Anda di halaman 1dari 17

SINAR KATODA

RANCANGAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN 1

Oleh :

Nama : Clauria Fitri Sukmawati


NIM : 171810201057
Kelompok : B1-6
Tanggal : 27 Oktober 2019
Asisten :

LABORATORIUM FISIKA MODERN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2019
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ii
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan Eksperimen ................................................................................2
1.4 Manfaat Ekperimen ................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................4
2.1 Sejarah .................................................................................................... 4
2.2 Teori dan Persamaan ............................................................................. 5
2.3 Manfaat dalam Kehidupan Sehari-Hari .............................................. 8
BAB 3. METODE EKSPERIMEN .....................................................................10
3.1 Alat dan Bahan ......................................................................................10
3.2 Desain Eksperimen ...............................................................................10
3.2.1Langkah Kerja ...............................................................................11
3.2.2 Rancangan Penelitian ...................................................................11
3.2.3 Desain Praktikum .........................................................................12
3.2.4 Jenis dan Sumber Data Eksperimen….........................................12
3.2.5 Definisi Operasional Variabel ......................................................12
3.3 Metode Analisis Data ............................................................................12
3.3.1 Ralat ..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

i
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tahun 1869 fisikawan Jerman Johann Wilhelm Hittorf melakukan kajian


mengenai konduktivitas listrik dalam gas. Eugen Goldstein tahun 1876
menunjukkan bahwa sinar pancaran ini menghasilkan bayangnya dan kemudian
diberi nama sinar katoda. William Crookes mengembangkan tabung katoda
pertama dalam keadaan vakum. Schuster pada tahun 1890 berhasil memperkirakan
rasio massa terhadap muatan komponen-komponen sinar. Tabung sinar katoda
adalah tabung hampa udara yang dibuat dengan memanfaatkan teknik pemvakuman
Geisler yang dapat memancarkan elektron dalam bentuk sinar katoda sebagai sinar
hijau pucat ketika saklar dihubungkan. Sinar katoda merupakan berkas distribusi
elektron yang terbentuk didalam tabung sinar katoda. Tabung sinar katoda ini
memiliki ruang yang didalam tabungnya sangat vakum. Tabung ini terdapat dua
elektroda sehingga ketika beda potensial yang cukup tinggi di berikan pada kedua
elektroda tabung tersebut maka elektron akan terlepas dari elektroda karena adanya
beda potensial maka elektron tersebut dapat bergerak dari katoda menuju anoda.
Sinar-sinar katoda dipercepat melalui tegangan tinggi yang dikendalikan dengan
medan magnet yang dibangkitkan oleh sepasang koil (Zemansky, 1986).
Eksperimen sinar katoda ini dilakukan dengan mematikan semua arus listrik,
kemdian switch toogle diposisikan pada keadaan up (e/m measure). Dengan
menggunakan tegangan rendah, pengatur arus pada Helmholtz coil diatur dalam
posisi off. Filamen elektron gun dihubungkan dengan power suplly bertegangan 6,3
volt dan elektrode pemercepat pada tegangan DC antara 0-500 volt. Setelah semua
sumber arus dan tegangan dihidupkan, sumber tegangan filamen diputar dengan
mengamati besar voltmeter sampai 6 volt. Nilai I dan V bervariasi, radius lintasan
berkas elektron dicatat pada saat I konstan dan V variasi dengan pada saat V konstan
dan I variasi. Kemudian dilakuan analisa data dan pembahasan untuk data yang
diperoleh pada percobaan ini.

