Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

EFEK FOTO LISTRIK

OLEH:
RISKI AGUS SALIM SIMANJUNTAK (2020700005)
FADLI MAHMUL HASIBUAN (2020700004)

PRODI TADRIS KIMIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY PADANGSIDIMPUAN
TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami menyarankan kepada pembaca untuk memberikan kritikan yang
bersifat membangun untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.

Padangsidimpuan, Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................................................
.
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. Latar belakang..........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5
A. Sejarah awal...........................................................................................................................5
B. Efek Fotolistrik......................................................................................................................6
C. Pengkajian Mendalam Efek Fotolistrik..................................................................................9
D. Aplikasi Efek Fotolistrik dalam Kehidupan Sehari-hari.......................................................12

BAB III PENUTUP......................................................................................................................16


A. Kesimpulan..........................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................17

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dasar dimulaianya efek fotolistrik adalah ketika teori gelombang cahaya tidak
λ
bisameramalkan keberadaan panjang gelombang pancung c dan waktu tunda (delay
time) yang teramati pada percobaan.

Meskipun sifat gelombang cahaya telah berhasil diaplikasikan sekitar akhir abad ke-19,
ada beberapa percobaan dengan cahaya dan listrik yang sukar dapat diterangkan dengan
sifat gelombang cahaya itu. Pada tahun 1888 Hallwachs mengamati bahwa suatu keping
itu mula-mula positif, maka tidak terjadi kehilangan muatan. Diamatinya pula bahwa
suatu keping yang netral akan memperoleh muatan positif apabila disinari. Kesimpulan
yang dapat ditarik dari pengamatan-pengamatan di atas adalah bahwa chaya ultraviolet
mendesak keluar muatan litrik negatif dari permukaan keping logam yang netral. Gejala
ini dikenal sebagai efek fotolistrik.

4
BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah awal

Pada tahun 1905, Albert Einstein berhasil menjelaskan efek foto listrik dengan
didasari oleh pendapat Planck lima tahun sebelumnya dengan mempostulatkan
bahwa cahaya atau lebih khususnya radiasi elektromagenetik dapat dibagi dalam
paket-paket tertentu yang disebut kuanta dan berada dalam ruang. Energi berhasil
menjelaskan bahwa untuk membuat electron terpancar dari permukaan logam
diperlukan cahaya yang menumbuk. Cahaya tersebut harus memiliki frekuensi
melebih frekuensi ambang dari logam tersebut. Efek foto listrik ini tidak bergantung
pada intensitas cahaya yang ditembakan seperti pandangan mekanika klasik tetapi
hanya bergantung pada frekuensinya saja. Walaupun cahaya lemah ditembakan
tetapi memiliki frekuensi yang melebihi frekuensi ambang ternyata ada electron
yang dipancarkan.

Pernyataan Einstein bahwa cahaya teradiasikan dalam bentuk paket-paket energi


yang kemudian disebut kuanta dinyatakan dalam jurnal kuantum yang berjudul "On
a heuristic viewpoint concerning the emission and transformation of light" pada
bulan Maret 1905. Pernyataan tersebut disebut- sebut sebagai pernyataan yang paling
revolusioner yang ditulis oleh fisikawan pada abad ke-20.

Paket-paket energi yang pada masa itu disebut dengan kuanta kemudian disebut oleh
foton, sebuah istilah yang dikemukakan oleh Gilbert & Lewis pada tahun 1926. Ide
bahwa tiap foton harus terdiri dari energi dalam bentuk kuanta merupakan sebuah
kemajuan. Hal tersebut dengan efektif merubah paradigma ilmuwan fisika pada saat
itu yang sebelumnya menjelaskan teori gelombang. Ide tersebut telah mampu
menjelaskan banyak gejala fisika pada waktu itu.

