KONVOLUSI
Impulse response h(t) dari suatu sistem kontinyu causal, linier time invariant
(LTI) adalah respon output apabila input x(t) adalah unit impulse δ(t) , dengan tanpa
adanya enerji awal pada system pada t = 0 – (sesaat sebelum diberikan input (t)).
Karena sistem causal dan δ(t) = 0 untuk semua t<0, maka impulse response h (t) = 0
untuk semua t<0. Suatu contoh implementasi impulse respons dilukiskan pada
Gambar 3.1. ; yaitu memberikan sinyal impulse (t) kepada suatu sistem dan
melakukan pengukuran bentuk outputnya. Maka secara matematis output h(t) adalah
merupakan impulse respon atau fungsi transfer dari sistem itu sendiri.
Contoh 3.1.
dengan kondisi awal y(0-) = 0 dan input x(t) diberikan untuk t ≥ 0 , maka solusi dari
pers. diatas adalah :
1
jadi impulse response h(t) dari rangkain RC diatas adalah ;
Pada sistem kontinyu - causal linier time-invariant (causal LTI) dengan input x(t) ,
output y(t) dan impulse response h(t) , maka apabila x(t) = δ(t -) maka responnya
adalah h(t - ).
Karena sistem yang time-invariant, maka dengan menggunakan sifat pergeseran dari
sinyal impulse x(t), untuk setiap pergeseran input sebesar detik kekanan akan
menghasilkan pergeseran output h(t) sebesar detik juga, sehingga apabila inputnya
x(t) = (t - ) akan menghasilkan output impulse respons h(t -), gambar 3.2.
Selanjutnya dengan sifat pergeseran unit impulse x(t) dapat dinyatakan dengan :
(3.1)
Jika sistem tersebut linier maka respon dari input δ(t-) adalah h(t-), sehingga
respon dari y (t) terhadap input x() δ(t-) adalah :
karena x(t) adalah integral dari x() (t-) sebagai fungsi dari (pers. 3.1), dengan
sifat penjumlahan (additive property) maka respon/output y(t) terhadap input x(t)
adalah integral dari y(t) sebagai fungsi dari .
maka : (3.3)
pers. diatas adalah merupakan konvolusi dari input x(t) dan impulse response h(t),
yang bentuk notasi matematisnya adalah :
2
Jadi dapat disimpulkan bahwa relasi input/output dari sistem LTI – kontinyu adalah
suatu bentuk operasi konvolusi dari input x(t) dan impulse response h(t).
Konsekuensi dari relasi ini adalah bahwa sistem ditentukan oleh h(t) , jika h(t)
diketahui maka respon terhadap setiap input dapat dihitung.
(3.5)
Integral pada ruas kanan pers. (3.5) disebut dengan integral konvolusi.
Untuk menggambarkan proses konvolusi seringkali lebih mudah dilakukan dengan
metoda grafis.
Tahapan untuk penggambaran secara grafis adalah sebagai berikut :
Contoh 3.2.
x(t) = v (t) =
3
Gambar 3.4. Proses Konvolusi Sinyal x(t) dan v(t)
Contoh 3.3.
4
Gambar 3.5. Sinyal x() dan v(-)
Step 2. Untuk t € [ 0 , 1] , plot dari x(), v(t - ) dan perkalian x() v(t- )
diberikan pada gambar 3.6 .
5
Integrasikan hasil perkalian x() v(t-) pada gambar 3.7 c, untuk 1 t 2
Step 4. Untuk t € [2,3] , perkalian x() v(t-) di plot pada gambar 3.8 c.
= (-1) [ 2 – (t-1)] = t – 3.
Step 5. Untuk t 3, perkalian x() v(t-) = 0, karena tidak ada overlap antara
x() dan v(t-) , sehingga x() * v() = 0 untuk semua t 3.
Skets konvolusi x(t) dan v(t) digambarkan pada gambar 3.9. Secara analitis
konvolusi x(t) dan v(t) diformulasikan :
x(t) * v(t) = t[u(t) – u(t-1)] + (-2t + 3)[u(t-1) – u(t-2)] + (t-3) [u(t-2) – u(t-3)].
