Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA MODERN

EFEK FOTOLISTRIK

DISUSUN OLEH :

FADHILAH NUR SALSABILA 16030184048 PFC 2016


DELLA SHINTA BESTIANTONO 16030184057 PFC 2016
MOCH. FAJAR RACHMAN 16030184082 PFC 2016
IRVAN PRAKOSO 16030184088 PFC 2016

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2018
ABSTRAK
Pada percobaan fotolistrik yang telah dilakukan bertujuan untuk mempelajari efek
gejala fotolistrik secara eksperimen serta menentukan hubungan antara nilai tegangan dengan
arus listrik melalui eksperimen. Metode yang digunakan adalah dengan memanipulasi nilai
tegangan dan nilai intensitas lubang maka akan diperoleh data berupa besarnya arus listrik.
Adapun variabel manipulasinya adalah nilai tegangan dan nilai intensitas lubang, dengan
variabel kontrolnya adalah nilai panjang gelombang, dan variabel responnya adalah nilai arus
listrik. Dari percobaan fotolistrik yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Efek fotolistrik
adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan suatu zat (logam), bila permukaan logam
tersebut disinari cahaya (foton) yang memiliki energi lebih besar dari energi ambang (fungsi
kerja) logam serta hubungan antara tegangan dengan arus listrik adalah berbading lurus.
Semakin besar tegangan sumber yang diberikan maka semakin besar pula arus listrik yang
dihasilkan. Hal tersebut dibuktikan dengan semakin banyaknya jumlah elektron yang terlepas
dari logam akibat disinari oleh cahaya atau sinar yang memiliki energi tinggi.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk membangkitkan tenaga listrik dari cahaya matahari kita mengenal istilah sel surya.
Namun tahukah kita bahwa sel surya itu sebenarnya memanfaatkan konsep efek fotolistrik. Efek
ini akan muncul ketika cahaya tampak atau radiasi UV jatuh ke permukaan benda tertentu.
Cahaya tersebut mendorong elektron keluar dari benda tersebut yang jumlahnya dapat diukur
dengan meteran listrik. Konsep yang sederhana ini tidak ditemukan kemudian dimanfaatkan
begitu saja, namun terdapat serangkaian proses yang diwarnai dengan perdebatan para ilmuan
hingga ditemukanlah definisi cahaya yang mewakili pemikiran para ilmuan tersebut, yakni
cahaya dapat berprilaku sebagai gelombang dapat pula sebagai pertikel. Sifat mendua dari
cahaya ini disebut dualisme gelombang cahaya.
Meskipun sifat gelombang cahaya telah berhasil diaplikasikan sekitar akhir abad ke-19,
ada beberapa percobaan dengan cahaya dan listrik yang sukar dapat diterangkan dengan sifat
gelombang cahaya itu. Pada tahun 1888 Hallwachs mengamati bahwa suatu keping itu mula-
mula positif, maka tidak terjadi kehilangan muatan. Diamatinya pula bahwa suatu keping yang
netral akan memperoleh muatan positif apabila disinari. Kesimpulan yang dapat ditarik dari
pengamatan-pengamatan di atas adalah bahwa cahaya ultraviolet mendesak keluar muatan litrik
negatif dari permukaan keping logam yang netral. Gejala ini dikenal sebagai efek fotolistrik.
Uraian diatas merupakan pengantar untuk memasuki sebuah penjelasan yang lebih detail dan
mendalam tentang efek fotolistrik. Ada beberapa hal yang akan dibahas oleh penulis disini
seperti sejarah penemuan efek fotolistrik, sekilas tentang efek fotolistrik, pengertian dan
pengkajian mendalam tentang efek fotolistrik, soal-soal dan pembahasan dan aplikasi efek
fotolistrik dalam kehidupan sehari-hari.
Terdapat begitu banyak manfaat dari efek fotolistrik ini, tentunya akan kita ketahui
melalui pengkajian yang mendalam melalui materi ini dan harapan kita tentunya agar kita dapat
mengaplikasikannya atau minimal dapat menjelaskannya kepada orang disekitar kita tentang
sebuah fenomena fisika yang begitu memukau ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses terjadinya efek atau gejala efek fotolistrik secara eksperimen ?
2. Bagaimana hubungan antara nilai tegangan dengan arus listrik melalui eksperimen ?