5
Teori kuantum yang menyatakan bahwa cahaya teradiasi dalam bentuk paket- paket
energi secara terpisah dan diserap oleh electron secara individual berhasil
menjelaskan efek foto listrik dengan baik yaitu pada intensitas cahaya yang lemah
pun bisa terpancarkan electron dari logam asalkan frekuensi cahaya yang diberikan
melebihi frekuensi ambang dari logam yang disinari. Hal ini tidak bisa dijelaskan
oleh teori gelombang yang dianut para fisikawan pada saat itu. Namun, teori
gelombang tentang cahaya ini juga dapat menjelaskan dengan baik bagaimana
terjadinya difraksi dan interferensi cahaya yang menganggap bahwa cahaya
teradiasikan dalam bentuk gelombang yang menjalar seperti riak air ketika sebuah
benda jatuh ke dalam air.

B. Efek Fotolistrik

Pengeluaran elektron dari suatu permukaan (biasanya logam) ketika dikenai, dan
menyerap, radiasi elektromagnetik (seperti cahaya tampak dan radiasi ultraungu)
yang berada di atas frekuensi ambang tergantung pada jenis permukaan. Istilah lama
untuk efek fotolistrik adalah efek Hertz (yang saat ini tidak digunakan lagi).

Menggambarkan skema alat yang digunakan Einstein untuk mengadakan percobaan.


Alat tersebut terdiri atas tabung hampa udara yang dilengkapi dengan dua elektroda A
dan B dan dihubungkan dengan sumber tegangan arus searah (DC). Pada saat alat
tersebut dibawa ke dalam ruang gelap, maka amperemeter tidak menunjukkan
adanya arus listrik. Akan tetapi pada saat

6
permukaan Katoda (A) dijatuhkan sinar amperemeter menunjukkan adanya arus
listrik. Hal ini menunjukkan adanya aliran arus listrik. Aliran arus ini terjadi karena
adanya elektron yang terlepas dari permukaan (yang selanjutnya disebut elektron
foto) A bergerak menuju B. Apabila tegangan baterai diperkecil sedikit demi sedikit,
ternyata arus listrik juga semakin mengecil dan jika tegangan terus diperkecil sampai
nilainya negatif, ternyata pada saat tegangan mencapai nilai tertentu (-Vo),
amperemeter menunjuk angka nol yang berarti tidak ada arus listrik yang mengalir
atau tidak ada elektron yang keluar dari keping A. Potensial Vo ini disebut potensial
henti, yang nilainya tidak= tergantung pada intensitas cahaya yang dijatuhkan. Hal ini
menunjukkan bahwa energi kinetik maksimum elektron yang keluar dari permukaan
adalah sebesar:
EK =m v2=e V 0

dengan :

Ek = energi kinetik elektron foto (J atau eV)

m = massa elektron (kg)

v = kecepatan elektron (m/s)

e = muatan elektron (C)

V0 = potensial henti (volt)

Berdasarkan hasil percobaan ini ternyata tidak semua cahaya (foton) yang dijatuhkan
pada keping akan menimbulkan efek fotolistrik. Efek fotolistrik akan timbul jika
frekuensinya lebih besar dari frekuensi tertentu. Demikian juga frekuensi minimal yang
mampu menimbulkan efek fotolistrik tergantung pada jenis logam yang dipakai.
Selanjutnya, bagaimana pandangan teori gelombang dan teori kuantum (foton) untuk
menjelaskan peristiwa efek fotolistrik ini. Dalam teori gelombang ada dua besaran yang
sangat penting, yaitu frekuensi (panjang gelombang) dan intensitas.