1
2

Eksperimen sinar katoda ini dapat mengetahui dan memahami sifat maupun
karakteristik elektron yang berguna dalam bidang kelistrikan. Prinsip kerja dari
sinar katoda diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti osiloskop. Prinsip kerja
osiloskop menggunakan tabung sinar katoda dengan cara katoda yang dipanaskan,
akan terjadi emisi elektron termionik. Beda potensial yang tinggi antara anoda dan
katoda akan mempercepat gerak elektron. Elektron yang keluar dari anoda diatur
oleh kisi kontrol yang memiliki potensial lebih negatif daripada katoda, banyak
sedikitnya elektron ini berpengaruh pada intensitas yang dihasilkan pada layar
fluoresen.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang terdapat dalam praktikum sinar katoda ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh pemberian variasi nilai V dan I terhadap nilai
perbandingan muatan (e) dan massa elektron (m)?
2. Bagaimana grafik hubungan antara radius berkas elektron (R) dengan beda
tegangan elektroda pemercepat?
3. Bagaimana hasil perbandingan nilai elektron dan massa elektron (e/m) yang
diperoleh pada percobaan sinar katoda dengen referensi?

1.3 Tujuan Eksperimen


Tujuan dilakukannya praktikum sinar katoda ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh pemberian variasi nilai V dan I terhadap nilai
perbandingan muatan (e) dan massa elektron (m)
2. Mengetahui grafik hubungan antara radius berkas elektron (R) dengan beda
tegangan elektroda pemercepat
3. Mengetahui hasil perbandingan nilai elektron dan massa elektron (e/m) yang
diperoleh pada percobaan sinar katoda dengen referensi

1.4 Manfaat Eksperimen


Manfaat dari eksperimen sinar katoda dalam kehidupan sehari-hari selain untuk
3

menentukan nilai muatan dan massa elektron yakni untuk mengetahui prinsip kerja
dari tabung sinar katoda yang di zaman sekarang banyak diterapkan dalam alat-alat
elektronika salah satunya adalah pada televisi. Prinsip kerjanya yaitu dalam tabung
sinar katode, elektron-elektron secara terarah diarahkan menjadi pancaran elektron
dan pancaran elektron ini difokuskan dengan alat “defleksi yoke” oleh medan
magnetik untuk diarahkan kearah posisi Horisontal dan Vertikal untuk men”scan”
permukaan di ujung pandang (anode), yang sebaris dengan bahan berfosfor
(biasanya berdasar atas logam transisi atau rare earth. Elektron akan menyebabkan
timbulnya cahaya, ketika elektron menyentuh material pada layar. Sebelum
elektron ini menyentuh fosfor, dilayar tabung kaca elektron-elektron itu menembus
pelat yang sangat tipis yang berlobang-lobang disebut skrin yang hampir sama
luasnya dengan lebar layar tabung untuk memfokuskan tiga bintik warna RGB
(Red, Green, Blue) untuk tabung layar warna.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah
Tahun 1869 fisikawan Jerman Johann Wilhelm Hittorf melakukan kajian
mengenai konduktivitas listrik dalam gas. Eksperimen ini berhasil menemukan
sebuah pancaran yang dipancarkan dari katoda dimana ukurannya dari pancaran ini
terus meningkat seiring dengan menurunnya tekanan gas. Tahun 1876, fisikawan
Jerman Eugen Goldstein menunjukkan bahwa sinar pancaran ini menghasilkan
bayangnya dan kemudian diberi nama sinar katoda. William Crookes tahun 1870-
an mengembangkan tabung katoda pertama dalam keadaan vakum. Sinar berpendar
yang tampak di dalam tabung tersebut membawa energi dan bergerak dari katoda
menuju ke anoda. Sinar dalam tabung tersebut dapat berbelok ketika menggunakan
medan magnetik maka disimpulkan bahwa berkas ini berperilaku seolah-olah ia
bermuatan negatif. Tahun 1879, Crookes mengajukan bahwa sifat-sifat ini dapat
dijelaskan menggunakan apa yang ia istilahkan sebagai ‘materi radian’ (radiant
matter) (Krane, 1986).
Fisikawan Britania kelahiran Jerman Arthur Schuster memperluas eksperimen
Crookes dengan memasang dua pelat logam secara paralel terhadap sinar katoda
dan memberikan potensial listrik antara dua pelat tersebut. Medan ini kemudian
membelokkan sinar menuju pelat bermuatan positif, memberikan bukti lebih jauh
bahwa sinar ini mengandung muatan negatif. Pembelokan sinar diukur besarnya
sesuai dengan arus listrik yang diberikan, pada tahun 1890, Schuster berhasil
memperkirakan rasio massa terhadap muatan komponen-komponen sinar.
Perhitungan ini menghasilkan nilai yang seribu kali lebih besar daripada yang
diperkirakan, sehingga perhitungan ini tidak dipercayai saat itu (Zemansky, 1986).
Tahun 1896, fisikawan J.J. Thomson bersama dengan koleganya John S.
Townsend dan H.A. Wilson, melakukan eksperimen yang mengindikasikan bahwa
sinar katode benar-benar merupakan partikel baru dan bukanlah gelombang, atom,
ataupun molekul seperti yang dipercayai sebelumnya. Thomson membuat perkiraan
yang cukup baik dalam menentukan muatan e dan massa m, dan menemukan bahwa
partikel sinar katode, yang ia sebut “corpuscles” mungkin bermassa seperseribu

