Anda di halaman 1dari 4

3.

4 Ungkapan Alternatif
Karena jumlah sistem dalam assembli grand kanonik bisa berubah-ubah
maka cara lain mendefinisikan fungsi grand partisi adalah dengan memperhitungkan
berbagai kemungkinan jumlah sistem pada masing-masing assembli. Dengan
pendekatan ini maka fungsi partisi grand kanonik bisa didefinsikan sebagai

Z G   e
( N  Ei , N ) / kT
(3.18)
N i

Persamaan (3.18) sebenarnya setara dengan persamaan (3.14). Pada


persamaan (3.14) penjumlahan dilakukan pada berbagai kemungkinan energi dan
pada energi yang berbeda bisa saja memiliki N yang sama. Bisa saja terjadi E2  E99,
tetapi N2 = N99. Alternatif lain adalah kita kumpulkan assembli yang memiliki
jumlah sistem yang sama. Tentu energi tiap assembli tersebut berbeda. Penjumlahan
pada energi yang berbeda dilakukan untuk jumlah assembli yang sama. Jadi,

e
( N  E i , N ) / kT
penjumlahan yang dilakukan adalah i
. Setelah itu kita jumlahkan

untuk berbagai nilai N sehingga diperoleh persamaan (3.18).

3.5 Entropi dalam Ungkapan Probabilitas


Selanjutnya kita akan mencari ungkapan untuk entropi dikaitkan dengan
kebolehjadian munculnya masing-masing assembli. Pertama mari kita lihat bentuk
eksplisit dari –k  i pi ln pi. Dengan menggunakan p i pada persamaan (3.12) maka

  pV  Ni  Ei 
 k  pi ln pi  k  pi  
i i  kT 
pV  1

T
p T pN
i
i
i
i i   pi Ei
T i

- 63 -
pV  N  E
 (3.19)
T

di mana N adalah jumlah rata-rata sistem dalam satu assembli dan E adalah
energi rata-rata satu assembli. Nilai-nilai tersebut diperoleh setelah merata-ratakan
pada semua asssembli dalam ensembel grand kanonik.
Kita mengingat salah satu persaman termodinamika E = TS – pV + N
yang dapat ditulis dalam bentuk

pV  N  E
S (3.20)
T

Jika kita bandingkan persamaan (3.19) dan (3.20) kita simpulkan bahwa ungkapan
lain untuk entropi adalah

S   k  pi ln pi (3.21)
i

Catatan: Dalam teori komunikasi didefinisikan juga entropi dengan


perumusan yang persis sama. Misalkan X adalah himpunan pesan {x1, x2,
x3, …,xn}. Misalkan p(x) adalah probabilitas x terkandung dalam
himpunan tersebut, maka entropi didefinisikan sebagai

S    p( x) ln p( x)
x X

3.6 Besaran Termodinamika dari Fungsi Grand Partisi


Untuk proses yang berlangsung secara reversible, kita memiliki persamaan
pV  TS  N  E . Jika kita diferensiasi dua ruas persamaan ini maka diperoleh

d ( pV )  TdS  SdT  dN  Nd  dE (3.22)

- 64 -
Berdasarkah hukum I termodinamika proses reversible memiliki hubungan
dE  TdS  pdV  dN . Dengan demikian persamaan (3.22) dapat diubah menjadi

d ( pV )  pdV  SdT  Nd (3.23)

Persamaan (3.23) mengindikasikan bahwa perkalian (pV) merupakan fungsi dari V,


T, dan . Jika pV(V,T,) kita diferensiansi terhadap tiga variable tersebut maka
diperoleh

 ( pV )   ( pV )   ( pV ) 
d ( pV )    dV    dT    d (3.24)
 V T ,   T V ,    V ,T

Bandingkan persamaan (3.23) dan (3.24). Dengan mudah kita identifikasi


hubungan-hubungan berikut ini

  ( pV ) 
p  (3.26)
 V T , 
  ( pV ) 
S   (3.27)
 T V , 
 ( pV ) 
N    (3.28)
  V ,T

Dari persamaan (3.16) kita dapat menulis pV = kT ln ZG. Substitusi bentuk


ini ke dalam persamaan (3.26) sampai (3.28) kita peroleh bentuk persamaan berikut
ini

  (kT ln Z G )    (ln Z G ) 
p   kT   (3.29)
 V T ,   V T , 
  (kT ln Z G )    (ln Z G ) 
S    k ln Z G  kT   (3.30)
 T V ,   T V , 
 (kT ln ZG )   (ln ZG ) 
N     kT   (3.31)
  V ,T   V ,T

- 65 -
Tampak dari persamaan (3.29) sampai (3.31) bahwa untuk mendapatkan ungkapan
untuk fungsi grand partisi merupakan kunci untuk menurunkan besaran
termodinamika yang lain. Oleh karena itu, ketika membahas sejumlah assembli
terbuka para ahli akan selalu memulai dengan menurunkan fungsi grand partisi.
Begitu fungsi grand partisi dapat dibangun maka besaran termodinamika lain dapat
diturunkan melalui proses diferensial sederhana.

3.7 Perhitungan Fungsi Grand Partisi


Pada semua pembahasan di atas kita baru menulis ungkapan untuk fungsi
grand partisi dan operasi apa yang mesti dilakukan untuk mendapatkan besaran
termodinamika lain dari fungsi grand partisi tersbeut. Namun, fungsi grand partisi
sendiri belum secara eksplisit diturunkan. Pada bagian ini kita akan menurunkan
bentuk eksplisit fungsi grand partisi untuk assembli klasik, boson, dan fermion.

Partikel Semiklasik dalam Formulasi Sumasi


Tinjau assembli yang memiliki energi Ei dan jumlah sistem Ni. Jumlah
sistem pada masing-masing kelompok energi dalam assembli tersebut adalah ni1, ni2,
ni3, … dan energi kelompok-kelompok tersebut adalah i1, i2, i3 , …. Energi total
asembli dan jumlah total sistem dalam assembli ke-i memenuhi

N i   nis
s

Ei   nis is
s

Dengan demikian fungsi grand partisi pada persamaan (3.14) dapat ditulis menjadi

 N  Ei 
ZG  Wi exp i (3.32)
i  kT 

dengan Wi adalah bobot konfigurasi assembli ke-i (jumlah cara penyusunan

- 66 -

Anda mungkin juga menyukai