7
Ternyata teori gelombang gagal menjelaskan tentang sifat-sifat penting yang terjadi pada
efek fotolistrik, antara lain :

a) Menurut teori gelombang, energi kinetik elektron foto harus bertambah besar jika
intensitas foton diperbesar. Akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa energi kinetik
elektron foto tidak tergantung pada intensitas foton yang dijatuhkan.
b) Menurut teori gelombang, efek fotolistrik dapat terjadi pada sembarang frekuensi, asal
intensitasnya memenuhi. Akan tetapi kenyataannya efek fotolistrik baru akan terjadi jika
frekuensi melebihi harga tertentu dan untuk logam tertentu dibutuhkan frekuensi
minimal yang tertentu agar dapat timbul elektron foto.
c) Menurut teori gelombang diperlukan waktu yang cukup untuk melepaskan elektron dari
permukaan logam. Akan tetapi kenyataannya elektron terlepas dari permukaan
logam dalam waktu singkat (spontan) dalam waktu kurang 10-9 sekon setelah waktu
penyinaran.
d) Teori gelombang tidak dapat menjelaskan mengapa energi kinetik maksimum
elektron foto bertambah jika frekuensi foton yang dijatuhkan diperbesar. Teori
kuantum mampu menjelaskan peristiwa ini karena menurut teori kuantum bahwa
foton memiliki energi yang sama, yaitu sebesar hf, sehingga menaikkan
intensitas foton berarti hanya menambah banyaknya foton, tidak menambah
energi foton selama frekuensi foton tetap.

Menurut Einstein energi yang dibawa foton adalah dalam bentuk paket, sehingga energi
ini jika diberikan pada elektron akan diberikan seluruhnya, sehingga foton tersebut
lenyap. Oleh karena elektron terikat pada energi ikat tertentu, maka diperlukan energi
minimal sebesar energi ikat elektron tersebut. Besarnya energi minimal yang diperlukan
untuk melepaskan elektron dari energi ikatnya disebut fungsi kerja (Wo) atau energi
ambang. Besarnya Wo tergantung pada jenis logam yang digunakan. Apabila energi foton
yang diberikan pada elektron lebih besar dari fungsi kerjanya, maka kelebihan energi
tersebut akan berubah menjadi energi kinetik elektron. Akan tetapi jika energi foton lebih
kecil dari energi ambangnya (hf < Wo) tidak akan menyebabkan elektron foto.
Frekuensi foton terkecil yang

8
mampu menimbulkan elektron foto disebut frekuensi ambang. Sebaliknya panjang
gelombang terbesar yang mampu menimbulkan elektron foto disebut panjang gelombang
ambang. Sehingga hubungan antara energi foton, fungsi kerja dan energi kinetik elektron
foto dapat dinyatakan
dalam persamaan :
E=W 0+ EK

Atau

EK =E−W 0

EK =hf −hf 0 =h ( f −f 0 )

dengan :

Ek = energi kinetik maksimum elektron foto

h = konstanta Planck

f = frekuensi foton

f0 = frekuensi ambang

C. Pengkajian Mendalam Efek Fotolistrik

Ketika seberkas cahaya dikenakan pada logam, ada elektron yang keluar dari permukaan
logam. Gejala ini disebut efek fotolistrik. Efek fotolistrik diamati melalui prosedur
sebagai berikut. Dua buah pelat logam (lempengan logam tipis) yang terpisah
ditempatkan di dalam tabung hampa udara. Di luar tabung kedua pelat ini dihubungkan
satu sama lain dengan kawat. Mula-mula tidak ada arus yang mengalir karena kedua plat
terpisah. Ketika cahaya yang sesuai dikenakan kepada salah satu pelat, arus listrik
terdeteksi pada kawat. Ini terjadi akibat adanya elektron-elektron yang lepas dari satu
pelat dan menuju ke pelat lain secara bersama-sama membentuk arus listrik.

