisme gelombang-partikel adalah konsep dalam fisika kuantum yang
menyatakan bahwa partikel-partikel materi seperti elektron dapat
menunjukkan sifat gelombang dan partikel pada saat yang sama. Konsep ini
pertama kali diajukan oleh Louis de Broglie pada tahun 1924.
Sebelum pengembangan konsep ini, umumnya dianggap bahwa partikel-
partikel materi memiliki sifat partikel yang bergerak dalam jalur tertentu.
Namun, dengan eksperimen dan pemikiran baru pada awal abad ke-20,
terungkaplah bahwa ada fenomena yang tidak dapat dijelaskan dengan
pemahaman tersebut.
Konsep dualisme gelombang-partikel diperkenalkan untuk menjelaskan
fenomena yang teramati pada partikel-partikel seperti elektron. Menurut
konsep ini, partikel-partikel tersebut tidak hanya memiliki massa dan
momentum seperti partikel klasik, tetapi juga memiliki sifat gelombang
dengan panjang gelombang yang terkait.
Untuk memahami sifat gelombang pada partikel, kita menggunakan
persamaan gelombang de Broglie:
Λ = h/p
Di mana λ adalah panjang gelombang, h adalah konstanta Planck, dan p
adalah momentum partikel. Persamaan ini menyatakan bahwa setiap partikel
memiliki panjang gelombang tertentu yang terkait dengan momentumnya.
Artinya, partikel-partikel dengan momentum yang lebih tinggi akan memiliki
panjang gelombang yang lebih pendek.
Konsep ini memiliki implikasi penting dalam pemahaman fenomena
seperti difraksi dan interferensi pada partikel-partikel materi. Misalnya, dalam
eksperimen celah ganda pada elektron, kita mengamati pola interferensi yang
terjadi ketika elektron mengalami difraksi saat melewati celah.

4
2.2. Eksperimen celah ganda membantu mengungkap sifat gelombang
pada partikel
Eksperimen celah ganda adalah salah satu eksperimen yang paling
terkenal dan penting dalam memperlihatkan sifat gelombang pada partikel-
partikel materi seperti elektron. Eksperimen ini membantu mengungkap sifat
gelombang pada partikel dengan menunjukkan fenomena interferensi yang
hanya dapat dijelaskan dengan memperkenalkan konsep dualisme gelombang-
partikel.
Dalam eksperimen celah ganda, kita menggunakan sebuah barrier atau
penghalang yang memiliki dua celah kecil yang terpisah. Partikel-partikel
yang melewati celah kemudian dihasilkan pada sebuah layar detektor yang
terletak di belakang barrier tersebut. Pada dasarnya, kita ingin melihat pola
distribusi partikel-partikel tersebut pada layar detektor.
Jika partikel-partikel dianggap sebagai partikel klasik yang bergerak
dengan lintasan yang terdefinisi, kita akan mengharapkan adanya dua pola
terpusat pada bidang detektor – satu akan sesuai dengan celah pertama, dan
yang lainnya sesuai dengan celah kedua. Namun, apa yang teramati dalam
eksperimen adalah pola interferensi yang tidak dapat dijelaskan dengan
pemahaman partikel klasik ini.
Pola interferensi terjadi karena partikel-partikel materi, seperti elektron,
juga memiliki sifat gelombang yang memungkinkan mereka untuk melewati
kedua celah secara bersamaan. Ketika dua gelombang dari celah yang
berdekatan bertemu pada bidang detektor, mereka akan saling mempengaruhi
dan menyebabkan pola interferensi. Pada beberapa bagian layar detektor,
gelombang-gelombang ini akan saling memperkuat (interferensi konstruktif),
sementara pada bagian lain, mereka akan saling menghilangkan (interferensi
destruktif).
Hasilnya, pada layar detektor, kita akan melihat pola gelap dan terang
yang saling bergantian, yang menunjukkan fenomena interferensi antara
partikel-partikel yang melewati celah ganda. Pola ini hanya dapat dijelaskan