4
5

massa ion terkecil yang pernah diketahui (hidrogen). Ia menunjukkan bahwa massa
terhadap muatan, e/m, tidak tergantung pada material katode. Ia lebih jauh lagi
menunjukkan bahwa partikel bermuatan negatif yang dihasilkan oleh bahan-bahan
radioaktif, bahan-bahan yang dipanaskan, atau bahan-bahan yang berpendar
bersifat universal. Nama elektron kemudian diajukan untuk menamakan partikel ini
oleh fisikawan Irlandia George F. Fitzgerald, dan seterusnya mendapatkan
penerimaan yang universal (Beiser 1998).

2.2 Teori dan Persamaan


Sinar katoda adalah aliran elektron yang diamati dalam tabung vakum.
Dinamakan sinar katoda karena sinar tersebut dipancarkan oleh elektroda negatif
(katoda) dalam tabung vakum. Untuk melepaskan elektron ke dalam tabung, sinar
tersebut harus terlebih dahulu harus terlepas dari atom katoda. Tabung katoda
(tabung Crookes) menggunakan potensial listrik yang tinggi antara anoda dan
katoda untuk mengionisasi gas sisa dalam tabung. Medan listrik mempercepat ion-
ion dilepaskan elektron ketika mereka bertabrakan dengan katoda.Tabung televisi
merupakan aplikasi dari sinar katoda Tabung vakum modern menggunakan emisi
termionik, di mana katoda terbuat dari kawat filamen tipis yang dipanaskan oleh
arus listrik yang terpisah melewatinya. Peningkatan gerak panas acak dari atom
filamen menumbuk elektron dari atom pada permukaan filamen dan ke dalam ruang
tabung. Karena elektron memiliki muatan negatif, mereka ditolak oleh katoda dan
tertarik ke anoda. Mereka melakukan perjalanan di garis lurus melalui tabung
kosong. Tegangan yang diberikan antara elektroda mempercepat ini rendah partikel
massa untuk kecepatan tinggi (Surya,2009).
Sinar katoda tidak terlihat, tapi kehadiran mereka pertama kali terdeteksi pada
tabung vakum awal ketika mereka memukul dinding kaca tabung, menarik atom
dari kaca dan menyebabkan mereka untuk memancarkan cahaya-cahaya yang
disebut fluoresensi. Para peneliti melihat bahwa benda-benda ditempatkan dalam
tabung di depan katoda bisa membentuk bayangan di dinding bercahaya, dan
menyadari bahwa sesuatu harus bepergian dalam garis lurus dari katoda. Setelah
elektron mencapai anoda, mereka melakukan perjalanan melalui kawat anoda ke
6