9
Hasil pengamatan terhadap gejala efek fotolistrik memunculkan sejumlah fakta yang
merupakan karakteristik dari efek fotolistrik. Karakteristik itu adalah sebagai berikut.

 hanya cahaya yang sesuai (yang memiliki frekuensi yang lebih besar dari
frekuensi tertentu saja) yang memungkinkan lepasnya elektron dari pelat logam
atau menyebabkan terjadi efek fotolistrik (yang ditandai dengan terdeteksinya
arus listrik pada kawat). Frekuensi tertentu dari cahaya dimana elektron terlepas
dari permukaan logam disebut frekuensi ambang logam. Frekuensi ini berbeda-
beda untuk setiap logam dan merupakan
karakteristik dari logam itu.
 ketika cahaya yang digunakan dapat menghasilkan efek fotolistrik, penambahan
intensitas cahaya dibarengi pula dengan pertambahan jumlah elektron yang
terlepas dari pelat logam (yang ditandai dengan arus listrik yang bertambah
besar). Tetapi, Efek fotolistrik tidak terjadi untuk cahaya dengan frekuensi yang
lebih kecil dari frekuensi ambang meskipun
intensitas cahaya diperbesar.
 ketika terjadi efek fotolistrik, arus listrik terdeteksi pada rangkaian kawat segera
setelah cahaya yang sesuai disinari pada pelat logam. Ini berarti hampir tidak ada
selang waktu elektron terbebas dari permukaan logam setelah logam disinari
cahaya.

Karakteristik dari efek fotolistrik di atas tidak dapat dijelaskan menggunakan teori
gelombang cahaya. Diperlukan cara pandang baru dalam mendeskripsikan cahaya dimana
cahaya tidak dipandang sebagai gelombang yang dapat memiliki energi yang kontinu
melainkan cahaya sebagai partikel.

Perangkat teori yang menggambarkan cahaya bukan sebagai gelombang tersedia melalui
konsep energi diskrit atau terkuantisasi yang dikembangkan oleh Planck dan terbukti
sesuai untuk menjelaskan spektrum radiasi kalor benda hitam. Konsep energi yang
terkuantisasi ini digunakan oleh Einstein untuk menjelaskan terjadinya efek fotolistrik. Di
sini, cahaya dipandang sebagai kuantum energi yang

10
hanya memiliki energi yang diskrit bukan kontinu yang dinyatakan sebagai E = hf.

Konsep penting yang dikemukakan Einstein sebagai latar belakang terjadinya efek
fotolistrik adalah bahwa satu elektron menyerap satu kuantum energi. Satu kuantum
energi yang diserap elektron digunakan untuk lepas dari logam dan untuk bergerak ke
pelat logam yang lain. Hal ini dapat dituliskan sebagai

Energi cahaya = Energi ambang + Energi kinetik maksimum electron


E = W0 + Ekm

hf = hf0 + Ekm

Ekm = hf – hf0

Persamaan ini disebut persamaan efek fotolistrik Einstein.


W0 = energi ambang logam atau fungsi kerja logam f0 =
frekuensi ambang logam
f = frekuensi cahaya yang digunakan
Ekm = energi kinetik maksimum elektron yang lepas dari logam dan bergerak ke pelat
logam yang lain.

Satuan energi dalam SI adalah joule (J) dan frekuensi adalah hertz (Hz). Tetapi, fungsi
kerja logam biasanya dinyatakan dalam satuan elektron volt (eV) sehingga perlu diingat
bahwa 1 eV = 1,6 × 10−19 J.

Gerakan elektron yang ditandai sebagai arus listrik pada gejala efek fotolistrik dapat
dihentikan oleh suatu tegangan listrik yang dipasang pada rangkaian. Jika pada rangkaian
efek fotolistrik dipasang sumber tegangan dengan polaritas terbalik (kutub positif
sumber dihubungkan dengan pelat tempat keluarnya elektron dan kutub negatif sumber
dihubungkan ke pelat yang lain), terdapat satu nilai tegangan yang dapat menyebabkan
arus listrik pada rangkaian menjadi nol.