1.3 Tujuan

1. Mempelajari efek atau gejala efek fotolistrik secara eksperimen.


2. Menentukan hubungan antara nilai tegangan dengan arus listrik melalui eksperimen.
BAB II
DASAR TEORI
Efek fotolistrik adalah pengeluaran elektron dari suatu permukaan (biasanya logam)
ketika dikenai, dan menyerap, radiasi elektromagnetik (seperti cahaya tampak dan radiasi ultra
ungu) yang berada di atas frekuensi ambang tergantung pada jenis permukaan. Istilah lama untuk
efek fotolistrik adalah efek Hertz (yang saat ini tidak digunakan lagi). Hertz mengamati dan
kemudian menunjukkan bahwa elektrode diterangi dengan sinar ultraviolet menciptakan bunga
api listrik lebih mudah.
Efek fotolistrik merupakan proses perubahan sifat-sifat konduksi listrik di dalam material
karena pengaruh cahaya atau gelombang elektromagnetik lain. Efek ini mengakibatkan
terciptanya pasangan elektron dan hole di dalam semikonduktor, atau pancaran elektron bebas
dan ion yang tertinggal di dalam metal.
Efek fotolistrik membutuhkan foton dengan energi dari beberapa electronvolts sampai
lebih dari 1 MeV unsur yang nomor atomnya tinggi. Studi efek fotolistrik menyebabkan langkah-
langkah penting dalam memahami sifat kuantum cahaya, elektron dan mempengaruhi
pembentukan konsep Dualitas gelombang-partikel. fenomena di mana cahaya mempengaruhi
gerakan muatan listrik termasuk efek fotokonduktif (juga dikenal sebagai fotokonduktivitas atau
photoresistivity ), efek fotovoltaik , dan efek foto elektrokimia .
Sebelum menjelaskan mengenai fenomena efek fotolistrik, kita harus mengetahui sifat-
sifat dari cahaya. Menurut teori modern, cahaya merupakan bagian dari spektrum gelombang
elektromagnetik dan juga merupakan sebuah partikel yang memiliki paket energi yang disebut
dengan foton. Oleh karena itu cahaya menganut dualisme gelombang-partikel, yaitu cahaya
dapat berupa gelombang dan juga dapat berupa partikel. Efek fotolistrik membantu menjelaskan
mengenai dualisme ini. Albert Einstein adalah orang yang menjelaskan mengenai efek ini dan
meraih Nobel Prize In Physics pada tahun 1921.
Cahaya merupakan paket energi, maksudnya cahaya yang terdapat di alam memiliki
energi yang besarnya terkuantitas dan merupakan kelipatan dari bilangan bulat. Energi dari
sebuah foton didefinisikan dengan persamaan Planck yaitu , dimana h adalah konstanta Planck
yang besarnya h = 6,625×10-34 J.s dan f adalah frekuensi dari foton (cahaya) tersebut.
Konsep penting yang dikemukakan Einstein sebagai latar belakang terjadinya efek
fotolistrik adalah bahwa satu elektron menyerap satu kuantum energi. Satu kuantum energi yang
diserap elektron digunakan untuk lepas dari logam dan untuk bergerak ke pelat logam yang lain.
Hal ini dapat dituliskan sebagai
Energi cahaya = Energi ambang + Energi kinetik maksimum elektron