catu daya dan kembali ke katoda, sehingga sinar katoda membawa arus listrik
melalui tabung (Wospakrik, 2005).
Tabung sinar katoda menggunakan sinar elektron sebelum sifat dasar sinar itu
dimengerti, sinar itu dinamakan sinar katoda ketika sinar itu muncul keluar dari
katoda (elektroda negatif) dari sebuah tabung ruang hampa dengan tekanan sebesar
sekitar 0,01 Pa (10^-7 atom) atau lebih kecil. Pada tekanan yang lebih besar,
tumbukan sebesar elektron dengan molekul udara akan menghamburkan sinar
elektron itu secara berlebih-lebihan. Katoda diujung kiri dinaikkan suhunya oleh
pemanas, dan elektron menguap dari permukaan katoda itu. Anoda yang
mempercepat elektron itu dengan sebuah lubang kecil di pusatnya. Selisih potensial
itu menimbulkan sebuah medan listrik yang arahnya dari kanan ke kiri di daerah
antara anoda yang mempercepat elektron dan katoda.Elektron lewat melalui lubang
dalam anoda itu membentuk sebuah berkas sinar yang sempit dan berjalan dengan
kecepatan horizontal yang konstan dari anoda ke layar flouresence (layar pijar).
Kawasan dimana elektron itu menumbuk layar akan bercahaya terang (Young,
2000).

Gambar 2.1 Pembelokan sinar katoda dalam medan


(Sumber: Keenan, 1989).

Pelucutan Gas Adalah peristiwa mengalirnya muatan-muatan listrik di dalam


tabung lucutan gas pada tekanan yang sangat kecil. Sebuah tabung lucutan adalah
tabung yang berisi udara, didalam tabung berisi elektrodeelektrode, yang biasanya
disebut anoda dan katode. Udara dalam tabung ini tidak dapat mengalirkan arus
listrik walaupun ujung-ujung elektroda tersebut dihubungkan dengan induktor
7

Ruhmkorf. Keadaan akan berubah jika udara dalam tabung dikeluarkan sehingga
tekanan udara menjadi kecil dan letak-letak molekul udara manjadi renggang. Pada
tekanan 4 cm Hg dalam tabung memancarkan cahaya merah-ungu. Cahaya ini
akan menghilang sejalan denga semakin kecilnya tekanan. Pada tekanan 0,02 mm
Hg udara dalam tabung tidak lagi memancarkan cahaya namun kaca dimuka katoda
berpendar kehijauan. Crookes berpendapat bahwa dari katoda dipancarkan sinar
yang tidak tampak yang disebut Sinar katoda. Sinar katoda dapat di pelajari karena
bersifat memendarkan kaca. Sinar Katoda adalah arus elektron dengan kecepatan
tinggi yang keluar dari katoda. Simpangan sinar katoda dalam medan listrik dan
medan magnet menunjukkan bahwa sinar ini bermuatan negatif. Thomson dapat
menunjukkan bahwa partikel sinar katoda itu sama bila katoda diganti logam lain.
Jadi partikel-partikel sinar katoda ada pada setiap logam yang
disebut elektron. Tanpa mngenal lelah dan menyerah, akhirnya Thomson dapat
mengukur massa elektron, ternyata muatan elektron 1,6021.10 -19 Coulomb dan
massa elektron 9,1090.10 -31 Kg ( Keenan, 1989).
Fisikawan inggris J.J Thompson, pada tahun 1897 melakukan serangkaian
eksperimen yang menghapus dengan membuktikan bahwa sinar katoda adalah
partikel yang bermuatan negative yang dinamakan electron. Dalam tabung yang
sangat vakum, seberkas sinar katoda dihasilkan oleh katoda dan anodadengan cara
yang biasa. Sebuah lubang pada anoda menyebabkan lewatnya sebagian sinar
diantara pasangan lempeng yang kedua yang dapat diberi muatan positif dan
negative agar membentuk medan listrik yang tegak lurus terhadap lintasan sinar
katoda. Sinar katoda dibelokkan ke bawah (menandakan sinar ini membawa muatan
negative) dan penyimpanan dapat diukur dengan cermat dan perpindahan bintik
cahaya pada layar di ujung tabung. Selanjutnya medan magnet dibuat dalam daerah
yang sama dengan cara melewatkan arus listrik melalui sepasang kumparan dimana
arahnya tegak lurus baik terhadap medan listrik maupun terjadap sinar. Medan
magnet juga menghasilkan sinar yang berubah-ubah yang berlawanan dengan yang
disebabkan oleh medan listrik. Dengan meragamkan kekuatan kedua medan
tersebut, Thompson dapat membuat sinar katoda tidak berbelok di dalam tabung.
8