Arus nol atau tidak ada arus berarti tidak ada lagi elektron yang lepas dari permukaan
logam akibat efek fotolistrik. Nilai tegangan yang menyebabkan

11
elektron berhenti terlepas dari permukaan logam pada efek fotolistrik disebut tegangan
atau potensial penghenti (stopping potential). Jika V0 adalah potensial penghenti, maka
Ekm = eV0
Persamaan ini pada dasarnya adalah persamaan energi. Perlu diperhatikan bahwa e
adalah muatan elektron yang besarnya 1,6 × 10−19 C dan tegangan dinyatakan dalam
satuan volt (V).

D. Aplikasi Efek Fotolistrik dalam Kehidupan Sehari-hari

Sangat mengherankan jika kita mendengar bahwa aplikasi pertama efek fotolistrik berada
dalam dunia hiburan. Dengan bantuan peralatan elektronika saat itu suara dubbing film
direkam dalam bentuk sinyal optik di sepanjang pinggiran keping film. Pada saat film
diputar, sinyal ini dibaca kembali melalui proses efek fotolistrik dan sinyal listriknya
diperkuat dengan menggunakan amplifier tabung sehingga menghasilkan film bersuara.

Aplikasi paling populer di kalangan akademis adalah tabung foto-pengganda


(photomultiplier tube). Dengan menggunakan tabung ini hampir semua spektrum radiasi
elektromagnetik dapat diamati. Tabung ini memiliki efisiensi yang sangat tinggi, bahkan
ia sanggup mendeteksi foton tunggal sekalipun. Dengan menggunakan tabung ini,
kelompok peneliti Superkamiokande di Jepang berhasil menyelidiki massa neutrino yang
akhirnya dianugrahi hadiah Nobel pada tahun 2002. Di samping itu efek fotolistrik
eksternal juga dapat dimanfaatkan untuk tujuan spektroskopi melalui peralatan yang
bernama photoelectron spectroscopy atau PES.

Efek fotolistrik internal memiliki aplikasi yang lebih menyentuh masyarakat. Ambil
contoh foto-diode atau foto-transistor yang bermanfaat sebagai sensor cahaya
berkecepatan tinggi. Bahkan, dalam komunikasi serat optik transmisi sebesar 40 Gigabit
perdetik yang setara dengan pulsa cahaya sepanjang 10 pikodetik (10-11 detik) masih
dapat dibaca oleh sebuah foto-diode. Foto -transistor yang sangat kita kenal manfaatnya
dapat mengubah energi matahari menjadi

12
energi listrik melalui efek fotolistrik internal. Sebuah semikonduktor yang disinari
dengan cahaya tampak akan memisahkan elektron dan hole. Kelebihan elektron di satu
sisi yang disertai dengan kelebihan hole di sisi lain akan menimbulkan beda potensial
yang jika dialirkan menuju beban akan menghasilkan arus listrik.

Akhir-akhir ini kita dibanjiri oleh produk-produk elektronik yang dilengkapi dengan
kamera CCD (charge coupled device). Sebut saja kamera pada ponsel, kamera digital
dengan resolusi hingga 12 Megapiksel, atau pemindai kode-batang (barcode) yang
dipakai diseluruh supermarket, kesemuanya memanfaatkan efek fotolistrik internal dalam
mengubah citra yang dikehendaki menjadi data-data elektronik yang selanjutnya dapat
diproses oleh komputer.

Jadi, tanpa kita sadari kita telah memanfaatkan efek fotolistrik baik internal mau pun
eksternal dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh Soal

1. Cahaya dari sinar ultra violet dengan panjang gelombang 2500 angstrum
dikenakan pada permukaan logam kalium. Jika fungsi kerja logam kalium 2,21
ev, hitunglah berapa elektron volt (eV) energi kinetik dari elektron yang keluar
dari permukaan logam kalium.
Penyelesaian

c = 3.108 m/s

λ = 2500 A˚ = 25.10-8 m

c
f= = 3.108/25.10-8= 1,2.1015 hz
λ

W0 2,21× 1,6 ×10−19


= 2,21 ev =

= 3,536 ×10−19 J

h = 6,626.10-34 J.s

Ditanyakan :