E = W0 + Ekm
hf = hf0 + Ekm
Ekm = hf – hf0

Prinsip kerja dari efek fotolistrik adalah ketika cahaya menabrak lapisan logam tertentu,
kemudian elektron di dalamnya akan terhempas keluar. Elektron akan terhempas keluar hanya
jika energi dari cahaya lebih besar dari fungsi kerja logam. Pada efek fotolistrik, diperoleh bahwa
banyaknya elektron yang terlepas dari permukaan logam (katoda) sebanding dengan intensitas
cahaya yang menyinari permukaan logam tersebut.
Pada percobaan efek fotolistrik, ada batas frekuensi cahaya terendah yang menyebabkan
elektron di katoda melepaskan diri dari atom. Frekuensi terendah cahaya yang digunakan agar
terjadi peristiwa fotolistrik disebut frekuensi ambang. Oleh karena, frekuensi cahaya berkaitan
erat dengan energi foton, energi terkecil yang digunakan untuk menghasilkan arus elektron.

Karakteristik efek fotolistrik, yaitu sebagai berikut :


1. Hanya cahaya yang sesuai yang memiliki frekuensi yang lebih besar dari frekuensi
tertentu saja yang memungkinkan lepasnya elektron dari pelat logam atau
menyebabkan terjadi efek fotolistrik (yang ditandai dengan terdeteksinya arus listrik
pada kawat). Frekuensi tertentu dari cahaya dimana elektron terlepas dari permukaan
logam disebut frekuensi ambang logam. Frekuensi ini berbeda-beda untuk setiap
logam dan merupakan karakteristik dari logam itu.
2. Ketika cahaya yang digunakan dapat menghasilkan efek fotolistrik, penambahan
intensitas cahaya dibarengi pula dengan pertambahan jumlah elektron yang terlepas
dari pelat logam (yang ditandai dengan arus listrik yang bertambah besar). Tetapi,
Efek fotolistrik tidak terjadi untuk cahaya dengan frekuensi yang lebih kecil dari
frekuensi ambang meskipun intensitas cahaya diperbesar.
3. Ketika terjadi efek fotolistrik, arus listrik terdeteksi pada rangkaian kawat segera
setelah cahaya yang sesuai disinari pada pelat logam. Ini berarti hampir tidak ada
selang waktu elektron terbebas dari permukaan logam setelah logam disinari cahaya.

Penerapan Efek Fotolistrik dalam kehidupan sehari-hari


Salah satu penerapan efek fotolistrik dalam kehidupan adalah dalam dunia hiburan.
Dengan bantuan alat elektronika saat itu, suara dubbing film direkam dalam bentuk sinyal optik
disepanjang pinggiran keping film. Pada saat film diputar, sinyal ini dibaca kembali melalui
proses efek fotolistrik dan sinyal listriknya diperkuat dengan menggunakan amplifier tabung
sehingga menghasilkan film bersuara.
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan

1. Photodiode (2 mm, 4 mm, 5 mm)


2. Power supply
3. Kabel penghubung secukupnya
4. Lampu mercury
5.  Mercury light source enclosure
6. Photoelectric Effect Apparatus
7. Dudukan base
8. Filter Optik (Filter: 315 nm)
9. Kabel banana 2 buah
10. Kabel BNC Connector

       3.1 Rancangan Percobaan

       3.2 Variabel Percobaan


Variabel Manipulasi : Nilai Tegangan (V), nilai intensitas lubang (50% 75% 100%)
Variabel Kontrol : Nilai Panjang Gelombang ( λ)
Variabel Respon : Nilai Arus Listrik (I)