= t u(t) + ( - 3t + 3) u(t-1) + ( 3t – 6) u(t-2) – (t-3) u(t-3).
6
Contoh 3.4
Hitung konvolusi h(t) = e – t dan x(t) = u(t)
Sifat-sifat Konvolusi :
a. Assosiatif : untuk setiap sinyal yang dapat dikonvolusikan , yaitu x(t), v(t)
dan w(t), berlaku :
b. Komutatif : x(t) * v(t) = v(t) * x(t) , atau dengan definisi pers. (3.5),
maka :
(3.7)
(3.10)
(3.11)
7
f. Sifat integrasi : Jika
(3.12)
i. Konvolusi dengan unit impulse yang digeser : x(t) * δ(t-c) = x(t-c) (3.14)
Jika suatu sistem yang causal, linier dan time-invariant diberikan input x[n] = δ[n]
dan tidak ada initial enerji padea waktu n=0 ( δ[0] = 1 dan δ[n] = 0 untuk semua
n≠ 0) , memberikan respon output h[n], maka respon h[n] disebut dengan unit-
pulse response.
Contoh 3.3. :
a, b : konstanta
unit-pulse response dari sistem ini dapat dihitung dengan menyelesaikan pers. diatas
dengan kondisi awal y[-1] = 0 dan dengan input x[n] = δ[n]. Berdasarkan pers .
(2.12) , solusi pers. diatas adalah :
tetapi karena δ[n] = 0 untuk semua n≠0 dan δ[0] = 1, maka pers. dapat
δdisederhanakan menjadi :
h[n] =
8
Gambar 3.5. Unit-pulse response.
Dalam sistem yang causal, linier dan time-invariant dengan input x[n] , output y[n]
dan unit-pulse response h[n], maka karena sistem time-invariant maka untuk setiap
bilangan positip integer i , maka respon output yang dihasilkan dari pergeseran
sebanyak i kekanan dari unit-pulse δ[n] harus sama dengan pergeseran sebanyak i dari
h[n], dengan demikian respon dari δ[n- i] harus sama dengan h[n-i].
(3.17)
Bentuk sumasi (penjumlahan) pada bagian kanan pers. diatas disebut dengan
“convolution – sum”. Jika x[n] dan v[n] sama dengan nol untuk semua n<0 , maka
pers. diatas dapat ditulis sebagai berikut :
(3.18)
Contoh 3.4.
Misalkan x[n] dan v[n] adalah pulsa segi-empat p[n] yang didefinisikan dengan :
9
Gambar 3.6. Folded pulsa v[i]
v[-i] adalah pulsa p[i] yang di-folded terhadap sumbu tegak. Sehingga setiap
bilangan positip n , v[n-i] adalah sama dengan v[-i] yang digeser kekanan sebanyak
n –langkah. Ploting x[i] dan v[n-i] sebagai fungsi dari i untuk n≤ 9 serta ploting
perkalian x[i] v[n-i] digambarkan pada Gambar 3.7.
Perkalian x[i] dan v[n-i] dilakukan titik demi titik. Perkalian pulsa dengan amplituda
satu (1) berjalan dari i =0 sampai i = n, sehingga penjumlahan nilai x[i] v[n-i] adalah
sama dengan (n +1) (1) – n + 1 , sehingga :
10
Gambar 3.8. Hasil konvolusi x[n]*v[n]
Dalam hal ini perkalian pulsa dengan amplituda 1 berjalan dari i = n – 9 sampai
dengan i = 9. Jadi penjumlahan x[i] v[n-i] adalah sama dengan [ 9 – ( n – 9 ) + 1](1)
= 19 – n, sehingga :
x[n] * v[n] = 19 – n , untuk 10 ≤ n ≤ 18.
Akhirnya untuk n > 18 , x[i] dan v[n-i] tidak terjadi overlap, sehingga hasilnya nol.
Ploting sinyal konvolusi x[n] * v[n] adalah merupakan bentuk pulsa segitiga dengan
durasi dua kali dari sinyal pulsa segiempat seperti digambarkan pada Gambar 3.8.
SOAL :
11
3. x(t) = v(t) =
12