13
Energi kinetik elektron (Ek)

Jawab:

W =W 0 + Ek

Ek=W −W 0

E k=hf −3,536. 10−19

E k =6,626.10−34 ×1,2. 1015−3,536.10−19

E k=4,415 ×10−19 J

Ek= 4,415× 10−19


1,6 × 10−19

Ek=2,76 eV

2. Sebuah logam memiliki fungsi kerja 6,08.10-19 j. Pada saat logam disinari
terlepas elektron dari permukaan logam dengan energi kinetik 3,08 ev.
Hitunglah panjang gelombang dari sinar itu ?

Penyelesaian :

Diketahui :

c = 3.108 m/s

W0= 6,08.1,6.10-19 j

Ek= 3,08 ev = 3,08.1,6.10-19

= 4,928.10-19 j h

= 6,626.10-34 j.s

Ditanyakan :

14
Panjang gelombang sinar (λ)

Jawab:

W = W0 + Ek

= 6,08.10-19 + 4,928.10-19

= 11,008.10-19 j.

hc
W= λ

hc
W λ=

6,626.10 ×10−34 .3 ×108


λ=
11,00 8 × 10−19

λ=18× 10−8 m

15
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Gejala foto listrik adalah munculnya arus listrik atau lepasnya elektron yang bermuatan negatif
dari permukaan sebuah logam akibat permukaan logam tersebut disinari dengan berkas cahaya
yang mempunyai panjang gelombang atau frekuensi tertentu
Konsep penting yang dikemukakan Einstein sebagai latar belakang terjadinya efek
fotolistrik adalah bahwa satu elektron menyerap satu kuantum energi. Satu kuantum
energi yang diserap elektron digunakan untuk lepas dari logam dan untuk bergerak ke
pelat logam yang lain. Hal ini dapat dituliskan sebagai
Energi cahaya = Energi ambang + Energi kinetik maksimum electron
E = W0 + Ekm
hf = hf0 + Ekm
Ekm = hf – hf0
Persamaan ini disebut persamaan efek fotolistrik Einstein.
 Agar elektron dapat lepas dari permukaan logam maka f > fo
 Ek maksimum elektron yang terlepas tidak tergantung pada intensitas cahaya yang
digunakan, hanya tergantung pada energi atau frekuensi cahaya. Tetapi intensitas
cahaya yang datang sebanding dengan jumlah elektron yang terlepas dari logam.
 Terdapat berbagai macam aplikasi Efek Foto Listrik dalam kehidupan kita,
diantaranya : proses dubbing film, foto-transistor, sel surya, kamera CCD (charge
coupled device) dan aplikasi paling populer di kalangan akademis yakni tabung
foto-pengganda (photomultiplier tube)

16
DAFTAR PUSTAKA

http://nimebee.blogspot.co.id/2015/11/efek-fotolistrik-dan-aplikasinya-dalam.html
http://fisikazone.com/efek-fotolistrik/
http://fisikastudycenter.com/fisika-xii-sma/42-efek-foto-listrik
http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakfenomena&1305135781
http://ilmualam.net/pengertian-efek-fotolistrik.html
http://www.rumus-fisika.com/2015/06/efek-fotolistrik.html
http://fisika-info.blogspot.co.id/2015/12/efek-fotolistrik.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Efek_fotolistrik
https://aktifisika.wordpress.com/2010/02/22/sifat-partikel-dari-cahaya-efek-fotolistrik/
http://ramliyana-fisika.blogspot.co.id/2013/05/efek-fotolistrik-dan-penerapannya-dalam.html
http://kigendengfisikawan.blogspot.co.id/2013/01/efek-fotolistrik.html
http://youtube.com/watch?v=j8t-hk0eOzU
http://youtube.com/watch?v=Z2xIwE2J1Uo

17

Anda mungkin juga menyukai