3.3 Langkah Percobaan

Pada percobaan fotoelektrik hal yang dilakukan pertama kali adalah menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan dalam percobaan. Kemudian merangkai alat seperti pada gambar
gambar rancangan percobaan (gambar 3.1). Selanjutnya memposisikan Mercury Lamp tertutup
dengan Lampu Mercury Cap dari kotak Filter Optical dan Photodiode dengan Photodiode
tersebut Cap dari kotak Filter Optical. Setelah itu menyalakan tombol POWER pada posisi ON
kemudian tombol Mercury Lamp di power supply di posisi ON serta menyalakan power pada
Photoelektric Efek Apparatus. Kemudian mengatur posisi pada current range pada posisi 10 -
13
dan volatage pada posisi Rentang ke -2 - 0 V dan membiarkan sumber cahaya dan peralatan
untuk memanasan selama beberapa menit. Kalibrasi arus Photoelektric Efek Apparatus.
Selanjutnya mengatur lubang dengan intensitas 50% aperture dan filter 315 nm pada jendela
photo dioda lalu membuka Cap pada Mercury Lamp sehingga cahaya merkuri akan masuk pada
photo dioda. Setelah itu menyusuaikan arus pada tombol current menunjukan angka nol dan
mencatatat besarnya potensial yang terjadi pada tabel pengamatan, setelah itu menutup jendela
Mercury Lamp dengan cap. Kemudian mengulangi langkah sebelumnya untuk intensitas lubang
75% dan 100%.
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1 Data Percobaan
λ = 315 nm V -2,0 -1,6 -1,4 -1,2 -1,0 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0
Intensitas (Volt)
50% I (x
10-11 0 0 0,034 0,062 0,090 0,119 0,417 0,176 0,204 0,232
A)
λ = 315 nm V -2,0 -1,6 -1,4 -1,2 -1,0 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0
Intensitas (Volt)
75% I (x
10-11 0 0 0,050 0,093 0,136 0,178 0,221 0,263 0,306 0,349
A)
λ = 315 nm V -2,0 -1,6 -1,4 -1,2 -1,0 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0
Intensitas (Volt)
100% I (x
10-11 0 0 0,067 0,124 0,181 0,238 0,294 0,351 0,408 0,465
A)

4.2 Analisis Data


Pada percobaan efek fotolistrik, nilai panjang gelombang dari cahaya yang dipancarkan
bernilai konstan yakni 315 nm. Sedangkan untuk nilai intensitas cahaya dilakukan manipulasi
sebanyak 3 kali yakni sebesar 50%, 75%, dan 100%. Pada setiap nilai intensitas cahaya tersebut
nilai tegangan sumber divariasi sebanyak 10 kali pada rentang nilai -2,0 volt hingga 0 volt. Pada
intensitas 50% diperoleh data sebagai berikut :
Tegangan Arus Listrik
(V) (x 10-11A)
-2,0
-1,6
-1,4
-1.2
-1,0
-0,8
-0.6
-0,4
-0,2
0

Analisis Grafik

Grafik Hubungan Antara Tegangan dengan Arus Listrik


(Intensitas 50%)
0.5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.5

-1

-1.5

-2

-2.5

Tegangan Arus Listrik


Berdasarkan grafik diatas yakni pada intensitas cahaya sebesar 50%, dapat diketahui bahwa
hubungan antara tegangan dengan arus listrik adalah berbading lurus. Semakin besar tegangan sumber
yang diberikan maka semakin besar pula arus listrik yang dihasilkan. Hal tersebut dibuktikan dengan
semakin banyaknya jumlah elektron yang terlepas dari logam akibat disinari oleh cahaya atau sinar yang
memiliki energi tinggi.

Grafik Hubungan Antara Tegangan dengan Arus Listrik


(Intensitas 75%)
0.5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.5

-1

-1.5

-2

-2.5

Tegangan Arus Listrik

Berdasarkan grafik diatas yakni pada intensitas cahaya sebesar 75%, dapat diketahui bahwa
hubungan antara tegangan dengan arus listrik adalah berbading lurus. Semakin besar tegangan sumber
yang diberikan maka semakin besar pula arus listrik yang dihasilkan. Hal tersebut dibuktikan dengan
semakin banyaknya jumlah elektron yang terlepas dari logam akibat disinari oleh cahaya atau sinar yang
memiliki energi tinggi.