Di bawah kondisi seperti ini, berkas mengalami dua gaya yang saling berlawanan.
Salah satunya yang disebabkan oleh medan listrik E adalah:
𝑓𝐸 = 𝐸 × 𝑒
Dan yan lainnya yang disebabkan oleh medan magnet H adalah:
𝑓𝐻 = 𝐻 × 𝑒𝑉
Dengan e adalah muatan listrik yang mestiya dibawa oleh partikel dan v adalah
kecepatannya. Dengan demikian kecepatan sinar katoda adalah:
𝐸
𝑉=
𝐻
Jika medan magnet dimatikan dan harga medan listrik yang bekerja terjadi
perpindahan, maka:
1 2
𝑆=
𝑎𝑟
2
Menjauhi sumbu tengah taung pada titik kemunculannya dari medan diantara
lempeng- lempeng. Partikel memperoleh percepatan a kea rah lempeng positif
dengan wktu tempat t untuk berjalan di sepanjang kondensor l. Berhubung V=l/t,
maka a dapat dihitung dari hokum kedua Newton
𝑓𝐸 = 𝑚𝐸 × 𝑎 = 𝐸 × 𝑎
Dengan berturut-turut mensubstitusikan persamaan tersebut untuk a,t, dan v
dihasilkan satu-satunya kuantitas yang dapat diukur.
𝑒 𝑎 2𝑆 2𝑆𝑣 2 2𝑆
= = 2 = 2 = 2 2
𝑚𝑒 𝐸 𝑡 𝐸 𝑙 𝐸 𝑙 𝐻
Dari sini, nisbah muatan listrik terhadap massa dapat ditentukan. Nilai yang
𝑒
diterima saat ini adalah = 1,7588196 × 1011 𝐶𝐾𝑔−1 dengan muatan
𝑚

dinyatakan dalam Coulomb dan massa dalam kilogram (Oxtoby, 2003).

2.3 Manfaat dalam Kehidupan Sehari-Hari


Eksperimen ini memberikan tambahan pengetahuan tentang karakteristik dari
electron yang merupakan sub-atomik yang fundamental dalam terbentuknya arus
listrik. Eksperimen ini penting dilakukan karena aplikasi kelistrikan sangatlah luas,
misalnya pada televisi, tabung sinar katoda electron diarahkan menjadi pancaran
9

yang didefreksikan oleh medan magnet untuk men-scan permukaan diujung anode
cahaya akan timbul jika elektron menyentuh material pada layar. Prinsip kerja dari
tabung televisi mirip dengan tabung sinar katoda. Perbedannya terletak pada
keeping pembeloknya karena pembelok pada tabung ini adalah medan magnet.
Selain itu manfaat lain dari sinar katoda yaitu pada osiloskop. Prinsip kerja
osiloskop menggunakan tabung sinar katoda dengan cara katoda yang dipanaskan,
akan terjadi emisi elektron termionik. Beda potensial yang tinggi antara anoda dan
katoda akan mempercepat gerak elektron. Banyak sedikitnya elektron yang keluar
dari anoda diatur oleh kisi kontrol yang memiliki potensial lebih negatif daripada
katoda (Wiyanto, 2008).
BAB 3. METODE EKSPERIMEN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum sinar katoda adalah sebagai
berikut:
1. Peralatan pengukuran e/m berfungi sebagai objek tempat pengamatan dan
pengaturan sistem percobaan, serta tempat visualisasi radius elektron
2. High voltage DC power supply berfungsi sebagai sumber tegangan masukan
pada elektroda yang memicu pergerakan linear elektron
3. Low voltage AC/DC power supply berfungsi sebagai sumber tegangan masukan
pada coil helmholtz yang memicu medan magnet B yang menyebabkan pergerakan
melingkar elektron
4. Digital voltmeter berfungsi sebagai alat untuk mengukur nilai tegangan
5. Kabel penghubung berfungsi untuk menghubungkan arus listrik dari satu
komponen kekomponen yang lain