5
dengan menganggap partikel-partikel materi memiliki sifat gelombang dan
mengalami interferensi saat berinteraksi dengan diri mereka sendiri.
2.3. konsep panjang gelombang de Broglie
Konsep panjang gelombang de Broglie adalah konsep yang menjelaskan
bahwa partikel-partikel subatomik seperti elektron, proton, dan neutron
memiliki sifat gelombang yang terkait dengan pergerakan mereka. Konsep ini
dikemukakan oleh Louis de Broglie pada tahun 1924 dan merupakan salah
satu prinsip dasar dalam mekanika kuantum.
Menurut konsep ini, setiap partikel dengan massa dan momentum
memiliki karakteristik panjang gelombang yang terkait dengannya. Panjang
gelombang de Broglie (λ) dinyatakan dengan persamaan λ = h / p, di mana h
adalah konstanta Planck (6,626 x 10^-34 Js) dan p adalah momentum partikel.
Keterkaitan ini memungkinkan kita untuk menggambarkan partikel-
partikel tersebut sebagai gelombang dengan frekuensi dan panjang gelombang
tertentu. Ini berarti partikel-partikel subatomik dapat menunjukkan fenomena
interferensi, difraksi, dan polarisasi, mirip dengan gelombang cahaya.
Konsep panjang gelombang de Broglie sangat penting karena
memberikan dasar bagi prinsip-prinsip dasar mekanika kuantum dan
memungkinkan untuk memahami sifat-sifat materi pada skala subatomik.
Selain itu, konsep ini juga terkait dengan prinsip ketidakpastian Heisenberg,
yang menyatakan bahwa kita tidak dapat secara bersamaan mengetahui posisi
dan momentum suatu partikel dengan presisi mutlak.
2.4. Sifat gelombang pada partikel tercermin dalam fenomena interfensi
Difraksi.
Dalam fenomena interferensi dan difraksi. Ini berarti bahwa partikel-
partikel subatomik seperti elektron, proton, dan neutron dapat menunjukkan
fenomena yang biasanya terkait dengan gelombang, seperti pembelokan dan
percampuran gelombang.
Interferensi adalah fenomena yang terjadi ketika dua atau lebih
gelombang bertemu dan saling berinteraksi satu sama lain. Ketika partikel-
partikel subatomik dengan sifat gelombang berinteraksi, mereka dapat

6
menghasilkan pola interferensi yang mirip dengan pola yang terjadi saat dua
gelombang cahaya bertemu. Misalnya, jika dua elektron dengan panjang
gelombang de Broglie yang sama bertemu, mereka dapat menghasilkan pola
interferensi yang menciptakan daerah-daerah di mana mereka saling
menguatkan atau saling meredam.
Difraksi, di sisi lain, adalah fenomena di mana gelombang melengkung saat
melewati sebuah celah atau sekitar sebuah objek. Ketika partikel-partikel
subatomik dengan sifat gelombang mengalami difraksi, mereka dapat
mengalami pembelokan dan penyebaran seperti gelombang yang melewati
celah atau mengelilingi objek. Misalnya, elektron dengan sifat gelombang
dapat melewati celah kecil dan menghasilkan pola difraksi yang menciptakan
pola pita-pita pada layar yang menerima elektron tersebut.
Penting untuk diingat bahwa sifat gelombang pada partikel-partikel
subatomik ini terjadi dalam konteks mekanika kuantum, yang berbeda dari
cara gelombang cahaya berperilaku dalam mekanika klasik. Fenomena
interferensi dan difraksi yang terlihat pada partikel-partikel subatomik ini
adalah manifestasi dari sifat-sifat gelombang materi dalam kerangka mekanika
kuantum.

7
DAFTAR PUSTAKA
Margaretta Sri, Edi Hendri, dan Atep Sujana. Ed. Revisi. Konsep Dasar Ipa.
Bandung : Upi Press.

Ferawati, Yulia Rahmadar, dan Zulfadewina. 2014. Konsep Dasar Ipa.


Diterbitkan oleh dan untuk kalangan terbatas.

Beiser, Arthur. 1982 . Konsep Fisika Modern. Jakarta : Penerbit Erlangga

Krane, K.S. (1992). Fisika Modern. Terjemahan Hans J. Wospakrik. Jakarta:


Universitas Indonesia Press.

Rohadi, Nyoman. 2020. Prinsip Dasar Fisika Kuantum Berbasis Model Mental
Fisika. Bengkulu : Unib Press

Anda mungkin juga menyukai