Grafik Hubungan Antara Tegangan dengan Arus Listrik


(Intensitas 100%)
0.5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.5

-1

-1.5

-2

-2.5

Tegangan Arus Listrik

Berdasarkan grafik diatas yakni pada intensitas cahaya sebesar 100%, dapat diketahui bahwa
hubungan antara tegangan dengan arus listrik adalah berbading lurus. Semakin besar tegangan sumber
yang diberikan maka semakin besar pula arus listrik yang dihasilkan. Hal tersebut dibuktikan dengan
semakin banyaknya jumlah elektron yang terlepas dari logam akibat disinari oleh cahaya atau sinar yang
memiliki energi tinggi.

4.3 Pembahasan
Efek fotolistrik adalah suatu fenomena dimana terjadi lepasnya electron yang ada dalam
suatu logam akibat adanya interaksi dari cahaya. Eksperimen ini harus dilakukan dalam ruang
hampa, agar electron tidak kehilangan energinya karena bertumbukan dengan molekul udara.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu, Filter optik yang
berfungsi sebagai penangkap sinar yang dipancarkan oleh mercury lamp dan meneruskannya
dalam bentuk gelombang menuju photodioda, Apertures berfungsi untuk menentukan bukaan
seberapa kecil atau besarnya bukaan lensa. Semakin besar bukaan lensa maka semakin besar pula
cahaya yang masuk, dan sebaliknya semakin sempit bukaan lensa maka semakin sedikit cahaya
yang masuk. Cap berfungsi untuk menutup jendela mercury lamp, Mercury Light Source
Enclosure berfungsi sebagai Penguat saat memiliki sensitivitas yang tinggi dan sangat stabil
dalam rangka meningkatkan akurasi pengukuran, Photodiode Enclosure berfungsi sebagai tempat
keluar masuknya cahaya, Power Supply berfungsi sebagai fungsi perangkat keras yang
memberikan atau menyuplai arus listrik yang sebelumnya diubah dari bentuk arus listrik yang
berlawanan atau AC, menjadi arus listrik yang searah atau biasa disebut sebagai arus DC.
Fotolistrik Efek Aparatur berfungsi untuk menghasilkan efek arus fotolistrik, Banana-plug Tali
patch, Merah dan Biru berfungsi sebagai penghubung arus dari power supplay menuju photo
diode dan BNC Connector Cable berfungsi untuk menghubungkan Photodiode Enclosure.
Laju pancaran electron diukur sebagai arus listrik pada rangkaian luar dengan
menggunakan sebuah amperemeter, sedangkan energy kinetiknya dapat ditentukan dengan
menggunakan suatu potensial penghenti pada anoda sehingga electron tidak memiliki energy
yang cukup untuk memanjati bukit potensial yang terpasang. Teganngan yang terpasang ini
disebut dengan potensial penghenti Vs. Karena electron yang bernergi tinggi tidak dapat
melewati potensial penghenti ini, maka pengukuran Vs merupakan suatu cara yang digunakan
untuk menentukan energy kinetic maksimum electron. Agar terjadi efek fotolistrik, cahaya yang
digunakan agar dapat mengeluarkan elektron dari suatu logam tidak bisa digunakan sembarang
cahaya, tetapi dibutuhkan suatu cahaya dengan panjang gelombang tertentu sehingga tentunya
frekuensi yang dimiliki juga akan tertentu sesuai dengan panjang gelombangnya. Untuk
mendapatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu maka digunakan filter yang dapat
meloloskan cahaya sesuai dengan panjang gelombang yang diinginkan. Dalam percobaan ini
menggunakan tiga buah filter dengan panjang gelombang λ= 315 nm. Pengaruh penggunaan
intensitas yang berbeda terhadap gejala efek fotolistrik dengan filter yang sama adalah perubahan
arus yang berbanding lurus dengan intensitas cahaya. Ketika intensitas yang digunakan terlalu
rendah maka tidak ada electron yang diemisikan ke permukaan logam. Aliran arus ini terjadi
karena adanya elektron yang terlepas dari permukaan (disebut sebagai fotoelektron). Apabila
tegangan (Vs) diperkecil, arus ikut mengecil dan jika tegangan terus diperkecil sampai nilainya
negatif, ternyata pada saat tegangan mencapai nilai tertentu (-Vs), layar menunjuk angka nol
yang berarti tidak ada arus listrik yang mengalir atau tidak ada elektron yang keluar dari
permukaan logam. Potensial Vs ini disebut potensial henti. Pengaruh intensitas cahaya terhadap
energi kinetik elektron-foto berdasarkan percobaan yang dilakukan yaitu intensitas cahaya tidak
bergantung pada energi kinetik fotoelektrontetapi hanya bergantung pada panjang gelombang.