3.2 Desain Eksperimen


Desain eksperimen yang terdapat dalam praktikum sinar katoda adalah sebagai
berikut:
3.2.1 Langkah Kerja
Langkah Kerja yang akan dilakukan dalam praktikum sinar katoda adalah
sebagai berikut:
1. Alat dirangkai seperti gambar 3.1
2. Sebelum pengukuran berlangsung dipastikan semua aliran listrik dalam posisi
off. Switch toggle diletakkan posisi up
3. Pengatur arus Helmholtz diputar pada posisi off. Koil Helmholtz, dihubungkan
dengan tegangan rendah, semua arus dan sumber tegangan diletakkan pada
posisi nol
4. Filamen elektron gun dihubungkan dengan power supply bertegangan tetap 6,3
Volt (AC atau DC) pemercepat elektrode dihubungkan pada tegangan DC
(0=500 Volt). Sumber tegangan pada posisi nol

10
5. Semua sumber tegangan dan arus listrik dihidupkan, secara perlahan-lahan
sumber tegangan filament diputar, perlu diperhatikan besarnya voltmeter
sampai sebesar 6 Volt. Tegangan elektrode pemercepat dinaikkan pada harga
sekitar 130-150 Volt. Lintas berkas elektron akan terlihat berwarna kebiru-
biruan
6. Sumber tegangan koil helmholtz dinaikkan pada harga sekitar 7 Volt, sumber
arusnya dinaikkan sehingga dapat diamati perubahan pada lintasan
berkaselektron. Pengatur arus diputar pada panel keposisi sekitas ¾
maksimum
7. Posisi sumber arus Helmholtz diletakkan pada harga V=140-150 Volt. Radius
lintasan berkas elekton dicatat
8. Posisi sumber tegangan elektroda pemercepat diletakkan pada harga V=140-
150 Volt. Radius lintasan berkas ektrokron
9. Pengukuran pada langkah 8 dulangi sebantak 10 kali untuk∆𝑉 yang berbeda
10. Pengukuran pada langkah 7 s/d 0 diulangi sebanyak 3 kali untuk arus I yang
berbeda

3.2.2 Rancangan Penelitian


Rancangan penelitian yang di gunakan dalam praktikum sinar katoda adalah
sebagai berikut :

Identifikasi Permasalahan

Kajian Pustaka

Variabel Penelitian

Analisis Data

Kesimpulan

11
Gambar 3.1 Diagram rancangan penelitian

3.2.3 Desain Praktikum


Desain praktikum dalam percobaan sinar katoda adalah sebagai berikut :

Gambar 3.2 Desain praktikum sinar katoda


(sumber : Tim penyusun, 2019).
3.2.4 Jenis dan Sumber Data Eksperimen
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam praktikum sinar katoda
bersifat kuantitatif .Jenis data kuantitatif yaitu data yang berupa angka. Data yang
diambil termasuk data minor. Hal ini karena sumber data yang diambil dari dari
hasil percobaan dilakukan secara langsung sesuai dengan tahapan pengukuran.
3.2.5 Definisi operasional variabel
Definisi opersional variabel yang terdapat dalam praktikum sinar katoda
sebagai berikut :
a. Variabel bebas
Variabel bebas yaitu variabel yang menyebabkan terjadinya perubahan.
Variabel bebas yang digunakan dalam praktikum sinar katoda yaitu tegangan
variasi dan arus variasi.
b. Variabel terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang menunjukkan faktor faktor yang
diamati oleh peneliti dalam sebuah percobaan. Variabel terikat menunjukkan ada
tidak nya pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat dalam percobaan ini yaitu
radius berkas.

12
c. Variabel kontrol
Variabel kontrol merupakan variabel yang menyebabkan variabel bebas dan
juga variabel terikat bisa tetap konstan. Seorang peneliti harus mengupayakan
variabel untu dinetralisasi . Variabel kontrol dalam percobaan ini yaitu lilitan (N),
radius filament (a), dan ∆V filament (6,3 volt).

3.3 Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan dalam praktikum sinar katoda adalah
sebagai berikut:
1.3.1 Ralat
1. Menentukan radius (r) rata-rata
∑𝑛𝑖=1 𝑟𝑖
𝑟⃗ =
𝑛
2. Menentukan error pengukuran radius r

∑𝑛𝑖=1(𝑟𝑖 − 𝑟⃗)
𝛥𝑟 = √
𝑛(𝑛 − 1)

3. Menetukan error grafik


𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
𝑁 ∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 − ∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖
𝑚= 2
𝑁 ∑ 𝑥 2 𝑖 − (∑ 𝑥𝑖 )
∑ 𝑦𝑖 − 𝑚 ∑ 𝑥𝑖
𝑐=
𝑁
Error grafik
1
∆𝑦 = √𝑁−2 (∑𝑁 2 𝑁 𝑁
𝑖=1 𝑦𝑖 − 𝑚 ∑𝑖=1 𝑥𝑖𝑦𝑖 − 𝑐 ∑𝑖=1 𝑦𝑖 )

𝜎𝑦𝑁 1/2
∆𝑚 = 2
[[𝑁 ∑ 𝑥 2 𝑖−(∑ 𝑥𝑖) ]2

𝑁
1
∆𝑐 = ∆𝑚 √ ∑ 𝑥𝑖 2
𝑁
𝑖=1

(𝑦 ± ∆𝑦) = (𝑚 ± ∆𝑚)𝑥 + (𝑐 ± ∆𝑐)

13
4. Perhitungan e/m

𝑒 2𝑣 (5⁄4)3 𝑎2 𝑣
=[ ]
𝑚 (µ0 𝑁 𝐼 𝑟)2 𝑟 2

N= 130 lilitan, ɑ= 15 cm; µ0= 4π.10-7 TmA-1


5. Menentukan error perhitungan e/m

𝑒 𝑒 2 ∆𝑣 2 4 ∆𝑙 2 ∆𝑟
∆ = √( ) +( ) + (2 )2
𝑚 𝑚 3 𝑣 3 𝑙 𝑟

6. Deskripasi
𝑒⁄ 𝑒
𝑚𝑒𝑘𝑠 − ⁄𝑚𝑟𝑒𝑓
𝐷=[ 𝑒⁄ 𝑟𝑒𝑓 ] 𝑥 100%
𝑚
7. Menentukan e/msecara grafik
5 3
2 (4) 𝑎2
𝑟2 = 𝑒
(𝜇𝑜 𝑁𝐼)2
𝑚
5 3
2 ( ) 𝑎2
4
𝑒 = 𝑚(𝑘𝑒𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘)
(𝜇𝑜 𝑁𝐼)2
𝑚
5 3
𝑒 2 (4) 𝑎2
=
𝑚 (𝜇𝑜 𝑁𝐼)2 𝑚

𝑒 𝑒 4 ∆𝐼 2 ∆𝑚 2
∆ = √ ( ) +( )
𝑚 𝑚 3 𝐼 𝑚

14
DAFTAR PUSTAKA

Beiser, A. 1998. Konsep Fisika Modern. Jakarta : Erlangga.

Keenan,K. 1989: Ilmu Kimia Untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Krane, K. 1986. Fisika Modern Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.

Oxtoby, D.W. 2003. Prinsip-prinsip Kimia Modern . Jakarta: Erlangga


Surya, Y. 2009. Fisika Modern. Tanggerang: Kandel
Tim Penyusun. 2019. Buku Panduan Praktikum Eksperimen F isika 1. Jember :
Laboratorium Fisika Modern dan Optoelektronika Jurusan Fisika MIPA
Universitas Jember.

Wiyanto. 2008. Elektromagnetik. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Wospakrik, H.J. 2005. Dari Atomos Hingga Quark. Jakarta : Kepustakaan Populer
dan Gramedia(KPG) dan Penerbit Universitas Atmajaya.

Zemansky, S. 1986. Fisika Untuk Universitas 2 Listrik Magnet. Bandung :


Binacipta.

16

Anda mungkin juga menyukai