                
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan yang berjudul “Efek Fotolistrik” dapat
disimpulkan bahwa :
1. Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan suatu zat
(logam), bila permukaan logam tersebut disinari cahaya (foton) yang memiliki energi
lebih besar dari energi ambang (fungsi kerja) logam.
2. Hubungan antara tegangan dengan arus listrik adalah berbading lurus. Semakin besar
tegangan sumber yang diberikan maka semakin besar pula arus listrik yang
dihasilkan. Hal tersebut dibuktikan dengan semakin banyaknya jumlah elektron yang
terlepas dari logam akibat disinari oleh cahaya atau sinar yang memiliki energi tinggi.
5.2 Saran
Pada eksperimen ini, praktikan diharapkan lebih konsep-konsep serta cara-cara
pengambilan data secara baik dan benar, agar didapatkan data hasil eksperimen efek fotolistrik
yang akurat dan presisi.
Daftar Pustaka
Anonim.2015. EfekFotolistrik. http://id.wikipedia.org/wiki/efek-fotilistrik. (diaksespada 10 Mei
2018).
Anonim.2015. MateriEfekFotolistrik. www.nusaprivat.com/efek-fotolistrik. (diaksespada10 Mei
2018).
Anonim.2015. PraktikumEfekFotolistrik. Blogspot.co.id/pengertian-efek-fotolistrik-fotoelektron-
html. (diaksespada10 Mei 2018).
Beiser, Arthur. 1987. Konsep Fisika Modern, 4nd ed. Jakarta: Erlangga.
Krane, Kenneth. S, 1982. Fisika Modern, Terjemahan : Hans. J. Wospakrik dan Sofia
Nikhsolihin. Jakarta : Penerbit UI
PASCO SCIENTIFIC. Instruction Manual Photoelectric Effect Apparatus Model no. AP-8209
LAMPIRAN
PERCOBAAN 1
Panjang Gelombang = 315 nm
Intensitas 50 %
1. V = -2,0 Volt

2. V = - 1,6 Volt

3. V = -1,4 Volt
4. V = - 1,2 Volt

5. V = - 1,0 Volt
6. V = - 0,8 Volt

7. V = - 0,6 Volt
8. V = - 0,4 Volt

9. V = - 0,2 Volt
10. V = 0 Volt

PERCOBAAN 2
Panjang Gelombang = 315 nm
Intensitas 75 %
1. V = - 2,0 Volt
2. V = - 1,6 Volt

3. V = - 1,4 Volt
4. V = - 1,2 Volt

5. V = - 1,0 Volt
6. V = - 0,8 Volt

7. V = - 0,6 Volt
8. V = - 0,4 Volt

9. V = - 0,2 Volt
10. V = - 0 Volt

PERCOBAAN 3
Panjang Gelombang = 315 nm
Intensitas 100 %
1. V = - 2,0 Volt
2. V = - 1,6 Volt

3. V = - 1,4 Volt
4. V = - 1,2 Volt

5. V = - 1,0 Volt
6. V = - 0,8 Volt

7. V = - 0,6 Volt
8. V = - 0,4 Volt

9. V = - 0,2 Volt
10. V = 0 Volt

Anda mungkin juga menyukai